Anda di halaman 1dari 49

PERANCANGAN SISTEM MONITORING

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS


INTERNET OF THINGS

DESIGN OF SOLAR ELECTRIC POWER MONITORING SYSTEM BASED ON


INTERNET OF THINGS

Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan


pendidikan Diploma III Program Studi Teknik Elektro
Di Jurusan Teknik Elektro

Oleh :
PUTRA HARYADI
308 2018 139

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
2021
PERANCANGAN SISTEM MONITORING
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS
INTERNET OF THINGS

Oleh :
PUTRA HARYADI
308 2018 139

Dinyatakan Bahwa Proyek Akhir Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh Dosen
Pembimbing dan Siap Untuk Disidangkan Dihadapkan Tim Penguji Program
Studi Teknik Elektro

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ivan Suwanda, S.T., MT M. Jimi Rizaldi, S.ST., MT


NIK. 16118 0306 201 NIP. 19861031 202121 1 001

ii
PERANCANGAN SISTEM MONITORING
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS
INTERNET OF THINGS

Oleh :
PUTRA HARYADI
308 2018 139

Proyek Akhir ini telah disidangkan dihadapan Tim Penguji


Program Studi Teknik Elektro pada tanggal ..........
Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu dan Disahkan Sesuai Dengan Ketentuan.

Tim Penguji :
1. Ketua / Pembimbing Utama
Ivan Suwanda, S.T., MT
NIK. 16118 0306 201 .................................
2. Anggota / Pembimbing Pendamping
M. Jimi Rizaldi, S.ST., MT
NIP. 19861031 202121 1 001 .................................
3. Anggota / Penguji Utama
Erick Radwitya, S.ST., MT
NIP. 19851008 202121 1 005 .................................
4. Anggota / Penguji Pendamping
Akhdiyatul, S.ST., MT
NIP. 19840504 201903 1 007 .................................

Mengetahui, Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Elektro Direktur Politeknik Negeri Ketapang

Erick Radwitya, S.ST., M.T Endang Kusmana, SE, MM, Ak, CA


NIP. 19851008 202121 1 005 NIP. 19681030 200112 1 002

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

iv
ABSTRAK

Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk merancang bangun perangkat
keras, perangkat lunak, dan unjuk kerja dari sistem monitoring pembangkit listrik
tenaga surya berbasis internet of things. Sistem ini diharapkan dapat memudahkan
proses monitoring pada pembangkit listrik tenaga surya secara rutin dan otomatis.
Metode pembuatan sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya
berbasis internet of thingsi secara keseluruhan melalui 4 tahapan : (1) analisis dan
kebutuhan komponen yang dibutuhkan dalam proses pembuatan; (2) perancangan
sistem monitoring; (3) implementasi sistem yang sudah dirancang; (4) hasil
pengujian serta evaluasi.
Hasil pengujian menunjukan sistem monitoring pembangkit listrik tenaga
surya ini dapat mendeteksi tegangan beban, arus beban, dan pengisian baterai.
Pembacaan sensor dikirim ke aplikasi Blynk menggunakan jaringan internet
dengan bantuan Node MCU (ESP32). Dengan adanya teknologi internet of things
ini monitoring pembangkit listrik tenaga surya dapat dilihat hanya dengan
membuka aplikasi pada smartphone dimana dan kapan saja.

Kata Kunci : monitoring, internet of things, pembangkit listrik tenaga surya

v
ABSTRAC

The purpose of this final project is to design the hardware, software, and
performance of solar electric power monitoring system based on internet of
things. This system is expected to facilitate the process of monitoring the solar
electric power routinely and automatically.
The method of making a solar electric power monitoring system based on
internet of things as a whole through 4 stages: (1) analysis and components
needed in the manufacturing process; (2) monitoring system design; (3)
implementation of the designed system; (4) test results and evaluation.
The test results showed that this solar electric power monitoring system can
detect load voltage, load current, and battery charging. Sensor readings are sent
to the Blynk application using the internet network with the help of Node MCU
(ESP32). With the internet of things technology, monitoring of solar electric
power can be seen just by opening the application on the smartphone anywhere
and anytime.

Keywords : monitoring, internet of things, solar eceltric power

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim, puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan


hidayah-Nya maka Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan
shalawat kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proyek Akhir yang berjudul “Perancangan Sistem Monitoring
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Internet of Things”. Adapun
maksud dan tujuan dari penulisan Proyek Akhir ini adalah untuk memenugi salah
satu syarat dalam menyelesaikan Diploma III (D3) Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Ketapang.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terima kasih
tersebut saya sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua saya yang telah banyak membantu dan menyemangati
dalam menyelesaikan Proyek Akhir ini melalui do’a, motivasi, nasehat,
dan materi;
2. Bapak Endang Kusmana, SE, MM, Ak, CA selaku Direktur Politeknik
Negeri Ketapang;
3. Bapak Erick Radwitya, S.ST., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro;
4. Bapak Ivan Suwanda, ST., M.T selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan masukan dalam pengerjaan Proyek Akhir ini;
5. Bapak M. Jimi Rizaldi, S.ST., M.T selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan arahan dan masukan dalam pengerjaan Proyek Akhir
ini;
6. Bapak Erick Radwitya, S.ST., M.T selaku Dosen Penguji I yang telah
meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan laporan
Proyek Akhir ini;
7. Bapak Akhdiyatul, S.ST., MT selaku Dosen Penguji II yang telah
meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan laporan
Proyek Akhir ini;
8. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Ketapang yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan;

vii
9. Seluruh teman-teman Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Ketapang yang telah membantu dan memberi masukan dalam pengerjaan
Proyek Akhir ini;
Penulis menyadari adanya kemungkinan terjadi kekeliruan serta kekurangan
dalam penyusunan Proyek Akhir ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan laporan Proyek Akhir
ini. Semoga Proyek Akhir ini dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya
bagi pembaca.

Ketapang, 05 Juli 2021

Putra Haryadi
308 2018 139

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRAC .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Maslah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah .................................................................................. 2
1.5 Sistematika Laporan ............................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori .................................................................................... 4
2.2 Mikrokontroler ..................................................................................... 5
2.3 Perangkat Keras (Hardware) ............................................................... 5
2.3.1 Panel Surya ................................................................................ 5
2.3.2 Solar Charger Controller .......................................................... 8
2.3.3 Akumulator ................................................................................ 9
2.3.4 Arduino ATMEGA 2560 ......................................................... 11
2.3.5 Node MCU (ESP32) ................................................................ 12
2.3.6 Sensor Arus ............................................................................. 13
2.3.7 Sensor Tegangan ..................................................................... 13
2.3.8 Kabel NYAF ............................................................................ 14
2.4Perangkat Lunak (Software) ............................................................... 15

ix
2.4.1 Arduino IDE ............................................................................ 15
2.4.2 Blynk ....................................................................................... 16
BAB III METODE DAN PROSES PENYELESAIAN
3.1 Lokasi Monitoring ............................................................................. 19
3.2 Alir Perancangan ............................................................................... 20
3.3 Tahap Analisis dan Identifikasi Kebutuhan ....................................... 21
3.3.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya ............................... 21
3.3.2 Sistem Monitoring ................................................................... 21
3.3.3 Aplikasi.................................................................................... 21
3.3.4 Sistem Charging ...................................................................... 21
3.3.5 Mikrokontroler ........................................................................ 21
3.4 Blok Sistem........................................................................................ 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Alat dan Bahan .................................................................................. 23
4.2 Perancangan Mekanik ........................................................................ 24
4.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) ....................................... 25
4.3.1 Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ...................... 25
4.3.2 Perancangan Sistem Monitoring.............................................. 26
4.4 Perancangan Perangkat Lunak (Software) ......................................... 28
4.4.1 Pembuatan User Interface pada Blynk .................................... 28
4.4.2 Perencanaan Program Arduino ................................................ 30
4.5 Spesifikasi Komponen ....................................................................... 32
4.5.1 Spesifikasi Panel Surya Monocrystalline ................................ 32
4.5.2 Spesifikasi Solar Charger Controller ..................................... 32
4.5.3 Spesifikasi Akumulator ........................................................... 32
4.5.4 Spesifikasi Mikrokontroler ...................................................... 33
4.5.5 Pin Out Node MCU (ESP32) .................................................. 33
4.6 Rincian Anggaran Biaya .................................................................... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 35
5.2 Saran .................................................................................................. 35

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Alat......................................................................................... 21


Tabel 4.2 Daftar Bahan ..................................................................................... 21
Tabel 4.3 Pin Rangkaian Output ....................................................................... 24
Tabel 4.4 Spesifikasi Panel Surya Monocrystalline.......................................... 30
Tabel 4.5 Spesifikasi Solar Charger Controller ............................................... 30
Tabel 4.6 Spesifikasi Akumulator ..................................................................... 30
Tabel 4.7 Spesifikasi Mikorokontroler ............................................................. 31
Tabel 4.8 Rincian Anggaran Biaya ................................................................... 32

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Kerja Panel Surya ................................................................ 7


Gambar 2.2 Panel Surya Monocrystalline .......................................................... 8
Gambar 2.3 Solar Charger Control .................................................................... 9
Gambar 2.4 Akumulator Sekunder ................................................................... 10
Gambar 2.5 Bagian-bagian dari Akumulator .................................................... 11
Gambar 2.6 Tampilan Arduino ATMEGA 2560 .............................................. 11
Gambar 2.7 Tampilan Node MCU (ESP32) ..................................................... 12
Gambar 2.8 Sensor Arus ACS712 .................................................................... 13
Gambar 2.9 Sensor Tegangan ........................................................................... 14
Gambar 2.10 Kabel NYAF ............................................................................... 14
Gambar 2.11 Tampilan Layar Arduino IDE ..................................................... 15
Gambar 2.12 Aplikasi Blynk............................................................................. 16
Gambar 3.1 Lokasi Monitoring ......................................................................... 17
Gambar 3.2 Alir Perancangan ........................................................................... 18
Gambar 3.3 Blok Diagarm Sistem Monitoring ................................................. 20
Gambar 4.1 Penempatan Alat Monitoring Tampak Samping ........................... 22
Gambar 4.2 Penempatan Alat Monitoring Tampak Dalam .............................. 22
Gambar 4.3 Sistem Panel Surya ........................................................................ 23
Gambar 4.4 Blok Diagram Perancangan Sistem Monitoring ........................... 24
Gambar 4.5 Rangkaian Sensor ACS712 ........................................................... 25
Gambar 4.6 Rangkaian Sensor Tegangan DC................................................... 26
Gambar 4.7 Tampilan Registrasi Blynk ............................................................ 27
Gambar 4.8 Widget Blynk ................................................................................. 27
Gambar 4.9 Pengaturan Button ......................................................................... 28
Gambar 4.10 Diagram Alir Program ................................................................. 29
Gambar 4.11 Tampilan Software Arduino IDE ................................................ 29
Gambar 4.12 Pin Out Node MCU (ESP32) ...................................................... 31

xii
DAFTAR SINGKATAN

AC Alternating Current
AH Ampere Hour
DC Direct Current
DG Distributed Generation
GPIO General Purpose Input Output
IoT Internet of Things
PA Proyek Akhir
PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya
pwm Pulse Width Modulation
SCC Solar Charger Control
UART Universal Asynchronous Receiver Transmitter
USB Universal Serial Bus

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Daftar Riwayat Hidup

xiv
Teknik Elektro 2021

BAB I
PENDAUHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang megubah
energi surya menjadi energi listrik. PLTS sangat bergantung pada kondisi alam
yaitu kondisi sinar matahari. Cara mengetahui kinerja dari PLTS yaitu dengan
memonitor arus, tegangan, dan intensitas cahaya pada pembangkit, agar terlihat
kinerja dari pembangkit listrik tersebut. Pada PLTS monitoring yang dilakukan
secara rutin masih menggunakan cara manual, yaitu dengan melakukan
pengukuran menggunakan alat ukur dan pencatatan secara langsung sehingga
yang didapat juga terbatas. Maka akan lebih efisien monitoring dilakukan secara
rutin dan otomatis.
Teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin berkembang, Salah
satunya Internet of Things (IoT). Internet of Things (IoT) merupakan teknologi
yang memanfaat konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus
seperti berbagi data dan kontrol sistem. Dari sini muncul ide pengembangan
sistem monitoring menggunakan konsep IoT sehingga monitoring pada PLTS
dapat dipantau melalui smartphone, maka arus tegangan dan intensitas cahaya
dapat dengan mudah dipantau.
Monitoring sistem parameter pada pembangkit listrik tenaga surya berbasis
internet of things dilakukan dengan bantuan aplikasi yang tersedia di platform
pengunduh aplikasi yang bisa didapatkan secara gratis, tentunya lebih efisien
disbanding menggunakan website. Dengan adanya sistem monitoring pembangkit
listrik tenaga surya berbasis internet of things diharapkan lebih mudah memantau
pengisian battery yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga surya dalam
intensitas cahaya tertentu.
Akhirnya dari penjelasan latar belakang diatas muncul ide dan inovasi untuk
mengembangkan sebuah “PERANCANGAN SISTEM MONITORING
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA BERBASIS INTERNET OF
THINGS”.

1
Teknik Elektro 2021 2

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalahnya sebagai berikut :
A. Bagaimana perancangan perangkat keras untuk sistem monitoring
pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things (IoT)?
B. Bahan dan alat yang digunakan dalam proses monitoring pembangkit
listrik tenaga surya berbasis internet of things (IoT)?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penilitian ini adalah :
A. Mengetahui hasil dari unjuk kerja sistem monitoring pembangkit listrik
tenaga surya berbasis internet of things (IoT).

1.4 Batasan Masalah


Agar ruang lingkup permasalah dapat lebih jelas, maka perlu adanya
pembatasan masalah. Sehingga dapat memudahkan dalam pembahasan ini
diantaranya :
A. Solar panel yang digunakan dalam sistem monitoring parameter
pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things (IoT) hanya satu
jenis yaitu monocrystalline.
B. Pemantuan dalam sistem monitoring parameter pembangkit listrik tenaga
surya berbasis internet of things (IoT) menggunakan aplikasi Blynk.

1.5 Sistematika Pelaporan


Sistematika penulisan Proyek Akhir (PA) sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang dilakukan sistem monitoring pembangkit
listrik tenaga surya berbasis internet of things (IoT), rumusan masalah, tujuan
dari monitoring, dan batasan masalah saat dilakukan monitoring.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 3

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini menjelasan dasar teori dari pembangkit listrik tenaga surya,
mikrokontroler, dan komponen-komponen yang digunakan dalam sistem
monitoring pemangkit tenaga surya berbasis internet of things (IoT).

BAB III METODE DAN HASIL PENYELESAIAN


Bab ini menjelaskan lokasi yang akan dilakukan monitoring, dengan
membuat alir perancangan untuk menentukan langkah-langkah yang akan
dikerjakan, kemudian dilanjut dengan tahap dan identifikasi kebutuhan
monitoring dengan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan hasil realisasi dari sistem monitoring pembangkit listrik
tenaga surya berbasis internet of things menyesuaikan dengan perencanaan
yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan pengujian pemograman pada
arduino atau coding pada mikrokontroller dan pemograman pada aplikasi
Blynk disertai pengujian keseluruhan untuk menguji unjuk kerja pada setiap
unit mikrokontroller dan sistem pada aplikasi yang telah dirancang. Setelah
itu diakhiri dengan pembahasan hasil dari monitoring pada aplikasi per jam
selama delapan jam dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini membahas gambaran akhir dari hasil monitoring pembangkit listrik
tenaga surya berbasis internet of things dalam menyelesaikan prototipe dan
mengetahui hasil dari sistem monitoring.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


Pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS merupakan sumber energi
alternatif yang memanfaatkan sinar matahari. Sinar matahari memiliki peranan
penting pada proses yang terjadi di alam. Potensi energi yang dihasilkan oleh sinar
matahari sangatlah banyak salah satunya PLTS yang merupakan bentuk
pemanfaatan dari sinar matahari. Pembuatan pembangkit listrik tenaga surya ini
menggunakan sistem photovoltaic.
Photovoltaic adalah sebuah sel yang dapat menghasilkan listrik dengan cara
mengubah cahaya menjadi listrik. Dengan kata lain, arti photovoltaic yaitu
konversi cahaya matahri secara langsung untuk diubah menjadi listrik. Sel-sel
silikon itu dipasang dengan posisi sejajar dalam sebuah panel yang terbuat dari
aluminium atau baja anti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian
pada tiap sambungan sel itu diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena
matahari maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik.
Pada sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of
things (IoT) perangkat yang digunakan tidak hanya panel surya saja namun ada
perangkat pendukung lainnya. Perangkat pelengkap pembangkit pembangkit
listrik tenaga surya yaitu solar charger control (SCC), NODE MCU, Arduino
ATMEGA, indikator baterai, sensor arus, sensor tegangan, dan panel surya
monocrystalline. Panel monocrystalline adalah salah satu Distributed Generation
(DG) yang bersumberkan energi terbarukan dengan memanfaatkan teknologi
mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Monocrystalline terbuat dari
bentuk silikon yang sangat murni, bahan paling efisien untuk konversi sinar
matahari menjadi energi. Monocrystalline merupakan solar panel silikon hemat
ruang dan sel yang bertahan lama dari semua panel surya berbasis silikon.

4
Teknik Elektro 2021 5

2.2 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah
chip. Di dalamnya terdapat inti sebuah prosesor, memori, dan perlengkapan
masukan (input) dan keluaran (output). Dengan kata lain mikrokontroler adalah
sebuah alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta
kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara bantuan
aplikasi Arduino IDE. Arduino memiliki beberapa jenis seperti MEGA, UNO,
NANO, FIO, LILYPAD, BT dan lainnya.
Mikrokontroler dapat langsung bekerja apabila diberikan tegangan, namun
untuk dapat bekerja secara optimal mikrokontroler membutuhkan beberapa
rangkaian minimal. Mikrokontroler yang baru masih kosong memorinya, oleh
karena itu perlu diisi program agar dapat digunakan. Pada Arduino terdapat
program khusus untuk komunikasi data sekaligus untuk menerjemah bahasa
pemograman Arduino, program ini disebut bootloader. Bootloader berfungsi
untuk menjembatani program Arduino yang dibuat dengan hardware ATMEGA
seperti operating system pada computer yang menjembatani hardware dan
software. Karena itu mikrokontroler dapat berfungsi sebagai Arduino harus
dimasukkan bootloader yang sesuai. Bootloader dapat dimasukkan ke
mikrokontroler dengan menggunakan aplikasi Arduino IDE.

2.3 Perangkat Keras (Hardware)


2.3.1 Panel Surya
Panel surya adalah teknologi berdasarkan semikonduktor dalam kondisi
pada yang mengkonversi energi cahaya matahari secara langsung menjadi
energi listrik, tanpa ada bagian yang berputar, tidak menimbulkan kebisingan,
dan tanpa mengeluarkan gas buangan. Panel surya dibuat dari bahan silikon
ditambah sedikit boron. Cahaya dapat dipandang sebagai aliran partikel kecil
energy yang disebut photon. Apabila photon yang berasal dari cahaya dengan
panjang gelombang tertentu yang sesuai mengenai permukaan sel
photovoltaic, photon tersebut memindahkan energinya kepada beberapa
elektron didalam bahan sehingga energi elektron tersebut meningkat. Secara
normal elektron tersebut membantu membuat bahan itu menyatu dengan
membentuk ikatan valensi menyambung atom-atom dan tidak dapat bergerak.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 6

Akan tetapi, didalam status tereksitasi (excited state), elektron itu menjadi
bebas untuk menjalankan arus listrik dengan bergerak didalam bahan. Oleh
karena itu, pada permukaan bawah ada muatan listrik statik positif, sedangkan
pada permukaan atas yang menghadap ke matahati, bermuatan listrik statik
negatif, apabila panel surya tersebut terkena cahaya matahari. Dengan satu
sisi menjadi negatif (n), dan sisi yang lain menjadi positif (p), dan bila tiap
sisi dihubungkan melalu sambungan diluar terbentuklah suatu rangkaian
listrik (electrical circuit) dan sel tersebut menghasilkan (membangkitkan)
listrik. Panel surya terdiri dari bagian-bagian yang memiliki fungsi masing-
masing hingga dapat menghasilkan energi listrik, berikut penjelasannya :
A. Substrat (Metal Backing)
Substrat merupakan bagian yang memiliki fungsi sebagai penopang
seluruh bagian komponen yang ada pada sel surya. Substrat memiliki
tingkat konduktifitas yang baik karena juga berfungsi sebagai terminal
positif sel surya, bahan yang biasa digunakan material metal atau loga
seperti aluminium atau molydenum.
B. Material Semikonduktor
Material atau bagian inti pada sel surya adalah semikonduktor,
biasanya memiliki tebal beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
silikon atau generasi pertama dan 1-3 mikrometer untuk sel surya
dengan lapisan tipis. Semikonduktor berfungsi menyerap cahaya dari
sinar matahari.
C. Kontak Metal (Contac Grid)
Kontak metal merupakan lapisan material semikonduktor yang
berfungsi sebagai kontak negatif pada sel surya.
D. Lapisan Anti Reflektif
Dalam sistem panel surya refleksi cahaya harus diminimalisir untuk
mengoptimalkan cahaya matahari terserap oleh semikonduktor, maka
sel surya dilapisi oleh lapisan anti reflektif. Lapisan ini merupakan
lapisan tipis dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor
dan udara yang dapat membelokkan cahaya kearah semikonduktor
sehingga sehingga meminimalkan cahaya yang dipantulkan kembali.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 7

E. Enkapulasi (Cover Glass)


Enkapulasi merupakan bagian dari material yang tidak bisa
dipisahkan oleh bagian sel surya karena memiliki fungsi melindungi sel
surya dari hujan dan kotoran, sehingga sel surya dapat tahan dengan
kondisi cuaca yang berubah-ubah.

Sumber : teknologisurya.wordpress.com
Gambar 2.1 Sistem Kerja Panel Surya

Secara umum saat ini terdapat empat jenis panel surya yaitu :
polycrystalline, monocrystalline, semikristal, dan amorf. Dalam sistem
monitoring pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things
ini menggunakan panel jenis monocrystalline.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 8

Sumber : Dokumentasi Proyek Akhir, 2021


Gambar 2.2 Panel Surya Monocrystalline
Panel surya jenis monocyrstalline merupakan panel memiliki
efisiensi paling tinggi diantara panel surya jenis polycrystalline. Panel
jenis monocrystalline menghasilkan daya listrik persatuan luas yang
akurat, pada umunya proses pertumbuhan kristal yang disebut
Czochraakski Process, kristal dengan kualitas tinggi. Selain itu panel
surya monocrystalline merupakan jenis yang tahan terhadap konisi alam
yang ekstrim, namun apabila pencahayaan kurang efisiennya menurun
drastic. Efisiensi yang dihasilkan panel surya jenis monocrystalline
dapat mencapai 15%.

2.3.2 Solar Charger Control (SCC)


Solar charger control merupakan salah satu perangkat penting dalam
rangkaian sistem pembangkit listrik tenaga surya. Solar charger control
digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diteruskan
dari baterai ke beban. SCC juga mengatur kelebihan yang dihasilakn panel
surya. Manfaat lain alat ini untuk menghindari full discharge dan overloading
serta memantau suhu baterai. Kelebihan tegangan dan pengisisan dapat
mengurangi umur baterai.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 9

Sumber : Dokumentasi Proyek Akhir 2021


Gambar 2.3 Solar Charger Controller

Ringkasan cara kerja SCC adalah ssat jumlah listrik di baterai dalam
kondisi penyimpanan sedang atau lebih lampu indicator pada SCC menyala
orange beban dapat digunakan, saat beban bekerja dimulai baterai
penyimpanan bekerja sampai listrik mencapai rendah dahulu lampu merah
menyala. Ketika listrik berkurang sampai akhir tegangan discharge lampu
merah akan berkedip memutus output dengan segera secara paksa berguna
untuk melindungi baterai.

2.3.3 Akumulator
Akumulator atau aki biasa disebut juga baterai merupakan komponen
yang memiliki fungsi untuk menyimpan energy listrik. Akumulator diberikan
tenaga listrik berasal dari dinamo arus searah. Di dalam akumulator tenaga
(energi listrik) ini mengerjakan proses-proses kimia, sehingga dapat dikatakan
bahwa tenaga listrik dari luar diubah menjadi tenaga kimia di dalam
akumulator dan kemudian tersimpan di dalamnya.
Baterai pada sistem photovoltaic mempunyai peranan sangat penting
dan tidak dapat digantikan oleh sistem yang lain. Baterai tempat menyimpan
energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya agar dapat disalurkan lagi ke
beban listrik pemakaian. Secara relatif baterai adalah piranti yang mahal
Dalam sistem photovoltaic. Umur baterai tergantung pada cara diperlakukan,
dan temperature baterai. Selanjutnya battery sangat peka terhadap pengisian
berlebih (overcharging) dan pengosongan berlebih (too deep discharging).

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 10

Pembangkit listrik tenaga surya aktif beroperasi pada siang hari,


sehingga pada saat malam hari sel surya tidak dapat menghasilkan listrik.
Dengan adanya akumulator inilah yang dihasilkan oleh sel surya dapat
disimpan. Akumulator yang digunakan pada sistem pembangkit listrik tenaga
surya mmpunyai fungsi ganda yaitu sebagai penyimpan energi dan sebagai
catu daya beban. Akumulator diklasifikan menjadi dua jenis yaitu primer dan
sekunder, pada sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya berbasis
internet of things ini menggunakan akumulator jenis sekunder.
Akumulator sekunder adalah akumulator yang dapat di isi berulang kali.
Akumulator jenis ini biasa kita jumpai, satuan dalam akumulator perlu
diperhatikan yaitu AH (Ampere Hour) jumlah arus yang bisa dikeluarkan
dalam satuan jam. Akumulator yang digunakan dalam sisitem monitoring
pamebangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things berkapasitas 50
AH dengan tegangan 12 V.

Sumber : Dokumentasi Proyek Akhir, 2021


Gambar 2.4 Akumulator Sekunder
Akumulator secara umum tersusun dari beberapa bagian yang memiliki
fungsi masing-masing, berikut bagian-bagian dari akumulator :
A. Kotak (container) memiliki fungsi sebagai pelindung, kotak
merupakan bagian terluar dari akumulator.
B. Sel-unit dasar mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
C. Pelat elektroda, tempat terjadinya reaksi dan penyimpanan muatan
listrik.
D. Kutub (pol) media penyalur muatan listrik dari baterai ke bagian
luar.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 11

E. Elektrolit terdiri atas campuran kimia asam dengan air yang


membuat muatan listrik bergerak.
F. Grid (kisi-kisi) merupakan tempat menempelnya komponen aktif
dan berfungsi sebagai penyalur muatan.
G. Separator sebagai pemisah elektroda positif dan elektroda negatif.
H. Konstruksi pelat (jumlah, ketebalan, dan tipe) akan mempengaruhi
kinerja baterai.

Sumber : kitapunya.net/akumulator
Gambar 2.5 Bagian-bagian dari Akumulator

2.3.4 Arduino ATMEGA 2560


Arduino adalah papan elektronik berbasis mikrokontroler ATMEGA
yang memenuhi sistem minimum mikrokontroler agar dapat bekerja secara
mandiri. Penghubung program Arduino menggunakan kabel port USB,
Arduino membutuhkan perangkat tambahan untuk bisa koneksi dengan dunia
luar yang biasa dikenal dengan shield. Pada sistem monitoring ini shield yang
digunakan Node MCU ESP32.

Sumber : Dokumentasi Proyek Akhir, 2021


Gambar 2.6 Tampilan Arduino ATMEGA 2560

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 12

Aruidno ATMEGA 2560 adalah salah satu mikrokontroler dengn


spengendali mikro single-board yang bersifat open-source (terbuka) sama
seperti Arduino jeni lainnya. Arduino jenis ini memiliki 54 pin digital
masukan atau keluaran, dimana 15 pin dapat digunakan sebagai keluaran
pwm, 16 pin sebagai masukan analog, dan 4 pin sebagai UART (port serial
perangkat keras). 16 MHz kristal isolator, koneksi USB slot catu daya, header
ICSP, dn tombol reset.untuk suplai daya Arduino Mega dapat menggunakan
kabel USB dan terhubung dengan komputer atau bisa melalui kaberl daya
dengan adaptor AC-DC maupun baterai yang dihubungkan dengan jack
power pada Arduino Mega. Namu harus diperhatikan tegangan yang
disarankan untuk menyuplai Arduino ialah 7V sampai 12V, jika kuran dari
7V maka pada pin 5V tidak akan memberikan nilai murni 5V walaupun
masih bisa digunakan, begitu juga sebaliknya jika Arduino disuplai dengan
tegangan diatas 12V dapat membahayakan papan Arduino pasalnya regulator
tegangan yang terdapat pada Arduino akan mengalami pemanasan berlebih
(over heating) dan bisa berdampak fatal bagi Arduino.

2.3.5 Node MCU (ESP32)


Node MCU (ESP32) adalah mikrokontroler yang memiliki modul wifi
dalam chip sehingga mengukung untuk sistem aplikasi berbasis IoT. ESP32
merupakan penerus dari modul ESP8266. Pada ESP32 terdapat inti CPU serta
wifi yang lebih cepat, GPIO yang lebih, dan mendukung blueetooth 4.2
konsumsi daya rendah.

Sumber : Dokumentasi Proyek Akhir, 2021


Gambar 2.7 Tampilan Node MCU (ESP32)

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 13

2.3.6 Sensor Arus


Sensor arus yang digunakan dalam Proyek Akhir ini adalah sensor arus
ACS712 (Allegroo Current Sensor) bentuk fisik dari sensor ini dapat dilihar
pada Gambar 2.10 ACS712 berfungsi untuk mendeteksi besaran arus yang
mengalir lewat blok terminal. Perangkat terdiri dari rangkaian sensor efek-
hall yang linier, low-offset, dan presisi. Saat arus mengalir di jalur tembaga
pada pin 1-4 maka rangkaian sensor efek-hall akan mendektesinya dan
mengubah menjadi tegangan yang proposional. Adapun karakteristik sensor
ACS712 yaitu rendah noise, supplay daya sebesar 5 V, sensitifitas keluaran
66-185 mV/A, sinyal arus ini dapat dibaca melalui analog IO port Arduino.
Untuk membaca nilai tengah (nol Ampere) tegangan sensor diset pada 2,5 V
yaitu setengah kali tegangan sumber daya VCC = 5 V.

Sumber : dx.com/allegroo-current-sensor/
Gambar 2.8 Sensor Arus ACS712

2.3.7 Sensor Tegangan


Sensor tegangan berfungsi sebagai sensor pendeteksi besaran tegangan
pada sistem PLTS. Dalam perancangan Proyek Akhir ini menggunakan
sensor tegangan DC yang dapat langsung terkoneksi dengan board Arduino.
Modul ini pada prinsipnya menggunakan pembagi tegangan resistif untuk
menjalankannya menggunakan tegangan input sebesar 5 V atau 3.3 V pada
pemakainnya untuk pembacaan tegangan maksimal yaitu pada 25 V dimana 5
kali dari VCC, sehingga apabila tegangan VCC yang digunakan adalah 3.3 V
maka maksimal tegangan yang dideteksi adalah 16,5 V.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 14

Sumber : dx.com/dc-voltage-sensor/
Gambar 2.9 Sensor Tegangan DC

2.3.8 Kabel NYAF


Kabel listrik NYAF hanya memiliki satu inti kabel yang terdiri dari
kabel tembaga tunggal berdiameter 1,5 – 2,5 mm dan memiliki isolator
berbahan PVC. Biasa digunakan di dalam instalasi listrik rumah tinggal.
Isolator pembungkus kabel NYA diberi warna merah, kuning, biru, dan
hitam untuk memudahkan pemasangan jalur jaringan instalasi listrik. Karena
pembungkus ini hanya satu lapisan tipis, maka ini mudah rusak karena faktor
cuaca maupun karena digerogoti oleh tikus. Untuk menghindari kerusakan
tersebut sebaiknya jalur jaringan listrik dilindungi dengan pipa PVC.
Tegangan nominalnya sekitar 400 – 690 V.

Sumber : elektronika.co.id/kabel-nyaf/
Gambar 2.10 Kabel NYAF

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 15

2.4 Perangkat Lunak (Software)


2.4.1 Arduino IDE
Arduino IDE digunakan untuk pemograman pada Mikrokontroler.
Arduino IDE (Integated Development Environment) yaitu aplikasi pabrikan
Arduino yang mencakup editor (pembuatan program), complier
(permeriksaan program dari kesalahan), dan uploader (mengirim program ke
perangkat Arduino melalui port USB). Mikrokontroler Arduino bekerja
dengan membaca program yang telah di upload (dimasukkan) pada chip atau
perintah masukan dapat berasal dari luar Arduino namun terhubung dengan
salah satu pinnya sebagai pembaca.

Gambar 2.11 Tampilan Layar Arduino IDE

Arduino IDE menggunakan standar pemograman bahasa C++ (medium


level language) sehingga lebih memudahkan untuk membuat program serta
mudah dipahami. Pada sketch (lembar program) Arduino IDE, kita perlu
mengidentifikasi pin mana saja yang nantinya digunakan baik itu masukan
dan keluarannya. Didalam lembar kerja ini memiliki dua fungsi utama yang
harus dimasukkan yaitu “void setup () {}” untuk menginisial pin serta
fungsinya dan “void loop () {}” yang berisikan program atau perintah yang
harus dilakukan oleh Arduino.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 16

2.4.2 Blynk
Blynk adalah aplikasi smartphone yang tersedia di iOS dan OS Android
untuk mengontrol Arduino, Node MCU, Raspberry Pi dan sejenisnya melalui
internet. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat
hardware menampilkan data sensor, menyimpan data, visualisasi, dan lain-
lain.
Aplikasi Blynk memiliki tiga komponen utama yaitu aplikasi, server,
dan libraries. Blynk server berfungsi untuk menangani semua komunikasi
dantara smartphone dan hardware. Widget yang tersedia pada Blynk
diantaranya Button, Value Display¸History Graph, Twitter, dan Email. Blynk
tidak terikat dengan beberapa jenis mikrokontroler namun harus didukung
hardware yang dipilih. Node MCU dikontrol internet melalu Wifi atau GSM,
Chip ESP32, Blynk akan dibuat online dan siap untuk internet of things.

Gambar 2.12 Aplikasi Blynk

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021

BAB III
METODE DAN PROSES PENYELESAIAN

3.1 Lokasi Monitoring


Lokasi monitoring akan dilaksanakan di rooftop Gedung Kuliah Politeknik
Negeri Ketapang yang beralamat di Jalan Rangge Sentap - Dalong, Kelurahan
Sukaharja, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan
Barat. Letak titik koordinat lokasi dilakukan monitoring yaitu 1°48'57.5"S
109°59'14.1"E.

Sumber : maps.google.co.id/
Gambar 3.1 Lokasi Monitoring

17
Teknik Elektro 2021 18

3.2 Alir Perancangan


Proses perancangan sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya
berbasis internet of things melalui pendekatai penelitian dan pengembangan yang
pada prinsipnya ada empat tahapan utama, yaitu : (1) tahap analisis dan
indentifikasi kebutuhan; (2) tahap perancangan sistem; (3) tahap implementasi dan
pengembangan; (4) tahap pengujian dan evaluasi.

Gambar 3.2 Alir Perancagan

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 19

3.3 Tahap Analisis dan Identifikasi Kebutuhan


Identifikasi kebutuhan adalah tahap pertama dari proses pembuatan alat
setelah muncul gagasan atau ide. Untuk merealisasikan pembuatan sistem
monitoring pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things, maka perlu
perlu diperhatikan kebutuhan sebagai berikut :

3.3.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya


Sistem pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS merupakan
pembangkit yang memanfaatkan sinar matahari sehingga dapat menghasilkan
listrik melalui photovoltaic.

3.3.2 Sistem Monitoring


Pengambilan data sistem pembangkit listrik tenaga surya pada
parameter arus dan tegangan dengan tujuan memantau kondisi pembangkit.

3.3.3 Aplikasi
Sistem yang digunakan dalam pengambilan data monitoring
pembangkit listrik tenaga surya yaitu dengan memanfaatkan teknologi
internet of things menggunakan jaringan internet untuk mengirim data ke
aplikasi data akan tersimpan secara otomatis.

3.3.4 Sistem Charging


Sistem charging ini digunakan sebagai pengontrol tegangan masukan
pada baterai dan mengontrol beban supaya tidak terjadi overcharging maupun
overload.

3.3.5 Mikrokontroler
Dalam proyek akhir ini menggunakan dua mikrokontroler yaitu
Arduino ATMEGA 25600 dan Node MCU (ESP32).

Setelah tahap identifikasi maka selanjutnya analisis kebutuhan berupa rincian


alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan sistem monitoring pembangkit
listrik tenaga surya berbasis internet of things.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021 20

3.4 Blok Sistem


Tahap ini adalah tahap perencanaan desain sistem atau model dari alat yang
akan dibuat. Desain sistem terdiri dari blok diagram. Berikut adalah gambaran
blok diagram dari sistem monitoring.

Gambar 3.3 Blok Diagram Sistem Monitoring

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet of Things
Teknik Elektro 2021

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Alat dan Bahan


Dalam perancangan sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya
berbasis internet of things memerlukan alat dan bahan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Daftar Alat
Nama Alat Spesifkasi Jumlah
Obeng +/- 3 mm 1 Buah
Multimeter Digital 1 Buah
Tang Kombinasi - 1 Buah
Solder 40 W 1 Buah
Tennol - 1 Gulung
Lem Super - 150 ml

Tabel 4.2 Daftar Bahan


Nama Bahan Spesifkasi Jumlah
Panel Surya Monocrystalline 20 Wp 1 Buah
Solar Charger Control 20 A 1 Buah
Arduino ATMEGA 2560 1 Buah
Node MCU ESP32 1 Buah
Akumulator Sekunder 50 AH 1 Buah
Sensor Arus ACS712 5V 1 Buah
Sensor Tegangan DC Max 16,5 V 1 Buah
Capit Buaya Besar 8 cm 2 Buah
Kabel Jumper F-M 20 cm 10 Buah
Kabel Jumper M-M 20 cm 2 Buah
Kabel NYAF 1,5 mm 4 Meter

21
Teknik Elektro 2021 22

4.2 Perancangan Mekanik


Pada tahapan perancangan mekanik membuat kerangka untuk penempatan
alat monitoring pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things.
Terbuat dari bahan besi baja berbentuk persegi panjang dengan ukuran 47cm x
34cm x 40cm. Dari desain tersebut terdapat dua bagian yaitu atas untuk
penempatan panel surya dan bawah untuk penempatan alat-alat monitoring
pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things. Berikut gambar
perancangan mekanik :

Gambar 4.1 Penempatan Alat Monitoring Tampak Samping

Gambar 4.2 Penempatan Alat Monitoring Tampak Dalam

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 23

4.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)


4.3.1 Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Gambar 4.3 Sistem Panel Surya


Sel surya atau photovoltaic ini merupakan komponen utama dalam
PLTS. Pada sistem monitoring PLTS ini menggunakan panel surya 20 Wp
(Watt peak) jenis monocrystalline. Sel Surya mempunyai 20 Wp pada saat
matahari bersinar, peak satu hari diasumsikan 5 jam. Dapat dihitung dalam
satu hari 20 Wp x 5 jam menghasilkan 100 Watt hour perharinya.
Pada sistem panel surya ini harus didukung oleh perangkat lainnya
yaitu solar charger controller dan akumulator. Untuk solar charger
controller menggunakan jenis tegangan 12/24 V dan arus 20 A, sedangkan
akumulator atau aki yang digunakan jenis sekunder atau aki basah dengan
kapasitas 50 AH dengan tegangan 12 V. Daya yang tersedia pada akumulator
tersebut 50 AH x 12 V = 600 WH.
Perangkat keras yang dirancang meliputi perakitan komponen panel
surya di alirkan ke sensor tegangan dan sensor arus, kemudian disambungkan
ke Arduino yang juga tersambung ke Node MCU. + pada sensor dan Ground
pada Arduino terhubung ke solar chargher controller, pada soket tengah SCC
terdapat dua bagian khusus yang disambungkan ke akumulator.

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 24

4.3.2 Perancangan Sistem Monitoring

Gambar 4.4 Blok Diagram Perancangan Sistem Monitoring


Alat ini menggunakan dua sensor yaitu sensor arus, dan sensor
tegangan DC. Pada rangaikan Arduino ATMEGA 2560 nantinya akan
membaca arus dan tegangan yang diolah oleh Node MCU (ESP32) dan
kemudian hasil pembacaaan tersebut akan dikirim ke aplikasi Blynk.

Tabel 4.3 Pin Rangakaian Output


Port Arduino Keterangan
5V VCC Sensor Arus
GND 1 GND Sensor Arus
GND 2 - Sensor Tegangan DC
A0 S Sensor Tegangan DC
A1 OUT Sensor Arus
SCL D2 Node MCU
ICSP VCC VIN Node MCU
ICSP GND GND Node MCU
VIN POWER + SCC

A. Sensor Arus
Sensor Arus yang digunakan adalah menggunakan IC ACS712,
sensor ini dapat mengukur arus AC maupun arus DC
memanfaatkanefek Hall. ACS712 ini memiliki kemampuan mendeteksi
arus sampai 30A di mana tegangan pada pin keluaran akan berubah
secara llinier mulai dari 2,5V (1/2 x XCC, tegangan catu daya VCC =
5V) untuk kondisi tidak ada arus hingga 4,5V pada arus sebesar +20A

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 25

atau 0,5V pada arus sebesar -20A (positif/negatif tergantung polaritas,


nilai di bawah 0,5V atau 4,5V dapat dianggap lebih dari batas.
maksimum). Perubahan tingkatan tegangan bekorelasi linier terhadap
besaran arus sebesar 100mV/Ampere. Untuk mendapatkan nilai arus
maka menggunakan persamaan berikut :

Gambar 4.5 Rangkaian Sensor ACS712

B. Sensor Tegangan DC
Sensor tegangan DC menggunakan prinsip rangkaian pembagi
tegangan. Rangkaian pembagi tegangan berfungsi menurukan tegangan
pada PV sampai batas kemampuan Arduino. Rangkaian pembagi
tegangan ini termasuk rangkaian yang sederhana yaitu dengan
menserikan 2 buah resistor. Sesuai dengan hukum Ohm, maka
pada rangkaian seri, besar arus yang mengalir adalah sama,
tegangan tergantung dari nilai hambatan yang dilaluinya. Untuk
persamaan yangdigunakan dengan rangkaian seperti Gambar 3.6 adalah
sebagai berikut, Vout = (R1/(R1+R2)) x Vin (2)
Dimana :
Vout = Tegangan Keluaran
R1 = Resistor Pertama
R2 = Resistor Kedua
Vin = Tegangan Masukan

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 26

Gambar 4.6 Rangkaian Sensor Tegangan DC


Pada rangakaian ini menggunakan Arduino ATMEGA 2560 dan Node
MCU (ESP32). Pada rangkaian arduino ini nantinya hasil dari sensor arus dan
sensor tegangan diolah oleh Node MCU (ESP32) yang kemudian hasil
pemantauan tersebut dikirim ke aplikasi Blynk secara otomatis. ESP32
terintegrasi dengan chip kombo wifi dan bluetooth 2.4 Ghz mempunyai
rancangan dengan berdaya ultra rendah TSMC 40 nm teknologi, untuk
aplikasi smartphone berdaya rendah ESP32 dirancang pada perangkat
elektronik yang dapat digunakan oleh internet of things, ESP32 ini akan
terhubung dengan Arduino.

4.4 Perancangan Perangkat Lunak (Software)


Tahap perancangan setelah melakukan analisis, identifikasi alat, dan
perancangan perangkat keras selanjutnya perancangan perangkat lunak.
Perancangan perangkat lunak ada dua bagian yaitu pembuatan user interface pada
Blynk dan perencanaan program pada board Arduino.
4.4.1 Pembuatan User Interface pada Blynk
Pertama membukan aplikasi Blynk, kemudian membuat akun untuk
mendapatkan auth token yang dikirim melalui email. Setelah itu project diberi
nama dan hardware yang digunakan, kemudian pilih create seperti pada
Gambar 4.7

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 27

Gambar 4.7 Tampilan Registrasi Blynk


Setelah auth token didapatkan, kemudian menambahkan widget dengan
menekan + dibagian kanan atas untuk mendukung tampilan, seperti button.

Gambar 4.8 Widget Blynk

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 28

Setting button yang terdapat pada pin Node MCU kemudian


menempatkan komponen tersebut sesuai yang dibutuhkan.

Gambar 4.9 Pengaturan Button

4.4.2 Perencaan Program Arduino


Dalam perancangan sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya
menggunakan piranti pengolah data dan kontrol berupa Arduino ATMEGA
2560. Program yang digunakan adalah bahasa C untuk memogram secara
umum. Proses pembuatan program pada Arduino ATMEGA 2560
menggunakan software Arduino IDE yang sudah disediakan oleh Arduino
secara gratis. Langkah awal setting type Arduino dan port COM selanjutnya
tuliskan dengan bernar pilih compile, jika tidak ada kesalahan maka program
sudah bisa di upload. Proses upload akan berjalan beberapa detik, jika kode
program sudah tidak ada kesalahan akan ada notifikasi ‘done uploading’ yang
menandakan program sudah berhasil transfer pada board Arduino

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 29

Gambar 4.10 Diagram Alir Program

Gambar 4.11 Tampilan Software Arduino IDE


Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis
Internet og Things
Teknik Elektro 2021 30

4.5 Spesifikasi Komponen


Berikut spesifikasi komponen yang digunakan dalam perancangan sistem
monitoring pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things.
4.5.1 Spesifikasi Panel Surya Monocrystalline
Tabel 4.4 Spesifikasi Panel Surya monocrystalline
Merk & Type GH Solar GH20P-36
Rated Maximum Power (Pm) 20 W
Tolerance 5%
Voltage at Pmax (Vmp) 18.2 V
Current at Pmax (Imp) 1.09 A
Open-circuit Voltage (Voc) 21.51 V
Short-circuit Current (Isc) 1.08 A
Normal Operating Cell Temp (NOCT) 47+/-2 C
Maximum System Voltage 1000 V DC
Maximum Series Fuse Rating 10 A
Operating Temperature -40to+85 C
Dimention (cm) 46.5 x 35 x 2.5 cm

4.5.2 Spesifikasi Solar Charger Controller


Tabel 4.5 Spesifikasi Solar Charger Control
Merk & Type SOLARWIN LS8020
Bolt Voltage 12 V/24 V Auto Adapt
Charge Current 20 A
Max Solar Input 41 V
Charge Drop < 0.2 V
Charge Reconnect 13.0 V
Discharge Stop 11.2 V

4.5.3 Spesifikasi Akumulator


Tabel 4.6 Spesifikasi Akumulator Sekunder
Merk & Type GS Astra N50
Kapasitas 50 AH
Tegangan 12 V
Jenis Premium

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 31

4.5.4 Spesifikasi Mikrokonroler


Tabel 4.7 Spesifikasi Mikrokontroler
Type Mikrokontroler ATMEGA 2560
Tegangan 5V
Tegangan Masukan (saran) 7-12V
Tegangan Masukan (batas) 6-20V
Pin Masukan/Keluaran Digital 54
Pin Masukan Analog 16
Arus DC Pin Masuk/Keluaran 40mA
Arus DC Pin 3,3V 50mA
Flash Memory 256KB
SRAM 8KB
EEPROM 4KB
Clock Speed 16MHz

4.5.5 Pin Out Node MCU (ESP32)


Terdapat 30 jumlah pin tegangan dan GPIO, terdiri pin sebagai input
yaitu GPIO 34, GPIO 35, GPIO 36, dan GPIO 39. Pin dengan internal pull up
dapat di setting melalui program yaitu GPIO 14, GPIO 16, GPIO 18, GPIO
19, GPIO 21, GPIO 22, dan GPIO 23. Pin tanpa internal pull up dapat
ditambahkan pull up eksternal sendiri yaitu GPIO 13, GPIO 25, GPIO 26,
GPIO 27, GPIO 32, dan GPIO 33.

Sumber : ardutech.com/esp32-development-kit/
Gambar 4.12 Pin Out Node MCU (ESP32)

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021 32

4.6 Rincian Anggaran Biaya


Dengan hasil perhitungan yang telah didapatkan maka rincian anggaran biaya
dari semua komponen yang digunakan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Rincian Anggaran Biaya
Nama Juml Harga Total
No Pajak 10%
Komponen ah Satuan Harga
Panel Surya 1 Rp. 210.000 Rp. 21.000 Rp. 221.000
1
Monocrystalline buah
Solar Charger 1 Rp. 167.000 Rp. 16.700 Rp. 183.700
2
Controller buah
Arduino 1 Rp. 155.000 Rp. 15.500 Rp. 170.500
3
ATMEGA 2560 buah
Node MCU 1 Rp. 75.000 Rp. 7.500 Rp. 178.000
4
(ESP32) buah
Akumulator 1 Rp. 750.000 Rp. 75.000 Rp. 825.000
5
Sekunder buah
Sensor Arus 1 Rp. 25.000 Rp. 2.500 Rp. 27.500
6
ACS712 buah
Sensor 1 Rp. 5.000 Rp. 500 Rp. 5.500
7
Tegangan DC buah
Capit Buaya 2 Rp. 8.000 Rp. 800 Rp. 17.600
8
Besar buah
20 Rp. 500 Rp. 50 Rp. 11.000
9 Kabel Jumper
buah
4 Rp. 8.000 Rp. 800 Rp. 35.200
10 Kabel NYAF
meter
JUMLAH Rp.1.853.500

Perancangan Sistem Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis


Internet og Things
Teknik Elektro 2021

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan perancangan sistem monitoring pembangkit listrik tenaga
surya berbasis internet of things diatas dapat disimpulkan bahwa :
A. Sistem monitoring pada rancangan menggunakan aplikasi Blynk berbasis
Node MCU (ESP32) dapat dikendalikan saat terdapat sinyal WiFi saja,
jika tidak terdapat sinyal WiFi maka komunikasi dengan Blynk terputus
karena pada rancangan ini hanya bisa menggunakan jaringan internet atau
WiFi saja.
B. Software yang digunakan pada perancangan sistem monitoring pembangkit
listrik tenaga surya berbasis internet of things menggunakan aplikasi
Blynk dan aplikasi Arduino IDE.
C. Pada perancangan mekanik, penempatan alat sistem monitoring berada
pada bawah panel surya bertujuan menghemat ruang dan menghemat
kabel.
D. Panel surya monocrystalline digunakan karena memiliki tingkat efisiensi
yang tinggi dan kemurnian silikon yang tinggi, sehingga panel surya
monocrystalline performanya lebih baik bahkan saat sinar matahari sedikit.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan untuk melengkapi perancangan
sistem monitoring pembangkit listrik tenaga surya berbasis internet of things
diantaranya :
A. Perlu dilakukan pemograman pada Arduino ATMEGA 2560 dan Node
MCU (ESP32) untuk memberikan komunikasi pada aplikasi Blynk.

33
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Rahmad. (2013). Pengertian dan Fungsi Baterai Aki. Diakses pada
tanggal 10 Juli 2021, http:/www.kitapunya.net/2012/12/pengertian-
dan-fungsi-baterai-aki-html.

Winasis, dkk (2016). Desain Sistem Monitoring Sistem Photovoltaic Berbasis


Internet of Things (IoT). Universitas Jenderal Soedirman.

Priatama Tomi Agung, dkk. (2020). Sistem Monitoring Solar Cell


Menggunakan Mikrokontroller Arduino UNO R3 Dan Data Logger
Secara Real Time. Universitas Muhammadiyah Palembang.
Lampiran I
Daftar Riwayat Hidup
Curicculum Vitae

Data Pribadi / Personal details


Nama / Name : Putra Haryadi
Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki
Tanggal Lahir / Date of Birth : Ketapang, 07 Januari 2000
Alamat / Address : Jalan PLN, Gang Kintai, RT 002 / RW 001,
Kelurahan Sampit, Kecamatan Delta Pawan
Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat,
78813
Kewarganegaraan / Nationaly : Warga Negara Indonesia
Agama / Religion : Islam
No Telepon / No Phone : 0896 0902 4185
Email : haryadip710@gmai.com

Riwayat Pendidikan / Educational Background


Tahun Jenjang Sekolah / Instansi
2006 - 2012 SD SD Negeri 05 Ketapang
2012 - 2015 SMP SMP Muhammadiyah 2 Ketapang
2015 - 2018 SMA SMA Negeri 2 Ketapang

Anda mungkin juga menyukai