Oleh :
EDWIN JULIAN
062030310962
Oleh :
EDWIN JULIAN
062030310962
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan
kekuatan, kemudahan dan berbagai macam kenikmatan kepada saya sehingga
terselesaikannya laporan akhir ini. Dengan penuh rasa syukur dan bangga, laporan
akhir ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku. Terima kasih atas limpahan kasih sayang, perhatian,
nasihat, do’a, dan restu serta dukungan materil yang tak pernah berhenti.
2. Saudaraku, Muhammad Fatra, Adinda Anisa Putri, Darun Nafis dan Putra
Muhammad yang telah memberikan dukungan, do’a dan bantuannya.
Tetaplah menjadi saudaraku yang selalu mendukung, memberikan
ketenagan dan memberikan semangat kepadaku dalam setiap perjalananku.
3. Pembimbing 1 dan Pembimbing 2. Sutan Marsus, S.ST., M.T dan Andri
Suyadi S.ST., M.T. yang telah sabar membimbing saya. Saya ingin
mengucapkan terima kasih karena telah membantu dan membimbing saya
mungkin tanpa mereka saya tidak dapat menyelesaikan laporan ini.
4. Manager dan Supervisor PT. PLN (Persero) ULP Muara Sabak yang telah
memberikan saya kesempatan magang dan pengambilan data laporan akhir
saya.
5. Teman – teman sekelas saya yaitu kelas 6LN yang telah membantu dan
mengingatkan penulisan laporan ini.
6. Rekan saya, Rinaldi, Muhammad Vidi, Muhammad Lazuardi, yang telah
membantu saya dalam proses penyusunan laporan ini.
7. Almamater Politeknik Negeri Sriwijaya, Terima kasih atas 3 tahun
kebersamaan dan ilmu yang telah diberikan selama ini.
iii
ABSTRAK
Edwin Julian
062030310962
Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Listrik
Politeknik Negeri Sriwijaya
Gardu distribusi JF 0066 adalah gardu yang mengubah tegangan menengah
ke tegangan rendah, serta menyalurkan energi listrik menuju ke pelanggan di daerah
muara sabak, jambi. Pada gardu ini diharapkan menyuplai beban-beban rumah
tangga tanpa adanya gangguan. Adanya gangguan seperti ketidakseimbangan beban
dalam sistem tenaga listrik dapat menimbulkan masalah seperti rusaknya peralatan
listrik dan timbulnya pemadaman listrik, yang mana dapat menimbulkan kerugian
karena tenaga listrik mengalami losses. Karenanya masalah yang timbul seperti ini
dibutuhkan suatu studi analisis untuk mengetahui besarnya ketidakseimbangan
beban yang akan terjadi sekaligus mereduksi akibat yang di timbulnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan beban sebelum
dilakukan pemerataan beban, dan mengetahui nilai losses pada netral. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa beban tertinggi terjadi
Ketika saat malam hari pada jurusan B sebesar 126,4 A, dengan arus pada netral
sebesar 54,3 A. Dan jurusan D sebesar 28,7 watt dengan arus pada netral 34,5A.
sedangkan untuk nilai losses pada netral sebelum diseimbangkan sebesar 2,737 watt
dengan persentasi losses sebesar 04,02% dan Ketika sudah diseimbangkan sebesar
2,737 watt dengan persentase losses pada netral sebesar 04,02%. Pengaruh akibat
dari ketidakseimbangan beban ialah efisiensi transformator yang menurun yang
mana itu akibat dari panas berlebih pada tranformator, dan arus yang mengalir pada
netral.
Kata Kunci : tranformator,ketidakseimbangan beban, losses.
iv
ABSTRACT
ANALYSIS OF LOAD UNBALANCE OF DISTRIBUTION
TRANSFORMERS AT JF001 SHOP AT PT. PLN (PERSERO) ULP
MUARA SABAK JAMBI
(xiii + 80 Pages + 14 Tables + 44 Pictures + Attachment, Sept, 2020)
Edwin Julian
062030310962
Department of Electrical Engineering
Study Program Technic Electricity
State Polytechnic of Sriwijaya
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini
tepat waktu. Adapun judul dari Laporan Akhir ini adalah “ANALISA
KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PADA
JF0066 DI PT. PLN (PERSERO) ULP MUARA SABAK JAMBI.
Dalam penyusunan dan pembuatan laporan akhir ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak hingga dapat terselesaikannya laporan ini mulai dari pengumpulan
data sampai proses penyusunan laporan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya.
1. Bapak Ir. Iskandar Lutfi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Sriwijaya.
2. Bapak Desta Andika Pratama, S.T., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Bapak Anton Firmansyah, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya.
4. Bapak Sutan Marsus, S.ST., M.T selaku Pembimbing Laporan Akhir di
Politeknik Negeri Sriwijaya.
5. Bapak Teddy Triadi selaku Manager di PT. PLN (Persero) ULP Muara Sabak
sekaligus sebagai mentor 1.
6. Bapak Iwan sulianto selaku Supervisor Teknik PT. PLN (Persero) ULP
Muara Sabak sekaligus mentor 2.
7. Kepada bapak Wididio selaku Supervisor di PT. PLN (Persero) Muara Sabak
selaku pemotivator.
8. Kak Kevin Nigel S. selaku Staff Teknik PT. PLN (Persero) ULP Muara Sabak
sekaligus sebagai pendamping dan pemotivasi.
vi
9. Seluruh anggota yantek di PT. PLN (Persero) ULP Muara Sabak yang
mendampingi kegiatan lapangan
10. Kedua orang tua dan semua anggota keluarga kami yang selalu memberikan
dukungan moril maupun materil.
11. Muhammad Fatra, Dilesa Puja Susanti, Arisna Defayani, Darun Nafis, Putra
Muhammad selaku teman yang membantu pembuatan laporan saya.
12. Muhammad Lazuardi selaku rekan kerja Praktek di ULP Muara Sabak.
13. Muhammad Ridho, Nandito Prabowo, Irza Fahdiar, Adinda Anisyah Putri
selaku teman sekaligus saudara yang memberikan masukan.
14. Adik – adik kelas 4 LN Polsri angkatan 2021
15. Teman – Teman seperjuangan 6 LN Polsri Angkatan 2020
Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini masih belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan Laporan Akhir ini. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan ridho-Nya kepada penulis dan kepada kita semua,
Aamiin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
viii
2.5.1 Beban Resistif ............................................................................................. 9
ix
2.14.2 Daya Reaktif ......................................................................................... 27
2.15 Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus Netral pada Penghantar Netral
Transformator .............................................................................................. 29
x
3.4.5 Fokus Penelitian ........................................................................................ 40
xi
4.3.3 Perhitungan beban Pada Trafo .............................................................. 60
xii
4.6.1 Beban Sebelum Diseimbangkan............................................................. 78
LAMPIRAN ......................................................................................................... 88
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.13 Gardu Portal dan Diagram Satu Garis Gardu Portal ...................... 16
xiv
Gambar 2.24 Transformator Distribusi ................................................................ 31
xv
Gambar 3.21 Data Pengukuran Siang Beban T Jurusan B................................... 47
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
LAMPIRAN
xviii
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
2
1.2 Manfaat
a. Studi literatur
Mengumpulkan teori – teori dasar dan teori pendukung dari berbagai
sumber dan memperoleh materi dari buku – buku referensi yang berada
3
Pada bab ini menjelaskan secara garis besar latar belakang masalah dari penulisan
laporan akhir, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, pembatasan masalah,
metode penulisan yang digunakan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang keadaan umum serta prosedur yang digunakan dalam proses
pengambilan dan pengolahan data.
4
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan tentang cara mengetahui beban tidak seimbang dan
caramenghitung rugi – rugi daya pada transformator distribusi 20 KV di PT. PLN
(persero) Jambi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang mengenai pokok – pokok
penting yang diperoleh dari penulisan laporan akhir.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Syufrijal, Readysal Monantun, Jaringan Distribusi Tenaga Listrik, Kementrian Pendidikan Dasar
Menengah dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014, hlm. 15.
5
6
Sistem Transmisi ini merupakan penyaluran energi listrik dari suatu tempat
ke tempat yang lainnya atau dari pembangkit listrik ke Gardu induk. Sebelum
energi listrik disalurkan, hal pertama yang dilakukan adalah menaikkan tegangan
yang di suplay dari generator menjadi 70 KV, 150 KV dan 500 KV. Karena
tegangan pada generator hanya mengeluarkan tegangan yang berkisar 6,6 KV –
24 KV. Tujuan untuk menaikan suplay tegangan ini bertujuan untuk mengurangi
rugi – rugi daya pada saluran transmisi dan juga untuk mengimbangi jauhnya jarak
saluran transmisi karena semakin panjang kabel maka tegangan akan semakin
susut. Energi listrik ini di transmisikan melalui SUTT (Saluran Utama Tegangan
Tinggi) dan SUTET (Saluran Utama Tegangan Extra Tinggi).
2.2.3 Bagian Distribusi Primer
Distribusi primer ini disalurkan dari gardu induk (GI) di sisi sekunder trafo
daya ke gardu distribusi (sisi primer) atau dari gardu induk langsung ke konsumen
tegangan menengah 20 KV yang dimana tegangan ini diturunkan terlebih dahulu
ke 20 KV melalui transformator step down. Contoh dari konsumen ini adalah
Rumah Sakit, Mall, dan lain-lain.
7
Distribusi sekunder ini di salurkan dari gardu induk (sisi sekunder trafo
distribusi) ke konsumen tegangan rendah. Energi ini disalurkan melalui
penyulang – penyulang yang berupa saluran udara tegangan rendah (SUTR) atau
Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR). Penyulang ini biasanya terletak pada
dekat gardu induk yang dimana dari penyulang ini akan masuk ke jurusan listrik
setempat atau akan masuk ke kubikel. Fungsi gardu distribusi ini untuk
menurunkan tegangan daridistribusi primer menuju ke distribusi sekunder dengan
tegangan 220/380 Volt.
2
Jumadi, Analisis Pengaruh Jenis Beban Listrik Terhadap Kinerja Pemutus Daya Listrik di Gedung
Cyber Jakarta, dalam Jurnal Energi dan Kelistrikan, Vol. 7, No. 2, Juni – Desember, 108.
10
3
https://iaeeta.org/2017/09/29/tipe-tipe-jaringan-distribusi-listrik/, (diakses 15 juni 2022)
13
Kekurangan:
a. Kuliatan listrik yang kurang baik.
b. Jika mengalami gangguan pada satu titik maka semua titik yang lain akan
padam.
4
Wahyudi Sarimun, Buku Saku Pelayanan Teknik, Depok : Garamond, 2014, hal. 34
16
Gardu Beton adalah gardu distribusi yang terbuat dari tembok dengan atap
yang cor dari semen, gardu ini memiliki komponen berupa trafo dan alat
proteksi/pengaman pada gardu tersebut. Gardu beton ini memiliki PIEL BANJIR
yang berfungsi untuk mengetahui batas ketinggian air disekitar lingkungan gardu
distribusi.
Gambar 2.13 Gardu Portal dan diagram satu garis gardu portal
17
Pada gardu distribusi tipe cantol, trafo tenaga yang terpasang adalah trafo
tenaga dengan daya <100 kVA (3 fasa atau 1 fasa). Trafo tenaga terpasang adalah
jenis CSP (completely self protected transformer) yaitu peralatan switching dan
proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki trafo tenaga. Perlengkapan
perlindungan trafo tenaga tambahan LA (lightining arrester) dipasang terpisah
dengan penghantar pentanahannya yang dihubung langsung dengan beban
transformator. Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB TR) dengan
maksimal 2 jurusan dengan saklar pemisah pada sisi masuk dan sisi pengaman
lebur(type NH) sebagai pengaman jurusan.
Mobil deteksi adalah mobil yang berisi peralatan deteksi untuk mencari titik
gangguan di saluran kabel bawah tanah yang mempergunakan tegangan DC 50kV.
Pekerjaan deteksi adalah pekerjaan yang mengusut titik gangguan di saluran
kabeltegangan menengah, dimana tegangan impuls diperoleh dari mobil deteksi
dengantegangan DC 50 kV yang ditempatkan di gardu Induk atau gardu tengah
(sistem spidle), untuk mengubah titik gangguan ada petugas yang memonitor di
jaringandengan alat penangkap impuls.
18
adalah unit peralatan listrik yang dipasang pada gardu distribusi, yang bersifat
sebagai pembagi, pemutus, penghubung dan proteksi sistem instalasi listrik
tegangan menengah 20 kV. Kubikel 20 kV dipasang dalam ruangan gardu
distribusi listrik atau GH.
2.8 Transformator
kwh yang tidak tejual. Pemeliharaan rating trafo distribusi harus disesuaikan
dengan kebutuhan yang ada agar nilai jatuh tegangan yang jika penempatannya
kurang baik berpengaruh pada konsumen.
Ketidakseimbangan adalah suatu keadaan yang terjadi apabila salah satu atau
semua fasa pada transformator mengalami perbedaan. Perbedaan ini bisa dilihat
dari besarnya vektor arus/tegangan dan sudut dari masing-masing fasa tersebut.
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah suatu keadaan di mana:
a. Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.
b. Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain.
5
Julius Sentosa Setiadji dkk., Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan
Losses Pada Trafo Distribusi, dalam Jurnal Teknik Elektro, Vol. 6, No. 1, Maret 2006: 68-73
22
Pada gambar diatas di sebelah kiri menunjukkan diagram vektor arus dalam
keadaan seimbang. Disini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR,
IS, IT) adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (IN). Gambar
2.13 sebelah kanan menunjukkan vektor diagram arus yang tidak seimbang.
Disini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) tidak sama
dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral (IN) yang besarnya
bergantung dari beberapa besar faktor ketidakseimbangannya.
Misalnya daya sebesar P disalurkan melalui suatu saluran dengan
penghantar netral. Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan
seimbang, maka besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut :
P = 3 . Vp . Ip . cos ϕ
Dimana :
P = daya transformator 3
fasa (W)Vp = tegangan fasa-netral
(Volt) cos ϕ = faktor daya
Jika [I] adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada
keadaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan keadaan
tak seimbang besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b dan
csebagai berikut :
[IR] = a Ampere
[IS] = b Ampere
[IT] = c Ampere
p = (a+b+c).Vp.Ip.cos ϕ
𝑰𝑹+𝑰𝑺+𝑰𝑻
Irata – rata =
𝟑
𝑰𝑹
IR = a x Irata – rata’ maka a =
𝑰𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂
𝑰𝑺
IS = b x Irata – rata’ maka b =
𝑰𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂
𝑰𝑻
IT = c x Irata – rata’ maka c =
𝑰𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂
Untuk mengetahui arus pada sisi primer (Ip), dapat menggunakan persamaan:
𝑺
IP =
√𝟑.𝑽
Dimana:
Ip = Arus pada sisi primer (A)
S = Daya transformator (kVA)
V = Tegangan primer (20kV)
Untuk mengetahui arus pada sisi sekunder (Is), dapat menggunakan
persamaan:
𝑺
IS =
√𝟑.𝒗
Dimana:
Is= Arus pada sisi sekunder (A)
S = Daya transformator (kVA)
V = Tegangan primer (400V)
I = Arus (A)
Sehingga, untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
𝑺
IFL=
√𝟑.𝑽
Dimana:
√𝟑𝑿 𝑽𝑳 𝑿 𝑰𝑳
%pembebanan = X100%
𝑫𝒂𝒚𝒂 𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔𝒇𝒐𝒓𝒎𝒂𝒕𝒐𝒓
Dimana;
S = Daya Pengenal Transformator (KVA).
Imax = Arus beban maksimum yang di tanggung oleh trafo.
0,8 = Standar pembebanan pada tranformator 80%.
380= Tegangan 3 phase
Daya listrik merupakan energi listrik yang dihasilkan oleh sumber listrik
atau yang diserap oleh peralatan listrik persatuan waktu dalam rangkaian arus
listrik. Secara garis besar daya listrik dapat dibedakan menjadi tiga yaitu daya
aktif, daya reaktif, dan daya semu.
2.14.1 Daya Aktif
Daya aktif merupakan daya listrik yang digunakan atau diubah oleh suatu
peralatan listrik menjadi bentuk lain persatuan waktu, misalnya: energi panas,
mekanik, cahaya, dan sebagainya. Besarnya daya aktif yang digunakan oleh
peralatan listrik biasanya tercantum dalam name plate alat tersebut. Menurut
(Muhaimin, 1995:128) daya aktif sering disebut juga daya efektif yang
dinyatakandengan huruf P, dan dinyatakan dalam Watt (W).
Daya aktif yang digunakan oleh peralatan listrik satu fasa adalah:
𝐏 = 𝐕. 𝐈. 𝐜𝐨𝐬𝛟
Daya aktif yang digunakan oleh peralatan listrik tiga fasa adalah:
𝐏 = √𝟑. V.I.𝐜𝐨𝐬𝛟
6
https://www.teknikelektro.com/2020/06/memahami-segitiga-daya.html?m=1 (diakses Pada 25
juni 2022).
27
Dimana:
P = Daya Aktif (Watt).
Daya reaktif merupakan energi yang diperlukan oleh peralatan listrik yang
bekerja berdasarkan sistem elektromagnetik, yaitu untuk pembentukan medan
elektromagnetiknya. Satuan daya reaktif yang dilambangkan dengan huruf (Q)
didefinisikan sebagai VAR (Volt Ampere Reaktif).
Daya reaktif untuk sistem satu fasa adalah:
𝐐 = 𝐕. 𝐈 𝐬𝐢𝐧 𝛟.
Daya reaktif untuk sistem tiga fasa adalah:
Daya semu merupakan daya yang diperoleh dari hasil perkalian arus dan
tegangan tanpa tergantung dari sudut fasanya. Daya semu juga disebut daya
kompleks yang merupakan penjumlahan dari daya aktif dan daya reaktif secara
vektor. Daya yang dibangkitkan pada sumber pembangkit listrik adalah daya semu
dengan satuan VA (Volt Ampere).
Menurut (Muhaimin, 1995:131) secara sistematis dapat ditulis sebagai
berikut:Daya Semu untuk sistem satu fasa adalah:
𝐒 = 𝐕. 𝐈
Daya Semu untuk sistem tiga fasa adalah:
𝐒 = √𝟑. 𝐕.𝐈
Dimana:
S = Daya Semu (VA).
V = Tegangan Line (V).
I = Arus Line (A).
2.14.4 Segitiga Daya
Daya aktif (P) digambarkan dengan garis horizontal yang lurus. Daya reaktif
(Q) bebeda sudut sebesar 900 dari daya aktif. Sedangkan daya semu (S) adalah
hasil penjumlahan secara vektor atara daya aktif dengan daya reaktif. Jika
mengetahui dua dari ketiga daya maka dapat menghitung salah satu daya yang
belum diketahui.
dimana:
dimana:
PG = losses akibat arus netral yang mengalir ketanah (watt)
IG = arus netral yang mengalir ke tanah (A)
RG = tahanan pembumian netral trafo (Ω)
7
Markus Dwiyanto Tobi Sogen, Analisa Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap arus
Netral dan Losses Pada Transformator Distribusi Di PT. PLN (Persero) Area Sorong, Dalam
Jurnal Elektro luceat, Vol. 4, No. 1, Juli 2018:1
30
Dimana:
I = Arus
Daya Trafo = Daya pengenal pada trafo
Tegangan TM = 20 KV
8
Suparmono dkk., Studi Pemeliharaan Komponen Utama Pada Gardu Distribusi tipe Portal di PT.
PLN (Persero) Rayon Medan Baru, dalam jurnal RELE (Rekayasa Elektrikal dan Energi ), vol. 4,
No. 1, Juli 2021, Hal. 42
31
2.16.6 NH Fuse
NH Fuse merupakan alat proteksi (Pengaman) yang ada di dalam PHB TR.
Nh fuse ini akan bekerja dengan cara melebur apabila nilai arus melewati batas
maksimum NH Fuse yang terpasang. Akibat adanya gangguan. Apabila NH Fuse
melebur makaaliran listrik yang terhubung Ke JTR akan terputus. Berikut rumus
untuk mencari NH FUSE:
𝑃
𝐼 = 𝑉 𝑥 √3
………………………………………………………………………(2.7)
Dimana :
P = Daya Trafo (VA)
V = Tegangan (V)
Untuk setiap mesin atau peralatan listrik, efisiensi ditentukan oleh besarnya
rugi – rugi yang selama operasi normal. Efisiensi dari mesin – mesin
berputar/bergerak umumnya antara 50-60 %. Karena ada rugi gerak dan rugi angin.
Transformator tidak memiliki bagian yang bergerak/berputar, maka rugi – rugi ini
tidak muncul.
Efisiensi transformator adalah perbandingan antara daya output dengan daya
input. Berikut cara mencari efisiensi trafo:
9
Darsono dkk., Analisis Efisiensi Trafo Frekuensi tinggi Pada Sumber Tegangan Tinggi Cockcroft
Walton MBE Lateks, Ganendra Journal Of Nuclear Science and Technology, Vol. 17, No. 2, Juli
2014: 101-110
35
𝑷𝒐𝒖𝒕
ɳ = 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒊𝒏
Dimana:
ɳ = Efisiensi
Pout = Daya Keluar (Watt)
Pin = Daya Masuk (Watt)
Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gardu JF0066
Gardu JF0066 adalah gardu portal yang terletak pada penyulang sepat di
jurusan nibung. Gardu portal ini berada di jalan sultan thaha. Gardu ini memiliki
panjang 107meter dengan menggunakan kabel AAAC, JF0066 ini memiliki daya
pengenal sebesar 100 KVA dengan 2 jurusan.
36
37
pengumpulan data juga dilakukan di kantor PT. PLN (Persero) ULP Muara Sabak,
Jambi.
3.4.4 Analisis Sistem
Data yang diperoleh dalam proses penelitian diolah, dianalisa dan dievaluasi
untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai kebutuhan yang diinginkan.
3.4.5 Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada Tugas akhir ini adalah upaya untuk mengurangi
ketidakseimbangan pada trafo dan menghitung ketidakseimbangan trafo tersebut
pada PT PLN (PERSERO) ULP Muara Sabak, Jambi.
Prosedur dari penelitian ini dapat dilihat dengan diagram aliran berikut:
Mulai
Survey Lokasi
Pengumpulan Data
Data
Tidak Lengkap
ya
Kesimpulan
dan Saran
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dalam menganalisa data yang didapat dari PT. PLN (Persero) ULP Muara
Sabak Jambi ini dilakukan perhitungan secara manual karena persamaan
matematis yang digunakaan hanya persamaan sederhana yang bisa diselesaikan
dengan cara manual tanpa menggunakan metode tertentu. Penulis mengambil data
pada gardu JF0066 dengan melakukan 4 kali pengukuran yaitu siang hari sebelum
diseimbangkan, malam hari sebelum diseimbangkan, siang hari setelah
diseimbangkan dan malam hari yang telah diseimbangkan. Berikut perhitungan
atau pembahasan pada ketidakseimbangan gardu JF0066 dengan spesifikasi
sesuai dengan tabel 3.1
53
54
100.000 𝑉𝐴
IFL =
√3 𝑥 400 𝑉
= 144,508 A
IIdeal = 80% x 144,508 A
= 115,606 A
4.2.2 Perhitungan pada Tiap Fasa
Dalam menghitung persentase pembebanan pada transformator JF0066 dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Jurusan B Jurusan D Beban Induk
𝐼𝑝ℎ 𝐼𝑝ℎ 𝐼𝑝ℎ
%bR = IFL x100 % %bR = IFL x100 % %bR = IFL x100 %
59,3 A 26,7 A 88,4 A
= 144,508 𝐴 𝑥100 % = 144,508 𝐴 𝑥100 % = 144,508 𝐴 𝑥100 %
Jurusan D
𝐼𝑅 26,7 𝐴
a= = = 1,05 A
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 25,26 𝐴
𝐼𝑆 36,5 𝐴
b = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 25,26 𝐴 = 1,44 A
𝐼𝑇 12,6 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 25,26 𝐴 = 0,49 A
Beban Induk
𝐼𝑅 88.4 𝐴
a = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 106,13 𝐴 = 0,83 A
𝐼𝑆 143,9 𝐴
b = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 106,13 𝐴 = 1,35 A
𝐼𝑇 86,1 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 106,13 𝐴 = 0,81 A
56
= 0,058 x 100%
= 5,8 %
Jurusan D
PN = IN2 x RN
= 17,52 A x 1,80 Ω
= 551,25 A x 1,80 Ω
= 992,25 Watt
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 992,25 W
x 100% = 𝑥 100%
P 68.000 W
= 0,014 x 100%
= 1,4 %
58
Beban Induk
PN = IN2 x RN
= 65,42 A x 1,80 Ω
= 7.698,88A x 1,80 Ω
= 13.857,99 Watt = 3 KW
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 13.857,99 W
x 100% = 𝑥 100%
P 68.000 W
= 0,2037 x 100%
= 20,37 %
4.2.8 Efisiensi Transformator
Untuk mengetahui efisiensi transformator pada JF0066 dapat menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
Jurusan B
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,77 A + 1,49 A + 0,73 A) x 380 V x 114,3 A x 0,85
= 2,99 A x 380 V x 114,3 A x 0,85
= 110.387 Watt = 110 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout
ɳ = Pout+ Rugi Daya 𝑥 100%
110.387 W
ɳ = 110.387 W+ 3,959 W 𝑥 100%
110.387 W
ɳ = 114.346 W 𝑥 100%
ɳ = 0,9653 x 100%
ɳ = 96,53 %
59
Jurusan D
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (1,05 A + 1,44 A + 0,49 A) x 380 V x 36,5 A x 0,85
= 2,98 A x 380 V x 36,5 A x 0,85
= 35.132 Watt = 35 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pout+ Rugi Daya
35.132 W
ɳ = 35.132 W+ 992,25 W 𝑥 100%
35.132 W
ɳ = 36.124 W 𝑥 100%
ɳ = 0,9725 x 100%
ɳ = 97,25 %
Beban Induk
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,83 A + 1,35 A + 0,81 A) x 380 V x 143,9 A x 0,85
= 2,99 A x 380 V x 143,9 A x 0,85
= 531,368 Watt = 531 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pout+ Rugi Daya
531,368 W
ɳ = 531,368 W+ 24,944 W 𝑥 100%
531,368 W
ɳ = 556,312 W 𝑥 100%
ɳ = 0,9551 x 100%
ɳ = 95,51 %
60
= 144,508 A
IIdeal = 80% x 144,508 A
= 115,606 A
4.3.2 Perhitungan pada Tiap Fasa
Dalam menghitung persentase pembebanan pada transformator JF0066 dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Jurusan B Jurusan D Beban Induk
𝐼𝑝ℎ 𝐼𝑝ℎ 𝐼𝑝ℎ
%bR = IFL x100 % %bR = IFL x100 % %bR = IFL x100 %
73,8 A 14,5 A 131,5 A
= 144,508 𝐴 𝑥100 % = 144,508 𝐴 𝑥100 % = 144,508 𝐴 𝑥100 %
Jurusan B
𝐼𝑅 73,8 𝐴
a = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 93,83 𝐴 = 0,78 A
𝐼𝑆 126,4 𝐴
b = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 93,83 𝐴 = 1,34 A
𝐼𝑇 81,3 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 93,83 𝐴 = 0,86 A
Jurusan D
𝐼𝑅 14,5 𝐴
a = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 23,43 𝐴 = 0,61 A
𝐼𝑆 27,1 𝐴
b = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 23,43 𝐴 = 1,15 A
𝐼𝑇 28,7 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 23,43 𝐴 = 1,22 A
Beban Induk
𝐼𝑅 131,5 𝐴
a = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 138,76 𝐴 = 0,94 A
𝐼𝑆 172,6 𝐴
b= = = 1,24 A
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 138,76 𝐴
𝐼𝑇 112,2 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 138,78 𝐴 = 0,80 A
Jurusan D
(|a − 1| + |b − 1| + |𝑐 − 1|)
= x100%
3
(|0,61 − 1| + |1,15 − 1| + |1,22 − 1|)
= x100%
3
(|−0,39| + |0,15| + |0,22|)
= x100%
3
0,76
= x100%
3
= 25,33 %
Beban Induk
(|a − 1| + |b − 1| + |𝑐 − 1|)
= x100%
3
(|−0,94 − 1| + |1,24 − 1| + |0,80 − 1|)
= x100%
3
(|−0,06| + |0,24| + |−0,21|)
= x100%
3
0,51
= x100%
3
= 17 %
4.3.7 Perhitungan Rugi – rugi Daya pada Netral
Untuk mengetahui rugi – rugi Netral pada transformator JF0066 dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jurusan B
PN = IN2 x RN
= 54,32 A x 1,80 Ω
= 2.948,49 A x 1,80 Ω
= 5.307,282 Watt = 5 KW
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 5.307,282 W
x 100% = 𝑥 100%
P 68.000 W
64
= 0,078 x 100%
= 7,8 %
Jurusan D
PN = IN2 x RN
= 34,52 A x 1,80 Ω
= 1.190,25 A x 1,80 Ω
= 2.142,45 Watt = 2 KW
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 2.142,45 W
P
x 100% = 68.000 W
𝑥 100%
= 0,031 x 100%
= 3,1 %
Beban Induk
PN = IN2 x RN
= 88,82 A x 1,80 Ω
= 7.885,44 A x 1,80 Ω
= 14.193,79 Watt = 14 KW
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 14.193,79 W
x 100% = 𝑥 100%
P 68.000 W
= 0,2087 x 100%
= 20,87 %
65
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,78 A + 1,34 A + 0,86 A)
= 2,99 A x 380 V x 126,4 A x 0,85
= 121.665,05 Watt = 121 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pout+ Rugi Daya
121.665,05 W
ɳ = 121.665,05 W+ 5.307,282 W 𝑥 100%
121.665,05 W
ɳ = 126.972,33 W 𝑥 100%
ɳ = 0,9582 x 100%
ɳ = 95,85 %
Jurusan D
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,61 A + 1,15 A + 1,22 A)
= 2,99 A x 380 V x 28,7 A x 0,85
= 27.624,89 Watt = 27 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout
ɳ = Pout+ Rugi Daya 𝑥 100%
27.624,89 W
ɳ = 27.624,89 W+ 2.142,45 W 𝑥 100%
27.624,89 W
ɳ = 29.767,34 W 𝑥 100%
66
ɳ = 0,9280 x 100%
ɳ = 92,80 %
Beban Induk
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,94 A + 1,24 A + 0,80 A)
= 2,98 A x 380 V x 172,6 A x 0,85
= 166.134,40 Watt = 166 KW
Jadi
Pout
ɳ= Pin
𝑥 100%
Pout
ɳ = Pout+ Rugi Daya 𝑥 100%
166.134,40 W
ɳ = 166.134,40 W+ 14.193,79 W 𝑥 100%
166.134,40 W
ɳ = 180.328,194 W 𝑥 100%
ɳ = 0,9212 x 100%
ɳ = 92,12 %
Jadi dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa beban puncak terdapat
di pengukuran malam hari hal ini di sebabkan karena mayoritas penduduk pada
JF0066 adalah seorang pekerja di kantoran atau bekerja di luar rumah. Berikut data
setelah pemerataan beban dilakukan.
4.4 Perhitungan Beban Siang Hari Setelah Diseimbangkan
= 144,508 A
IIdeal = 80% x 144,508 A
= 115,606 A
4.4.2 Perhitungan pada Tiap Fasa
Dalam menghitung persentase pembebanan pada transformator JF0066 dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Jurusan B Jurusan D Beban Induk
𝐼𝑝ℎ 𝐼𝑝ℎ 𝐼𝑝ℎ
%bR = IFL x100 % %bR = IFL x100 % %bR = IFL x100 %
77,8 A 28,9 A 141,5 A
= 144,508 𝐴 𝑥100 % = 144,508 𝐴 𝑥100 % = 144,508 𝐴 𝑥100 %
Jurusan D
𝐼𝑅 28,9 𝐴
a = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 23,36 𝐴 = 1,23 A
𝐼𝑆 22,6 𝐴
b = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 23,36 𝐴 = 0,96 A
𝐼𝑇 18,6 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 23,36 𝐴 = 0,79 A
69
Beban Induk
𝐼𝑅 141,5 𝐴
a = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 115,33 𝐴 = 1,23 A
𝐼𝑆 87,0 𝐴
b = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 115,33 𝐴 = 0,76 A
𝐼𝑇 117,5 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 115,33 𝐴 = 1,02 A
= 16 %
4.4.7 Perhitungan Rugi – rugi Daya pada Netral
Untuk mengetahui rugi – rugi Netral pada transformator JF0066 dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jurusan B
PN = IN2 x RN
= 272 A x 1,80 Ω
= 729 A x 1,80 Ω
= 1.312,2 Watt = 1 KW
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 1.312,2 W
x 100% = 𝑥 100%
P 68.000 W
= 0,019 x 100%
= 1,9 %
Jurusan D
PN = IN2 x RN
= 152 A x 1,80 Ω
= 225 A x 1,80 Ω
= 405 Watt
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 405 W
x 100% = 68.000 W 𝑥 100%
P
Beban Induk
PN = IN2 x RN
= 49,12 A x 1,80 Ω
= 2.410,81 A x 1,80 Ω
= 4.339,45 Watt = 4 KW
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 4.339,45 W
x 100% = 𝑥 100%
P 68.000 W
= 0,063 x 100%
= 6,3 %
4.4.8 Efisiensi Transformator
Untuk mengetahui efisiensi transformator pada JF0066 dapat menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
Jurusan B
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,21 A + 0,003 A + 0,23 A)
= 0,443 A x 380 V x 94,7 A x 0,85
= 13.550,52 Watt = 13 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout
ɳ = Pout+ Rugi Daya 𝑥 100%
13.550 W
ɳ = 13.550 𝑥 100%
W+ 1.312 W
13.55 W
ɳ = 14.862 W 𝑥 100%
ɳ = 0,9117 x 100%
ɳ = 91,17 %
72
Jurusan D
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,23 A + 0,04 A + 0,21 A)
= 0,48 A x 380 V x 28,9 A x 0,85
= 4.480,65 Watt = 4 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pout+ Rugi Daya
4.480,65 W
ɳ = 4.480,65 W+405 W 𝑥 100%
4.480,65 W
ɳ = 48.885,65 W 𝑥 100%
ɳ = 0,9171 x 100%
ɳ = 91,71 %
Beban Induk
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,23 A + 0,24 A + 0,02 A)
= 0,49 A x 380 V x 141,5 A x 0,85
= 22.395,205 Watt = 22 KW
Jadi
Pout
ɳ= Pin
𝑥 100%
Pout
ɳ = Pout+ Rugi Daya 𝑥 100%
22.395,205 W
ɳ = 22.395,205 W+ 4.339,45 W 𝑥 100%
22.395,205 W
ɳ = 26.734,655 W 𝑥 100%
ɳ = 0,8376 x 100%
ɳ = 83,76 %
73
= 144,508 A
IIdeal = 80% x 144,508 A
= 115,606 A
4.5.2 Perhitungan pada Tiap Fasa
Dalam menghitung persentase pembebanan pada transformator JF0066 dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Jurusan B Jurusan D Beban Induk
𝐼𝑝ℎ 𝐼𝑝ℎ 𝐼𝑝ℎ
%bR = IFL x100 % %bR = IFL x100 % %bR = IFL x100 %
119,9 A 17,6A 124 A
= 144,508 𝐴 𝑥100 % = 144,508 𝐴 𝑥100 % = 144,508 𝐴 𝑥100 %
𝐼𝑇 89,3 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 101,16 𝐴 = 0,88 A
Jurusan D
𝐼𝑅 17,6 𝐴
a = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 61,8 𝐴 = 0,65 A
𝐼𝑆 34,5 𝐴
b = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 61,8 𝐴 = 1,27 A
𝐼𝑇 29,1 𝐴
c = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 61,8 𝐴 = 1,07 A
Beban Induk
𝐼𝑅 124,0 𝐴
a = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 128,1 𝐴 = 0,96A
𝐼𝑆 125,6 𝐴
b = 𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 128,1 𝐴 = 0,98 A
𝐼𝑇 134,7𝐴
c= = = 1,05 A
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 128,1 𝐴
= 23 %
Beban Induk
(|a − 1| + |b − 1| + |𝑐 − 1|)
= x100%
3
(|0,96 − 1| + |0,98 − 1| + |1,05 − 1|)
= x100%
3
(|−0,04| + |−0,02| + |0,05|)
= x100%
3
0,11
= x100%
3
= 3,66 %
4.5.7 Perhitungan Rugi – rugi Daya pada Netral
Untuk mengetahui rugi – rugi Netral pada transformator JF0066 dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jurusan B
PN = IN2 x RN
= 39,02 A x 1,80 Ω
= 1.521 A x 1,80 Ω
= 2.737,8 Watt = 2 KW
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 2.737.8 W
x 100% = 𝑥 100%
P 68.000 W
= 0,0402 x 100%
= 4,02 %
Jurusan D
PN = IN2 x RN
= 31,52 A x 1,80 Ω
= 992,25 A x 1,80 Ω
= 1.786,05 Watt
P = S x Cos π x % Pembebanan
77
= 0,0262 x 100%
= 2,62 %
Beban Induk
PN = IN2 x RN
= 81,82 A x 1,80 Ω
= 6.691,24 A x 1,80 Ω
= 12.004,23 Watt = 12 KW
P = S x Cos π x % Pembebanan
= 100.000 VA x 0,85 x 80%
= 68.000 Watt = 68 KW
Jadi Pembebanan arus yang mengalir pada netral adalah:
PN 12.004,23 W
x 100% = 𝑥 100%
P 68.000 W
= 0,1771 x 100%
= 17,71 %
4.5.8 Efisiensi Transformator
Untuk mengetahui efisiensi transformator pada JF0066 dapat menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
Jurusan B
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (1,18 A + 0,93 A + 0,88 A)
= 2,99 A x 380 x 119,9 x 0,85
= 1.157,958 Watt = 1 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
78
Pout
ɳ = Pout+ Rugi Daya 𝑥 100%
1.157,958 W
ɳ = 1.157,958 W+ 2.733,8 W
𝑥 100%
1.157,958 W
ɳ= 𝑥 100%
3.891,758 W
ɳ = 0,2975 x 100%
ɳ = 29,75 %
Jurusan D
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,65 A + 1,27 A + 1,09 A)
= (2,99A) x 380 V x 126,4 A x 0,85
= 1.220,733 Watt = 1 KW
Jadi
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout
ɳ = Pout+ Rugi Daya 𝑥 100%
1.220,733 W
ɳ = 1.220,733 W+1.786,05 W 𝑥 100%
1.220,733 W
ɳ= 𝑥 100%
3.006,783W
ɳ = 0,4059 x 100%
ɳ = 40,59 %
Beban Induk
Pout
ɳ= 𝑥 100%
Pin
Pout = (a + b + c) V. I. Cos π
= (0,96 A + 0,98 A + 1,05 A)
= (2,99 A) x 380 V x 134,7 A x 0,85
= 130.089,21 Watt
Jadi
79
Pout
ɳ= Pin
𝑥 100%
Pout
ɳ = Pout+ Rugi Daya 𝑥 100%
1.30.089,21 W
ɳ= 𝑥 100%
1.30.089,21 W+ 12.004,23 W
1.30.089,21 W
ɳ= 𝑥 100%
142.093,44 W
ɳ = 0,9155 x 100%
ɳ = 91,55 %
4.6 Analisa
Dari analisis yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa trafo yang ada di ULP
Muara Sabak jambi dalam keadaan yang tidak seimbang. Hal ini dapat diketahui
berdasarkan hasil pengukuran arus pada masing-masing fasa berbeda, maka beban
dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini merujuk pada tabel 4.6 dan 4.7 Dimana arus
yang mengalir masing-masing fasa berbeda. Dan terjadi perubahan setelah beban
masing-masing fasa di seimbangkan. Hal ini dapat di lihat pada tabel 4.6 dan 4.7
Dimana arus yang mengalir masing – masing fasa mendekati sama.
4.6.1 Beban Sebelum di Seimbangkan
Jurusan B
Tabel 4.5 Data Beban Sebelum Diseimbangkan
Waktu Ir (A) Is (A) It (A) I rata-rata Persentase %
Siang 59,3 A 114,3 A 56,5 A 76,7 A 53,07 %
Malam 73,8 A 126,4 A 81,3 A 93,83 A 64,92 %
Jurusan D
Tabel 4.6 Data Beban Sebelum Diseimbangkan
Waktu Ir (A) Is (A) It (A) I rata-rata Persentase %
Siang 26,7 A 36,5 A 12,6 A 25,26 A 17,47 %
Malam 14,5 A 27,1 A 28,7 A 23,43 A 16,21 %
80
Jurusan D
Tabel 4.8 Data Beban Setelah Diseimbangkan Jurusan D
I rata- Persentase
Waktu Ir (A) Is (A) It (A)
rata %
Siang 28,9A 22,6 A 18,6 A 23,36 A 16,16%
Malam 17,6 A 34,5 A 29,1 A 27,06 A 18,72%
Dari tabel 4.5 sampai 4.8 Menunjukkan bahwa arus yang mengalir pada fasa
R, S, dan T berbeda baik itu siang hari dan malam hari. Berdasarkan ini dapat
dikatakan bahwa beban trafo dalam keadaan seimbang, dan tidak seimbangan
terbesar terjadi saat malam hari. Dan setelah di seimbangkan, dapat di lihat bahwa
arus yang mengalir pada masing-masing fasa mendekati sama, baik di siang hari
maupun malam hari.
4.6.3 Ketidakseimbangan Beban Sebelum di Seimbangkan
Jurusan B
Tabel 4.9 Data Ketidakseimbangan Beban Sebelum Diseimbangkan
Waktu a b c Persentase %
Siang 0,77 A 1,49 A 0,73 A 33 %
Malam 0,78 A 1,34 A 0,86 A 23%
Jurusan D
Tabel 4.10 Data Ketidakseimbangan Beban Sebelum Diseimbangkan
Waktu a b c Persentase %
Siang 1,05 A 1,44 A 0,49 A 33 %
Malam 0,61 A 1,15 A 1,22 A 17%
81
Jurusan D
Tabel 4.14 Data Ketidakseimbangan Rugi Netral Sebelum Diseimbangkan
Persentase
Waktu Rn (Ω) In (A) Pn (KW)
%
Siang 1,80 17,5 992,23 01,45 %
Malam 1,80 31,5 1.786 02,62 %
82
Jurusan D
Tabel 4.16 Data Ketidakseimbangan Rugi Netral Setelah Diseimbangkan
Persentase
Waktu Rn (Ω) In (A) Pn (KW)
%
Siang 1,80 15 405 0,59 %
Malam 1,80 31,5 1.786 02,62 %
Dari tabel 4.13 sampai 4.16 Terlihat bahwa rugi-rugi daya lebih besar terjadi
pada malam hari pada jurusan B yaitu 2.737 kw, dan jurusan D pada malam hari
sebesar 1.786 kw, hal ini terjadi karena pemakaian beban lebih banyak terjadi pada
malam hari dan ketidakseimbangan beban juga lebih besar terjadi pada malam hari
sehingga menyebabkan arus mengalir di penghantar netral trafo lebih besar. Jadi
dapat dikatakan bahwa semakin besar arus yang mengalir pada netral trafo akan
menyebabkan semakin besar daya dan semakin besar pula rugi-rugi daya. Dan ini
membaik ketika beban sudah di seimbangkan, yang mana hasilnya mendekati sama.
4.6.7 Efisiensi Sebelum di Seimbangkan
Jurusan B
Tabel 4.17 Data Efisiensi Trafo Sebelum Diseimbangkan
Waktu Pin(KW) Pout(KW) Persentase %
Siang 144,346 110,387 96,53%
Malam 126,972 121,665 95,82%
Jurusan D
Tabel 4.18 Data Efisiensi Trafo Sebelum Diseimbangkan
Waktu Pin(KW) Pout(KW) Persentase %
Siang 36,124 35,132 97,25%
Malam 29,767 27,624 92,80%
83
Jurusan D
Tabel 4.20 Data Efisiensi Trafo Setelah Diseimbangkan
Waktu Pin(KW) Pout(KW) Persentase %
Siang 4,885 4,480 91,71%
Malam 3,006 1,220 40,59%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
84
85
bandingkan dengan malam hal ini dikarenakan perbedaan beban antar fasa
sangat besar. Ketika diseimbangkan dapat dilihat penurunan yang signifikan
dari persentase losses pada netral, hal ini dapat terjadi dikarenakan perbedaan
antar fasa sangat keci
3. Pengaruh akibat dari ketidakseimbangan beban ialah efisiensi transformator
yang menurun sebesar 97,25% yang mana itu terjadi pada malam hari, panas
berlebih pada transformator, dan arus yang mengalir pada netral
86
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Darsono dkk., (2014). Analisis Efisiensi Trafo Frekuensi tinggi Pada Sumber
Tegangan Tinggi Cockcroft Walton MBE Lateks, Ganendra Journal Of
Nuclear Science and Technology, 17(2), : 101-110.
Duri, A. dkk., (2020). Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap
Pembebanan Dan Efisiensi Transformator Pada Gardu Distribusi Pt. Pln
(Persero) Ulp Sungguminasa (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri
Makassar).
Firdaus S. P. dan Dini Fauziah. (2021). Penyeimbangan Beban Gardu Distribusi Pt.
Pln Tarakan (Kalimantan). Prosiding Seminar Nasional Energi,
Telekomunikasi dan Otomasi, 316-322.
Iaeeta.org. (2017,29 September). Tipe-Tipe Jaringan Distribusi Listrik. Diakses
pada 15 Juni 2022, dari https://iaeeta.org/2017/09/29/tipe-tipe-jaringan-
distribusi-listrik/
Jumaidi dan Juara M. T. (2015). Analisis Pengaruh Jenis Beban Listrik Terhadap
Kinerja Pemutus Daya Listrik Di Gedung Cyber Jakarta. Energi &
Kelistrikan, 7(2), 108-117.
Kongah, D. dkk., (2014). Analisis Pembebanan Transformator Gardu Selatan
Kampus Universitas Tadulako. Mektrik, 1(1), 11-19.
Latupeirissa, H. L. (2017). Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus
Netral dan Losses Daya Pada Trafo Distribusi. Jurnal Simetrik, 7(2). 16-22.
Markus D. T. S. (2018). Analisa Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap
arus Netral dan Losses Pada Transformator Distribusi Di PT. PLN (Persero)
Area Sorong. Jurnal Elektro Luceat, 4(1), 1.
MT, Wahyudi Sarimun. N. (2014). Buku Saku Pelayanan Teknik. Depok:
Garamond.
Patilima, M. (2022). Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Losses dan
Pembebanan Transformator Distribusi. Jurnal Electrichsan, 11(01), 20-28.
Ridhianto, E. S. (2021). Analisa Ketidak Seibangan Beban Terhadap Arus Netral
Dan Losses Pada Transformator Gedung Puslabfor Polri Sentul. Tugas Akhir,
Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Politeknik Negeri Sriwijaya
1. Proses Kegiatan
PHB TR JF0066