Anda di halaman 1dari 112

LAPORAN AKHIR

STUDI TENTANG PEMERATAAN BEBAN TRANSFORMATOR


DISTRIBUSI 100 kVA KN 07-15 UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI
DAYA DI PT PLN (PERSERO) ULP KUTACANE

Diajukan Oleh:

Baiq Haerinnisa

NIM. 1905031009

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2022
LAPORAN AKHIR

STUDI TENTANG PEMERATAAN BEBAN TRANSFORMATOR


DISTRIBUSI 100 kVA KN 07-15 UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI
DAYA DI PT PLN (PERSERO) ULP KUTACANE

Diajukan Oleh:

Baiq Haerinnisa

NIM. 1905031009

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2022
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Baiq Haerinnisa

NIM : 19050031009

Program Studi : Teknik Listrik

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dengan judul “STUDI
TENTANG PEMERATAAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 100
kVA KN 07-15 UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA DI PT PLN
(PERSERO) ULP KUTACANE” belum pernah dipublikasikan, merupakan karya
yang dibuat dan ditulis oleh penulis sendiri berdasarkan hasil penelitian, pemikiran
dan pemaparan asli penulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah yang telah
ditetapkan Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila di kemudian hari ternyata saya
memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas
akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu,
saya bersedia menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya.

Medan, Juli 2022


Penulis

Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009

ii
LEMBAR PENGESAHAN

STUDI TENTANG PEMERATAAN BEBAN TRANSFORMATOR


DISTRIBUSI 100 kVA KN 07-15 UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI
DAYA DI PT PLN (PERSERO) ULP KUTACANE

Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal: 07 Juli 2022


dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.

Tim Penguji:
Ketua Penguji:
Drs. Andi Refli, M. T.
Penguji 1:
Suparmono, S. T., M. T.
Penguji 2:
Nobert Sitorus, S. T., M. T.

Medan, Juli 2022


Mengetahui:

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Sejatinya semua hal yang pertama kali manusia lakukan tidak pernah mudah, jika
sesekali itu mudah, itu terjadi karena ia memiliki bakat. Bakat tidak pernah
menemukan pemiliknya, justru sebaliknya. Jangan pernah takut mencoba,
sekalipun takut dan sulit, semuanya semuanya pasti berlalu.

iv
ABSTRAK

Ketidakseimbangan beban pada transformator distribusi tiga fasa terjadi akibat


penggunaan beban satu fasa pelanggan.Ketidakseimbangan beban ini umumnya
ditandai dengan adanya arus yang mengalir pada penghantar netral, nilai arus yang
mengalir pada penghantar fasa tidak sama besarnya, dan perbadaan sudut vektor
yang dibentuk arus fasa transformator selisihnya tidak sama persis yaitu 120°.
Akibat dari ketidakseimbangan ini darap berupa kerugian elektrik dan kerugian
mekanik. Adapun salah satu kerugian elektrik dari ketidakseimbangan beban adalah
rugi-rugi daya aktif. Rugi-rugi daya aktif akan hilang dalam bentuk panas pada
transformator. Rugi-rugi daya aktif juga dapat menyebabkan kerugian finansial
yang besar bila terus dibiarkan.

Kata Kunci: ketidakseimbangan beban, arus netral, rugi-rugi daya aktif.

v
ABSTRACT

The load imbalance in a three-phase distribution transformer occurs due to the use
of a customer's single-phase load. This load imbalance is generally characterized
by the presence of current flowing in the neutral conductor, the value of the current
flowing in the phase conductor is not the same, and the difference in the vector
angle formed by the different phase currents of the transformer. not exactly the
same that is 120°. The result of this imbalance can be in the form of electrical losses
and mechanical losses. One of the electrical losses from load imbalance is active
power losses. Active power losses will be lost in the form of heat in the transformer.
Active power losses can also cause large financial losses if left unchecked.

Keywords: load imbalance, neutral current, active power losses.

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir dan laporan tugas akhir dengan baik.

Laporan tugas akhir ini dibuat penulis guna memenuhi kurikulum Program
Diploma 3 dan syarat memperoleh gelar Ahli Madya, Program Studi Teknik Listrik,
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Medan. Laporan tugas akhir ini disusun
berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan praktik kerja lapangan yang
dilakukan di PT PLN (Persero) ULP Kutacane pada tanggal 13 Desember 2021
sampai dengan 21 Januari 2022.

PT PLN (Persero) ULP Kutacane terletak di Jl. Perapat Hulu, Kecamatan


Babusssalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh 24651.

Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini, penulis telah mendapat bantuan dari
berbagai pihak baik berupa material, spiritual, informasi, maupun administrasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

2. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang serta doanya.

3. Bapak Abdul Rahman, SE., AK., M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan.

4. Ibu Afritha Amelia, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.

5. Bapak Cholish, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik Listrik.

6. Bapak Ir. Trahman Sitepu, M.T. selaku Dosen Pembimbing.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri
Medan.

8. Bapak Robi Lestari Pasaribu selaku Pimpinan/Manajer PT PLN (Persero) ULP


Kutacane yang memberikan kesempatan untuk melakukan praktek kerja
lapangan.

vii
9. Bapak M. Akbar Rifkie selaku Supervisor Divisi Teknik PT PLN (Persero)
ULP Kutacane.

10. Pembimbing Praktek Kerja Lapangan, dan Pembimbing Lapangan.

11. Seluruh staff karyawan PT PLN (Persero) ULP Kutacane yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama melakukan praktek kerja
lapangan di PT PLN (Persero) ULP Kutacane.

12. Teman-teman penulis khususnya dari kelas EL 6A yang telah memberikan


bantuan serta dukungan dalam pengerjaan laporan tugas akhir ini.

13. Alumni dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dalam pembuatan laporan tugas akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dalam materi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
laporan tugas akhir ini.

Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat memenuhi tujuan akademis
dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2022


Penulis

Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iii
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
DAFTAR ISTILAH .............................................................................................. xv
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN. ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 2
1.4 Tujuan Tugas Akhir ................................................................................ 3
1.5 Manfaat Tugas Akhir .............................................................................. 3
1.6 Metode Pembuatan Tugas Akhir ............................................................. 4
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 5
BAB 2 ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA. ........................................................................................ 6
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 6
2.1.1 Sistem Tenaga Listrik ............................................................................. 6
2.1.2 Proses Penyaluran Tenaga Listrik ke Pelanggan atau Konsumen .......... 8
2.1.3 Sistem Distribusi Tenaga Listrik........................................................... 10
2.1.3.1 Jaringan Distribusi Primer............................................................. 10
2.1.3.2 Jaringan Distribusi Sekunder ........................................................ 14
2.1.4 Transformator Distribusi Tiga Fasa ...................................................... 14
2.1.5 Prinsip Kerja Transformator Distribusi Tiga Fasa ................................ 15
2.1.6 Transformator Tiga Fasa Yzn5 ............................................................. 16
2.1.7 Arus Beban Penuh Transformator Tiga Fasa ........................................ 18

ix
2.1.8 Keseimbangan Beban dan Ketidakseimbangan Beban ......................... 19
2.1.8.1 Keseimbangan Beban .................................................................... 19
2.1.8.2 Ketidakseimbangan Beban ............................................................ 21
2.1.9 Persentase Pembebanan Transformator ................................................ 22
2.1.10 Persentase Ketidakseimbangan Beban................................................ 22
2.1.11 Arus Netral Akibat Ketidakseimbangan Beban .................................. 23
2.1.12 Rugi-Rugi Daya Akibat Arus pada Penghantar Netral ....................... 25
2.1.13 Rugi-Rugi Daya Total pada Saluran Penghantar ................................ 25
BAB 3 ................................................................................................................... 26
PEMERATAAN BEBAN. .................................................................................... 26
3.1 Transformator Distribusi KN 07-15 ...................................................... 26
3.2 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum
Pemerataan Beban ............................................................................................. 28
3.3 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Pertama ............................................................................... 29
3.4 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Kedua ................................................................................. 30
3.5 Alat dan Bahan yang Digunakan........................................................... 30
3.4.1 Multimeter Clamp On ................................................................... 30
3.4.2 Tespen ........................................................................................... 31
3.4.3 Tool Kit ......................................................................................... 31
3.4.4 Bundle Conductor Connector ....................................................... 32
3.6 Langkah Pemerataan Beban .................................................................. 32
3.7 Data Penghantar Transformator Distribusi KN 07-15 .......................... 35
BAB 4 ................................................................................................................... 37
ANALISA DATA HASIL PENGUKURAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
KN 07-15. .............................................................................................................. 37
4.1 Pemerataan Beban Transformator Distribusi KN 07-15 ....................... 37
4.2 Arus Beban Penuh Transformator Distribusi KN 07-15 ....................... 37
4.3 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi
KN 07-15 Sebelum Pemerataan Beban ............................................................. 38
4.4 Pemerataan Beban Pertama Transformator Distribusi KN 07-15 ......... 39
4.5 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi
KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama ................................................. 41
4.6 Pemerataan Beban Kedua Transformator Distribusi KN 07-15 ........... 42

x
4.7 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi
KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama ................................................. 44
4.8 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 ................. 45
4.5.1 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum
Pemerataan Beban ......................................................................................... 45
4.5.2 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban ......................................................................................... 52
4.9 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator
Distribusi KN 07-15 .......................................................................................... 66
4.9.1 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif
Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum Pemerataan Beban ................ 67
4.9.2 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif
Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama .... 68
4.9.3 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif
Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua ....... 69
4.10 Analisa Rupiah yang Berhasil Diselamatkan Akibat Pemerataan Beban
Transformator Distribusi KN 07-15 .................................................................. 70
BAB 5 ................................................................................................................... 73
KESIMPULAN DAN SARAN. ............................................................................ 73
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 73
5.2 Saran ...................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 76

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Sistem Tenaga Listrik dari Pembangkit Menuju Beban..................... 7

Gambar 2. 2 Proses Penyaluran Tenaga Listrik dari Pembangkit ke Pelanggan .... 9

Gambar 2. 3 Konfigurasi Sistem Radial ............................................................... 11

Gambar 2. 4 Konfigurasi Sistem Ring atau Loop ................................................. 12

Gambar 2. 5. Konfigurasi Sistem Spindel............................................................. 12

Gambar 2. 6 Konfigurasi Sistem Klaster .............................................................. 13

Gambar 2. 7 Transformator Distribusi Tiga Fasa ................................................. 15

Gambar 2. 8 Rangkaian Transformator Hubungan Bintang Zig-Zag ................... 16

Gambar 2. 9 Rangkaian Transformator Hubungan Yzn5 ..................................... 17

Gambar 2. 10 Diagram Vektor Arus Keadaan Seimbang ..................................... 20

Gambar 2. 11. Diagram Vektor Arus Keadaan Tak Seimbang ............................. 21


Gambar 3. 1 Transformator Distribusi KN 07-15………………………………..26
Gambar 3. 2 Panel PHBTR Transformator Distribusi KN 07-15 ......................... 27

Gambar 3. 3 Wiring Diagram Panel PHBTR Transformator Distribusi KN 07-15


............................................................................................................................... 27

Gambar 3. 4 Multimeter Clamp On ...................................................................... 31

Gambar 3. 5 Tespen .............................................................................................. 31

Gambar 3. 6 Tool Kit............................................................................................. 32

Gambar 3. 7 Bundle Conductor Connector (BCC) ............................................... 32

Gambar 3. 8 Pemindahan Beban Transformator Distribusi KN 07-15 ................. 35

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Pengertian Rangkaian Yzn5 ................................................................. 18

Tabel 2. 2 Penamaan Arus Penghantar pada Keadaan Seimbang dan Tidak


Seimbang ............................................................................................................... 19
Tabel 3. 1 Data Transformator Distribusi KN 07-15……………………………..28
Tabel 3. 2 Hasil Pengukuran Waktu Beban Puncak (WBP) Malam Hari
Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum Dilakukan Pemerataan Beban ...... 29

Tabel 3. 3 Hasil Pengukuran Waktu Beban Puncak (WBP) Malam Hari


Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Dilakukan Pemerataan Beban Pertama
............................................................................................................................... 29

Tabel 3. 4 Hasil Pengukuran Waktu Beban Puncak (WBP) Malam Hari


Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Dilakukan Pemerataan Beban Kedua
............................................................................................................................... 30

Tabel 3. 5 Data Penghantar NYFGbY Menurut SPLN 6:1991 ............................. 36


Tabel 4. 1 Data Pengukuran dan Perhitungan Pemerataan Beban Pertama
Transformator KN 07-15…………………………………………………………41
Tabel 4. 2 Data Pengukuran dan Perhitungan Pemerataan Beban Kedua
Transformator KN 07-15....................................................................................... 44

Tabel 4. 3 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum


Dilakukan Pemerataan Beban ............................................................................... 46

Tabel 4. 4 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah


Dilakukan Pemerataan Beban Pertama ................................................................. 53

Tabel 4. 5 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah


Dilakukan Pemerataan Beban Kedua .................................................................... 60

Tabel 4. 6 Hasil Pemerataan Beban Transformator Distribusi KN 07-15 ............ 72

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Satu Garis Gardu Portal ..................................................... 76

Lampiran 2. Monogram Gardu Portal - SKTM .................................................... 77

Lampiran 3. Monogram Gardu Portal Dengan PHB TR 2 Jurusan ...................... 78

Lampiran 4. Perlengkapan Hubung Bagi Dua Jurusan Gardu Cantol/Portal ........ 79

Lampiran 5. Komponen Utama Konstruksi Gardu Portal ..................................... 80

Lampiran 6. SPLN 41-1 : 1991 Halaman 6........................................................... 81

Lampiran 7. SPLN 43-1 : 1994 Halaman: 17 ....................................................... 82

Lampiran 8. Tarif Dasar Listrik Bulan Juli - September 2021 ............................. 83

Lampiran 9. Tarif Dasar Listrik Bulan April - Juni 2022 ..................................... 84

Lampiran 10. Single Line Diagram Penyulang / Feeder CN 01 ........................... 85

Lampiran 11. Single Line Diagram Penyulang / Feeder KN 07 .......................... 86

Lampiran 12. Pengukuran Beban Puncak Malam Hari ......................................... 87

Lampiran 13. Proses Pemerataan Beban Transformator KN 07-15 ...................... 87

Lampiran 14. SOP Pemerataan Beban .................................................................. 88

Lampiran 15. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN


07-15 Sebelum Pemerataan Beban........................................................................ 93

Lampiran 16. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN


07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama ............................................................ 94

Lampiran 17. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN


07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua .............................................................. 95

Lampiran 18. Format Biodata Penulis Laporan Tugas Akhir ............................... 96

xiv
DAFTAR ISTILAH

BUMN : Badan Usaha Milik Negara


PLN : Perusahaan Listrik Negara
UIW : Unit Induk Wilayah
UP3 : Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan
ULP : Unit Layanan Pelanggan
SR : Saluran (Sambungan) Rumah
TET / EHV : Tegangan Ekstra Tinggi / Extra High Voltage
TT / HV : Tegangan Tinggi / High Voltage
TM / MV : Tegangan Menengah / Medium Voltage
TR / LV : Tegangan Rendah / Low Voltage
SPLN : Standar Perusahaan Listrik Negara / Standar PLN
SUTT : Saluran Udara Tegangan Tinggi
SKTT : Saluran Kabel Tegangan Tinggi
JTM : Jaringan Tegangan Menengah
JTR : Jaringan Tegangan Rendah
SUTM : Saluran Udara Tegangan Menengah
SKTM : Saluran Kabel Tegangan Menengah
SUTR : Saluran Udara Tegangan Rendah
SKTR : Saluran Kabel Tegangan Rendah
SUTET : Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
GITET : Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi
GI : Gardu Induk
GD : Gardu Hubung
PHBTR : Panel Hubung Bagi Tegangan Rendah
WBP : Waktu Beban Puncak
SOP : Standing Operating Procedure

xv
BAB 1

PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang

PT PLN (Persero) merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang


ketenagalistrikan. Unit Layanan Pelanggan (ULP) merupakan unit terkecil PT
PLN yang bertugas mendistribusikan energi listrik kepada pelanggan. Oleh
sebab itu PT PLN (Persero) ULP dituntut untuk mencukupi kebutuhan energi
listrik pelanggan dengan kontinuitas yang baik pula. Kontinuitas energi listrik
yang baik didapatkan dengan melakukan pemeliharaan secara berkala, untuk
menjaga kondisi setiap peralatan distribusi listrik agar dapat bekerja dengan
baik, sehingga gangguan yang mengakibatkan terhentinya kontinuitas aliran
listrik ke rumah pelanggan sekaligus menyebabkan terjadinya kerusakan pada
peralatan listrik dapat dicegah.

Proses kerja transformator adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam
mendistribusi energi listrik. Pemakaian transformator dalam distribusi tenaga
listrik menjadi hal pokok yang sangat berpengaruh bagi kemajuan dan
kelangsungan proses distribusi energi listrik. Pada kondisi seimbang, nilai
arus yang mengalir pada tiap fasa transformator akan bernilai sama besar, dan
karena itu pula tidak ada nilai arus pada penghantar netral transformator tiga
fasa. Namun pada kenyataannya hal ini mustahil dapat terjadi, sebab pada
penggunaannya, mayoritas pelanggan menggunakan peralatan elektronik satu
fasa, sehingga hal ini akan menyebabkan timbulnya arus pada penghantar
netral, selain itu besar pertumbuhan pelanggan juga akan menyebabkan
bertambahnya nilai arus pada tiap fasa transformator, sehingga pembebanan
transformator akan menjadi tidak seimbang satu sama lainnya. Arus yang
mengalir pada penghantar netral inilah yang akan menyebabkan terjadinya
rugi-rugi daya pada transformator. Semakin besar arus yang mengalir pada
penghantar netral transformator, maka akan semakin besar pula rugi-rugi
dayanya.

1
Oleh sebab itu sangat penting untuk dilakukan pemeliharaan secara berkala
terhadap transformator distribusi, agar rugi-rugi daya yang disebabkan
mengalirnya arus netral pada penghantar dapat dihindari. Dalam melakukan
pemeliharaan terhadap transformator, sangat penting untuk mengukur nilai
arus yang terdapat pada tiap penghantar transformator. Dari sinilah dapat kita
ketahui berapa besar pembebanan pada transformator tersebut, apakah
seimbang atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis ambil berdasarkan latar belakang di


atas ialah:

1. Apa saja prosedur dan bagaimana proses pemerataan beban transformator


distribusi KN 07-15?
2. Berapa besar rugi-rugi daya yang diakibatkan ketidakseimbangan beban
transformator distribusi KN 07-15?
3. Berapa besar kerugian finansial yang diakibatkan rugi-rugi daya pada
transformator distribusi KN 07-15?
4. Berapa besar daya yang dapat diselamatkan setelah dilakukan pemerataan
beban pada transformator ditribusi KN 07-15?
5. Berapa besar kerugian finansial akibat rugi-rugi daya pada transformator
distribusi KN 07-15 yang berhasil diselamatkan?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang ditetapkan penulis adalah sebagai berikut:

1. Penulis hanya membahas tentang pemerataan beban transformator


distribusi KN 07-15 pada Waktu Beban Puncak (WBP) malam hari tanpa
memperhitungkan kualitas sambungan yang kurang baik.
2. Data yang diperoleh hanya berdasarkan hasil pengukuran pada PHBTR
transformator distribusi KN 07-15 dan tidak berdasarkan pengukuran
Sambungan Rumah (SR) pelanggan.

2
3. Penulis juga hanya akan membahas perkiraan rupiah yang hilang akibat
rugi-rugi daya aktif murni pada tiap penghantar yang terjadi pada
transformator distribusi KN 07-15 berdasarkan asumsi.
4. Penulis tidak akan membahas pengaruh lainnya terhadap transformator
distribusi di wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP Kutacane.

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh ketidakseimbangan beban transformator


distribusi terhadap rugi-rugi daya.
2. Untuk mengetahui langkah yang dilakukan dalam pemerataan beban
transformator distribusi yang tidak seimbang.
3. Untuk mengetahui pengaruh pemerataan beban terhadap
ketidakseimbangan beban transformator dan besar rugi-rugi daya yang
dapat diselamatkan.
4. Untuk mengetahui berapa besar kerugian finansial yang diakibatkan
ketidakseimbangan beban transformator distribusi dan berapa besar
kerugian finansial yang dapat diselamatkan setelah dilakukan
pemeratnaan beban.

1.5 Manfaat Tugas Akhir

1. Manfaat bagi PT PLN (Persero) ULP Kutacane

Sebagai contoh evaluasi untuk mengurangi rugi-rugi daya yang


disebabkan ketidakseimbangan beban yang terjadi pada transformator
distribusi, agar PT PLN dapat menyalurkan tenaga listrik ke lebih banyak
pelanggan lain di masa yang akan datang.

2. Manfaat bagi Politeknik Negeri Medan

Sebagai penguat teori atau referensi bagi penulisan tugas akhir berikutnya
dan bagi penulisan karya tulis ilmiah di masa yang akan datang.

3
3. Manfaat bagi Penulis

Sebagai bukti hasil pembelajaran yang telah didapatkan melalui teori yang
telah didapatkan dari proses pembelajaran maupun penerapan praktik
langsung di lapangan sesuai dengan SOP yang berlaku.

4. Manfaat bagi Pembaca

Sebagai sumber informasi tentang pentingnya melakukan pemerataan


beban jika transformator mengalami ketidakseimbangan, agar pengaruh
ketidakseimbangan terhadap rugi-rugi daya yang akan berdampak pada
kerugian finansial baik dari sisi PT PLN sendiri maupun di sisi pelanggan
dapat diminimalisir.

1.6 Metode Pembuatan Tugas Akhir

Metode pembuatan tugas akhir yang penulis gunakan dalam penulisan tugas
akhir ini adalah:

1. Studi Literatur

Penulis melakukan studi literatur dengan mengumpulkan data berupa teori


dari beberapa sumber referensi yang berkaitan dengan topik yang penulis
ambil dan membandingkannya dengan apa yang telah penulis peroleh di
lapangan.

2. Observasi Data

Penulis melakukan observasi secara langsung dan tidak langsung terhadap


transformator distribusi KN 07-15 bersama pembimbing lapangan di
wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP Kutacane baik sebelum dilakukan
pemerataan beban maupun setelah dilakukan pemerataan beban.

3. Diskusi

Penulis melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan saat praktik


kerja lapangan dan dengan dosen pembimbing dalam proses penyusunan
tugas akhir.

4
1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan


Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang penulis dapatkan dari berbagai
sumber referensi untuk mendukung penyusunan tugas akhir.

BAB 3 PEMERATAAN BEBAN

Bab ini menguraikan tentang data yang diperoleh di lapangan sekaligus proses
pemerataan beban transformator distribusi KN 07-15 di PT PLN (Persero)
ULP Kutacane.

BAB 4 ANALISA DATA

Bab ini menguraikan tentang analisa rugi-rugi daya berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan sekaligus berapa besar kerugian finansial akibat
ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15 di PT PLN
(Persero) ULP Kutacane baik sebelum maupun setelah dilakukan pemerataan
beban.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran yang penulis kemukakan
terhadap pembahasan mengenai pemerataan beban transformator distribusi
KN 07-15 yang telah dilakukan di wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP
Kutacane.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Tenaga Listrik

Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian, setiap bagian itu
memiliki perannya masing-masing dalam sistem penyaluran tenaga listrik
dari pusat pembangkit hingga ke pusat beban. Adapun ketiga bagian itu
adalah:

a) Sistem Pembangkit Tenaga Listrik


Pembangkit tenaga lsitrik bertugas memproduksi tenaga listrik. Energi
listrik akan dibangkitkan oleh generator lewat turbin yang bergerak.
Energi mekanik yang dihasilkan turbin akan diubah menjadi energi
listrik oleh generator. Energi listrik ini kemudian akan ditransfer ke
gardu induk, di mana pada gardu induk terdapat transformator yang
akan mengkonversi nilai Tegangan Menengah (TM) yang dihasilkan
generator menjadi Tegangan Tinggi (TT) atau Tegangan Ekstra
Tinggi (TET) atau disebut juga dengan tegangan transmisi.
b) Sistem Transmisi Tenaga Listrik
Sistem transmisi bertugas menyalurkan tenaga listrik yang telah
dikonversi besarannya ke saluran distribusi primer. Tegangan yang
telah dikonversi menjadi Tegangan Tinggi (TT) atau Tegangan Ekstra
Tinggi (TET) tadi akan diturunkan kembali menjadi Tegangan
Menengah (TM) oleh gardu induk transimisi sebelum menuju gardu
distribusi.
c) Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi terdiri dari saluran distribusi primer dan saluran
distribusi sekunder, yang bertugas untuk menyalurkan tenaga listrik
yang datang dari saluran transmisi menuju pusat beban. Tegangan
Menengah (TM) yang datang bisa langsung dikirimkan ke pusat beban
(seperti industri atau pabrik besar) yang membutuhkan pemakaian

6
tenaga listrik yang besar atau diturunkan lagi menjadi Tegangan
Rendah (TR) dan disalurkan oleh saluran distribusi sekunder
(380/220V) untuk pemakaian rumah tangga, bisnis, sosial, atau publik
yang membutuhkan pemakaian tegangan yang lebih kecil.

Adapun untuk lebih jelasnya, sistem tenaga listrik dari pembangkit menuju
ke beban ditunjukkan oleh Gambar 2. 1 dibawah ini.

Gambar 2. 1 Sistem Tenaga Listrik dari Pembangkit Menuju Beban

Menurut Standar Perusahaan Listrik Negara atau SPLN 1 Tahun 1995,


berdasarkan besarnya tegangan listrik dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa macam, yaitu:

1) Tegangan Rendah (TR) atau Low Voltage (LV)

Tegangan ini berkisar mulai dari 100 – 1.000 Volt (1 kV). Tegangan
rendah ini biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau
kebutuhan lain yang tidak menggunakan pemakaian energi listrik
yang begitu besar.

2) Tegangan Menengah (TM) atau Medium Voltage (MV)


Tegangan ini berkisar mulai dari 1.000 – 20.000 Volt (20 kV).
Tegangan menengah ini terhubung antara gardu induk dengan gardu
distribusi dan biasanya digunakan untuk kebutuhan industri, pabrik
dan kebutuhan lain yang menggunakan pemakaian energi listrik cukup
besar. Tegangan menengah disalurkan melalui Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) dengan Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) dan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM).
3) Tegangan Tinggi (TT) atau High Voltage (HV)

7
Tegangan ini berkisar mulai dari 35.000 Volt (35 kV) – 230.000 Volt
(230 kV). Tegangan tinggi ini terhubung di antara gardu induk dengan
gardu induk lainnya. Biasanya selain disalurkan menuju gardu induk
untuk diturunkan nilai tegangannya untuk selanjutnya disalurkan ke
saluran distribusi, tegangan tinggi ini juga disalurkan langsung ke
konsumen seperti industri besar atau kalangan konsumen yang
membutuhkan pemakaian tenaga listrik yang lebih besar. Tegangan
tinggi ini disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
dan dapat pula berupa Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT).
4) Tegangan Ekstra Tinggi (TET) atau Extra High Voltage (EHV)
Tegangan ini berkisar lebih dari 245.000 Volt (245 kV). Tegangan
ekstra tinggi tinggi ini terhubung di antara Gardu Induk Tegangan
Ekstra Tinggi (GITET) dengan gardu induk lainnya yang disalurkan
melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Umumnya
tegangan ini berasal dari pusat pembangkit dengan skala besar yang
khusus dibuat sebagai suplai tenaga listrik ke lokasi yang jaraknya
cukup jauh.

2.1.2 Proses Penyaluran Tenaga Listrik ke Pelanggan atau Konsumen

Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses penyaluran tenaga listrik akan
melewati tiga tahapan besar yaitu sistem pembangkit, sistem transmisi dan
sistem distribusi. Sistem distribusi sendiri terbagi menjadi dua sub sistem
yaitu distribusi primer dan distribusi sekunder. Perhatikan Gambar 2. 2 di
bawah ini.

8
Gambar 2. 2 Proses Penyaluran Tenaga Listrik dari Pembangkit ke Pelanggan

Berdasarkan Gambar 2. 2 di atas, tenaga listrik yang dibangkitkan pusat


pembangkit (PLTA, PLTU, PLTG, PLTD dsb.) dinaikkan besarannya oleh
transformator step-up gardu induk kemudian disalurkan menuju saluran
transmisi. Nilai besaran tegangan pada tahap ini di Indonesia sendiri
berkisar 30 kV, 70 kV, 150 kV (wilayah Sumatera) dan 500 kV (wilayah
Jawa). Pada tahap ini tegangan yang akan disalurkan ke saluran transmisi
adalah Tegangan Tinggi (TT) atau Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang
akan disalurkan melalui saluran kabel udara atau saluran kabel udara.

Saluran kabel udara jauh lebih murah dibandingkan saluran kabel tanah,
namun kekurangannya ialah lebih rentan terhadap gangguan seperti pohon,
sambaran petir, hewan dan lain sebagainya. Saluran kabel tanah jauh lebih
aman dibandingkan saluran kabel udara dan tidak rentan terhadap
gangguan, namun kekurangan saluran kabel tanah selain harganya yang
relatif mahal ialah saat terjadi gangguan terhadap kabel tanah, pelacakan
lokasi gangguan relatif lebih sulit bila dibandingkan dengan saluran kabel
udara.

Pada Gambar 2. 2 juga terlihat bahwa saluran transmisi ini akan berakhir
di Gardu Induk (GI) lainnya. Adapun tegangan tinggi tadi bisa saja
langsung disalurkan kembali menuju industri besar yang membutuhkan

9
tenaga listrik yang cukup besar dalam proses perindustriannya. Selain
langsung dikirim ke industri besar, pada gardu induk ini kemudian
Tegangan Tinggi (TT) atau Tegangan Ekstra Tinggi (TET) akan
diturunkan oleh transformator step-down menjadi Tegangan Menengah
(TM) dengan besaran 20 kV (yang paling umum digunakan) dan
disalurkan kembali menuju industri atau pelanggan kalangan atas yang
membutuhkan pemakaian listrik yang lumayan besar. Pada tahap ini
tegangan yang diturunkan disebut tegangan distribusi primer atau disebut
juga dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM).

Selain itu pada Gambar 2. 2 ada pula yang disalurkan menuju saluran
distribusi sekunder atau disebut juga dengan Jaringan Tegangan Rendah
(JTR), di mana Tegangan Menengah (TM) tadi akan disalurkan menuju
Gardu Distribusi (GD) lalu diturunkan kembali oleh transformator step-
down hingga menjadi Tegangan Rendah (TR) dengan besaran tegangan
380/220V. Selanjutnya tegangan ini akan disalurkan kembali menuju
pelanggan melalui Saluran Rumah (SR).

2.1.3 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Sistem distribusi adalah semua bagian dari sistem tenaga listrik yang
terletak di antara sumber daya dengan pelayanan pelanggan. Sistem
distribusi tenaga listrik terdiri dari dua bagian yaitu jaringan distribusi
primer dan jaringan distribusi sekunder.

2.1.3.1 Jaringan Distribusi Primer

Jaringan distribusi primer atau disebut juga Jaringan Tegangan


Menengah (JTM) adalah jaringan distribusi dengan Tegangan
Menengah (TM) dengan besaran tegangan yang paling sering digunakan
ialah 20.000 Volt (20 kV) yang terhubung di antara gardu induk dengan
gardu distribusi, memiliki struktur pola sedemikian rupa sehingga
pengoperasiannya mudah dan handal.

Adapun struktur atau pola yang digunakan tersebut terbagi atas:

10
1) Sistem Radial

Sistem radial merupakan sistem dengan pola yang paling sederhana,


sistem ini banyak digunakan di daerah pedesaan atau sistem yang kecil.
Perhatikan Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2. 3 Konfigurasi Sistem Radial

Dapat kita lihat melalui gambar 2.3 bahwa konfigurasi sistem radial ini
sangat sederhana karena hanya memiliki satu gardu induk sebagai
penyuplai utama tenaga listrik ke pelanggan. Sistem radial umumnya
menggunakan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Meskipun
sistem radial merupakan sistem yang paling sederhana dan tidak terlalu
rumit, namun sistem ini memiliki tingkat keandalan yang rendah sebab
jika salah satu titik mengalami gangguan, maka titik lain yang berada di
bawah titik yang mengalami gangguan tidak akan dialiri tenaga listrik.

2) Sistem Ring atau Loop

Sistem loop ini merupakan gabungan dari dua sistem jaringan


radial di mana di kedua jaringan dipasangkan PMT.

11
Gambar 2. 4 Konfigurasi Sistem Ring atau Loop

Pada Gambar 2.4 dapat kita lihat bahwa di antara kedua jaringan
dipasangkan PMT sehingga dapat memudahkan lokalisir saat
terjadi gangguan di salah satu jaringan. Meskipun jenis ini lebih
handal bila dibandingkan sistem radial, biaya yang digunakan
untuk pembuatan sistem ini menjadi lebih mahal bila
dibandingkan dengan sistem radial.

3) Sistem Spindel

Sistem spindel merupakan sistem yang terdiri dari gabungan


struktur radial yang ujungnya disediakan satu express feeder atau
penyulang tanpa beban dari gardu induk sampai gardu hubung.
Perhatikan Gambar 2. 5 di bawah ini.

Gambar 2. 5. Konfigurasi Sistem Spindel

12
Seperti yang terlihat pada Gambar 2. 5, pada bagian tengah sistem
ini terdapat satu express feeder atau penyulang tanpa beban yang
dilengkapi dengan satu PMT utama yang terletak pada jaringan
yang sama dengan express feeder atau penyulang tanpa beban
tersebut dan PMT lain yang terhubung langsung dengan jaringan
yang sudah memiliki penyulangnya masing-masing. Express
feeder atau penyulang tanpa beban yang harus selalu dalam
kondisi bertegangan agar dapat memasok aliran listrik pada
jaringan yang tengah mengalami gangguan. Sistem spindel ini
banyak digunakan untuk pasokan listrik di perkotaan khususnya
kota besar memiliki keandalan yang relatif tinggi.

4) Sistem Klaster (Cluster)

Sistem klaster sangat mirip sistem spindel, karena pada sistem


klaster juga disediakan satu express feeder sebagai penyuplai
cadangan saat terjadi gangguan pada penyulang utama. Perhatikan
Gambar 2. 6 di bawah ini.

Gambar 2. 6 Konfigurasi Sistem Klaster

Pada Gambar 2. 6 dapat kita lihat bahwa pada sistem klaster,


express feeder atau penyulang tanpa beban dilengkapi dengan

13
beberapa PMT yang terhubung langsung dengan jaringan yang
memiliki penyulangnya masing-masing, ini bertujuan agar saat
terjadi gangguan, PMT yang terhubung pada jaringan yang
mengalami gangguan dapat langsung terlokalisir oleh express
feeder atau penyulang tanpa beban.

2.1.3.2 Jaringan Distribusi Sekunder

Jaringan distribusi sekunder atau disebut juga Jaringan Tegangan


Rendah (JTR) adalah jaringan distribusi dengan Tegangan Rendah (TR)
yang bermula dari transformator distribusi sampai ke kWh meter
pelanggan atau konsumen. Oleh karena itu besarnya tegangan untuk
jaringan listrik sekunder adalah 380/220V untuk sistem yang lama dan
400/230V untuk sistem yang baru. Tegangan 220V dan 230V
merupakan tegangan fasa-netral sedangkan 380V dan 400V adalah
tegangan fasa-fasa.

2.1.4 Transformator Distribusi Tiga Fasa

Transformator distribusi adalah alat yang digunakan untuk mengubah


tegangan bolak-balik dari satu nilai ke nilai lainnya.

Menurut Gabriel, J.T (2001) “Transformator atau trafo merupakan alat


yang dipakai untuk mengubah tegangan AC dari suatu bentuk harga
menjadi suatu harga yang diinginkan.”

Bentuk Transformator tiga fasa dapat kita lihat pada Gambar 2. 8 di bawah
ini.

14
Gambar 2. 7 Transformator Distribusi Tiga Fasa

Transformator distribusi tiga fasa seperti yang terlihat pada Gambar 2.7
merupakan alat yang sangat penting dalam sistem penyaluran tenaga listrik
sebab memiliki fungsi sebagai penyalur tenaga listrik sebesar tegangan
distribusi agar jumlah arus listrik yang menghilang saat penyaluran tidak
terlalu banyak. Umumnya, transformator yang digunakan dalam sistem
distribusi adalah transformator step down 20/0,4 kV, dengan tegangan
fasa-fasa 380V/400V dan fasa-netral 220V/230V.

2.1.5 Prinsip Kerja Transformator Distribusi Tiga Fasa

Transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang terpisah


secara elektris dan terhubung secara magnetis melalui jalur dengan
reluktansi yang rendah dan bersifat induktif. Saat sumber tegangan AC
dihubungkan pada kumparan primer maka pada inti akan muncul fluks
dikarenakan kumparan primer membentuk jaringan tertutup sehingga arus
primer mengalir. Karena fluks yang disebabkan induksi kumparan primer
ini pula terjadi induksi pada kumparan sekunder yang disebut sebagai
induksi bersama (mutual induction). Fluks yang hadir di kumparan
sekunder ini menyebabkan timbul arus di kumparan sekunder sehingga
listrik dapat diteruskan secara magnetisasi.

Besarnya GGL induksi yang dibangkitkan kumparan primer dirumuskan


oleh Persamaan 2.1 di bawah ini.

15
d∅
E = −N dt ………………………………………...…………………(2. 1)

Di mana:

E = GGL induksi kumparan primer

N = Jumlah lilitan kumparan primer

dϕ = Perubahan garis gaya magnet (Weber)

dt = Perubahan waktu (dtk)

2.1.6 Transformator Tiga Fasa Yzn5

Rangkaian Yzn5 merupakan hubungan rangkaian yang digunakan pada


transformator tiga fasa dengan kapasitas daya sampai 160 kVA.

Gambar 2. 8 Rangkaian Transformator Hubungan Bintang Zig-Zag

Hubungan transformator “bintang interconnected zig-zag” seperti yang


terlihat pada Gambar 2. 8 dibuat dengan tujuan khusus untuk menekan
ketidakseimbangan beban transformator. Karena pada belitan primer dan
sekunder sama-sama memiliki netral, memungkinkan sambungan netral
yang umumnya hilang dari sistem tiga fasa yang tidak ditanahkan agar
dapat ditanahkan sehingga dapat mengurangi arus harmonisa yang akan
menyebabkan timbulnya panas berlebih pada transformator terutama saat
dalam keadaan tidak seimbang. Perhatikan Gambar 2. 9 berikut ini.

16
Gambar 2. 9 Rangkaian Transformator Hubungan Yzn5

Transformator hubungan Yzn5 seperti yang terlihat pada Gambar 2. 9


memiliki sembilan kumparan, tiga diantaranya merupakan kumparan
primer yang dihubung bintang dan enam sisanya merupakan kumparan
sekunder yang dihubung zig-zag.

Karena hubungan bintang yang dipasang pada sebuah transformator


memiliki syarat yaitu bebannya harus seimbang antar fasa dan hal ini
mustahil terjadi mengingat pemakaian beban satu fasa pelanggan. Jumlah
kumparan sekunder yang dihubungkan secara zig-zag seperti yang terlihat
pada Gambar 2. 9 inilah yang nantinya akan membantu menekan
ketidakseimbangan beban yang terjadi pada transformator distribusi.
Ujung kumparan sekunder pada hubungan zig-zag disambungkan
sedemikian rupa sehingga arah aliran di tiap-tiap kumparan pada hubungan
zig-zag menjadi bertentangan.

17
Transformator tiga fasa Yzn5 dijelaskan pengertiannya sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Pengertian Rangkaian Yzn5


Jenis Transformator Tiga (3) Fasa (R, S, T)
Yzn5 Pengrtiannya adalah:
Y Lilitan Primer Terhubung
Bintang. Huruf kapital
melambangkan Tegangan
Menengah = 20 kV.
Z Lilitan Sekunder Terhubung
Zig-zag. Huruf kecil
melambangkan Tegangan
Rendah = 380/220V atau
400/230V.
N Lilitan Sekunder Ditanahkan.
5 5 × 30 = 150° adalah beda fasa
antara sisi delta dan sisi bintang.

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa, transformator tiga fasa


Yzn5 adalah transformator tiga fasa jenis step down, di mana sisi
primernya terhubung bintang dengan tegangan menengah 20 kV dan sisi
sekundernya terhubung zig-zag dengan tegangan rendah 380/220V atau
400/230V serta bagian netralnya ditanahkan.

2.1.7 Arus Beban Penuh Transformator Tiga Fasa

Sebelum menentukan nilai besaran arus beban penuh transformator, tiga


fasa, terlebih dahulu kita perlu mengetahui kapasitas daya transformator.
Persamaan 2. 2 menunjukkan daya (S) transformator bila ditinjau dari sisi
input tegangan tinggi (primer).

𝑺 = √𝟑 × 𝑽 × 𝑰 (𝒌𝑽𝑨)…………...…………………………...…..(2. 2)

Di mana:

S = Daya semu transformator (kVA)

V = Tegangan pada sisi primer transformator (kV)

18
I = Arus jala-jala (A)

Sehingga, untuk menentukan nilai arus beban penuh / full load (𝐼𝐹𝐿 )
transformator tiga fasa dapat menggunakan Persamaan 2. 3 di bawah ini.

𝐒
𝐈𝐅𝐋 = (𝐀)…………………………………………………...(2. 3)
√𝟑 ×𝐕

Di mana:

𝐼𝐹𝐿 = Arus beban penuh / full load (A)

S = Daya semu transformator (kVA)

V = Tegangan pada sisi primer transformator (kV)

2.1.8 Keseimbangan Beban dan Ketidakseimbangan Beban

Pada keadaan seimbang dan tidak seimbang notasi arus pada penghantar
fasa akan dibedakan penamaannya sesuai Tabel 2. 2 di bawah ini.

Tabel 2. 2 Penamaan Arus Penghantar pada Keadaan Seimbang dan Tidak


Seimbang
Notasi Arus Penghantar pada Keadaan Notasi Arus Penghantar pada Keadaan Tidak
Seimbang Seimbang
𝐼𝑅 𝐼𝑎
𝐼𝑆 𝐼𝑏
𝐼𝑇 𝐼𝑐

2.1.8.1 Keseimbangan Beban

Keseimbangan beban adalah suatu keadaan di mana:

a) Vektor ketiga arus atau tegangan bernilai sama besar.


b) Ketiga vektor yang dibentuk memiliki selisih 120° satu sama
lainnya.

Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 2. 10 di bawah ini.

19
Gambar 2. 10 Diagram Vektor Arus Keadaan Seimbang

Dapat kita lihat pada Gambar 2. 10 bahwa seilisih nilai sudut vektor yang
dibentuk transformator tiga fasa saat berada dalam keadaan seimbang
adalah tepat 120°. Persamaan 2. 4 menunjukan vektor diagram
pembebanan transformator dalam keadaan beban seimbang.

𝐼𝑅 = 𝐼𝑅 ∠0° (𝐴)

𝐼𝑆 = 𝐼𝑆 ∠120° (𝐴)

𝐼𝑇 = 𝐼𝑇 ∠240° (𝐴)

𝐼𝑁 = 𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇 (𝐴)

𝐼𝑁 = 𝐼𝑅 ∠0° + 𝐼𝑆 ∠120° + 𝐼𝑇 ∠240° (𝐴)

𝐼𝑁 = 0 (𝐴)

𝑰𝑵 = 𝑰𝑹 ∠𝟎° + 𝑰𝑺 ∠𝟏𝟐𝟎° + 𝑰𝑻 ∠𝟐𝟒𝟎° = 0 (𝑨)……………….…(2. 4)

Berdasarkan Persamaan 2. 4 di atas dapat kita simpulkan bahwa pada


keadaan seimbang, nilai arus yang mengalir pada penghantar netral (𝐼𝑁 )
= 0.

20
2.1.8.2 Ketidakseimbangan Beban

Ketidakseimbangan beban adalah keadaan di mana:

a) Vektor arus setiap fasa memiliki nilai yang sama besar tetapi vektor
sudut yang dibentuk tiap fasa tidak membentuk sudut 120° satu sama
lain.
b) Vektor arus setiap fasa tidak memiliki nilai yang sama besar tetapi
vektor sudut yang dibentuk tiap fasa membentuk sudut 120° satu
sama lain.
c) Vektor arus setiap fasa tidak memiliki nilai yang sama besar dan
vektor sudut setiap fasa tidak membentuk sudut 120° satu sama lain.

Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 2. 11 di bawah ini

Gambar 2. 11. Diagram Vektor Arus Keadaan Tak Seimbang

Persamaan 2. 5 vektor diagram pembebanan transformator dalam keadaan


beban tidak seimbang.

𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 ∠0°

𝐼𝑏 = 𝐼𝑏 ∠135°

𝐼𝑐 = 𝐼𝑐 ∠105°

𝐼𝑁 ≠ 𝐼𝑎 + 𝐼𝑏 + 𝐼𝑐 (𝐴)

21
𝐼𝑁 ≠ 𝐼𝑎 ∠0° + 𝐼𝑏 ∠135° + 𝐼𝑐 ∠105° (𝐴)

𝐼𝑁 ≠ 𝐼𝑎 + 𝐼𝑏 + 𝐼𝑐 (𝐴)

𝐼𝑁 ≠ 0 (𝐴)

𝑰𝑵 ≠ 𝑰𝒂 ∠𝟎° + 𝑰𝒃 ∠𝟏𝟑𝟓° + 𝑰𝒄 ∠𝟏𝟎𝟓° ≠ 0 (𝑨)……...……….…...(2. 5)

Berdasarkan Persamaan 2. 5 di atas dapat kita simpulkan bahwa pada


keadaan tidak seimbang, nilai arus pada penghantar netral (𝐼𝑁 ) ≠ 0.

2.1.9 Persentase Pembebanan Transformator

Nilai arus rata-rata pada incoming (𝐼𝑖𝑛𝑐 ) transformator dapat ditentukan


dengan Persamaan 2. 6 berikut ini.
𝑰𝑹 + 𝑰𝑺 + 𝑰𝑻
𝑰𝒊𝒏𝒄. = (𝑨)…………..……………………………………(2. 6)
𝟑

Dimana:

𝐼𝑖𝑛𝑐. = Arus rata-rata incoming transformator (A)

Berdasarkan Persamaan 2. 6 diatas, nilai persentase pembebanan


transformator (%) dapat ditentukan dengan Persamaan 2. 7 berikut ini.
𝑰𝑰𝒏𝒄.
= × 𝟏𝟎𝟎 (%)……………………………………..……………(2. 7)
𝑰𝑭𝑳

Dimana:

𝐼𝐼𝑛𝑐. = Arus rata-rata incoming transformator (A)

𝐼𝐹𝐿 = Arus beban penuh transformator (A)

2.1.10 Persentase Ketidakseimbangan Beban

Untuk menentukan besar persentase ketidakseimbangan beban


transformator dapat menggunakan Persamaan 2. 8 sebagai berikut.
{|𝒂−𝟏|+|𝒃−𝟏|+|𝒄−𝟏|}
% 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒔𝒆𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = × 𝟏𝟎𝟎..……...…..(2. 8)
𝟑

Karena:

𝐼𝑅 = 𝑎 × 𝐼𝐼𝑛𝑐.

22
𝐼𝑆 = 𝑏 × 𝐼𝐼𝑛𝑐.

𝐼𝑇 = 𝑐 × 𝐼𝐼𝑛𝑐.

Sehingga:
𝐼𝑅
𝑎= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2. 9)
𝐼𝐼𝑛𝑐.

𝑆
𝑏= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …. (2. 10)
𝐼𝐼𝑛𝑐.

𝐼𝑇
𝑐= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …. (2. 11)
𝐼𝐼𝑛𝑐.

Dimana:

a = Fasa R dalam kondisi tidak seimbang

b = Fasa S dalam kondisi tidak seimbang

c = Fasa T dalam kondisi tidak seimbang

𝐼𝐼𝑛𝑐. = Arus rata-rata incoming transformator (A)

𝐼𝑅 = Arus pada penghantar R (A)

𝐼𝑆 = Arus pada penghantar S (A)

𝐼𝑇 = Arus pada penghantar T (A)

2.1.11 Arus Netral Akibat Ketidakseimbangan Beban

Ketidakseimbangan beban dapat menyebabkan timbulnya arus pada


penghantar netral sisi sekunder pada penghantar netral. Timbulnya arus
pada penghantar netral transformator ini merupakan hal yang lurah terjadi
dikarenakan pemakaian beban atau peralatan satu fasa pelanggan,
sehingga PLN sendiri akhirnya menurunkan standar untuk
menindaklanjuti masaslah ini. Menurut SPLN besarnya nilai toleransi arus
yang mengalir pada penghantar netral maksimal ialah 10 Ampere.

Arus pada penghantar netral akibat adanya ketidakseimbangan beban ini


sendiri menimbulkan banyak kerugian baik dari sisi elektris (rugi-rugi
daya, penurunan (drop) tegangan) hingga sisi mekanis (suhu naik berlebih,

23
penurunan kemampuan transformator, berkurangnya umur pemakaian
transformator).

Jika arus pada penghantar netral ini nilainya tinggi, maka arus ini akan
menimbulkan suhu panas yang akan diserap trafo serta menimbulkan rugi-
rugi daya yang akan hilang dalam bentuk panas tersebut. Tidak hanya itu,
jika sambungan penghantar netral kurang baik atau bahkan putus, maka
akan terjadi penurunan (drop) tegangan pada fasa dengan beban paling
banyak/besar, bahkan penurunan tegangan ini bisa menjadi lebih rendah
dari nilai tegangan nominalnya atau jauh lebih rendah dari fasa dengan
beban paling sedikit/kecil. Sedangkan fasa dengan beban yang paling kecil
tadi, tegangannya akan naik hingga melebihi tegangan nominalnya. Naik
atau turunnya nilai tegangan ini melebihi batas toleransi yang diizinkan
secara tiba-tiba ini dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan lsitrik
pelanggan dan pada peralatan gardu distribusi (transformator, penghantar,
sekering dan lain sebagainya) di satu sistem distribusi yang sama.

Pada peralatan listrik pelanggan sendiri, kurangnya nilai tegangan dari


nominal yang dibutuhkan peralatan akan membuat kegagalan operasi
peralatan tersebut, di mana saat peralatan tersebut terhubung dengan
sumber tegangan yang tidak memenuhi kebutuhan peralatan itu tidak akan
membuat peralatan tersebut bekerja sementara sistem peralatan itu terus
memaksa peralatan itu untuk bekerja, akibatnya akan timbul panas yang
akan menyebabkan kerusakan sistem baik itu kumparan maupun isolasi
peralatan tersebut akan terbakar. Sementara pada kenaikan tegangan
melebihi batas yang nominal yang dibutuhkan peralatan akan
menyebabkan kegagalan isolasi pada peralatan sehingga pada bagian yang
seharusnya tidak bertegangan menjadi bertegangan (tegangan tidak
langsung) yang tentu saja dapat membahayakan peralatan itu sendiri
hingga manusia.

24
2.1.12 Rugi-Rugi Daya Akibat Arus pada Penghantar Netral

Arus pada penghantar netral yang timbul akibat ketidakseimbangan beban


antar fasa R, S, dan T menyebabkan rugi-rugi daya aktif pada
transformator tiga fasa. Rugi-rugi daya pada penghantar fasa dan
penghantar netral dirumuskan dengan Persamaan 2. 9 berikut ini.

𝐏 = 𝐈𝟐 × 𝐑 (𝐖𝐚𝐭𝐭)………………………………………………(2. 12)

Dimana:

𝑃 = Rugi-rugi daya aktif pada penghantar (Watt)

𝐼 = Arus pada penghantar (A)

R = Tahanan Penghantar (Ω)

2.1.13 Rugi-Rugi Daya Total pada Saluran Penghantar

Total rugi-rugi daya yang mengalir pada saluran distribusi adalah hasil
penjumlahan antara rugi-rugi daya yang mengalir pada penghantar fasa
dengan rugi-rugi daya yang mengalir pada penghantar netral, hal ini
dinyatakan dalam Persamaan 2. 10 berikut ini.

𝐏𝐓𝐨𝐭. = 𝑷𝑹 + 𝑷𝑺 + 𝑷𝑻 + 𝑷𝑵 (𝐖𝐚𝐭𝐭)……………………..……(2. 13)

Dimana:

𝑃𝑇𝑜𝑡. = Total rugi-rugi daya pada saluran distribusi (Watt)

𝑃𝑃ℎ. = Rugi-rugi daya pada penghantar R, S, dan T (Watt)

𝑃𝑁 = Rugi-rugi daya pada penghantar Netral (Watt)

25
BAB 3
PEMERATAAN BEBAN.

3.1 Transformator Distribusi KN 07-15

Transformator distribusi KN 07-15 yang berada di wilayah kerja PT PLN


(Persero) ULP Kutacane, terletak di Jl. Manunggal, Pulonas, Kecamatan
Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh, tepatnya di belakang
stadion Haji Syahadat. Trafo distribusi KN 07-15 berkapasitas 100 kVA dan
bertugas melayani kelistrikan pelanggan yang berdomisili sekitar Stadion
Haji Syahadat. Transformator distribusi KN 07-15 disuplai oleh penyulang
CN 01 dan terbagi atas dua jurusan yaitu Jurusan I dan Jurusan II.

Gambar 3. 1 Transformator Distribusi KN 07-15

26
Gambar 3. 2 Panel PHBTR Transformator Distribusi KN 07-15

Gambar 3. 3 Wiring Diagram Panel PHBTR Transformator Distribusi KN 07-15

27
Tabel 3. 1 Data Transformator Distribusi KN 07-15
Data Nameplate Keterangan Satuan
Kode Gardu KN 07-15 -
Lokasi Jl. Manunggal, Pulonas. -
Penyulang / feeder CN 01 -
Merk Transformator Starlite -
Kapasitas Transformator 100 kVA
Jumlah Fasa 3 -
Tahun Operasi 2021 -
No. Seri 2100611007-2113 -
Tegangan Sisi Primer 20 kV
Tegangan Sisi Sekunder L-L 400 Volt
Arus Primer 2,88 A
Arus Sekunder 144,3 A
Jenis Minyak Mineral -
Vektor Grup Yzn5 -
Berat Transformator 895 Kg
Tegangan Hubung Singkat 4,0 %
Temperatur 55 °C
Kabel Opstik Incoming NYY 4 × 70 mm² -
Kabel Opstik Outgoing NYY 4 × 50 mm² -
Konstruksi Double Pole -

3.2 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum


Pemerataan Beban

Pengukuran beban transformator dilakukan pada Waktu Beban Puncak


(WBP) malam, untuk wilayah PT PLN (Persero) ULP Kutacane sendiri
Waktu Beban Puncak (WBP) malam hari sekitar pukul 20.00 WIB – 22.00
WIB sedangkan untuk siang hari sekitar pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB.

Hasil pengukuran menunjukkan pemaikaian beban puncak pada malam hari


lebih besar bila dibandingkan dengan pemakaian beban puncak pada siang
hari. Untuk itu patokan pemerataan beban yang dipakai ialah penggunaan
tenaga listrik pada Waktu Beban Puncak (WBP) malam hari.

28
Tabel 3. 2 Hasil Pengukuran Waktu Beban Puncak (WBP) Malam Hari
Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum Dilakukan Pemerataan Beban
Waktu Beban Puncak (WBP) 20.00 WIB – 22.00 WIB
Incoming Outgoing (A)
Fasa
(A) Jurusan 1 Jurusan 2
R 41,8 5,6 26,2
S 176,7 141,4 35,3
T 108,4 98,1 10,3
N 40,9 11,2 29,7
Tegangan Sekunder / Beban (Volt)
Tegangan Fasa – Netral Tegangan Fasa – Fasa
R–N S–N T–N R–S S–T T–R
243 238 242 416 329 422

3.3 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah


Pemerataan Beban Pertama

Tabel 3. 3 Hasil Pengukuran Waktu Beban Puncak (WBP) Malam Hari


Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Dilakukan Pemerataan Beban Pertama
Waktu Beban Puncak (WBP) 20.00 WIB – 22.00 WIB
Incoming Outgoing (A)
Fasa
(A) Jurusan 1 Jurusan 2
R 84,7 27,3 57,4
S 133,9 91,9 40,2
T 107,2 77,5 29,8
N 33,8 19,4 14,4
Tegangan Sekunder / Beban (Volt)
Tegangan Fasa – Netral Tegangan Fasa – Fasa
R–N S–N T–N R–S S-T T–R
240 240 238 418 380 422

29
3.4 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Kedua

Tabel 3. 4 Hasil Pengukuran Waktu Beban Puncak (WBP) Malam Hari


Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Dilakukan Pemerataan Beban Kedua
Waktu Beban Puncak (WBP) 20.00 WIB – 22.00 WIB
Incoming Outgoing (A)
Fasa
(A) Jurusan 1 Jurusan 2
R 104,7 49,1 55,3
S 115,2 54,6 59,3
T 108,0 50,3 56,7
N 19,7 10,7 9,4
Tegangan Sekunder / Beban (Volt)
Tegangan Fasa – Netral Tegangan Fasa – Fasa
R–N S–N T–N R–S S-T T–R
231 232 232 404 405 408

3.5 Alat dan Bahan yang Digunakan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pemerataan beban
transformator distribusi KN 07-15 adalah sebagai berikut:

3.4.1 Multimeter Clamp On

Multimeter clamp on umumnya digunakan untuk mengukur besaran arus


listrik karena tidak mengganggu instalasi listrik dalam penggunaannya.
Adanya penjepit juga dapat meminimalisir risiko tersengat aliran listrik.
Selain itu multimeter clamp on juga dapat digunakan untuk mengukur
besaran tegangan dan tahanan istrik.

30
Gambar 3. 4 Multimeter Clamp On

3.4.2 Tespen

Tespen adalah alat yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
tegangan/arus AC pada sebuah media. Tespen berbentuk seperti obeng
dengan ujung mata yang berbentuk negatif/minus, memiliki penjepit seperti
pena di bagian gagangnya, dan lampu led di bagian dalam gagang sebagai
indicator ada atau tidaknya tegangan pada media yang disentuh oleh ujung
mata yang tespen tersebut.

Gambar 3. 5 Tespen
3.4.3 Tool Kit

Tool kit adalah seperangkat peralatan yang terdiri dari obeng, tang, kunci
pas, kunci inggris, pisau dsb. yang digunakan untuk mempermudah
pekerjaan teknisi. Tool kit ini biasanya dikemas dalam tool box yang dibuat

31
khusus sedemikian rupa sehingga peralatan tersebut dapat disusun dengan
rapi dan memudahkan teknisi untuk membawanya kemana pun.

Gambar 3. 6 Tool Kit

3.4.4 Bundle Conductor Connector

Bundle conductor connector (BCC) adalah perangkat elektromekanik yang


digunakan untuk menghubungkan sambungan Jaringan Tegangan Rendah
(JTR) dengan Sambungan Rumah (SR).

Gambar 3. 7 Bundle Conductor Connector (BCC)

3.6 Langkah Pemerataan Beban

Pemerataan beban hanya dilakukan pada transformator dengan persentase


ketidakseimbangan beban lebih dari 25% dari beban nominal transformator dan

32
nilai arus netral di atas 10 A. Oleh karena itu, sebelum melakukan pemerataan
beban, ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya ialah:

a) Lakukan pengukuran pada setiap fasa incoming PHBTR, kemudian hitung


persentase ketidakseimbangannya, bila melebihi standar yang telah
ditentukan maka lakukan pemerataan beban.
b) Lakukan perhitungan nilai rata-rata arus beban fasa R, S, T untuk
mengetahui berapa nilai acuan/ideal pemerataan beban yang akan
dilakukan nantinya.
c) Tentukan fasa mana yang akan dikurangi atau ditambah bebannya
berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.

Setelah melakukan 3 hal di atas, selanjutnya dilakukanlah pemerataan beban


sesuai dengan Standing Operation Procedure (SOP) yang ditetapkan oleh Unit
Induk Wilayah (UIW) Aceh, dan diberlakukan untuk semua Unit Pelaksana
Pelayanan Pelanggan (UP3) Langsa dan dijalankan oleh PT PLN (Persero)
ULP Kutacane sebagai berikut.

1) Siapkan data hasil pengukuran beban dan rencana pemindahan.


2) Siapkan gambar jaringan SUTR yang akan diseimbangkan.
3) Lakukan persiapan di lokasi pekerjaan, (alat kerja, material kerja) dan
pakai alat K3.
4) Koordinasi dengan Piket Distribusi, minta izin pemadaman setempat, (bila
diperlukan).
5) Setelah ada izin dari Piket Distribusi, lakukan pemadaman, catat waktu
mulai padam.
6) Pasang tangga dengan posisi aman, ikatkan bagian bawah dan atas tangga
ke tiang.
7) Ikatkan sabuk pengaman ke tiang, dan cari posisi yang aman untuk bekerja
di atas tiang.
8) Amati sambungan rumah yang tersambung pada tiang tersebut.
9) Amati SUTR dan saluran setiap fasanya.
10) Bila sudah diamati dengan baik lakukan pemindahan sambungan dengan
membongkar connector yang lama diganti dengan connector yang baru,

33
bila connector netral (nol) kurang baik sambungannya diganti dengan
connector baru.
11) Selesai pemindahan sambungan, amati connector lainnya, bila terlihat
sambungannya kurang baik, diganti dengan connector baru.
12) Petugas turun, lepaskan ikatan tangga bagian atas dan bawah, lalu
turunkan tangga.
13) Catat pekerjaan yang dilakukan pada tiang tersebut
14) Selanjutnya lakukan hal yang sama pada tiang berikutnya sesuai rencana.
15) Bila pemindahan sudah dilakukan sesuai dengan rencana, periksa kenbaki
peralatan keja.
16) Lapor ke Piket Distribusi bahwa pekerjaan selesai dan tegangan TR dari
gardu akan dinormalkan.
17) Setelah ada izin dari Piket Distribusi, lakukan penormalan tegangan secara
bertahap.
18) Lakukan pengukuran putaran fasa, beban dan tegangan di PGTR.
19) Periksa pelanggan terdekat, lakukan pengukuran tegangan dan catat dalam
formulir laporan.

Berdasarkan Standing Operation Procedure (SOP) yang telah ditetapkan


tersebut, prosedur kerja yang dilakukan PT PLN (Persero) ULP Kutacane
adalah sebagai berikut:

a) Melakukan pendataan gardu distribusi dan melakukan pengukuran beban


pada incoming dan outgoing ransformator KN 07-17 pada Waktu Beban
Puncak (WBP) malam hari.
b) Menghitung arus rata-rata incoming transformator disribusi KN 07-15 lalu
kemudian menghitung persentase ketidakseimbangan beban transformator
distribusi KN 07-15. Adapun persamaan yang digunakan untuk
menghitung arus rata-rata incoming transformator adalah Persamaan 2. 6
dan rumus yang digunakan untuk menentukan persentase
ketidakseimbangan beban transformator Persamaan 2. 8.
Perlu diingat bahwa transformator yang diseimbangkan ialah
transformator dengan persentase ketidakseimbangan beban di atas 25%
dan nilai arus penghantar netral di atas 10 A. Transformator KN 07-15

34
memiliki persentase ketidakseimbangan di atas 25%, selain itu nilai arus
netral transformator KN 07-15 sangat tinggi.
c) Setelah diperoleh hasil perhitungan dari hasil pengukuran Waktu Beban
Puncak (WBP), perhatikan fasa yang memiliki beban paling berat untuk
dipindahkan ke fasa yang bebannya ringan dengan acuan hasil perhitungan
yang telah dilakukan sebelumnya.
d) Setelah mengetahui fasa mana yang akan dipindahkan, dilakukan
pemerataan beban. Setelah itu dilakukan pengukuran kembali dan
perhitungan ulang persentase ketidakseimbangan beban dengan
menggunakan persamaan yang sama dengan langkah sebelumnya. Jika
persentase ketidakseimbangan beban masih di atas 25% dan nilai arus
penghantar netral di atas 10 A maka dilakukan kembali pemerataan beban
sesuai dengan prosedur yang telah diterakan di atas. Pengukuran ulang
transformator distribusi KN 07-15 dilakukan saat Waktu Beban Puncak
(WBP).

Gambar 3. 8 Pemindahan Beban Transformator Distribusi KN 07-15

3.7 Data Penghantar Transformator Distribusi KN 07-15

Transformator distribusi KN 07-15 menggunakan penghantar NYY untuk


outgoing transformator dan penghantar Twisted Cable (TIC) NFA2X untuk
tiap jurusan.

35
Tabel 3. 5 Data Penghantar NYFGbY Menurut SPLN 6:1991
Luas Penampang Resistansi Maksimum Penghantar
Nominal (mm²) Urat Tunggal (Ω/km Urat Banyak (Ω/km)
0,5 37,69 38,44
0,75 26,50 27,0
1 20,80 21,2
1,5 13,30 13,6
2,5 7,27 7,41
4 4,52 4,61
6 3,02 3,08
10 1,79 1,83
16 1,13 1,15
25 0,712 0,727
35 0,514 0,524
50 0,379 0,387
70 0,262 0,268
95 0,189 0,193
120 0,150 0,153
150 0,122 0,124
185 0,0972 0,0991
240 0,074 0,0754
300 0,059 0,0601

36
BAB 4
ANALISA DATA HASIL PENGUKURAN TRANSFORMATOR
DISTRIBUSI KN 07-15.

4.1 Pemerataan Beban Transformator Distribusi KN 07-15

Rugi-rugi daya aktif transformator distribusi KN 07-15 bisa ditentukan melalui


perhitungan menggunakan data yang telah didapatkan melalui pengukuran arus
tiap penghantar pada Waktu Beban Puncak (WBP). Selain menggunakan data
hasil pengukuran, dibutuhkan pula nilai tahanan tiap penghantar yang
digunakan baik pada incoming maupun outgoing PHBTR, sehingga nilai
tahanan tiap penghantar juga harus diketahui.

Penghantar yang digunakan gardu distribusi KN 07-15 ada dua jenis, dan tiap
jenis serta ukuran penghantar tersebut memiliki nilai tahanan yang berbeda
pula. Penghantar sekunder transformator distribusi menuju incoming PHBTR
menggunakan kabel jenis NYY 4 × 70 mm² dengan nilai resistansi penghantar
sebesar 0,268 Ω/km, sedangkan untuk outgoing PHBTR baik Jurusan I maupun
Jurusan II menggunakan kabel jenis NYY 4 × 50 mm² dengan nilai resistansi
penghantar sebesar 0,387 Ω/km.

4.2 Arus Beban Penuh Transformator Distribusi KN 07-15

Tansformator distribusi KN 07-15 memiliki daya 100 kVA dengan tegangan


line-line sebesar 400 V. Dari data tersebut maka dapat kita tentukan nilai arus
beban penuh transformator distribusi KN 07-15 melalui Persamaan 2. 2 berikut
ini.

𝑆
𝐼𝐹𝐿 =
√3 × 𝑉
100.000
𝐼𝐹𝐿 =
√3 × 400

𝐼𝐹𝐿 = 144,33 A

37
4.3 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi
KN 07-15 Sebelum Pemerataan Beban

Setelah dilakukan pengukuran pada beban transformator distribusi KN 07-15


pada Waktu Beban Puncak (WBP), didapatkan hasil seperti yang tertera pada
Tabel 3. 2. Setelah itu dilakukan perhitungan nilai arus rata-rata pada incoming
transformator distribusi KN 07-15 melalui Persamaan 2. 6 sebagai berikut.

𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
41,8 𝐴 + 176 ,7 𝐴 + 108,4 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
326,9 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3

𝐼𝑖𝑛𝑐. = 108,96 A

Sehingga dapat kita ketahui persentase pembebanan transformator pada Waktu


Beban Puncak (WBP) melalui Persamaan 2. 7 sebagai berikut.

𝐼𝑖𝑛𝑐.
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
𝐼𝐹𝐿

108,96 𝐴
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
144,33 A

Persentase pembebanan transformator = 75,49 %

Untuk menentukan persentase ketidakseimbangan beban, terlebih dahulu kita


menentukan nilai fasa R, S, dan T dalam keadaan tidak seimbang secara
berturut-turut menggunakan Persamaan 2. 9, Persamaan 2. 10, Persamaan 2. 11
sebagai berikut.

𝐼𝑅 41,8
𝑎= = = 0,38
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,96

𝐼𝑆 176,7
𝑏= = = 1,62
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,96

𝐼𝑇 108,4
𝑎= = = 0,99
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,96

38
Selanjutnya, berdasarkan nilai perhitungan arus rata-rata incoming, kita dapat
menentukan persentase ketidakseimbangan beban menggunakan Persamaan 2.
8 sebagai berikut.

{|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
{|0,38 − 1| + |1,62 − 1| + |0,99 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3

% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 41,6 %

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat kita ketahui bahwa


persentase nilai ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15
ialah sebesar 41,6 %. Nilai arus fasa R, S, dan T pada incoming transformator
distribusi KN 07-15 yang memiliki perbedaan sangat tinggi menyebabkan
ketidakseimbangan beban yang tinggi pula terhadap transformator distribusi
KN 07-15. Selain itu nilai arus netral yang didapat pada saat pengukuran pun
sangat tinggi, yaitu sebesar 40,9 A, sehingga pemerataan beban pun harus
segera dilakukan.

Pemerataan beban pertama dilakukan setelah melakukan perhitungan beban


rata-rata incoming transformator distribusi dan didapatkan nilai rata-rata arus
incoming sebesar 108,96 A. Berdasarkan hasil perhitungan ini pula ditentukan
besaran nilai arus fasa outgoing R, S, dan T sebesar 54,48 A untuk masing-
masing fasa di dua jurusan transformator distribusi KN 07-15.

4.4 Pemerataan Beban Pertama Transformator Distribusi KN 07-15

Berdasarkan hasil pengukuran beban transformator distribusi KN 07-15,


diketahui bahwa:

1) Fasa R Jurusan I lebih kecil dari fasa R Jurusan II


2) Fasa S Jurusan I lebih besar dari fasa S Jurusan II
3) Fasa T Jurusan I lebih besar dari fasa T Jurusan II
4) Netral Jurusan I lebih kecil dari Netral Jurusan II

39
Oleh karena itu pemindahan beban dilakukan pada fasa R Jurusan II, fasa S
Jurusan I, fasa T Jurusan I dengan perhitungan pemindahan fasa sebagai
berikut:

a) Fasa R Jurusan II

= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑅1

= 54,48 A – 5,6 A

= 48,88 A

b) Fasa S Jurusan I

= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑆1

= 54,48 A – 35,3 A

= 19,18 A

c) Fasa T Jurusan I

= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑇1

= 54,48 A – 10,3 A

= 44,18 A

Setelah dilakukan pemerataan beban pertama pada transformator distribusi KN


07-15 ternyata hasil yang didapatkan sudah mampu mendekati target yang
diinginkan namun nilai arus pada penghantar netral masih tinggi. Sehingga
perlu dilakukan pemerataan beban kembali untuk mengurangi arus pada netral
transformator distribusi KN 07-15.

40
Tabel 4. 1 Data Pengukuran dan Perhitungan Pemerataan Beban Pertama
Transformator KN 07-15
Arus Rata-
Hasil Pengukuran Beban Hasil Perhitungan
Rata pada Pemindahan
Fasa Awal (A) Pemindahan Fasa (A)
Outgoing Beban (A)
(A) Jurusan I Jurusan II Jurusan I Jurusan II

36,2 – 48,88
R 54,48 5,6 36,2 5,6 48,88
= -12,68
141,4 – 19,18
S 54,48 141,4 35,3 19,18 35,5
= 122,22
98,1 – 44,18
T 54,48 98,1 10,3 44,18 10,3
= 53,92

4.5 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi


KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama

Setelah dilakukan pengukuran pada beban transformator distribusi KN 07-15


pada Waktu Beban Puncak (WBP) setelah pemerataan beban pertama,
didapatkan hasil seperti yang tertera pada Tabel 3. 3. Setelah itu dilakukan
kembali perhitungan nilai arus rata-rata pada incoming transformator distribusi
KN 07-15 melaui Persamaan 2. 6 sebagai berikut.

𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
84,7 𝐴 + 133,9 𝐴 + 107,2 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
325,8 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3

𝐼𝑖𝑛𝑐. = 108,6 A

Sehingga dapat kita ketahui persentase pembebanan transformator pada Waktu


Beban Puncak (WBP) setelah pemerataan beban pertama melalui Persamaan 2.
7 sebagai berikut.

𝐼𝑖𝑛𝑐.
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
𝐼𝐹𝐿

41
108,6 𝐴
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
144,33 A

Persentase pembebanan transformator = 75,24 %

Untuk menentukan persentase ketidakseimbangan beban, terlebih dahulu kita


menentukan nilai fasa R, S, dan T dalam keadaan tidak seimbang secara
berturut-turut menggunakan Persamaan 2. 9, Persamaan 2. 10, Persamaan 2. 11
sebagai berikut.

𝐼𝑅 84,7
𝑎= = = 0,77
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,6

𝐼𝑆 133,9
𝑏= = = 1,23
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,6

𝐼𝑅 107,2
𝑎= = = 0,98
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,6

Selanjutnya, berdasarkan nilai perhitungan arus rata-rata incoming, kita dapat


menentukan persentase ketidakseimbangan beban transformator distribui KN
07-15 setelah pemerataan beban pertama melalui Persamaan 2. 8 sebagai
berikut.

{|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
{|0,77 − 1| + |1,23 − 1| + |0,98 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3

% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 16 %

4.6 Pemerataan Beban Kedua Transformator Distribusi KN 07-15

Berdasarkan hasil pengukuran beban transformator distribusi KN 07-15 setelah


dilakukan pemerataan beban pertama, diketahui bahwa:

1) Fasa R Jurusan I lebih kecil dari fasa R Jurusan II


2) Fasa S Jurusan I lebih besar dari fasa S Jurusan II
3) Fasa T Jurusan I lebih besar dari fasa T Jurusan II
4) Netral Jurusan I lebih besar dari Netral Jurusan II

42
Oleh karena itu pemindahan beban dilakukan pada fasa R Jurusan II, fasa S
Jurusan I, fasa T Jurusan I dengan perhitungan pemindahan fasa sebagai
berikut:

a) Fasa R Jurusan II

= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑅1

= 54,48 A – 27,3 A

= 27,18 A

b) Fasa S Jurusan I

= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑆2

= 54,48 A – 40,2 A

= 14,28 A

c) Fasa T Jurusan I

= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑇2

= 54,48 A – 29,8 A

= 24,68 A

Setelah dilakukan pemerataan beban kedua pada transformator distribusi KN


07-15, hasil yang didapatkan dianggap mampu mendekati target yang
diinginkan dan nilai arus pada penghantar netral dianggap telah cukup kecil.
Oleh karena itu pemerataan beban transformator distribusi KN 07-15 sudah
tidak perlu dilakukan meskipun nilai arus pada netral transformator distribusi
KN 07-15 masih belum berada di bawah 10 A sesuai ketetapan SPLN.

43
Tabel 4. 2 Data Pengukuran dan Perhitungan Pemerataan Beban Kedua
Transformator KN 07-15
Arus Rata-
Hasil Pengukuran Beban Hasil Perhitungan
Rata pada Pemindahan
Fasa Awal (A) Pemindahan Fasa (A)
Incoming Beban (A)
(A) Jurusan I Jurusan II Jurusan I Jurusan II

57,4 – 27,18
R 54,48 27,3 57,4 27,3 27,18
= 30,22
91,9 – 14,28
S 54,48 91,9 40,2 14,28 40,2
= 77,62
77,5 – 24,68
T 54,48 77,5 29,8 24,68 29,8
= 52,82

4.7 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi


KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama

Pengukuran pada beban transformator distribusi KN 07-15 pada Waktu Beban


Puncak (WBP) setelah pemerataan beban kedua, hasil pengukuran tertera pada
Tabel 3. 4. Setelah itu dilakukan kembali perhitungan nilai arus rata-rata pada
incoming transformator distribusi KN 07-15 melalui Persamaan 2. 6 sebagai
berikut.

𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
104,7 𝐴 + 115,2 𝐴 + 108,0 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
327,9 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3

𝐼𝑖𝑛𝑐. = 109,3 A

Sehingga diketahui persentase pembebanan transformator pada Waktu Beban


Puncak (WBP) setelah pemerataan beban kedua melalui Persamaan 2. 7
berikut.

𝐼𝑖𝑛𝑐.
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
𝐼𝐹𝐿

44
109,3 𝐴
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
144,33 A

Persentase pembebanan transformator = 75,72 %

Untuk menentukan persentase ketidakseimbangan beban, terlebih dahulu kita


menentukan nilai fasa R, S, dan T dalam keadaan tidak seimbang secara
berturut-turut menggunakan Persamaan 2. 9, Persamaan 2. 10, Persamaan 2. 11
sebagai berikut.

𝐼𝑅 104,7
𝑎= = = 0,95
𝐼𝑖𝑛𝑐. 109,3

𝐼𝑆 115,2
𝑏= = = 1,05
𝐼𝑖𝑛𝑐. 109,3

𝐼𝑅 108,0
𝑎= = = 0,98
𝐼𝑖𝑛𝑐. 109,3

Selanjutnya, berdasarkan nilai perhitungan arus rata-rata incoming, kita dapat


menentukan persentase ketidakseimbangan beban transformator distribui KN
07-15 setelah pemerataan beban kedua melalui Persamaan 2. 8 sebagai berikut.

{|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
{|0,77 − 1| + |1,23 − 1| + |0,98 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3

% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 4 %

4.8 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15

Rugi-rugi daya aktif ditentukan dengan data pengukuran Waktu Beban Puncak
(WBP) dan data resistansi penghantar transformator distribusi KN 07-15.

4.5.1 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum


Pemerataan Beban

Sebelum dilakukan pemerataan beban nilai rugi-rugi daya transformator


distribusi KN 07-15 dapat kita lihat pada Tabel 4. 3 berikut ini.

45
Tabel 4. 3 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum
Dilakukan Pemerataan Beban

Penghantar Incoming Jurusan I Jurusan II

NYY 4 × 70 NYY 4 × 50 NYY 4 × 50


Jenis
mm² mm² mm²
Panjang (km) 0,009
(Ω/km) 0,268 0,387
Tahanan
Ω 0,002412 0,003483
R 41,8 5,6 36,2
S 176,7 141,4 35,3
Arus (A)
T 108,4 98,1 10,3
N 40,9 11,2 29,7
R 0,0042144 0,0001092 0,0045642
Rugi-Rugi Daya Aktif S 0,0753096 0,0696389 0,0043401
(kW) T 0,0283432 0,0335190 0,0003695
N 0,0040348 0,0004369 0,0030723
Jumlah Rugi-Rugi Daya Aktif
0,1119011 0,103704 0,0123461
(kW)
Total Rugi-Rugi Daya Aktif (kW) 0,2279512

4.5.1.1 Rugi-Rugi Daya Aktif pada Incoming Transformator Distribusi KN


07-15

Panjang kabel incoming transformator distribusi ke PHBTR ± 9 meter.


Penghantar yang digunakan jenis NYY ukuran 4 × 70 mm² dengan
resistansi 0,268 Ω/km. Maka dapat kita tentukan nilai resistansi kabel fasa
dan netral pada incoming transformator distribusi KN 07-15 ialah:

R = 0,268 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,268 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,002412 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada incoming
transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita tentukan nilai
rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada incoming

46
transformator distribusi KN 07-15 dengan menggunakan Persamaan 2. 12
sebagai berikut

P = I2 × R (kW)

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar fasa dan


netral incoming transformator distribusi KN 07-15 sesuai Persamaan 2. 12
adalah sebagai berikut.

1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R incoming transformator


distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (41,8)2 A × 0,002412 Ω
PR = 4,2144 Watt
PR = 0,0042144 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S incoming transformator
distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (176,7)2 𝐴 × 0,002412 Ω
PS = 75,3096 Watt
PS = 0,0753096 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T incoming transformator
distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = I2𝑆 × 0,002412 Ω
PT = 28,3423 Watt
PT = 0,0283423 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N incoming transformator
distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (40,9)2 𝐴 × 0,002412 Ω
PN = 4,0348 Watt
PN = 0,0040348 kW

47
Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan netral,
maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada incoming transformator
distribusi KN 07-15 sebelum dilakukan pemerataan beban melalui
Persamaan 2. 13 sebagai berikut.

𝑃𝐼𝑛𝑐. = 𝑃𝑅 + 𝑃𝑆 + 𝑃𝑇 + 𝑃𝑁

𝑃𝐼𝑛𝑐. = 0,0042144 kW + 0,0753096 kW + 0,0283423 kW + 0,0040348 kW

𝑃𝐼𝑛𝑐. = 0,1119011 kW

4.5.1.2 Rugi-Rugi Daya Aktif pada Jurusan I Transformator Distribusi KN


07-15

Panjang kabel outgoing Jurusan I PHBTR ke transformator distribusi ± 9


meter. Kabel yang digunakan jenis NYY ukuran 4 × 50 mm² dengan
resistansi 0,387 Ω/km. Maka dapat kita tentukan nilai resistansi kabel fasa
dan netral pada outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15
ialah:

R = 0,387 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,003483 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada outgoing
Jurusan I transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita
tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada
outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 dengan
menggunakan Persamaan 2. 12 sebagai berikut

P = I2 × R (kW)

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar fasa dan


netral outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 sesuai
Persamaan 2. 12 adalah sebagai berikut.

48
1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (5,6)² × 0,003483 Ω
PR = 0,1092 Watt
PR = 0,0001092 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (141,4)² × 0,003483 Ω
PS = 69,6389 Watt
PS = 0,0696389 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (98,1)² × 0,003483 Ω
PT = 33,5190
PT = 0,0335190 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (11,2)² × 0,003483 Ω
PN = 0,4369 Watt
PN = 0,0004369 kW

Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan netral,
maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15 sebelum pemerataan beban dengan
Persamaan 2. 13 sebagai berikut.

49
𝑃1𝑂𝑢𝑡. = 𝑃𝑅 + 𝑃𝑆 + 𝑃𝑇 + 𝑃𝑁

𝑃1𝑂𝑢𝑡. = 0,0001092 kW + 0,0696389 kW + 0,0335190 kW + 0,0004369


kW

𝑃1𝑂𝑢𝑡. = 0,103704 kW

4.5.1.3 Rugi-Rugi Daya Aktif pada Jurusan II Transformator Distribusi KN


07-15

Panjang kabel outgoing Jurusan II PHBTR ke transformator distribusi ± 9


meter. Kabel yang digunakan jenis NYY ukuran 4 × 50 mm² dengan
resistansi 0,387 Ω/km. Maka dapat kita tentukan nilai resistansi kabel fasa
dan netral pada outgoing Jurusan II transformator distribusi KN 07-15
ialah:

R = 0,387 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,003483 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada outgoing
Jurusan II transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita
tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada
outgoing Jurusan II transformator distribusi KN 07-15 dengan
menggunakan Persamaan 2. 12 sebagai berikut

P (kW) = I2 × R

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar fasa dan


netral outgoing Jurusan II transformator distribusi KN 07-15 sesuai
Persamaan 2. 12 adalah sebagai berikut.

1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R outgoing Jurusan II


transformator distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (36,2)² × 0,003483 Ω

50
PR = 4,5642 Watt
PR = 0,0045642 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (35,3)² × 0,003483 Ω
PS = 4,3401 Watt
PS = 0,0043401 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (10,3)² × 0,003483 Ω
PT = 0,3695 Watt
PT = 0,0003695 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (29,7)² × 0,003483 Ω
PN = 3,0723 Watt
PN = 0,0030723 kW

Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan netral,
maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15 sebelum dilakukan pemerataan beban
dengan Persamaan 2. 13 sebagai berikut.

𝑃2𝑂𝑢𝑡. = 𝑃𝑅 + 𝑃𝑆 + 𝑃𝑇 + 𝑃𝑁

𝑃2𝑂𝑢𝑡. = 0,0045642 kW+0,0043401 kW+0,0003695 kW+0,0030723 kW

𝑃2𝑂𝑢𝑡. = 0,0123461 kW

51
4.5.1.4 Total Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15
Sebelum Pemerataan Beban

Berdasarkan hasil perhitungan rugi-rugi daya yang terjadi pada incoming


dan outgoing Jurusan I maupun Jurusan II transformator distribusi KN 07-
15 sebelum dilakukan pemerataan beban, maka total nilai rugi-rugi daya
aktif yang terjadi pada transformator distribusi KN 07-15 sebelum
dilakukan pemerataan beban adalah:

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 𝑃𝐼𝑛𝑐. + 𝑃1𝑂𝑢𝑡. + 𝑃2𝑂𝑢𝑡.

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,1119011 kW + 0,103704 kW + 0,0123461 kW

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,2279512 kW

4.5.2 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah


Pemerataan Beban

Rugi-rugi daya aktif pada transformator distribusi KN 07-15 setelah


pemerataan beban transformator distribusi KN 07-15 berkurang karena
transformator semakin mendekati keadaan seimbang.

52
4.5.2.1 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Pertama

Setelah pemerataan beban pertama transformator distribusi KN 07-15,


hasil pengukuran Waktu Beban Puncak (WBP) dapat kita lihat pada Tabel
4. 4 berikut.

Tabel 4. 4 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah


Dilakukan Pemerataan Beban Pertama

Penghantar Incoming Jurusan I Jurusan II

NYY 4 × 70 NYY 4 × 50 NYY 4 × 50


Jenis
mm² mm² mm²
Panjang (km) 0,009
(Ω/km) 0,268 0,387
Tahanan
Ω 0,002412 0,003483
R 84,7 27,3 57,4
S 133,9 91,9 40,2
Arus (A)
T 107,2 77,5 29,8
N 33,8 19,4 14,4
R 0,0173039 0,0025958 0,0114756
Rugi-Rugi Daya Aktif S 0,0432452 0,0294160 0,0056286
(kW) T 0,0277183 0,0209197 0,0030930
N 0,0027555 0,0013108 0,0007222
Jumlah Rugi-Rugi Daya Aktif
0,0910229 0,0542423 0,0209194
(kW)
Total Rugi-Rugi Daya Aktif (kW) 0,1661846

1) Rugi-Rugi Daya Aktif pada Incoming Transformator Distribusi


KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama

Panjang kabel incoming transformator distribusi ke PHBTR ± 9 meter.


Kabel yang digunakan jenis NYY ukuran 4 × 70 mm² dengan
resistansi 0,268 Ω/km. Maka dapat kita tentukan nilai resistansi kabel
fasa dan netral pada incoming transformator distribusi KN 07-15
ialah:

53

R = 0,268 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,268 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,002412 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada


incoming transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita
tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada
incoming transformator distribusi KN 07-15 dengan menggunakan
Persamaan 2. 12 sebagai berikut.

P (kW) = I2 × R

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar fasa


dan netral incoming transformator distribusi KN 07-15 setelah
dilakukan pemeratana beban pertama Persamaan 2. 12 sebagai
berikut.

1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R incoming transformator


distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (84,7)2 𝐴 × 0,002412 Ω
PR = 17,3039 Watt
PR = 0,0173039 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S incoming transformator
distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (133,9)2 𝐴 × 0,002412 Ω
PS = 43,2452 Watt
PS = 0,0432452 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T incoming transformator
distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (107,2)2 𝐴 × 0,002412 Ω
PT = 27,7183 Watt

54
PT = 0,0277183 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N incoming transformator
distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (33,8)2 A × 0,002412 Ω
PN = 2,7555 Watt
PN = 0,0027555 kW

Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan


netral, maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada incoming
transformator distribusi KN 07-15 setelah dilakukan pemerataan
beban pertama dengan Persamaan 2. 13 sebagai berikut.

PInc. = PR + PS + PT + PN

PInc. =0,0173039kW+0,0432452kW+0,0277183kW+0,0027555kW

PInc. = 0,0910229 kW

2) Rugi-Rugi Daya Aktif pada Jurusan I Transformator Distribusi


KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama

Panjang kabel outgoing Jurusan I PHBTR ke transformator distribusi


± 9 meter. Kabel yang digunakan jenis NYY ukuran 4 × 50 mm²
dengan resistansi 0,387 Ω/km. Maka dapat kita tentukan nilai
resistansi kabel fasa dan netral pada outgoing Jurusan I transformator
distribusi KN 07-15 ialah:

R = 0,387 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,003483 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada


Jurusan I transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita
tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada

55
outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 dengan
menggunakan Persamaan 2. 12 sebagai berikut

P (kW) = I2 × R

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar fasa


dan netral outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15
setelah dilakukan pemerataan beban pertama dengan Persamaan 2. 12
sebagai berikut.

1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R outgoing Jurusan I


transformator distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (27,3)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PR = 2,5958 Watt
PR = 0,0025958 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (91,9)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PS = 29,4160 Watt
PS = 0,0294160 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (77,5)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PT = 20,9197 Watt
PT = 0,0209197 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (19,4)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PN = 1,3108 Watt
PN = 0,0013108 kW

56
Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan
netral, maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada outgoing
Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 setelah dilakukan
pemerataan beban pertama melalui Persamaan 2. 13 sebagai berikut.

P1Out. = PR + PS + PT + PN

P1Out. =0,0025958kW+0,0294160kW+0,0209197kW+0,0013108kW

P1Out. = 0,0542423 kW

3) Rugi-Rugi Daya Aktif pada Jurusan II Transformator Distribusi


KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama

Panjang kabel outgoing Jurusan II PHBTR ke transformator distribusi


± 9 meter. Kabel yang digunakan jenis NYY ukuran 4 × 50 mm²
dengan resistansi 0,387 Ω/km. Maka dapat kita tentukan nilai
resistansi kabel fasa dan netral pada outgoing Jurusan II transformator
distribusi KN 07-15 ialah:

R = 0,387 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,003483 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada


outgoing Jurusan II transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya
dapat kita tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral
pada outgoing Jurusan II transformator distribusi KN 07-15 dengan
menggunakan Persamaan 2. 12 sebagai berikut

P (kW) = I2 × R

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar fasa


dan netral outgoing Jurusan II transformator distribusi KN 07-15
setelah dilakukan pemerataan pertama melalui Persamaan 2. 12 adalah
sebagai berikut.

57
1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (57,4)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PR = 11,4756 Watt
PR = 0,0114756 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (40,2)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PS = 5,6286 Watt
PS = 0,0056286 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (29,8)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PT = 3,0930 Watt
PT = 0,0030930 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (14,4)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PN = 0,7222 Watt
PN = 0,0007222 kW

Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan


netral, maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada outgoing
Jurusan II transformator distribusi KN 07-15 setelah dilakukan
pemerataan pertama melalui Persamaan 2. 13 sebagai berikut.

P2Out. = PR + PS + PT + PN

P2Out. =0,0114756kW+0,0056286kW+0,0030930kW+0,0007222kW

P2Out. = 0,0209194 kW

58
4) Total Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15
Setelah Pemerataan Beban Pertama

Berdasarkan hasil perhitungan rugi-rugi daya yang terjadi pada incoming


dan outgoing Jurusan I maupun Jurusan II transformator distribusi KN
07-15 setelah dilakukan pemerataan beban, maka total nilai rugi-rugi
daya aktif yang terjadi pada 2 transformator distribusi KN 07-15 setelah
dilakukan pemerataan beban pertama adalah sebagai berikut.

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 𝑃𝐼𝑛𝑐. + 𝑃1𝑂𝑢𝑡. + 𝑃2𝑂𝑢𝑡.

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,0910229 kW + 0,0542423 kW + 0,0209194 kW

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,1661846 kW

59
4.5.2.2 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Kedua

Setelah pemerataan beban kedua, hasil pengukuran Waktu Beban Puncak


(WBP) transformator distribusi KN 07-15 dapat kita lihat pada Tabel 4. 5
berikut ini.

Tabel 4. 5 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah


Dilakukan Pemerataan Beban Kedua

Penghantar Incoming Jurusan I Jurusan II

NYY 4 × 70 NYY 4 × 50 NYY 4 × 50


Jenis
mm² mm² mm²
Panjang (km) 0,009
(Ω/km) 0,268 0,387
Tahanan
Ω 0,002412 0,003483
R 104,7 49,1 55,3
S 115,2 54,6 59,3
Arus (A)
T 108,0 50,3 56,7
N 19,7 10,7 9,4
R 0,0264405 0,0083968 0,0106513
Rugi-Rugi Daya Aktif S 0,0320097 0,0103833 0,0122479
(kW) T 0,0281335 0,0088123 0,0111974
N 0,0009360 0,0003987 0,0003077
Jumlah Rugi-Rugi Daya Aktif
0,0875197 0,0279911 0,0344043
(kW)
Total Rugi-Rugi Daya Aktif (kW) 0,1499151

1) Rugi-Rugi Daya Aktif pada Incoming Transformator Distribusi


KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua

Panjang kabel incoming transformator distribusi ke PHBTR ± 9 meter.


Kabel yang digunakan jenis NYY ukuran 4 × 70 mm² dengan
resistansi 0,268 Ω/km. Maka dapat kita tentukan nilai resistansi kabel
fasa dan netral pada incoming transformator distribusi KN 07-15 ialah:

60

R = 0,268 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,268 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,002412 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada


incoming transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita
tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada
incoming transformator distribusi KN 07-15 dengan menggunakan
Persamaan 2. 12 sebagai berikut.

P = I2 × R (kW)

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar fasa


dan netral incoming transformator distribusi KN 07-15 setelah
dilakukan pemerataan beban kedua dengan Persamaan 2. 12 sebagai
berikut.

1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R incoming transformator


distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (104,7)2 𝐴 × 0,002412 Ω
PR = 26,4405 Watt
PR = 0,0264405 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S incoming transformator
distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (115,2)2 𝐴 × 0,002412 Ω
PS = 32,0097 Watt
PS = 0,0320097 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T incoming transformator
distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (108,0)2 𝐴 × 0,002412 Ω
PT = 28,1335 Watt

61
PT = 0,0281335 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N incoming transformator
distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (19,7)2 A × 0,002412 Ω
PN = 0,9360 Watt
PN = 0,0009360 kW

Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan


netral, maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada incoming
transformator distribusi KN 07-15 setelah dilakukan pemerataan
beban kedua dengan Persamaan 2. 13 sebagai berikut.

PInc. = PR + PS + PT + PN

PInc. = 0,0264405 kW+0,0320097 kW 0,0281335 kW+0,0009360 kW

PInc. = 0,0875197 kW

2) Rugi-Rugi Daya Aktif pada Jurusan I Transformator Distribusi


KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua

Panjang kabel outgoing Jurusan I PHBTR ke transformator


distribusi ± 9 meter. Kabel yang digunakan jenis NYY ukuran 4 ×
50 mm² dengan resistansi 0,387 Ω/km. Maka dapat kita tentukan
nilai resistansi kabel fasa dan netral pada outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15 ialah:

R = 0,387 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,003483 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada


outgoing ju Jurusan I transformator distribusi KN 07-15,
selanjutnya dapat kita tentukan nilai rugi-rugi daya aktif

62
penghantar fasa dan netral pada outgoing Jurusan I transformator
distribusi KN 07-15 dengan Persamaan 2. 12 sebagai berikut

P = I2 × R (kW)

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar


fasa dan netral outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-
15 setelah dilakukan pemerataan beban kedua dengan
Persamaan 2. 12 sebagai berikut.

1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R outgoing Jurusan I


transformator distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (49,1)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PR = 8,3968 Watt
PR = 0,0083968 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (54,6)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PS = 10,3833 Watt
PS = 0,0103833 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (50,3)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PT = 8,8123 Watt
PT = 0,0088123 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (10,7)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PN = 0,3987 Watt
PN = 0,0003987 kW

63
Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa
dan netral, maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada
outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 setelah
dilakukan pemerataan beban kedua dengan Persamaan 2. 13
sebagai berikut.

P1Out. = PR + PS + PT + PN

P1Out. =0,0083968kW+0,0103833kW+0,0088123kW+0,00039
87kW

P1Out. = 0,0279911 kW

3) Rugi-Rugi Daya Aktif pada Jurusan II Transformator Distribusi


KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua

Panjang kabel outgoing Jurusan II PHBTR ke transformator distribusi


± 9 meter. Kabel yang digunakan jenis NYY ukuran 4 × 50 mm²
dengan resistansi 0,387 Ω/km. Maka dapat kita tentukan nilai
resistansi kabel fasa dan netral pada outgoing Jurusan II transformator
distribusi KN 07-15 ialah:

R = 0,387 𝑘𝑚 × 9 m


R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km

R = 0,003483 Ω

Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada


outgoing j Jurusan II transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya
dapat kita tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral
pada outgoing Jurusan II transformator distribusi KN 07-15 dengan
menggunakan Persamaan 2. 12sebagai berikut

P = I2 × R (kW)

Sehingga rugi-rugi daya aktif pada masing-masing penghantar fasa


dan netral outgoing jurusan 2 transformator distribusi KN 07-15

64
setelah dilakukan pemerataan beban kedua dengan Persamaan 2. 12
adalah sebagai berikut.

1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R outgoing Jurusan II


transformator distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (55,3)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PR = 10,6513 Watt
PR = 0,0106513 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (59,3)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PS = 12,2479 Watt
PS = 0,0122479 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (56,7)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PT = 11,1974 Watt
PT = 0,0111974 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (9,4)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PN = 0,3077 Watt
PN = 0,003077 kW

Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan


netral, maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada outgoing
Jurusan II transformator distribusi KN 07-15 setelah dilakukan
pemerataan beban kedua dengan Persamaan 2. 13 sebagai berikut.

P2Out. = PR + PS + PT + PN

65
P2Out. =0,0106513kW+0,0122479 kW+0,0111974 kW+0,003077 kW

P2Out. = 0,0344043 kW

4) Total Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15


Setelah Pemerataan Beban Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan rugi-rugi daya yang terjadi pada


incoming dan outgoing Jurusan I maupun Jurusan II transformator
distribusi KN 07-15 setelah dilakukan pemerataan beban, maka total
nilai rugi-rugi daya aktif yang terjadi pada transformator distribusi KN
07-15 setelah dilakukan pemerataan beban adalah:

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 𝑃𝐼𝑛𝑐. + 𝑃1𝑂𝑢𝑡. + 𝑃2𝑂𝑢𝑡.

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,0875197 kW + 0,0279911 kW + 0,0344043 kW

𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,1499151 kW

4.9 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator


Distribusi KN 07-15

Setelah mendapatkan hasil rugi-rugi daya pada incoming dan outgoing PHBTR
transformator distribusi KN 07-15 melalui perhitungan data pengukuran
transformator distribusi KN 07-15 baik sebelum pemerataan beban maupun
setelah pemerataan beban pada Jurusan I dan Jurusan II, selanjutnya kita dapat
membuat asumsi kerugian finansial akibat rugi-rugi daya aktif yang terjadi
pada transformator distribusi KN 07-15.

Waktu pemakaian beban puncak di wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP


Kutacane terjadi pada pukul 12.00 – 14.00 pada siang hari dan pukul 20.00 –
22.00 WIB saat malam hari. Sehingga penulis mengambil asumsi pemakaian
beban puncak di wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP Kutacane ialah selama
4 jam/hari. Selain itu karena mempertimbangkan pengukuran data sebagai
dasar pemerataan beban transformator distribusi KN 07-15 adalah saat
pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP) malam hari maka analisa kerugian

66
finansial akibat ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15
penulis akan menggunakan waktu 4 jam pemakaian beban puncak tersebut
untuk mencari nilai kerugian finansial saat beban puncak akibat
ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15.

4.9.1 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif


Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum Pemerataan Beban

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan melalui data yang telah
diperoleh dari pengukuran beban transformator distribusi KN 07-15 sebelum
dilakukan pemerataan beban, diperoleh data rugi-rugi daya aktif sebesar
0,2279512 kW. Sehingga asumsi rugi-rugi daya yang terjadi dalam 4 jam/hari
selama 30 hari adalah:

= 0,2279512 kW × 4 hours × 30 hari

= 27,354144 kWh

Menurut Tarif Daya Listrik 2022 yang ditetapkan PT PLN (Persero), tarif
daya listrik rata-rata keperluan rumah tangga dengan batas daya 900 VA
adalah Rp 1.352,-/kWh sedangkan untuk pemakaian rumah tangga sebesar
Rp 1.467,28,-/kWh. Untuk pemakaian pelanggan 450 VA di wilayah kerja
PT PLN (Persero) ULP Kutacane telah disamaratakan menjadi daya 900 VA.
Perbandingan rentang pemakaian rumah tangga antara daya 900 VA dengan
1.300 VA ialah sebesar 90 % : 10 % secara keseluruhan.

Sehingga penulis mengambil asumsi kerugian finansial akibat


ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15 untuk
pemakaian daya 900 VA adalah sebagai berikut.

= (27,354144 kWh × 90 %) × Rp 1.352,-/kWh

= 24,61873 kWh × Rp 1.352,-/kWh

= Rp 33.284,52296,-

Sedangkan untuk pemakaian daya 1.300 VA nilai kerugian finansialnya


adalah sebagai berikut.

67
= (27,354144 kWh × 10 %) × Rp 1.467,28,-/kWh

= 2,73541 kWh × Rp 1.467,28,-/kWh

= Rp 4.013,6123848,-

Sehingga total nilai kerugian finansial akibat rugi-rugi daya transformator


distribusi KN 07-15 sebelum dilakukan pemerataan beban adalah

= Rp 33.284,52296,- + Rp 4.013,6123848,-

= Rp 37.298,1353448,-/bulan

4.9.2 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif


Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan melalui data yang telah
diperoleh dari pengukuran beban transformator distribusi KN 07-15 setelah
dilakukan pemerataan beban pertama, diperoleh data rugi-rugi daya aktif
sebesar 0, 1726844 kW. Sehingga asumsi rugi-rugi daya yang terjadi dalam
4 jam/hari selama 30 hari adalah:

= 0,1661846 kW × 4 hours × 30 hari

= 19,942152 kWh

Menurut Tarif Daya Listrik 2022 yang ditetapkan PT PLN (Persero), tarif
daya listrik rata-rata keperluan rumah tangga dengan batas daya 900 VA
adalah Rp 1.352,-/kWh sedangkan untuk pemakaian rumah tangga sebesar
Rp 1.467,28,-/kWh. Untuk pemakaian pelanggan 450 VA di wilayah kerja
PT PLN (Persero) ULP Kutacane telah disamaratakan menjadi daya 900 VA.
Perbandingan rentang pemakaian rumah tangga antara daya 900 VA dengan
1.300 VA ialah sebesar 90 % : 10 % secara keseluruhan.

Sehingga penulis mengambil asumsi kerugian finansial akibat


ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15 untuk
pemakaian daya 900 VA adalah sebagai berikut.

= (19,942152 kWh × 90 %) × Rp 1.352,-/kWh

68
= 17,94794 kWh × Rp 1.352,-/kWh

= Rp 24.265,61488,-

Sedangkan untuk pemakaian daya 1.300 VA nilai kerugian finansialnya


adalah sebagai berikut.

= (19,942152 kWh × 10 %) × Rp 1.467,28,-/kWh

= 1,99422 kWh × Rp 1.467,28,-/kWh

= Rp 2.926,0791216,-

Sehingga total nilai kerugian finansial akibat rugi-rugi daya transformator


distribusi KN 07-15 setelah dilakukan pemerataan beban pertama adalah:

= Rp 24.265,61488,- + Rp 2.926,0791216,-

= Rp 27.191,6940016,-/bulan

4.9.3 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif


Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan melalui data yang


diperoleh dari pengukuran beban transformator distribusi KN 07-15 setelah
dilakukan pemerataan beban kedua, diperoleh data rugi-rugi daya aktif
sebesar 0, 1499151 kW. Sehingga asumsi rugi-rugi daya yang terjadi dalam
4 jam/hari selama 30 hari adalah:

= 0,1499151 kW × 4 hours × 30 hari

= 17,989812 kWh

Menurut Tarif Daya Listrik 2022 yang ditetapkan PT PLN (Persero), tarif
daya listrik rata-rata keperluan rumah tangga dengan batas daya 900 VA
adalah Rp 1.352,-/kWh sedangkan untuk pemakaian rumah tangga sebesar
Rp 1.467,28,-/kWh. Untuk pemakaian pelanggan 450 VA di wilayah kerja
PT PLN (Persero) ULP Kutacane telah disamaratakan menjadi daya 900 VA.
Perbandingan rentang pemakaian rumah tangga antara daya 900 VA dengan
1.300 VA ialah sebesar 90 % : 10 % secara keseluruhan.

69
Sehingga penulis mengambil asumsi kerugian finansial akibat
ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15 untuk
pemakaian daya 900 VA adalah sebagai berikut.

= (17,989812 kWh × 90 %) × Rp 1.352,-/kWh

= 16,19083 kWh × Rp 1.352,-/kWh

= Rp 21.890,00216,-

Sedangkan untuk pemakaian daya 1.300 VA nilai kerugian finansialnya


adalah sebagai berikut.

= (17,989812 kWh × 10 %) × Rp 1.467,28,-/kWh

= 1,79898 kWh × Rp 1.467,28,-/kWh

= Rp 2.639,6073744,-

Sehingga total nilai kerugian finansial akibat rugi-rugi daya transformator


distribusi KN 07-15 setelah dilakukan pemerataan beban kedua adalah

= Rp 21.890,00216,- + Rp 2.639,6073744,-

= Rp 24.529,6095344,-/bulan

4.10 Analisa Rupiah yang Berhasil Diselamatkan Akibat Pemerataan Beban


Transformator Distribusi KN 07-15

Berdasarkan asumsi hasil perhitungan kerugian finansial akibat


ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15 dapat kita
tentukan nilai rupiah yang berhasil diselamatkan. Pada pemerataan beban
pertama besar rupiah yang berhasil diselamatkan adalah:

= Rp 37.298,1353448,-/bulan - Rp 27.191,6940016,-/bulan

= Rp 10.106,4413432,-/bulan

Sedangkan pada pemerataan beban kedua besar rupiah yang berhasil


diselamatkan adalah:

70
= Rp 37.298,1353448,-/bulan - Rp 24.529,6095344,-/bulan

= Rp 12.768,44,-/bulan

Berdasarkan hasil pemerataan beban transformator distribusi KN 07-15 nilai


ketidakseimbangan beban yang terjadi di transformator distribusi KN 07-15
menjadi berkurang hingga mencapai status “baik” karena nilai
ketidakseimbangan yang diperoleh berada di bawah 10%. Meskipun demikian
nilai arus yang mengalir pada peghnatra netral masih sangat tinggi. Menurut
SPLN, nilai maksimal arus yang mengalir pada penghantar netral transformator
adalah 10 A. Namun pada kenyataannya nilai ini hamper mustahil untuk
dicapai mengingat banyaknya pemakaian peralatan listrik satu fasa pelanggan.

71
Tabel 4. 6 Hasil Pemerataan Beban Transformator Distribusi KN 07-15

Penghantar Incoming Jurusan I Jurusan II

Sebelum Pemerataan 41,6


Ketidakseimbangan
Pemerataan Pertama 16
Beban (%)
Pemerataan Kedua 4
Sebelum Pemerataan 0,1119011 0,0910229 0,0875197
Rugi-Rugi Daya
Pemerataan Pertama 0,0103704 0,0542423 0,0279911
(kW)
Pemerataan Kedua 0,0123461 0,0209194 0,0344043
Sebelum Pemerataan 0,2279512
Rugi-Rugi Daya
Pemerataan Pertama 0,1661846
Total (kW)
Pemerataan Kedua 0,1499151
Sebelum Pemerataan 40,9 11,2 29,7
Arus Netral (A) Pemerataan Pertama 33,8 19,4 14,4
Pemerataan Kedua 19,7 10,7 9,4
Sebelum Pemerataan Rp 37.298,1353448,-/bulan
Total Rugi-Rugi
Pemerataan Pertama Rp 27.191,6940016,-/bulan
Finansial (Rp/Bulan)
Pemerataan Kedua Rp 24.529,6095344,-/bulan
Selisih Rugi-Rugi Finansial (Rp/Bulan)
Sebelum Pemerataan - Pemerataan Pertama Rp 10.106,4413432,-/bulan
Sebelum Pemerataan - Pemerataan Kedua Rp 12.768,44,-/bulan

72
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN.

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.

1) Ketidakseimbangan beban pada transformator distribusi menyebabkan


timbulnya arus pada penghantar netral dan rugi-rugi daya aktif yang dapat
mengakitkan kerugian finansial.
2) Dalam melakukan pemerataan beban transformator distribusi target yang
diinginkan bukan hanya nilai keseimbangan arus tiap fasa transformator
distribusi tetapi juga nilai arus yang mengalir pada penghantar netral
diharapkan dapat semakin kecil pula.
3) Nilai ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15 yang
dilakukan pada Waktu Beban Puncak (WBP) sebelum dilakukan
pemerataan adalah 41,6 %, dengan total rugi-rugi daya 0,22 kW dan arus
yang mengalir pada penghantar netral sebesar 40,9 A. Setelah dilakukan
penyeimbangan beban dan dilakukan pengukuran Kembali pada Waktu
Beban Puncak (WBP), nilai ketidakseimbangan beban pada transformator
distribusi KN 07-15 berubah menjadi 4 % dengan total rugi-rugi daya 0,14
kW dan arus yang mengalir pada penghantar netral sebesar 19,7 A.
4) Transformator tiga fasa tidak akan pernah dapat mencapai nilai seimbang
dengan nilai arus yang mengalir pada penghantar = 0 dan selisih vektor
masing-masing 120°.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan berdasarkan apa yang penulis amati
dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini adalah:

1) Pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala terhadap transformator


distribusi untuk mengetahui keadaan pembebanan transformator distribusi
dan menjaga umur transformator distribusi.

73
2) Saat ada pelanggan pasang baru, diharapkan untuk melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu terhadap pebebanan fasa transformator
distribusi, hal ini dilakukan untuk menghindari penambahan beban pada
fasa transformator distribusi yang sudah dibebani dengan beban pelanggan
yang besar.
3) Saat diketahui ketidakseimbangan beban transformator distribusi sudah
melebihi 25% segeran mengambil Tindakan pemerataan beban agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan dan kelangsungan penyaluran tenaga
listrik ke pelanggan tetap terjaga.
4) Karena Pemerataan beban transformator distribusi yang dilakukan pada
Waktu Beban Puncak (WBP) masih memiliki kekurangan yang tidak dapat
diabaikan, monitoring terhadap transformator distribusi harus terus
dilakukan secara rutin agar keseimbangan transformator distribusi dapat
terus terjaga.

74
DAFTAR PUSTAKA

Al-Badi, A., A. Elmoudi, I. M., Al-Wahaibi, A., Al-Ajmi, H., & Al-Bulushi, M.
2011. Losses Reduction in Distribution Transformers. International Multi
Conference of Engineers and Computer Sciences.
Afika, Nur. 2021. Transformator. Pengertian, Jenis, dan manfaatnya.
https://www.pinhome.id/blog/pengertian-transformator/, diakses 27 Januari
2022.
Arifin, M. 2013. Analisis Ketidakseimbangan Beban Pada Transformator
Distribusi Di PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru.
https://adoc.pub/analisis-ketidakseimbangan-beban-pada-transformator-
distribu.html, diakses pada 09 Februari 2022
Bina, m., & A. Kashefi. 2011. Three-phase Unbalance of Distribution Systems:
Complementary Analysis and Experimental Case Study. International Journal
of Electrical Power and Energy Systems
Chembe, D. 2009. Reduction of Power Losses Using Phase Load Balancing Method
in Power Networks. World Congress on Engineering and Computer Science
Vol. 1.
Dey, N., & A. C. 2013. Neutral Current and Neutral Voltage in a Three Phase Four
Wire Distribution System of a Technical Institution. International Journal of
Computer Application.
Gabriel A., A., & Franklin, O. 2014. Determination of Electric Power Losses in
Distribution.Systems: Ekpoma, Edo State, Nigeria as a Case Study. The
International Journal Of Engineering And Science (IJES). 66-72.
Ir. Markoni, S.H., M.T. 2017. Teori Dasar Tenaga Listrik Edisi 2. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero). 1991. Buku Standar PLN 41-1 :1991 Bidang
Konstruksi Tentang Persyaratan Penghantar Tembaga dan Tembaga Untuk
Kabel Listrik Berisolasi. PT PLN (Persero). Jakarta.
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero). 1993. Buku Standar PLN 43-1 :1994 Bidang
Konstruksi Tentang Penghantar NYY/NAYY. PT PLN (Persero). Jakarta.
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero). 2010. Buku Standar 4 Konstruksi Gardu
Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik. Jakarta: PT PLN (Persero).

75
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Satu Garis Gardu Portal

76
Lampiran 2. Monogram Gardu Portal - SKTM

77
Lampiran 3. Monogram Gardu Portal Dengan PHB TR 2 Jurusan

78
Lampiran 4. Perlengkapan Hubung Bagi Dua Jurusan Gardu Cantol/Portal

79
Lampiran 5. Komponen Utama Konstruksi Gardu Portal

80
Lampiran 6. SPLN 41-1 : 1991 Halaman 6

81
Lampiran 7. SPLN 43-1 : 1994 Halaman: 17

82
Lampiran 8. Tarif Dasar Listrik Bulan Juli - September 2021

83
Lampiran 9. Tarif Dasar Listrik Bulan April - Juni 2022

84
Lampiran 10. Single Line Diagram Penyulang / Feeder CN 01

85
Lampiran 11. Single Line Diagram Penyulang / Feeder KN 07

86
Lampiran 12. Pengukuran Beban Puncak Malam Hari

Lampiran 13. Proses Pemerataan Beban Transformator KN 07-15

87
Lampiran 14. SOP Pemerataan Beban

88
89
90
91
92
Lampiran 15. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN
07-15 Sebelum Pemerataan Beban

93
Lampiran 16. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN
07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama

94
Lampiran 17. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN
07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua

95
Lampiran 18. Format Biodata Penulis Laporan Tugas Akhir
BIODATA PENULIS LAPORAN TUGAS AKHIR
1. Identitas Diri
Nama Lengkap : Baiq Haerinnisa
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 14 Oktober 2001
Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro / Teknik Listrik
NIM : 1905031009
Alamat Rumah : Jl. Chaidir Link VI Gg. Siput No. 01 KNI, Medan
Labuhan
No. Telepon / HP : +62 823-7042-8409
Alamat E-mail : baiqhaerinnisa14@gmail.com
Judul Laporan Tugas Akhir : Studi Tentang Pemerataan Beban Transformator
Distribusi 100 kVA KN 07-15 Untuk Mengurangi
Rugi-Rugi Daya di PT PLN (Persero) ULP
Kutacane
Nama Dosen Pembimbing : Ir. Trahman Sitepu, M. T.
2. Riwayat Pendidikan

Jenjang Tahun
No. Nama Sekolah Tempat
Pendidikan Ijazah

1. SD SD Negeri 065003 Medan 2013


2. SMP SMP Negeri 44 Medan Medan 2016
3. SMK SMK Negeri 13 Medan Medan 2019

Medan, Juli 2022


Penulis

Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009

96

Anda mungkin juga menyukai