Diajukan Oleh:
Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009
MEDAN
2022
LAPORAN AKHIR
Diajukan Oleh:
Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009
MEDAN
2022
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 19050031009
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dengan judul “STUDI
TENTANG PEMERATAAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 100
kVA KN 07-15 UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA DI PT PLN
(PERSERO) ULP KUTACANE” belum pernah dipublikasikan, merupakan karya
yang dibuat dan ditulis oleh penulis sendiri berdasarkan hasil penelitian, pemikiran
dan pemaparan asli penulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah yang telah
ditetapkan Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila di kemudian hari ternyata saya
memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas
akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu,
saya bersedia menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya.
Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009
Tim Penguji:
Ketua Penguji:
Drs. Andi Refli, M. T.
Penguji 1:
Suparmono, S. T., M. T.
Penguji 2:
Nobert Sitorus, S. T., M. T.
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Sejatinya semua hal yang pertama kali manusia lakukan tidak pernah mudah, jika
sesekali itu mudah, itu terjadi karena ia memiliki bakat. Bakat tidak pernah
menemukan pemiliknya, justru sebaliknya. Jangan pernah takut mencoba,
sekalipun takut dan sulit, semuanya semuanya pasti berlalu.
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
The load imbalance in a three-phase distribution transformer occurs due to the use
of a customer's single-phase load. This load imbalance is generally characterized
by the presence of current flowing in the neutral conductor, the value of the current
flowing in the phase conductor is not the same, and the difference in the vector
angle formed by the different phase currents of the transformer. not exactly the
same that is 120°. The result of this imbalance can be in the form of electrical losses
and mechanical losses. One of the electrical losses from load imbalance is active
power losses. Active power losses will be lost in the form of heat in the transformer.
Active power losses can also cause large financial losses if left unchecked.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir dan laporan tugas akhir dengan baik.
Laporan tugas akhir ini dibuat penulis guna memenuhi kurikulum Program
Diploma 3 dan syarat memperoleh gelar Ahli Madya, Program Studi Teknik Listrik,
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Medan. Laporan tugas akhir ini disusun
berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan praktik kerja lapangan yang
dilakukan di PT PLN (Persero) ULP Kutacane pada tanggal 13 Desember 2021
sampai dengan 21 Januari 2022.
Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini, penulis telah mendapat bantuan dari
berbagai pihak baik berupa material, spiritual, informasi, maupun administrasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
2. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang serta doanya.
3. Bapak Abdul Rahman, SE., AK., M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan.
4. Ibu Afritha Amelia, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.
5. Bapak Cholish, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik Listrik.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri
Medan.
vii
9. Bapak M. Akbar Rifkie selaku Supervisor Divisi Teknik PT PLN (Persero)
ULP Kutacane.
11. Seluruh staff karyawan PT PLN (Persero) ULP Kutacane yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama melakukan praktek kerja
lapangan di PT PLN (Persero) ULP Kutacane.
13. Alumni dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dalam pembuatan laporan tugas akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dalam materi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
laporan tugas akhir ini.
Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat memenuhi tujuan akademis
dan bermanfaat bagi pembaca.
Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009
viii
DAFTAR ISI
ix
2.1.8 Keseimbangan Beban dan Ketidakseimbangan Beban ......................... 19
2.1.8.1 Keseimbangan Beban .................................................................... 19
2.1.8.2 Ketidakseimbangan Beban ............................................................ 21
2.1.9 Persentase Pembebanan Transformator ................................................ 22
2.1.10 Persentase Ketidakseimbangan Beban................................................ 22
2.1.11 Arus Netral Akibat Ketidakseimbangan Beban .................................. 23
2.1.12 Rugi-Rugi Daya Akibat Arus pada Penghantar Netral ....................... 25
2.1.13 Rugi-Rugi Daya Total pada Saluran Penghantar ................................ 25
BAB 3 ................................................................................................................... 26
PEMERATAAN BEBAN. .................................................................................... 26
3.1 Transformator Distribusi KN 07-15 ...................................................... 26
3.2 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum
Pemerataan Beban ............................................................................................. 28
3.3 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Pertama ............................................................................... 29
3.4 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Kedua ................................................................................. 30
3.5 Alat dan Bahan yang Digunakan........................................................... 30
3.4.1 Multimeter Clamp On ................................................................... 30
3.4.2 Tespen ........................................................................................... 31
3.4.3 Tool Kit ......................................................................................... 31
3.4.4 Bundle Conductor Connector ....................................................... 32
3.6 Langkah Pemerataan Beban .................................................................. 32
3.7 Data Penghantar Transformator Distribusi KN 07-15 .......................... 35
BAB 4 ................................................................................................................... 37
ANALISA DATA HASIL PENGUKURAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
KN 07-15. .............................................................................................................. 37
4.1 Pemerataan Beban Transformator Distribusi KN 07-15 ....................... 37
4.2 Arus Beban Penuh Transformator Distribusi KN 07-15 ....................... 37
4.3 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi
KN 07-15 Sebelum Pemerataan Beban ............................................................. 38
4.4 Pemerataan Beban Pertama Transformator Distribusi KN 07-15 ......... 39
4.5 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi
KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama ................................................. 41
4.6 Pemerataan Beban Kedua Transformator Distribusi KN 07-15 ........... 42
x
4.7 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi
KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama ................................................. 44
4.8 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 ................. 45
4.5.1 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum
Pemerataan Beban ......................................................................................... 45
4.5.2 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban ......................................................................................... 52
4.9 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator
Distribusi KN 07-15 .......................................................................................... 66
4.9.1 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif
Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum Pemerataan Beban ................ 67
4.9.2 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif
Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama .... 68
4.9.3 Analisa Kerugian Finansial Akibat Rugi-Rugi Daya Aktif
Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua ....... 69
4.10 Analisa Rupiah yang Berhasil Diselamatkan Akibat Pemerataan Beban
Transformator Distribusi KN 07-15 .................................................................. 70
BAB 5 ................................................................................................................... 73
KESIMPULAN DAN SARAN. ............................................................................ 73
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 73
5.2 Saran ...................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 76
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR ISTILAH
xv
BAB 1
PENDAHULUAN.
Proses kerja transformator adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam
mendistribusi energi listrik. Pemakaian transformator dalam distribusi tenaga
listrik menjadi hal pokok yang sangat berpengaruh bagi kemajuan dan
kelangsungan proses distribusi energi listrik. Pada kondisi seimbang, nilai
arus yang mengalir pada tiap fasa transformator akan bernilai sama besar, dan
karena itu pula tidak ada nilai arus pada penghantar netral transformator tiga
fasa. Namun pada kenyataannya hal ini mustahil dapat terjadi, sebab pada
penggunaannya, mayoritas pelanggan menggunakan peralatan elektronik satu
fasa, sehingga hal ini akan menyebabkan timbulnya arus pada penghantar
netral, selain itu besar pertumbuhan pelanggan juga akan menyebabkan
bertambahnya nilai arus pada tiap fasa transformator, sehingga pembebanan
transformator akan menjadi tidak seimbang satu sama lainnya. Arus yang
mengalir pada penghantar netral inilah yang akan menyebabkan terjadinya
rugi-rugi daya pada transformator. Semakin besar arus yang mengalir pada
penghantar netral transformator, maka akan semakin besar pula rugi-rugi
dayanya.
1
Oleh sebab itu sangat penting untuk dilakukan pemeliharaan secara berkala
terhadap transformator distribusi, agar rugi-rugi daya yang disebabkan
mengalirnya arus netral pada penghantar dapat dihindari. Dalam melakukan
pemeliharaan terhadap transformator, sangat penting untuk mengukur nilai
arus yang terdapat pada tiap penghantar transformator. Dari sinilah dapat kita
ketahui berapa besar pembebanan pada transformator tersebut, apakah
seimbang atau tidak.
2
3. Penulis juga hanya akan membahas perkiraan rupiah yang hilang akibat
rugi-rugi daya aktif murni pada tiap penghantar yang terjadi pada
transformator distribusi KN 07-15 berdasarkan asumsi.
4. Penulis tidak akan membahas pengaruh lainnya terhadap transformator
distribusi di wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP Kutacane.
Sebagai penguat teori atau referensi bagi penulisan tugas akhir berikutnya
dan bagi penulisan karya tulis ilmiah di masa yang akan datang.
3
3. Manfaat bagi Penulis
Sebagai bukti hasil pembelajaran yang telah didapatkan melalui teori yang
telah didapatkan dari proses pembelajaran maupun penerapan praktik
langsung di lapangan sesuai dengan SOP yang berlaku.
Metode pembuatan tugas akhir yang penulis gunakan dalam penulisan tugas
akhir ini adalah:
1. Studi Literatur
2. Observasi Data
3. Diskusi
4
1.7 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang penulis dapatkan dari berbagai
sumber referensi untuk mendukung penyusunan tugas akhir.
Bab ini menguraikan tentang data yang diperoleh di lapangan sekaligus proses
pemerataan beban transformator distribusi KN 07-15 di PT PLN (Persero)
ULP Kutacane.
Bab ini menguraikan tentang analisa rugi-rugi daya berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan sekaligus berapa besar kerugian finansial akibat
ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15 di PT PLN
(Persero) ULP Kutacane baik sebelum maupun setelah dilakukan pemerataan
beban.
Bab ini menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran yang penulis kemukakan
terhadap pembahasan mengenai pemerataan beban transformator distribusi
KN 07-15 yang telah dilakukan di wilayah kerja PT PLN (Persero) ULP
Kutacane.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA.
Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian, setiap bagian itu
memiliki perannya masing-masing dalam sistem penyaluran tenaga listrik
dari pusat pembangkit hingga ke pusat beban. Adapun ketiga bagian itu
adalah:
6
tenaga listrik yang besar atau diturunkan lagi menjadi Tegangan
Rendah (TR) dan disalurkan oleh saluran distribusi sekunder
(380/220V) untuk pemakaian rumah tangga, bisnis, sosial, atau publik
yang membutuhkan pemakaian tegangan yang lebih kecil.
Adapun untuk lebih jelasnya, sistem tenaga listrik dari pembangkit menuju
ke beban ditunjukkan oleh Gambar 2. 1 dibawah ini.
Tegangan ini berkisar mulai dari 100 – 1.000 Volt (1 kV). Tegangan
rendah ini biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau
kebutuhan lain yang tidak menggunakan pemakaian energi listrik
yang begitu besar.
7
Tegangan ini berkisar mulai dari 35.000 Volt (35 kV) – 230.000 Volt
(230 kV). Tegangan tinggi ini terhubung di antara gardu induk dengan
gardu induk lainnya. Biasanya selain disalurkan menuju gardu induk
untuk diturunkan nilai tegangannya untuk selanjutnya disalurkan ke
saluran distribusi, tegangan tinggi ini juga disalurkan langsung ke
konsumen seperti industri besar atau kalangan konsumen yang
membutuhkan pemakaian tenaga listrik yang lebih besar. Tegangan
tinggi ini disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
dan dapat pula berupa Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT).
4) Tegangan Ekstra Tinggi (TET) atau Extra High Voltage (EHV)
Tegangan ini berkisar lebih dari 245.000 Volt (245 kV). Tegangan
ekstra tinggi tinggi ini terhubung di antara Gardu Induk Tegangan
Ekstra Tinggi (GITET) dengan gardu induk lainnya yang disalurkan
melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Umumnya
tegangan ini berasal dari pusat pembangkit dengan skala besar yang
khusus dibuat sebagai suplai tenaga listrik ke lokasi yang jaraknya
cukup jauh.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, proses penyaluran tenaga listrik akan
melewati tiga tahapan besar yaitu sistem pembangkit, sistem transmisi dan
sistem distribusi. Sistem distribusi sendiri terbagi menjadi dua sub sistem
yaitu distribusi primer dan distribusi sekunder. Perhatikan Gambar 2. 2 di
bawah ini.
8
Gambar 2. 2 Proses Penyaluran Tenaga Listrik dari Pembangkit ke Pelanggan
Saluran kabel udara jauh lebih murah dibandingkan saluran kabel tanah,
namun kekurangannya ialah lebih rentan terhadap gangguan seperti pohon,
sambaran petir, hewan dan lain sebagainya. Saluran kabel tanah jauh lebih
aman dibandingkan saluran kabel udara dan tidak rentan terhadap
gangguan, namun kekurangan saluran kabel tanah selain harganya yang
relatif mahal ialah saat terjadi gangguan terhadap kabel tanah, pelacakan
lokasi gangguan relatif lebih sulit bila dibandingkan dengan saluran kabel
udara.
Pada Gambar 2. 2 juga terlihat bahwa saluran transmisi ini akan berakhir
di Gardu Induk (GI) lainnya. Adapun tegangan tinggi tadi bisa saja
langsung disalurkan kembali menuju industri besar yang membutuhkan
9
tenaga listrik yang cukup besar dalam proses perindustriannya. Selain
langsung dikirim ke industri besar, pada gardu induk ini kemudian
Tegangan Tinggi (TT) atau Tegangan Ekstra Tinggi (TET) akan
diturunkan oleh transformator step-down menjadi Tegangan Menengah
(TM) dengan besaran 20 kV (yang paling umum digunakan) dan
disalurkan kembali menuju industri atau pelanggan kalangan atas yang
membutuhkan pemakaian listrik yang lumayan besar. Pada tahap ini
tegangan yang diturunkan disebut tegangan distribusi primer atau disebut
juga dengan Jaringan Tegangan Menengah (JTM).
Selain itu pada Gambar 2. 2 ada pula yang disalurkan menuju saluran
distribusi sekunder atau disebut juga dengan Jaringan Tegangan Rendah
(JTR), di mana Tegangan Menengah (TM) tadi akan disalurkan menuju
Gardu Distribusi (GD) lalu diturunkan kembali oleh transformator step-
down hingga menjadi Tegangan Rendah (TR) dengan besaran tegangan
380/220V. Selanjutnya tegangan ini akan disalurkan kembali menuju
pelanggan melalui Saluran Rumah (SR).
Sistem distribusi adalah semua bagian dari sistem tenaga listrik yang
terletak di antara sumber daya dengan pelayanan pelanggan. Sistem
distribusi tenaga listrik terdiri dari dua bagian yaitu jaringan distribusi
primer dan jaringan distribusi sekunder.
10
1) Sistem Radial
Dapat kita lihat melalui gambar 2.3 bahwa konfigurasi sistem radial ini
sangat sederhana karena hanya memiliki satu gardu induk sebagai
penyuplai utama tenaga listrik ke pelanggan. Sistem radial umumnya
menggunakan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Meskipun
sistem radial merupakan sistem yang paling sederhana dan tidak terlalu
rumit, namun sistem ini memiliki tingkat keandalan yang rendah sebab
jika salah satu titik mengalami gangguan, maka titik lain yang berada di
bawah titik yang mengalami gangguan tidak akan dialiri tenaga listrik.
11
Gambar 2. 4 Konfigurasi Sistem Ring atau Loop
Pada Gambar 2.4 dapat kita lihat bahwa di antara kedua jaringan
dipasangkan PMT sehingga dapat memudahkan lokalisir saat
terjadi gangguan di salah satu jaringan. Meskipun jenis ini lebih
handal bila dibandingkan sistem radial, biaya yang digunakan
untuk pembuatan sistem ini menjadi lebih mahal bila
dibandingkan dengan sistem radial.
3) Sistem Spindel
12
Seperti yang terlihat pada Gambar 2. 5, pada bagian tengah sistem
ini terdapat satu express feeder atau penyulang tanpa beban yang
dilengkapi dengan satu PMT utama yang terletak pada jaringan
yang sama dengan express feeder atau penyulang tanpa beban
tersebut dan PMT lain yang terhubung langsung dengan jaringan
yang sudah memiliki penyulangnya masing-masing. Express
feeder atau penyulang tanpa beban yang harus selalu dalam
kondisi bertegangan agar dapat memasok aliran listrik pada
jaringan yang tengah mengalami gangguan. Sistem spindel ini
banyak digunakan untuk pasokan listrik di perkotaan khususnya
kota besar memiliki keandalan yang relatif tinggi.
13
beberapa PMT yang terhubung langsung dengan jaringan yang
memiliki penyulangnya masing-masing, ini bertujuan agar saat
terjadi gangguan, PMT yang terhubung pada jaringan yang
mengalami gangguan dapat langsung terlokalisir oleh express
feeder atau penyulang tanpa beban.
Bentuk Transformator tiga fasa dapat kita lihat pada Gambar 2. 8 di bawah
ini.
14
Gambar 2. 7 Transformator Distribusi Tiga Fasa
Transformator distribusi tiga fasa seperti yang terlihat pada Gambar 2.7
merupakan alat yang sangat penting dalam sistem penyaluran tenaga listrik
sebab memiliki fungsi sebagai penyalur tenaga listrik sebesar tegangan
distribusi agar jumlah arus listrik yang menghilang saat penyaluran tidak
terlalu banyak. Umumnya, transformator yang digunakan dalam sistem
distribusi adalah transformator step down 20/0,4 kV, dengan tegangan
fasa-fasa 380V/400V dan fasa-netral 220V/230V.
15
d∅
E = −N dt ………………………………………...…………………(2. 1)
Di mana:
16
Gambar 2. 9 Rangkaian Transformator Hubungan Yzn5
17
Transformator tiga fasa Yzn5 dijelaskan pengertiannya sebagai berikut:
𝑺 = √𝟑 × 𝑽 × 𝑰 (𝒌𝑽𝑨)…………...…………………………...…..(2. 2)
Di mana:
18
I = Arus jala-jala (A)
Sehingga, untuk menentukan nilai arus beban penuh / full load (𝐼𝐹𝐿 )
transformator tiga fasa dapat menggunakan Persamaan 2. 3 di bawah ini.
𝐒
𝐈𝐅𝐋 = (𝐀)…………………………………………………...(2. 3)
√𝟑 ×𝐕
Di mana:
Pada keadaan seimbang dan tidak seimbang notasi arus pada penghantar
fasa akan dibedakan penamaannya sesuai Tabel 2. 2 di bawah ini.
19
Gambar 2. 10 Diagram Vektor Arus Keadaan Seimbang
Dapat kita lihat pada Gambar 2. 10 bahwa seilisih nilai sudut vektor yang
dibentuk transformator tiga fasa saat berada dalam keadaan seimbang
adalah tepat 120°. Persamaan 2. 4 menunjukan vektor diagram
pembebanan transformator dalam keadaan beban seimbang.
𝐼𝑅 = 𝐼𝑅 ∠0° (𝐴)
𝐼𝑆 = 𝐼𝑆 ∠120° (𝐴)
𝐼𝑇 = 𝐼𝑇 ∠240° (𝐴)
𝐼𝑁 = 𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇 (𝐴)
𝐼𝑁 = 0 (𝐴)
20
2.1.8.2 Ketidakseimbangan Beban
a) Vektor arus setiap fasa memiliki nilai yang sama besar tetapi vektor
sudut yang dibentuk tiap fasa tidak membentuk sudut 120° satu sama
lain.
b) Vektor arus setiap fasa tidak memiliki nilai yang sama besar tetapi
vektor sudut yang dibentuk tiap fasa membentuk sudut 120° satu
sama lain.
c) Vektor arus setiap fasa tidak memiliki nilai yang sama besar dan
vektor sudut setiap fasa tidak membentuk sudut 120° satu sama lain.
𝐼𝑎 = 𝐼𝑎 ∠0°
𝐼𝑏 = 𝐼𝑏 ∠135°
𝐼𝑐 = 𝐼𝑐 ∠105°
𝐼𝑁 ≠ 𝐼𝑎 + 𝐼𝑏 + 𝐼𝑐 (𝐴)
21
𝐼𝑁 ≠ 𝐼𝑎 ∠0° + 𝐼𝑏 ∠135° + 𝐼𝑐 ∠105° (𝐴)
𝐼𝑁 ≠ 𝐼𝑎 + 𝐼𝑏 + 𝐼𝑐 (𝐴)
𝐼𝑁 ≠ 0 (𝐴)
Dimana:
Dimana:
Karena:
𝐼𝑅 = 𝑎 × 𝐼𝐼𝑛𝑐.
22
𝐼𝑆 = 𝑏 × 𝐼𝐼𝑛𝑐.
𝐼𝑇 = 𝑐 × 𝐼𝐼𝑛𝑐.
Sehingga:
𝐼𝑅
𝑎= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2. 9)
𝐼𝐼𝑛𝑐.
𝑆
𝑏= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …. (2. 10)
𝐼𝐼𝑛𝑐.
𝐼𝑇
𝑐= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …. (2. 11)
𝐼𝐼𝑛𝑐.
Dimana:
23
penurunan kemampuan transformator, berkurangnya umur pemakaian
transformator).
Jika arus pada penghantar netral ini nilainya tinggi, maka arus ini akan
menimbulkan suhu panas yang akan diserap trafo serta menimbulkan rugi-
rugi daya yang akan hilang dalam bentuk panas tersebut. Tidak hanya itu,
jika sambungan penghantar netral kurang baik atau bahkan putus, maka
akan terjadi penurunan (drop) tegangan pada fasa dengan beban paling
banyak/besar, bahkan penurunan tegangan ini bisa menjadi lebih rendah
dari nilai tegangan nominalnya atau jauh lebih rendah dari fasa dengan
beban paling sedikit/kecil. Sedangkan fasa dengan beban yang paling kecil
tadi, tegangannya akan naik hingga melebihi tegangan nominalnya. Naik
atau turunnya nilai tegangan ini melebihi batas toleransi yang diizinkan
secara tiba-tiba ini dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan lsitrik
pelanggan dan pada peralatan gardu distribusi (transformator, penghantar,
sekering dan lain sebagainya) di satu sistem distribusi yang sama.
24
2.1.12 Rugi-Rugi Daya Akibat Arus pada Penghantar Netral
𝐏 = 𝐈𝟐 × 𝐑 (𝐖𝐚𝐭𝐭)………………………………………………(2. 12)
Dimana:
Total rugi-rugi daya yang mengalir pada saluran distribusi adalah hasil
penjumlahan antara rugi-rugi daya yang mengalir pada penghantar fasa
dengan rugi-rugi daya yang mengalir pada penghantar netral, hal ini
dinyatakan dalam Persamaan 2. 10 berikut ini.
Dimana:
25
BAB 3
PEMERATAAN BEBAN.
26
Gambar 3. 2 Panel PHBTR Transformator Distribusi KN 07-15
27
Tabel 3. 1 Data Transformator Distribusi KN 07-15
Data Nameplate Keterangan Satuan
Kode Gardu KN 07-15 -
Lokasi Jl. Manunggal, Pulonas. -
Penyulang / feeder CN 01 -
Merk Transformator Starlite -
Kapasitas Transformator 100 kVA
Jumlah Fasa 3 -
Tahun Operasi 2021 -
No. Seri 2100611007-2113 -
Tegangan Sisi Primer 20 kV
Tegangan Sisi Sekunder L-L 400 Volt
Arus Primer 2,88 A
Arus Sekunder 144,3 A
Jenis Minyak Mineral -
Vektor Grup Yzn5 -
Berat Transformator 895 Kg
Tegangan Hubung Singkat 4,0 %
Temperatur 55 °C
Kabel Opstik Incoming NYY 4 × 70 mm² -
Kabel Opstik Outgoing NYY 4 × 50 mm² -
Konstruksi Double Pole -
28
Tabel 3. 2 Hasil Pengukuran Waktu Beban Puncak (WBP) Malam Hari
Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum Dilakukan Pemerataan Beban
Waktu Beban Puncak (WBP) 20.00 WIB – 22.00 WIB
Incoming Outgoing (A)
Fasa
(A) Jurusan 1 Jurusan 2
R 41,8 5,6 26,2
S 176,7 141,4 35,3
T 108,4 98,1 10,3
N 40,9 11,2 29,7
Tegangan Sekunder / Beban (Volt)
Tegangan Fasa – Netral Tegangan Fasa – Fasa
R–N S–N T–N R–S S–T T–R
243 238 242 416 329 422
29
3.4 Hasil Pengukuran Beban Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Kedua
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pemerataan beban
transformator distribusi KN 07-15 adalah sebagai berikut:
30
Gambar 3. 4 Multimeter Clamp On
3.4.2 Tespen
Tespen adalah alat yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
tegangan/arus AC pada sebuah media. Tespen berbentuk seperti obeng
dengan ujung mata yang berbentuk negatif/minus, memiliki penjepit seperti
pena di bagian gagangnya, dan lampu led di bagian dalam gagang sebagai
indicator ada atau tidaknya tegangan pada media yang disentuh oleh ujung
mata yang tespen tersebut.
Gambar 3. 5 Tespen
3.4.3 Tool Kit
Tool kit adalah seperangkat peralatan yang terdiri dari obeng, tang, kunci
pas, kunci inggris, pisau dsb. yang digunakan untuk mempermudah
pekerjaan teknisi. Tool kit ini biasanya dikemas dalam tool box yang dibuat
31
khusus sedemikian rupa sehingga peralatan tersebut dapat disusun dengan
rapi dan memudahkan teknisi untuk membawanya kemana pun.
32
nilai arus netral di atas 10 A. Oleh karena itu, sebelum melakukan pemerataan
beban, ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya ialah:
33
bila connector netral (nol) kurang baik sambungannya diganti dengan
connector baru.
11) Selesai pemindahan sambungan, amati connector lainnya, bila terlihat
sambungannya kurang baik, diganti dengan connector baru.
12) Petugas turun, lepaskan ikatan tangga bagian atas dan bawah, lalu
turunkan tangga.
13) Catat pekerjaan yang dilakukan pada tiang tersebut
14) Selanjutnya lakukan hal yang sama pada tiang berikutnya sesuai rencana.
15) Bila pemindahan sudah dilakukan sesuai dengan rencana, periksa kenbaki
peralatan keja.
16) Lapor ke Piket Distribusi bahwa pekerjaan selesai dan tegangan TR dari
gardu akan dinormalkan.
17) Setelah ada izin dari Piket Distribusi, lakukan penormalan tegangan secara
bertahap.
18) Lakukan pengukuran putaran fasa, beban dan tegangan di PGTR.
19) Periksa pelanggan terdekat, lakukan pengukuran tegangan dan catat dalam
formulir laporan.
34
memiliki persentase ketidakseimbangan di atas 25%, selain itu nilai arus
netral transformator KN 07-15 sangat tinggi.
c) Setelah diperoleh hasil perhitungan dari hasil pengukuran Waktu Beban
Puncak (WBP), perhatikan fasa yang memiliki beban paling berat untuk
dipindahkan ke fasa yang bebannya ringan dengan acuan hasil perhitungan
yang telah dilakukan sebelumnya.
d) Setelah mengetahui fasa mana yang akan dipindahkan, dilakukan
pemerataan beban. Setelah itu dilakukan pengukuran kembali dan
perhitungan ulang persentase ketidakseimbangan beban dengan
menggunakan persamaan yang sama dengan langkah sebelumnya. Jika
persentase ketidakseimbangan beban masih di atas 25% dan nilai arus
penghantar netral di atas 10 A maka dilakukan kembali pemerataan beban
sesuai dengan prosedur yang telah diterakan di atas. Pengukuran ulang
transformator distribusi KN 07-15 dilakukan saat Waktu Beban Puncak
(WBP).
35
Tabel 3. 5 Data Penghantar NYFGbY Menurut SPLN 6:1991
Luas Penampang Resistansi Maksimum Penghantar
Nominal (mm²) Urat Tunggal (Ω/km Urat Banyak (Ω/km)
0,5 37,69 38,44
0,75 26,50 27,0
1 20,80 21,2
1,5 13,30 13,6
2,5 7,27 7,41
4 4,52 4,61
6 3,02 3,08
10 1,79 1,83
16 1,13 1,15
25 0,712 0,727
35 0,514 0,524
50 0,379 0,387
70 0,262 0,268
95 0,189 0,193
120 0,150 0,153
150 0,122 0,124
185 0,0972 0,0991
240 0,074 0,0754
300 0,059 0,0601
36
BAB 4
ANALISA DATA HASIL PENGUKURAN TRANSFORMATOR
DISTRIBUSI KN 07-15.
Penghantar yang digunakan gardu distribusi KN 07-15 ada dua jenis, dan tiap
jenis serta ukuran penghantar tersebut memiliki nilai tahanan yang berbeda
pula. Penghantar sekunder transformator distribusi menuju incoming PHBTR
menggunakan kabel jenis NYY 4 × 70 mm² dengan nilai resistansi penghantar
sebesar 0,268 Ω/km, sedangkan untuk outgoing PHBTR baik Jurusan I maupun
Jurusan II menggunakan kabel jenis NYY 4 × 50 mm² dengan nilai resistansi
penghantar sebesar 0,387 Ω/km.
𝑆
𝐼𝐹𝐿 =
√3 × 𝑉
100.000
𝐼𝐹𝐿 =
√3 × 400
𝐼𝐹𝐿 = 144,33 A
37
4.3 Analisa Persentase Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi
KN 07-15 Sebelum Pemerataan Beban
𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
41,8 𝐴 + 176 ,7 𝐴 + 108,4 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
326,9 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
𝐼𝑖𝑛𝑐. = 108,96 A
𝐼𝑖𝑛𝑐.
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
𝐼𝐹𝐿
108,96 𝐴
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
144,33 A
𝐼𝑅 41,8
𝑎= = = 0,38
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,96
𝐼𝑆 176,7
𝑏= = = 1,62
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,96
𝐼𝑇 108,4
𝑎= = = 0,99
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,96
38
Selanjutnya, berdasarkan nilai perhitungan arus rata-rata incoming, kita dapat
menentukan persentase ketidakseimbangan beban menggunakan Persamaan 2.
8 sebagai berikut.
{|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
{|0,38 − 1| + |1,62 − 1| + |0,99 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 41,6 %
39
Oleh karena itu pemindahan beban dilakukan pada fasa R Jurusan II, fasa S
Jurusan I, fasa T Jurusan I dengan perhitungan pemindahan fasa sebagai
berikut:
a) Fasa R Jurusan II
= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑅1
= 54,48 A – 5,6 A
= 48,88 A
b) Fasa S Jurusan I
= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑆1
= 54,48 A – 35,3 A
= 19,18 A
c) Fasa T Jurusan I
= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑇1
= 54,48 A – 10,3 A
= 44,18 A
40
Tabel 4. 1 Data Pengukuran dan Perhitungan Pemerataan Beban Pertama
Transformator KN 07-15
Arus Rata-
Hasil Pengukuran Beban Hasil Perhitungan
Rata pada Pemindahan
Fasa Awal (A) Pemindahan Fasa (A)
Outgoing Beban (A)
(A) Jurusan I Jurusan II Jurusan I Jurusan II
36,2 – 48,88
R 54,48 5,6 36,2 5,6 48,88
= -12,68
141,4 – 19,18
S 54,48 141,4 35,3 19,18 35,5
= 122,22
98,1 – 44,18
T 54,48 98,1 10,3 44,18 10,3
= 53,92
𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
84,7 𝐴 + 133,9 𝐴 + 107,2 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
325,8 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
𝐼𝑖𝑛𝑐. = 108,6 A
𝐼𝑖𝑛𝑐.
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
𝐼𝐹𝐿
41
108,6 𝐴
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
144,33 A
𝐼𝑅 84,7
𝑎= = = 0,77
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,6
𝐼𝑆 133,9
𝑏= = = 1,23
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,6
𝐼𝑅 107,2
𝑎= = = 0,98
𝐼𝑖𝑛𝑐. 108,6
{|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
{|0,77 − 1| + |1,23 − 1| + |0,98 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 16 %
42
Oleh karena itu pemindahan beban dilakukan pada fasa R Jurusan II, fasa S
Jurusan I, fasa T Jurusan I dengan perhitungan pemindahan fasa sebagai
berikut:
a) Fasa R Jurusan II
= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑅1
= 54,48 A – 27,3 A
= 27,18 A
b) Fasa S Jurusan I
= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑆2
= 54,48 A – 40,2 A
= 14,28 A
c) Fasa T Jurusan I
= 𝐼𝑂𝑢𝑡. − 𝐼𝑇2
= 54,48 A – 29,8 A
= 24,68 A
43
Tabel 4. 2 Data Pengukuran dan Perhitungan Pemerataan Beban Kedua
Transformator KN 07-15
Arus Rata-
Hasil Pengukuran Beban Hasil Perhitungan
Rata pada Pemindahan
Fasa Awal (A) Pemindahan Fasa (A)
Incoming Beban (A)
(A) Jurusan I Jurusan II Jurusan I Jurusan II
57,4 – 27,18
R 54,48 27,3 57,4 27,3 27,18
= 30,22
91,9 – 14,28
S 54,48 91,9 40,2 14,28 40,2
= 77,62
77,5 – 24,68
T 54,48 77,5 29,8 24,68 29,8
= 52,82
𝐼𝑅 + 𝐼𝑆 + 𝐼𝑇
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
104,7 𝐴 + 115,2 𝐴 + 108,0 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
327,9 𝐴
𝐼𝑖𝑛𝑐. =
3
𝐼𝑖𝑛𝑐. = 109,3 A
𝐼𝑖𝑛𝑐.
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
𝐼𝐹𝐿
44
109,3 𝐴
Persentase pembebanan transformator = × 100 %
144,33 A
𝐼𝑅 104,7
𝑎= = = 0,95
𝐼𝑖𝑛𝑐. 109,3
𝐼𝑆 115,2
𝑏= = = 1,05
𝐼𝑖𝑛𝑐. 109,3
𝐼𝑅 108,0
𝑎= = = 0,98
𝐼𝑖𝑛𝑐. 109,3
{|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
{|0,77 − 1| + |1,23 − 1| + |0,98 − 1|}
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = × 100
3
% 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 4 %
Rugi-rugi daya aktif ditentukan dengan data pengukuran Waktu Beban Puncak
(WBP) dan data resistansi penghantar transformator distribusi KN 07-15.
45
Tabel 4. 3 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Sebelum
Dilakukan Pemerataan Beban
Ω
R = 0,268 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,002412 Ω
Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada incoming
transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita tentukan nilai
rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada incoming
46
transformator distribusi KN 07-15 dengan menggunakan Persamaan 2. 12
sebagai berikut
P = I2 × R (kW)
47
Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan netral,
maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada incoming transformator
distribusi KN 07-15 sebelum dilakukan pemerataan beban melalui
Persamaan 2. 13 sebagai berikut.
𝑃𝐼𝑛𝑐. = 𝑃𝑅 + 𝑃𝑆 + 𝑃𝑇 + 𝑃𝑁
𝑃𝐼𝑛𝑐. = 0,1119011 kW
Ω
R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,003483 Ω
Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada outgoing
Jurusan I transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita
tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada
outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 dengan
menggunakan Persamaan 2. 12 sebagai berikut
P = I2 × R (kW)
48
1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (5,6)² × 0,003483 Ω
PR = 0,1092 Watt
PR = 0,0001092 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (141,4)² × 0,003483 Ω
PS = 69,6389 Watt
PS = 0,0696389 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (98,1)² × 0,003483 Ω
PT = 33,5190
PT = 0,0335190 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (11,2)² × 0,003483 Ω
PN = 0,4369 Watt
PN = 0,0004369 kW
Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan netral,
maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada outgoing Jurusan I
transformator distribusi KN 07-15 sebelum pemerataan beban dengan
Persamaan 2. 13 sebagai berikut.
49
𝑃1𝑂𝑢𝑡. = 𝑃𝑅 + 𝑃𝑆 + 𝑃𝑇 + 𝑃𝑁
𝑃1𝑂𝑢𝑡. = 0,103704 kW
Ω
R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,003483 Ω
Setelah diketahui nilai resistansi penghantar fasa dan netral pada outgoing
Jurusan II transformator distribusi KN 07-15, selanjutnya dapat kita
tentukan nilai rugi-rugi daya aktif penghantar fasa dan netral pada
outgoing Jurusan II transformator distribusi KN 07-15 dengan
menggunakan Persamaan 2. 12 sebagai berikut
P (kW) = I2 × R
50
PR = 4,5642 Watt
PR = 0,0045642 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (35,3)² × 0,003483 Ω
PS = 4,3401 Watt
PS = 0,0043401 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (10,3)² × 0,003483 Ω
PT = 0,3695 Watt
PT = 0,0003695 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (29,7)² × 0,003483 Ω
PN = 3,0723 Watt
PN = 0,0030723 kW
Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan netral,
maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15 sebelum dilakukan pemerataan beban
dengan Persamaan 2. 13 sebagai berikut.
𝑃2𝑂𝑢𝑡. = 𝑃𝑅 + 𝑃𝑆 + 𝑃𝑇 + 𝑃𝑁
𝑃2𝑂𝑢𝑡. = 0,0123461 kW
51
4.5.1.4 Total Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15
Sebelum Pemerataan Beban
𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,2279512 kW
52
4.5.2.1 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Pertama
53
Ω
R = 0,268 𝑘𝑚 × 9 m
Ω
R = 0,268 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,002412 Ω
P (kW) = I2 × R
54
PT = 0,0277183 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N incoming transformator
distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (33,8)2 A × 0,002412 Ω
PN = 2,7555 Watt
PN = 0,0027555 kW
PInc. = PR + PS + PT + PN
PInc. =0,0173039kW+0,0432452kW+0,0277183kW+0,0027555kW
PInc. = 0,0910229 kW
Ω
R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,003483 Ω
55
outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 dengan
menggunakan Persamaan 2. 12 sebagai berikut
P (kW) = I2 × R
56
Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa dan
netral, maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada outgoing
Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 setelah dilakukan
pemerataan beban pertama melalui Persamaan 2. 13 sebagai berikut.
P1Out. = PR + PS + PT + PN
P1Out. =0,0025958kW+0,0294160kW+0,0209197kW+0,0013108kW
P1Out. = 0,0542423 kW
Ω
R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,003483 Ω
P (kW) = I2 × R
57
1) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar R outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PR = I2 𝑅 × R
PR = (57,4)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PR = 11,4756 Watt
PR = 0,0114756 kW
2) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar S outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PS = I2𝑆 × R
PS = (40,2)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PS = 5,6286 Watt
PS = 0,0056286 kW
3) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar T outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PT = I2 𝑇 × R
PT = (29,8)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PT = 3,0930 Watt
PT = 0,0030930 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N outgoing Jurusan II
transformator distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (14,4)2 𝐴 × 0,003483 Ω
PN = 0,7222 Watt
PN = 0,0007222 kW
P2Out. = PR + PS + PT + PN
P2Out. =0,0114756kW+0,0056286kW+0,0030930kW+0,0007222kW
P2Out. = 0,0209194 kW
58
4) Total Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15
Setelah Pemerataan Beban Pertama
𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,1661846 kW
59
4.5.2.2 Rugi-Rugi Daya Aktif Transformator Distribusi KN 07-15 Setelah
Pemerataan Beban Kedua
60
Ω
R = 0,268 𝑘𝑚 × 9 m
Ω
R = 0,268 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,002412 Ω
P = I2 × R (kW)
61
PT = 0,0281335 kW
4) Rugi-rugi daya aktif pada penghantar N incoming transformator
distribusi KN 07-15
PN = I2 𝑁 × R
PN = (19,7)2 A × 0,002412 Ω
PN = 0,9360 Watt
PN = 0,0009360 kW
PInc. = PR + PS + PT + PN
PInc. = 0,0875197 kW
Ω
R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,003483 Ω
62
penghantar fasa dan netral pada outgoing Jurusan I transformator
distribusi KN 07-15 dengan Persamaan 2. 12 sebagai berikut
P = I2 × R (kW)
63
Setelah mendapatkan rugi-rugi daya aktif pada penghantar fasa
dan netral, maka dapat kita tentukan rugi-rugi daya total pada
outgoing Jurusan I transformator distribusi KN 07-15 setelah
dilakukan pemerataan beban kedua dengan Persamaan 2. 13
sebagai berikut.
P1Out. = PR + PS + PT + PN
P1Out. =0,0083968kW+0,0103833kW+0,0088123kW+0,00039
87kW
P1Out. = 0,0279911 kW
Ω
R = 0,387 𝑘𝑚 × 0,009 km
R = 0,003483 Ω
P = I2 × R (kW)
64
setelah dilakukan pemerataan beban kedua dengan Persamaan 2. 12
adalah sebagai berikut.
P2Out. = PR + PS + PT + PN
65
P2Out. =0,0106513kW+0,0122479 kW+0,0111974 kW+0,003077 kW
P2Out. = 0,0344043 kW
𝑃𝑇𝑜𝑡. = 0,1499151 kW
Setelah mendapatkan hasil rugi-rugi daya pada incoming dan outgoing PHBTR
transformator distribusi KN 07-15 melalui perhitungan data pengukuran
transformator distribusi KN 07-15 baik sebelum pemerataan beban maupun
setelah pemerataan beban pada Jurusan I dan Jurusan II, selanjutnya kita dapat
membuat asumsi kerugian finansial akibat rugi-rugi daya aktif yang terjadi
pada transformator distribusi KN 07-15.
66
finansial akibat ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15
penulis akan menggunakan waktu 4 jam pemakaian beban puncak tersebut
untuk mencari nilai kerugian finansial saat beban puncak akibat
ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan melalui data yang telah
diperoleh dari pengukuran beban transformator distribusi KN 07-15 sebelum
dilakukan pemerataan beban, diperoleh data rugi-rugi daya aktif sebesar
0,2279512 kW. Sehingga asumsi rugi-rugi daya yang terjadi dalam 4 jam/hari
selama 30 hari adalah:
= 27,354144 kWh
Menurut Tarif Daya Listrik 2022 yang ditetapkan PT PLN (Persero), tarif
daya listrik rata-rata keperluan rumah tangga dengan batas daya 900 VA
adalah Rp 1.352,-/kWh sedangkan untuk pemakaian rumah tangga sebesar
Rp 1.467,28,-/kWh. Untuk pemakaian pelanggan 450 VA di wilayah kerja
PT PLN (Persero) ULP Kutacane telah disamaratakan menjadi daya 900 VA.
Perbandingan rentang pemakaian rumah tangga antara daya 900 VA dengan
1.300 VA ialah sebesar 90 % : 10 % secara keseluruhan.
= Rp 33.284,52296,-
67
= (27,354144 kWh × 10 %) × Rp 1.467,28,-/kWh
= Rp 4.013,6123848,-
= Rp 33.284,52296,- + Rp 4.013,6123848,-
= Rp 37.298,1353448,-/bulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan melalui data yang telah
diperoleh dari pengukuran beban transformator distribusi KN 07-15 setelah
dilakukan pemerataan beban pertama, diperoleh data rugi-rugi daya aktif
sebesar 0, 1726844 kW. Sehingga asumsi rugi-rugi daya yang terjadi dalam
4 jam/hari selama 30 hari adalah:
= 19,942152 kWh
Menurut Tarif Daya Listrik 2022 yang ditetapkan PT PLN (Persero), tarif
daya listrik rata-rata keperluan rumah tangga dengan batas daya 900 VA
adalah Rp 1.352,-/kWh sedangkan untuk pemakaian rumah tangga sebesar
Rp 1.467,28,-/kWh. Untuk pemakaian pelanggan 450 VA di wilayah kerja
PT PLN (Persero) ULP Kutacane telah disamaratakan menjadi daya 900 VA.
Perbandingan rentang pemakaian rumah tangga antara daya 900 VA dengan
1.300 VA ialah sebesar 90 % : 10 % secara keseluruhan.
68
= 17,94794 kWh × Rp 1.352,-/kWh
= Rp 24.265,61488,-
= Rp 2.926,0791216,-
= Rp 24.265,61488,- + Rp 2.926,0791216,-
= Rp 27.191,6940016,-/bulan
= 17,989812 kWh
Menurut Tarif Daya Listrik 2022 yang ditetapkan PT PLN (Persero), tarif
daya listrik rata-rata keperluan rumah tangga dengan batas daya 900 VA
adalah Rp 1.352,-/kWh sedangkan untuk pemakaian rumah tangga sebesar
Rp 1.467,28,-/kWh. Untuk pemakaian pelanggan 450 VA di wilayah kerja
PT PLN (Persero) ULP Kutacane telah disamaratakan menjadi daya 900 VA.
Perbandingan rentang pemakaian rumah tangga antara daya 900 VA dengan
1.300 VA ialah sebesar 90 % : 10 % secara keseluruhan.
69
Sehingga penulis mengambil asumsi kerugian finansial akibat
ketidakseimbangan beban transformator distribusi KN 07-15 untuk
pemakaian daya 900 VA adalah sebagai berikut.
= Rp 21.890,00216,-
= Rp 2.639,6073744,-
= Rp 21.890,00216,- + Rp 2.639,6073744,-
= Rp 24.529,6095344,-/bulan
= Rp 37.298,1353448,-/bulan - Rp 27.191,6940016,-/bulan
= Rp 10.106,4413432,-/bulan
70
= Rp 37.298,1353448,-/bulan - Rp 24.529,6095344,-/bulan
= Rp 12.768,44,-/bulan
71
Tabel 4. 6 Hasil Pemerataan Beban Transformator Distribusi KN 07-15
72
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN.
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan berdasarkan apa yang penulis amati
dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini adalah:
73
2) Saat ada pelanggan pasang baru, diharapkan untuk melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu terhadap pebebanan fasa transformator
distribusi, hal ini dilakukan untuk menghindari penambahan beban pada
fasa transformator distribusi yang sudah dibebani dengan beban pelanggan
yang besar.
3) Saat diketahui ketidakseimbangan beban transformator distribusi sudah
melebihi 25% segeran mengambil Tindakan pemerataan beban agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan dan kelangsungan penyaluran tenaga
listrik ke pelanggan tetap terjaga.
4) Karena Pemerataan beban transformator distribusi yang dilakukan pada
Waktu Beban Puncak (WBP) masih memiliki kekurangan yang tidak dapat
diabaikan, monitoring terhadap transformator distribusi harus terus
dilakukan secara rutin agar keseimbangan transformator distribusi dapat
terus terjaga.
74
DAFTAR PUSTAKA
Al-Badi, A., A. Elmoudi, I. M., Al-Wahaibi, A., Al-Ajmi, H., & Al-Bulushi, M.
2011. Losses Reduction in Distribution Transformers. International Multi
Conference of Engineers and Computer Sciences.
Afika, Nur. 2021. Transformator. Pengertian, Jenis, dan manfaatnya.
https://www.pinhome.id/blog/pengertian-transformator/, diakses 27 Januari
2022.
Arifin, M. 2013. Analisis Ketidakseimbangan Beban Pada Transformator
Distribusi Di PT. PLN (Persero) Rayon Panam Pekanbaru.
https://adoc.pub/analisis-ketidakseimbangan-beban-pada-transformator-
distribu.html, diakses pada 09 Februari 2022
Bina, m., & A. Kashefi. 2011. Three-phase Unbalance of Distribution Systems:
Complementary Analysis and Experimental Case Study. International Journal
of Electrical Power and Energy Systems
Chembe, D. 2009. Reduction of Power Losses Using Phase Load Balancing Method
in Power Networks. World Congress on Engineering and Computer Science
Vol. 1.
Dey, N., & A. C. 2013. Neutral Current and Neutral Voltage in a Three Phase Four
Wire Distribution System of a Technical Institution. International Journal of
Computer Application.
Gabriel A., A., & Franklin, O. 2014. Determination of Electric Power Losses in
Distribution.Systems: Ekpoma, Edo State, Nigeria as a Case Study. The
International Journal Of Engineering And Science (IJES). 66-72.
Ir. Markoni, S.H., M.T. 2017. Teori Dasar Tenaga Listrik Edisi 2. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero). 1991. Buku Standar PLN 41-1 :1991 Bidang
Konstruksi Tentang Persyaratan Penghantar Tembaga dan Tembaga Untuk
Kabel Listrik Berisolasi. PT PLN (Persero). Jakarta.
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero). 1993. Buku Standar PLN 43-1 :1994 Bidang
Konstruksi Tentang Penghantar NYY/NAYY. PT PLN (Persero). Jakarta.
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero). 2010. Buku Standar 4 Konstruksi Gardu
Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik. Jakarta: PT PLN (Persero).
75
DAFTAR LAMPIRAN
76
Lampiran 2. Monogram Gardu Portal - SKTM
77
Lampiran 3. Monogram Gardu Portal Dengan PHB TR 2 Jurusan
78
Lampiran 4. Perlengkapan Hubung Bagi Dua Jurusan Gardu Cantol/Portal
79
Lampiran 5. Komponen Utama Konstruksi Gardu Portal
80
Lampiran 6. SPLN 41-1 : 1991 Halaman 6
81
Lampiran 7. SPLN 43-1 : 1994 Halaman: 17
82
Lampiran 8. Tarif Dasar Listrik Bulan Juli - September 2021
83
Lampiran 9. Tarif Dasar Listrik Bulan April - Juni 2022
84
Lampiran 10. Single Line Diagram Penyulang / Feeder CN 01
85
Lampiran 11. Single Line Diagram Penyulang / Feeder KN 07
86
Lampiran 12. Pengukuran Beban Puncak Malam Hari
87
Lampiran 14. SOP Pemerataan Beban
88
89
90
91
92
Lampiran 15. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN
07-15 Sebelum Pemerataan Beban
93
Lampiran 16. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN
07-15 Setelah Pemerataan Beban Pertama
94
Lampiran 17. Formulir Corrective By Maintenance (CBM) Gardu Distribusi KN
07-15 Setelah Pemerataan Beban Kedua
95
Lampiran 18. Format Biodata Penulis Laporan Tugas Akhir
BIODATA PENULIS LAPORAN TUGAS AKHIR
1. Identitas Diri
Nama Lengkap : Baiq Haerinnisa
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 14 Oktober 2001
Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro / Teknik Listrik
NIM : 1905031009
Alamat Rumah : Jl. Chaidir Link VI Gg. Siput No. 01 KNI, Medan
Labuhan
No. Telepon / HP : +62 823-7042-8409
Alamat E-mail : baiqhaerinnisa14@gmail.com
Judul Laporan Tugas Akhir : Studi Tentang Pemerataan Beban Transformator
Distribusi 100 kVA KN 07-15 Untuk Mengurangi
Rugi-Rugi Daya di PT PLN (Persero) ULP
Kutacane
Nama Dosen Pembimbing : Ir. Trahman Sitepu, M. T.
2. Riwayat Pendidikan
Jenjang Tahun
No. Nama Sekolah Tempat
Pendidikan Ijazah
Baiq Haerinnisa
NIM. 1905031009
96