Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISIS HOT SPOT PADA KLEM PEMISAH (PMS) LINE

PBAY PENGHANTAR PEKALONGAN 2 GARDU INDUK

150KV BATANG DENGAN METODE THERMOVISION

PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah


Unit Pelaksana Transmisi Semarang

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya

Disusun Oleh

TEGAR ALMAR RAIHANDI

3.39.18.0.21

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS
LAPORAN KERJA PRAKTIK

Laporan kerja praktik di PT. PLN (Persero) UPT Purwokerto ULTG Tegal yang telah
dilaksanakan pada tanggal 4 April 2021 sampai dengan 4 September 2021, disusun oleh:

Nama : Tegar Almar Raihandi

NIM : 3.39.18.0.21

Prodi : D-3 Teknik Listrik

Judul : “ ANALISIS HOT SPOT PADA KLEM PEMISAH (PMS)


LINE PBAY PENGHANTAR PEKALONGAN 2 GARDU IN
DUK 150KV BATANG DENGAN METODE
THERMOVISION”

Telah disetujui untuk laporan hasil Kerja Praktik sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Teknik Elektro Departemen Teknologi
Industri Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui
Menyetujui,
Ketua Program Studi Diploma Teknik Elektro
Dosen Pembimbing
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

Nur Sulistyawati, S. T., M. T.


ii
Ma’un Budiyanto, S. T., M. T.
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS
LAPORAN KERJA PRAKTIK

ii
i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK

Laporan kerja praktik di PT. PLN (Persero) UPT Semarang ULTG Rembang yang telah
dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2020 sampai dengan 13 Juni 2020, disusun oleh:

Nama : Andreas Wisnu Wardana

NIM : 17/416758/SV/14496

Prodi : Program Studi Diploma III Teknik Elektro Sekolah Vokasi

Universitas Gadjah Mada

Judul : “ ANALISIS HOT SPOT DENGAN METODE


THERMOVISION PADA CAPACITIVE VOLTAGE TRANS
FORMER (CVT) PADA BAY PENGHANTAR SEMINDO
GARDU INDUK 150KV BLORA”

Telah disetujui untuk laporan hasil Kerja Praktik sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Elektro Departmen
Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,
Mengetahui
Pembimbing
Manager ULTG Rembang
SPV JARGI GI Blora

iii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK

iv
SURAT PERINTAH KERJA PRAKTIK

iv
SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTIK

v
ABSTRACT

Frequent disruptions can reduce the reliability of electricity supply for the
community. One way to anticipate a serious disturbance can be done by
thermovisionon inspection because one of the parameters of the disturbance is
overheating of the conductor or instrument. Thermovisionon is a temperature
measurement activity without touching the object to be measured. This can be
done with a measuring tool namely thermal imager that can visualize an object
with an infrared beam to find out the temperature. This report aims to analyze the
results of the capacitive voltage transformer (CVT) thermovisionon on the bay SE
MINDO Blora substation and its handling. The method used is in accordance with
the 2014 PLN SK DIR 520. The results of thermovisionon inspection on SEMIND
O bays revealed that there were hot spots on the CVT S phase. After repairing the
temperature becomes normal.

Keywords: Thermovision, Hot spot, Thermal Imager

vi
INTISARI

Sering terjadinya gangguan dapat menyebabkan keandalan penyediaan


listrik untuk masyarakat berkurang. Salah satu cara untuk mengantisipasi
gangguan yang serius dapat dilakukan inspeksi thermovision karena salah satu
parameter terjadinya gangguan adalah timbul panas berlebih pada penghantar
maupun instrumen. Thermovision adalah kegiatan pengukuran suhu dengan tanpa
menyentuh benda yang akan diukur. Hal ini dapat dilakukan dengan alat bantu
ukur yakni thermal imager yang dapat memvisualisasikan suatu objek dengan
pancaran inframerah untuk mengetahui suhunya. Laporan ini bertujuan untuk
menganalisis hasil thermovision capacitive voltage transformer (CVT) bay pengh
antar SEMINDO Gardu Induk Blora dan penanganannya. Metode yang digunakan
adalah sesuai dengan PLN SK DIR 520 2014. Hasil inspeksi thermovision pada ba
y penghantar SEMINDO diketahui terdapat hot spot pada CVT fase S . Setelah
perbaikan suhu menjadi normal.

Kata Kunci: Thermovision, Hot spot, Thermal Imager

vii
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-NYA penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas laporan
Kerja Praktek (KP). Laporan Kerja Praktik ini berjudul “ANALISIS HOT SPOT
DENGAN METODE THERMOVISION PADA CAPACITIVE VOLTAGE TRA
NSFORMER (CVT) PADA PENGHANTAR BAY SEMINDO GARDU INDUK
50KV BLORA ”.

Penulisan laporan kerja praktek ini, merupakan hasil pengamatan terhadap


inspeksi thermovision pada bay penghantar 150kV SEMINDO Gardu Induk 150K
v Blora. Hal–hal yang lebih jelasnya lagi dibahas dalam laporan ini.

Terwujudnya penulisan laporan ini pada hakekatnya merupakan


pertolongan dari Tuhan YME. Namun demikian, laporan ini pun selesai berkat
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, semangat, bantuan,
serta bimbingannya. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan rasa tulus dan
kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat :

1. Bapak Nur Rohman Rosyid, S.T., M.T., D.Eng selaku Ketua Departemen
Teknik Elektro dan Informatika, SekolahVokasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta .

2. Ibu Nur Sulistyawati, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Diploma
Teknologi Listrik UGM, Departemen Teknik Elektro dan Informatika,
SekolahVokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

3. Bapak Ma’un Budiyanto, S.T., M.T selaku dosen pembimbing kerja praktek
yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat membangun.

4. Seluruh dosen Program Diploma III Teknologi Listrik.


5. Bapak I Made Sugata Merta selaku Manager PT PLN (Persero) Unit Induk
Transmisi Jawa Bagian Tengah Unit Pelaksana Transmisi Salatiga.

6. Bapak Lilik Subiantoro selaku Manager Unit Layanan Transmisi dan Gardu

viii
PRAKATA
Induk Rembang.

7. Bapak Syukur Ary Mukti selaku Supervisor Jargi Blora dan Semen Indonesia.

ix
8. Mas Aldy, Mas Beny, Mas Bayu, Mas Renov dan Mas Byan selaku
pembimbing lapangan di PT PLN (Persero) UITJBT UPT Semarang–ULTG
Rembang–GIS Gejayan.

9. Ibu Maratana Duka Janti dan Bapak Gunadi selaku Orang tua saya yang
selalu memberikan Do’a, dukungan, serta segala aspek menuju kesuksesan
dalam hidup saya.

10. Teman-teman Mahasiswa Diploma Teknologi Listrik Angkatan 2017


Sekolah Vokasi UGM yang memberikan dukungan.

11. Semua staff dan karyawan PT PLN (Persero) UITJBT UPT Semarang – GI 1
50 kV Blora.

12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan selama pelaksanaan Kerja
Praktek dan penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu saran, kritik, dan pendapat dari berbagai pihak sangat
kami harapkan. Akhirulkalam, mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pembaca. Aamiin.

Yogyakarta, 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN PRODI ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .......................................... iii

SURAT PERINTAH KERJA PRAKTIK ............................................... iv


v
SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTIK ......................
vi
ABSTRACT ................................................................................................
vii
INTISARI ...................................................................................................
viii
PRAKATA .................................................................................................
x
DAFTAR ISI ……….................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................... 2
1.3 Manfaat ............................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah .............................................................................. 3
1.5 Jadwal Pelaksanaan .......................................................................... 3
1.6 Metodologi Penulisan ...................................................................... 3
1.7 Sistematika Penulisan ...................................................................... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................ 5


2.1 Sejarah PT. PLN (Persero) ............................................................... 5
2.2 Struktur Organisasi .......................................................................... 6
2.3 Visi dan Misi .................................................................................... 7

2.4 PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah Unit
Pelaksana Transmisi Semarang .......................................................
x
2.5 Tugas Utama PT. PLN (persero) UPT Semarang ………………... 7
12

BAB III DASAR TEORI ........................................................................... 13


3.1 Inspeksi ............................................................................................ 13
3.2 Bay Penghantar SEMINDO ............................................................. 14

x
i
3.3 Thermovision .................................................................................. 16
3.4 Objek Pengujian .............................................................................. 18

BAB IV HASIL DAN ANALISA ............................................................. 19


4.1 Alat Pengukur Suhu ………………................................................. 21
4.2 Pengambilan Data ………................................................................ 22
4.3 Hasil Pengukuran Thermovision ……............................................. 24
4.5 Pencegahan Gangguan …………………………………………… 26

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 27


5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 27
5.2 Saran ................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28

LAMPIRAN ............................................................................................... 29

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT PLN (Persero)................................................................ 6


Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. PLN (persero)........................................ 6
Gambar 2.3 Daerah Kerja Unit Pelaksana Transmisi Semarang..................... 8
Gambar 2.4 Struktur Organisasi UPT Semarang............................................. 10
Gambar 3.1 Material Transmisi Utama…….................................................... 14
Gambar 3.2 Bay Penghantar SEMINDO......................................................... 14
Gambar 3.3 Single Line Diagram GI 150kV Blora....................................... 15
Gambar 3.4 Gelombang Elektromagnetik....................................................... 16
Gambar 3.5 Skema Dasar Thermovision………………………..................... 17
Gambar 3.6 Kesalahan Pengambilan Thermovision…………........................ 20
Gambar 4.1 Kamera FLIR E4…………………….......................................... 21

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Instalasi Penyaluran Tenaga Listrik Terpasang ....................... 11


Tabel 4.2 Perlengkapan APD………......................................................... 22
Tabel 4.3 Data Thermovision Capacitive Voltage Transformer................ 24
Tabel 4.4 Visualisasi Hot spot………………........................................... 25

xiii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai mahasiswa diploma harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
praktik sesuai dengan konsentrasi yang ditekuni masing-masing. Teori
pengetahuan didapat melalui perkuliahan formal dan buku-buku keilmuan yang
sesuai. Sedangkan kemampuan praktik didapat melalui praktikum di laboratorium.
Namun praktikum saja tidaklah cukup, karena dibutuhkan pengalaman langsung
ke lapangan untuk dapat memahami dan mengerti teori yang sudah didapat.
Terjun langsung di lapangan juga dapat menambah wawasan bagaimana kita
dalam bekerja dan menerapkan ilmu yang didapat serta dapat mempelajari
bagaimana keadaan atau atmosfir di dunia kerja. Sehingga setelah lulus siap
dalam menghadapi permasalahan dunia kerja. Untuk itu Kerja Praktik dibutuhkan
oleh semua mahasiswa khususnya mahasiswa kalangan diploma. Program Studi
Teknologi Listrik Fakultas Sekolah Vokasi UGM mempelajari listrik arus kuat
dari pembangkit hingga distribusinya. Hal ini mendasari PT PLN ( Persero)
dipilih sebagai tempat Kerja Praktik guna menambah wawasan dan pengalaman
kerja mahasiswa.

Perusahaan listrik negara atau lebih dikenal dengan PT PLN (Persero)


adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyaluran tenaga listrik, dimana
PT PLN (Persero) merupakan pemasok tenaga listrik paling berpengaruh terhadap
pengguna listrik di Indonesia, oleh karena itu PT PLN (Persero) berupaya untuk
selalu memberikan pelayanan terbaik kepada penggunanya, salah satu usaha
dalam memberikan pelayanan terbaik adalah dengan melakukan inspeksi atau
pemeriksaan klem dan material transmisi utama pada gardu induk yang dilakukan
secara berkala untuk memastikan suplai listrik kepada pelanggan tetap berjalan
dengan baik. Dalam kegiatan inspeksi, pihak yang terkait adalah bagian Har Jargi
Gardu Induk 150kV Blora untuk pelaksanaan perbaikan dilakukan oleh petugas
pemeliharaan transmisi.

1
Pelaksanaan inspeksi thermovision oleh PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Transmisi Semarang dilakukan rutin berkala yakni satu kali dalam seminggu guna

1
2

memantau keadaan seluruh material transmisi utama dan klem pada serandang. M
aterial transmisi utama dan klem perlu dilakukan inspeksi thermovision karena
merupakan bagian penting sebagai media penyaluran tenaga listrik dari pembangk
it ke konsumen dari 150kV menjadi 20kV. Data hasil ukur dari inspeksi thermovis
ion ini bersifat valid dan dapat dilaporkan sebagai anomaly untuk segera diantisipa
si. Bila tidak diantisipasi maka akan menyebabkan penurunan keandalan suplai
tenaga listrik ke pelanggan.

Dengan dilaksanakannya inspeksi thermovision pada material transmisi uta


ma di seluruh bay penghantar pada serandang GI 150kV Blora, diharapkan dapat
mendeteksi secara dini sambungan-sambungan yang mengalami penurunan
kualitas hantar serta meningkatkan keandalan suplai listrik kepada pelanggan
sehingga menghindari kerugian bagi pelanggan dan bagi PLN.

1.2 Maksud dan Tujuan


Kerja praktik ini diselenggarakan dengan maksud untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah wajib Kerja Praktik dan untuk meraih gelar A. Md. (Ahli
Madya) di Program Diploma Teknologi Listrik, Sekolah Vokasi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan Kerja Praktik dilaksanakan adalah sebagai
berikut:

a. Menjelaskan maksud dan tujuan inspeksi thermovision pada material transmisi


umum serandang di PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian
Tengah Unit Pelaksana Transmisi Salatiga Gardu Induk 150kV Blora.

b. Menganalisis gangguan-gangguan yang terjadi pada bay penghantar SEMIND


O GI 150kV Blora.

c. Mengetahui suhu rata-rata normal material transmisi utama bay penghantar SEM
INDO GI 150kV Blora.
d. Menjelaskan tindak lanjut dan rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan
dalam meningkatkan keandalan jaringan.

1.3 Manfaat Penulisan Laporan


Kerja Praktik ini diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mengetahui maksud dan tujuan inspeksi thermovision material transmisi ut
ama Gardu Induk 150kV Blora.

b. Mengetahui penyebab terjadinya gangguan panas pada Capacitive Vol


tage Transformer fasa S bay penghantar SEMINDO GI 150kV Blora
3

c. Mengetahui tindak lanjut penanganan gangguan panas pada Capacitive Vo


ltage Transformer fasa S bay penghantar SEMINDO GI 150kV Blora.

d. Mengetahui cara pencegahan terjadinya gangguan pada Capacitive Voltag


e Transformer bay penghantar SEMINDO GI 150kV Blora

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah berfungsi membatasi pokok permasalahan yang akan
dibahas. Batasan penulisan Laporan Kerja Praktik ini adalah pengukuran suhu
pada Capacitive Voltage Transformer Bay Penghantar SEMINDO Unit Pelaksana
Transmisi Semarang Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk Rembang GI 150k
V Blora untuk mendeteksi gangguan panas.

1.5 Waktu dan Pelaksanaan Kerja Praktik


Waktu dan pelaksanaan Kerja praktik ini dilaksanakan dengan keterangan
sebagai berikut: Tempat : PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian
Tengah Unit Pelaksana Transmisi Semarang GI 150kV Blora. Tanggal : 13 Januar
i 2020 s/d 13 Juni 2020.

1.6 Metodologi Penulisan


Untuk memenuhi data dan informasi dalam penyusunan laporan kerja
praktik ini, penulis menggunakan beberapa metode. Metode yaitu:

a. Metode job training Sebelum melakukan praktik, pembimbing memberikan


pengenalan dan pengetahuan tentang perangkat yang akan dioperasikan.

b. Metode library research Mengambil data dari dokumen yang berhubungan


dengan kerja praktik baik dokumen cetak maupun elektronik.

c. Metode wawancara Penulis melakukan kegiatan tanya jawab dengan


pembimbing dan pegawai lainnya untuk memperoleh penjelasan tentang
materi yang dipelajari.

d. Metode literature Penulis membaca dan mempelajari gambaran umum


perusahaan, teori-teori yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan, serta
referensi lain dalam penulisan laporan.
4

1.7 Sistematika Penulisan Laporan


Untuk memudahkan dalam penulisan laporan magang, penulis membagi
dalam lima BAB yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, pembatasan masalah, tujuan,
manfaat, metode pengumpulan data, tempat dan jadwal magang, dan sistematika
laporan penulisan magang.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN


Bab ini berisi tentang profil perusahaan tempat kerja praktik.
BAB III : DASAR TEORI
Bab ini berisikan uraian konsep dan prinsip dasar gardu induk, PMS, dan hot
spot untuk memecahkan permasalahan dalam laporan magang berkaitan dengan
hot spot pada PMS dan peralatan penunjang lainnya.

BAB IV : ANALISA
Bab ini berisi tentang pembahasan gangguan panas yang terjadi pada Bay
Pekalongan 2 dan Pemisah (PMS) serta data sebelum dan setelah perbaikan.

BAB V : PENUTUP
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari laporan magang
yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT PLN (Persero)


Ketenagalistrikan di Indonesia mulai berkembang akhir abad 19 pada saat
perusahaan Belanda yang bergerak di bidang industri berupa gula dan teh mendirikan
pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk
kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda

N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya
bergerak di bidang gas. Pada masa awal Perang Dunia II yaitu antara tahun 1942 sampai
dengan 1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan Belanda oleh Jepang. Pada masa
akhir Perang Dunia II, tepatnya pada tanggal 27 Oktober 1945 para pemuda dan buruh
listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas serta dengan Pemimpin KNI
pusat menghadap Presiden Soekarno guna menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut
kepada Pemerintah RI. Setelah itu Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan
Gas dengan kapasitas pembangkitan tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN
(Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik,
gas, dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2
perusahaan negara yaitu PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang mengelola tenaga listrik
dan PG (Perusahaan Gas Negara) yang focus di bidang gas. Pada tahun 1972, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No.17, PLN (Perusahaan Listrik Negara) ditetapkan
sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai PKUK (Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan pada sektor swasta
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejak saat itu status PLN beralih
dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
6

Gambar 2.1 Logo PT PLN (Persero)

2.2 Struktur Organisasi


Berdasarkan Peraturan Direksi No.0719.P/DIR/2016. Tanggal 03 Mei
2016, struktur organisasi PT PLN (Persero) dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT PLN


(Persero)
7

2.3 Visi dan Misi


Sebagai sebuah perusahaan yang memiliki tujuan bagi kepentingan umum
serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang
ketenagalistrikan tentunya PT PLN (Persero) memiliki visi dan misi yang berguna
untuk memajukan perusahannya. Visi dan Misi PT PLN (Persero) yaitu :

2.3.1 Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,
Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani

2.3.2 Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkat kualitas


kehidupan masyarakat

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan


ekonomi Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan

2.4 Profil PT. PLN UIT JBT UPT Semarang

PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah merupakan salah
satu dari 3 (tiga) Unit Induk Transmisi yang ada di pulau Jawa & Bali. Kantor PLN UIT
JBT terletak di Cigereleng, Jl. Moh. Toha No.KM 04, Ciseureuh, Kec. Regol, Jawa Barat.
Cakupan Wilayah kerja PLN UIT JBT meliputi 3 Propinsi, yaitu : Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. yang terbagi menjadi 7 Unit Pelaksana
Transmisi, diantaranya : UPT Bandung, UPT Bogor, UPT Karawang, UPT Purwokerto,
UPT Cirebon, UPT Semarang, dan UPT Salatiga.

PT PLN (Persero) UPT Semarang merupakan salah satu aset transmisi milik PLN
Unit Induk Transmisi Jawa bagian Tengah. Kantor PT PLN (Persero) UPT Semarang
terletak di Jl. Jend. Sudirman No.KM. 23, Babadan, Gedanganak, Kec. Ungaran Tim.,
Semarang, Jawa Tengah. Wilayah kerja PT PLN (Persero) UPT Semarang terbagi menjadi
3 Unit Layanan Transmsi dan Gardu Induk (ULTG) yaitu ULTG Semarang, ULTG
Kudus, dan ULTG Rembang. Aset yang dimiliki PT PLN (Persero) UPT Semarang terdiri
1 GITET, 5 GIS , 10 GI (ULTG Semarang); 7 GI (ULTG Kudus); dan 6 GI (ULTG
8
Rembang).
9

Gambar 2.3 Daerah Kerja Unit Pelaksana Transmisi Semarang

Dalam sebuah organisasi atau sebuah perusahaan mempunyai sebuah visi


dan misi dalam mencapai tujuan utama dari perusahaan tersebut. Adapun visi dan
misi yang ingin dicapai PT PLN (Persero) UIT JBT sebagai berikut.

 Visi PT PLN (Persero) UIT JBT


Menjadi Pengelola Unit Transmisi Kelas Dunia Berkinerja Unggul dengan
Pencapaian TROF 0,02 kali/unit TLOF 0,16 kali/100 Kms pada tahun 2024.

 Misi PT PLN (Persero) UIT JBT


1. Melakukan pengembangan dan pengelolaan aset transmisi sesuai ISO
55001
2. Melakukan pengendalian investasi dan logistik transmisi
3. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan aset transmisi secara efektif,
efisien, andal dan ramah lingkungan.
4. Meningkatkan kompetensi generasi milenial untuk menjadi pemimpin
masa depan
12

2.4.1 Struktur Organisasi


Dalam melaksanakan tugas sesuai fungsinya PT PLN (Persero) UPT
Semarang memiliki struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang Manager UPT
dan dibantu oleh 4 (empat) Manager Bagian sesuai dengan tugas masing–masing.
Struktur Organisasi PT PLN (Persero) UPT Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Struktur Organisasi

2.4.2 Wilayah kerja dan aset UPT SALATIGA OKTOBER 2018

Aset merupakan bagian terpenting dari sebuah perusahaan . dengan adanya


aset yang dimiliki perusahaan, bisnis dapat terus beroperasi dengan lancar. Adapun
aset dan kekuatan yang dimiliki PT PLN (Persero) UPT Semarang :

a. Asset yang dikelola oleh PT PLN (Persero) UPT Semarang per 30 Juni
2019 sebesar RP 11.815.728.660.187 yang terdiri dari tanah, gedung,
peralatan dan instalasi penyaluran tenaga listrik.
b. Instalasi penyaluran tenaga listrik terpasang yang dikelola dan dipelihara
oleh PT PLN (Persero) UPT Semarang SEPRTI TERLIHAT PADA
TABEL….
Tabel 4.1 Instalasi Penyaluran Tenaga Listrik Terpasang
13

c. Dalam pelaksanaan tugas PT PLN (Persero) UPT Semarang didukung


oleh Sumber Daya Manusia dengan jumlah existing pegawai per 31 juni
2019 sebanyak 215 orang, terdiri dari :
 1 Orang Manajer Dasar
 7 Orang Supervisor Atas (Manajer Bagian)
 41 Orang Supervisor Dasar
 166 Orang Staf Fungsional
yang tersebar di Kantor UPT, Kantor ULTG, dan Gardu Induk di Wilayah
Kerja PT PLN (Persero) UPT Semarang

2.5 Tugas Utama PT. PLN (persero) UPT Semarang


Bertanggung jawab atas Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Pelaksana
Pemeliharaan Jawa Tengah, melaksanakan pengelolaan aset sistem transmisi,
pengendalian investasi sistem transmisi dan logistik, melaksanakan pemeliharaan instalasi
penyaluran tenaga listrik di wilayah kerja yang meliputi fungsi pemeliharaan proteksi, dan
keselamatan ketenaga listrikan untuk mencapai target kinerja, melakukan penyelesaian
permasalahan sosial dan hukum terkait Right of Way (ROW) serta mengelola bidang
adminstrasi dan keuangan, hubungan masyarakat, untuk mendukung kegiatan
pemeliharaan instalasi dengan mengacu pada strategi dan kebijakan PT PLN UIT JBT
13

BAB III DASAR TEORI

3.1 Inspeksi
Inspeksi jaringan merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap kondisi Jaringan
Tegangan Menengah atau Tinggi atau Saluran Udara Tegangan Menengah atau Tinggi
guna pengendalian kualitas penyaluran listrik sampai ke pelanggan. Dalam inspeksi
jaringan terdapat beberapa metode yang digunakan, diantaranya inspeksi metode check
list dan inspeksi dengan menggunakan metode pengukuran atau pengujian. Wilayah
kerja Gardu Induk Blora adalah seluruh daerah yang melingkupi lokasi Gardu Induk Blo
ra.

Inspeksi check list atau visual dilakukan dengan melihat secara langsung kondisi
jaringan dan dicocokkan dengan list data aset serta standar ketentuan. sebagai contoh
inspeksi jaringan secara visual pada penyulang yaitu dengan memantau kondisi
konstruksi tiang; ukuran, ikatan dan andongan penghantar, kondisi isolator; dan ruang
bebas jaringan terhadap lingkungan.

Sementara inspeksi dengan metode pengukuran dan pengujian dilakukan


dengan menggunakan peralatan ukur. Seperti contoh inspeksi thermovision pada
Bay Penghantar SEMINDO sebagai tema penulisan laporan kerja praktik ini
merupakan inspeksi yang menggunakan bantuan alat pengukur suhu. Inspeksi
thermovision oleh wilayah kerja UPT Semarang Gardu Induk Blora dilakukan
secara rutin setiap minggu satu kali. Dalam pengukuran ini terfokus pada
sambungan-sambungan atau konektor peralatan serta percabangan jaringan.
Thermovision dapat melihat panas permukaan seluruh material pada Switch Gear
GI 150 kV Blora. Gambar 3.1 adalah gambar Material Transmisi Utama pada GI 1
50 kV Bora.
14

Gambar 3.1 Material Transmisi Utama

3.2 Bay Penghantar SEMINDO


Bay penghantar SEMINDO merupakan Jaringan Penghantar Tegangan Tin
ggi 150kV yang berada di wilayah PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa
Bagian Tengah Unit Pelaksana Transmisi Semarang. Bay penghantar SEMINDO
mendapatkan pasokan daya yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap mel
alui GI 150kV Rembang dan GI 150kV Semen Indonesia.. Konstruksi material tra
nsmisi utama bay penghantar SEMINDO ditunjukan pada Gambar 3.2.
15
Gambar 3.2 Bay Penghantar SEMINDO
15

Pada satu bay penghantar SEMINDO terdapat material transmisi utama yang terdiri dari
PMT, PMS bus 1, PMS bus 2, Capacitive Voltage Transformer (CVT) atau Potential Tr
ansformer (PT), Current Transformer (CT) dan Lightning Arrester (LA). PMT merupak
an peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan
berbeban (berarus). PMS adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan
rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. CVT atau PT adalah peralatan yang
berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem tenaga listrik ,menjadi besaran
tegangan untuk pengukuran dan proteksi. CT berfungsi untuk merubah besaran arus dari
arus yang besar ke arus yang kecil atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem
tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Dan LA berfungsi
untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat
terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan
oleh surya hubung (switching surge).

. Single Line Diagram GI 150kV Blora ditunjukkan Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Single Line Diagram GI 150kV Blora


16

3.3 Thermovision
3.3.1 Thermovision Inframerah

Thermovision Inframerah adalah salah satu kegiatan pengumpulan data dan menganalisa
gejala suhu dengan menggunakan alat pendeteksi energi panas yang memanfaatkan
inframerah. Thermovision telah diterapkan dalam berbagai bidang diantaranya bidang
pertahanan (militer), bidang kesehatan, bidang teknik serta bidang lingkungan. Dalam
bidang teknik dapat diaplikasikan dalam pendeteksian panas yang berlebih
(overheating) pada peralatan seperti motor, generator, kabel serta peralatan lainnya.
Thermovision banyak digunakan dalam bidang-bidang tersebut dikarenakan proses
pengambilan sample tidaklah berkontak langsung dengan peralatan atau objek yang
diukur. Fungsi utama Thermovision inframerah yaitu mendeteksi suhu abnormal yang
mungkin menandakan korosi, kabel rusak, koneksi longgar, dan / atau kerusakan isolasi.
Semua informasi tersebut tentunya sangat penting sebagai peringatan dalam dunia
industri sebelum terjadinya masalah yang lebih besar sehingga dapat menghemat biaya
perbaikan dan meningkatkan produktivitas mesin. Gelombang elektromagnerik
diilustrasikan pada Gambar 3.4 .

Gambar 3.4 Gelombang Elektromagnetik


17

Gelombang inframerah adalah gelombang yang unik, karena mempunyai


jangkauan panjang gelombang antara 0,75mm sampai dengan 1000mm. Rentang
panjang gelombang inframerah yang jauh menunjukkan bahwa gelombang infra
merah mempunyai proporsi yang besar dalam jajaran spektrum gelombang
elektromagnetik. Apabila dilihat lebih jauh dalam spektrum gelombang
elektromagnetik, panjang gelombang infra merah berada diantara panjang
gelombang cahaya tampak dan gelombang radio. Karena panjang gelombang
inframerah berada di atas cahaya tampak maka gelombang inframerah tidak kasad
oleh mata. Sedangkan panjang gelombang inframerah yang lebih pendek dari
radiasi gelombang radio menunjukkan bahwa inframerah mempunyai daya
tembus yang lebih besar dari gelombang radio.

Keunikan lain yang dimiliki gelombang inframerah adalah dapat di


pantulkan dan difokuskan oleh cermin. Prinsip kerja thermovision adalah dengan
memancarkan gelombang inframerah yang ditampilkan dengan gambar degradasi
warna. Visualisasi pada kamera inframerah sama seperti pada spektrum cahaya,
dengan hasil refleksi dan emisinya menghasilkan degradasi warna merah
mewakili tempetarur yang tinggi hingga degradasi warna biru yang mewakili
temperatur rendah. Skema visualisasi pada kamera inframerah ditunjukkan
Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Skema Dasar Thermovision


191
819

Thermography Inframerah bekerja dengan cara menangkap radiasi termal


(inframerah) yang dipancarkan benda. Sebuah benda yang bertemperatur di atas
0K dapat memancarkan sinar inframerah. Besarnya Intensitas radiasi yang
dipancarkan benda akan semakin besar jika suhu benda semakin tinggi.
Persamaan Stefan Boltzmann dapat digunakan untuk menaksir tingkat pancaran
radiasi sebagai fungsi dari suhu, yang dinyatakan dalam persamaan 3.1.

I = e s T4 (3.1)
Keterangan:
I = Intensitas radiasi yang dipancarakan persatuan persatuan waktu
s = Konstanta Boltzman (5,672 x 10-8 watt/cm2.ºK4)

e = emisivitas (o < e < 1)


T = suhu mutlak (K)

3.3.2 Emissivity
Emissivity atau emisivitas merupakan kemampuan permukaan material untuk
memancarkan panas. Emissivity suatu objek adalah nilai perbandingan energi yang
diradiasikan oleh objek (dalam bentuk gelombang elektromagnet sebagian besar dalam
ranah inframerah) terhadap energi yang diradiasikan oleh benda hitam (blackbody)
pada suhu dan panjang gelombang yang sama. Nilainya antara 0 dan 1.

Kamera inframerah dapat digunakan untuk mengukur suhu objek dengan


mendeteksi radiasi energi inframerah tersebut. Namun, pada suhu dan panjang
gelombang yang sama, objek-objek yang memiliki nilai emissivity yang berbeda
meradiasikan inframerah dengan intensitas yang berbeda. Pengaturan kamera
inframerah yang tidak disesuaikan dengan emissivity objek yang diukur akan
menghasilkan kesalahan hasil ukur. Sehingga, emissivity merupakanfaktor penting
yang harus diperhatikan dalam pengukuran menggunakan kamera inframerah.
Faktor yang perlu diperhatikan saat pengukuran untuk dapat memaksimalkan
emissivity yang baik yaitu:

a. Kerataan permukaan (permukaan yang kasar akan menaikan nilai


ε).

b. Sudut pengambilan gambar (tidak melebih 45° - 50°).


191
c. Kondisi derajat oksidasi material (bergantung pada material 919
itu
sendiri).

3.3.3 Faktor Pantulan


Faktor pantulan merupakan faktor yang mempengaruhi dalam
pengambilan gambar inframerah yaitu Reflected Appaent Temperature atau yang
disebut juga dengan temperature nyata yang dipantulkan. Dalam istilah teknik
Reflected Appaent Temperature ditandai dengan TRefl, namun termografer
menyebutnya dengan “RAT”. Pantulan merupakan salah satu dari sumber
kesalahan dalam analisa hasil termografi. Gambar 3.6 contoh kesalahan akibat
adanya temperature nyata yang dipantulkan.
20

Gambar 3.6 Kesalahan Pengambilan Thermovision

3.4 Objek Pengujian

Capacitive Voltage Transformer (CVT) adalah sebuah komponen pada serandang yang be
rfungsi sebagai media metering dan proteksi pada suatu bay penghantar . Pemasangan Capacitive
Voltage Transformer pada sebuah bay penghantar dipasang dengan susunan parallel pada setiap fa
sa guna media metering dan proteksi jika terjadi tegangan berlebih. Capacitive Voltage Transform
er pada bay penghantar SEMINDO bermerk ABB dengan data nameplste 1000 2000 3000 4000/1
A yamg dapat didefinisikan bahwa sisi primer pada komponen tersebut memiliki besar arus peng
enal pada sisi primer sebesar 1000 A 2000 A 3000A 4000A dan 1 A pada sisi sekunder. Pada dasa
rnya prinsip kerja CVT adalah mentransformasikan nilai tegangan tinggi menjadi rendah untuk bi
sa diukur pada core primer dan sekunder untuk mengetahui tingkat keandalan dan kinerja sistem k
omponen baik dalam fungsi pemgukura atau pengamanan.
21

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Sambungan konduktor dan kondisi komponen menghasilkan nilai tahanan atau r


esistansi. Komponen yang memiliki nilai tahanan yang lebih besar dari tahanan
konduktor akan mengakibatkan panas yang lebih tinggi pada komponen tersebut (hot
spot), sehingga semakin besar arus listrik yang mengalir pada penghantar maka semakin
tinggi temperaturnya. Keadaan tahanan kontak di pengaruhi beberapa faktor yaitu,
kebersihan komponen, kekencangan baut pengikat antar konduktor, kerapatan
pengepresan (untuk tipe press), level minyak pada bagian box, dan kondisi serta keandal
an komponen pada box dengan fungsi metering atau proteksi.

4.1 Alat Pengukur Suhu


Inspeksi Thermovision yang dilakukan di GI 150kV Blora menggunakan
kamera thermal dengan merk FLIR E60. Alat ini diproduksi oleh Thermoteknix
Systems Ltd. FLIR E60 melengkapi kamera FLIR E60 yang ada dengan resolusi
yang lebih rendah. Wujud dari FLIR E60 ditunjukkan gambar 4.1.

Gambar 4.1 Kamera FLIR E-60


22

4.2 Cara Pengambilan Data


4.2.1 Alat Pengaman Diri
Sebelum melakukan pekerjaan diperlukan peralatan untuk keselamatan
kerja yang biasa disebut Alat Pengaman Diri atau APD. Tabel 4.2 menunjukkan
APD yang digunakan saat pelaksanaan thermovision.

Tabel 4.2 Perlengkapan APD

No Gambar Nama
1 Safety Helm

2 Kacamata Hitam

3 Wearpack

4 Safety Shoes
23

4.2.2 Menggunakan FLIR E60


Cara pengambilan data temperatur menggunakan alat thermovision FLIR E6
0

a. Atur alat thermovision FLIR E60. Langkah-langkahnya sebagai


berikut:

1. Tekan Tombol On untuk mengaktifkan kamera.


2. Kalibrasi kamera dengan mengatur emisivitasnya, guna memilih
nilai emisivitas yang sesuai dengan benda yang diukur.

3. Fokuskan lensa ke objek yang akan di ukur.


4. Lalu shoot object, dan otomatis nilai pengukuran temperatur tampil
di layar.

5. Jika ingin mengambil gambar objek pengukuran klik, save.


b. Catat nilai pengukuran temperatur objek dan sebagai data pengukuran
24

4.3 Hasil Pengukuran Thermovision


Tabel 4.3 Data Thermovision Capacitive Voltage Transformer Mingguan

Berdasarkan Tabel 4.3 yang merupakan data hasil pengukuran suhu pada Capacitiv
e Voltage Transformer Bay Penghantar SEMINDO fasa S dari minggu pertama dan
minggu ke dua, terdapat data hot spot yang terdapat pada titik box Capacitive Volta
ge Transformer Bay Penghantar SEMINDO GI 150 kV Blora.

no Minggu Ke - Material Suhu (°C)

1 Pertama Capacitive Voltage Transformer Bay 43,7


Penghantar SEMINDO fasa S

2 Kedua Capacitive Voltage Transformer Bay 84,2


Penghantar SEMINDO fasa S
25

Tabel 4.4 merupakan data thermografi Capacitive Voltage Transformer yang


mengalami suhu berlebih atau hot spot.

Tabel 4.4 Visualisasi Hot spot

No Gambar Thermovision Objek

1 Capacitive Voltage
Transformer Bay S
EMINDO fasa S Mi
nggu pertama

2 Capacitive Voltage
Tranformer Bay SE
MINDO fasa S Min
ggu kedua
26
37

4.4 Pencegahan Gangguan


Seperti yang sudah dijelskan sebelumnya, terjadinya gangguan panas yang
berlebih dapat disebabkan dari beberapa faktor. Dengan demikian gangguan panas
dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:

1. Lebih teliti dalam pengujian setelah dilakukan pemeliharaan.


2. Pengawas pekerjaan bersama pihak ketiga melakukan pemeliharaan
sesuai dengan prosedur.
3. Melakukan langkah antisipasi terhadap faktor trip atau gangguan.
4. Melakukan inspeksi thermovision secara berkala.
5. Menjaga kebersihan komponen material transmisi utama termasuk CVT
dan yang lain.
6. Melakukan tindakan penggantian pada komponen material transmisi uta
ma yang bermasalah.
Dengan langkah tersebut, gangguan panas dapat dicegah dan diminimalisir
sehingga terhindar dari kemungkinan putusnya suplai listrik kepada pelanggan
dan menimbulkan kerugian bagi PT PLN (Persero).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan thermovision Materaial Transmisi Utama Gardu Ind
uk 150 kV Blora pada Capacitive Voltage Transformer Bay Penghantar SEMIND
O fasa S dapat disimpulkan bahwa:

a. Tujuan utama inspeksi thermovision pada penyulang adalah untuk


menjaga keandalan penyediaan tenaga listrik untuk pelanggan dan
menghindari gangguan yang lebih besar yang dapat merusak transformator
pada gardu induk.

b. Gangguan yang terjadi pada Capacitive Voltage Transformer Bay Penghan


tar SEMINDO fasa S adalah gangguan panas berlebih atau dalam bahasa
lapangan disebut hot spot.

c. Suhu rata-rata sambungan material transmisi utama pada bay penghantar


setelah diperbaiki atau dalam keadaan normal berkisar 31,7° C.

5.2 Saran
Thermovision material transmisi umum serandang pada Unit Pelaksana
Transmisi Semarang, dapat disampaikan saran sebagai berikut:

a. Perlunya dilakukan inspeksi thermovision secara periodik pada materia


l transmisi utama serandang GI 150 kV Blora sebagai antisipasi
gangguan dan meningkatkan keandalan sistem.

b. Segera dilakukan perbaikan bila terjadi hot spot.


c. Frekuensi inspeksi thermovision pada komponen yang telah dilakukan
perbaikan ditingkatkan.

d. Satu titik uji thermovision dilakukan dengan pengambilan lebih dari


satu sisi atau sudut pandang.

27
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, K. K. S. K. D. J. T. L. dan P. P. S. dan T. U. (2010). Standar


Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik. PT. PLN
(Persero), 4.

Putra, R. R., Studi, P., Elektro, T., Teknik, F., & Surakarta, U. M. (2018).
Thermovision Dalam Melihat Hot Point Pada Gardu Induk 150.

Scadaku.wordpress.com. (2018). Komponen Komponen Peralatan pada Gardu Induk


https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-komponen-peralatan-
pada-switchyard-gardu-induk/

Gurupendidikan,co,id(2020). Gelombang Elektro Magnetik : Pengertian, Sifat, Maca


m Dan Rumus.. https://www.gurupendidikan.co.id/gelombang-
elektromagnetik/

28
29
30
LAMPIRAN

1. Kelengkapan FLIR E60

2. Tampilan Layar FLIR E60

3. Pengaturan Pemilihan Emisivitas Objek Uji


31

4. Proses Pengambilan Data

5. Bay Penghantar SEMINDO GI 150KV Blora

6. Capacitive Voltage Transformer fasa S


31

Anda mungkin juga menyukai