Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya
Disusun Oleh
3.39.18.0.21
2021
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Laporan kerja praktik di PT. PLN (Persero) UPT Purwokerto ULTG Tegal yang telah
dilaksanakan pada tanggal 4 April 2021 sampai dengan 4 September 2021, disusun oleh:
NIM : 3.39.18.0.21
Telah disetujui untuk laporan hasil Kerja Praktik sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Teknik Elektro Departemen Teknologi
Industri Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Menyetujui,
Ketua Program Studi Diploma Teknik Elektro
Dosen Pembimbing
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
ii
i
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Laporan kerja praktik di PT. PLN (Persero) UPT Semarang ULTG Rembang yang telah
dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2020 sampai dengan 13 Juni 2020, disusun oleh:
NIM : 17/416758/SV/14496
Telah disetujui untuk laporan hasil Kerja Praktik sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Elektro Departmen
Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Mengetahui
Pembimbing
Manager ULTG Rembang
SPV JARGI GI Blora
iii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
iv
SURAT PERINTAH KERJA PRAKTIK
iv
SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTIK
v
ABSTRACT
Frequent disruptions can reduce the reliability of electricity supply for the
community. One way to anticipate a serious disturbance can be done by
thermovisionon inspection because one of the parameters of the disturbance is
overheating of the conductor or instrument. Thermovisionon is a temperature
measurement activity without touching the object to be measured. This can be
done with a measuring tool namely thermal imager that can visualize an object
with an infrared beam to find out the temperature. This report aims to analyze the
results of the capacitive voltage transformer (CVT) thermovisionon on the bay SE
MINDO Blora substation and its handling. The method used is in accordance with
the 2014 PLN SK DIR 520. The results of thermovisionon inspection on SEMIND
O bays revealed that there were hot spots on the CVT S phase. After repairing the
temperature becomes normal.
vi
INTISARI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-NYA penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas laporan
Kerja Praktek (KP). Laporan Kerja Praktik ini berjudul “ANALISIS HOT SPOT
DENGAN METODE THERMOVISION PADA CAPACITIVE VOLTAGE TRA
NSFORMER (CVT) PADA PENGHANTAR BAY SEMINDO GARDU INDUK
50KV BLORA ”.
1. Bapak Nur Rohman Rosyid, S.T., M.T., D.Eng selaku Ketua Departemen
Teknik Elektro dan Informatika, SekolahVokasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta .
2. Ibu Nur Sulistyawati, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Diploma
Teknologi Listrik UGM, Departemen Teknik Elektro dan Informatika,
SekolahVokasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
3. Bapak Ma’un Budiyanto, S.T., M.T selaku dosen pembimbing kerja praktek
yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat membangun.
6. Bapak Lilik Subiantoro selaku Manager Unit Layanan Transmisi dan Gardu
viii
PRAKATA
Induk Rembang.
7. Bapak Syukur Ary Mukti selaku Supervisor Jargi Blora dan Semen Indonesia.
ix
8. Mas Aldy, Mas Beny, Mas Bayu, Mas Renov dan Mas Byan selaku
pembimbing lapangan di PT PLN (Persero) UITJBT UPT Semarang–ULTG
Rembang–GIS Gejayan.
9. Ibu Maratana Duka Janti dan Bapak Gunadi selaku Orang tua saya yang
selalu memberikan Do’a, dukungan, serta segala aspek menuju kesuksesan
dalam hidup saya.
11. Semua staff dan karyawan PT PLN (Persero) UITJBT UPT Semarang – GI 1
50 kV Blora.
12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan selama pelaksanaan Kerja
Praktek dan penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu saran, kritik, dan pendapat dari berbagai pihak sangat
kami harapkan. Akhirulkalam, mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pembaca. Aamiin.
Yogyakarta, 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
2.4 PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah Unit
Pelaksana Transmisi Semarang .......................................................
x
2.5 Tugas Utama PT. PLN (persero) UPT Semarang ………………... 7
12
x
i
3.3 Thermovision .................................................................................. 16
3.4 Objek Pengujian .............................................................................. 18
LAMPIRAN ............................................................................................... 29
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1
Pelaksanaan inspeksi thermovision oleh PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Transmisi Semarang dilakukan rutin berkala yakni satu kali dalam seminggu guna
1
2
memantau keadaan seluruh material transmisi utama dan klem pada serandang. M
aterial transmisi utama dan klem perlu dilakukan inspeksi thermovision karena
merupakan bagian penting sebagai media penyaluran tenaga listrik dari pembangk
it ke konsumen dari 150kV menjadi 20kV. Data hasil ukur dari inspeksi thermovis
ion ini bersifat valid dan dapat dilaporkan sebagai anomaly untuk segera diantisipa
si. Bila tidak diantisipasi maka akan menyebabkan penurunan keandalan suplai
tenaga listrik ke pelanggan.
c. Mengetahui suhu rata-rata normal material transmisi utama bay penghantar SEM
INDO GI 150kV Blora.
d. Menjelaskan tindak lanjut dan rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan
dalam meningkatkan keandalan jaringan.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, pembatasan masalah, tujuan,
manfaat, metode pengumpulan data, tempat dan jadwal magang, dan sistematika
laporan penulisan magang.
BAB IV : ANALISA
Bab ini berisi tentang pembahasan gangguan panas yang terjadi pada Bay
Pekalongan 2 dan Pemisah (PMS) serta data sebelum dan setelah perbaikan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari laporan magang
yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya
bergerak di bidang gas. Pada masa awal Perang Dunia II yaitu antara tahun 1942 sampai
dengan 1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan Belanda oleh Jepang. Pada masa
akhir Perang Dunia II, tepatnya pada tanggal 27 Oktober 1945 para pemuda dan buruh
listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas serta dengan Pemimpin KNI
pusat menghadap Presiden Soekarno guna menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut
kepada Pemerintah RI. Setelah itu Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan
Gas dengan kapasitas pembangkitan tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN
(Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik,
gas, dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2
perusahaan negara yaitu PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang mengelola tenaga listrik
dan PG (Perusahaan Gas Negara) yang focus di bidang gas. Pada tahun 1972, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No.17, PLN (Perusahaan Listrik Negara) ditetapkan
sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai PKUK (Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan pada sektor swasta
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejak saat itu status PLN beralih
dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
6
2.3.1 Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,
Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani
2.3.2 Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham
PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah merupakan salah
satu dari 3 (tiga) Unit Induk Transmisi yang ada di pulau Jawa & Bali. Kantor PLN UIT
JBT terletak di Cigereleng, Jl. Moh. Toha No.KM 04, Ciseureuh, Kec. Regol, Jawa Barat.
Cakupan Wilayah kerja PLN UIT JBT meliputi 3 Propinsi, yaitu : Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. yang terbagi menjadi 7 Unit Pelaksana
Transmisi, diantaranya : UPT Bandung, UPT Bogor, UPT Karawang, UPT Purwokerto,
UPT Cirebon, UPT Semarang, dan UPT Salatiga.
PT PLN (Persero) UPT Semarang merupakan salah satu aset transmisi milik PLN
Unit Induk Transmisi Jawa bagian Tengah. Kantor PT PLN (Persero) UPT Semarang
terletak di Jl. Jend. Sudirman No.KM. 23, Babadan, Gedanganak, Kec. Ungaran Tim.,
Semarang, Jawa Tengah. Wilayah kerja PT PLN (Persero) UPT Semarang terbagi menjadi
3 Unit Layanan Transmsi dan Gardu Induk (ULTG) yaitu ULTG Semarang, ULTG
Kudus, dan ULTG Rembang. Aset yang dimiliki PT PLN (Persero) UPT Semarang terdiri
1 GITET, 5 GIS , 10 GI (ULTG Semarang); 7 GI (ULTG Kudus); dan 6 GI (ULTG
8
Rembang).
9
a. Asset yang dikelola oleh PT PLN (Persero) UPT Semarang per 30 Juni
2019 sebesar RP 11.815.728.660.187 yang terdiri dari tanah, gedung,
peralatan dan instalasi penyaluran tenaga listrik.
b. Instalasi penyaluran tenaga listrik terpasang yang dikelola dan dipelihara
oleh PT PLN (Persero) UPT Semarang SEPRTI TERLIHAT PADA
TABEL….
Tabel 4.1 Instalasi Penyaluran Tenaga Listrik Terpasang
13
3.1 Inspeksi
Inspeksi jaringan merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap kondisi Jaringan
Tegangan Menengah atau Tinggi atau Saluran Udara Tegangan Menengah atau Tinggi
guna pengendalian kualitas penyaluran listrik sampai ke pelanggan. Dalam inspeksi
jaringan terdapat beberapa metode yang digunakan, diantaranya inspeksi metode check
list dan inspeksi dengan menggunakan metode pengukuran atau pengujian. Wilayah
kerja Gardu Induk Blora adalah seluruh daerah yang melingkupi lokasi Gardu Induk Blo
ra.
Inspeksi check list atau visual dilakukan dengan melihat secara langsung kondisi
jaringan dan dicocokkan dengan list data aset serta standar ketentuan. sebagai contoh
inspeksi jaringan secara visual pada penyulang yaitu dengan memantau kondisi
konstruksi tiang; ukuran, ikatan dan andongan penghantar, kondisi isolator; dan ruang
bebas jaringan terhadap lingkungan.
Pada satu bay penghantar SEMINDO terdapat material transmisi utama yang terdiri dari
PMT, PMS bus 1, PMS bus 2, Capacitive Voltage Transformer (CVT) atau Potential Tr
ansformer (PT), Current Transformer (CT) dan Lightning Arrester (LA). PMT merupak
an peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan
berbeban (berarus). PMS adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan
rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. CVT atau PT adalah peralatan yang
berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem tenaga listrik ,menjadi besaran
tegangan untuk pengukuran dan proteksi. CT berfungsi untuk merubah besaran arus dari
arus yang besar ke arus yang kecil atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem
tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Dan LA berfungsi
untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat
terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan
oleh surya hubung (switching surge).
3.3 Thermovision
3.3.1 Thermovision Inframerah
Thermovision Inframerah adalah salah satu kegiatan pengumpulan data dan menganalisa
gejala suhu dengan menggunakan alat pendeteksi energi panas yang memanfaatkan
inframerah. Thermovision telah diterapkan dalam berbagai bidang diantaranya bidang
pertahanan (militer), bidang kesehatan, bidang teknik serta bidang lingkungan. Dalam
bidang teknik dapat diaplikasikan dalam pendeteksian panas yang berlebih
(overheating) pada peralatan seperti motor, generator, kabel serta peralatan lainnya.
Thermovision banyak digunakan dalam bidang-bidang tersebut dikarenakan proses
pengambilan sample tidaklah berkontak langsung dengan peralatan atau objek yang
diukur. Fungsi utama Thermovision inframerah yaitu mendeteksi suhu abnormal yang
mungkin menandakan korosi, kabel rusak, koneksi longgar, dan / atau kerusakan isolasi.
Semua informasi tersebut tentunya sangat penting sebagai peringatan dalam dunia
industri sebelum terjadinya masalah yang lebih besar sehingga dapat menghemat biaya
perbaikan dan meningkatkan produktivitas mesin. Gelombang elektromagnerik
diilustrasikan pada Gambar 3.4 .
I = e s T4 (3.1)
Keterangan:
I = Intensitas radiasi yang dipancarakan persatuan persatuan waktu
s = Konstanta Boltzman (5,672 x 10-8 watt/cm2.ºK4)
3.3.2 Emissivity
Emissivity atau emisivitas merupakan kemampuan permukaan material untuk
memancarkan panas. Emissivity suatu objek adalah nilai perbandingan energi yang
diradiasikan oleh objek (dalam bentuk gelombang elektromagnet sebagian besar dalam
ranah inframerah) terhadap energi yang diradiasikan oleh benda hitam (blackbody)
pada suhu dan panjang gelombang yang sama. Nilainya antara 0 dan 1.
Capacitive Voltage Transformer (CVT) adalah sebuah komponen pada serandang yang be
rfungsi sebagai media metering dan proteksi pada suatu bay penghantar . Pemasangan Capacitive
Voltage Transformer pada sebuah bay penghantar dipasang dengan susunan parallel pada setiap fa
sa guna media metering dan proteksi jika terjadi tegangan berlebih. Capacitive Voltage Transform
er pada bay penghantar SEMINDO bermerk ABB dengan data nameplste 1000 2000 3000 4000/1
A yamg dapat didefinisikan bahwa sisi primer pada komponen tersebut memiliki besar arus peng
enal pada sisi primer sebesar 1000 A 2000 A 3000A 4000A dan 1 A pada sisi sekunder. Pada dasa
rnya prinsip kerja CVT adalah mentransformasikan nilai tegangan tinggi menjadi rendah untuk bi
sa diukur pada core primer dan sekunder untuk mengetahui tingkat keandalan dan kinerja sistem k
omponen baik dalam fungsi pemgukura atau pengamanan.
21
No Gambar Nama
1 Safety Helm
2 Kacamata Hitam
3 Wearpack
4 Safety Shoes
23
Berdasarkan Tabel 4.3 yang merupakan data hasil pengukuran suhu pada Capacitiv
e Voltage Transformer Bay Penghantar SEMINDO fasa S dari minggu pertama dan
minggu ke dua, terdapat data hot spot yang terdapat pada titik box Capacitive Volta
ge Transformer Bay Penghantar SEMINDO GI 150 kV Blora.
1 Capacitive Voltage
Transformer Bay S
EMINDO fasa S Mi
nggu pertama
2 Capacitive Voltage
Tranformer Bay SE
MINDO fasa S Min
ggu kedua
26
37
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan thermovision Materaial Transmisi Utama Gardu Ind
uk 150 kV Blora pada Capacitive Voltage Transformer Bay Penghantar SEMIND
O fasa S dapat disimpulkan bahwa:
5.2 Saran
Thermovision material transmisi umum serandang pada Unit Pelaksana
Transmisi Semarang, dapat disampaikan saran sebagai berikut:
27
DAFTAR PUSTAKA
Putra, R. R., Studi, P., Elektro, T., Teknik, F., & Surakarta, U. M. (2018).
Thermovision Dalam Melihat Hot Point Pada Gardu Induk 150.
28
29
30
LAMPIRAN