STRATEGI PERANCANGAN
2.1 Pendahuluan
Suatu instalasi listrik dibutuhkan untuk menghadirkan tenaga listrik pada beban-beban
pemakai yang memerlukan pasokan energi listrik. Instalasi listrik mempunyai peran
penting karena kebanyakan sumber energi listrik berada relatif jauh dari posisi-posisi
beban pemakai. Titik-titik sumber tenaga listrik dihubungkan oleh suatu sistem
penyalur (penghantaran) sedemikian sampai ke titik-titik pemakai. Sistem penyalur/
penghantaran ini harus dibangun supaya berfungsi baik, tepat, dan aman sehingga
kelangsungan pemakain tenaga listrik terpelihara. Karena itu perencanaan,
perancangan, dan pemasangan instalasi listrik harus benar-benar diperhatikan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika bermaksud membangun instalasi
listrik, yaitu:
2-1
1) Langkah-langkah studi pendahuluan
2) Pokok-pokok perancangan teknis
3) bentuk presentasi rancangan
4) kelengkapan dokumen perancangan
2-2
2.2.2 Sasaran Desain Pencahayaan
2-3
3) Bersama klien menentukan: kegunaan setiap wilayah, jenis dan
kapasitas kerja peralatan milik klien, termasuk kemampuan khusus
serta syarat persambungannya
4) Bersama konsultan lain yang terkait memastikan kapasitas kelistrikan
desain peralatan seperti HVAC, plumbing, elevator, dapur, dll.
5) Menentukan lokasi dan estimasi ukuran kebutuhan ruang untuk
perlengkapan listrik seperti: ruang panel, ruang peralatan darurat,
kamar atau lemari listrik, dll.
6) Merancang pencahayaan untuk bangunan berdasarkan kordinasi
dengan arsitek atau perancang khusus pencahayaan
7) Bila perlu demi kejelasan perencanaan, memisahkan tata-letak
pencahayaan dan tata-letak kotak-kontak
8) Menyusun semua peralatan listrik baik pada gambar rencana yang
sama atau pada gambar rencana terpisah untuk kotak-kontak, saklar,
motor, alat listrik lain. Pada tahap ini, sistem pengawatannya
ditampilkan: di atas plafon, di bawah lantai, pada saluran kabel, dll.
9) Menyusun peralatan sinyal seperti kotak-kontak untuk telepon,
pengeras suara, mikrofon, kotak-kontak untuk televisi, pengindera
asap dan kebakaran, dll. Termasuk juga pengawatan untuk kontrol
beban, pengawatan untuk otomasi gedung, pengawatan untuk
komputer dan kontrol program ( biasanya cukup dengan titik
sadapnya karena biasanya digambarkan terpisah atau dengan
spesifikasi saja)
2-4
terkait dengan gagasan dan konsep latar belakang untuk kotak
bernama “analisis tugas” dan “desain pendahuluan”.
2) pembuatan skema: yaitu tahap desain pendahuluan pada kertas, skala
gambar 1/16 atau 1/32 inci bergantung tahap “desain pendahuluan”
dan “desain detail”.
3) Pengembangan: tahap ini sebenarnya adalah tahap desain detail,
masukan yang diperlukan dari data biaya, energi, peraturan, regulasi,
dan disiplin lain.
4) penyusunan akhir: yaitu tahap membandingkan, memeriksa,
mengevaluasi, dan membandingkan hasil desain dengan sasaran dan
persyaratan.
A) Keterbatasan proyek:
2-5
pencahayaan hendaknya berinteraksi pada aspek desain bangunan
tersebut.
b) Pihak berwenang. Pihak ini dapat pemerintah, pemerintah daerah,
instansi, lembaga, asosiasi profesi. Suatu sistem pencahayaan haruslah
memenuhi persyaratan ASHRAE (Masyarakat Ahli HVAC), IES
(Masyarakat Ahli Iluminasi), dst. Jika ada uang publik harus
memenuhi standar FEA/GSA (Dinas Energi Pemerintah/ Dinas Jasa
Umum). Prinsip keterkaitannya yaitu anggaran energi dan aras
pencahayaan mempengaruhi setiap aspek desain pencahayaan yang
meliputi jenis sumber, pemilihan kelengkapan, sistem pencahayaan,
penempatan kelengkapan, bahkan rencana pemeliharaan. Karena itu
tahap pertama prosedur desain pencahayaan yaitu membuat kerangka
biaya pencahayaan proyek dan anggaran energi proyek.
B) Analisis Tugas:
Tahap ini untuk menentukan kebutuhan tugas. Selain sifat tugas, faktor yang
perlu dipertimbangkan yaitu perulangan, keragaman, orang yang melakukan
(kondisi mata penghuni), lama tugas, biaya galat, dan persyaratan khusus.
C) Tahap Desain:
Tahap ini merupakan tahap pertimbangan aktif yaitu saat saran detail
disodorkan, dipertimbangkan, dimodifikasi, diterima, atau ditolak. Tahap ini
merupakan tahap paling interaktif. Jika selesai akan diperoleh desain rinci dan
dapat dikerjakan. Interaksi kritis terjadi dengan arsitek mengenai pencahayaan
alami dan dengan kelompok HVAC mengenai beban daya. Dengan arsitek
mungkin perlu relokasi ruang dalam bangunan, sedangkan dengan kelompok
HVAC mungkin mengubah sistem pencahayaan atau sistem HVAC. Tahap ini
meliputi:
2-6
a) Memilih sistem pencahayaan. Pilihlah jenis sumber cahaya dan
karakteristik distribusi sumber lengkapan armatur atau area serta
pertimbangkan dampak pencahayaan alam, segi ekonomi, dan beban
listrik.
b) Menghitung kebutuhan pencahayaan. Gunakanlah metoda
perhitungan yang dapat diterapkan dan buatlah susunan alat
kelengkapan, pertimbangkan dampak arsitekturalnya.
c) Mendesain pencahayaan arsitektural dan dekoratif tambahan
d) Meninjau ulang desain yang dihasilkan. Periksa desain berkenaan
dengan mutu, kuantitas, dampak estetik, dan keaslian.
D) Tahap Evaluasi:
Jika desain telah diwujudkan pada kertas, analisis terhadap keterbatasan biaya
dan energi harus dilakukan. Jika tahap desain telah memperhatikan dua faktor
tersebut maka hasil evaluasi akhir pastilah memuaskan. Hasil tahap ini
disampaikan kepada kelompok arsitektural untuk evaluasi akhir seluruh proyek.
2-7
BAGAN PROSEDUR DESAIN PENCAHAYAAN
(Benjamin Stein, 1986)
Arsitek
Kerangka Anggaran
Biaya Energi
Analisis Tugas:
Kesulitan
Faktor waktu Aras
Jenis pekerja/penghuni pencahayaan
Biaya galat dari peraturan,
Persyaratan Khusus lembaga, dan
pemerintah
Desain Pendahuluan:
Umum/Lokal/Tambahan
Pilihan Sumber
Pilihan sistem
Elemen Pencahayaan
Arsitektural
Desain Pencahayaan akami,
HVAC sekitarnya
Desain detail:
Kelengkapan, sistem plafon
Derajad ketidakseragaman
Pencahayaan tetap/berpindah
============================
Angka dan ===
proyeksi biaya: Perhitungan detail
Bangunan Kontras EVI/VCP,Ratio
Energi Luminans,
Pemeliharaan, faktor lain
Evaluasi:
Penggunaan energi
Biaya:
Konstruksi | Masa
Evaluasi Operasi | Guna
akhir efektif
2-8
2.2.5 Contoh Kasus Studi Pendahuluan
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk studi pendahuluan. Hal-hal itu
seperti diuraikan pada contoh berikut.
1) Data Umum
a) Nama Bangunan:
Gedung Kantor PLN Proyek Induk Pembangkitan dan Jaringan,
Semarang
b) Alamat lokasi:
Jl. Slamet No.1 Semarang, Jawa Tengah
c) Peruntukan bangunan:
Bangunan kantor.
d) Luas lantai bangunan:
Luas lantai dasar 1.079 m2
Lantai Satu: 903 m2
Lantai dua: 903 m2
Lantai tiga: 903 m2
e) Jumlah penghuni
Jumlah penghuni pada bangunan ini diasumsikan sebanyak: 300 orang
2-9
- sistem penerangan buatan sesuai kebutuhan dan standard secara
optimal dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor bangunan,
organisasi penggunaan dan faktor alamiah.
- Suplai daya listrik dan penyediaan sarana instalasi untuk melayani
beban-beban listrik keseluruhan sehingga memenuhi kebutuhan
begitu pula untuk operasionalnya.
- Penyediaan sarana instalasi listrik yang memenuhi kualitas kinerja
listrik dan pengamanan/ proteksi baik untuk peralatan dan operasinya,
bangunan maupun pengamanan terhadap manusia.
- Penyediaan sarana sumber daya listrik utama PLN dan sumber daya
listrik diesel gensets
b) Kondisi lingkungan
Kondisi-kondisi lingkungan yang akan digunakan sebagai kriteria
perencanaan , misal antara lain sbb:
- temperatur: suhu rerata pertahun adalah 27,5 oC dengan fluktuasi (5,5
– 7,5) oC; temperatur maksimal untuk perencanaan ini ditetapkan 40 oC
dan temperatur minimal 18 oC
2-10
- kelembaban: kelembaban rerata tiap hari adalah 63% dan kelembaban
maksimal 90%
2-11
Beban-beban listrik pada bangunan yang direncanakan ini meliputi beban
penerangan, kotak-kontak, sistem tata udara (AC) dan ventilasi mekanik, alat
transportasi dalam gedung, pompa air, pompa hidrant, peralatan komputer,
juga beban-beban sistem peralatan kontrol, tata suara, telepon, dan lainnya.
Kriteria terhadap perhitungan beberapa jenis beban listriknya diuraikan pada
butir-butir lebih lanjut.
1) Keluwesan (Fleksibilitas)
Sistem listrik harus dirancang agar ada keluwesan dalam distribusi
dan rangkaian
2-12
Tata letak dan jenis perlengkapan mengakomodasikan
kemungkinan perubahan lokasi, susunan, pola beban
Penyulang, panel, rangkaian cocok untuk pola penggunaan beragam
bergantung besar dan jenis bangunan, dan memungkinkan
penggunaan kapasitas tenaga secara efisien dan sepenuhnya untuk
kegiatan di berbagai wilayah bangunan
Derajad keluwesan rendah seperti pada: rumah huni, kantor,
industri tertentu
Derajad keluwesan tinggi seperti pada: laboratorium, fasilitas riset,
bangunan sekolah
Kemungkinan perluasan fisik bangunan dan perluasan kebutuhan
listrik perlu diperhatikan
2) Keterjangkauan (Aksesabilitas)
Setiap sistem listrik harus gampang dijangkau
Desain sistem harus memudahkan perlengkapan dijangkau untuk
perawatan dan perbaikan serta perluasan, modifikasi, pertukaran
pada sistem
Sistem penghantar, saluran pipa, dan perlengkapan memungkinkan
penggunaan penuh kesanggupan penanganan daya
3) Kehandalan (Reliabilitas)
Kontinuitas pasokan listrik dan kehandalan seluruh sistem
pengawatan merupakan pertimbangan penting
Catatan riwayat kontinuitas pasokan listrik perlu diperhatikan
Bila diperlukan, pasokan daya darurat disediakan
Beban kritis perlu disediakan jalur layanan alternatif
Kajian yang diperlukan: yaitu dampak mutu dan duplikasi,
kegagalan daya dan kebutuhan sistem tenaga tanpa putus (UPS)
4) Keamanan
2-13
Persyaratan PUIL 2000 dan peraturan keselamatan kerja perlu
diperhatikan
Faktor yang perlu dicermati antara lain:
bahaya listrik karena salah pakai perlengkapan atau gagal
peralatan
bahaya fisik karena kesulitan ruang jangkau atau alat
listrik pada dinding
ukuran peralatan yang digunakan
perlindungan sambaran petir
5) Faktor Ekonomi
Ada 2 faktor penting:
biaya awal (investasi)
biaya operasional
Jika biaya awal rendah, biasanya biaya operasional seperti energi,
perawatan, lebih tinggi
Konsumsi energi penting diperhatikan
6) Pertimbangan Energi
Pertimbangan anggaran dan undang-undang energi
Perlunya pengendalian energi
Teknik konservasi energi
7) Alokasi Ruang
Alat listrik yang peka, seperti: panel, panel motor, saluran kabel,
panel saklar, trafo, dll
Alokasi diperlukan demi mewujudkan tindakan perawatan,
ventilasi, perluasan, pemusatan, keterbatasan jangkau, bising
2-14
Gagasan dan teknik koservasi energi perlu mendapat perhatian mengingat isu
dewasa ini (Stein,1986)
2-15
9) Sebaiknya ada koreksi faktor daya sistem pada aras penyulang dan pada
alat. Jika perlu tambahkan kapasitor. Bagi alat dengan daya lebih dari 1
kW dan pencahayaan lebih dari 15 W dan ada komponen beban induktif,
faktor daya diusahakan tidak kurang dari 85%. Jika faktor daya alat
kurang dari 85%, hendaknya dikoreksi minimal menjadi 90%
10) Usahakan besarnya alat sedekat mungkin dengan kebutuhan beban
dengan cara merancang pemisahan beban yang bisa dijadwalkan melalui
kontrol operasi alat yang diperlukan. Fleksibilitas diperoleh bila beban
pada penyulang mudah dilakukan pergantian
11) Gunakanlah jenis kontrol paling efisien (kontrol elektronik, kontrol saklar
jauh untuk pencahayaan)
12) Susunlah kontrol waktu otomatik bagi beban 24 jam (kipas ventilasi,
pendingin air, mesin penjaja, mesin hitung)
13) Tutuplah terowongan penyulang listrik untuk mencegah panas yang
hilang
14) Pilihlah lokasi paling dingin bagi perlengkapan listrik (di bawah 50oC)
agar dapat menggunakan perlengkapan agak kecil, agak murah dan
sedikit kerugiannya
15) Sediakan untuk keperluan perluasan yang akan datang dengan ukuran alat
yang cocok. Gunakan analisis rinci kepemilikan dan operasionalnya
dengan memperhatikan angka eskalasi biaya dan angka biaya modal
16) Perhatikanlah pembahasan khusus mengenai teknik konservasi energi
pencahayaan dan kontrolnya serta teknik konservasi energi transportasi
lokal
1) fungsionalnya memadai
2) visualnya memuaskan
3) ekonomis
2-16
Jika kondisinya sederhana, yaitu beragam bahan hanya sedikit berbeda, cukup
dengan perbandingan biaya pertama. Tetapi jika cocok secara fungsional namun
karakteristiknya saling berbeda, perlu kajian biaya lebih rinci.
Analisis ekonomik pada sistem tenaga listrik lebih banyak dipengaruhi faktor
biaya energi. Biasanya biaya berkaitan dengan siklus masa pakai peralatan yang
dinyatakan dalam nilai tukar sekarang, atau biaya tahunan untuk kepemilikan
dan operasi, termasuk biaya pelunasan alat.
Analisis ini biasanya tidak mudah karena kesulitan data akurat tentang biaya
perawatan dan masa pakai alat listrik (perlengkapan).
Tabulasi beban dibuat sebagai bagian menyatu dengan diagram panel. Diagram
panel (PHB) dilukiskan dengan menyajikan hal-hal berikut:
2-17
1) Setiap peralatan tertentu, armatur pencahayaan dan beban lain
diperhitungkan menurut data pelat namanya (kecuali alat dapur dan mesin
cuci disertai faktor kebutuhan, NEC art.220)
2) Setiap kotak-kontak selain ruang tempat tinggal dihitung sebesar 1,5A (
yaitu 180 watt)
3) Beban untuk tempat khusus dan peralatan seperti pencahayaan etalase,
armatur beban berat serta kotak-kontak jamak dihitung menurut NEC
art.220
4) Rangkaian cadangan dihitung sama seperti beban rata-rata rangkaian aktif
(berkisar 1200 s.d. 1500 watt)
5) Ruang cadangan tidak ditambahkan pada beban
6) Beban lestari seperti pencahayaan dihitung 125% dari nilai sesungguhnya
(NEC art.220-10(b))
7) Jumlah beban panel tidak perlu disisipi faktor kebutuhan selain diatur
oleh NEC
8) Beban rata-rata selalu lebih rendah ketimbang kebutuhan maksimal sebab
ada beban yang tidak bersamaan (seperti antara pendingin dan pemanas,
antara lampu sorot dan beban kantor)
9) Usahakan distribusi beban tiap fasa dapat setimbang supaya penyulang
tidak terlalu besar dan tidak ekonomis
10) Setelah beban ditabulasikan dan diusahakan setimbang tiap fasanya, arus
maksimal dapat dihitung
11) Kapasitas cadangan pada rangkaian cabang disediakan terhadap jumlah
total dari perhitungan tabulasi tersebut, antara 25 s.d. 50%
12) Perhitungan total diatas menjadi pedoman untuk menghitung beban
penyulang panel.
2-18
Gambar-2.2 Contoh Tabulasi Beban pada Rangkaian Distribusi
2-19
2.3.5 Desain Rangkaian Cabang
Sebuah rangkaian cabang terdiri sepasang kawat atau tiga penghantar, kecuali
untuk sistem tiga fasa dapat terdiri tiga atau empat bahkan lima kawat. Setiap
rangkaian cabang harus diperhitungkan untuk beban yang tersambungkan
padanya ditambahkan lagi untuk perluasan beban yang akan datang.
2-20
7) Kotak-kontak perlu disusun sedemikian agar kegagalan satu rangkaian
tidak merugikan seluruh wilayah daya kelistrikan. Jika mungkin setiap
ruang menjadi bagian dari rangkaian yang berbeda
8) Keperluan untuk meja laboratorium, mesin kantor, bengkel perakitan,
jangan sampai melebihi tiga kotak-kontak setiap rangkaian
Suatu desain rangkaian cabang secara praktis dapat memerhatikan panduan yang
dipaparkan sebagai berikut.
2-21
8) Sediakan minimal sebuah kotak-kontak pada kamar mandi dan di bagian
luar rumah dengan jenis pengamanan kebocoran ke tanah (GFCI). Lebih
baik bila ada saklar dari dalam rumah dan ada pewaktu
9) Jika suatu ruang tidak dilengkapi lampu di bagian atas, sebaiknya
sebagian (separuh jumlah) kotak-kontak dilengkapi saklar kontrol untuk
melayani beban lampu
10) Sediakan saklar kontrol untuk pencahayaan kamar mandi (karena saklar
jenis tarik menyusahkan meskipun terasa mewah)
11) Kamar tidur dilengkapi dua kotak-kontak ganda pada setiap sisi dari
lokasi ranjang untuk keperluan lampu, radio, dll.
12) Kotak-kontak tidak dibatasi pada pencahayaan secara umum namun
sebaiknya dipasangkan 6 buah untuk rangkaian 15A dan 8 buah untuk
rangkaian 20A
13) Dapur sebaiknya dilengkapi kotak-kontak ganda untuk setiap ruang 36
inci, minimal ada dua buah. Setiap bagian selebar 12 inci seharusnya
disediakan sebuah kotak-kontak
14) Sebaiknya ada alat pemutus yang mudah dijangkau di ruang dapur untuk
kompor listrik, alat pemanggang, dan alat pemasak listrik. Lebih baik
bila ada panel kontrol kecil dipasang tertanam pada dinding pojok dapur
15) Pencahayaan wilayah sekitar bangunan dengan kontrol dari dalam
bangunan dapat mengurangi gangguan dan rasa khawatir
2-22
1) Ruang kelas dilengkapi 2 kotak-kontak 20 A di bagian depan dan bagian
belakang kelas, untuk OHP, dan 6 s.d. 8 kotak-kontak di bagian samping
2) Penggunaan saklar lampu diusahakan untuk:
- dapat memberikan derajad rendah-tinggi pencahayaan
- dapat memisahkan saklar untuk lampu yang dekat jendela ruang
3) Sediakan kotak-kontak yang cocok untuk setiap perlengkapan khusus
di laboratorium, bengkel, dapur, dst
4) Gunakan peralatan jenis tugas berat serta saklar berpengunci untuk
pencahayaan wilayah publik (koridor, dst), bahan terdiri dari plastik
bukannya gelas/kaca, perlengkapan anti-maling. Semua panel harus
berkunci dan terletak dalam almari berkunci
5) Kebutuhan pencahayaan umum di sekolah (menurut NEC) minimal 3
watt/ft2, tidak termasuk kotak-kontak. Sedangkan kotak-kontak
dihitung 180 watt setiap titik agar cukup nyaman
6) Usahakan pengawatan pencahayaan terpisah benar dari pengawatan
kotak-kontak
Rangkaian cabang untuk keperluan ini dapat dipilahkan menurut dua kelompok
luasan (Stein,1986):
2-23
c) Kotak-kontak tersebut dipasangkan pada dinding dan juga sebagian
pada lantai
d) Rangkaian cabang untuk beban komputer perkantoran dibatasi
sampai 6 x 20A
2) Koridor harus dilengkapi dengan kotak-kontak 20A/120 v untuk setiap
50 ft guna keperluan mesin pembersih dan pengecat
3) Kotak-kontak dihitung sebesar 180 watt setiap titiknya
4) Peralatan yang digunakan harus cocok spesifikasi/ kemampuannya.
Ruangan pada bangunan industri sungguh sulit bila dibuatkan panduan umum
karena wilayah penggunaan ini sedemikian khusus.
2-24
E) Panduan desain rangkaian cabang untuk bangunan pertokoan
Kondisi yang baik memerlukan sebuah kotak-kontak untuk setiap 300 ft2 selain
kotak-kontak untuk beban lampu, jendela pamer, dan peralatan demonstrasi.
- kondisi setempat
- sifat tanah
- resistans pembumian yang diijinkan
- kelembaban tanah
- panjang elektroda bumi
- jarak antar elektroda (min 2xL), atau 3 m untuk jenis pelat
- batang tembaga
2-25
- batang baja =15mm berlapis tembaga 250 µm
- batang pipa baja galvanis = 25 mm
- baja profil galvanis L (65x65x7) mm
U (6,5) mm
T (6x50x3) mm
- (bila baja tanpa galvanis ditambahkan 50%)
untuk nilai resistans pada jenis tanah lain, berdasarkan Tabel 3.18-2 dari PUIL
2000 tersebut, diperoleh dengan penyesuaian sbb:
R' R R
tn 100
R’ = 0,1 Rtabel
2-26
- tanah pasir basah psb = 100 m
- tanah berbatu bt = 100 m
2-27
Pilih dan rancanglah sebuah batang pentanahan untuk gedung komersial, yang
dibangun di linmgkungan tanah liat yang berpasir, sedangkan garis beku musim
dingin mencapai 61 cm (2 ft) serta curah musim hujan 1,27 m (50 inci) setahun.
Pilihan praktis yang banyak cocok dengan tanah pada umumnya dan memenuhi
syarat PUIL 2000, no 3.18.4.2 (lihat tabel dalam lampiran Tabel 3.18-3) adalah
batang tembaga (atau baja berlapis tembaga) berdiameter 5/8 inci (15,9 mm)
dengan panjang 3 meter (10 ft) (lihat tabel dalam lampiran Tabel 3.18-2).
Cara paling tepat yaitu dengan menggunakan metoda uji resistans jenis tanah.
Hasilnya akan sangat baik dalam perhitungan pentanahan. Sebagai bentuk
contoh, data resistans jenis tanah pada tabel dalam lampiran Tabel 3.18-1 dapat
diperiksa untuk keperluan latihan. Tanah liat mempunyai resistans jenis 100
m, sedangkan pasir basah mempunyai resistans jenis 200 m.
2-28
Menurut rumus yang ada (tabel dalam lampiran Tabel-1), untuk batang
pentanahan sepanjang=L dan berjejari=r, nilai resistans-nya adalah:
4L
R ln 1
2L r
L = 300 – 3 – 61 = 236 cm
r = 5/8 inci = 15,9 mm
= 150 m (diameter rerata dari tabel)
150 4(2,36)
R ln 1
2 (2,36) 0,0159
R1 = 54, 4875
Catatan:
- untuk sistem Penghantar Pengaman (Sistem IT, atau dulu sistem HP),
total resistans pembumian maksimal 50 (PUIL 2000)
- untuk sistem Pembumian Pengaman (Sistem TT, atau dulu Sistem PP),
total resistans pembumian maksimal 100 (PUIL 2000)
- untuk sistem Pembumian Netral Pengaman (Sistem TN, atau dulu
Sistem PNP), total resistans pembumian maksimal 5 atau paling
tinggi 10 (PUIL 2000)
Menurut tabel dalam lampiran (tabel dalam lampiran Tabel-1), besar resistans
pentanahan yaitu:
4L
2
4L s s s4
R ln ln 2 ...
4L r s 2 L 16 L2 512 L4
2-29
Karena L = 236 cm
r = 1,59 cm
s = misal 100 cm
= 150 m
150 4.(2,36)
2
4.(2,36) 1 1 14
R ln ln 2 ...
4 2,36 0,0159 1 2(2,36) 16(2,36) 2 512(2,36) 4
R2 = 34,556
Nilai tersebut masih belum memenuhi syarat, karena itu perlu alternatif desain
lagi.
4L L2 2 L4
R ln 1 4s 3s 8 5s 4
1
4L r
Untuk L = 2,36 m
r = 0,0159 m
s = misal 4 m
= 150 m
R2 = 27,244 + 3,129
R2 = 30,373
Dengan mengenali luasnya variasi resistans jenis tanah liat berpasir, kita harus
2-30
Sebaliknya jika tanah cenderung beresistans jenis tinggi, atau jika trafo gardu
berkapasitas besar, perlu menguji salah satu system resistans yang memberikan
nilai lebih rendah, misal model elektroda bintang seperti pada tabel dalam
lampiran Tabel-1 atau model kisi-kisi (grid) pembumian. Jadi, jika resistans
jenis tanah cenderung tinggi, perlu alternatif sistem resistans yang lebih rendah.
Karena nilai R berbanding langsung terhadap resistans jenis tanah, variasi desain
dan hasil uji sesungguhnya dapat timbul jika tidak dipilih resistans jenis tanah
yang realistis. Hal ini dapat mempunyai beberapa konsekuensi. Misal arus
sambaran petir biasa sebesar 1000 A pada resistans tanah sebesar 30,373 (dari
tahap-5 diatas), akan membangkitkan transient 30 kV pada system listrik. Jika
resistans jenis pada instalasi sesungguhnya sebesar empat kali lipat dari nilai
asumsi kita tersebut, maka akan menghasilkan transient tegangan sebesar 121
kV. Karena itu bijaksana menguji instalasi yang sudah rampung dikerjakan.
Ada tiga langkah dasar untuk menyiapkan desain rinci (detailed design) suatu
sistem kelistrikan (McPartland,1995):
2-31
2) mewujudkan konsep rangkaian listrik dengan penghantar, peralatan, dan
piranti kerasnya, kemudian memilih perlengkapan dengan
memperhatikan jenis, ukuran, model, karakteristik, tampilan,
kemampuan, dan spesifikasi lain
3) memperhitungkan instalasi seluruh sistem kelistrikan dengan dimensi
fisik dan bentuk struktur bangunan sehingga tampak sejelas mungkin
lokasi dan detail pemasangan peralatan, jalur pipa, sambungan ke saluran
sumber daya utama, dan elemen lain yang memerlukan perhatian.
Biasanya beban jenis motor dikenali dengan daya, hp atau kw; sedangkan beban
jenis trafo dengan daya, kVA; dan penghantar dengan besarnya arus, A.
2-32
Sementara itu ruang untuk peralatan listrik perlu mendapat perhatian
semestinya. Kebutuhan ruang untuk peralatan listrik sangat beragam,
bergantung desain dan sifat bangunan. Menurut NEC art.110, ruang kerja
minimal sebesar 42 inci diperlukan untuk ruangan bebas di depan panel, saklar,
dan perlengkapan listrik lain. (Stein, 1986).
Pada umumnya peralatan daya masuk dan PHB menjadi satu kesatuan. Pemutus
utama biasanya dipasang juga sebagai saklar/pemutus panel. Biasanya panel
ditempatkan di garasi, ruang serbaguna, lantai dasar. Panel tersebut haruslah
sedekat mungkin dengan pusat beban, tanpa kekhawatiran menyita ruang yang
berharga atau kesulitan jangkau panelnya. Beban-beban peralatan dapur dan
laundry dapat dilayani melalui panel cabang. Di bangunan apartemen, panel
biasanya ditempatkan dekat dapur, dengan maksud sekalian untuk alat pemutus
beban peralatan rumah tangga (berdaya lebih dari 300 VA atau 1/8 hp) yang
terpasang tetap.
Lokasi PHB bergantung jenis dan kuantitasnya serta ketersediaan ruang. Misal
suatu gedung riset, panel pencahayaan dapat saja dipasangkan pada koridor
secara tertanam (tersembunyi). Namun bila bangunan berupa tingkat berlantai
banyak dapat memanfaatkan kloset listrik (shaft).
Untuk menghindarkan jatuh tegangan berlebihan, rangkaian yang keluar dari
PHB sebaiknya dibatasi tidak lebih dari panjang 100 ft. Namun bila ternyata
jauh lebih panjang hendaknya menggunakan kabel no. 10 AWG untuk panjang
100 – 150 ft. Bila lebih panjang lagi menggunakan kabel no. 8 AWG.
Khususnya bagi rangkaian cabang dengan 15 A atau 20 A.
Untuk instalasi komponen/peralatan yang sering ditata-ulang instalasinya,
sebaiknya menggunakan teknik pasangan kabel permukaan (on-plaster), disertai
2-33
pasangan KK jamak dengan CB sedemikian sehingga berfungsi sebagai pemutus
utama rangkaian.
Jika panel melayani beban banyak secara serempak, sebaiknya dipasangi
kontaktor untuk pengendalian dari jarak jauh. Misal pada pencahayaan gedung
auditorium, pencahayaan lobby, pencahayaan pertokoan, dan sejenisnya.
Bagi bangunan kecil kantor, toko , dan lainnya, panel penerangan dapat
dipasang pada tempat yang cocok dan menggunakan CB untuk pengendalian
nyala lampu. Sedangkan bagi bangunan besar, penyediaan kloset listrik lebih
baik untuk penempatan perlengkapan suplai daya. Sedangkan panel
pencahayaan dan panel tenaga dapat dipasang sesuai dengan kebutuhan
bebannya. Pada prinsipnya, panel rangkaian cabang, panel distribusi, dan lemari
panel paling baik ditempatkan di dekat pusat beban listrik. Hal ini untuk
memperkecil panjang penyulang dan mengurangi jatuh tegangan sehingga
memberikan susunan paling ekonomis.
Setiap ruang panel tertutup, ruang pembangkit darurat, atau gardu trafo
hendaknya dipasangi sumber pencahayaan darurat. Khusus ruang pembangkit
harus ada penerangan darurat dengan batere dan cukup untuk waktu perbaikan
generator bila terjadi gangguan/kerusakan.
Kamar listrik ini berupa ruang kecil yang digunakan untuk menempatkan
sekelompok perlengkapan kelistrikan bagi sistem listrik bagunan (bertingkat).
Bentuk ruang ini dapat disesuaikan untuk mengikuti segi arsitektural dan
kebutuhan listriknya. Namun beberapa pertimbangan berikut perlu diperhatikan
(Stein,1986):
2-34
3) Ruangnya bebas dari gangguan layanan umum lain seperti pipa atau
kotak saluran yang melewati kloset baik vertikal maupun horisontal
4) Ruang dindingnya cukup untuk memasang semua panel saat ini dan
yang akan datang, saklar, tranformator, lemari telepon, dan perlengkapan
sinyal
5) Saluran atau lobang pada lantai dengan ukuran cukup bagi semua pipa
atau kotak saluran saat ini maupun yang akan datang
6) Ruang lantai cukup bagi teknisi untuk bekerja nyaman dan aman pada
saat pemasangan awal maupun pada saat perawatan/perbaikan
7) Iluminasi dan ventilasi cukup
Titik lampu biasanya digambarkan menyatu dengan titik beban peranti lain.
Kecuali untuk instalasi beban banyak, gambar beban lampu (beban
pencahayaan) dapat dipisahkan dari gambar beban kotak-kontak (beban daya).
Beban-beban tetap seperti motor, pemanas dilukiskan pada gambar daya, tetapi
beban tidak tetap yang dilayani kotak-kontak tidak dilukiskan, namun cukup
dengan menggambarkan kotak-kontak yang melayaninya. Teknik pasangan
dibawah lantai dan pasangan di atas plafon tidak mempedulikan cara
penggambaran terpisah maupun bersatu tersebut.
2-35
Gambar-2.4 Contoh Detail Pemasangan Lampu pada Plafon
2-36
- daya, tegangan, arus pengenal
- data teknis lain (menurut SNI)
Karakteristik suplai
Macam kebutuhan akan listrik
Suplai darurat
Kondisi lingkungan
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh rancangan meliputi (PUIL 2000, 2.3):
2-37
Gawai pemisah
Pencegahan pengaruh timbal-balik
Keterjangkauan perlengkapan listrik
Ruang kerja di sekitar perlengkapan listrik
Kondisi lingkungan dipilih pada tingkat keparahan akibat faktor dan parameter
lingkungan a.l. (PUIL 2000, 2.3.5):
2-38
Kondisi iklim (dingin/ panas, kelembaban, tekanan, gerakan media
sekeliling, penguapan, radiasi, dan air selain hujan)
Kondisi biologis (flora dan fauna, seperti jamur dan rayap, dst)
Bahan kimia aktif (garam, sulfurdioksida, hidrogensulfit, nitrogen
oksida, ozon, amonia, klor, hidrogen klorida, hidrogen flor,
hidrokarbon organik)
Bahan mekanis aktif (pasir, debu, debu melayang, sedimen debu,
lumpur, jelaga)
Cairan pengotor (berbagai minyak, cairan pendingin, gemuk, bahan
bakar, dan air batere)
Kondisi mekanis (getaran, jatuh bebas, benturan, gerakan berputar,
deviasi sudut, percepatan, beban statis dan roboh)
Gangguan listrik dan elektromagnet (medan magnet, medan listrik,
harmonik, tegangan sinyal, variasi tegangan dan frekuensi, tegangan
induksi dan transien)
Sifat lokasi
Sifat dinding/ bagian lain bangunan yang menyangga pengawatan
2-39
Dapat terjangkaunya pengawatan oleh manusia/ ternak
Tegangan
Stres elektromekanis karena hubung pendek
Stres lain selama pemasangan instalasi listrik atau sewaktu
pengoperasian
Gawai proteksi dipilih menurut fungsinya dan harus beroperasi pada nilai (arus,
tegangan, waktu) yang sesuai dengan karakteristik sirkit dan kemungkinan ada
bahayanya (PUIL 2000, 2.3.8):
Pencegahan pengaruh timbal balik terhadap instalasi listrik dan bukan instalasi
listrik dalam bangunan dilakukan dengan cara penataan instalasi listrik
sedemikian (PUIL 2000, 2.3.11).
2-40
Ruang cukup untuk pemasangan awal dan penggantian setiap bagian
perlengkapan listrik
Keterjangkauan dalam pengoperasian, pengujian, penginspeksian,
pemeliharaan, perbaikan.
Ruang kerja di sekitar perlengkapan listrik dan jalan masuk ke ruang tersebut
harus cukup luas dan terpelihara agar pelayanan dan pemeliharaan mudah dan
aman,; bagian penting yang diperhatikan (PUIL 2000, 2.3.13):
Beberapa hal yang perlu disajikan dalam prarancangan diuraikan seperti berikut.
2-41
a) Keadaan normal, seluruh beban listrik dilayani oleh sumber daya
listrik utama dari PLN, yaitu dari sumber bertegangan kerja 220/ 380
Volt
b) Kondisi gangguan sumber daya listrik utama dari PLN, pelayanan
daya listrik dilayani oleh sumber daya listrik cadangan diesel gensets.
Diesel gensets ini khusus melayani beban listrik dengan klasifikasi
‘preference (P)’, termasuk beban ‘sangat preference (SP)’. Pada
kondisi ini, klasifikasi beban listrik ‘non-preference (NP)’ tidak ikut
dilayani. Perincian pelayanan daya listrik (oleh diesel gensets) untuk
beban-beban ‘preference (P)’ adalah sebagai berikut:
- penerangan dan kotak-kontak : 100%
- alat transportasi dalam gedung (lift) : 100%
- exhaust fan, roof fan : 100%
- pompa hidrant : 100%
- pompa air bersih dan sewage : 100%
2) Sistem kelistrikan
2-42
Sistem interlock pelayanan PLN dan diesel gensets berupa suatu alat
kontrol electrically interloked system yang mengatur posisi masuk/ switch-
on dan posisi switch-off; operasi alat kontrol dijamin penuh sedemikian
rupa sehingga tegangan listrik dari sumber PLN sepenuhnya terpisah
(isolated) terhadap tegangan sumber diesel gensets ataupun sebaliknya
dalam setiap keadaan (mode of operation) seperti tertuang pada gambar.
c) Distribusi listrik
Daya listrik didistribusikan melalui panel pembagi tegangan rendah ke
panel-panel beban. Distribusi listrik ke beban setiap lantai di bangunan
tinggi, menggunakan kabel distribusi. Beban di setiap lantai dilayani/
diatur/ diproteksi melalui panel tersendiri. Penurunan tegangan rendah dari
panel pembagi tegangan rendah ke panel-panel beban diperhitungkan
maksimal 2%, dan sampai ke titik beban terjauh diperhitungkan maksimal
5%.
Kabel distribusi tegangan rendah menggunakan kabel-kabel PVC
(NYFGbY atau NYY).
d) Sistem proteksi
Pemilihan/ penentuan sistem proteksi pada perencanaan ini yaitu dengan
sistem proteksi bertingkat pada panel-panel beban atau panel daya sampai
kepada panel pembagi utama terhadap sistem distribusi radial.
Jenis proteksi meliputi:
- proteksi terhadap gangguan hubung singkat (over current)
- proteksi terhadap beban lebih (overload)
- proteksi terhadap turunnya tegangan (under voltage)
Seluruh batasan (rated) dan tingkat kemampuan dari komponen proteksi
dipilih sedemikian rupa sehingga karakteristik proteksinya mempunyai
selektivitas pengaman yang diinginkan dan akan memback-up kesalahan
pada seksi lainnya.
Setiap komponen sistem dan komponen panel yang dipasang harus
mempunyai kemampuan kapasitas operasi yang lebih besar terhadap besar
2-43
beban listrik yang dilayani dan harus mempunyai kemampuan/ ketahanan
terhadap arus dan akibat-akibatnya pada kemungkinan keadaan hubung
singkat yang terpisah.
e) Sistem penerangan
Tingkat penerangan minimal yang direncanakan mengikuti standard
penerangan bangunan di Indonesia dari Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan (DPMB):
- ruang kantor : 300 – 350 lux
- hall : 100 –150 lux
- koridor : 50 – 70 lux
- toilet : 100 lux
- gudang : 100 lux
- parkir : 70 – 100 lux
Khusus untuk ruang/ lantai perkantoran diterapkan sistem instalasi
penerangan yang diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh
pemakaian tenaga listrik yang efektif dan relatif kecil.
2-44
Untuk panel-panel TR lainnya, selain ada ‘free standing cubicle’
ada pula ‘wall-mounted type cubicle’, komponen selain ‘MCCB’
juga terdapat fuse, switch, MCB dan lainnya
- Lampu: spesifikasi teknis umum jenis lampu yang digunakan adalah:
ruang perkantoran: Tl 36 watt, 18 watt;
ruang tunggu, toilet/WC,
gudang, tangga, dll: TL 36 watt, TL 18 watt, lampu baret, lampu
downlight PLC 26 watt, PL 11 watt, PL 13 watt, halogen 50
watt/24 volt;
lantai atap: obstruction light 60 – 100 wat.
- Lain-lain: kabel, floor trunking, dll.
4) Spesifikasi material
2-45
b) Panel PP dan LP
Tipe: wall-mounted
Merk: Alcostar, Merlin Gerin, Otessa, Industira, Himalaya
Komponen panel:
- MCCB/ MCB: Merlin Gerlin, Siemens, AEG
- Meteran: AEG
- Contactor: Telemecanique
c) Kabel
Tipe: NYY, NYM, NYA, NYFGbY 0,6/1 kV
Ukuran: sesuai gambar
Produk: Kabel Metal, Kabelindo, Supreme, Tranka, Jembo
d) Conduit
Bahan: UPVC
Merk: Ega, Clipsal, atau setara
e) Saklar, Kotak-kontak
Merk: MK, JUNG, Berker, Legrand
f) Lampu
Komponen lampu: Phillips
Armature: Artolite, Phillips, atau setara
- Lampu TL 2x36 watt
Tipe: recessed mounting, tanpa louvre
- Lampu baret
Isi TL 18 watt
Cover: acrylic
- Lampu Exit
Lengkap nicad battery
Cover: acrylic
2-46
- Lampu taman
Isi: mercury 80 watt
Kaca bening d=35 cm
- Lampu TL 1x36 watt
Tipe: BLK
- Lampu downlight
Isi: PLC 13 watt
Reflektor: aluminium
- Lampu obstruction
Frosted glass 60 watt
Tahan getaran
g) Grid Switch
Merk: MK, atau setara
h) Cable Tray
Ukuran: sesuai gambar
Bahan: plat galvanized
Merk: Nobi, Interack, atau setara
i) Penangkal petir
Tipe: electrostatic non-radioactive
Radius proteksi: 120 meter
Merk: EF
j) Gensets
Tipe: continous
Putaran: 1500 rpm
Power factor: 0,8
Merk: Caterpilar, Cummins, Deitz, atau setara.
2-47
2.4 Presentasi Rancangan
presentasi tulisan
presentasi grafis (visual)
presentasi lisan (oral)
2-48
artikel, laporan, dan bentuk tulisan lain. Informasi yang termuat dapat dipahami
dengan baik jika bahan ditulis dengan sistematika baik serta menggunakan
bahasa baik dan benar sesuai kebutuhan. Teknik ini biasa disebut teknik
penulisan ilmiah.
Presentasi menurut penggunaan alat bantu dapat dipilahkan menjadi dua, yaitu:
presentasi manual
presentasi dengan computer
Presentasi dapat dilakukan lebih baik dan atraktif jika memanfaatkan alat bantu
computer dengan segala kehandalan dan kelebihannya.
Presentasi visual/ grafis selalu berisi unsur sebuah gambar, yaitu titik, garis, dan
bidang. Selain itu presentasi seringkali perlu didukung oleh unsur lain berupa
teks dan warna. Suatu bentuk presentasi utuh terdiri dari garis, huruf, dan
2-49
warna. Hal ini karena kita mengandalkan indera pandang. Maka penguasaan
teknik presentasi dasar huruf, garis, dan warna mempunyai manfaat penting.
Pada dasarnya hampir setiap orang mampu menulis. Namun tidak semua orang
sanggup menulis dengan baik, rapi, mudah dimengerti dan menarik. Suatu
presentasi huruf mencerminkan kualitas presentasi serta kemampuan teknis
seseorang, karena itu tampak seseorang berkemampuan amatir atau ahli.
mudah dibaca
sesuai dengan maksud dan media presentasinya
mempunyai daya tarik secara artistic
memperhatikan waktu, biaya, dan kemudahan.
Huruf tangan bebas: mudah, murah, cepat dapat disajikan. Hasil baik
bergantung bakat dan latihan.
Huruf mekanis: dengan alat bantu sablon atau lettering set, bentuk
dan ukuran huruf lebih konsisten, lebih efisien ketimbang huruf
2-50
tangan bebas. Hasil baik bergantung ketersediaan peralatan,
keterampilan dan latihan.
Huruf mesin ketik: ukuran huruf kecil, bentuk dan jenis huruf
terbatas. Hasil baik hanya untuk tulisan panjang, sedangkan
presentasi dengan huruf besar tidak dapat dilayani.
Garis biasanya digunakan dalam gambar, diagram, grafik, bagan, atau peta.
Misal pada diagram, garis merupakan unsur penting baik sebagai sumbu
(horizontal dan vertical) maupun representasi data yang menghubungkan dua
titik atau lebih yang disajikan, serta menghubungkan titik-titik simbolis dalam
suatu ikatan system, seperti rangkain instalasi listrik. Pada peta, garis menjadi
salah satu symbol representasi dari unsur-unsur di permukaan bumi seperti
jaringan jalan, aliran sungai, dst.
2-51
garis lurus
garis lengkung
Garis lurus dan garis lengkung dapat disajikan dalam bentuk tunggal atau
jamak. Selain itu garis dapat juga disajikan sebagai garis arsir.
Warna digunakan pada presentasi gambar, diagram dan peta. Warna dapat
meningkatkan kualitas presentasi karena menghasilkan daya tarik tersendiri bagi
indera pandang.
dasar
utama (aditif): merah, biru, hijau
subtraktif: magenta, cyan, kuning
2-52
merah
magenta kuning
biru hijau
cyan
2-53
dapat menunjukkan faktor dan hubungan tersembunyi, serta dapat
merangsang pemikiran dan pemahaman analisis lebih lanjut
- ukuran/ besaran
- waktu (relatif/ absolut)
- ruang
- fakta-fakta komponen
- nilai dalam bentuk frekuensi
2-54
Dan pemilahan menurut bentuk atau jenisnya, yaitu:
Beberapa faktor pertimbangan untuk memilih jenis grafik/ diagram yang paling
tepat:
2-55
waktu yang tersedia (waktu, dana, jumlah orang terbatas cukup
dengan diagram yang sederhana tanpa mengurangi kualitas)
pemirsa/ audien (tingkat pendidikan dan minat pemirsa)
Sementara itu teknik presentasi diagram tidak terlepas dari jenis diagram yang
dipilih.
Hal-hal yang perlu dibedakan berkaitan dengan jenis diagram, yaitu:
2-56
Kebutuhan dalam pembuatannya
2-57
Gambar-2.8 Contoh Diagram Batang
2-58
Tabel-2.1 Karakteristik Diagram
2-59
2.5 Dokumen Rancangan
Rancangan instalasi listrik (RIL) ialah berkas gambar rancangan dan uraian
teknik, yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan
suatu instalasi listrik (PUIL 2000, 4.1.2.1)
1) PUIL 2000
2) Ketentuan lain, yaitu:
2-60
4) Persyaratan dasar proteksi instalasi listrik (PUIL 2000, 2.2.2)
5) Persyaratan proteksi untuk keselamatan (PUIL 2000, 3)
6) Berdasarkan acuan hasil penilaian (assessment) dan survai lokasi (IEC
364-3)
7) Harus dibuat jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para teknisi
listrik.
2-61
b) Keterangan jenis dan besar beban terpasang dan pembagiannya
c) Sistem pembumian (mengacu PUIL 2000, 3.18)
d) Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai
a) Susut tegangan
b) Perbaikan faktor daya
c) Beban terpasang dan kebutuhan maksimal
d) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek
e) Tingkat pencahayaan/ penerangan
2-62
d) Jadwal waktu pelaksanaan
8) Perkiraan biaya
RINGKASAN
Setiap hasil studi pendahuluan kemudian diikuti oleh tahap prarancangan dan
dilanjutkan tahap perancangan detailnya. Suatu desain detail ditempuh melalui
langkah-langkah dasar untuk memilih konsep dasar instalasi listrik dan
konfigurasi yang akan memasok tenaga listrik sesuai dengan karakteristik yang
dibutuhkan setiap titik pemakaian, mewujudkan konsep rangkaian listrik dengan
penghantar dan peralatan serta piranti kerasnya, kemudian memilih
perlengkapan dengan memperhatikan jenis, ukuran, model, karakteristik,
tampilan, kemampuan, dan spesifikasi lain, serta memperhitungkan instalasi
2-63
seluruh sistem kelistrikan dengan dimensi fisik dan bentuk struktur bangunan
sehingga tampak sejelas mungkin lokasi dan detail pemasangan peralatan, jalur
pipa, sambungan ke saluran sumber daya utama, dan elemen lain yang
memerlukan perhatian.
SOAL-SOAL
2-64
6) Jelaskan tujuan, manfaat dan kendala presentasi lisan, tulisan, dan
grafis!
7) Jelaskan secara ringkas kelengkapan berkas rancangan instalasi listrik
menurut PUIL 2000!
2-65