Anda di halaman 1dari 8

81

SIMULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN


RUANGAN DAN PENENTUAN LUAS PENAMPANG KABEL
BERBASIS SISTEM PAKAR
Khahfi Muhammad Madro’i, Setyo Supratno, Putra Wisnu Agung Sucipto
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam “45” Bekasi
Jl Cut Meutia No. 83 Bekasi 17113, Jawa Barat, Indonesia
Email : khahfi_muhammadmadroi@yahoo.co.id

ABSTRAK
Dalam menentukan perencanaan penerangan sebaiknya mengikuti persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan
standar yang berlaku agar pengusahaan instalasi penerangan dapat terselenggara dengan baik. Perencanaan
perhitungan kebutuhan penerangan masih sering menggunakan perhitungan rumus secara manual sehingga
membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama untuk memperoleh hasil perhitungan yang tepat dan akurat. Maka
untuk merencanakan instalasi penerangan agar lebih mudah, cepat dan akurat dibuatlah perangkat lunak simulasi
perhitungan kebutuhan penerangan ruangan dan luas penampang kabel menggunakan program delphi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengaplikan kecerdasan buatan dari seorang pakar dalam menyelesaikan masalah mengenai
perencanaan penerangan seperti menentukan jumlah titik lampu dan luas penampang kabel ke dalam bentuk
perangkat lunak. Perancangan aplikasi ini menggunakan metode sekuensial linier (waterfall) yang merupakan proses
pengembangan perangkat lunak secara sistematis dan berurutan terdiri dari tahapan-tahapan seperti analisa
kebutuhan, desain sistem, implementasi, dan pengujian sistem. Berdasarkan hasil perhitungan dari 10 ruangan pada
gedung PT. PLN (Persero) Gardu Induk Tambun sebagai objek pengujian dalam penelitian ini disimpulkan bahwa
perangkat lunak yang dihasilkan telah mampu bekerja sesuai dengan prinsip dasar kepakaran perhitungan titik lampu
dan luas penampang kabel menurut Van Harten dan E. Setiawan, yang ditujukan dengan kecocokan hasil perhitungan
manual dan hasil perhitungan simulasi perangkat lunak, dengan diperoleh persentasi eror rata – rata sebesar 0,73%
untuk perhitungan jumlah titik lampu dan persentasi eror sebesar 1,35 % untuk perhitungan luas penampang kabel.

Kata kunci : perencanaan penerangan, sistem pakar

I. PENDAHULUAN kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya


seorang pakar[1]. Penggunaan sistem pakar dalam
Penerangan yang baik memegang peranan penting perencanaan penerangan ruangan sudah sering dibahas,
untuk mendukung aktifitas manusia dalam kehidupan tetapi tidak ada yang menyertakan perhitungan luas
sehari-hari. Perencanaan penerangan sebaiknya penampang kabel instalasi yang diperlukan dalam
mengikuti persyaratan dan standar yang berlaku agar perencanaan penerangan tersebut. Penentuan luas
pengusahaan instalasi penerangan dapat terselenggara penampang kabel dalam perencanaan penerangan sangat
dengan baik. Selain itu juga diperlukan pemilihan kabel penting karena untuk memperoleh tegangan yang
instalasi yang mempunyai luas penampang yang sesuai konstan memerlukan luas penampang kabel yang sesuai,
standar pabrikan yang mengacu pada Standard Nasional sehingga pencahayaan yang dihasilkan akan
Indonesia[2]. terselenggara dengan baik.
Perencanaan perhitungan kebutuhan penerangan Dalam penelitian ini penulis akan membuat perangkat
masih sering menggunakan perhitungan rumus secara lunak simulasi perhitungan kebutuhan penerangan
manual sehingga membutuhkan proses dan waktu yang ruangan dalam menentukan jumlah titik lampu dan luas
cukup lama untuk mendapatkan hasil perhitungan yang penampang kabel untuk instalasi penerangan dalam
tepat dan akurat. Pengoptimalan dalam bidang teknologi ruangan yang berdasarkan prinsip dasar kepakaran
komputer saat ini merupakan solusi yang tepat. Dengan menurut Van Harten dan E. Setiawan.
menggunakan perangkat lunak perhitungan dalam
mendesain instalasi penerangan akan lebih mudah, cepat II. TINJAUAN PUSTAKA
dan akurat[3]. Aplikasi yang digunakan harus memiliki
sandaran yang kuat sehingga hasilnya dapat A. Penerangan dalam Ruangan
dipertanggungjawabkan. Salah satu cara yang dapat Perencanaan penerangan dalam suatu ruangan harus
dilakukan untuk memenuhi syarat tersebut adalah memperhatikan kuat penerangan, warna cahaya yang
menggunkan sistem pakar. diperlukan dan arah pencahayaan dari sumber
Sistem pakar merupakan sistem yang digunakan penerangan. Kuat penerangan dapat menghasilkan
untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam luminasi karena adanya pengaruh faktor pantulan pada
bidang tertentu. Sistem pakar secara umum merupakan lantai maupun dinding ruangan. Pada perencanaan
sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia penerangan pancaran cahaya juga perlu diperhatikan,
ke komputer yang dirancang untuk memodelkan selain warna yang dihasilkan oleh sumber cahaya.
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 4 No. 2
82

Sumber cahaya merupakan suatu satuan penerangan yang dapat ditentukan dengan interpolasi yaitu misalnya k=4,5
terdiri dari lampu dan perlengkapannya baik untuk maka untuk efisiensi penerangan (np) diambil nilai
operasi kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi tengah antara nilai-nilai untuk k=4 dan k=5. Untuk nilai
cahaya, memposisikan lampu, melindungi lampu serta k yang melebihi 5 maka diambil nilai (np) untuk k=5,
menghubungkan lampu dengan sumber tegangan. karena efisiensi penerangannya hampir tidak berubah
lagi.
B. Perhitungan Kebutuhan Penerangan Ruangan
Menurut Pakar (P. Van Harten, dan Ir. E. E. Faktor Depresiasi (d)
Setiawan) Faktor depresiasi didefinisikan sebagai perbandingan
Menentukan jumlah titik lampu atau armatur[4] antara tingkat pencahayaan setelah jangka waktu tertentu
dalam perencanaan penerangan ruangan dinyatakan dari instalasi pencahayaan yang digunakan terhadap
dalam persamaan (1). tingkat pencahayaan pada waktu instalasi baru. Besarnya
faktor depresiasi dipengaruhi oleh[4] :
E×A 1) Kebersihan dari lampu dan armatur.
n= (1) 2) Kebersihan dari permukaan-permukaan ruangan.
ϕ×η×d
3) Penurunan keluaran cahaya lampu selama waktu
Keterangan : penggunaan.
n = Jumlah Armatur (Titik Lampu) 4) Penurunan keluaran cahaya lampu karena penurunan
E = Intensitas Penerangan (Lux) tegangan listrik.
A = Luas Ruangan (Meter) Faktor depresiasi dibagi atas tiga golongan utama,
Φ = Flux Cahaya Lampu (Lumen) yaitu[4] :
η = Efisiensi Penerangan (%) a. Pengotoran ringan
d = Faktor depresiasi (%) b. Pengotoran biasa
c. Pengotoran berat
C. Efisiensi Penerangan (η) Masing-masing golongan utama tersebut dibagi lagi
Efisiensi atau rendemen penerangan ditentukan dari atas tiga kelompok, tergantung pada masa pemeliharaan
Tabel-Tabel penerangan yang diterbitkan oleh Philips[4]. lampu-lampu dan armatur-armaturnya yaitu setelah 1, 2,
Untuk menentukan efisiensi penerangan harus atau 3 tahun.
memperhitungkan efisiensi armatur (v), faktor refleksi
(dinding, langit-langit, bidang pengukuran), dan indeks F. Penentuan Luas Penampang Kabel
ruangannya (k). Efisiensi armatur merupakan Perencanaan instalasi tenaga listrik, akan diperlukan
perbandingan antara flux cahaya yang dipancarkan oleh sebuah langkah awal setelah kita mengetahui berapa
armatur dengan flux cahaya yang dipancarkan oleh tegangan listrik serta daya yang dibutuhkan yaitu dengan
sumber cahaya. menentukan luas penampang kabel yang akan digunakan.
Dalam menentukan luas penampang kabel dalam
D. Faktor-faktor Refleksi perencanaan penerangan ruangan dinyatakan dalam
Faktor refleksi suatu permukaan ditentukan oleh persamaan (3).
intensitas cahaya yang menyinarinya. Faktor-faktor
refleksi terdiri dari faktor refleksi dinding (rw), faktor L × N
refleksi langit-langit (rp), dan faktor refleksi bidang q= (3)
y × ev × E
pengukuran (rm). Faktor-faktor refleksi masing-masing Keterangan :
menyatakan bagian yang dipantulkan dari flux cahaya q = Luas Penampang Kabel
yang diterima oleh dinding dan langit-langit dan L = Jarak / Panjang Kabel (Meter)
kemudian mencapai bidang kerja[4]. N = Daya (Watt)
Indeks ruangan atau indeks bentuk (k) menyatakan y = Daya Hantar Jenis Kabel
perbandingan antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan ev = Rugi Tegangan (Volt)
berbentuk bujur sangkar[4], yang dapat dinyatakan E = Tegangan (Volt)
dalam persamaan (2).
Menurut Van Harten dan Setiawan (2001:73) dalam
𝑝 .𝑙 bukunya yang berjudul Instalasi Listrik Arus Kuat 1
𝑘= (2)
ℎ(𝑝 + 𝑙) mengatakan bahwa luas penampang kabel yang harus
Keterangan : digunakan ditentukan oleh kemampuan hantar arus yang
k = Indeks ruangan / indeks bentuk diperlukan dan suhu keliling yang harus diperhitungkan.
p = panjang ruangan (meter) Selain itu juga harus diperhatikan rugi tegangannya,
l = lebar ruangan (meter) dimana rugi tegangan antara perlengkapan hubung bagi
h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (meter) utama (yaitu yang berada didekat kWh-meter PLN) dan
setiap titik beban pada keadaan stasioner dengan beban
Bidang kerja merupakan suatu bidang horizontal penuh tidak boleh melebihi 5% dari tegangan di
khayalan, umumnya 0.8 m diatas lantai. Kalau nilai (k) perlengkapan hubung bagi utama dengan
tidak terdapat dalam Tabel, efisiensi penerangannya

JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 4 No. 2
83

mempertimbangkan kemungkinan perluasan instalasi Struktur sistem pakar di atas merupakan bagian dari
dan kekuatan mekanis kabelnya. komponen-komponen sistem pakar yang disusun oleh
dua bagian utama, yaitu yaitu lingkungan pengembangan
G. Sistem Pakar
(development environment) dan lingkungan konsultasi
Sistem pakar (expert system) merupakan paket (colsultation environment). Lingkungan pengembangan
perangkat lunak atau paket program komputer yang sistem pakar digunakan untuk memasukan pengetahuan
ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan
dalam memecahkan masalah di bidang-bidang lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang
spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar[1].
matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya[1]. lingkungan pengembangan terdiri dari pakar, perancang
Desain model sistem penelitian ini menggunakan sistem, rekayasa pengetahuan, basis pengetahuan dan
sistem pakar, karena pola pemikiran dan pengetahuan mesin inferensi, sedangkan lingkungan konsultasi terdiri
seorang pakar yang dapat disimpan dalam sebuah basis dari mesin inferensi, antarmuka dan pengguna.
data komputer berupa perangkat lunak. Pengetahuan Pakar menuangkan pendapat, metode, pengalaman
dalam sistem pakar berupa informasi dan masukan dari dan kemampuannya ke dalam sebuah buku (pengetahuan
pakar atau pengetahuan yang terdapat dalam buku yang pakar), kemudian perancang sistem menyerap
digunakan untuk mengembangkan model sistem aplikasi pengetahuan pakar untuk ditransfer dalam basis
yang dikaji dengan metode inferensi. Metode inferensi pengetahuan yang berupa fakta dan aturan berdasarkan
merupakan program komputer yang memberikan pengetahuan pakar. Basis pengetahuan mengandung
metedelogi untuk penalaran tentang informasi yang ada pemahaman, formulasi, penyelesaian masalah.
dalam basis pengetahuan dan memformulasikan Pengetahuan dan penalaran pakar diaplikasikan ke dalam
kesimpulan berupa hasil. Komponen-komponen sistem mesin inferensi. Mesin inferensi akan menampilkan
pakar dapat dilihat pada Gambar 3. antarmuka pengguna. Antarmuka merupakan mekanisme
yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk
berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari
pengguna dan mengubahnya dalam bentuk yang dapat
diterima oleh sistem, selain itu antarmuka menerima
informasi dari sistem dan menyajikannya dalam bentuk
yang dapat dimengerti oleh pengguna.
H. Pemrograman Delphi 7
a. Pengertian Pemrograman Delphi 7
Delphi adalah suatu bahasa pemprograman yang
memberikan berbagai fasilitas pembuatan aplikasi
visual[5]. Delphi disebut sebagai pelopor perkembangan
RadTool (Rapid Apllication Development) tahun 1995.
Sehingga banyak orang yang mulai mengenal dan
menyukai bahasa pemrograman yang bersifat VCL
(Visual Component Library) ini. Selain itu pemrograman
delphi mempunyai beberapa keunggulan, yaitu
produktivitas, kualitas, pengembangan perangkat lunak,
kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik serta
diperkuat dengan bahasa pemrograman yang terstruktur
dalam struktur bahasa pemrograman object pascal.
b. Spesifikasi Pemrograman Delphi 7

Gambar 3. Flow Chart Struktur Sistem Pakar Gambar 4. Tampilan IDE Delphi

JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 4 No. 2
84

Pengembang delphi sebagian besar menuliskan dan OnDbClick, OnDeactive, OnDestroy dan lain
mengkompilasi kode program didalam lingkungan sebagainya. Nilai-nilai dari properti dan event tersebut
pengembang aplikasi atau Integrated Development dapat diubah atau diatur sesuai dengan aplikasi yang akan
Environment (IDE). Lingkungan kerja IDE ini dirancang atau dibuat.
menyediakan sarana yang diperlukan untuk merancang, III. METODE PENELITIAN
membangun, mencoba, mencari atau melacak kesalahan
serta mendistribusikan aplikasi. Adapaun bagian - bagian A. Objek Penelitian
utama pada IDE delphi bisa dilihat seperti pada Gambar
Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan pola
4 yang menampilkan lembar kerja pada delphi dimana
pemikiran serta pengetahuan pakar ( mengacu pada buku
semua tombol perintah yang diperlukan untuk mendesain
yang ditulis oleh Van Harten dan E. Setiawan dalam
alpikasi, menjalankan dan menguji sebuah aplikasi
bukunya yang berjudul Instalasi Listrik Arus Kuat bab
disajikan dengan baik untuk memudahkan
teknik penerangan) yang disajikan dalam suatu aplikasi
pengembangan program.
perangkat lunak. Penelitian ini membuat aplikasi
perangkat lunak berupa simulator untuk menghitung
c. Model Pemrograman Delphi 7
kebutuhan penerangan ruangan dan luas penampang
Pemrograman delphi menggunakan konsep yang
kabel menggunakan pemrograman delphi 7.0.
berorientasi pada objek atau dikenal dengan istilah OOP
(Object Oriented Programming). OOP adalah metode B. Prosedur Penelitian
pemrograman dengan membantu sebuah aplikasi yang
1. Study Pustaka
mendekati keadaan dunia yang sesungguhnya. Hal itu
bisa dilakukan dengan cara mendesign object untuk Penelitian ini mengambil referensi dari buku-buku,
menyelesaikan masalah. jurnal-jurnal dan browsing data di internet. Adapun
Komponen-komponen yang terdapat pada delphi beberapa buku referensi yang menjadi acuan yaitu buku
memiliki properti dan event. Properti merupakan baris Instalasi Listrik Arus Kuat (P. Van Harten dan E.
perintah untuk suatu properti dari komponen delphi yang Setiawan), Pemrograman Borland Delphi 7 (Madcoms),
terletak dalam lembar kerja object inspector. Sedangkan Konsep Dasar Sistem Pakar (Muhammad Arhami) dan
event merupakan suatu jenis properti khusus yang akan Rekayasa Perangkat Lunak (Roger S. Pressman).
dijalankan sebagai suatu kejadian yang sering disebut 2. Pengumpulan Data
aksi. Tampilan dari properti dan event dari lembar kerja
delphi dapat dilihat pada Gambar 5. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah: (1) Tabel Intensitas penerangan; (2) Tabel
Efisiensi Penerangan; (3) Jenis Armatur Lampu Philips;
(4) Jenis Kabel Instalasi dan Katalog Kabel.
3. Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan aplikasi perangkat lunak ini akan
menggunakan metode sekuensial linier (waterfall).
Berikut ini adalah tahapan dari model waterfall [8].

Gambar 5. Tampilan Properti dan Event dari Form Delphi Gambar 6. Model Waterfall
Gambar 6 menjelaskan tahapan dari metode
Gambar 5 menampilkan properti dan event pada penelitian untuk model waterfall yang terdiri dari 4
jendela object inspector dari sebuah form delphi. Pada tahapan diantaranya :
properti form terdiri dari nilai-nilai properti yang dapat 1. Analisa Kebutuhan, yang terdiri dari pengumpulan
diubah atau diatur diantaranya Action, ActiveControl, data untuk kebutuhan basis pengetahuan, menentukan
Align, AlphaBlend, AlphaBlendValue, Anchors, basis data dan komponen delphi yang diperlukan
AutoScroll, AutoSize, BidiMode, Caption, dan lain dalam pembuatan aplikasi perangkat lunak.
sebagainya. Sedangkan pada event form terdiri dari 2. Desain Sistem, terdiri dari pemodelan sistem pakar,
Action, ActiveControl, Menu, ObjectMenuItem, desain basis pengetahuan, desain basis data, dan
OnActive, OnCanResize, OnClick, OnClose, OnCreate, desain antarmuka perangkat lunak.

JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 4 No. 2
85

3. Implementasi, terdiri dari instalasi basis data, Penelitian ini menggunakan database microsoft office
pengkodean antarmuka, dan penanaman kecerdasan acces yang dikoneksikan ke dalam program delphi
buatan pada perangkat lunak. menggunakan microsoft ACE.OLE.DB.12.0. Komponen
4. Pengujian Sistem, terdiri dari pengujian koneksi delphi yang digunakan adalah ADOTable, DataSource,
antarmuka dengan basis data, pengujian fungsi DBGrid, DBNavigator, dan ADOConnection. Aplikasi
komponen, dan pengujian simulasi perangkat lunak simulator ini terdiri dari file database ms-acces yaitu
perhitungan titik lampu dan luas penampang kabel. database1, dTLampu, dan dLPenampang.
C. Desain Model Sistem Perangkat Lunak
3. Desain Antarmuka
Desain model sistem penelitian ini menggunakan Desain antarmuka perangkat lunak teridiri dari desain
sistem pakar, karena pola pemikiran dan pengetahuan form halaman login, form halaman menu, form halaman
seorang pakar yang dapat disimpan dalam sebuah basis hitung titik lampu, dan form halaman hitung penampang
data komputer. Pengetahuan dalam sistem pakar berupa kabel. Desain antarmuka untuk masing-masing halaman
informasi dan masukan dari pakar atau pengetahuan yang adalah sebagai berikut :
terdapat dalam buku yang digunakan untuk
mengembangkan model sistem aplikasi yang dikaji
dengan metode inferensi. Metode inferensi adalah
program komputer yang memberikan metedelogi untuk
penalaran tentang informasi yang ada dalam basis
pengetahuan dan memformulasikan kesimpulan berupa
hasil.
1. Desain Basis Pengetahuan
Penelitian ini menggunakan basis pengetahuan yang
diperoleh dari formula matematika perhitungan titik
lampu dan luas penampang kabel menurut Van Harten
dan E. Setiawan.
2. Desain Basis Data Gambar 10. Tata Letak Komponen Form Login

Field name Field type Field size Gambar 10 merupakan desain antarmuka untuk halaman
Username Text 20 login.
Password Text 20
Gambar 7. Desain Tabel Login

Field name Field type Field size


NamaUser Text 15
NamaRuang Text 17
JenisArmatur Text 25
E Text 7
A Text 7
F Text 7
Kp Text 7
Gambar 11. Tata Letak Komponen Form Menu
Kd Text 7
JumlahLampu(n) Text 15 Gambar 11 merupakan desain antarmuka untuk halaman
JumlahArmatur(N) Text 18 menu.
Gambar 8. Desain Tabel dTLampu

Field name Field type Field size


NamaUser Text 15
NamaRuang Text 17
Instalasi Text 17
PanjangKabel(L) Text 14
Daya(N) Text 7
HantarJenis(y) Text 12
RugiTegangan(ev) Text 15
Tegangan(E) Text 10 Gambar 12. Tata Letak Komponen Form Hitung Titik Lampu
Gambar 9. Desain Tabel dLPenampang Gambar 12 merupakan desain antarmuka untuk halaman
hitung titik lampu.

JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 4 No. 2
86

maka, k1 = 2.5 adalah 0.59 ; dan untuk k2 = 3 adalah


0.61;
Kp = 0.59 + ( ( 2.71 – 2.5 ) : ( 3 – 2.5 )) x ( 0.61 – 0.59 )
= 0.60
Kd = 0.70

Jumlah armatur N = (E x A) : ( F x Kp x Kd x n )
= (150 x 170) : (2500 x 0. 60 x 0.70 x 2) = 12.143 ≈ 12
Armatur

Perhitungan Simulasi
Gambar 13. Tata Letak Komponen Form Hitung Penampang
Kabel
Gambar 13 merupakan desain antarmuka untuk halaman
hitung penampang kabel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengujian simulasi perhitungan jumlah titik
lampu dan lus penampang kabel menggunakan perangkat
lunak akan dibandingkan dengan hasil perhitungan
secara manual. Pengujian sistem perangkat lunak Gambar 14. Hasil Perhitungan Simulasi Jumlah Titik Lampu
dilakukan berdasarkan data yang sudah terpasang yaitu
data pada ruangan panel kontrol gedung kantor PT. PLN Hasil perhitungan secara manual dan perhitungan
(Persero) Gardu Induk Tambun. Spesifikasi data instalasi menggunakan simulasi untuk jumlah titik lampu
penerangan yang terpasang pada ruang panel kontrol di menunjukan hasil yang sama yaitu 12.14 ≈ 12 Armatur
PT. PLN (Persero) Gardu Induk Tambun :
Armatur jenis GCB 2 x TL 40W = 12 titik lampu 2. Hasil Perhitungan Luas Penampang Kabel
Lampu TLD 36W/54 = 24 buah a) Perhitungan Manual
Masa pemeliharaan 3 tahun pengotoran (Kd=0.70) Diketahui
Flux Luminous Lampu = 2500 lumen y = 56
Warna langit-langit putih = rp = 0,7 L = 80 meter
Warna dinding coklat muda = rw = 0,5 E = 220 V
Warna bidang kerja gelap = rm = 0,1 Menurut PUIL ( 2000 : 120 ) bahwa Rugi-rugi
Panjang ruangan = 20 meter tegangan ( ev ) untuk instalasi penerangan tidak boleh
Lebar ruangan = 8,5 meter melebihi 2 %, maka ev = ( 2 x 220 ) : 100 = 4.4 V
Tinggi ruangan = 4 meter N = 1300 VA
Tinggi bidang kerja ( berupa meter-meter pada panel ) = Luas Penampang Kabel q = (L x N) : (y x ev x E)
1,8 meter = (80 x 1300) : (56 x 4.4 x 220)
Intensitas penerangan = 150 lux = 1.918 mm ≈ 2.5 mm
Kabel terpasang NYM = 3 x 2,5 mm (Tembaga) b) Perhitungan Simulasi
Panjang kabel = 80 meter
Tegangan = 220 V
MCB pembagi ruang panel kontrol adalah MCB 6A.

1. Hasil Perhitungan Jumlah Titik Lampu


a) Perhitungan Manual
Diketahui :
n = 2 lampu
F = 2500 lumen
E = 150 Lux
Faktor refleksi :
(rp=0.7 ; rw=0.5 ; rm=0.1) Gambar 15. Hasil Perhitungan Simulasi Luas Penampang
Ukuran Ruangan : Kabel.
P = 20 m, L = 8.5 m, T = 4 m
A = p x l = 20 x 8.5 = 170 m Hasil perhitungan secara manual dan
Tinggi bidang kerja = 1.8 m perhitungan menggunakan simulasi untuk luas
h = 4 m – 1.8 m = 2.2 m penampang kabel menunjukan hasil yang sama yaitu
k = (p x l) : h (p + l)=(20 x 8.5) : 2.2 (20 + 8.5)= 2.71 1.92 mm. Jika mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (PUIL 2000) atau Katalog luas penampang

JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 4 No. 2
87

kabel dari PT. Kabelindo, maka untuk instalasi 1. Pola kecerdasan buatan yang diperlukan dalam
penerangan dapat direkomendasikan menggunakan penelitian ini dirumuskan dalam bentuk model
kabel dengan ukuran luas penampang 2.5 mm. kepakaran berdasarkan basis pengetahuan yang
Pengujian perhitungan titik lampu dan luas diperoleh dari formula matematika perhitungan titik
penampang kabel dilakukan pula pada ruangan lain lampu dan luas penampang kabel menurut P. Van
yang ada pada gedung kantor PT. PLN (Persero) Harten dan E. Setiawan.
Gardu Induk Tambun, untuk membandingkan hasil 2. Perangkat lunak yang dihasilkan telah mampu
dari perhitungan menggunakan program simulasi bekerja sesuai dengan prinsip dasar kepakaran
dengan perhitungan manual. Data hasil perhitungan perhitungan titik lampu dan luas penampang kabel
yang diperoleh terdapat pada Tabel 1 dan 2. menurut P. Van Harten dan E. Setiawan, yang
ditunjukan dengan kecocokan hasil perhitungan dan
Tabel 1 Data Hasil Perhitungan Titik Lampu hasil simulasi perangkat lunak ini.
Hasil Perhitungan ( N ) Persentasi 3. Perangkat lunak yang dihasilkan memiliki persentasi
No Nama Ruang E A F Kp Kd n
Manual Simulasi Eror (%)
eror rata-rata yang sangat kecil, yang ditujukan
1 R. Kontrol 150 170 2500 0.60 0.7 2 12.14 12.14 0.00
2 R. Proteksi 150 68 2500 0.55 0.7 2 5.32 5.30 0.38
dengan selisih dari perbandingan hasil perhitungan
3 R. PLC 150 34 2500 0.48 0.7 2 3.06 3.04 0.65 dan hasil simulasi perangkat lunak, diantaranya
4 R. AC/DC 150 40 2500 0.48 0.7 2 3.54 3.57 0.84 untuk perhitungan jumlah titik lampu yaitu sebesar
5 R. Battere 150 40 2500 0.42 0.7 2 4.08 4.08 0.00 0.73 % dan untuk perhitungan luas penampang kabel
6 R. AE/JE 150 18 2500 0.37 0.7 2 2.05 2.08 1.44 sebesar 1.35 %.
7 R. Supervisor 150 16 2500 0.36 0.7 2 1.92 1.90 1.04
8 R. Sell 20kV 150 420 2500 0.65 0.7 2 27.82 27.69 0.47 B. Saran
9 Lobby 150 26 2500 0.41 0.7 2 2.71 2.72 0.37
Guna pengembangan aplikasi perangkat lunak
10 Dapur 150 8 2500 0.25 0.7 2 1.34 1.37 2.19
untuk penelitian selanjutnya, penulis merekomendasikan
berupa saran sebagai berikut :
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Luas Penampang Kabel
1. Perangkat lunak yang dibuat hanya untuk spesifikasi
Hasil Perhitungan ( q ) Persentasi jenis lampu philips dengan jenis armatur tertentu saja,
No Nama Ruang L N y ev E
Manual Simulasi Eror (%) sehingga perlu menambahkan jenis armatur dan jenis
1 R. Kontrol 80 1300 56 4.4 220 1.91 1.92 0.52
lampu yang lain karena setiap jenis armatur atau
2 R. Proteksi 40 1300 56 4.4 220 0.95 0.96 1.04
3 R. PLC 35 1300 56 4.4 220 0.83 0.84 1.19
lampu memiliki katalog yang berbeda.
4 R. AC/DC 25 1300 56 4.4 220 0.59 0.6 1.67 2. Basis pengetahuan yang digunakan adalah formula
5 R. Battere 25 1300 56 4.4 220 0.59 0.6 1.67 matematika berdasarkan pola kecerdasan buatan
6 R. AE/JE 30 1300 56 4.4 220 0.71 0.72 1.39 seorang pakar menurut Van Harten dan E. Setiawan,
7 R. Supervisor 20 1300 56 4.4 220 0.47 0.48 2.08 sehingga perlu menambahkan basis pengetahuan
8 R. Sell 20kV 90 1300 56 4.4 220 2.15 2.16 0.46 menurut pakar – pakar yang lainnya tentang
9 Lobby 30 1300 56 4.4 220 0.71 0.72 1.39 kebutuhan perencanaan penerangan.
10 Dapur 20 1300 56 4.4 220 0.47 0.48 2.08
3. Perangkat lunak dapat dikembangkan dalam fitur
Data hasil perhitungan di atas menunjukan search berbasis web.
bahwa nilai hasil perhitungan secara manual dan hasil 4. Perangkat lunak dapat dikembangkan dalam
perhitungan menggunakan simulasi perangkat lunak penggunaan flatform mobile berbasis android.
untuk jumlah titik lampu maupun luas penampang
kabel memiliki kecocokan yaitu 2 digit dibelakang DAFTAR PUSTAKA
koma hasilnya sama, dengan persentasi eror rata-rata
sebesar 0,73 persen untuk perhitungan jumlah titik [1] Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem
lampu dan prosentasi eror sebesar 1,35 persen untuk Pakar. Yogyakarta : ANDI.
perhitungan luas penampang kabel. Hal ini [2] Badan Standar Nasional. 2000. Persyaratan Umum
membuktikan bahwa perhitungan menggunakan Instalasi Listrik. Jakarta : BSN.
simulasi perangkat lunak dengan metode sistem pakar [3] Diana, Feri., Hidayati, Anita. 2014. “Analisa
dapat menyelesaikan masalah layaknya seorang Perhitungan Kebutuhan Penerangan pada
pakar, sehingga dapat memberikan kemudahan bagi Bangunan RIG Raisis (Offshore) Berdasarkan Class
seorang yang bukan pakar dalam menyelesaikan ABS dan BKI Berbasis Visual Basic”. Jurnal
masalah perencanaan penerangan dalam ruangan KAPAL, 11 (1):5-12.
karena dapat melakukan perhitungan lebih cepat, [4] Harten, P. Van., Setiawan. 1985. Instalasi Listrik
akurat serta hasil yang diperoleh dapat Arus Kuat 2. Bandung: Binacipta.
dipertanggungjawabkan. [5] Madcoms. 2002. Pemrograman Borland Delphi 7
(Jilid 1). Yogyakarta : ANDI
V. PENUTUP [6] Muhaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan.
Bandung : Refika Aditama.
A. Kesimpulan [7] Mustika, Indra., Timotus, Chris., Hasbullah. 2013.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian “Aplikasi Perencanaan Perhitungan Instalasi Listrik
ini adalah :
JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 4 No. 2
88

Penerangan Menggunakan Sistem Pakar”. Jurnal [8] Pressman, Roger S. 2012. Rekayasa Perangkat
ELECTRANS, 12 (1):49-57. Lunak (Pendekatan Praktisi Edisi 7). Yogyakarta :
ANDI.

JREC
Journal of Electrical and Electronics
Vol. 4 No. 2

Anda mungkin juga menyukai