Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BESAR UTLITAS II

KELOMPOK

Angelica Chierli Uly ( 221 21 067 )


Hendrika S. Mudaj ( 221 21 047 )
Yohana Sriyanti Seran ( 221 21 071 )
Alexiska F. R. Jempia ( 221 21 057 )
Luchia Uko Dje ( 221 21 050 )
Alexander Taek ( 221 21 056 )

FAKULTAS ARSITEKTUR
UNIVERSITAS WIDYA MANDIRA
KUPANG
2022
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berjalan waktu dengan tingkat perkembangan teknologi
yang semakin canggih membuat pengaruh dan efek bagi kehidupan
manusia dan juga tempat berlindungnya. Salah satu pengaruh terhadap
perkembangan jaman adalah gedung dan bangunan.
Gedung atau bangunan mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan manusia di bumi,oleh karena itu, dalam merancang sebuah
gedung pada umumnya sistem utilitas merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan dalam merancang sebuah gedung, baik itu sistem utililitas
elektrikal maupun sistem elektronik hal ini di perlukan demi terciptanya
suatu bangunan yang aman dan nyaman bagi pengunanya.
Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan
Gedung menjelaskan bahwa bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, melakukan
kegiatan, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Membangun suatu bangunan gedung memerlukan beberapa tahap yaitu
perancangan teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasan. Tahap
perancangan teknis merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan suatu
bangunan. Rancangan yang dibuat dibagi menjadi tiga komponen diantaranya
arsitektur, struktur, dan utilitas.
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan
untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam pembangunan.
Utilitas bangunan gedung terdiri dari sistem utilitas air bersih dan kotor,
pencahayaan, elektrikal dan mekanikal, pengudaraan, transportasi gedung,
telekomunikasi gedung, keamanan gedung, dan perawatan kebersihan gedung.
Perancangan utilitas bangunan gedung umumnya mengalami perubahan
saat dalam proses pelaksanaan. Kami mengambil topik “PERANCANGAN ULANG
UTILITAS BANGUNAN PADA GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS WIDYA
MANDIRA KUPANG” sebagai judul tugas akhir kami karena gedung tersebut
masih dalam tahap pelaksanaan sehingga masih dapat terjadi perubahan pada
rancangan awal (gambar for construction).

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka didapat


beberapa masalah untuk perancangan awal pada gedung ini diantaranya:
1. Bagaimana sistem utilitas bangunan pada gedung?
2. Apa saja spesifikasi sistem utilitas bangunan yang digunakan pada
gedung?
3. Bagaimana cara pemeliharaan sistem utilitas bangunan pada gedung?

1.3 Tujuan dan sasaran

Maka dibuat beberapa tujuan untuk memecahkan rumusan masalah yang ada
yaitu:
1. Merencanakan sistem utilitas bangunan gedung sesuai dengan
kebutuhan.
2. Membuat gambar rencana sistem utilitas bangunan gedung.
3. Membuat daftar spesifikasi material yang digunakan pada sistem utilitas
bangunan gedung.
4. Membuat metode pemeliharaan sistem utilitas bangunan gedung.
TINJAUAN TEORI

1.1 TEORI

1. Power supply
Distribusi instalasi listrik adalah suatu bagian penting dalam sebuah
bangunan gedung yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari
panel induk PLN lalu ke panel distribusi pelanggan ke tenaga listrik kan
sampai ke titik-titik beban. Jalannya pendistribusian tenaga listrik dari PLN
didistribusikan melalui trafo pada gardu induk dan didistribusikan ke panel
LVMDP (L low voltage main distribution panel) dengan pengamanan MVCB
(molded case circuit breaker) yang terdapat pada gardu distribusi pada
bangunan. Pembagian daya untuk suatu bangunan biasanya
mendapatkan suplai dari PLN dan mempunyai cadangan suplay daya dari
genset.
Secara umum proses distribusi sumber daya (power suplay) kelistrikan
adalah sebagai berikut:
2. Pencahayaan
Pada intinya hampir semua peralatan pada bangunan tinggi membutuhkan tenaga
listrik.

Pembebanan listrik mencakup :

 Penerangan / lampu
 Stop kontak untuk peralatan rmh tangga dan motor-2 kecil (mis. Utk setrika,
pompa air dll)
 Peralatan HVAC (heating, ventilating, air cond.)
 Peralatan plumbing dan sanitasi (pompa-2 besar, pressure tank, boozterpumps
dsb)
 Alat transportasi vertikal (lift, escalator dll)
 Peralatan dapur ( kompor listrik, cooker hood, rice cooker dsb)
 Peralatan-2 khusus, mis: peralatan medis, alat lab dsb)
 Peralatan-2 khusus, mis: peralatan medis, alat lab dsb)

SKEMA PANEL ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN TINGGI

ATS : AUTOMATIC TRANSFER SWITCH


PRINSIP PERLETAKAN PANEL :

 Setiap lapisan lantai bangunan, minimal harus ada 1 buahsubpanel penerangan


 Apabila luas setiap lantai sangat besar, perlu dipasang beberapa subpanel
penerangan
 Setiap jenis peralatan mekanikal harus dipasang panel/subpanel tenaga yang
terpisah dengan subpanel penerangan

contoh bagian instalasi listrik bangunan tinggi :

DAYA LISTRIK DARURAT

 sumber
 Generator set
 Rechargeable battery
 DAYA LISTRIK DARURAT HARUS DITERAPKAN PADA SISTEM :
 Yang menyangkut keselamatan manusia
 Sistem deteksi kebakaran
 Fan smoke vestibule
 Pompa kebakaran
 Sistem kokmunikasi utk evakuasi
 BMS (building management system)
 Lampu penerangan 50-60%
 Power outlets (stop kontak) 100%
Sebagian sistem tata udara (lift kebakaran, fire escape dll )
 Lift kebakaran
Sebagian lift penumpang

PENCAHAYAAN LISTRIK

 Estimasi penerangan gedung


 Estimasi besaran penerangan listrik gedung perlu
 Estimasi besaran penerangan listrik gedung perlu difahami, khususnya untuk
estimasi perhitungan daya listrik pada suatu bangunan gedung.
 Estimasi penerangan untuk :
- Gedung / kantor : 20 – 40 watts / m2
- Perumahan : 10 – 20 watts / m2
- Hotel : 10 – 30 watts / m2
- Gedung sekolah : 15 – 30 watts / m2
- Rumah sakit : 10 – 30 watts / m2
- (lebih detail lihat tabel hal. 55 buku Utilitas)

Perhitungan “penerangan umum” pada Ruangan

Yang dimaksud dengan “penerangan umum” ( ge-neral lighting) adalah penerangan


standar dengan lampu menempel plafond pada suatu ruangan, serta kondisi dinding dan
plafond dgn warna cerah. Pada intinya, untuk menghitung “penerangan umum”, harus
diketahui ; 1). Fungsi ruangan yg akan diberi penerangan, 2). Luas Ruangan, dan 3).
Jenis lampu yang akan dipasang Berbeda dgn Special lighting (penerangan efek khusus)
yang memang sengaja dibuat untuk menampilkan kesan dan effek yang khusus. (tidak
dibahas lebih lanjut)

3. Sound system

Tata Suara adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi
pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata Suara
memainkan peranan penting dalam suatu bangunan. Tata Suara erat
kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar
kencang tanpa mengganggu dan mengabaikan kualitas dari suara-suara
yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon
mikropon,kabel-kabel,prosesor dan efek suara, pengaturan konsul mixer,
kabel-kabel, dan juga Audio Power amplifier dan Speaker- speakernya.
Persyaratan kebisingan

Sistem tata Suara berdasarkan jenis kegiatan


 Back Ground Musik
Music atau Suara yang dapat disampaikan secara luas melalui speaker
yang telah terpasang sesuai dengan rencana. Music dapat diatur pada Sentral
Tata Suara (rak sistem) sehingga dapat menghasilkan suara yang baik.

 Public Address
Sarana penyampaian informasi kepada khalayak ramai (umum) dengan
cepat dan mudah melalui speaker yang terpasang. Penyampaian informasi
didukung Sentral Tata Suara(rak sistem) dilengkapi dengan Paging Microphone.
 Emergency
Pada saat keadaan Emergency, informasai kedaan darurat/bahaya untuk
evakuasi, keselamatan dan keamanan akan dapat diketahui dengan cepat.
Setelah Sentral Tata Suara mendapatkan sinyal tanda bahaya dari panel alarm,
Mixer Pre. Amplifier akan memutuskan semua input dari Cassette Deck, MP3 &
CD Player lalu memberikan prioritas utama untuk bunyi SIRINE, jadi setalah Mixer
Pre. Amplifier menerima sinyal dari panel alarm, secara otomatis semua input
akan terputus, kecuali input dari Emergency Microphone, jadi operator tetap
dapat memberikan pesan peringatan.

 Car Call
Sarana penyampaian informasi kepada pengendara kendaraan dengan cepat
dan mudah karena untuk sistem Car Call ini selain speaker juga dilengkapi
dengan Rak Sistem Car Call dan Microphone yang telah terpasang pada area-
area yang telah disesuaikan dengan rencana.

Pekerjaan tata suara antara lain sebagai berikut :

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Tata


Suara, meliputi unit sumber sinyal suara (program source) dan penguat
sinyal suara (audio amplifire).

2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor sert


a Sistem Rak peralatan-peralatan Sentral Sistem Suara dilengkapi dengan
Double Cassette Deck, Tuner AM/FM, MP3 dan CD Player sebagai sarana
yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.

3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF)


dan Juction Box (JB-TS).

4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-


kabel distribusi Sistem Suara antara peralatan sentral dan system rak
dengan kotak hubung Bagi di setiap lantai.

5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loudsp


eaker).

6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara


kotak hubung bagi dengan alat pengeras suara disetiap lantai.
7. Melakukan testing, commissioning, training dan garansi selama 1 tahun

Perangkat Elektronika Sistem Tata Suara:


1. Racking System,
 Power Switch Panel,
 CD Player, FM & USB input,
 Microphone Receiver Panel,
 Mixer,
 Power Amplifier,
 Speaker Selector,
 Sound System Junction Box,

2. Microphone,
3. Volume Control Dinding,
4. Loadspeaker,
 Ceiling speaker,
 Wall Speaker,
 Column Speaker,
 Horn Speaker

4. Penangkal petir

Teknik penangkal petir yang sederhana dan pertama kali dikena


menggunakan prinsip yang pertama, yaitu dengan membentuk sebuah
tameng atau perisai yang berupa konduktor yang akan mengambil alih
sambaran petir. Penangkal petir semacam ini biasa disebut ground wires
(kawat tanah)pada jaringan hantaran udara, sedangkan pada
bangunan-bangunan danperlindungan terhadap struktur, Benjamin
Franklin memperkenalkan dengan sebutan lightning rod. Istilah ini tetap
digunakan sampai sekarang. Penangkal petir konvensional sifatnya pasif,
menunggu petir untuk menyambar dengan mengandalkan posisinya yang
lebih tinggi dari objek sekitar serta ujung runcingnya.
Jenis-jenis penangkal petir:
 Penangkal Petir Radio Aktif
Keberadaan penangkal petir jenis ini sudah dilarang pemakaiannya,
berdasarkan kesepakatan internasional dengan pertimbangan mengurangi
pemakaian zat beradiasi dimasyarakat.

 Penangkal Petir Elektrostatik


Prinsip kerja penangkal petir Elektrostatik mengadopsi sebagian system
penangkal petir Radioaktif, yakni menambah muatan pada ujung finial /Splitzer
agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar.Perbedaan dari sisten
Radioaktif dan Elektrostatik ada pada energi yang dipakai.
 Pemasangan Penangkal petir
Pemasangan penangkal petir untuk rumah adalah memberikan saluran
elektrisdari atas bangunan ke tanah dengan tujuan bila ada sambaran petir yang
mengenaiatas bangunan maka arus petir bisa mengalir ke ground dengan
baik.Langkah pertama yang harus di lakukan adalah memilih jalur penurunan
kabel, ada 2 hal penting dalam pemilihan jalur kabel ini, yaitu: a.Pertama jalur
terpendek dengan pertimbangan hemat dan tahanan kabel kecil. B.Kedua
sesedikit mungkin belokan agar tidak terjadi loncatan keluar jalurkabel (Site
Flasing).

 Bagian – Bagian System Proteksi Petir Konvensional

 Air terminal
 Konduktor

 Sistem Pentahahan / Grounding System

Ground Rod yang berbentuk seperti tongkat dengan panjang 2 meter, 3meter,
atau 4meter yang nantinya GroundRod tersebut ditanam dengan kedalaman
tertentu untuk mendapatkan hasil tahanan tanah yang bagus. Selain Ground Rod,
bisa juga menggunakan kabel konduktor sebagai pengganti Ground Rod untuk
ditanam didalam tanah, opsiini biasanya digunakan untuk menghemat biaya.
5. Fire protection

Jenis Alat Pemadam Kebakaran di Gedung Bertingkat

 Fire Hydrant System

Beberapa komponen utama dalam fire hydrant system diantaranya adalah


sebagai berikut.

 Water Reservoir

Alat pemadam kebakaran gedung dilengkapi dengan water reservoir atau ground
tank merupakan tempat penyimpanan pasokan air untuk sistem hydrant.
Komponen ini berbentuk seperti sebuah tanki yang letaknya berada di bawah
maupun di atas tanah.

 Hydrant Pump

Hydrant pump merupakan komponen berupa pompa dalam instalasi fire


hydrant. Pompa hydrant berfungsi untuk memompa pasokan air dari water
reservoir menuju ke jaringan hydrant dan pipa distribusi untuk kemudian
dikeluarkan melalui hydrant pillar.

 Hydrant Pillar

Hydrant pillar merupakan komponen output pada rangkaian sistem fire hydrant.
Alat inilah yang nantinya dihubungkan dengan fire hose atau selang pemadam
kebakaran untuk menjangkau titik api kebakaran. Komponen ini biasanya terletak
di luar area gedung yang strategis dan mudah terlihat.
 Hydrant Box
Komponen ini berupa sebuah kotak yang digunakan untuk menyimpan berbagai
macam peralatan yang dibutuhkan dalam pemadaman kebakaran. Beberapa alat
yang terdapat dalam hydrant box antara lain fire hose, nozzle, valve, dan hose
rack. Hydrant box diletakkan tidak jauh dari hydrant pillar.

6. Plumbing

Sistem plambing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan
gedung bertingkat. Sistem plambing dipergunakan untuk menyediakan air bersih
dan membuang air kotoran serta air buangan ketempat yang telah ditentukan
tanpa mencemari bagian-bagian terpenting lainnya.
Fungsi dari instalasi plumbing adalah:

 Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan


tekanan dan jumlah aliran yang cukup.

 Membuang air buangan dari tempat-tempat tertentu tanpa


mencemarkan bagian penting lainnya.
Peralatan plumbing meliputi:
 Peralatan untuk menyediakan air bersih atau air bersih untuk minum.
 Peralatan untuk menyediakan air panas.
 Peralatan untuk pembuangan air buangan atau air kotor.
 Peralatan saniter (plumbing fixture).

Jenis sistem plumbing penyediaan air bersih


 Sistem sambungan langsung,
 sistem tangki atap dan
 sistem tangki tekan.
Contoh instalasi pemipaan (plumbing).

Anda mungkin juga menyukai