Anda di halaman 1dari 18

TUGAS UTAMA (SUB TEMA 2)

DOSEN PENGAMPUH : Ir. Pilipus Jeraman, MT

KAJIAN FUNGSI, KONSEP DAN TATA NILAI BUDAYA PADA RUANG, BENTUK DAN
RAGAM HIAS UME KBUBU DI KAMPUNG TRADISIONAL BOTI, KABUPATEN TIMUR
TENGAH SELATAN

Oleh

Alexiska Felisitas Ross Jempia

(22121057)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2022
ABSTRAK

Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli pulau Timor, Atoni Meto. Wilayah Boti
terletak sekitar 40 km dari kota kabupaten Timor Tengah Selatan, So’e. Yang memiliki
budaya, arsitektur, dan kehidupan sosialnya sendiri secara turun temurun di terapkan
sebagai salah satu pedoman kehidupan .

Ume kbubu merupakan rumah tradisional yang dimiliki masyarakat boti. Dengan
memiliki bentuk, konsep dan tata nilai budaya nya sendiri.

Ume Kbubu terdiri dari dua kata yaitu Ume yang berarti rumah dan Kbubu yang
berarti bundar/bulat sehingga Ume Kbubu dapat diartikan sebagai rumah bundar
atau rumah bulat tapi umumnya dikenal dengan sebutan rumah bulat. (Rumah
Bulat) berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan dan juga merupakan pusat
kehidupan dan kekerabatan suatu kaum keluarga.

Ume kbubu hanya memiliki satu ruang tanpa sekat yang dalam satu ruangan Sudah
terdapat tempat untuk memasak dan tempat untuk makan, beristirahat dan
melakukan berbagai kegiatan.

Kata kunci : ume kbubu, bentuk, konsep, tata nilai budaya.

ABSTRACT
The Boti tribe is descended from the indigenous tribe of the island of Timor, Atoni
Meto. The Boti area is located about 40 km from the South Central Timor regency
city, So'e. Those who have their own culture, architecture, and social life from
generation to generation are applied as one of the guidelines for life.
Ume kbubu is a traditional house owned by the boti community. By having its own
forms, concepts and cultural values.
Ume Kbubu consists of two words namely Ume which means house and Kbubu
which means round/round so that Ume Kbubu can be interpreted as a round house
or round house but is commonly known as a round house. (Round House) serves as
a place to store food and is also the center of life and kinship of a family.
Ume kbubu only has one room without a partition, in one of Sudha's rooms there is
a place for cooking and a place for eating, resting and doing various activities.

Keywords: ume kbubu, forms, concepts, cultural values


PENDAHULUAN

Suku Boti merupakan keturunan dari suku asli pulau Timor, Atoni Meto. Wilayah Boti
terletak sekitar 40 km dari kota kabupaten Timor Tengah Selatan, So’e. Secara
administratif kini menjadi desa Boti kecamatan Kie. Yang memiliki budaya, arsitektur,
dan kehidupan sosialnya sendiri secara turun temurun di terapkan sebagai salah satu
pedoman kehidupan .

Ume Kbubu terdiri dari dua kata yaitu "Ume" dan "Kbubu". Ume berarti Rumah dan
Kbubu berarti Bulat. Secara harafiah, Ume Kbubu berarti Rumah Bulat.

Ume kbubu berbentuk seperti kerucut dengan denah lingkaran berlantai tanah yang
tengahnya terdapat tungku perapian untuk kebutuhan memasak. Memiliki 4 tiang
utama sebagai penopang loteng yang juga berbentuk lingkaran dan atap diatasnya.
Dinding tersusun rapi dari bilah-bilah bambu setinggi 1 meter, bagian bawahnya
langsung ditanam ketanah dan pada bagian atasnya dikunci oleh ikatan utama yang
melingkar di atas dinding. (Boli, 2021)

Sedangkan ruang di ume kbubu ini hanya memiliki 1 ruangan saja dan tidak memiliki
sekat dimana sudah termasuk tempat untuk memasak dan sebagai tempat
berisitirahat dan sebagainya. Ume kbubu juga terdapat loteng yang berfungsi sebagai
tempat menyimpan persediaan makanan.

Dalam kehidupan sehari-hari, ume kbubu berfungsi sebagai tempat tinggal dan
melakukan aktivitas seperti memasak, tidur, bercengkrama dan lain sebagainya.
Selain sebagai tempat tinggal, ume kbubu juga dijadikan sebagai lumbung atau
gudang makanan. Gudang makanan ini terletak tepat di atas tungku perapian yang
bagian atasnya dibuat para-para. Bahan makanan yang disimpan biasanya bahan
makanan yang tahan lama seperti jagung, kelapa, dan kacang-kacangan.

Budaya sebagai sebuah konsep dapat diartikan sebagai kerangka identitas,


sebagaimana identitas lokal terbentuk. Setiap komunitas lokal mengekspresikan
budaya dan kemampuan mereka untuk bertahan hidup melalui cara-cara unik dalam
upaya mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Budaya berfungsi untuk
mengatur manusia, khususnya dalam bertingkah laku. Karena salah satu produk
kebudayaan ialah norma sosial dan bentuk norma lainnya. Norma inilah yang dijadikan
dasar bagi manusia dalam bertingkah laku. Tata Nilai merupakan nilai-nilai yang telah
ada dalam setiap Insan, Tata nilai ini merupakan perwujudan dari sikap dan perilaku
masyarakat yang dilaksanakan untuk mendukung terlaksananya kehidupan harmonis
bagi setiap insan didalam kelompok atau lingkungannya. (Dima, 2013)

Rumah bulat memang didesain sangat unik dengan pertimbangan yang matang untuk
merespon keadaan alam tersebut. Selain untuk pengawetan makanan, rumah bulat
nyaman untuk ditempati, bahkan untuk ibu-ibu yang melahirkan.
Berdasarkan penelitian I Ketut Suwantara, Desak Putu Damayanti dan Iwan Suprijanto
yang ditulis dalam artikel berjudul Karakteristik Termal pada Rumah Tradisional Sonaf
dan Uma Kbubu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, membuktikan bahwa pembuatan
rumah bulat adalah upaya masyarakat Dawan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Penelitian tersebut menemukan kesimpulan bahwa rumah bulat sangat nyaman untuk
digunakan karena sangat responsif terhadap perubahan iklim luar, baik musim dingin
maupun musim panas. Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
respons rumah bulat dapat menaikkan suhu ruangan sebesar 1,7 derajat celcius pada
suhu luar yang rendah. Ini merespons musim dingin yang terjadi di daerah Timor
Tengah. (Saluk, 2022)

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan hasil observasi, tata pemukiman masyarakat Boti bentuknya


berkelompok berdasarkan ikatan kekerabatan dan terpisah dalam kelompok-kelompok
kecil. Satu kelompok kecil hanya terdiri dari lima sampai tujuh rumah tinggal dan satu
ume kbubu. Kompleks permukiman memiliki pekarangan yang sangat luas dan
dikelilingi oleh pagar pembatas untuk setiap satu kelompok kecil. Setiap pertambahan
keluarga baru di masyarakat Boti akan disertai dengan pembangunan rumah tinggal
yang baru. Namun pada kenyataannya, pertumbuhan jumlah keluarga baru terjadi
dengan sangat lambat. Hal ini tentunya berakibat pada jumlah anggota suku Boti yang
juga semakin berkurang. Struktur permukiman yang seperti ini mendukung terjaganya
sistem budaya dan siklus ekologi. Tata ruang permukiman yang baik pun memberikan
dukungan terhadap terbangunnya sistem kehidupan manusia yang lebih berkualitas,
baik menyangkut ruang ekologi untuk tersedianya bahan pangan, kondisi kesehatan
masyarakat, terselenggaranya aktivitas budaya, maupun kelestarian flora dan fauna
yang penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Hasil panen satu kelompok kecil tersebut disimpan dalam ume kbubu dan diatur
pemakaiannya untuk keperluan selama satu tahun. Karakter alam yang minim dengan
sumber air menjadi tantangan bagi masyarakat Boti dan kelompok masyarakat lain di
Pulau Timor untuk dapat menghasilkan dan menyimpan bahan pangan agar
ketersediaannya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu,
keberadaan tempat penyimpanan, yakni ume kbubu, menjadi sangat penting.
Masyarakat Boti sangat memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat. Setiap
gejala alam selalu dihubungkan dengan tatanan sosial. Fungsi meo (panglima) bukan
hanya sebagai penjaga masyarakat Boti, tetapi juga sebagai penjaga tradisi, termasuk
pengetahuan astronomi, perhitungan hari, pemimpin ritual, dan fungsi sosial budaya
lainnya. Ritual panen fuah pah selalu dirayakan dengan sederhana dan hasil panen
disimpan dalam ume kbubu. Dengan cara seperti ini, masyarakat Boti selalu
berkecukupan dalam ketersediaan makanan pokok. Kearifan lokal berupa
pengetahuan dalam bidang pengawetan makanan pun tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan ume kbubu. Di situ, teknik pengasapan untuk mengawetkan jagung
dipelajari dan dilestarikan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
salah satu fungsi dari lantai dasar ume kbubu adalah sebagai dapur untuk memasak.
Kayu api yang digunakan selama proses memasak akan menjadi arang. Adat yang
berlaku di kalangan masyarakat Boti mensyaratkan bahwa asap dari arang tersebut
tidak boleh mati. Arang yang harus terus menyala itu menunjukkan makna budaya
ume kbubu sebagai simbol kehidupan. Namun di sisi lain, secara fungsional bertujuan
untuk mengawetkan makanan yang berada di bagian atap. Cara menyimpan dan
mengonsumsi jagung yang ada di dalam ume kbubu diatur secara khusus. Tiap empat
bulir jagung diikat dan digunakan untuk makan satu keluarga. Proses memasaknya
dengan ditumbuk menjadi jagung bose. Sistem pengawetan dan pemanfaatan yang
seperti ini menjadi sistem ketahanan pangan masyarakat lokal. Desa Boti terletak di
kemiringan. Rumah-rumah didirikan dengan sistem fondasi kayu dan tatakan batu.
Sistem atap yang ringan (terbuat dari kayu dan jerami) dan volume rumah yang kecil
membuat bangunan rumah tahan terhadap bencana alam, misalnya guncangan
gempa.

Struktur bangunan ume kbubu dengan konstruksinya yang khas akan stabil jika
dibangun pada topografi yang miring. Struktur bangunan ume kbubu yang telah
dipaparkan pada bagian sebelumnya, tidak hanya berkaitan dengan konstruksi
bangunan semata. Struktur bangunan tersebut berkaitan pula dengan struktur sosial,
tata spasial, dan ketahanan masyarakat. Rumah tinggal dibangun sedemikian rupa
dengan tata spasial tertentu yang sangat mempertimbangkan kondisi ekologis.
Tatanan dalam pembangunan ume kbubu secara tidak langsung memperlihatkan
adanya keteraturan yang menjadi salah satu kekuatan dan wujud ketahanan dari
masyarakat Boti. Dapat dikatakan bahwa tata spasial yang teratur tersebut menopang
tatanan sosialnya. Siklus kehidupan yang tertata dan ketat dengan aturan-aturan adat,
menjadi ruang kehidupan bagi masyarakat Boti. Desa Boti adalah salah satu desa
terbesar di Kab. TTS. Batas desa ditandai dengan keberadaan sungai dan lereng terjal.
Keadaan geografis yang seperti ini membuat bangunan ume kbubu yang menjadi
hunian masyarakat Boti dan kompleks permukiman yang terbentuk di sekitarnya
cenderung terpisah dengan kelompok masyarakat lain yang terdapat di sekitarnya.

Penelitian diatas diambil dari jurnal Iswanto dari Institut Agama Kristen Negeri
(IAKN) Kupang (2020) dengan judul “UME KBUBU SEBAGAI WUJUD KEARIFAN LOKAL
MASYARAKAT BOTI DALAM MENJAGA KETAHANAN PANGAN DAN BENCANA “
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan secara langsung pada tanggal 2-6 agustus 2022 di desa Boti
kabupaten Timor Tengah Selatan.

Metode yang dilakukan adalah metode Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Survey lapangan : Survey lapangan dilakukan untuk mengambil data tentang ume
kbubu yang ada di Desa Boti. Ume kbubu yang menjadi sampel dalam pengamatan
fungsi, konsep, dan tata nilai budaya pada ruang, bentuk, dan ragam hias ume kbubu.

Selain pengamatan, dilakukan juga wawancara langsung kepada salah satu


masyarakat Boti (Bpk. Ifi Kuebanu dan pemilik ume kbubu Raja Boti yaitu Usif Namah
Benu).

2. Survey literatur : Survey literatur dilakukan untuk mempelajari teori-teori yang


berkaitan dengan karakteristik rumah tradisional khususnya ume kbubu. Selain dari
literatur, dilakukan juga browsing lewat internet untuk mempermudah memperoleh
data-data yang yang dibutuhkan.
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi objek studi

istilah Ume Kbubu terdiri dari dua kata yaitu Ume yang berarti rumah dan Kbubu
yang berarti bundar/bulat sehingga Ume Kbubu dapat diartikan sebagai rumah bundar
atau rumah bulat tapi umumnya dikenal dengan sebutan rumah bulat.

Meski demikian, rumah bulat memiliki bentuk seperti kerucut. Alas kerucut adalah
alas rumah bulat yang ditandai dengan susunan batu seperti lingkaran yang berfungsi
sebagai pondasi bangunan rumah bulat itu sendiri. Sedangkan atapnya adalah selimut
kerucut yang terbuat dari alang-alang yang sudah dikepal per ikat. Kemudian alang-
alang tersebut diikatkan pada rangka yang sudah dibuat sekuat dan serapat mungkin
dari atas sampai bawah bahkan dinding rumah bulat pun ditutupi oleh alang-alang.
Sedangkan titik puncak kerucut merupakan bubungan pada rumah bulat. Bentuknya
seperti mengepal rambut, ada yang satu kepal ada yang menggunakan dua kepal
karena pada bubungan tersebut, pertemuan usuk (suaf) dan tiang penopang (pauf)
yang harus dililit atau dikepal sebagus mungkin. (Dima, 2013)

Rumah bulat memiliki empat tiang induk sebagai penopang utama dan beberapa
tiang penolong yang berbentuk lingkaran mengikuti pondasi bangunan. Empat tiang
penopang utama selain menopang rumah, tiang-tiang tersebut juga menopang loteng.
Dindingnya mengikuti tiang penolong, dibuat serapat mungkin. Pintunya hanya satu,
setinggi perut orang dewasa, tidak memiliki jendela, tidak memiliki ventilasi.
Ume Kbubu (Rumah Bulat) merupakan suatu konstruksi bangunan yang berbentuk
bulat yang berfungsi sebagai tempat tinggal suatu keluarga, sehingga Ume Kbubu
(Rumah Bulat) merupakan pusat kehidupan dan kekerabatan Satu keluarga. Dalam
masyarakat Timor, fungsi Ume Kbubu itu sebagai rumah perempuan di mana semua
aktivitas kehidupan sehari-hari kaum perempuan berada di sekitarnya, baik memasak,
tidur, makan, melahirkan, menenun, menganyam, mendidik anak-anak, menerima
tamu, dan juga sebagai tempat/lumbung menyimpan dan mengawetkan segala bahan
makanan hasil panen dari kebun atau ladang berupa jagung, padi, kacang-kacangan,
serta segala peralatan lainnya.

Bagian atap Ume Kbubu (Rumah Bulat) ini mencapai atau mendekati permukaan
tanah dengan pintu yang rendah. Untuk memasuki rumah tersebut, orang harus
mengambil sikap menunduk atau merangkak agar mudah melewati pintunya,
sehingga dengan tanpa disadari keadaan tersebut membuat orang secara tidak
langsung untuk memberikan penghormatan dan penghargaannya terhadap
kesakralan ruang dalam Rumah Bulat tersebut.

Ukuran Ume Kbubu (Rumah Bulat) ini sangat bervariasi, tergantung kepada keinginan
dan kebutuhan pemiliknya. Semula Ume Kbubu (Rumah Bulat) dipakai sebagai tempat
doa marga, tempat untuk menyimpan harta pusaka, tempat tinggal, atau tempat
peresmian seorang anggota baru, karena kelahiran atau perkawinan.

2. FUNGSI, KONSEP DAN TATA NILAI BUDAYA RUANG DALAM UME KBUBU
 Fungsi Ume Kbubu
Dalam kehidupan sehari-hari, ume kbubu berfungsi sebagai tempat tinggal
dan melakukan aktivitas seperti memasak, tidur, bercengkrama dan lain
sebagainya. Selain sebagai tempat tinggal, ume kbubu juga dijadikan sebagai
lumbung atau gudang makanan. Gudang makanan ini terletak tepat di atas
tungku perapian yang bagian atasnya dibuat para-para. Bahan makanan yang
disimpan biasanya bahan makanan yang tahan lama seperti jagung, kelapa,
dan kacang-kacangan.
Ume kbubu raja juga memiliki fungsi yang sama, hanya saja ume kbubu
raja hanya boleh dimasuki raja seorang atau bisa juga keluarga yang memiliki
marga yang sama. disinilah raja menyimpan persediaan makanannya. Ume
kbubu ini juga merupakan tempat penyimpanan hasil panen warga seperti
jagung dan lain sebagainya. Raja juga memasak makanannya sendiri di dalam
ume kbubu ini. Ume kbubu ini hanya diperuntukkan oleh raja seorang. Keluarga
yang masuk hanya pada saat memasukan bahan makanan atau pada saat
renovasi rumah tradisional ume kbubu ini yang dilaksanakan setiap 100 tahun
sekali atau saat ume kbubu rusak yang biasa terjadi karena faktor alam.
Ume kbubu sebagai simbolisasi kehidupan masyarakat Boti juga tampak dari
fungsi ume kbubu sebagai tempat penyimpanan bahan pangan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan Bota Benu pada Januari 2020 di Desa Boti, jagung
atau dikenal dengan sebutan pena diletakan pada bagian atap dan dikelola
dengan kehati-hatian sehingga harus cukup untuk satu tahun. Demikian pula
halnya, jika seorang laki-laki meninggal dunia, maka tas kecil yang disebut
dengan alu mama juga disimpan dalam ume kbubu. Tas kecil tersebut
kemudian akan dibuka dalam ritual sef alu mama (membuka alu mama). Dari
penjelasan di atas, terlihat bahwa peranan ume kbubu tidak hanya sebagai
rumah untuk menyimpan jagung, tetapi dapat diinterpretasi sebagai rumah
kehidupan. Siklus hidup manusia terdiri dari lahir, bekerja, dan mati. Peristiwa
kehidupan ini secara harfiah tidak terlepas dari fungsi ume kbubu sebagai
rumah 40 hari pertama bagi bayi yang baru lahir, rumah penyimpanan sumber
pangan, dan rumah penyimpanan benda-benda pribadi untuk diberikan kepada
anak dan cucu setelah pemiliknya meninggal dunia. (iswanto, 2020)

 Konsep Ume Kbubu dan tata nilai ruang dalam

Ume Kbubu berbentuk bulat dengan diameter bangunannya antara lima


sampai tujuh meter luasnya Pada ruang dalam ume kbubu, hanya terdapat satu
ruangan tanpa sekat. Walaupun hanya terdapat satu ruang saja tetapi terdapat
teritori ruang yang dapat dirasakan dari aktifitas yang terjadi di dalam ume
kbubu.

Teritori yang terbentuk dalam ume kbubu adalah area memasak yang terdapat
batu tungku (tunaf) berada di bagian belakang ruang ume kbubu, Sebelum
memasuki ruangan utama akan ada ruang transisi atau teras (umefi’o) dengan
tinggi 1 meter saja dengan maksud agar saat akan memasuki ume kbubu posisi
tubuh menunduk yang menandakan penghormatan. Ume kbubu juga memiliki
loteng yang merupakan tempat penyimpanan makanan disimpan loteng ini
disebut pana.

Konsep ruang ume kbubu dibentuk oleh aktifitas yang ada pada ume kbubu.
Ruang di dalam ume kbubu hanya berjumlah satu buah tanpa sekat, tanpa
jendela dan hanya memiliki satu pintu yang kecil dan rendah. (Dima, 2013)

3. Konsep dan atau Filosofi Bentuk dan Tampilan serta Ragam Hias(Ornamen
dan Dekorasi)

 Konsep bentuk dan tampilan ume kbubu


- Bentuk lingkaran denah

Bentuk lingkaran terbentuk dari tiang utama yang terdiri dari 4 tiang dan
dinding setinggi 1 m. Tiang di tanam menjadi seperti formasi berbentuk persegi
lalu dihubungkan dengan bilah bambu dan pada atasnya diikat dengan
lingkaran pengunci atap. Titik tengah denah diletakkan tungku perapian untuk
kebutuhan memasak sehingga asap yang dihasilkan dari perapian naik merata
ke arah loteng.
- Bentuk lingkaran lantai loteng

Bentuk lingkaran lantai loteng terbentuk dari pelupu bambu yang disusun rapi
berjejer. Bahagian tepi lantai loteng dilingkari lingkaran pengunci atap sehingga lantai
loteng menjadi lebih bulat. (Boli, 2021) loteng ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan makanan.

- Bentuk kerucut bangunan

Ume kbubu secara keseluruhan berbentuk kerucut. Bentuk ini terbentuk dari
28 buah rusuk atap disusun berjejer dengan alas lingkaran pada bagian denah. Rusuk
atap dari batang kayukasuari berdiameter 5-7 cm adalah kayu lurus yang kemudian
ditekuk, bagian tengah kayu kasuari ini diletakan pada lingkaran pengunci atap pada
sisi lantai loteng, kemudian ujung rusuk atap diikat pada 1 titikyang kemudian menjadi
bubungan. Rusuk-rusuk atap ini diikat dengan 5 buah lingkaran pengunci dari sisi
dalam dan dari sisi luar diikat oleh reng dari pangkal rusuk atap bersusun hingga
bubungan. (Boli, 2021)
- Atap

Atap pada ume kbubu yang terbuat dari rumput alang-alang yang berbentuk
kerucut. Desain pada ruang atap ume kbubu juga terdiri dari suaf (kayu bulat),
takpani (kayu kecil yang diikat melingkar pada suaf yang berbentuk elips atau
irisan kerucut), dan ni’i (tiang tengah yang menghubungkan suaf dan takpani).
Berdasarkan hal di atas ume kbubu disimbolkan sebagai persatuan dan
kesatuan yang dilambangkan dengan tradisi bangunan bulat atau elips.

- Loteng

Loteng merupakan bagian dari ume kbubu yang berbentuk bidang datar
dan berhempit dengan atap sebagai ruang untuk menyimpan makanan atau
hasil panen. Loteng yang biasanya digunakan dengan pelepah pinang atau
pelepah bebak yang ditempatkan pada bagian tengah kerucut tepat pada tiap-
tiap periode takpani. Loteng yang berbentuk datar dan terdapat tiang tengah
yang menghubungkan suaf dan takpani atau di sebut titik tengah.

- Tiang

Ume kbubu terdapat 4 tiang dimana keempat tiang tersebut dapat memikul
keempat kayu bulat yang melintang di atas permukaan untuk menjadi fondasi
atau dasarnya loteng. Tiang pada ume kbubu biasanya dibuat dari kayu bulat
dengan berdiameter besar. Tiang yang dipilih juga adalah kayu yang kokoh
untuk menopang loteng dan atap rumah yang berbentuk kerucut. Keempat
tiang itu digabungkan maka akan berbentuk kubus.

- Pintu

Pintu yang terdapat pada ume kbubu melambangkan citra perempuan


dimana ketika seseorang yang ingin masuk kedalam harus tunduk atau
membungkuk. Pintu juga yang berbentuk persegi panjang dan di sambungkan
dengan kedua tiang atau kayu bulat.

- Lantai

Lantai pada ume kbubu biasanya tanah yang menjadi alas tanpa semen
yang berbentuk lingkaran atau elips.

 Ragam hias ume kbubu

Untuk ragam hias dari Ume kbubu terdapat pada bagian tertinggi dari atap
bangunan, Bagian titik puncak kerucut berbentuk bulat atau lebih sering disebut
sebagai "bu’at". Selain agar tidak mudah terlepas bagian ini diikat lebih kuat agar
mencegah air hujan yang merembes masuk.

Untuk bentuknya ini seperti konde untuk bu’at di ibaratkan dengan rambut wanita
yang harus di konde agar terlihat rapih.

4. Perubahan Ruang, Bentuk dan Tampilan serta Ragam Hias ( Ornamen dan
Dekorasi)

Suku Boti adalah suku yang masih dianggap indigenous oleh pemda dan
masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, terutama di sekitar Kabupaten Timor
Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU). Banyak informasi kami peroleh
mengenai Suku Boti dari masyarakat maupun Pemda yang menyatakan bahwa Suku
Boti masih menganut animisme, punya adat dan aturan sosial sendiri, masih dipimpin
oleh raja, dan memiliki cara hidup tradisional yang berbeda dengan masyarakat
modern.
Perbedaan-perbedaan tersebut yang dianggap sebagai salah satu sebab mengapa
Suku Boti dianggap “tertinggal” dan “sulit” untuk diajak terlibat dalam program-
program pembangunan dari pemerintah dan swasta.

Masyarakat boti sangat mempertahankan kehidupannya dan tidak ingin terpengaruh


dari perubahan dari luar sehingga untuk perubahan bentuk, ruang maupun tampilan
tidak terdapat perubahan dengan bukti bahwa bahan yang digunakan untuk
membangun ume kbubu masih menggunakan bahan alam seperti atap menggunakan
alang-alang, lantai masih menggunakan batu, dan kayu sebagai tiang dan papan
sebagai dinding.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimulkan bahwa fungsi dan konsep ruang ume
kbubu di buat sesuai dengan kebutuhan dan perilaku masyarakat Boti itu sendiri.
Dimana, didalam ume kbubu sendiri hanya memiliki 1 ruangan tanpa sekat yang
didalamnya memiliki pembagian ruang tanpa sekat dimana terdapat ruang untuk
memasak, ruang bersantai dan tempat penyimpanan bahan makanan dalam satu
ruangan. Sedangkan untuk ragam hiasnya sendiri ume kbubu tidak memiliki banyak
ragam hias karena yang dimana bangunan ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan
dan fungsinya yaitu sebagai tempat menyimpan makanan dan memasak.
DAFTAR PUSTAKA

Boli, B. (2021). Hubungan material dan bentuk ume kbubu (rumah masyarakat
Fatumnasi). Jurnal Arsitektur Pendapa .
Dima, T. K. (2013). KONSEP RUANG UME KBUBU DESA KAENBAUN. Jurnal RUAS,
Volume 11 No 1.
iswanto. (2020). UME KBUBU SEBAGAI WUJUD KEARIFAN LOKAL. DOI:
10.33652/handep.v4i2.144, 211-212.
Nomleni, A. K. (2022). Eksplorasi Etnomatematika Pada Bangunan Tradisional Suku
Boti, . MATH-EDU: Jurnal Ilmu Pendidikan Matematika.
Puspita, D. (2016). FUNGSI UME KBUBU DAN AKTIVITAS PENGHUNINYA . KRITIS,
Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin, Vol. XXV No. 1, 1-9.
Saluk, N. A. (2022, februari 4). Mengenal Ume Kbubu, Rumah Warisan Zaman Purba
di NTT. Retrieved from kompas.com:
https://www.kompas.com/wiken/read/2022/02/04/133320381/mengenal-
ume-kbubu-rumah-warisan-zaman-purba-di-ntt?page=all
GLOSARIUM

Administratif : secara administrasi; bersangkut-paut (berkaitan) dengan administrasi.


Atoni Meto : kelompok etnis yang mendiami pulau Timor bagian barat mulai dari
sebagian wilayah Malaka, Kabupaten TTU, Kabupaten TTS, Kabupaten Kupang, Kota
Kupang dan Distrik Oekusi di Timor Leste.

Budaya : cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun tidak turun temurun.
Ekologi : hubungan timbal balik (interaksi) tak terpisahkan antara makhluk hidup
dan lingkungannya.
Fauna : hewan
Flora : tumbuhan
Indigenous : pribumi (asli)
Konstruksi : model atau tata letak suatu bangunan, seperti jembatan, rumah, dan
lain sebagainya.
Loteng : berarti harfiah tingkat teratas sebuah bangunan.
Lokal : biasanya mengacu pada sesuatu yang dekat, atau di daerah sekitar.
Norma : aturan-aturan yang dilengkapi dengan sanksi-sanksi kepada orang yang
melanggarnya.
Observasi : teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan.
Sekat : sesuatu seperti dinding, kerai, dan sebagainya untuk membatasi atau
memisahkan ruang.
Pangan : segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah.
Responsif : cepat (suka) merespons; bersifat menanggapi; tergugah hati; bersifat
memberi tanggapan (tidak masa bodoh).
Simbolisasi : pembahasaan yang memiliki tutur langsung walaupun secara non
verbal, cenderung muncul secara jujur dan mencerminkan keseluruhan pesan yang
ingin disampaikan, walaupun, sebagaimana hal nya bahasa, pemaknaan simbol juga
masih memiliki kemungkinan bias dari arti yang sebenarnya.
Survei : metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada responden individu.
Teritori : wilayah atau daerah, dan teritorialitas adalah wilayah yang dianggap sudah
menjadi hak seseorang.
Ventilasi : suatu tempat keluar dan masuknya udara pada suatu ruangan pada
bangunan.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai