PRAKTIK ELEKTRONIKA
APLIKASI BJT
LT-2D
KELOMPOK 5
Disusun oleh :
1. Decky (3.39.18.0.06)
2. Nidiar Naufal M. (3.39.18.0.16)
3. Regia Verbenaningrum (3.39.18.0.18)
4. Rian Annas Al’amien (3.39.18.0.19)
2. Dasar Teori
Dengan mempelajari karakteristik transistor ,maka transistor dapat dioperasikan dalam
berbagai keperluan , misalnya digunakan sebagai pengontrol atau atau dapat juga sebagai
penguat. Tentuan hal ini tidak lepas dari sistem pemberian bias pada transistor tersebut. Dalam
sistem pembiasan transistor , hal yang perlu diperhatikan adalah antara base emitor harus
mendapat bias maju sedangkan antara kolektor basis mendapat bias mundur.
Dalam percobaan ini transistor akan digunakan untuk mengendalikan lampu atau alat
yang membutuhkan arus ckup besar,sedangkan masukkanya adalah transduser yang berubah
resistansinya apabila mendapat perubahan besaran . Transduser yang digunakan adalah LDR
yaitu transduser yang akan berubah resistansinya bila cahaya yang mengenainya berubah, dan
NTC yaitu transduser yang berubah nilai resistansinya jika panas yang mengenainya berubah.
Transduser transduser ini akan berfungsi sebagai pengatur arus basis, sehingga dengan
berubahan arus basis kecil akan dapat mengakibatkan perubahan arus kolektor yang cukup
besar.
Pada saat nilai resistansi transduser besar , maka pada basis transistor akan mendapat
tegangan yang relatif kecil, sehingga transistor dalam kondisi mati, arus kolektor yang mengalir
sangat kecil sehingga lampu/beban tidak mendapat tegangan. Pada saat rsistansi transduser
kecil, pembagi tegangan pada basis akan menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk
menghidupkan transistor, karena arus basis yang cukup besar maka transistor ” ON ” , akibatnya
arus kolektor mengalir dan mengakibatkan lampu beban mendapat tegangan.
Faktor – faktor yang harus diperhatikan adalah perbedaan resistansi pada transduser dan
resistor pembagi tegangan harus cukup menghasilkan arus yang mampu mendorong transistor
pada kondisi ” ON ” dan arus kolektor yang mengalir maksimum.
3. Peralatan dan Bahan
1. 1 buah catu daya DC
2. 2 buah multimeter
4. Diagram Rangkaian
Nilai LDR sekitar 30 s.d 50 kilo ohm ketika lampu nyala dg jarak +/- 30 cm
BC 109 atau SB 3055
Gambar 8.1 Rangkaian Pendeteksi Cahaya
6. Lembar Kerja
Rangkaian pendeteksi cahaya
Lampu nyala 𝑉𝐵𝐸 =0,55V 𝑉𝐶𝐸 =5,4V
Lampu mati 𝑉𝐵𝐸 =3,61V 𝑉𝐶𝐸 =8,82 V
Rangkaian pemantau temperatur
Lampu nyala 𝑉𝐵𝐸 =0,4V 𝑉𝐶𝐸 =5,3V
Lampu mati 𝑉𝐵𝐸 =0V 𝑉𝐶𝐸 =9,1 V
Tabel 8 .1
Waktu [ detik ]
Kapasitor [μF ]
R : 47KΩ R : 100KΩ
100 02.08 02.58
470 02.20 03.56
7. Pembahasan data
Rangkaian dan data 8.1 dan 8.2 saat lampu padam, tegangan pada basis-emitor
adalah 3,61V dan 0V. Sedangkan tegangan pada kolektor-emitor adalah 8,82V dan
9,1V, menandakan bahwa saat padam tegangan yang ada dibasis sebenarnya masih
kecil, sehingga transistor dalam kondisi mati. Arus kolektor yang mengalir sangat
kecil sehinggan lampu tidak mendapat tegangan. Saat lampu menyala, resistansi
tranduser (LDR dan NTC) kecil, tegangan yang ada di basis-emitor menjadi 0,55V
dan 0,4V. Sedangkan yang ada di kolektor-emitor adalah 5,4V dan 5,3V, sehingga
tegangan yang di basis menjadi besar, transistor ON, akibatnya arus kolektor
mengalir dan mengakibatkan lampu mendapat tegangan.
Rangkaian dan data 8.3, ketika saklar ditekan pada saat menggunakan resistor 47KΩ
dan kapasitor 100 μF, lampu menyala pada 02.08 detik, setelah diganti kapasitor
menggunakan 470 μF lampu menyala sedikit lebih lama yaitu 02.20 detik. Saat
menggunakan resistor sebesar 100 KΩ dan kapasitor 100 μF, lampu menyala pada
02.58 detik. Setelah kapasitor diganti menjadi 470 μF, lampu menyala sedikit lebih
lama juga yaitu 03.56 detik. Hal ini berarti semakin besar resistornya, maka besar pula
waktu yang dibutuhkan lampu untuk menyala. Dan semakin besar kapasitor juga
membuktikan bahwa lampu membutuhkan waktu yang lama untuk menyala.
1. Terangkan cara kerja dari rangkaian percobaan alarm peka cahaya dan percobaan
pemantau temperatur ?
Jawab:
Cara kerja alarm peka cahaya:
Pada rangkaian alarm peka cahaya ini menggunakan lampu sebagai outputnya.
Lampu akan menyala jika LDR tidak terkena cahaya atau intensitas cahaya kurang
(gelap). Begitu pula sebaliknya, ketika keadaan gelap nilai tahanan LDR menjadi
kecil. Pembagi tegangan akan menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk
menghidupkan transistor,transistor akan ON,karena arus basis cukup besar,akibatnya
kolektor mengalir dan mengakibatkan beban/lampunya mendapat tegangan dan
lampu akan menyala. Sedangkan, ketika cahaya terang, nilai tahanan LDR menjadi
besar. Maka pada basis mendapat tegangan kecil,sehingga transistor dalam kondisi
mati,dan arus kolektor yang mengalir sangat kecil, sehingga lampu/beban tidak
mendapat tegangan maka lampu padam.
Cara kerja rangkaian pemantau temperatur:
Pada rangkaian pemantau temperatur menggunakan NTC sebagai sensornya. Dimana
prinsip kerja NTC yang akan berubah resistansiya menjadi turun apabila terkena
panas. Jadi ketika NTC dipanasi maka resistansinya menjadi kecil. Pembagi tegangan
akan menghasilkan tegangan maju yang cukup untuk mengihupkan transistor.
Transistor akan ON, karena arus basis cukup besar, akibatnya kolektor mengalir dan
mengakibatkan beban/lampunya mendapat tegangan yang mengakibatkan lampu
menyala.
5. Berikan Kesimpulan
1. Saat transistor diaplikasikan pada rangkaian pendeteksi cahaya, transistor akan
aktif saat LDR tidak mendapatkan tegangan sehingga arus kolektor mengalir dan
mengakibatkan lampu beban akan mendapat tegangan.
2. Pada percobaan saklar waktu, semakin besar nilai kapasitor semakin lama nyala
lampu pada rangkaian.
3. Pada percobaan tanpa menggunakan relay maka lampu akan menyala, saat LDR
ditutup lampu akan mati.
4. Pada percobaan menggunakan relay maka lampu akan mati, saat LDR ditutup
lampu akan menyala.
5. Pada percobaan transistor digunakan untuk mengendalikan lampu, sedangkan
masukkannya adalah tranduser yang berubah resistansinya apabila mendapat
perubahan besaran.
6. Pada saat nilai resistansi tranduser besar, maka pada basis transistor dalam kondisi
mati, dan arus kolektor yang mengalir sangat kecil, sehingga lampu beban tidak
mendapat tegangan (lampu mati).
9. Kesimpulan
1. Saat transistor diaplikasikan pada rangkaian pendeteksi cahaya, transistor akan
aktif saat LDR tidak mendapatkan tegangan sehingga arus kolektor mengalir dan
mengakibatkan lampu beban akan mendapat tegangan.
2. Pada percobaan saklar waktu, semakin besar nilai kapasitor semakin lama nyala
lampu pada rangkaian.
3. Pada percobaan tanpa menggunakan relay maka lampu akan menyala, saat LDR
ditutup lampu akan mati.
4. Pada percobaan menggunakan relay maka lampu akan mati, saat LDR ditutup
lampu akan menyala.
5. Pada percobaan transistor digunakan untuk mengendalikan lampu, sedangkan
masukkannya adalah tranduser yang berubah resistansinya apabila mendapat
perubahan besaran.
6. Pada saat nilai resistansi tranduser besar, maka pada basis transistor dalam kondisi
mati, dan arus kolektor yang mengalir sangat kecil, sehingga lampu beban tidak
mendapat tegangan (lampu mati).