Anda di halaman 1dari 53

i

STUDI SUSUT ENERGI PADA PENYALURAN SISTEM

TENAGA LISTRIK PT. PLN (PERSERO) UP3 MERAUKE

AREA MERAUKE LISDES CEMBEL

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana


Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Musamus
Merauke

HALAMAN JUDUL

Disusun Oleh :

JONI BULLU
201320201017

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2021

i
ii

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

‘’ STUDI SUSUT ENERGI PADA PENYALURAN SISTEM

TENAGA LISTRIK PT. PLN (PERSERO) UP3 MERAUKE

AREA MERAUKE LISDES CEMBEL’’

Disusun Oleh
NAMA : Joni Bullu
NPM : 201320201017

Menyetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Acep Ponadi.,MT Paulus Mangera,S.T.,M.T


NIP : 196008261989031004 NIP : 19740903200811015

Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Damis Hardiantono,S.T.,M.T
NIP 197405022014041001
iii

ABSTRAK

PT..PLN (Persero) adalah perusahaan milik Negara yang bergerak di


bidang ketenaga listrikan. Dalam suatu..sistem tenaga..listrik terdapat suatu faktor
yang dinamakan faktor rugi-rugi atau susut energi.Diketahui bahwa penyusutan
energi tidak mungkin dihindari karena pada peralatan tidak memiliki tingkat
efisiensi 100%
Pada pembangkit listrik desa di kampung Erambu distrik Sota PT.PLN
(PERSERO) UP3 Merauke area Merauke LISDES CEMBEL mengalami susut
energi pada penyaluran sistem tenaga listrik saat beban puncak dan beban rata-rata
besar susut energi didapat dengan menganalisa selisih jumlah energi listrik yang
tersalur dengan sejumlah energi listrik disalurkan.
Dari hasil perhitungan mengalami susut energi pada bulan januari 2021
Susut energi pada saat beban puncak tiap fasa dalam hitungan 30 hari yaitu fasa R
= 25,83 Kwh, fasa S = 51 kwh dan fasa T = 16,2 kwh, Susut energi beban rata-rata
yaitu Fasa R = 131,4 kwh, fasa S = 225 kwh dan fasa T = 77,4 kwh, Persentasi
susut energi dari hasil perhitungan diketahui untuk Fasa R = 15,3 %, Fasa S =
19,9 % dan Fasa T = 11,67 %, ketidakseimbangan beban terutama pada beban fasa
S. Faktor penyebab susut energi sangat dipengaruhi oleh resistansi penghantar
dengan luas penampang penghantar yang digunakan 25 mm3 dengan resistansi
0,951 ohm.

Kata kunci : Susut energi, persentasi susut energi, faktor penyebab susut energi
iv

ABSTRACK

PT. PLN (Persero) is a state-owned company in the electricity sector. An


electric power system has the loss factor or energy loss. The energy loss is cannot
be avoided because the equipment does not have 100% efficiency level.
The power plant in Erambu village, Sota district, PT. PLN (PERSERO)
UP3 Merauke, LISDES CEMBEL has energy losses in the distribution of the
electric power system when the peak loads, and the average load of the energy
loss was obtained by analyzing the difference of the amount of electrical energy
distributed with the amount of electrical energy distributed.
From the results of the calculation, the energy loss in January 2021 is
reduced at the peak load of each phase in a matter of 30 days, there are phase R =
25.83 Kwh, phase S = 51 kwh and phase T = 16.2 kwh, Average load energy loss
The average is Phase R = 131.4 kwh, phase S = 225 kwh and phase T = 77.4 kwh,
the percentage of energy loss from the calculation results is known for Phase R =
15.3%, Phase S = 19.9% and Phase T = 11.67%, load imbalance especially in
phase S load. The causing factor of energy loss is strongly influenced by the
resistance of the conductor with a cross-sectional area of the conductor used is 25
mm3 with a resistance of 0.951 ohm.

Keywords: energy loss, percentage of energy loss, factors causing energy loss
v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa

Yang telah senantiasa melimpahkan dan karunianya-Nya sehingga penulis dapat

melaksanakan Tugas Skripsi ini dengan judul ‘studi susut energi pada penyaluran

sistem tenaga listrik PT. PLN (persero) UP3 Merauke Area Merauke Lisdes

Cembel.’

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat yang nantinya akan

digunakan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan program sarjana strata

satu (S1) di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Musamus

Merauke.

Selama proses penyusunan Skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan

serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof .Dr. Philipus Betaubun. S.T.,M.T selaku Rektor Universitas Musamus

Merauke.

2. Daniel Parenden, S.T., M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Musamus Merauke.

3. Damis Hardiantono, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro yang

selalu memberi dorongan dan semangat kepada mahasiswa-nya.

4. Drs Acep Ponadi,.M.T selaku Dosen Pembimbing (1) yang telah meluangkan

waktu dalam bimbingan untuk membantu menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Paulus Mangera. S.T.,M.T sebagai pembimbing (2) yang telah meluangkan

waktu dalam bimbingan untuk membantu menyelesaikan tugas akhir ini.

v
vi

6. Serta seluruh dosen pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Musamus

Merauke atas ilmu, didikan dan bantuan yang telah diberikan.

7. Teristimewa kepada keluarga besar penulis, Ibu yang sudah memberikan

kasih dan sayang kepada penulis mulai dari kecil sampai sekarang, Almarhum

Ayah, saudara penulis yang telah memberikan dukungan, semangat serta

perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Rekan-rekan sejurusan Teknik Elektro Universitas Musamus Merauke,

khususnya rekan-rekan seperjuangan angkatan 2013, terima kasih atas

dukungan dan kebersamaan kita selama proses belajar di bangku kuliah.

Motivasi hidup "Jangan lemah, hidup sedang mengajarimu bagaimana

bertahan dengan baik. Ketika kamu jatuh, bangunlah untuk memegang impianmu

kembali. Ketika kamu ragu, kuatkan doamu karena saat itu hanya rasa percaya

kepada Tuhan yang mampu menghilangkan ragumu terhadap apa yang kamu

ragukan itu."

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun guna dalam

kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak dan semoga penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Merauke, Februari2021

Penulis
vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

ABSTRAK.............................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

DAFTAR ISI.........................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................x

DAFTAR PERSAMAAN......................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Batasan Masalah........................................................................................2

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................2

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................2

1.6 Sistematika Penulisan................................................................................3

BAB II TINJAUAN..PUSTAKA DAN..LANDASAN. TEORI.........................4

2.1 Tinjauan..Pustaka......................................................................................4

2.2 Landasan Teori..........................................................................................7


viii

2.2.1 Susut..Energi..Listrik.................................................................................7

2.2.2 Perhitungan.susut energi.jaringan.tegangan.rendah.................................10

2.2.3 Penghantar.Jaringan.Tegangan.Rendah...................................................12

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................14

3.1 Waktu dan tempat penelitian...................................................................14

3.2 Metode penelitian....................................................................................14

3.3 Kerangka pikir.........................................................................................15

3.4 Alur Penelitian.........................................................................................16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................17

4.1 Pengambilan data....................................................................................17

4.2 Analisa dan pembahasan.........................................................................18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................31

5.1 Kesimpulan..............................................................................................31

5.2 Saran........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32

LAMPIRAN..........................................................................................................33
ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kabel NFA2X-T [5]..........................................................................13

Gambar 4. 1 Grafik Arus Beban Tiap Fasa............................................................18

Gambar 4. 2 Grafik Kurva Susut daya tiap jam masing-masing fasa....................30

Gambar Lampiran 1 Tempat dan Nama pembangkit.............................................37

Gambar Lampiran 2 panel distribusi pembangkit.................................................38

Gambar Lampiran 2 name plat data pembangkit listrik.........................................39

Gambar Lampiran 3 konduktor penghantar...........................................................40


x

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Data penyaluran energi dari pembangkit rata-rata 1 bulan...................17

Tabel 4. 2 Data tahanan penghantar [6].................................................................18

Tabel 4. 3 susut daya perjam masing-masing fasa.................................................30

Tabel Lampiran 1 Data pemakaian energi pembangkit listrik 33


xi

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 2.1 ..................................................................................................10

Persamaan 2.2 ..................................................................................................10

Persamaan 2.3 ..................................................................................................10

Persamaan 2.4 ..................................................................................................11

Persamaan 2.5 ..................................................................................................11

Persamaan 2.6 ..................................................................................................12


1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang.

PT.PLN.(Persero) adalah perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang.

..ketenaga listrikan baik dari pengoperasian pembangkit listrik sampai dengan

melakukan transmisi kepada masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.Dalam

penyaluran daya listrik,.tidak seluruhnya dapat disalurkan kepada konsumen

karena akan ada daya yang hilang.dalam bentuk.susut daya[1].

Dalam suatu sistem tenaga listrik.terdapat suatu faktor yang dinamakan

faktor rugi-rugi atau penyusutan daya. Penyusutan ini dapat ditemui di berbagai

tempat pada.jaringan tenaga listrik mulai dari pembangkit, transmisi, sampai

dengan kepada distribusi dan konsumen. Adapun penyebab susut daya ini adalah

susut energi non teknis yaitu berkaitan dengan kesalahan pembacaan alat ukur,

pemakaian yang tidak.sah(pencurian), energi listrik yang hilang dalam perjalanan

yaitu disaluran transmisi maupun distribusi, atau kesalahan yang bersifat

administratif lainnya. Diketahui.bahwa penyusutan.daya tidak mungkin.dihindari

karena.pada peralatan.tidak memiliki.tingkat efisiensi.100%[2]. Namun.yang

perlu mendapatkan perhatian adalah apakah penyusutan yang terjadi sesuai

dengan standar SNI yang ditentukan yaitu maksimal +5% untuk tegangan

pelayanan satu fasa 220 V.dan tiga fasa 220/380 V dan minimal.10% untuk.JTR

198 sampai dengan 31 V sedangkan untuk.JTM 18 sampai 21 kV.


2

Berdasarkan.latar belakang.masalah di atas.penulis melakukan.penelitian

pada.pembangkit listrik.desa di kampung.Erambu distrik Sota dengan judul

“STUDI SUSUT ENERGI PADA PENYALURAN SISTEM TENAGA LISTRIK

PT. PLN (PERSERO) UP3 MERAUKE AREA MERAUKE LISDES CEMBEL”.

I.2 Rumusan Masalah

Berapa.besar susut energi.beban rata-rata.dan susut energi.beban puncak

serta faktor-faktor penyebab terjadinya susut energi yang terdapat pada

UP3.CEMBEL Erambu.

I.3 Batasan Masalah

a. Pembahasan..hanya mencakup..susut energi teknis.pada jaringan.dengan

pembebanan.langsung.

b. Perhitungan.susut energi.menggunakan priode.30 hari pada bulan januari

2021.

I.4 Tujuan Penelitian

Mengetahui.besar susut energi.beban rata-rata.dan susut energi.beban

puncak serta.faktor-faktor penyebab.terjadinya susut.energi yang.terdapat

pada.UP3 CEMBEL Erambu.

I.5 Manfaat Penelitian

Memberi informasi.tentang susut energi dan.faktor-faktor penyebabnya.pada

PT. PLN (Persero) UP3.Merauke Area.Merauke Lisdes Cembel dan menjadi

referensi.untuk penelitian.selanjutnya.
3

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN..PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang informasi yang bersifat umum atau teori

pendukung yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas.

BAB III METODOLOGI..PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai rancangan penelitian, tempat penelitian,

waktu penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, jenis data

penelitian, metode pengumpulan data, Teknik analisis data.

BAB IV HASIL..PENELITIAN..DAN..PEMBAHASAN

Menyertakan hasil-hasil penelitian sebagai pembuktian pada bab-bab

sebelumnya. Dilengkapi dengan uraian pembahasan dan pembahasan

tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teori.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari penulisan laporan yang berisi kesimpulan

dan saran dari penulis untuk penelitian lebih lanjut.


4

BAB II

TINJAUAN..PUSTAKA DAN..LANDASAN. TEORI

II.1 Tinjauan..Pustaka

Dalam.pendistribusian energi listrik dari pembangkit hingga ke konsumen

terjadi hilangnya energi atau susut energi. Susut.energi pada suatu sistem

kelistrikan pasti selalu.ada. Hal.ini disebabkan adanya kandungan tahanan pada

penghantar yang bersifat permanen dan sifat alamiah jaringan itu sendiri.

Dalam.proses perhitungan susut energi ini banyak dialami kesulitan karena

luasnya jaringan distribusi, sehingga diperlukan suatu metode untuk menghitung

susut tersebut. Dengan melakukan pengukuran pada gardu distribusi dan

menghitung jatuh tegangan serta tahanan salurannya untuk kemudian.dicari rugi

daya puncak dan daya.rata-ratanya.Selanjutnya menghitung daya yang tersalur

sehingga dapat menghitung susut.energinya[1].

Studi susut energi pada jaringan tegangan rendah wilayah Banyuanyar dengan

objek pelanggan.residensial. Wilayah..Banyuanyar mengalami.Susut yang..terjadi

pada.jaringan tegangan rendah dengan beban.100%.sebesar 6.922,98.watt, dan

saat beban 80%.sebesar 4.432,03.watt, sedangkan dengan beban.60% sebesa

2.505,28 watt susut energi sebesar 4.983,855.kwh saat beban.100%,

sebesar.3.191,061 kwh saat beban 80%,.dan sebesar 1.803,801 saat beban

60%,.sedangkan susut non teknis sebesar 1.216,8 kwh[2].

Studi perkiraan susut teknis dan alternatif perbaikan pada penyulang kayoman

gardu induk.sukorejo.Besar.susut teknis pada penyulang Kayoman adalah.103,23

kW, sedangkan.besar susut non.teknisnya adalah.22,78 kW. Besar susut teknis


5

lebih.besar dari pada susut.non teknis, hal ini.dikarenakan pelanggan.pada

penyulang.adalah pelanggan.20kV (penyulang.khusus) sehingga susut non

eknis.bisa ditekan.Perbaikan susut.pada jaringan.SUTM susut.konduktor

berkurang.sebanyak 26.445,68.W (turun..41,4%)...Sedangkan perbaikan susut

pada transformator susut berkurang sebanyak.3.032,504 W (turun 7,77%).

Perbaikan susut dengan cara memparalelkan.susut.turun 46,88%[3].

Studi susut daya pada saluran distribusi PT. PLN (persero) Area.Pelayanan

dan..Jaringan (APJ) Surabaya Selatan.dengan beban.pelanggan jaringan.Tegangan

rendah.Salah satu permasalahan yang dihadapi.oleh Perusahaan.Listik Negara

(PLN) saat ini khususnya untuk Sistem distribusi tenaga listrik adalah besarnya

rugi-rugi daya. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan PLN kepada.pelanggan,

maka.diperlukan informasi.tentang nilai susut.dan efisiensi saluran distribusi

Jaringan Tegangan Rendah serta perhitungan terhadap persentase (%) kapasitas

pembebanan transformator. Hasil penelitian menunjukkan nilai susut total

berdasarkan kapasitas sistem pembebanan transformator 100%, 90%, dan

80%.pada masing-masing gardu distribusi yang mempunyai nilai susut terbesar

yaitu gardu BE1106 bernilai 156.833,57.kW dan untuk.nilai susut terkecil yaitu

gardu BE1804.bernilai 899,59 kw.Sedangkan untuk.efisiensi saluran.distribusi

jaringan.tegangan rendah.mempunyai nilai.efisiensi rata-rata.Terbesar yaitu.gardu

BE1478 bernilai.99,86% dan.untuk nilai efisiensi.saluran terkecil.yaitu gardu

BE1106 Bernilai.97,39%. Berdasarkan.persentase (%) kapasitas sistem

pembebanan transformator yang berbeda memiliki nilai susut terkecil dan


6

memiliki nilai efisiensi saluran rata-rata terbesar yaitu.pada saat kapasitas.Sistem

pembebanan.transformation..80%[4].
7

II.2 Landasan Teori

BAB III Susut..Energi..Listrik

Susut (losses) adalah kehilangan.energi listrik.yang berasal dari.selisih

jumlah energi listrik tersedia dengan sejumlah energi.listrik yang terjual. Energi

listrik diproduksi di pembangkit listrik kemudian ditransmisikan dan

didistribusikan ke pelanggan. Pada proses penyaluran dan pendistribusian tenaga

listrik sampai ke pelanggan tersebut terdapat kehilangan energi listrik yang

disebabkan oleh sifat elektrik dari peralatan listrik seperti jaringan transmisi,

transformator pada gardu-gardu induk jaringan distribusi pada tegangan

menengah, transformator distribusi dan distribusi tegangan rendah yang apabila

dialiri.arus listrik akan.menyerap tenaga.listrik berbanding.lurus dengan waktu.

Kehilangan energi listrik.pada jaringan dan.transformator tersebut.di

klasifikasikan sebagai.susut teknis[2].

Pada.dasarnya Susut.energi teknis ini diakibatkan kehilangan pada

jaringan atau transformator.Susut teknis merupakan susut yang terjadi karena

memang ketidak sempurnaan.sistem, dengan.kata lain susut.yang sudah pasti ada.

Standar susut teknis pada sistem.distribusi tegangan rendah kurang

lebih.80%.Upaya yang diutamakan adalah memperbaiki sistem distribusi

tegangan rendah[1].

1 Jaringan.Distribusi.Primer

Distribusi.primer disebut.juga tegangan.menengah,.yaitu jaringan.yang

menghubungkan.gardu induk.dengan gardu.distribusi yang.biasanya

menggunakan.tegangan distribusi.6 kV, 7 kV, .12 kV, 20.kV. Jaringan


8

Distribusi.Primer atau.JTM merupakan.fasa-tiga sedangkan.jaringan distribusi

sekunder.atau Jaringan.Tegangan Rendah (JTR) merupakan.fasa-tunggal.dan fasa-

tiga.dengan empat.kawat. Di Indonesia.umumnya tegangan.yang digunakan.pada

sistem distribusi.jaringan tegangan.rendah adalah.380/220 V, lalu.disalurkan

ke.lokasi-lokasi pelanggan.listrik. Kawat.konduktor pada SUTM ada yang..tanpa

isolasi (telanjang) dan.ada yang berisolasi, kebanyakan tanpa.isolasi.

Kawat.SUTM berisolasi.biasanya di tempat-tempat.tertentu seperti.di tempat

yang.banyak tanaman.produktif dan.menyentuh jaringan.TM,

atau.didaerah.gedung-gedung yang.dekat.jaringan TM, karena akan berbahaya

jika kawat konduktor.telanjang menyentuh pohon atau gedung.apalagi

menyentuh.manusia. Kawat.yang sering.dipakai untuk.SUTM di.Indonesia

biasanya.adalah jenis.kawat A3C (All-Alloy.Aluminium Conductor) atau

konduktor.berisolasi jenis.A3CS (All-Alloy Aluminium.Conductor.with Safety).

Namun.ada beberapa.yang memakai kawat selain.konduktor jenis itu.Sedangkan

untuk.SKTM biasanya memakai jenis N2XSY / NA2XSY,  N2XSEBY /

NA2XSEBY atau  N2XSEFGbY / NA2XSEFGbY.. [1].

2 Jaringan Distribusi Sekunder

Sistem.distribusi sekunder.disebut juga jaringan.tegangan rendah (JTR)

dimulai.dari sisi sekunder.trafo distribusi.sampai dengan.sambungan rumah

(SR) .pada pelanggan.yang berfungsi.untuk mendistribusikan.energi listrik.dari

gardu.distribusi ke pelanggan.dengan tegangan.operasi yakni tegangan.rendah

(400/230.V, 380/220 V), yaitu rating yang sama dengan tegangan peralatan yang
9

dilayani. Sistem jaringan distribusi sekunder ini disalurkan kepada para pelanggan

melalui kawat berisolasi[1].

a. Susut pada sistem distribusi

Susut energi adalah kondisi dimana jumlah energi yang disalurkan tidak sama

dengan energi yang diterima pada sisi konsumen[2].

b. Susut pada jaringan Tegangan Menengah (TM)

Susut pada jaringan tegangan menengah adalah jumlah susut yang diserap

oleh tahanan pada masing-masing segmen jaringan tersebut. Penentuan susut

pada jaringan tegangan menengah relatif lebih mudah dibandingkan pada

jaringan tegangan rendah, karena jumlah segmen-segmen yang jauh lebih

sedikit. Sementara Tegangan menengah adalah tegangan dengan rentang nilai

1 kV.sampai dengan 30 kV. Untuk di Indonesia menggunakan tegangan

menengah sebesar.20 kV. Tegangan menengah dipakai untuk penyaluran

tenaga listrik dari GI menuju gardu–gardu distribusi atau langsung menuju

pelanggan tegangan menengah[2].

c. Susut pada jaringan Tegangan.rendah

Tegangan.rendah adalah.tegangan dengan.nilai dibawah.1 kV yang

digunakan.untuk penyaluran.daya dari gardu–gardu.distribusi menuju

pelanggan.tegangan rendah. Penyalurannya dilakukan dengan

menggunakan.sistem tiga fasa.empat kawat yang.dilengkapi netral.

Tegangan.rendah di Indonesia.adalah 380/220 V. 380 V.merupakan besar

tegangan.antar fasa sementara.tegangan 220 V merupakan.tegangan fasa


10

dengan.netral. Dimana.memerlukan pemikiran yang lebih.serius. Disebabkan

karena susut pada jaringan tegangan rendah.merupakan bagian terbesar.dari

susut pada.saat pendistribusian. Faktor yang.menentukan besarnya.susut pada

jaringan.tegangan rendah.adalah jenis dan.ukuran saluran.yang dipakai,

panjangnya penyaluran.atau penghantar,besaran waktu.pembebanan[2].

BAB IV Perhitungan.susut energi.jaringan.tegangan.rendah

Perhitungan.susut energi.jaringan tegangan.rendah yaitu[2]:

Susut Energi rata rata


Susut energy = x100% (2.1)
energi yang tersalur

A. Susut..Daya..Puncak

Dalam penyaluran daya.melalui jaringan.distribusi,terjadi susut.teknis,

yaitu.susut daya.yang disebabkan.adanya tahanan.pada.saluran(R).

Untuk.mencari susut.daya puncak.tiap.fasa,maka dapat.dihitung dengan

rumus.sebagai.berikut :

2
ΡΡ =Ι Ρ × R (2.2)

Dengan :

Pp = susut.daya.puncak(Watt)

Ip = Arus.puncak.beban(Ampere)

R = Tahanan.Saluran(Ohm)

B. Susut.Daya.Rata-Rata

Menentukan susut.daya rata-rata,dengan.persamaan sebagai.berikut:

Susut daya rata-rata:

Ρrata−rata=Ι 2Ρ×R ...........................................................................(2.3)


11

Dengan:

I2p = Arus beban.rata-rata(Ampere)

R = Tahanan.Saluran (Ohm)

C. Faktor.Beban

Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-ratanya terhadap

beban puncaknya dalam periode tertentu. Beban rata-rata dan beban puncak

dapat dinyatakan dalam kW maupun kVA dan sebagainya. Tetapi satuan dari

keduanya harus sama. Faktor beban dapat dihitung untuk periode tertentu

biasanya dipakai harian, bulanan atau tahunan.

Prata−rata
Fb =
Pp .................................................................................(2.4)

Dengan :

Fb = Faktor.beban

Prata-rata = Daya.rata-rata

Pp = Daya.puncak

D. Daya.Yang.Tersalur

Daya yang tersalur adalah daya.yang masuk ke gardu distribusi dari jaringan

tegangan menengah. Daya yang tersalur tiap fasa :

Ρ=V ×I P×Cos ϕ×F b ..................................................................(2.5)

Dengan..:

P = Daya yang tersalur (Watt)

V =..Tegangan.. (Volt)

ΙΡ =..Arus Puncak (Ampere)


12

Cos ϕ = Faktor.Daya

Fb = Faktor.Beban

E. Daya..Aktif

Daya.ini dinyatakan.dengan simbol.P dengan.satuan W atau kW. Daya aktif.ini

diperlukan.untuk diubah.kedalam bentuk energi lain, misalnya energi panas,

cahaya, dan sebagainya. Besar dari daya aktif ini,dinyatakan dengan rumus.

P=V⋅I⋅Cos ϕ .....................................(2.6)

Dengan..:

P = ..Daya yang.tersalur (Watt)

V = ..Tegangan (Volt)

I =..Arus (Ampere)

Cos ϕ =..Faktor.Daya

BAB V Penghantar.Jaringan.Tegangan.Rendah

Pada umumnya kabel yang digunakan untuk distribusi terdiri atas

konduktor fasa, kemudian terdapat pelindung yang terbuat dari

semikonduktor, .isolasi kabel.tersebut, pelindung.isolator yang.terbuat dari

semikonduktor, kawat netral atau pelindung dan selubung penutup bagian terakhir

atau luarnya. Sebagian besar kabel distribusi merupakan kabel dengan konduktor

tunggal. Terdapat dua jenis kabel, yaitu kabel dengan netral yang tersusun secara

konsentrik yang terbuat dari alumunium, isolasi padat, dan netral yang
13

tersusun.secara konsentrik. Netral konsentrik terbuat dari beberapa kawat.tembaga

yang dililit mengitari isolasi[5].

a. Kabel Jenis NFA2X-T

Kabel NFA 2X-T adalah kabel inti aluminium untuk pemasangan jaringan

udara Jenis kabel listrik yang memiliki karakter hampir sama dengan jenis

NFA2X yang bahan konduktornya terbuat dari bahan aluminium.Sementara

itu,bahan isolator mengunakan bahan XLPE. Perbedaan antara kedua kabel ini

terletak pada bagian inti netral. Sangat cocok untuk jaringan listrik tegangan

rendah 0.6-1 (1,2) ..kV[5].

Kabel NFA2X-T

Keterangan Gambar:
1 Penghantar aluminium
2. Selubung luar XLPE

Gambar 2. 1 Kabel NFA2X-T [5]


Tabel 2. 1 Karakteristik Penghantar Alumunium JTR[5]

Reaktansi
Resistansi
KHA pada F = 50
Penghantar Penghantar pada
(A) Hz
20oC (ohm/km)
(ohm/km)

Jenis Ukuran Fasa Netral


3x25+1x50 mm2 110 0,957 0,581 0,3870
3x35+1x50 mm2 125 0,867 0,581 0,3790
Kabel
3x50+1x50 mm2 154 0,641 0,581 0,3678
Twisted
3x70+1x50 mm2 196 0,443 0,581 0,3572
3x95+1x50 mm2 242 0,308 0,581 0,3449

Sumber : PT PLN (PERSERO) 2010 “kriteria Desain”


14

BAB VI
METODE PENELITIAN

VI.1 Waktu dan tempat penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan selama 30 hari pada bulan Januari tahun 2021.

Lokasi Penelitian PT.PLN (Persero) merauke UP3 Merauke Area Merauke lisdes

Cembel kampung Erambu.

VI.2 Metode penelitian

Metode penelitian yang di gunakan yaitu:

a Studi Literatur

Proses pencarian referensi-referensi atau landasan teori yang akan

digunakan untuk menunjang dan mempermudah pembuatan laporan akhir.

b Pengambilan data

Proses mencari data-data yang dibutuhkan dengan melakukan pengukuran,

pengambilan data pada pembangkit dan wawancara pada narasumber.

c Analisa data

Data-data yang diperoleh dari PT. PLN (PERSERO) UP3 Merauke area

Merauke Lisdes Cembel Kampung Erambu dianalisa untuk mengetahui

besarnya susut energi pada beban puncak dan beban rata-rata dari selisih

jumlah energi listrik yang tersalur dengan sejumlah energi listrik disalurkan.
15

VI.3 Kerangka pikir

STUDI SUSUT ENERGI PADA PENYALURAN


SISTEM TENAGA LISTRIK PT. PLN (PERSERO)
UP3 MERAUKE
AREA MERAUKE LISDES CEMBEL

Studi
Literatur

Mengumpulkan data pada PT PLN (PERSERO)


UP3 Merauke Area Merauke LISDES CEMBEL

Menganalisa susut
energi,beban puncak
dan beban rata-rata

Kesimpulan dan saran


Menarik kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
16

VI.4 Alur Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengambilan data

Analisa data

Kesimpulan dan hasil

Selesai
17

BAB VII
HASIL DAN PEMBAHASAN

VII.1 Pengambilan data

Proses pengambilan data pada PT. PLN (PERSERO) UP3 Merauke area

Merauke Lisdes Cembel berdasarkan waktu pembangkit dinyalakan pada pukul

18.00 sampai dengan 00.00 WIT. Berdasarkan hasil operasi pada bulan Januari

lampiran dengan lama pengoperasian 6 jam per hari selama 30 hari di peroleh

rata-rata pada tabel 4.1 sebagai berikut:

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


bulan Jam Arus
Cos Arus Arus
Volt hz v Fasa v v
φ Fasa R Fasa T
S
18:0
400 50 0,8 28 218,1 35,23 218 19,83 218,17
0
19:0 217,0
400 50 0,8 30,2 42,17 216,5 23,87 216,73
0 3
20:0 217,1
400 50 0,8 28,53 40,27 217,2 22,93 217,3
0 3
21:0
januari 400 50 0,8 28,97 217,6 39,33 217,6 22 217,7
0
22:0
2021 400 50 0,8 27,43 219 34,6 219 20,77 219,03
0
23:0 219,0
400 50 0,8 26,3 32,47 219 18,87 219,1
0 3
219,5
0:00 400 50 0,8 24,67 30,5 219,5 20,86 219,57
3
218,2
Rata-rata 27,73 36,37 218,12 21,30 218,23
0
Tabel 4. 1 Data penyaluran energi dari pembangkit rata-rata 1 bulan
18

Arus beban tiap fasa


45
Arus
40
(ampere)
35
30
Arus Fasa R
25
Arus Fasa S
20
Arus Fasa T
15
10
5
0 Waktu
18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00

Gambar 4. 1 Grafik Arus Beban Tiap Fasa


Tabel 4. 2 Data tahanan penghantar [6]
Jenis Nilai tahanan
Luas
penghantar penghantar jenis suhu
penampang
saluran fasa R (ohm)
NFA2X-T
0,957 4 x 25 mm2 3 fasa 30oC
20 KV
Buku (2) Standar Konstruksi Sambungan Tenaga ListrikNOMOR : 474.K/DIR/2010

Pada data penelitian tabel 4.1 dan 4.2 data rata-rata pembangkit bersumber

dari PT. PLN (PERSERO) UP3 Merauke Area Merauke Lisdes Cembel kampung

Erambu Distrik Sota pada bulan januari 2021 selama 30 hari sebagai bahan

untuk perhitungan analisa.

VII.2 Analisa dan pembahasan

Berdasarkan hasil pengambilan data sistem distribusi pada UP3 Area Merauke

LISDES CEMBEL sistem pembangkit listrik dari generator langsung disalurkan

ke konsumen atau pembebanan langsung tanpa menggunakan Trafo distribusi

adapun hasil-hasil perhitungan susut dalam priode 30 hari pengoprasian pada

pukul 18:00 - 24:00 yaitu 6 jam sebagai berikut:


19

1. Energi yang disalurkan

Berdasarkan data pada tabel 4.1 untuk mengetahui daya yang disalurkan tiap

fasa menggunakan persamaan 2.6 sebagai berikut:

Fasa R

Diketahui :

I (rata-rata arus beban fasa R) = 27,73 A

V(rata-rata tegangan Fasa R) = 218,20 V

Cos φ = 0,8

Maka :

P=V⋅I⋅Cos ϕ

P = 27,73 x 218,2 x 0,8

= 4.840,54 Watt atau 4,84 kW

Energi yang di salurkan 1 hari selama 6 jam pengoprasian 4,84 kW x 6 jam =

29,04 kwh

Penggunaan energi yang tersalurkan selama 30 hari yaitu 871,2 Kwh

Fasa S

Diketahui

I (rata-rata arus beban fasa S) = 36,37 A

V (rata-rata tegangan Fasa S) = 218,12 V


20

Cos φ = 0,8

Maka :

P=V⋅I⋅Cos ϕ

P = 36,37 x 218,12 x 0,8

= 6.346,41 Watt atau 6,34 kW

Energi yang di salurkan 1 hari yaitu 6 jam pengoprasian = 6,34 kWw x 6 jam =

38,04 kwh

Penggunaan energi yang tersalurkan selama 30 hari yaitu 1.141,2 kwh

Fasa T

Diketahui

I (rata-rata arus beban fasa T) = 21,3 A

V (rata-rata tegangan Fasa T) = 218,23 V

Cos φ = 0,8

Maka :

P=V⋅I⋅Cos ϕ

P = 21,3 x 218,23 x 0,8

= 3.718,63 Watt atau 3,71 kW


21

Energi yang di salurkan 1 hari yaitu 6 jam pengoprasian = 3,71 kW x 6 jam =

22,26 kwh

Penggunaan energi yang tersalurkan selama 30 hari yaitu 667,8 kwh

Dari hasil perhitungan diketahui energi yang tersalur selama 30 hari untuk

masing-masiang fasa yaitu fasa R = 871,2 kwh fasa S = 1.141,2 kwh dan fasa T =

667,8 kwh

2 Susut energi beban puncak

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diketahui beban puncak pada pukul 19:00 -

20:00 yaitu selama 1 jam. Untuk mendapatkan nilai susut daya puncak tiap fasa

pada saluran distribusi selama 1 bulan menggunakan persamaan 2.2 sebagai

berikut:

Fasa R

Diketahui :

Ip(Arus pada beban puncak Fasa R) = 30,2 A

R (tahanan saluran) = 0,957 Ω

Maka :
2
ΡΡ =Ι Ρ ×R

Pp = 302 x 0,957 = 861,3 Watt

Susut energi fasa R saat beban puncak pada yaitu :

Susut daya = 861,3 Watt atau 0,86 kW


22

Karena beban puncak hanya 1 jam pada pukul 19:00-20:00 dalam sehari maka

susut energi dalam 1 hari = 0,86 x 1 = 0,86 kwh

Susut energi fasa R dalam 30 hari = 0,8613 kwh x 30 = 25,83 kwh

Fasa S

Diketahui :

Ip (Arus pada beban puncak Fasa S) = 42,17 A

R (Tahanan saluran) = 0,957 Ω

Maka :
2
ΡΡ =Ι Ρ ×R

Pp = 42,172 x 0,957 = 1.701,84 Watt

susut energi fasa S saat beban puncak yaitu :

Susut daya = 1.701,84 Watt atau 1,7 kW

Karena beban puncak hanya 1 jam pada pukul 19:00-20:00 dalam sehari maka

susut energi dalam 1 hari = 1,7 kW x 1 =1,7 kwh

Susut energi fasa S dalam 30 hari = 1,7 kwh x 30 = 51 kwh

Fasa T

Diketahui :

Ip (Arus pada beban puncak Fasa T) = 23,87 A

R(Tahanan saluran) = 0,957 Ω


23

Maka :
2
ΡΡ =Ι Ρ ×R

Pp = 23,872 x 0,957 = 545,27 Watt

Susut energi fasa T saat beban puncak yaitu :

Susut daya = 545,27 Watt = 0,54 kW

Karena beban puncak hanya 1 jam pada pukul 19:00-20:00 dalam sehari maka

susut energi dalam 1 hari = 0,54 kW x 1 = 0,54 kwh

Susut energi beban puncak dalam 30 hari = 0,54 kwh x 30 = 16,2 kwh

Dari hasil hitung diketahui susut energi pada saat beban puncak tiap fasa dalam

hitungan 30 hari yaitu fasa R = 25,83 kwh, fasa S = 51 kwh dan fasa T = 16,2 kwh

3 Susut energi beban rata-rata

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diketahui beban rata-rata pada pukul 18:00 -

24:00 yaitu selama 6 jam dalam sehari dan dicari susut energi rata-rata selama 1

bulan. Untuk mendapatkan nilai susut daya puncak tiap fasa pada saluran

distribusi menggunakan persamaan 2.3 sebagai berikut:

Fasa R

Diketahui :

I( arus beban rata-rata Fasa R) = 27,73 A


24

R (tahanan saluran) = 0,951 Ω

Maka :

2
Ρrata−rata=Ι Ρ×R

Ρrata−rata=27 , 732 ×0 , 951 = 731,27 Watt

susut energi saat beban rata-rata fasa R yaitu :

Susut daya = 731,27 Watt = 0,73 kW

Karena beban rata-rata selama pengoprasian dalam 1 hari adalah 6 jam maka:

Susut energi 1 hari pengoprasian = 0,73 kW x 6 jam = 4,38 kwh

Maka susut energi rata-rata dalam 30 hari yaitu = 4,38 kwh x 30 = 131,4 kwh

Fasa S

Diketahui :

I(nilai arus beban rata-rata Fasa S) = 36,37 A

R (tahanan saluran) = 0,951 Ω

Maka :

2
Ρrata−rata=Ι Ρ×R

2
Ρrata−rata=36 , 37 ×0 , 951 = 1.257,96 Watt

Susut daya = 1.257,96 watt = 1,25 kW

Karena beban rata-rata selama pengoprasian dslam 1 hari adalah 6 jam maka

Susut energi 1 hari pengoprasian = 1,25 kW x 6 jam = 7,5 kwh


25

susut energi rata-rata dalam 30 hari = 7,5 kwh x 30 = 225 kwh

Fasa T

I (nilai arus beban rata-rata fasa T) = 21,30 A

R (tahanan saluran) = 0,951 Ω

Maka :
2
Ρrata−rata=Ι Ρ×R

2
Ρrata−rata=21 , 30 ×0 , 951 = 431,45 Watt

Susut daya = 431,45 watt = 0,43 kW

Karena beban rata-rata selama pengoprasian dslam 1 hari adalah 6 jam maka

Susut energi 1 hari pengoprasian = 0,43 kW x 6 jam = 2,58 kwh

susut energi rata-rata dalam 30 hari = 2,58 kwh x 30 = 77,4 kwh

Dari hasil hitung diketahui susut energi beban rata-rata pada 30 hari yaitu Fasa R

= 131,4 kwh, fasa S = 225 kwh dan fasa T = 77,4 kwh

4 Faktor beban

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat diketahui faktor beban tiap fasa untuk

menentukan besarnya nilai faktor beban tiap fasa dengan menggunaakan

persamaan 2.4 sebagai berikut :

Fasa R

Diketahui :

I(Arus beban rata-rata) = 27,73 A

V(tegangan beban rat-rata) = 218,2 V


26

Ip ampere (arus beban puncak) = 30,2 A

Vp (tegangan beban puncak) = 217,03 V

Cos φ = 0,8 φ

Maka :

Prata−rata
Fb =
Pp

Dengan mengetahui nilai daya rata-rata dan daya puncak meggunakan

persamaan 2.6 sebagai berikut:

P=V⋅I⋅Cos ϕ

Maka

218,2 x 27,73 x0,8


Fb = =0 , 92 Watt
217,03 x 30,2 x 0,8

Fasa S

Diketahui :

I(tegangan beban puncak) = 36,37 A

Vrata-rata (tegangan beban rata-rata) = 218,12 V

Ip (arus beban puncak) = 42,17 A

Vp (Arus beban puncak) = 216,5 V

Cos φ = 0,8 φ

Prata−rata
Fb =
Pp

Dengan mengetahui nilai daya rata-rata dan daya puncak meggunakan

persamaan 2.6 sebagai berikut :


27

P=V⋅I⋅Cos ϕ

Maka:

218,12 x 36,37 x0,8


F b= =0,86 Watt
216,5 x42,17 x 0,8

Fasa T

Diketahui :

Irata-rata (Arus beban rata-rata) = 21,30 A

Vrata-rata (arus beban puncak) = 218,23 V

Ip (tegangan beban puncak) = 23,87 A

Vp (tegangan beban rata-rata) = 216,73 V

Cos φ = 0,8 φ

Prata−rata
Fb =
Pp

Dengan mengetahui nilai daya rata-rata dan daya puncak meggunakan

persamaan 2.6 sebagai berikut

P=V⋅I⋅Cos ϕ

Maka

218,23 x 21,30 x0,8


Fb = =0 , 89 watt
216.73 x 23,87 x 0,8

Berdasarkan hasil hitung diperoleh nilai Faktor beban tiap fasa yaitu, Fasa

R= 0,92, Fasa S=0,86 dan Fasa T=0,89

5 Energi yang Tersalur


28

Untuk menentukan daya yang tersalur dengan menggunakan persamaan 2.5

dan untuk mengetahui besar energi tersalur tiap fasa pada jam pengoprasian

pembangkit dengan lama jam pengoprasian pada pukul 18:00-24:00 adalah 6 jam

dan untuk mencari daya yang tersalur dalam 1 bulan sebagai berikut :

Fasa R

Diketahui:

V (tegangan beban puncak) = 217,03 V

Ip (arus beban puncak) = 30,2 A

Cos φ = 0,8 φ

Fb = 0,92

Ρ=V ×I P ×Cos ϕ×F b

Maka :

Ρ=217 ,03×30 ,2×0,8×0,92=4.823 ,96 Watt

daya tersalur = 4.823,96 watt = 4,82 kW

Energi tersalur 1 hari pengoprasian = 4,82 kwh x 6 jam = 28,94 kwh

Energi tersalur 1 bulan = 28,94 kwh x 30 = 868,3 kwh

Fasa S

Diketahui :

V (tegangan beban puncak) = 216,5 V

Ip (arus beban puncak) = 42,17 A

Cos φ = 0,8 φ
29

Fb = 0,86

Ρ=V ×I P ×Cos ϕ×F b

Maka :

Ρ=216,5×42,17×0,8×0,86=6.281 ,3 Watt

Daya yang tersalur = 6.281,3 Watt = 6,28 kW

Energi tersalur 1 hari = 6,28 kwh x 6 jam = 37,68 kwh

Energi tersalur 1 bulan = 37,68 kwh x 30 = 1.130,4 kwh

Fasa T

Diketahui

V (tegangan beban puncak) = 216,73 V

Ip (arus beban puncak) = 23,87 A

Cos φ = 0,89 φ

Fb = 0,89

Ρ=V ×I P ×Cos ϕ×F b

Maka :

Ρ=216,73×23,87×0,8×0,89=3.683,42 Watt

Daya yang tersalur = 3.683,42 Watt = 3,68 kW

Energi tersalur 1 hari = 3,68 kwh x 6 jam = 22,1 kwh

Energi tersalur 1 bulan = 22,1 kwh x 30 = 663 kwh


30

Berdasarkan hasil hitung energi yang tersalur tiap fasa berbeda-beda dalam

waktu 1 bulan pengoprasian yaitu Fasa R =868,3 kwh, Fasa S = 1.130,4 kwh dan

fasa T = 663 kW

6 Perhitungan susut energi

Untuk mengetahui persentase susut energi tiap fasa berdasarkan lama waktu

pengoprasian pembangkit selama bulan dengan menggunakan persamaan 2.1

sebagai berikut :

Susut Energi rata rata


Susut energy = x100%
energi yang tersalur

Fasa R

Diketahui

Susut energi rata-rata = 131,4 kwh

Energi tersalur = 868,3 kwh

131,4 Kwh
Susut energy = x 100% = 15,13 %
868,3 Kwh

Fasa S

Diketahui

Susut energi rata-rata = 225 kwh

Energi tersalur = 1.130,4 kwh


31

225 kwh
Susut energi = x 100% = 19,9 %
1.130,4 kwh

Fasa T

Diketahui

Susut energi rata-rata = 77,4 kwh

Energi tersalur = 663 kwh

77,4 kwh
Susut energi = x 100% = 11,67 %
663 kwh

Hasil persentasi susut energi dari hasil perhitungan diketahui untuk Fasa R

= 15,3 %, Fasa S = 19,9 % dan Fasa T = 11,67 % perbedaan susut energi masing-

masing fasa disebabkan ketidakseimbangan beban.

7. Susut daya

Dari tabel hasil 4.1 untuk mencari susut daya tiap jam masing-masing fasa

Berdasarkan persamaan 2.3 dengan hasil pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4. 3 susut daya perjam masing-masing fasa


Susut daya (watt)
Waktu Susut daya Susut
Susut daya
pengoperasian Fasa R daya Fasa
Fasa S (watt)
(watt) T (watt)
18:00 455,50 721,11 228,47
19:00 529,90 1033,20 331,04
20:00 472,91 942,19 305,48
21:00 487,61 898,72 281,20
22:00 437,15 695,55 250,64
23:00 401,87 612,55 206,88
32

0:00 353,60 540,48 252,82

Perbandingan Susut energi masing-masing fasa


Susut daya
(watt)

1200.00

1000.00 Susut daya Fasa


R (watt)
800.00 Susut daya Fasa
S (watt)
Susut daya Fasa
600.00 T (watt)

400.00

200.00
Waktu
0.00
18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 0:00

Gambar 4. 2 Grafik Kurva Susut daya tiap jam masing-masing fasa


33

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pada pembangkit listrik PT. PLN (PERSERO) UP3

Merauke area Merauke Lisdes cembel kampung Erambu Distrik Sota adalah

pembangkit listrik dengan pembebanan langsung dengan waktu operasi selama 30

hari pada bulan januari 2021 diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Susut energi pada saat beban puncak tiap fasa dalam hitungan 30 hari yaitu fasa

R = 25,83 kwh, fasa S = 51 kwh dan fasa T = 16,2 kwh,

b. Susut energi beban rata-rata yaitu Fasa R = 131,4 kwh, fasa S = 225 kwh dan

fasa T = 77,4 kwh

c. Persentasi susut energi dari hasil perhitungan diketahui untuk Fasa R = 15,3

%, Fasa S = 19,9 % dan Fasa T = 11,67 %, ketidakseimbangan beban terutama

pada beban fasa S. Faktor penyebab susut energi sangat dipengaruhi oleh

resistansi penghantar dengan luas penampang penghantar yang digunakan 25

mm3 dengan resistansi 0,951 Ω .

VIII.2 Saran

Adapun saran penelitian saya untuk dikembangkan pada penelitian selanjutnya

yaitu :

1. Melakukan Studi ketidakseimbangan beban pembangkit listrik pada PT. PLN

(PERSERO) UP3 Merauke Area Merauke Lisdes Cembel.

2. Menganalisa susut energi non teknis.


32

DAFTAR PUSTAKA

[1] D. Rahmadhianto, “Studi susut energi pada sistem distribusi tenaga listrik

melalui analisis pengukuran dan perhitungan,” 2008.

[2] Z. Syamsudin, H. Suyanto, and T. Elektro, “Analisis susut Energi Pada

Tegangan Rendah di wilayah PT . PLN ( PERSERO ) Area Bulungan,”

vol. 5, no. 2, pp. 51–61, 2015.

[3] H. S. Wicaksono, “Studi susut energi pada jaringan tegangan rendah

wilayah Banyuanyar dengan objek pelanggan residensial,” 2016.

[4] Y. P. Arief, W. Unggul, and U. Teguh, “Studi perkiraan susut teknis dan

alternatif perbaikan pada penyulang kayoman gardu induk sukorejo,” pp.

1–8, 2018.

[5] Sugianto and P. Untara, “Studi susut energi pada sistem distribusi tenaga

listrik melalui analisis pengukuran dan perhitungan,” vol. XXI, no. 2, pp.

39–56, 2019.

[6] Buku 2 Standar konstruksi sambungan tenaga listrik, Nomor :

474.K/DIR/2010, 11 Agustus 2010


33

LAMPIRAN

Data penelitian bulan januari 2021 UP3 area Merauke LISDES CEMBEL

Tabel Lampiran 1 Data pemakaian energi pembangkit listrik

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam KWH
KWH KW Volt hz Cos φ I v I v I v KW Volt hz Cos φ I v I v I v
18:00 39056,9 17 400 50 0,8 28 219 36 219 19 220 18:00 39083,0 16 400 50 0,8 20 220 34 220 28 220
19:00 39057,1 20 400 50 0,8 29 219 43 216 23 219 19:00 39084,2 21 400 50 0,8 25 219 42 219 29 219
20:00 39058,4 19,5 400 50 0,8 27 219 41 217 22 219 20:00 39085,6 19 400 50 0,8 25 219 39 219 27 219
01 Januari 2021 21:00 39059,2 19 400 50 0,8 28 219 40 217 21 219 05/01/2021 21:00 39087,0 18 400 50 0,8 24 219 40 219 28 219
22:00 39060,8 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39087,0 20 400 50 0,8 22 219 36 219 27 219
23:00 39062,9 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 220 23:00 39088,1 17 400 50 0,8 21 220 33 220 26 220
0:00 39063,6 15 400 50 0,8 24 220 31 219 17,5 220 0:00 39089,5 16 400 50 0,8 21 220 30 220 24 220

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam KWH
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KW Volt hz Cos φ I v I v I v
18:00 39063,9 16,5 400 50 0,8 26 219 34 217 19 220 18:00 39089,5 19 400 50 0,8 36 219 33 219 19 219
19:00 39064,1 20,5 400 50 0,8 30 217 42 216 21 220 19:00 39090,7 20 400 50 0,8 43 217 40 216 23 216
20:00 39065,4 19 400 50 0,8 32 216 39 218 21 220 20:00 39091,4 17 400 50 0,8 41 216 40 217 22 217
02/01/2021 21:00 39066,7 18,5 400 50 0,8 28 217 40 218 20 220 06/01/2021 21:00 39092,9 19 400 50 0,8 40 217 38 217 21 217
22:00 39067,3 17 400 50 0,8 27 219 36 219 19 220 22:00 39094,0 17 400 50 0,8 35 219 33 219 20 219
23:00 39068,9 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 220 23:00 39095,9 16 400 50 0,8 33 219 30 219 18 219
0:00 39070,2 16 400 50 0,8 26 219 30 220 17 220 0:00 39096,0 18 400 50 0,8 31 219 29 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam KWH
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KW Volt hz Cos φ I v I v I v
18:00 39070,2 17 400 50 0,8 27 217 32 217 20 217 18:00 39096,0 18 400 50 0,8 33 219 28 219 19 219
19:00 39071,0 20,5 400 50 0,8 32 216 40 216 25 216 19:00 39097,9 20 400 50 0,8 40 217 29 217 23 217
20:00 39072,4 20 400 50 0,8 30 218 40 218 25 218 20:00 39098,0 19,5 400 50 0,8 40 216 27 216 22 216
03/01/2021 21:00 39073,2 18 400 50 0,8 29 218 36 218 24 218 07/01/2021 21:00 39099,2 19 400 50 0,8 38 217 28 217 21 217
22:00 39074,6 17 400 50 0,8 28 219 33 219 22 219 22:00 39100,8 17 400 50 0,8 33 219 27 219 20 219
23:00 39075,9 16 400 50 0,8 27 219 30 219 21 219 23:00 39101,2 17 400 50 0,8 30 219 26 219 18 219
0:00 39076,4 16 400 50 0,8 26 220 29 220 21 220 0:00 39102,6 18 400 50 0,8 29 219 24 219 17 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam KWH
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KW Volt hz Cos φ I v I v I v
18:00 39076,4 17 400 50 0,8 36 217 33 217 20 217 18:00 39102,6 18 400 50 0,8 20 219 36 219 33 219
19:00 39077,4 20,5 400 50 0,8 43 216 40 216 26 216 19:00 39102,2 20 400 50 0,8 26 217 43 217 40 217
20:00 39078,4 20 400 50 0,8 41 218 40 218 25 218 20:00 39103,4 19,5 400 50 0,8 25 216 41 216 40 216
04/01/2021 21:00 39079,2 18 400 50 0,8 40 218 38 218 25 218 08/01/2021 21:00 39104,2 19 400 50 0,8 25 217 40 217 38 217
22:00 39080,5 17 400 50 0,8 35 219 33 219 22 219 22:00 39105,7 17 400 50 0,8 22 219 35 219 33 219
23:00 39082,9 16 400 50 0,8 33 219 30 219 21 219 23:00 39108,0 16 400 50 0,8 21 219 33 219 30 219
0:00 39083,0 16 400 50 0,8 31 220 29 220 21 220 0:00 39109,6 17 400 50 0,8 21 219 32 219 29 219
34

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39109,6 19 400 50 0,8 26 217 35 217 19 217 18:00 39135,2 18 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39110,1 20,5 400 50 0,8 29 216 43 216 23 216 19:00 39136,0 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39111,4 19 400 50 0,8 28 218 40 218 22 218 20:00 39137,7 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
09/01/2021 21:00 39112,5 18 400 50 0,8 29 218 40 218 21 218 13/01/2021 21:00 39138,4 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39113,0 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39139,2 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39114,0 16,5 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39140,8 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39115,6 17 400 50 0,8 25 220 30 220 17 220 0:00 39142,1 18 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39116,2 19 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 14 18:00 39142,1 16 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39117,0 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39143,0 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39118,8 19 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39144,4 19 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
10/01/2021 21:00 39119,2 19,5 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 21:00 39145,1 18 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39120,9 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39146,7 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39121,0 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39148,9 18 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39122,2 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220 0:00 39149,1 15 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39122,2 18 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 18:00 39149,1 17 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39123,2 20,5 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39150,0 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39124,4 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39151,6 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
11/01/2021 21:00 39125,0 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 15/01/2021 21:00 39152,3 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39126,2 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39153,5 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39127,9 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39154,80 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39128,6 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220 0:00 39155,8 15 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39128,6 16 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 18:00 39155,8 16 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39129,0 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39156,4 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39130,3 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39157,9 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
12 21:00 39131,6 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 16/01/2021 21:00 39159,0 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39132,9 16 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39160,4 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39134,0 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39161,8 17 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39135,2 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220 0:00 39162,3 15 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219
35

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39162,3 16 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 21 18:00 39187,1 17 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39163,2 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39188,0 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39164,0 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39189,1 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
17/01/2021 21:00 39165,8 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 21:00 39190,4 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39166,2 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39191,3 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39167,0 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39192,9 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39168,7 15 400 50 0,8 25 220 31 220 17,5 220 0:00 39194,3 15 400 50 0,8 25 219 31 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39168,7 17 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 18:00 39194,3 17 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39169,0 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39194,4 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39170,6 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39194,5 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
18/01/2021 21:00 39171,3 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 22/01/2021 21:00 39194,6 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39172,5 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39194,7 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39173,4 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39194,8 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39174,8 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220 0:00 39194,9 15 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39174,8 17 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 18:00 39194,9 17 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39175,0 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39195,0 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39177,1 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39196,2 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
19/01/2021 21:00 39178,4 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 23/01/2021 21:00 39197,3 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39179,0 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39198,6 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39180,8 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39199,2 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39181,2 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220 0:00 39200,6 15 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39181,2 17 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 18:00 39200,6 17 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39182,3 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39201,2 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39183,4 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39202,6 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
20/01/2021 21:00 39184,5 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 24/01/2021 21:00 39203,2 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39185,0 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39204,6 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39186,2 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39205,0 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39187,7 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220 0:00 39206,6 15 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219
36

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39206,6 17 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 18:00 39231,1 17 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39207,2 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39232,4 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39208,0 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39234,3 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
25/01/2021 21:00 39209,9 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 29/01/2021 21:00 39235,0 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39210,0 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39236,8 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39211,2 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39237,2 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39212,8 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220 0:00 39238,2 15 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T 3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39212,8 17 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217 18:00 39238,2 17 400 50 0,8 28 219 36 219 19 219
19:00 39213,0 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216 19:00 39239,7 20 400 50 0,8 29 217 43 217 23 217
20:00 39214,4 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218 20:00 39240,2 19,5 400 50 0,8 27 216 41 216 22 216
26/01/2021 21:00 39215,0 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218 30/01/2021 21:00 39241,6 19 400 50 0,8 28 217 40 217 21 217
22:00 39216,8 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219 22:00 39242,4 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39217,2 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219 23:00 39243,0 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39218,7 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220 0:00 39244,5 15 400 50 0,8 24 219 31 219 17,5 219

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39218,7 17 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217
19:00 39219,4 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216
20:00 39220,2 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218
27/01/2021 21:00 39222,6 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218
22:00 39223,0 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39224,6 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39225,1 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220

3 fasa Fasa R Fasa S Fasa T


Tanggal Jam
KWH KW Volt hz Cos φ I V I V I V
18:00 39225,1 17 400 50 0,8 28 217 36 217 19 217
19:00 39226,3 20 400 50 0,8 29 217 43 216 23 216
20:00 39227,8 19,5 400 50 0,8 27 218 41 218 22 218
28/01/2021 21:00 39228,9 19 400 50 0,8 28 218 40 218 21 218
22:00 39229,0 17 400 50 0,8 27 219 35 219 20 219
23:00 39230,2 16 400 50 0,8 26 219 33 219 18 219
0:00 39231,1 15 400 50 0,8 24 220 31 220 17,5 220
37

Gambar Lampiran 1 Tempat dan nama pembangkit


38

Gambar Lampiran 2 panel distribusi pembangkit


39

Gambar Lampiran 3 name plat data pembangkit listrik


40

Gambar Lampiran 4 konduktor penghantar

Anda mungkin juga menyukai