Anda di halaman 1dari 41

PERENCANAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM

MENGGUNAKAN LAMPU LED (LIGHT EMITTING DIODE) DAN LAMPU

SODIUM PADA JALAN BRAWIJAYA MERAUKE

PROPOSAL

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata Satu Pada
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Musamus
Merauke

Disusun Oleh:

Irvandy

201620201011

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : PERENCANAAN LAMPU PENERANGAN JALAN

UMUM MENGGUNAKAN LAMPU LED (LIGHT

EMITTING DIODE) DAN LAMPU SODIUM PADA

JALAN BRAWIJAYA MERAUKE

PENYUSUN : IRVANDY

NPM : 2016-20-201-011

Merauke,14 Agustus 2020

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Ir. Yohanes Letsoin, MT Drs. Jayadi, MT


NIDN : 1210056501 NIDN : 1218056301

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Damis Hardiantono, ST.,MT


NIDN : 1202057403
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan berkat, rahmat, serta kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal ini dengan judul : “Perencanaan Lampu Penerangan

Jalan Umum Menggunakan Lampu Led (Light Emitting Diode) Dan Lampu

Sodium Pada Jalan Brawijaya Merauke”

Proposal ini merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

Strata Satu pada Jurusan Teknik Elektro, Universitas Musamus Merauke. Penulis

menyadari dalam penulisan Proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Namun

atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan dari berbagai pihak,

sehingga penyelesaian Proposal ini dapat terlaksana. Untuk itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih :

1. Bapak Prof. Dr. Philipus Betaubun, ST. MT selaku Rektor Universitas

Musamus Merauke.

2. Bapak Daniel Parenden, ST. MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Musamus Merauke.

3. Bapak Damis Hardiantono, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

yang selalu memberikan arahan serta dukungan.

4. Bapak Ir.Yohanes Letsoin, MT dan Bapak Drs.Jayadi.MT selaku dosen

pembimbing, terima kasih banyak atas bimbingan, dukungan dan arahannya

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tua serta keluarga yang tak henti memberikan dukungan serta

doa-doa untuk perjalanan panjang dalam meraih cita-cita.


6. Dosen–dosen Teknik Elektro yang telah banyak memberikan dukungan dan

arahan serta pelajaran – pelajaran berharga selama dari awal masuk kuliah.

7. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Elektro Universitas Musamus

Merauke yang telah banyak memberikan pelajaran serta banyaknya

pengalaman berharga sejak awal kuliah tidak hanya dalam Pendidikan

melainkan dalam kekeluargaan.

8. Teknik Elektro Angkatan 2016 yang selalu bahu-membahu tidak hentinya

membantu dan saling merangkul sejak awal kuliah, semoga persaudaraan kita

tetap terjaga.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan Proposal ini, masih jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan Proposal

ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak .

Merauke, 2020

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii

DAFTAR TABEL................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah................................................................................3

1.3 Rumusan Masalah...................................................................................3

1.4 Batasan Masalah......................................................................................3

1.5 Tujuan Penelitian.....................................................................................4

1.6 Manfaat Penelitian...................................................................................4

1.7 Sistematika Penulisan..............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI................................6

2.1 Tinjauan Pustaka.....................................................................................6

2.2 Landasan Teori........................................................................................8

2.2.1 Jalan............................................................................................8

2.2.2 Lampu.......................................................................................10

2.2.3 Jenis-Jenis Lampu.....................................................................11

2.2.4 Penerangan Jalan Umum...........................................................17


2.2.5 Teori Dasar Penerangan............................................................23

2.2.6 Penentuan Jarak Antar Tiang Lampu.....................................25

2.2.7 Jumlah titik lampu..................................................................26

2.2.8 Acuan Standar Kualitas Pencahayaan Jalan...........................27

2.2.9 Tinggi Tiang Penerangan Jalan Umum.....................................28

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................30

3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian................................................................30

3.1.1 Lokasi Penelitian.......................................................................30

3.1.2 Waktu Penelitian.......................................................................31

3.2 Tahap Penelitian....................................................................................31

3.2.1 Studi Literatur...........................................................................31

3.2.2 Pengumpulan Data....................................................................31

3.2.3 Perencanaan Dan Perhitungan..................................................32

3.3 Kerangka Pikir.......................................................................................34

3.4 Alur Penelitian.......................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Lampu LED (Sumber: google images)............................................19

Gambar 2. 2 Bagian-bagian LED (Sumber: google images).................................19

Gambar 2. 3 Lampu Sodium (Sumber: google images).........................................22

Gambar 2. 4 Rangkaian Lampu Sodium (Sumber: google images)......................22

Gambar 2. 5 Fitting Lampu LED (Sumber:Direktorat Pembinaan Jalan).............24

Gambar 2. 6 Fitting Lampu Sodium (Sumber:Direktorat Pembinaan Jalan).........24

Gambar 2. 7 Tiang Lampu Lengan Tunggal (Sumber: google images)................25

Gambar 2. 8 Tiang Lampu Lengan Ganda (Sumber: google images)...................26

Gambar 2. 9 Kabel Twisted (Sumber: google images)..........................................27

Gambar 2. 10 Kabel NYM (Sumber: google images)...........................................27

Gambar 2. 11 Kabel NYY (Sumber: google images)............................................28

Gambar 2. 12 Konstruksi Kabel NYFGBY [3]...................................................29Y

Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian (sumber:google maps)..........................................37

Gambar 3. 2 Skema lampu dalam Penerangan Jalan Umum.................................39


DAFTAR TABEL

YTabel 2. 1 Perbandingan Penelitian

Tabel 2. 2 Spesifikasi Lampu LED........................................................................14

Tabel 2. 3 Spesifikasi Lampu Sodium...................................................................16

Tabel 2. 4 Kualitas Pencahayaan Normal..............................................................27

Tabel 2. 5 Kualitas Pencahayaan LED 28

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian...................................................................................31


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerangan jalan umum dibuat untuk mempermudah dan membantu

manusia dalam melihat obyek di jalan pada waktu malam hari atau suasana gelap.

Suatu kota dengan penerangan lampu jalan yang baik, akan menjadikan kota

menjadi lebih baik dan indah. Selain itu akan berdampak baik terhadap kehidupan

sosial masyarakat kota.[1]

Pada pemasangan penerangan jalan umum kita hendaknya mempunyai

suatu rencana, perhitungan serta peraturan yang dijadikan acuan dalam

pemasangan penerangan jalan umum. Prosedur dan perencanaan pembangunan

sistem penerangan jalan dirasa sangat diperlukan agar efektifitas dan efisiensi

dalam penerangan lampu jalan dapat dicapai sesuai dengan sistem penerangan.

Salah satunya dengan pemilihan jenis lampu dan penempatan lampu yang sesuai

dengan sistem penerangan. Jenis lampu mempengaruhi besar efektifitas yang

terpakai sesuai dengan spesifikasi lampu yang digunakan. Sedangkan penempatan

lampu dapat mempengaruhi efisiensi intensitas cahaya yang ditempati lampu

tersebut.

Lampu LED (Light Emitting Diode) adalah salah satu jenis lampu yang

menggunakan teknologi terbaru sehingga daya listrik yang dibutuhkan lampu ini

relative lebih kecil dengan kuat penerangan yang dihasilkan lebih tinggi. Tidak

sedikit penerangan jalan umum dan gerbang tol yang masih menggunakan lampu
Sodium atau biasa dikenal dengan sebutan lampu PJU SON T. Lampu

Sodium merupakan lampu yang paling sering digunakan pada penerangan jalan

umum.

Jalan Brawijaya merupakan salah satu jalan utama di kota Merauke,

dimana sepanjang jalan dipadati pemukiman penduduk dan menjadi pusat

keramaian pengguna kendaraan. Pada saat ini jalan Brawijaya mengalami

perkembangan dalam hal penerangan jalan umum dengan menggunakan jenis

lampu LED. Pemasangan penerangan jalan umum pada jalan Brawijaya belum

sepenuhnya terpasang, masih sebagian kecil yang terpasang di jalan Brawijaya.

Maka penulis ingin mengembangkan topik ini sebagai penelitian tentang lampu

penerangan jalan umum untuk sebagian jalan Brawijaya yang belum terpasang

penerangan jalan umum, dengan menggunakan dua jenis lampu yaitu LED dan

Sodium. Untuk merencanakan besarnya kebutuhan dari kedua jenis lampu yang

akan di gunakan untuk penerangan jalan umum, agar sesuai dengan ketentuan

standarisasi, sehingga lampu penerangan jalan umum dapat beroperasi dengan

baik. Oleh karena itu penulis merasa perlu mengangkat masalah ini dengan judul“

PERENCANAAN LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM

MENGGUNAKAN LAMPU LED (LIGHT EMITTING DIODE) DAN

LAMPU SODIUM PADA JALAN BRAWIJAYA MERAUKE”


1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah yang di ambil adalah:

1. Bagaimana perencanaan pada penerangan jalan umum di jalan

Brawijaya dengan menggunakan jenis lampu LED?

2. Bagaimana perencanaan pada penerangan jalan umum di jalan

Brawijaya dengan menggunakan jenis lampu Sodium?

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dapat dirumuskan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Berapakah banyak titik lampu yang diperlukan sesuai dengan standar

pada lampu LED dan lampu Sodium untuk penerangan jalan umum di

jalan Brawijaya?

2. Berapakah besarnya nilai iluminasi lampu LED dan lampu Sodium

pada penerangan jalan umum di jalan Brawijaya?

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diberikan, maka penelitian ini

dibatasi pada :

1. Jenis lampu yang digunakan hanya pada lampu berjenis lampu LED

dan lampu Sodium. Serta, Lokasi penelitian dilakukan sepanjang jalan

Brawijaya, bertempat depan PLTD hingga Libra.

2. Perhitungan yang digunakan hanya perhitungan jumlah titik lampu

dan besarnya nilai iluminasi.


1.5 Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan penelitian

adalah:

1. Untuk mengetahui banyaknya jumlah titik lampu serta besanya nilai

iluminasi pada lampu LED dan lampu Sodium.

2. Untuk mengetahui serta mengevaluasi ketetapan standar yang

digunakan dalam Penerangan Jalan Umum di jalan Brawijaya.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Dapat mengetahui perbandingan hasil perencanaan lampu untuk

penerangan jalan umum di jalan Brawijaya dengan menggunakan

lampu LED dan Sodium.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai referensi

untuk penerangan jalan umum lainnya di kota Merauke.


1.7 Sistematika Penulisan

Laporan akhir ini terdiri dari lima bab yang disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang informasi yang bersifat umum atau teori

pendukung yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan mengenai rancangan penelitian, tempat penelitian,

waktu penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, jenis data

penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil iluminasi lampu LED dan lampu

Sodium pada penerangan jalan umum di jalan Brawijaya Merauke.

BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan akhir dari penulisan laporan yang berisi kesimpulan

dan saran dari penulis untuk penelitian lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Penerangan Jalan Umum dengan menggunakan lampu LED dan lampu

Sodium biasa disebut sebagai SON T dalam penerangan jalan umum. Berdasarkan

hasil penelitian, lampu Penerangan Jalan Umum didapatkan karakteristik lampu

LED, memiliki lumen lebih fokus, cahaya lampu berwarna putih, daya lampu

sebesar 110 watt, memiliki repeater atau inverter untuk merubah tegangan AC

220 volt menjadi DC 24 volt. Berbeda dengan lampu Sodium SON T yang

konvensial, menggunakan komponen bantu seperti ballast, ignitor dan capasitor,

memiliki lumen lebih terbentang atau tesebar, cahaya lampu berwarna kuning,

daya lampu lebih besar dibandingkan lampu LED yaitu 250 watt, dan tidak

memiliki inverter maupun repeater untuk merubah tegangan AC menjadi DC.

Hasil penelitian menunjukkan dari segi intensitas cahaya, lampu LED lebih tinggi

dibandingkan lampu Sodium.[2]

Penerangan jalan umum merupakan fasilitas yang dibutuhkan sebagai alat

bantu penerangan serta untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan

pengguna jalan. Perkembangan lampu untuk penerangan jalan umum didunia

tergolong pesat. Produsen lampu penerangan jalan umum menawarkan terobosan

baru alternatif penerangan jalan umum berbasis LED yang hemat energi dan

ramah lingkungan. Penggunaan penerangan jalan menggunakan lampu LED


menunjukkan peningkatan pada jalan layang sepanjang jalur RE

MARTADINATA.[3]

Tabel 2. Perbandingan Penelitian

Nama Universitas Judul Hasil

Analisis Dalam segi intensitas


Perbandingan cahaya, lampu LED
Efisiensi Lampu Led lebih tinggi
Sarah Najla Universitas (Light Emitting dibandingkan lampu
Hanifati Negeri Jakarta Diode) Dan Lampu Sodium. Sehingga bisa
Sodium Pada dikatakan bahwa lampu
Penerangan Jalan LED lebih efisien
Umum Gerbang Tol dibandingkan lampu
Bekasi Barat Sodium.
Terobosan baru
Studi Penggunaan penerangan jalan umum
Lampu Led Untuk berbasis LED yang
Efisiensi Pada hemat energi, di
Ir.Setia Universitas 17 Pencahayaan Jalan gunakan pada Jalan
Gunawan, Agustus 1945 Layang RE layang RE
M.Sc Jakarta MARTADINATA MARTADINATA
menggunakan lampu
LED sesuai dengan
kebutuhan penerangan
di sepanjang jalan
tersebut.
Perencanaan Lampu
Penerangan Jalan Diharapkan penelitian
Umum ini menghasilkan
Irvandy Universitas Menggunakan perencanaan lampu
Musamus Lampu Led (Light jalan yang sesuai
Emitting Diode) Dan standarisasi untuk
Lampu Sodium Pada kemudian dibandingkan
Jalan Brawijaya nilai lampu LED dan
Merauke sodium
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian

jalan, termasuk bagunan pelengkap dan perlengkapanya yang diperuntukan bagi

lalu lintas yang berada pada permukaan tanah. Jalan adalah prasarana

transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang

berada pada permukaan tanah. Terdapat beberapa jenis jalan yaitu:[4]


1. Jalan Arteri
Jalan arteri adalah jalan yang dapat melayani angkutan utama dengan

tujuan perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk

yang dibatasi secara efisien.

2. Jalan Arteri Primer

Menghubungkan antar kota jenjang kesatu yang letaknya berdampingan

atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua.

3. Jalan Arteri Sekunder

Jalan Arteri sekunder adalah Jalan yang menghubungkan antara kawasan

primer dengan kawasan sekunder ke satu atau menghubungkan kawasan sekunder

kesatu dengan kawasan sekunder kedua.

4. Jalan Kolektor

Jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian kendaraan

dengan tujuan perjalanan jarak menengah, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah

jalan masuk dibatasi.

5. Jalan Kolektor Primer

Merupakan Jalan yang menghubungkan antar Kota jenjang kedua atau

menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.


6. Jalan Kolektor Sekunder

Jalan kolektor sekunder adalah Jalan yang menghubungkan antar kawasan

sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan

sekunder ketiga.

7. Jalan Lokal

Melayani angkutan lokal setempat dengan tujuan perjalanan jarak dekat,

kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

8. Jalan Lingkungan

Jalan lingkungan merupakan jalan yang dirancang untuk perjalanan jarak

dekat dengan menggunakan kecepatan rendah dengan asas yang tidak dibatasi.

Contohnya seperti jalan di perumahan perumahan yang ada di sekitar kita.

2.2.2 Lampu

Lampu sudah digunakan saat zaman ditemukannya lampu oleh Thomas

Alva Edison. Lampu sudah menjadi alat yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Tanpa adanya lampu, dunia tidak bisa seterang seperti saat ini. Lampu

digunakan pada saat gelap yaitu terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.

Dalam membandingkan sebuah sumber cahaya terhadap sumber cahaya yang lain

hal yang menjadi perhatian pada umumnya adalah kualitas dari reproduksi warna

lampu serta efisiensi lampu dalam mengkonversi energi listrik menjadi

iluminasi.Karakteristik lampu ini umumnya diungkapkan dalam istilah:[5]


1. Efikasi lampu

Efikasi diukur dalam besaran lumen/watt dimana semakin besar efikasi

maka semakin baik unjuk kerja lampu tersebut dalam mengkonversi energi listrik

menjadi energi cahaya. Sebagai contoh, lampu GLS (general lighting service)

yang dikenal sebagai lampu pijar memiliki efikasi 14 lumen/watt. Lampu tersebut

menandakan bahwa setiap 1 watt energi yang diserap akan menghasilkan unjuk

kerja sebanyak 14 lumen (fluks cahaya).

2. Kualitas pengembalian warna

Berbagai jenis material dan permukaan memiliki warna tertentu karena

fluks luminasi dengan frekuensi yang berkorespondensi dengan warna tersebut

dipantulkan dari permukaan ke mata kita dan kemudian diproses di dalam otak.

Cahaya berwarna putih terbentuk dari gabungan frekuensi warna merah, jingga,

kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Warna hanya dapat terlihat jika suatu lampu

mengemisikan cahaya pada frekuensi tertentu dan warna yang tampak pada siang

hari merupakan kualitas pengembalian warna sumber cahaya.

2.2.3 Jenis-Jenis Lampu

1. Lampu LED

Lampu hemat energi ini merupakan sebuah terobosan baru yang

pemakaian dayanya jauh lebih hemat dibanding lampu pijar biasa, bahkan

dibanding lampu tabung sekalipun. Menggunakan LED walaupun dengan daya

yang kecil tetapi mampu menghasilkan intensitas cahaya yang sangat terang.
Gambar 2. Lampu LED (Sumber: google images)

Dalam perkembangannya di bidang penerangan, LED kini mulai

digunakan sebagai lampu penerangan baik untuk penerangan rumah maupun

jalan. Di Indonesia sendiri penggunaan LED dalam penerangan masih jarang

digunakan. Hal ini dikarenakan harga dari lampu LED yang cukup mahal jika

dibandingkan dengan lampu yang biasa digunakan. Pembuatan LED dilakukan

berdasarkan kebutuhan tegangan yang umumnya digunakan oleh konsumen, yaitu

pada tegangan 220 V. Maka susunan LED yang paling tepat adalah rangkaian seri,

yaitu dengan 36 buah LED, LED ini sendiri disuplai oleh tegangan 220V yang

sudah disearahkan sehingga sesuai dengan kebutuhan dari total LED yang

dipasang. Sehingga tegangan keluaran dari suplai adalah tegangan searah, bukan

lagi tegangan bolak-balik..

Gambar 2. Bagian-bagian LED (Sumber: google images)

Tak seperti lampu pijar dan neon, LED mempunyai kecenderungan

polarisasi. Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan
menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan

semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah

dan tidak ke arah sebaliknya. Chip LED pada umumnya mempunyai tegangan

rusak yang relatif rendah. Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama

dengan karakteristik dioda yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat

beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak

walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju.[1]

Kelebihan Lampu LED :

1. Lampu LED waktu pemakaian lebih lama dari lampu biasa dan dapat

mencapai hingga 30.000 jam sehinga bisa menghemat untuk investasi jangka

Panjang.

2. Lampu LED tidak menghasilan sinar UV, sehingga tidak panas.

3. Lampu LED tidak merusak warna.

4. Memiliki 80%-90% efisiensi dari cahaya lainnya, lampu LED mendukung

tengan listrik rendah

5. Tidak mengandung merkuri sehingga lampu LED ramah lingkungan

6. Kecil dan praktis.

Kekurangan Lampu LED:

1. Harga lampu LED relatif lebih mahal


Lampu LED yang digunakan adalah lampu LED jenis Phillips dimana

memiliki spesifikasi daya sebesar 100W dan 140W.

Tabel 2. Spesifikasi Lampu LED

Jenis LED LED


Daya 100 W 140 W
Daya Penerangan 100 lm/W 100 lm/W
Frekuensi 50-60 Hz 50-60 Hz
Fluks Cahaya 10.000 lumen 14.000 lumen
Warna Lampu Putih Putih

2. Lampu Sodium

Lampu sodium memiliki 2 macam lampu yaitu lampu Sodium bertekanan

tinggi atau high pressure sodium (HPS) dan lampu Sodium bertekanan rendah

atau low pressure sodium (LPS). Warna cahaya lampu sodium cenderung

kekuningan. Lampu HPS menampilkan warna cahaya yang merah jambu

keemasan yang cenderung menciptakan ruang dengan warna yang sangat coklat

atau warna berkualitas rendah.


Beberapa tipe dari lampu sodium menggunakan kaca bola lampu kwarsa

dan dapat menjadi sangat panas, sehingga membutuhkan perlindungan khusus

untuk keselamatan.Lampu sodium memiliki efisiensi energi antara 15 dan 25

lumen per

watt.Lampu

sodium

bertekanan

rendah memancarkan cahaya berwarna kuning monokromatik, menciptakan

pemandangan yang sama sekali tidak menampilkan warna lainnya. Lampu sodium

tekangan tinggi melakukan peluahan muatan sodium dalam tabung busur api

kapur leleh oksida aluminium yang terletak di dalam bola lampu dari bahan kaca

yang sangat keras.

Gambar 2. Lampu Sodium (Sumber: google images)

Walaupun lampu HPS menawarkan efisiensi energi yang sangat tinggi,

namun warnanya sangat terbatas sehingga hanya digunakan untuk pencahayaan

jalanan, areal parkir, ruang kerja industri berat, gudang, lampu keamanan, dan

aplikasi lainnya dimana warna cahaya bukanlah hal yang sangat penting. Lampu

LPS bahkan lebih tinggi efisiensinya, namun warna cahayanya sangat kurang

sehingga penggunaannya hanya terbatas pada lampu keamanan.


Lampu Sodium yang digunakan pada penerangan jalan umum tol

menggunakan lampu Sodium bertekanan tinggi sehingga pencahayaan yang

dibutuhkan pada jalan tol cukup menerangi jalan bagi pengendara.

Gambar 2. Rangkaian Lampu Sodium (Sumber: google images)

Sistem rangkaian lampu Sodium membutuhkan komponen pendukung

sperti starter / ignitor, ballast dan capasitor karena komponen tersebut dibutuhkan

pada lampu terisolasi gas.

Kelebihan Lampu Sodium :

1. Merupakan salah satu jenis lampu yang banyak digunakan.

2. Sangat efisien untuk Sebagian besar penerangan jalan umum.

Kekurangan Lampu Sodium:

1. Suhu pada lampu Sodium cepat meningkat.

2. Masa waktu pemakaian lampu Sodium relatif lebih cepat.

Lampu Sodium yang digunakan adalah lampu Sodium jenis Phillips

dimana memiliki spesifikasi daya sebesar 150W dan 250W.


Tabel 2. Spesifikasi Lampu Sodium

Jenis SON-T SON-T


Daya 150 W 250 W
Daya Penerangan 98 lm/W 110 lm/W
Frekuensi 50-60 Hz 50-60 Hz
Fluks Cahaya 15.000 lumen 28.000 lumen
Warna Lampu Kuning Kuning

2.2.4 Penerangan Jalan Umum

Lampu penerangan jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan

yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau kanan jalan dan atau ditengah

(dibagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun

lingkungan disekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan, jalan

layang, jembatan dan jalan di bawah tanah dan merupakan suatu unit lengkap

yang terdiri dari sumber cahaya, elemen optik, elemen elektrik dan struktur

penopang serta pondasi tiang lampu.[6]

1. Struktur Lampu Penerangan Jalan Umum

Berdasarkan jenis sumber cahaya, lampu penerangan jalan umum dapat

pula dibedakan atas 2 (dua) macam yaitu lampu Sodium dan lampu LED. Pada

penerangan lampu Sodium, fitting berbentuk cembung. Sedangkan pada

penerangan lampu LED, fitting berbentuk pipih.

Gambar 2. Fitting Lampu LED (Sumber: Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1992)
Gambar 2. Fitting Lampu Sodium (Sumber : Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1992)

2. Tiang Lampu Penerangan Jalan Umum

Jenis tiang yang digunakan untuk lampu jalan adalah tiang besi.

Berdasarkan bentuk lengannya (stang ornamen), tiang lampu jalan dapat dibagi

menjadi 3 yaitu lengan tunggal, lengan ganda dan tanpa lengan ialah sebagai

berikut.

a. Lengan Tunggal

Gambar 2. Tiang Lampu Lengan Tunggal (Sumber: google images)


Tiang ini hanya memiliki 1 lengan lampu di salah satu sisinya. Baik di sisi

kanan maupun sisi kiri. Tiang ini disebut juga sebagai single parabole.

b. Lengan Ganda

Gambar 2. Tiang Lampu Lengan Ganda (Sumber: google images)

Tiang ini memiliki 2 lengan sejajar pada sisi sampingnya yaitu kanan dan

kiri. Tiang lengan ganda diletakkan di tengah atau median jalan. Tiang ini disebut

juga double parabole.

3. Kabel Lampu Penerangan Jalan Umum

Kabel merupakan penghantar yang membungkus isolasi, ada yang

berbungkus tunggal atau banyak, ada yang dipasang diudara, dalam ruangan atau

dalam tanah dan masing-masing digunakan sesuai dengan kondisi

pemasangannya. Beberapa jenis kabel yang digunakan dalam penerangan jalan

umum, antara lain:


a. Kabel Twisted

Gambar 2. Kabel Twisted (Sumber: google images)

Kabel berpilin/belit (bahasa inggris: twisted pair cable). Kabel ini

merupakan kabel yang terdiri dari beberapa kabel jaringan yang dililit. Kabel ini

berbahan aluminium padat.

b. Kabel NYM

Gambar 2. Kabel NYM (Sumber: google images)

Kabel ini biasanya digunakan untuk kabel instalasi rumah tangga dan

sistem tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC

(biasanya warna putih atau abu-abu). Ada yang berinti 2, 3 atau 4.


c. Kabel NYY

Gambar 2. Kabel NYY (Sumber: google images)

Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya berwarna hitam). Ada

yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel ini dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel

tanah) dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM dan tidak

disukai tikus.

d. Kabel NYFGBY

Merupakan kabel yang paling sering digunakan dalam lampu penerangan

jalan. Kabel ini diaplikasikan untuk tegangan menengah seperti untuk suplai

penerangan tempat umum, suplai lampu merah, dan juga sebagai penghubung

antara panel satu dengan lainnya. Kabel ini dipasang dalam tanah atau untuk

tekanan tekanan yang tinggi selama dipasang dan dioperasikan.


dibawah ini merupakan gambar kabel NYFGBY :

Gambar 2. Konstruksi Kabel NYFGBY [3]

a) Copper conductor : penghantar listrik

b) PVC insulation : penyekat antara konduktor satu dengan lainnya agar tidak

terjadi break down / konsleting.

c) Innersheath: isolasi layer berfungsi mengikat agar pilinan cabling tetap

pada diameter tertentu.

d) Armor: penyekat atau pelindung mekanis agar konduktor terjaga dari

bahaya luar agar tidak terjadi break down / konsleting yang berpelindung

galvanized steel flat.

e) Outersheath: isolasi layer luar yang berfungsi sebagai pelindung mekasi

dan pengikat kabel agar pada posisi.

Pada pemsangan kabel tanah harus diperhatikan konstruksi dan

karakteristik kabel. Pemasangan kabel di dalam tanah harus dilakukan dengan

cara sedemikian rupa sehingga kabel itu cukup terlindung terhadap kerusakan

mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul di tempat kabel tanah tersebut

terpasang. Letak kabel harus ditandai dengan patok tanda kabel yang kuat, jelas,
dan tidak mudah hilang. Perlindungan terhadap kerusakan mekanis pada

umumnya dianggap mencukupi bila kabel tanah itu ditanam:

a) Minimum 0,8 m dibawah permukaan tanah pada jalan yang dilewati

kendaraan.

b) Minimum 0,6 m dibawah permukaan tanah pada jalan yang tidak dilewati

kendaraan.

Kabel tanah harus diletakkan didalam pasir atau tanah halus, bebas dari

batu-batuan, di atas galian tanah yang stabil, kuat, rata dan bebas dari batu-batuan

dengan ketentuan tebal lapisan pasir atau tanah halus tersebut tidak kurang dari

5cm disekeliling kabel tanah tersebut.

2.2.5 Teori Dasar Penerangan

Istilah yang sering digunakan dalam Pencahayaan:

a. Fluks Cahaya

Fluks cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya adalah seluruh

jumlah cahaya yangdapat dipancarkan oleh sumber cahaya selama satu detik. Jika

sumber cahaya ditempatkan dalam suatu reflektor, maka cahaya yang dipancarkan

akan diarahkan tetapi jumlah fluks cahayanya tetap, dalam perhitungannya dapat

ditulis dalam persamaan.[7]


Q
∅= (2.1)
t

Dimana :

∅ = Fluks cahaya (lm)

Q= Energi cahaya dalam lumen jam atau lumen detik

t = Waktu dalam jam atau detik

b. Intensitas Cahaya

Adalah arus cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya dalam satu

cone atau kerucut cahaya. Intensitas cahaya dapat diartikan fluks cahaya persatuan

sudut ruang dalam arah pancaran cahaya yang ditulis dengan persamaan.[7]


I= (2.2)
ω

Dimana :

I = Intensitas cahaya (cd)

∅= Fluks cahaya dalam lumen (lumen)

ω = Sudut ruang dalam Steradian (sr)

c. Iluminasi

Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang adalah fluks cahaya

yang jatuh pada 1 meter 2 dari bidang itu. Iluminasi sering disebut juga intensitas
penerangan atau tingkst pencahayaan pada suatu bidang adalah fluks cahaya yang

menyinari permukaan suatu bidang.[7]


E= A (2.3)

Dimana :

E= Iluminasi (lux)

∅= Fluks cahaya dalam lumen (lumen)

A= luas bidang (m 2)

d. Luminasi
Luminasi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminasi yang

terlalu besar akan menyilaukan mata. Luminasi suatu sumber cahaya dan

permukaan yang memantulkan cahayanya adalah intensitasnya dibagi dengan luas

semua permukaan. Sedangkan luas semua permukaan adalah luas proyeksi

sumber cahaya pada suatu bidang rata yang tegak lurus pada arah pandang.

e. Efikasi
Efikasi cahaya merupakan hasil bagi antara fluks luminous dengan daya

listrik masukan suatu sumber cahaya.

2.2.6 Penentuan Jarak Antar Tiang Lampu

Untuk menentukan jarak antar lampu dapat di hitung menggunakan

persamaan seagai berikut:[8]


TL x CU x MF
e= (2.4)
W xE

Dimana:

e = Jarak antar tiang lampu (m)

TL = Total Lumen tiap lampu (lm)

CU = Koefisien Kurva kegunaan

MF = Faktor pemeliharaan

W = Lebar jalan (m)

E = Iluminasi rata-rata (Lux)

2.2.7 Jumlah titik lampu

Jumlah titik lampu dapat diketahui apabila kita sudah menentukan jarak

antar titik tiang lampu. Rumus yang digunakan adalah:[9]

L
T= +1 (2.5)
e

Dimana :

T = Jumlah Titik Lampu

L = Panjang Jalan (m)

e = Jarak Tiang Ke Tiang (m)


2.2.8 Acuan Standar Kualitas Pencahayaan Jalan

Tabel 2. Kualitas Pencahayaan Normal

Di Indonesia, belum ada regulasi teknis terkait kualitas pencahayaan jalan.

Kementerian Pekerjaan Umum telah menyusun Standar Nasional Indonesia (SNI)

7391-2008 - Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan Perkotaan. Standar ini

merupakan penyempurnaan dan pengembangan dari Spesifikasi

LampuPenerangan Jalan Kota No. 12/S/BNKT/1991 yang disusun oleh Direktorat


Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Standar ini termasuk untuk

penerangan jalan persimpangan jalan layang, jembatan dan jalan di bawah

tanah/terowongan. Berikut adalah acuan kualitas pencahayaan dalam SNI 7391-

2008:

Khusus untuk penerapan teknologi lampu LED di PJU, dapat mengacu

standar minimum kualitas sebagaimana dirumuskan dalam SNI 7391-2008 sesuai

dengan kelas/karakteristik/penempatan jalan. Dapat juga mempertimbangkan

usulan dari Asosiasi Industri Luminer dan Kelistrikan Indonesia (AILKI)

bekerjasama dengan Japan Lighting Manufacturers Association (JLMA) tentang

kualitas pencahayaan LED untuk PJU sebagai berikut:

Tabel 2. Kualitas Pencahayaan LED

2.2.9 Tinggi Tiang Penerangan Jalan Umum

Tiang utama Alat Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia tahun 2018 Pasal 46 memiliki

ukuran ketinggian yang ditentukan berdasarkan fungsi dan geometri jalan, yaitu:
1. Jalan bebas hambatan, ketinggian Tiang paling rendah 13 meter

2. Jalan arteri, ketinggian tiang paling rendah 9 meter

3. Jalan kolektor, ketinggian tiang paling rendah 7 meter

4. Jalan lokal, ketinggian tiang paling tinggi 7 meter

5. Jalan lingkungan, ketinggian paling tinggi 5 meter


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dan pengambilan data pada jalan Brawijaya dari

depan PLTD sampai Lingkaran Brawijaya (LIBRA) Merauke.

Gambar 3. Lokasi Penelitian (sumber:google maps)


3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini empat (4) bulan, pada tahun 2020.

Tabel 3. Waktu Penelitian

Bulan
No
Kegiatan I II III
.
I II III IV I II III IV I II III IV

1. Persiapan Proposal

2. Survey Lapangan

3. Pengambilan Data

4. Penyusunan Laporan

5. Perbaikan Laporan

6. Ujian Akhir

3.2 Tahap Penelitian

3.2.1 Studi Literatur

Metode ini digunakan untuk melengkapi data-data berkaitan dengan

penelitian berupa buku, jurnal serta referensi lainnya yang terkait dengan

perencanaan penerangan jalan umum.

3.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada jalan Brawijaya Merauke, untuk

mendapatkan nilai-nilai seperti panjang dan lebar jalan, jenis dan daya lampu

yang digunakan untuk jenis lampu LED dan Sodium. Untuk pengumpulan data

pada jalan Brawijaya Merauke, bertempat di depan PLTD sampai Libra.


3.2.3 Perencanaan Dan Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai