Anda di halaman 1dari 46

1

A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, melalui pendidikan
akan terbentuk kepribadian yang membantu siswa mengembangkan potensinya
dan menjadi pribadi yang baik. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 (2003:7) sebagai berikut:
’’Pendidikan dapat dijadikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, berakhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan’’.1
Pendidkan Islam adala aktivitas bimbingan yang sengaja untuk mencapai
kepribadian muslim, baik yang berkaitan dimensi jasmani, rohani, akal maupun
moral. Pendidikan Islam adalah proses bimbingan secara sadar seorang pendidik
sehingga aspek jasmani, rohani, dan akal anak didik tumbuh dan berkembang
menuju terbentuknya pribadi, keluarga, dan masyrakat Islam.2
Agama memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, maka
internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keharusan, yang ditempuh melalui pendidikan agama yang dilakukan
dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan agama tersebut
tentunya bertujuan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peerta
didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar generasi tua untuk
mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada
generasi muda agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah SWT,
berbudi pekerti luhur, dan berkeprbadian yang memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupannya.3

1
Khoirul umam.2015.Penerapan Sikap Santun Menggunakan Model Action Learning
Dalam Pembelajaran Al - Qur’an Hadits Dikelas Xa Madarasah Aliyah Negri 2 Pontianak Tahun
Ajaran 2014-2015.Pontianak.Skripsi Tidak Di Terbitkan.H.1
2
Beni Ahmad Saebani, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, h.43.
3
Abdul Majid, 2012, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung,
PT.Remaja Rosdakarya, h.11-12.

1
2

Kegiatan Ekstrakurikuler atau ekskul merupakan kegiatan tambahan yang


dilakukan diluar jam pelajaran dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan wawasan serta dapat membantu pembentukan
karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki peserta didik
masing-masing. Sedangkan menurut para ahli kegiatan ekstrakurikuler ialah untuk
dapat mengerti lebih dalam lagi mengenai pengertian ekstrakurikuler ini. Menurut
surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.060 /U/1993 dan Nomor
080/U/1993, Kegiatan atau aktivitas ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang di
selenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum didalam susunan program
sesuai dengan keadaan serta kebutuhan sekolah, serta dirancang denga secara
khusus supaya sesuai dengan faktor minat serta bakat siswa. Dan menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.39 Tahun 2008
mengenai Pembinaan Kesiswaan, Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan salah
satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan atau aktivitas ekstrakurikuler yang
diikuti serta dilaksanakan oleh siswa baik disekolah atau pun diluar sekolah, itu
memiliki tujuan supaya siswa dapat atau bisa memperkaya serta memperluas diri.4
Al - Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti
kebenaran atas kenabian muhammad) yang diturunkan kepada nabi Muhammad
yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir,
dan yang membacanya di pandang beribadah. Dan ayat ayat yang dikandungannya
menjadi sumber inspirasi bagi manusia dalam makna kehidupan.
Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 31:
‘’Hai anak adam , pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid, makan, minum, dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan.’’Ayat-ayat
ini menunjukkan pentingnya arti sebuah keindahan.
Keindahan tulisan Al - Qur’an berada pada kandungan ajarannya yang
mengajarkan untuk kesaan tuhan, memberikan peringatan, serta sebagai petunjuk
untuk umat manusia. Tulisan Al - Qur’an selalu indah sebab merupakan sastra
terbaik yang belum pernah ada. Dulu pada zaman golongan quraisy ingin

4
Pak Guru.2018.Pengertian Ekstrakurikuler.Diakses pada tanggal, 21 Maret 2020.Diambil
Darihttp://pendidikan.co.id.
3

menandingi Al - Qur’an , kemudian di panggil lah seluruh ahli sastra pada saat
waktu itu. Tentu kita ketahui bersama bahwa bangsa arab terkenal dengan
sastranya, tapi belum mampu untuk menandingi keinginan sastra dari tulisan Al -
Qur’an.
Hal ini ditunjukkan oleh irman Allah Ta’ala:
‫وانه في ام الكتاب لدينا لعلي حكي‬
‘’Dan sesungguhnya Al - Qur’an itu dalam induk Al-kitab (Lauh Magfuzh)
disisi kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung
keindahan sastra yang sempurna’’ (Q.S Az-Zukhruf:4).
Oleh karena itu, jika dicermati dengan baik, maka akan didapatkan bahwa
seluruh kabar terdapat didalamnya adalah kebenaran, sehingga tidak ada sedikit
pun kedustaan dan pertentangan satu sama lain, serta sagat bermanfaat sehingga
tidak ada sedikit pun keburukan dan kesia-siaan dalam Al - Qur’an. Seluruh
hukum-hukumnya adalah adil dan bijaksana, tidak ada kezaliman, pertentangan
dan hukum yang buruk.5
Maka untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik
didunia maupun diakhirat melalui Al - Qur’an, maka umat Islam harus berusaha
belajar, mengenal, membaca, dan mempelajarinya.
Dimana siswa al-mukhlishin mempunyai kegiatan ekstrakulikuler tulis Al -
Qur’an dan masih banyak yang belum mampu untuk memperindah tulisan Al -
Qur’an secara baik apalagi memahaminya. Maka dalam hal ini sekolah
mengadakan kegiatan ekstrakulikuler yang mana untuk membantu peserta didik
agar mampu memperindah tulisan sebaik mungkin bagi peserta didik. Dengan ini
guru melakukan setiap pertemuan proses belajar mengajar dengan cara face to
face.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin dan kamis dan di pandu oleh
guru yang sudah profesional dalam keindahan tulisan Al-Quran, kegiatan tersebut
berlangsung selama 1 jam setengah sertiap pertemuan (15:30-17:00), dan setelah
selesai kegiatan tersebut peserta didik diberi tugas tambahan untuk dikerjakan

Sa’id Abu Ukkasyah.2017.Keindahan Gaya Bahasa Al - Qur’an Al-Karim.Diakses pada


5

tanggal 21 Maret 2020.Diambil Dari http://muslim.or.id.


4

setelah selesai kegiatan tersebut. Dan denga adanya pemberian tugas tambahasan
tersebut diharapkan peserta didik dapat lebih cepat untuk memperindah dan
memahami tulisan Al-Quran.
Maka dengan diadakannya lah kegiatan ekstrakulikuler untuk meningkatkan
keindahan tulisan Al - Qur’an peserta didik di Mts Al-Mukhlishin. Dengan
demikian, kegiatan ekstrakulikuler merupakan Suatu aktifitas atau kegiatan dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan potensi diri yang pelaksanaanya tidak
dalam kurikulum sekolah, Sehingga kegiatan ekstrakulikuler ini disebut sebagai
aktivitas tambahan untuk menunjang potensi peserta didik dan termasuk proses
pendidikan diluar sekolah yang mengarah pada memaksimalisasi potensi dalam
rangka meningkatkan kualitas anak didik guna mempersiapkan pribadi yang
berkarakter.
Dan diharapkan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah siswa
dapat mengatur waktu antara kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan belajar.
Karena manfaatnya banyak sekali jika mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
diluar jam sekolah. Salah satu manfaatnya adalah dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa disekolah.6
Maka diadakannya lah kegiatan estrakulikuler sehingga dapat meningkatkan
pencapaian keindahan tulis Al - Qur’an yang di peroleh mampu maksimal. Maka
dari itu, masalah utama yang akan menjadi objek kajian dalam penelitian ini
adalah sejauh mana efektivitas penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler bagi
siswa kelas VII a untuk meningkatkan keindahan tulis Al - Qur’an (Kaligrafi) di
madrasah Tsanawiyah al-mukhlishin antibar kecamatan mempawah timur
kabupaten mempawah.
B. Pembatasan Masalah
Agar masalah tidak meluas kemana-mana maka dari itu peneliti membatasi
hanya membahas dan memfokuskan pada pemaparan efektivitas penyelenggaraan
kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa kelas VII a untuk meningkatkan keindahan

6
Muchamad Arifin.2018.Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan
Minat Dan Bakat Siswa Di MA Al-Khoiriyyah Semarang.Semarang.Skripsi Tidak Di
Terbitkan.H.22-23
5

tulisan Al - Qur’an di madrasah Tsanawiyah al-mukhlishin antibar kecamatan


mempawah timur kabupaten mempawah.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, Maka peneliti
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Efektivitas Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Bagi Siswa
Kelas VII a Dalam Meningkatkan Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi)
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Mukhlishin Antibar Kecamatan Mempawah
Timur Kabupaten Mempawah?
2. Apakah kegiatan ekstrakulikuler keindahan tulisanAl - Qur’an dapat
meningkatkan keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) di madrasah
Tsanawiyah al-mukhlishin antibar kecamatan mempawah timur kabupaten
mempawah?
3. Apa Factor Pendukung dan Penghambat dalam Efektivitas Penyelenggaraan
Ekstrakurikuler Kaligrafi Bagi Santri Dalam Meningkatkan Keindahan Tulis
Al - Qur’an (Kaligrafi) Di Pondok Pesantren Al-Mukhlishin, Desa Antibar,
Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah Tahun Pelajaran
2021/2022?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi
mengenai Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Bagi Siswa Kelas VII A Untuk
Meningkatkan Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) Di Madrasah
Tsanawiyah Al-Mukhlishin Antibar Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten
Mempawah. Sedangkan tujuan khusus penelitian, yaitu untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui efektivitas penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler bagi
siswa kelas VII a dalam meningkatkan keindahan tulisan Al - Qur’an
(Kaligrafi) di Madrasah Tsanawiyah Al-Mukhlishin Antibar Kecamatan
Mempawah Timur Kabupaten Mempawah.
2. Untuk mengetahui efektivitas penyelenggara kegiatan ekstrakulikuler
keindahan tulisan Al - Qur’an bagi siswa kelas VII a dalam meningkatkan
6

keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) di Madrasah Tsanawiyah Al-


Mukhlishin Antibar Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah.
3. Untuk Mengetahui Factor Pendukung dan Penghambat dalam kegiatan
Ekstrakurikuler Kaligrafi Bagi Santri Dalam Meningkatkan Keindahan Tulis
Al - Qur’an (Kaligrafi) Di Pondok Pesantren Al-Mukhlishin, Desa Antibar,
Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah Tahun Pelajaran
2021/2022.
E. Manfaat Penelitian
1. ManfaatTeoritis
Secara teoritis melalui penelitian ini peneliti berusaha mengetahui secara
mendalam serta untuk mengetahui konsep-konsep dan teori-teori yang dapat
mendukung fakta-fakta dari informasi di lapangan khususnya mengenai
Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Bagi Siswa Kelas VII A Untuk
Meningkatkan Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) Di Madrasah
Tsanawiyah Al-Mukhlishin Antibar Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten
Mempawah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan masukan sehingga dapat
meningkatkan kualitas bakat dan minat pada siswa, khusunya di Mts Al-
Mukhlishin Antibar Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah.
b. Bagi guru dapat menjadi pendorong agar selalu dapat lebih efektif dalam
melakukan penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler keindahan tulis Al -
Qur’an (Kaligrafi).
c. Bagi siswa Madrasah Tsanawiyah kelas VII a hasil penelitian ini
diharapkan dapat lebih meningkatkan keindahan tulisan Al - Qur’an
(Kaligrafi).
d. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu dan
pengalaman terhadap kegiatan ekstrakulikuler dalam meningkatkan
keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi).
7

F. Definisi Istilah
Berdasarkan fokus dan rumuan masalah penelitian, maka uraian definisi istilah

dalam penlitian ini adalah sebagai berikut.

1. Efektivitas

Efektivitas merupakan ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan atau target

hasil guna.

2. Penyelenggaraan

Penyelenggaraan adalah proses, cara, perbuatan menyelenggarakan dalam

berbagai pelaksanaan.

3. Ekstrakuriler

Ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan atau aktivitas tambahan yang

dilakukan di luar jam pelajaran yang di lakukan baik di sekolah atau di luar

sekolah itu dengan tujuan untuk bisa mendapatkan tambahan pengetahuan.

4. Kaligrafi

Kaligrafi adalah seni menulis dengan indah dan dengan pena sebagai tulisan.
8

G. Sistematika Penulisan
Bab I adalah bab yang berisi pendahuluan yang didalamnya terdapat latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
Bab II adalah bab yang berisi landasan teori yang didalamnya terdapat
pertama Kegiatan Ekstrakurikuler yang meliputi; pengertian Ekstrakurikuler, Visi
dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler, Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler, Tujuan
Kegiatan Ekstrakurikuler, Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler, Manfaat Kegiatan
Eksrakurikuler. kedua keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) yang meliputi;
pengertianAl - Qur’an, pengertian keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi),
ketiga Faktor pendukung kegiatan ekstrakurikuler tentang keindahan tulisan Al -
Qur’an (Kaligrafi) yang meliputi: Guru dan Siswa, keempat Faktor penghambat
kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan keindahan tulisan Al - Qur’an
(Kaligrafi) yang meliputi: Motivasi siswa dan Terbatasnya waktu, Kelima
penelitian sebelumnya yang meliputi; penelitian pertama.
Bab III adalah bab yang berisi metode penelitian yang didalamnya terdapat
pertama jenis dan pendektan penelitian; yaitu menggunakan jenis penelitian
deskriptif dan pendekatan kualitatif, kedua data dan sumber data; yaitu data
primer dan data skunder, yang ketiga metode pengimpulan data yang meliputi;
yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, keempat teknik analisis data;
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif.
Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kelima Subjek penelitian; Maka
penelitian ini akan digali dari kepala sekolah, Guru ekstrakurikuler, siswa
khususnya siswa kelas VII A dan Kepala tata usaha yang dijadikan sebagai
sumber data. Keenam Prosedur penelitian yang meliputi; tahap pra lapangan,
tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data.
Bab IV adalah bab yang berisi pembahasan yang didalamnya terdapat
pertama hasil analisis, dimana didalam hasil analisis adalah membahas tentang
hasil dari apa yang kita teliti dilapangan dengan melihat rumusan masalah yang
telah kita cantumkan .
9

Bab V adalah bab yang berisi penutup yang didalamnya terdapat pertama
kesimpulan, yaitu inti dari pembahasan atau rangkaian dari seluruh pembahasan
yang ditulis hanya intinya saja agar mudah dipahami oleh pembaca, dan yang
kedua saran, yaitu dapat berisi kritikan dan masukan bagi pembaca agar dalam
menulis karya ilmiah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan sarana untuk pengembangan diri siswa.
Banyak program-program atau kegiatan yang membangun kejiwaan diri anak
kepada arah yang lebih baik dengan manajemen yang baik.
Ekstrakurikuler dalam pendidikan dimaksudkan sebagai jawaban atas
tuntutan dari kebutuhan anak didik, membantu mereka yang kurang,
memperkaya lingkungan belajar dan memberikan stimulasi kepada mereka
agar lebih kreatif. Suatu kenyataan bahwa banyak kegiatan pendidikan yang
tidak selalu dapat dilakukan dalam jam-jam sekolah yang terbatas itu, sehingga
terbentuklah perkumpulan anak-anak diluar jam sekolah yang dianggap dapat
menampung dan memenuhi kebutuhan serta minat mereka. Sebenarnya
kurikulum tidak selalu membatasi anak didik dalam kelas saja, tetapi segala
kegiatan pendidikan diluar kelas atau diluar jam sekolah yang sering disebut
sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
10

Dalam kamus bahasa Indonesia, Ekstra adalah tambahan diluar yang


resmi, sedangkan kurikuler adalah bersangkutan dengan kurikulum.7
Sedangkan menurut istilah kegiatan ekstrakurikuler mengandung pengertian
yang menunjukan segala macam aktifitas disekolah atau lembaga pendidikan
yang dilaksanakan diluar jam pelajaran.8
Permendikbud Nomor 81Am Tahun 2013 tentag Pedoman Kegiatan
Ekstrakurikuler, Amongguru.com. Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam
tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler.9
2. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler
9
Adapun yang menjadi visi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan
oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewangan
di sekolah/madrasah.
Sedangkan Misinya adalah:
a) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan,potensi, bakat, dan minat mereka.

7
Sudirman Anwar, 2015, Management Of Student Development, Riau, Yayasan Indrgiri
2015,Cet 1 h.45.
8
Saihudin, 2018, Manajemen Institusi Pendidikan, Ponorogo, Uwais Inspirasi
Indonesia,Cet 1, h.108.
9
Agus Riyanto.2018. Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler .Diakses pada tanggal 21 Maret
2020.Diambil Dari http://www.amongguru.com
11

b) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik


mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau
kelompok.10
3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Dengan memperhatiak kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, kita akan
menyadari betapa besar fungsi dan makna kegiata tersebut. Kegiatan
ekstrakurikuler mampu memberikan sumbangan yang berarti sumbangan yang
berarti bagi siswa untuk pengembangan pengetahuan dan wawasannya.
Beberapa fungsi kegiatan ekstrakurikuler antara lain:
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreaivitas peserta didik sesuai dengan
potensi, bakat, dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangankan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang
menunjang proses perkembangan.
d. Persiapan Karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Sedangkan fungsi ekstrakurikuler secara umum adalah diharapkan
mampu meningkatkan pengayaan siswa dalam kegiatan belajar dan terdorong
serta menyalurkan bakat dan minat siswa sehingga mereka terbiasa dalam
kesibukan-kesibukan yang dialaminya, adanya persiapan, perencanaan dan
pembiayaan yang harus di perhitungkan sehingga program ini mencapai
tujuannya.11
4. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler
Tujuan Ekstrakurikuler mengacu kepada tulisan pendidikan nasional
yang terdapat pada undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 dapat tercapai

10
Saihudin, 2018, Manajemen Institusi Pendidikan, Ponorogo, Uwais Inspirasi
Indonesia,Cet 1, h.108-109.

11
Yuni, 2015, Pengertian Ekstrakurikuler, Surabaya, Skripsi Tidak Di Terbitkan. h.34
12

melengkapi dan menyempurnakan pendidikan agama Islama dikelas sesuai


yang diharapkan KTSP, membina sebagai moralitas keagamaan sesuai dengan
ajaran Al - Qur’an dan Al-Hadits.12
Dengan demikian program kegiatan ekstrakurikuler harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan ekstrakurikuler, maupun
pembentukan kepribadian yang menjadi inti kegiatan ekstrakurikuler.
Tujuan-tujuan yang sangat jelas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
1) Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya
agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2) Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat secara
jasmaniah dan rohaniah.
3) Meningkatkan kualitas keimanan, keIslaman, keihsanan, dan ketauhidan,
dalam kehidupan sehari-hari dan nyata.
4) Mengantarkan individu mengenal, mencintai, dan berjumpa dengan
esensi diri dan citra diri serta dzat yang maha suci yaitu Allah SWT.13
b. Tujuan Khusus
1) Membantu individu agar terhindar dari masalah.
2) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang di hadapinya.
3) Membantu individu memilihara dan mengembangkan situasi dan kondisi
yang baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber
masalah bagi dirinya dan orang lain.14
Dari sisi ini dapat dikatakan bahwa tujuan program kegiatan
ekstrakurikuler adalah untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan
peserta didik, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyakurkan
bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.15

12
Tim Dosen PAI, 2016, Bunga Rampai Peneliian Dalam Pendidikan Agama Islam,
Yogyakarta, Hak Cipta, Cet 1, h.4.
13
Handani Bajtan Adz-Dzaky, 2002, Konseling dan Psikopterapi Islam, Yogyakarta, Fajar
Pustaka Baru, h.18.
14
Ainur Rohim Faqih, 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta, UII
Press, h.36.
15
Departemen Agama R.I, 2004, Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan AgamaIslam Pada
Sekolah Umum dan Madrasah Panduan Untuk Guru dan Siswa, Jakarta, Depag RI, h.10.
13

Menurut Menteri Perdidikkan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 62 Tahun Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler ayat (2) yaitu sebagai
berikut:
Kegiatan Ekstrakurikuler di selenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama,
dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan pendidikan nasional.16
5. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan
dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan Aktif, yaitu prinsip kegiata ekstrakurikuler yang menuntut ke
ikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang
disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos Kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik unuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan Sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.17
6. Manfaat Kegiatan Eksrakurikuler
a. Dapat menjadikan siswa kreaif, inovatif, dan beradap.
b. Wadah untuk mengembangkan potensi bakat, bakat dan minat yang dimiliki
siswa.
c. Menciptakan nuansa dan suasana pembelajaran yang bervariasi di sekolah.
d. Pendidikan dilaksanakan secara menarik dan menyenangkan siswa.
e. Memperdalami prestasi yang dimiliki.

16
Anggi Setia Lengkana Dkk, 2017, Proseding Seminar Nasional Pendidikan Jasmani
2017,Sumedang, Hak Cipta, Cet 1, h.143.
17
Muchamad Arifin.2018.Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan
Minat Dan Bakat Siswa Di MA Al-Khoiriyyah Semarang.Semarang.Skripsi Tidak Di
Terbitkan.h.43-44
14

B. Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi)


1. Pengertian Al - Qur’an
Kata Al - Qur’an terambil dari kata Al - Qur’an terambil dari kata
Qara’a-Yaqra’u-Qira’atan-Qur’anan yang secara harfiah berarti bacaan.
Sebgaian ulama menegaskan bahwa kata Qur’an itu bentuk masdar (kata kerja
yang di bendakan) yang di artikan dengan isim maf’ul, yakni Maqru’artinya
sesuatu yang dibaca. Jadi, Al - Qur’an adalah bacaan yang dibaca.
Sebagaimana didalam ayat suci Al - Qur’an :
Yang artinya:
“Sesungguhnya Al - Qur’an ini adalah Bacaan yang mulia’’(Q.S Al-
Waqi’ah:77).
Sebuah hadits yang berasal dari Abu Sa’id al-khudr menuturkan bahwa
Rasulullah SAW, bersabda: ‘’Keistimewaan kalam Allah (Al - Qur’an) diatas
semua kalam seperti keistimewaan Allah diatas semua makhluknya.(HR Ad-
Darimi). Hadits ini juga menuturkan hal yang sama seperti hadits yang berasal
dari Ali Ibn Abi Thalib: ‘’Orang yang terbaik diantara kamu ialah orang yang
belajar Al - Qur’an dan mengajarkannya’’(HR Ad-Darimi).18
Al - Qur’an adalah salah satu kitab suci Al - Qur’an yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada para nabinya. Kitab tersebut diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW dalam bahasa arab, karena nabi yang menerimanya
berbahasa arab dan hidup ditengah komunitas yang menggunakan bahasa
tersebut.19
Al - Qur’an menanmkan diri nya dengan beragam nama dan fungsi,
namun yang terkenal adalah sebagai Hudan atau petunjuk kebenaran kebaikan.
Dalam tradisi Hermeneutika, sebuajh petumjuk akan berfungsi dengan
mengandaikan beberapa syarat. Pertama, sesorang mesti paham apa yag
dikandung oleh petunjuk itu. Ketika sesorang tidak mampu membaca dan
menangkap sebuah pesan, petinjuk itu tidak akan fungsi sebagai mana sebuah
petunjuk. Kedua, Ibarat petunjuk jalan, kalau sesorang paham tetapi tidak mau
18
Ahmad Izzan, 2011, Ulumul Qur’an, Bandung, Tafakur.Hak Cipta, Cet 4, h.28-29.
19
Yayan Nurbayan, 2016, Keindahan Gaya Bahasa Kinaiyah dalam Al - Qur’an, Bandung,
Royyan Press Hak Cpta, Cet 2, h.55
15

mentaati atau dihadapkan dengan situasi yang menghalangi, maka petunjuk itu
tidak mengantarkan seseorang pada sasaran yang dituju. Ketiga, Ibarat resep
dokter, kalau sesorang tidak berdisiplin, mengikuti petunjuknya agar memakan
obat serta menjaga gaya hidup sehat, maka sulit baginya untuk hidup sehat.20
Dalam Islam, tidak ada teks yang melahirkan teks-teks lain yang tak
terhitung jumlahnya, kecuali teks suci Al - Qur’an. Hal yang menarik juga
ketika kita membuka dan membaca Al - Qur’an, seolah diperintahkan Al -
Qur’an untuk mengaitkan pesan dirinya dengan teks-teks kauniyah, yaitu
wahyu tuhan yang terlampar dalam jagat semesta.21

2. Pengertian Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi)


Keindahan tulisan Al - Qur’an, setelah mengalami perubahan makna dan
perkembangan bentuk yang sangat panjang dalam prosesnya menjadi kaligrafi
ang kita temui beberapa tahun terakhir. Kemudian pada kemunculan wabah
demam kaligrafi di Indonesia. Kaligrafi sering dikatagorikan dalam dua jenis,
Pertama, Kaligrafi ‘’Murni’’ dan Kedua, Kaligrafi Lukis atau kontemporer.
Yang pertama, dimaksudkan sebagai kaligrafi yang mengikuti pola-pola
kaedah yang sudah ditentukan dengan ketat. Yakni bentuk yang tetap
berpegang pada rumus-rumus dasar kaligrafi (khat) yang baku. Disini dapat
dibedakan dengan jelas aliran-aliran seperti, Naskhi, Tsulus, Rayhani, Diwani,
Diwani Jali, Ta’liq Farisi, Koufi, Dan Riq’ah. Sedangkan yang kedua adalah
model kaligrafi yang digoreskan pada hasil karya lukis atau coretan kaligrafi
yang ”dilukis” sedemikian rupa, biasanya dengan kombinasi warna beragam,
bebas dan (umumnya) tanpa mau terikat jaring-jaring rumus baku yang
ditentukan.22 Sebagaimana sering dikatakan bahwa kaligrafi adalah yang paling
klasik Islam dari semua seni Islam.23

20
Kommaruddin Hidayat, 2012, Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta, Noura Books, h.32-
33.
21
Kommaruddin Hidayat, 2012, Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta, Noura Books, h.38.

Drs. D. Sirajuddin, 1985, Seni Kaligrafi Islam, Jakarta, Pustaka Panjimas, h.9.
22

Irvin Cemil Schick, 2008, The Iconicity Of Islamic Calligraphy In Turkey,Tidak Di


23

Terbitkan, h.2.
16

Kata kaligrafi berasal dari bahasa latin kalios yang berarti indah, Garphi
yang berarti tulisan. Jadi kaligrafi berarti tulisan (Arab) yang indah. Indah
dalam arti halus dan berseni. Kaligrafi berarti seni menulis indah dengan pena.
Secara utuh, kaligrafi dapat diartikan sebagi kepndaian menulis elok, atau
tulisan elok.24Dalam bahasa arab biasanya disebut Khatyang berarti garis atau
coretan pena yang membentuk tulisan tangan.25
Defenisi lebih lengkap dikemukakan oleh Syekh Samsuddin Al-Akfani di
dalam kitabnya, Irsyad Al-Qosid sebgai berikut:
“Khat /Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk
huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah
tulisan yang tersusun atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana
cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah
ejaan yang perlu di ubah dan menentukan bagaimana cara menggubahnya.’’26
Kaligrafi adalah seni menulis huruf bagian dari seni, jadi terkait langsung
dengan keindahan dan kesenangan, yang di senangi oleh Allah Kaligrafi pada
umumnya dan tulisan kata yang di kutip dari Al - Qur’an keindahan bukan dari
bentuknya saja, namun juga dari makna dan isinya.27
Kaligrafi merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan
keindahan yang terdapat dalam bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi
atau digaya kan sehingga mempunyai niali estetika. Keindahan dalam bentuk
kaligrafi ini mempunyai pengertian umum, artinya bentuk huruf tersebut tidak
hanya berlaku untuk huruf-huruf tertentu atau asal dari jenis huruf tertentu.
Kaligrafi tidak hanya untuk mengungkapkan secara fisual ayat atau surah-surah
yang ada di Al - Qur’an dan hadist saja, melainnkan juga bisa untuk
mengungkapkan kalimat-kalimat sastra yang berbentuk huruf latin, huruf
china, huru jepang, huru india, huruf sansekerta maupun huruf jawa.

24
Bahararuddin HS, 2012, Pengaruh Rusm Usmani Terhadap Perkembangan Kaligrafi
Islam, Alauddin Universitas, Press, h.47.
25
Ilham Khoiri R, 1999, Al - Qur’an dan Kaligrafi Arab, Peran Kitab Suci Dalam
Transformasi Budaya, Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu, Cet 1, h. 49
26
Sirajuddin AR, 2000, Seni Kaligrafi Islam, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Cet 1,
Edisi Ke-2, h.3
27
Yulianto Sumalyo, 2006, Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim, Yogyakarta,
Gadjamada Universitas Press, Cet 2, h.19
17

Adapun pendapat yang mengatakan bahwa kaligrafi dengan sendirinya


sudah cukup memuaskan harapan-harapan estetika kita. Barang kali, kata-kata
atau bahasa dengan sendiri sudah cukup memadai, tetapi kaligrafi lebih dari
sekedar reproduksi bahasa dan kata-kata singkatnya, persoalan ini bukan hal
yang berkaitan dengan keindahan makna kata-kata yang di gambarkan kaligrafi
Islam, dan bukan pula keindahan bahasa yang di kandung oleh kata-kata
tersebut. Kaligrafi berhubungan dengan keindahan bentuk dan gaya yang tidak
dimiliki hubungan dengan kata-kata.
Kesenian yang paling menarik diunia Islam adalah pengembangan
kaligrafi yang merupakan jenis seni paling populer. Al - Qur’an dan kaligfrafi
memainkan peran penting dan menentukan dalam keseluruhan kebudayaan
Islam, yang tidak dijumpai dalam tradisi estetis manapun. Karena dengan
adanya penggunaan ayat-ayat Al - Qur’an sebagai kaligrafi, karya seni Islam
tidak hanyamengambil pengaruh diskursif saj=[a dari Al - Qur’an melainkan
juga nilai-nilai estetisnya.28

5. Macam-Macam Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) Beserta


Contohnya.
Sebelum kita masuk ke pembahasan tentang macam macam kaligrafi kita
akan membahas tentang perbedaan Kaligrafi dengan Khot.
Kaligrafi  merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, sedangkan Khot 
merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab.
Keduanya memiliki arti yang sama yaitu sebuah seni tulisan yang indah,
akan tetapi di indonesia sendiri khot merupakan sebuah kaligrafi dengan makna
tulisan atau goresan indah dalam bahasa arab.
Berikut ada 6 macam-macam kaligrafi atau khot yang populer,
diantaranya:
a. Kaligrafi Khat Naskhi

Dian Permatasari, 2015, Kaligrafi Dalam Estetika Islam Menurut Ismail Raji Al-Faruqi,
28

Yogyakarta, Skripsi Tidak Di Terbitkan, h.2.


18

Khot Naskhi merupakan khot yang dipakai dalam Al Quran yang kita
baca. Khat Naskhi berasal dari kata [‫]النسخ‬ yang berarti menghapus, dan
dinamakan dengan khat naskhi karena khat ini memiliki peran sebagai
penghapus atau pengganti dari khat kufi sebagai penulisan Al-Quran.
Adapun sejarah khat ini adalah Ibnu Muqlah ia disebut sebagai orang
yang pertama yang menyempurnakan dan meletakkan dasar-dasar tulisan
naskhi, pada abad ke 4 Hijriah atau 9 Masehi. Gaya tulisan naskhi terus
disempurnakan seiring berjalannya waktu.
Dikatakan bahwa khat ini merupakan khat yang dikembangkan dari
tulisan arab asli, yang berasal dari tulisan arab Armani, Nabati, dan dikenal
sebagai tulisan Hijazi.
Kebanyakan Al-Quran dan Hadits menggunakan khat ini dan juga
media-media yang lain seperti majalah, buku, akhbar, dan buku atau tulisan
yang sering dibaca orang awam.
Khat ini banyak di gunakan orang-orang seperti: pelajar, anak-anak
sekolah dasar, dan masyarakat umum lainnya, karena khat ini sangat mudah
dipelajari seperti khot Riq’ah tapi Khat Nashki ini lebih populer dari
pada khot Riq’ah.
b. Kaligrafi Khot Riq’ah
Dalam bahasa arab Riq’ah [‫ ]رقعة‬yang berarti Qith’ah [‫ ]قطعة‬yang
berarti potongan sedangkan arti dari riq’ah sendiri adalah tambalan,
kaligrafi ini dinamakan Riq’ah atau Ruq’ah karena biasanya para keniman
kaligrai biasa menulis khot ini di atas potongan kulit atau kayu.
Sejarah Khot Riq’ah berasal dari bangsa Turki Utsmani, dan
juga khot ini paling mirip dengan khat kufi, karena bentuk dari khot ini
berasal dari bentuk kaku khat kufi dan bentuk melingkar dari khat naskhi.
Khat ini juga merupakan khat yang biasa ditulis oleh masyarakat
umum turki utsmani karena jenis khat ini paling mudah dan bisa ditulis
dengan cepat. Khat ini ditulis sederhana dengan bentuk lurus dan dengan
gerakan atas ke bawah.
Ciri khas dari tulisan khot Riq’ah :
19

1) Tidak menggunakan harakat kecuali ada hal-hal yang penting sehingga


harus menggunakan harakat.
2) Fokus pada bentuk garis lurus dari atas ke bawah dengan arah tulisan
yang miring
3) Memiliki huruf yang pendek-pendek, sehingga sangat mudah dipelajari
dalam waktu yang singkat.
c. Kaligrafi Khot Diwani
Sebagian Sejarawan menyatakan bahwa kaligrafi ini merupakan salah
satu turunan dari khot ta’liq (farisi) pada akhir-akhir masa kekuasaan Turki
Utsmani.
Diwani berasal dari bahasa arab yaitu [‫ ]الديوان‬yang berarti dewan-
dewan perkantoran. Khot menjadi tulisan kerajaan yang biasa ditulis oleh
sultan untuk membuat dokumen diplomatik, surat izin, dan lainnya.
Seiring berjalannya waktu khot diwani telah disempurnakan oleh
beberapa orang, dan berkembang dengan adanya khot Diwani Jaly
Khot Diwani Jaly merupakan pengembangan dari khot diwani biasa
yang membedakannya ialah khot ini banyak memakai hiasan dalam
tulisannya sehingga terkesan “tulisan yang ramai”, dan bervariasi.
d. Kaligrafi Khot Kufi Murabba
Kufi Murabba (kubus) disebut juga Kufi Satranji (catur), seni ini
muncul dengan khas karakter geometris. Khot ini merupakan seni kaligrafi
yang termasuk kuno tapi khot ini termasuk khot yang populer.
Sejarah tentang khot ini tidak ada yang tahu waktu dan siapa yang
pertama membuat khot ini. Profesor ahli sejarah bernama Mahmud
Sya’ban telah melakukan banyak penelitian tentang sejarah khot kufi
murobba ini.
Ia mengelilingi seperempat Mesir untuk melihat dan mengumpulkan
data tentang sejarah khot ini dari peninggalan lama seperti : Masjid,
Prasasti-prasasti, dokumen-dokumen lama, dan bangunan-bangunan kuno
lainnya.
20

Kamil Salman Al-Jaburi berpendapat bahwasanya khot kufi ini


berasal dari batu bata yang dibakar kemudian ditumpuk membentuk
bangunan yang memiliki ide karya seni yang di sebut Hazar Baf. Khot
kufi ini berkembang dan sangat populer di negara Iran dan Irak.
e. Kaligrafi Khot Tsuluts
Khot Tsuluts berasal dari kata [‫ ]الثلث‬yang berarti sepertiga, yaitu
tulisan yang memiliki ukuran lebih sepertiga dibandingkan dengan tulisan
yang lain, atau proporsi garis lurus dengan bentuk kurva, ukuran yang ketiga
sari script kontemporer yang populer.
Tsuluts script tertulis seperti tulisan yang melengkung dengan kepala
yang berduri. Khot ini juga dikenal karena memiliki grafis yang rumit dan
kelenturan tulisan yang luar biasa.
Khot ini tidak dipakai untuk tulisan al-Quran dan Hadits atau pun
buku-buku lainnya. Khot ini populer di antara para seniman kaligrafi dan
sebagai script hiasan untuk judul, dan lainnya.
f. Kaligrafi Khot Farisi
Khot jenis ini banyak berkembang di Persia, India, Pakistan, dan
Turki. Dinamakan Farisi karena orang-orang Persia (Iran) yang pertama
mengembangkan tulisan ini.
Khot ini biasanya ditulis dan dipakai untuk beberapa media seperti :
majalah, penulisan buku, surat kabar, atau ditulis untuk judul-judul bab.
Jenis-jenis gaya tulisan khot farisi yang populer di Iran yaitu:
1) Khot Farisi Ta’liq
2) Khot Syikateh
3) Khot Farisi Nasta’liq
4) Khot Farisi Mir’at
5) Khot Farisi Mukhtazal
6) Khot Farisi Mutanazhir

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam


Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi)
21

1. Faktor Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Meningkatkan


Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi)
Ada dua faktor yang mendukung berhasilnya untuk meningkatkan
keindahan tulisan Al - Qur’an yaitu:
a) Guru
Salah satu unsur penting untuk meningkatkan tulisan Al - Qur’an
adalah pemahaman guru untuk menerapkan strategi pembelajaran
kontekstual didalam kelas. Guru memiliki tugas sebagai pembimbing dan
fasilitator untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
siswa.
Sehingga dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler untuk
meningkatkan tulisan Al - Qur’an guru akan mengacu kepada tiga prinsip,
yaitu Prinsip Kesaling-bergantungan membuat hubungan menjadi mungkin.
Segala sesuatunya adalah bagian dari suatu jaringan hubungan. Prinsip
Deferensiasi mewujudkan keunikan da keberagaman tak terbatas. Setiap
beragam itu menciptakan ragam baru melalui pembentukan hubungan-
hubungan yang baru. Prinsip Pengorganisasian dirimenganugrahi setiap
entitas dengan kepribadiannya, kesadaran tentang dirinya dan potensi untuk
menjadi dirinyav.29

b) Siswa
Ekstrakurikuler yag dilakukan tentunya menekankan pada prosesnya
keterlibatan siswa untuk mengali potensi yang ada. Pembelajaran tekstual
meminta siswa untuk bertindak dengan cara yang alami. Cara itu berfungsi
sesuai dengan otak dan psikologi dasar manusia. Di Indonesia terdapat dua
pandangan kontroversial menyangkut pembelajaran pendidikan agama

Ibnu Setiawan, 2007, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar
29

Mengajar Mengasyikan da n Bermakna, diterjemahkan dari karya Elaine B. Johnson, Contextual


Teaching and Learning: what it is and why it is here to stay, Bandung, Mizan Learning
Center(MLC), Cet.3, h.87-88
22

Islam, yaitu pandangan tradisional yang didasarkan pada penukilan dan


pendengaran disatu pihak dan pandangan dilain pihak.
Menurut pandangan tradisional, bahwa pembelajaran dilakukan
dengan jalan memberi nasihat atau indoktrinasi atau memberitahu secara
langsung nilai-nilai mana yang baik dan buruk. Dalam hal ini guru sebagai
juru bicara. Sedangkan pandangan yang bersifat rasional lebih memberikan
kesempatan dan peran aktif kepada siswa untuk memilih,
mempertimbangkan, dan menentukan nilai moral mana yang baik dan
buruk, dan mana pula yang perlu dianutnya. Disini peran guru hanya
sebagai pembimbing dan fasiliator.
Dari dua pandangan tersebut maka pendekatan pembelajaran jauh
lebih produktif dan rasional. Dimana guru dan siswa jauh lebih leluasa
menikmati proses-proses pembelajaran yang ada.
2. Faktor Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Meningkatkan
Keindahan Tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi)
a) Motivasi Siswa
Motivasi siswa yang rendah dalam belajar menjadi faktor penghambat
dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual. Motivasi siswa yang rendah
juga di indikasikan karena kurangnya motivasi dan pengawasan dari
orangtua siswa terhadap proses belajarnya anak. Motivasi sebagai faktor
internal berfungsi menimbulkan, mendasari, dan mengarahkan
perbuatan.motivasi inilah yang bisa menentukan berhasil tidaknya dalam
mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasi maa semakin besar
kesuksesan seseoramg.
b) Terbatasnya waktu
Dalam kenyataan sehari-hari sudah tentu langkah-langkah dalam
proses pembelajaran tidak dapat ditempuh dan tidak maksimal karena waktu
dan diperlukan untuk menghimpun bahan-bahan yang digunakan untuk
pembelajaran karena terbatas. Kurangnya waktu untuk mengumpulkan
bahan dapat kita lihat dengan jelas sewaktu kita sedang mengikuti diskusi
atau pada waktu kita bertukar pikiran. Dalam proses untuk meningkatkan
23

keindahan tulisan al-quran kendala waktu sangat sering menjadi faktor


penghambat karena kesehariannya kita masih terjebak dengan pola klasikal
yang dibatasi oleh ruang dan waktu yang sangat singat, guru disini dituntut
untu mengejar waktu yang seefisien mungkin.
D. Penelitian Terdahulu
Dari judul-tersebut, peneliti dapat kaitkan beberapa skripsi yang memiliki
judul yang mirip dengan skripsi ini, diantaranya adalah:
1. Penelitian dalam bentuk skripsi karya Faesal Syamsu, Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram tahun 2017, yang berjudul: “Peran
Pendidikan Ekstrakurikuler Kaligrafi Arab dalam Meningkatkan Keterampilan
Menulis Al - Qur’an MI Madrasah Qur’aniyah Sandik Kec.Batulayar
Kabupaten Lombok Barat”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif. Dengan mendeskripsikan hasil penelitian dan memaparkan data apa
adanya sesuai hasil temuan dilapangan. Untuk memperoleh data atau
informasi-informasi yang relevan dengan masalah yang dicari. Peneliti
menggunakan beberapa metode yaitu metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yakni, Berdasarkan hasil penelitian
proses pelaksanaan ekstrakurikuler kaligrafi arab dilakukan dengan sistematis.
Selain itu peran ekstrakurikuler kaligrafi arab dapat menigkatkan keterampilan
menulis al-qu’ran siswa MI Madrasaturul Qur’aniyah Sandik.
Perbedaan dari penelitian saya dengan penelitian yang lain, bahwa
penelitian saya fokus untukmengetahui:
a. Bagaimana efektivitas kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa kelas VII a untuk
meningkatkan keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) di madrasah
Tsanawiyah al-mukhlishin antibar kecamatan mempawah timur kabupaten
mempawah?
b. Apakah kegiatan ekstrakulikuler keindahan tulisanAl - Qur’an dapat
meningkatkan keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) di madrasah
Tsanawiyah al-mukhlishin antibar kecamatan mempawah timur kabupaten
mempawah?
24

BAB III
METODE PENELITIAN
25

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif dan jenis Penelitian
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memah98ami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Misalnya perilaku, cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks kasus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.30
Pendekatan Kualitatif ini digunakan karena beberapa timbangan, yakni:
Pertama Proses Penyesuaian bisa lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan scara langsung hakikat antara
peneliti dan responde. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-
pola nilai yang dihadapi.31
Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian dekriptif
kualitatif menggunakan langkah-langkah penelitian dari pengamatan fenomena
yang dapat dijelaskan secara terperinci dan ilmiah. Yang dimaksud dengan
pengamatan ilmiah ialah pengamatan yang dimulai dari bentuk induktif ke
deduktif.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai efektivitas kegiatan
ekstrakurikuler bagi siswa kelas VII a untuk meningkatkan keindahan tulis Al -
Qur’an di madrasah Tsanawiyah al-mukhlishin antibar kecamatan mempawah
timur kabupaten mempawah.

B. Lokasi penelitian

30
Melong. Lexy J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
h.55
31
Melong. Lexy J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
h.99
24
26

Lokasi penelitian yang diambil peneliti yaitu di di Madrasah


Tsanawiyah Al-Mukhlisin yang beralamat di Jalan Djohansah Bakri, Desa
Antibar, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Provinsi
Kalimantan Barat. Alasan peneliti melaksanakan penelitian di Madrasah
Tsanawiyah Al-Mukhlisin yaitu agar dapat mengetahui mengenai bagaimana
efektivitas penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa kelas VII a
untuk meningkatkan keindahan tulis Al - Qur’an (Kaligrafi) di madrasah
Tsanawiyah al-mukhlishin antibar kecamatan mempawah timur kabupaten
mempawah.

C. Objek Penelitian dan Subjek Penelitian

Objek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.

Objek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia.

Apabila dilihat dari sumbernya, objek dalam penelitian kualitatif menurut

Spradley disebut social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga

elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis.32 Objek penelitian dalam skripsi ini adalah

tentang Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam Pembinaan

Karakter Siswa.

Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat data untuk

variabel penelitian melekat, dan posisi subjek penelitian sebagai yang

dipermasalahkan. Dalam menetapkan subjek penelitian ini, ada empat faktor

yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan atau menentukan besarnya

jumlah sampel/informan, yaitu derajat keseragaman, presisi yang dikehendaki

32
Andi prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 199
27

dalam penelitian, rencana analisis, dan tenaga, waktu, dan biaya. 33 Pada

penelitian ini yang menjadi subjek peneliian adalah Kepala Sekolah, guru

mata pelajaran kaligrafi, dan siswa kelas VII A,

D. Data dan Sumber Data

Data adalah fakta-fakta yang dikumpulkan, dicatat, dan disimpan yang

selanjutnya diproses menjadi informasi.34

Sumber data adalah subjek dari mana sumber data di peroleh. Pada

penelitian kualitatif sumber data utamanya adalah kata-kata atau tindakan yang

di perkuat dengan data tambahan berupa hasil dokumentasi dan lain sebagainya

yang dianggap penting.35

Berdasarkan sumbernya, sumber data di golongkan mrenjadi dua, yaitu:

1. Data primer

Sumber data primer yang langsung di kumpulkan oleh peneliti atau

petugas-petugasnya dari sumber pertama. 36 Sumber data primer ini berupa

catatan hasil wawancara yang peneliti lakukan observasi. Adapun sumber

data primer dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah atau wakil kepala

kuriulum, guru mata pelajaran Kaligrafi (Keindahan Tulisan Al - Qur’an),

dan siswa kelas VII a Madrasah Tsanawiyah Al-Mukhlishin Desa Antibar

Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah.

33
Samsu, Metodologi Penelitian: (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitaif, Kuanitatif, Mixed
Methods, serta Research dan Development), Jambi: Pusaka, 2017, Cet. Ke- 1, h. 92
34
Neong Muhadjir, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rakesarasin, h.2.
35
Lexy Moloeng, 1998, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
h.112.
36
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta,
h.225.
28

2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung
atau data yang diperoleh melalui naskah-naskah tertulis, biasanyam telah
disusun dalam bentuk dokumen.37 Sumber data sekunder yang digunakan
peneliti untuk untuk melengkapi sumber data primer yang di peroleh dari pihak
yang berkaitan, yaitu berupa dokumen tentang kegiatan ekstrakurikuler dalam
pembelajaran keindahan tulisan Al - Qur’an, visi dan misi, serta foto-foto.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk

mengumpulkan informasi atau fakta-fakta di lapangan. Teknik pengumpulan

data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujua

utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui dan menguasai

teknik pengumpulan data, kita tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang ditetapkan.38

1. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan

bahwa wawancaea (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses

interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau

orang yang diwawancarai (interviewee) melaui komunikasi langsung.

Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap

muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi, di

37
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta,
h.219.

38
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 208
29

mana pewawancara bertanya langsung tentang sesuatu objek yang diteliti

dan telah dirancang.39

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tetentu. Atau dengan kata lain, pengertian wawancara

adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua

orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide

dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna dalam

suatu topik tertentu.40

Wawancara, berdasarkan tingkat formalitasnya, dibedakan

menjadi wawancara tidak terstruktur (unstructured interview),

wawancara semi-terstruktur, dan terstruktur.

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

Oleh karena itu dalam melakukan wawancara pengumpul data telah

menyiapkan instrumen penelitian berupa petanyaan-pertanyaan

tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.41

b. Wawancara semi-terstruktur

39
Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitaf, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Jakarta:
Kencana, 2017, Cet. Ke- 4, h. 372
40
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 212
41
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2016,
Cet. Ke- 19, h. 138
30

Dalam wawancara jenis ini, pewawancaralah yang lebih

mengarahkan pembicaraan. Seperti halnya dengan wawancara tidak

terstruktur, dalam wawancara semi-terstruktur ini pewawancara

tidak mengajukan persoalan berdasarkan daftar pertanyaan yang

telah disiapkan. Topik atau isu-isulah yang menentukan arah

pembicaraan.42

c. Wawancara tak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas

di mana peneliti tidak mengunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur

atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian yang lebih

mendalam tentang responden.43

Jenis wawancara yang diperlukan peneliti merupakan

wawancara tidak berstruktur yang memiliki ciri mendalam dalam

penggalian informasi. Alasan peneliti meggunakan wawancara jenis

ini karena sumber penelitian dipandang memiliki pengetahuan dan

mendalami situasi, dan lebih mengetahui informasi yang diperlukan.

Seningga melalui teknik ini peneliti dapat memperkaya informasi

sebanyak-banyaknya.Dalam hal ini yang akan peneliti wawancarai

yaitu Kepala Sekolah, guru mata pelajaran Kaligrafi, Siswa

42
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Offset, 2014, h. 50
43
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. opcid. h. 138
31

Madrasah Tsanawiyah Al-Mukhlisin serta informan lain yang terkait

dengan masalah tersebut.

2. Teknik Observasi

Obsevasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Obeservasi adalah

suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis yang

ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah dalam rangka penelitian,

denga maksud untuk mendapatkan data yang diperlukan untk pemecahan

masalah yang dihadapi.44

Dari pengertian observasi tersebut observasi dapat dibedakan ke

dalam tiga jenis. Pertama, obsevasi partisipan di mana observer atau

pengamat benar-benar ikut ambil bagian dalam kegiatan observasi.

Kedua, observasi sistematis atau observasi berstruktur di mana ciri

utamanya adalah mempunyai struktur atau kerangka yang jelas; di

dalamnya berisikan semua faktor yang diperlukan dan sudah

dikelompokkan ke dalam kategori-kategori atau tabulasi-tabulasi

tertentu. Ketiga, observasi eksperimental, di mana observasi ini bertujuan

untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan timbulnya variabel-

variabel dan gejala-gejala kelainan, sebagai satu situasi eksperimen yang

sengaja diadakan untk bisa diteliti.45

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi partisipan. Observasi


partisipan adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek
pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan, serta berada dalam
44
Samsu, Metodologi Penelitian. Opcid . h. 97
45
Samsu, Metodologi Penelitian, opcid.h. 98
32

aktivitas kehidupan objek pengamatan.46 Dalam hal ini, objek yang akan diamati
oleh peneliti tentang Efektivitas Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Bagi
Siswa Kelas VII A Untuk Meningkatkan Keindahan Tulis Al - Qur’an (Kaligrafi)
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Mukhlishin Antibar Kecamatan Mempawah Timur
Kabupaten Mempawah Tahun Pelajaran 2021/2022.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan informasi yang

didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsi-arsip, akta ijazah,

rapor, peraturan perundang-undangan, buku harian, surat-surat pribadi,

catatan biografi, dan lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan masalah

yang diteliti.47 Peneliti mencatat dokumen-dokumen yang terkait dengan

objek penelitian, metode ini dilakukan untuk memperoleh data tentang

jumlah, nama dan data sekolah yang berhubungan dengan penelitian.

F. Instrumen Pengolahan Data

Instrumen penelitian ialah alat bantu yang digunakan dalam sebuah

penelitian untuk mengumpulkan berbagai informasi yang diolah dan disusun

secara sistematis. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.48

Penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya, instrumen yang

dapat digunakan antara lain:

1. Instrumen wawancara

46
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 220
47
Ibid, h. 226
48
Mamik, Metodologi Kualitatif , Yogyakarta: Zifatama Publisher, 2015, Cet. Ke- 1, h. 76
33

Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat


mengungkapkan informasi lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau,
masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan dari
wawancara bersifat terbka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu
membentuk informasi yang utuh dan menyeluruh dalam menangkap penelitian
kualitatif. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan orang yang diwawancarai (Informan). Wawancara dilakukan peneliti
terhadap subjek penelitian yakni, guru dan kepala sekolah Madrasah
Tsanawiyah Al-Mukhlishin untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan efektivitas kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan keindahan
tulisan Al - Qur’an.

2. Instrumen observasi atau pengamatan

Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai


pelengkap dari teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan denga jalan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai
fenomena. Baik dalam sotuasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu.49
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan metode observasi

adalah untuk mendapatkan data tentang gambaran umum Madrasah

Tsanawiyah dan mengamati secara langsung proses kegiatan ekstrakurikuler di

kelas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi Madrasah

Tsanawiyah Al-Mukhlishin dan mendapatkan data tentang proses kegiatan

ekstrakurikuler dikelas untuk mengetahui keterlibatan guru dan siswa selama

proses pembelajaran keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrfi).


49
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatiff,Kualitatif dan R&D, Bandung,
Alfabeta, h.231
34

3. Instrumen dokumen

Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai Dokumen


catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang.50 Dan Dokumentasi adalah data
yang diperoleh dari arsip sekolah mengenai berdirinya sekolah ini, jumlah
guru, siswa, struktur sekolah dan fasilitas sekolah.
G. Teknik pengolahan data

Dalam penelitian kualitatif, pengolahan data dilakukan selama dan

setelah pengumpulan data dengan berbagai teknik. Pada umumnya

pengolahan data dan pemaknaan data dilakukan setelah data terkumpul atau

kegiatan pengumpulan di lapangan dinyatakan selesai. Pengolahan data

kualitatif yang meliputi pengolahan dan pemaknaan data dimulai sejak

peneliti memasuki lapangan. Selanjutnya, hal yang sama dilakukan secara

kontiniu pada saat pengumpulan sampai akhir kegiatan pengumpulan data

secara berulag sampai data jenuh (tidak diperoleh lagi informasi baru). Dalam

hal ini, hasil pengolahan data dan pemaknaan data akan berkembang,

berubah, dan bergeser sesuai perkembangan dan perubahan data yang

ditemukan di lapangan. Setelah data diolah, selanjutnya dilakukan analisi

hasil pengolahan data (analisis data).51

Proses pengolahan data terdiri dari tiga tahapan, yaitu proses editing,

proses klasifikasi, dan proses memberi kode.

1. Editing. Pada tahap ini kita melakukan pemeriksaan terhadap jawaban-

jawaban inorman, hasil observasi, dokumen-dokumen, memilih foto, dan

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, h.310.


50

51
Berman Hutahaean, et.al, Pedoman Penulisan, Pembimbingan, Pengujian dan Penilaian
Skripsi, Pasuruan: Qiara Media, 2021, h. 52
35

catatan-catatan lainnya. Tujuannya adalah untuk penghalusan data

selanjutnya adalah perbaikan kalimat dan kata, memberi keterangan

tambahan, membuang keterangan yang berulang-ulang atau tidak

penting, menerjemahkan ungkapan setempat ke bahasa Indonesia,

termasuk juga mentranskrip rekaman wawancara, adalah proses

penghalusan

2. Klasifikasi. Pada tahap ini kita menggolong-golongkan jawaban dan data

lainnya menurut kelompok variabelnya. Selanjutnya, diklasifikasikan lagi

menurut indikator tertentu seperti yang ditetapkan sebelumnya.

Pengelomokan ini sama dengan menumpuk-numpuk data sehingga akan

mendapat tempat di dalam kerangka (outline) laporan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

3. Memberi kode. Untuk tahap ini, kita melakukan pencatatan judul singkat

(menurut indikator dan variabelnya), serta menambahkan catatan

tambahan yang dinilai perlu dan dibutuhkan. Sedangkan, tujuannya agar

memudahkan kita menemuka makna tertent dari setiap tumpukan data

serta mudah menempatkannya di dalam outline laporan.52

H. Teknik Analisis Data

52
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 238-239
36

Teknik analisis kualitatif adalah alat yang digunakan untuk


mengumpulkan data dan alat untuk analisis data.53 Analisis data yang dipakai
peneliti adalah analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data deskritif
kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,
berbagai situasi dan berbagai realits fenomena sosial yang menjadi objek
penelitian. Dengan demikian cenderung menggunakan nalar induktif, dimana
cara berfikir dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau fakta-fakta yang
ada di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum.54
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis interaktif. Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis data
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan tempat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.55
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan memaparkan secara verbal dari data informan. Data yang telah
terkumpul dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif kemudian
dianalisis dengan langah-langkah, sebagai berikut:
1. Menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber.
2. Mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi yaitu
usaha membuat rangkumaninti, proses dan pernyataan-pernyataan yang
perlu.
3. Menyusun data dalam satuan-satuan atau mengorganisasikan pokok-pokok
pikiran tersebut dengan cara cakupan fous penelitian dan mengujikannya
dengan deskrptif.
4. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data atau memberi makna pada hasil
penelitian dengan cara meghubungkan teori.

53
M Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu sosial lainnya, Jakarta, Kencana, h.145
54
M Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu sosial lainnya, Jakarta, Kencana, h.143
55
Moloeng, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, h.281.
37

5. Mengambil Kesimpulan.56

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Ada empat bentuk teknik keabsahan data dalam penelitian kualitatif,

yaitu:

1. Uji kredibilitas

Uji kredibilitas data ini memiliki dua fungsi, yaitu melaksanakan

pemeriksaan sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuan

dapat dicapai, dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil

penemuan dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda yang

sedang diteliti. Teknik yang dapat digunakan untuk menguji kredibilitas

data yaitu

a. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan berarti kembali terjun ke lapangan,

melakukan pengamtan dan wawancara lagi dengan sumber data yang

pernah di temui maupun yang baru. Dengan teknik ini berarti peneliti

dengan narasumber akan membentuk rapport, semakin akrab,

semakin terbuka, saling memercayai sehingga tidak ada informasi

yang disembunyikan lagi. Jika telah tebentuk rapport ini, telah

terjadi kewajaran dalam penelitian.

b. Meningkatkan ketekunan

Teknik ini adalah cara pengujian derajat kepercayaan data

dengan jalan melakukan pengamatan secara cermat dan


56
Lexy J Moloeng, 1998, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
h.190.
38

berkesinambungan. Melalui teknik ini, dimaksudkan untuk

menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat

relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan

meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan

kembali apakah data yang ditemukan salah atau tidak. Hal yang

serupa dengan melaksanakan teknik ini dapat memberikan dekskripsi

data yang akurat dan sistematis tentang apa yang di amati.

c. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

tersebut. Teknik ini terdiri menjadi triangulasi sumber, tenik dan

waktu.

1) Triangulasi sumber: suatu teknik pengecekan kredibilitas data

yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui

beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik. Teknik ini digunakan unuk menguji

kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3) Triangulasi waktu. Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain

dalam waktu atau situasi tang berbeda.


39

d. Diskusi dengan teman sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil

sementara atau hasil akhir yang didapatkan dalam bentuk diskusi

dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan teman sejawat merupakan

pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-

rekan yang sebaya, yang meniliki pengetahuan umum yang sama

tentang apa yang sedang di teliti sehingga bersama mereka peneliti

dapat meninjau ulang persepsi, pandangan, dan analisis yang sedang

peneliti lakukan.

2. Uji transferabilitas

Transferabilitas atau keteralihan adalah persoalan empiris yang

bergantng pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk

melakukan pengalihan tersebut, peneliti hendaknya mencari dan

mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan

demikian, peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data dekriptif

secukupnya jika peneliti ingin membuat keputusan tentang pengalihan

tersebut. Untuk keperluan ini, peneliti harus melakukan penelitian kecil

untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut.

3. Uji dependabilitas

Uji dependabilitas dialakukan dengan melaksanakan audit

terhadap keseluruhan proses penelitian. sering terjadi peneliti tidak

melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data.

Peneliti seperti ini perlu diuji depenability-nya. Jika proses penelitian


40

tidak dilakukan dan datanya ada, itu disebut data tidak reliable atau

dependable.

Untuk pengujian dependability, hal yang harus dilakukan adalah

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya bisa

dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk

mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

Hal-hal yang bisa dipersoalkan seperti bagaimana peneliti mulai

menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber

data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai

membuat kesimpulan mesti ditunjukkan oleh peneliti. Jika persoalan-

persoalan tersebut tidak mamp menunjukkan jejak aktivitas lapangannya,

dependabilitasnya patut diragukan.

4. Uji konfirmabilitas (objektivitas)

Penelitian dikatakan objektif jika hasil penelitian telah disepakati

banyak orang. Dala penelitian kualitatif, uji konfirmabilita mirip dengan

uji dependabilitas sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian

yang dihubungkan dengan proses penelitian dilakukan. Jika hasil

penelitian tersebut merupakan fungsi dari proses penelitian yang

dilakukan, penelitian itu telah memnuhi standar konfirmabilitas. 57

57
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid, h. 265-275
41

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Handani Bajtan, 2002, Konseling dan Psikopterapi Islam, Yogyakarta,


Fajar Pustaka Baru.

Anwar Sudirman, 2015, Management Of Student Development, Riau, Yayasan Indrgiri


2015.
42

Arifin, Muchamad, 2018.Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan


Minat Dan Bakat Siswa Di MA Al-Khoiriyyah Semarang, Semarang, Skripsi
Tidak Di Terbitkan.

AR, Sirajuddin, 2000, Seni Kaligrafi Islam, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.


Bungin, M Burhan, 2007, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu sosial lainnya, Jakarta, Kencana.

Departemen Agama R.I, 2004, Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan AgamaIslam Pada


Sekolah Umum dan Madrasah Panduan Untuk Guru dan Siswa, Jakarta, Depag
RI.

Drs. Sirajuddin, D, 1985, Seni Kaligrafi Islam, Jakarta, Pustaka Panjimas.

Faqih, Ainur Rohim, 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta, UII
Press.

Guru.2018.Pengertian Ekstrakurikuler.Diakses pada tanggal, 21 Maret 2020.Diambil


Darihttp://pendidikan.co.id.

Hidayat, Kommaruddin, 2012, Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta, Noura Books.

HS, Bahararuddin, 2012, Pengaruh Rusm Usmani Terhadap Perkembangan Kaligrafi


Islam, Alauddin Universitas, Press.

Lengkana , Anggi Setia Dkk, 2017, Proseding Seminar Nasional Pendidikan Jasmani
2017,Sumedang, Hak Cipta, Cet 1.

Lexy J , Melong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja


Rosdakarya.

Majid, Abdul, 2012, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung,
PT.Remaja Rosdakarya.

Muhadjir , Neong, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rakesarasin.

Moloeng, Lexy, 1998, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Moloeng, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya.


31
Nurbayan , Yayan, 2016, Keindahan Gaya Bahasa Kinaiyah dalam Al - Qur’an,
Bandung, Royyan Press Hak Cipta.

Permatasari, Dian, 2015, Kaligrafi Dalam Estetika Islam Menurut Ismail Raji Al-
Faruqi, Yogyakarta, Skripsi Tidak Di Terbitkan.
43

R, Ilham Khoiri, 1999, Al - Qur’an dan Kaligrafi Arab, Peran Kitab Suci Dalam
Transformasi Budaya, Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu, Cet 1.

Riyanto, Agus, 2018, Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler, Diakses pada tanggal 21


Agustus 2021, Diambil Dari http://www.amongguru.com.

Saebani, Beni Ahmad, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia.

Saihudin, 2018, Manajemen Institusi Pendidikan, Ponorogo, Uwais Inspirasi


Indonesia,Cet 1.

Schick, Irvin Cemil, 2008, The Iconicity Of Islamic Calligraphy In Turkey,Tidak Di


Terbitkan.

Setiawan , Ibnu, 2007, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan


Belajar Mengajar Mengasyikan da n Bermakna, diterjemahkan dari karya Elaine
B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: what it is and why it is here to
stay, Bandung, Mizan Learning Center(MLC), Cet.3.

Sumalyo, Yulianto, 2006, Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim,


Yogyakarta, Gadjamada Universitas Press, Cet 2.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta.

Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta.

Tim Dosen PAI, 2016, Bunga Rampai Peneliian Dalam Pendidikan Agama Islam,
Yogyakarta, Hak Cipta, Cet 1.

Umam, Khoirul, 2015, Penerapan Sikap Santun Menggunakan Model Action Learning
Dalam Pembelajaran Al - Qur’an Hadits Dikelas Xa Madarasah Aliyah Negri 2
Pontianak Tahun Ajaran 2014-2015, Pontianak, Skripsi Tidak Di Terbitkan.

Ukkasyah, Sa’id Abu, 2017.Keindahan Gaya Bahasa Al - Qur’an Al-Karim, Diakses


pada tanggal 21 Maret 2020, Diambil Dari http://muslim.or.id.

Yuni, 2015, Pengertian Ekstrakurikuler, Surabaya, Skripsi Tidak Di Terbitkan.


LAMPIRAN- LAMPIRAN
1. Khat Naskhi
44

2. Khat Riq’ah

3. Khat Diwani
45

4. Khat Diwani Jaly

5. Khat Kufi Murabba


46

6. Khat Tsuluts

7. Khat Farisi

Anda mungkin juga menyukai