A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, melalui pendidikan
akan terbentuk kepribadian yang membantu siswa mengembangkan potensinya
dan menjadi pribadi yang baik. Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 (2003:7) sebagai berikut:
’’Pendidikan dapat dijadikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, berakhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan’’.1
Pendidkan Islam adala aktivitas bimbingan yang sengaja untuk mencapai
kepribadian muslim, baik yang berkaitan dimensi jasmani, rohani, akal maupun
moral. Pendidikan Islam adalah proses bimbingan secara sadar seorang pendidik
sehingga aspek jasmani, rohani, dan akal anak didik tumbuh dan berkembang
menuju terbentuknya pribadi, keluarga, dan masyrakat Islam.2
Agama memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, maka
internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keharusan, yang ditempuh melalui pendidikan agama yang dilakukan
dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan agama tersebut
tentunya bertujuan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peerta
didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar generasi tua untuk
mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada
generasi muda agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah SWT,
berbudi pekerti luhur, dan berkeprbadian yang memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupannya.3
1
Khoirul umam.2015.Penerapan Sikap Santun Menggunakan Model Action Learning
Dalam Pembelajaran Al - Qur’an Hadits Dikelas Xa Madarasah Aliyah Negri 2 Pontianak Tahun
Ajaran 2014-2015.Pontianak.Skripsi Tidak Di Terbitkan.H.1
2
Beni Ahmad Saebani, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, h.43.
3
Abdul Majid, 2012, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung,
PT.Remaja Rosdakarya, h.11-12.
1
2
4
Pak Guru.2018.Pengertian Ekstrakurikuler.Diakses pada tanggal, 21 Maret 2020.Diambil
Darihttp://pendidikan.co.id.
3
menandingi Al - Qur’an , kemudian di panggil lah seluruh ahli sastra pada saat
waktu itu. Tentu kita ketahui bersama bahwa bangsa arab terkenal dengan
sastranya, tapi belum mampu untuk menandingi keinginan sastra dari tulisan Al -
Qur’an.
Hal ini ditunjukkan oleh irman Allah Ta’ala:
وانه في ام الكتاب لدينا لعلي حكي
‘’Dan sesungguhnya Al - Qur’an itu dalam induk Al-kitab (Lauh Magfuzh)
disisi kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung
keindahan sastra yang sempurna’’ (Q.S Az-Zukhruf:4).
Oleh karena itu, jika dicermati dengan baik, maka akan didapatkan bahwa
seluruh kabar terdapat didalamnya adalah kebenaran, sehingga tidak ada sedikit
pun kedustaan dan pertentangan satu sama lain, serta sagat bermanfaat sehingga
tidak ada sedikit pun keburukan dan kesia-siaan dalam Al - Qur’an. Seluruh
hukum-hukumnya adalah adil dan bijaksana, tidak ada kezaliman, pertentangan
dan hukum yang buruk.5
Maka untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik
didunia maupun diakhirat melalui Al - Qur’an, maka umat Islam harus berusaha
belajar, mengenal, membaca, dan mempelajarinya.
Dimana siswa al-mukhlishin mempunyai kegiatan ekstrakulikuler tulis Al -
Qur’an dan masih banyak yang belum mampu untuk memperindah tulisan Al -
Qur’an secara baik apalagi memahaminya. Maka dalam hal ini sekolah
mengadakan kegiatan ekstrakulikuler yang mana untuk membantu peserta didik
agar mampu memperindah tulisan sebaik mungkin bagi peserta didik. Dengan ini
guru melakukan setiap pertemuan proses belajar mengajar dengan cara face to
face.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin dan kamis dan di pandu oleh
guru yang sudah profesional dalam keindahan tulisan Al-Quran, kegiatan tersebut
berlangsung selama 1 jam setengah sertiap pertemuan (15:30-17:00), dan setelah
selesai kegiatan tersebut peserta didik diberi tugas tambahan untuk dikerjakan
setelah selesai kegiatan tersebut. Dan denga adanya pemberian tugas tambahasan
tersebut diharapkan peserta didik dapat lebih cepat untuk memperindah dan
memahami tulisan Al-Quran.
Maka dengan diadakannya lah kegiatan ekstrakulikuler untuk meningkatkan
keindahan tulisan Al - Qur’an peserta didik di Mts Al-Mukhlishin. Dengan
demikian, kegiatan ekstrakulikuler merupakan Suatu aktifitas atau kegiatan dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan potensi diri yang pelaksanaanya tidak
dalam kurikulum sekolah, Sehingga kegiatan ekstrakulikuler ini disebut sebagai
aktivitas tambahan untuk menunjang potensi peserta didik dan termasuk proses
pendidikan diluar sekolah yang mengarah pada memaksimalisasi potensi dalam
rangka meningkatkan kualitas anak didik guna mempersiapkan pribadi yang
berkarakter.
Dan diharapkan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah siswa
dapat mengatur waktu antara kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan belajar.
Karena manfaatnya banyak sekali jika mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
diluar jam sekolah. Salah satu manfaatnya adalah dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa disekolah.6
Maka diadakannya lah kegiatan estrakulikuler sehingga dapat meningkatkan
pencapaian keindahan tulis Al - Qur’an yang di peroleh mampu maksimal. Maka
dari itu, masalah utama yang akan menjadi objek kajian dalam penelitian ini
adalah sejauh mana efektivitas penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler bagi
siswa kelas VII a untuk meningkatkan keindahan tulis Al - Qur’an (Kaligrafi) di
madrasah Tsanawiyah al-mukhlishin antibar kecamatan mempawah timur
kabupaten mempawah.
B. Pembatasan Masalah
Agar masalah tidak meluas kemana-mana maka dari itu peneliti membatasi
hanya membahas dan memfokuskan pada pemaparan efektivitas penyelenggaraan
kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa kelas VII a untuk meningkatkan keindahan
6
Muchamad Arifin.2018.Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan
Minat Dan Bakat Siswa Di MA Al-Khoiriyyah Semarang.Semarang.Skripsi Tidak Di
Terbitkan.H.22-23
5
F. Definisi Istilah
Berdasarkan fokus dan rumuan masalah penelitian, maka uraian definisi istilah
1. Efektivitas
hasil guna.
2. Penyelenggaraan
berbagai pelaksanaan.
3. Ekstrakuriler
dilakukan di luar jam pelajaran yang di lakukan baik di sekolah atau di luar
4. Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis dengan indah dan dengan pena sebagai tulisan.
8
G. Sistematika Penulisan
Bab I adalah bab yang berisi pendahuluan yang didalamnya terdapat latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
Bab II adalah bab yang berisi landasan teori yang didalamnya terdapat
pertama Kegiatan Ekstrakurikuler yang meliputi; pengertian Ekstrakurikuler, Visi
dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler, Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler, Tujuan
Kegiatan Ekstrakurikuler, Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler, Manfaat Kegiatan
Eksrakurikuler. kedua keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi) yang meliputi;
pengertianAl - Qur’an, pengertian keindahan tulisan Al - Qur’an (Kaligrafi),
ketiga Faktor pendukung kegiatan ekstrakurikuler tentang keindahan tulisan Al -
Qur’an (Kaligrafi) yang meliputi: Guru dan Siswa, keempat Faktor penghambat
kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan keindahan tulisan Al - Qur’an
(Kaligrafi) yang meliputi: Motivasi siswa dan Terbatasnya waktu, Kelima
penelitian sebelumnya yang meliputi; penelitian pertama.
Bab III adalah bab yang berisi metode penelitian yang didalamnya terdapat
pertama jenis dan pendektan penelitian; yaitu menggunakan jenis penelitian
deskriptif dan pendekatan kualitatif, kedua data dan sumber data; yaitu data
primer dan data skunder, yang ketiga metode pengimpulan data yang meliputi;
yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, keempat teknik analisis data;
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif.
Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kelima Subjek penelitian; Maka
penelitian ini akan digali dari kepala sekolah, Guru ekstrakurikuler, siswa
khususnya siswa kelas VII A dan Kepala tata usaha yang dijadikan sebagai
sumber data. Keenam Prosedur penelitian yang meliputi; tahap pra lapangan,
tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data.
Bab IV adalah bab yang berisi pembahasan yang didalamnya terdapat
pertama hasil analisis, dimana didalam hasil analisis adalah membahas tentang
hasil dari apa yang kita teliti dilapangan dengan melihat rumusan masalah yang
telah kita cantumkan .
9
Bab V adalah bab yang berisi penutup yang didalamnya terdapat pertama
kesimpulan, yaitu inti dari pembahasan atau rangkaian dari seluruh pembahasan
yang ditulis hanya intinya saja agar mudah dipahami oleh pembaca, dan yang
kedua saran, yaitu dapat berisi kritikan dan masukan bagi pembaca agar dalam
menulis karya ilmiah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan sarana untuk pengembangan diri siswa.
Banyak program-program atau kegiatan yang membangun kejiwaan diri anak
kepada arah yang lebih baik dengan manajemen yang baik.
Ekstrakurikuler dalam pendidikan dimaksudkan sebagai jawaban atas
tuntutan dari kebutuhan anak didik, membantu mereka yang kurang,
memperkaya lingkungan belajar dan memberikan stimulasi kepada mereka
agar lebih kreatif. Suatu kenyataan bahwa banyak kegiatan pendidikan yang
tidak selalu dapat dilakukan dalam jam-jam sekolah yang terbatas itu, sehingga
terbentuklah perkumpulan anak-anak diluar jam sekolah yang dianggap dapat
menampung dan memenuhi kebutuhan serta minat mereka. Sebenarnya
kurikulum tidak selalu membatasi anak didik dalam kelas saja, tetapi segala
kegiatan pendidikan diluar kelas atau diluar jam sekolah yang sering disebut
sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
10
7
Sudirman Anwar, 2015, Management Of Student Development, Riau, Yayasan Indrgiri
2015,Cet 1 h.45.
8
Saihudin, 2018, Manajemen Institusi Pendidikan, Ponorogo, Uwais Inspirasi
Indonesia,Cet 1, h.108.
9
Agus Riyanto.2018. Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler .Diakses pada tanggal 21 Maret
2020.Diambil Dari http://www.amongguru.com
11
10
Saihudin, 2018, Manajemen Institusi Pendidikan, Ponorogo, Uwais Inspirasi
Indonesia,Cet 1, h.108-109.
11
Yuni, 2015, Pengertian Ekstrakurikuler, Surabaya, Skripsi Tidak Di Terbitkan. h.34
12
12
Tim Dosen PAI, 2016, Bunga Rampai Peneliian Dalam Pendidikan Agama Islam,
Yogyakarta, Hak Cipta, Cet 1, h.4.
13
Handani Bajtan Adz-Dzaky, 2002, Konseling dan Psikopterapi Islam, Yogyakarta, Fajar
Pustaka Baru, h.18.
14
Ainur Rohim Faqih, 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta, UII
Press, h.36.
15
Departemen Agama R.I, 2004, Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan AgamaIslam Pada
Sekolah Umum dan Madrasah Panduan Untuk Guru dan Siswa, Jakarta, Depag RI, h.10.
13
16
Anggi Setia Lengkana Dkk, 2017, Proseding Seminar Nasional Pendidikan Jasmani
2017,Sumedang, Hak Cipta, Cet 1, h.143.
17
Muchamad Arifin.2018.Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Untuk Mengembangkan
Minat Dan Bakat Siswa Di MA Al-Khoiriyyah Semarang.Semarang.Skripsi Tidak Di
Terbitkan.h.43-44
14
mentaati atau dihadapkan dengan situasi yang menghalangi, maka petunjuk itu
tidak mengantarkan seseorang pada sasaran yang dituju. Ketiga, Ibarat resep
dokter, kalau sesorang tidak berdisiplin, mengikuti petunjuknya agar memakan
obat serta menjaga gaya hidup sehat, maka sulit baginya untuk hidup sehat.20
Dalam Islam, tidak ada teks yang melahirkan teks-teks lain yang tak
terhitung jumlahnya, kecuali teks suci Al - Qur’an. Hal yang menarik juga
ketika kita membuka dan membaca Al - Qur’an, seolah diperintahkan Al -
Qur’an untuk mengaitkan pesan dirinya dengan teks-teks kauniyah, yaitu
wahyu tuhan yang terlampar dalam jagat semesta.21
20
Kommaruddin Hidayat, 2012, Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta, Noura Books, h.32-
33.
21
Kommaruddin Hidayat, 2012, Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta, Noura Books, h.38.
Drs. D. Sirajuddin, 1985, Seni Kaligrafi Islam, Jakarta, Pustaka Panjimas, h.9.
22
Terbitkan, h.2.
16
Kata kaligrafi berasal dari bahasa latin kalios yang berarti indah, Garphi
yang berarti tulisan. Jadi kaligrafi berarti tulisan (Arab) yang indah. Indah
dalam arti halus dan berseni. Kaligrafi berarti seni menulis indah dengan pena.
Secara utuh, kaligrafi dapat diartikan sebagi kepndaian menulis elok, atau
tulisan elok.24Dalam bahasa arab biasanya disebut Khatyang berarti garis atau
coretan pena yang membentuk tulisan tangan.25
Defenisi lebih lengkap dikemukakan oleh Syekh Samsuddin Al-Akfani di
dalam kitabnya, Irsyad Al-Qosid sebgai berikut:
“Khat /Kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk
huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah
tulisan yang tersusun atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana
cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah
ejaan yang perlu di ubah dan menentukan bagaimana cara menggubahnya.’’26
Kaligrafi adalah seni menulis huruf bagian dari seni, jadi terkait langsung
dengan keindahan dan kesenangan, yang di senangi oleh Allah Kaligrafi pada
umumnya dan tulisan kata yang di kutip dari Al - Qur’an keindahan bukan dari
bentuknya saja, namun juga dari makna dan isinya.27
Kaligrafi merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan
keindahan yang terdapat dalam bentuk-bentuk huruf yang telah dimodifikasi
atau digaya kan sehingga mempunyai niali estetika. Keindahan dalam bentuk
kaligrafi ini mempunyai pengertian umum, artinya bentuk huruf tersebut tidak
hanya berlaku untuk huruf-huruf tertentu atau asal dari jenis huruf tertentu.
Kaligrafi tidak hanya untuk mengungkapkan secara fisual ayat atau surah-surah
yang ada di Al - Qur’an dan hadist saja, melainnkan juga bisa untuk
mengungkapkan kalimat-kalimat sastra yang berbentuk huruf latin, huruf
china, huru jepang, huru india, huruf sansekerta maupun huruf jawa.
24
Bahararuddin HS, 2012, Pengaruh Rusm Usmani Terhadap Perkembangan Kaligrafi
Islam, Alauddin Universitas, Press, h.47.
25
Ilham Khoiri R, 1999, Al - Qur’an dan Kaligrafi Arab, Peran Kitab Suci Dalam
Transformasi Budaya, Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu, Cet 1, h. 49
26
Sirajuddin AR, 2000, Seni Kaligrafi Islam, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Cet 1,
Edisi Ke-2, h.3
27
Yulianto Sumalyo, 2006, Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim, Yogyakarta,
Gadjamada Universitas Press, Cet 2, h.19
17
Dian Permatasari, 2015, Kaligrafi Dalam Estetika Islam Menurut Ismail Raji Al-Faruqi,
28
Khot Naskhi merupakan khot yang dipakai dalam Al Quran yang kita
baca. Khat Naskhi berasal dari kata []النسخ yang berarti menghapus, dan
dinamakan dengan khat naskhi karena khat ini memiliki peran sebagai
penghapus atau pengganti dari khat kufi sebagai penulisan Al-Quran.
Adapun sejarah khat ini adalah Ibnu Muqlah ia disebut sebagai orang
yang pertama yang menyempurnakan dan meletakkan dasar-dasar tulisan
naskhi, pada abad ke 4 Hijriah atau 9 Masehi. Gaya tulisan naskhi terus
disempurnakan seiring berjalannya waktu.
Dikatakan bahwa khat ini merupakan khat yang dikembangkan dari
tulisan arab asli, yang berasal dari tulisan arab Armani, Nabati, dan dikenal
sebagai tulisan Hijazi.
Kebanyakan Al-Quran dan Hadits menggunakan khat ini dan juga
media-media yang lain seperti majalah, buku, akhbar, dan buku atau tulisan
yang sering dibaca orang awam.
Khat ini banyak di gunakan orang-orang seperti: pelajar, anak-anak
sekolah dasar, dan masyarakat umum lainnya, karena khat ini sangat mudah
dipelajari seperti khot Riq’ah tapi Khat Nashki ini lebih populer dari
pada khot Riq’ah.
b. Kaligrafi Khot Riq’ah
Dalam bahasa arab Riq’ah [ ]رقعةyang berarti Qith’ah [ ]قطعةyang
berarti potongan sedangkan arti dari riq’ah sendiri adalah tambalan,
kaligrafi ini dinamakan Riq’ah atau Ruq’ah karena biasanya para keniman
kaligrai biasa menulis khot ini di atas potongan kulit atau kayu.
Sejarah Khot Riq’ah berasal dari bangsa Turki Utsmani, dan
juga khot ini paling mirip dengan khat kufi, karena bentuk dari khot ini
berasal dari bentuk kaku khat kufi dan bentuk melingkar dari khat naskhi.
Khat ini juga merupakan khat yang biasa ditulis oleh masyarakat
umum turki utsmani karena jenis khat ini paling mudah dan bisa ditulis
dengan cepat. Khat ini ditulis sederhana dengan bentuk lurus dan dengan
gerakan atas ke bawah.
Ciri khas dari tulisan khot Riq’ah :
19
b) Siswa
Ekstrakurikuler yag dilakukan tentunya menekankan pada prosesnya
keterlibatan siswa untuk mengali potensi yang ada. Pembelajaran tekstual
meminta siswa untuk bertindak dengan cara yang alami. Cara itu berfungsi
sesuai dengan otak dan psikologi dasar manusia. Di Indonesia terdapat dua
pandangan kontroversial menyangkut pembelajaran pendidikan agama
Ibnu Setiawan, 2007, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar
29
BAB III
METODE PENELITIAN
25
B. Lokasi penelitian
30
Melong. Lexy J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
h.55
31
Melong. Lexy J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
h.99
24
26
Spradley disebut social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga
elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
Karakter Siswa.
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat data untuk
32
Andi prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 199
27
dalam penelitian, rencana analisis, dan tenaga, waktu, dan biaya. 33 Pada
penelitian ini yang menjadi subjek peneliian adalah Kepala Sekolah, guru
Sumber data adalah subjek dari mana sumber data di peroleh. Pada
penelitian kualitatif sumber data utamanya adalah kata-kata atau tindakan yang
di perkuat dengan data tambahan berupa hasil dokumentasi dan lain sebagainya
1. Data primer
data primer dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah atau wakil kepala
33
Samsu, Metodologi Penelitian: (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitaif, Kuanitatif, Mixed
Methods, serta Research dan Development), Jambi: Pusaka, 2017, Cet. Ke- 1, h. 92
34
Neong Muhadjir, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rakesarasin, h.2.
35
Lexy Moloeng, 1998, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,
h.112.
36
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta,
h.225.
28
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung
atau data yang diperoleh melalui naskah-naskah tertulis, biasanyam telah
disusun dalam bentuk dokumen.37 Sumber data sekunder yang digunakan
peneliti untuk untuk melengkapi sumber data primer yang di peroleh dari pihak
yang berkaitan, yaitu berupa dokumen tentang kegiatan ekstrakurikuler dalam
pembelajaran keindahan tulisan Al - Qur’an, visi dan misi, serta foto-foto.
data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujua
teknik pengumpulan data, kita tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
1. Teknik Wawancara
37
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta,
h.219.
38
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 208
29
dalam suatu topik tetentu. Atau dengan kata lain, pengertian wawancara
orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide
dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna dalam
a. Wawancara Terstruktur
b. Wawancara semi-terstruktur
39
Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitaf, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Jakarta:
Kencana, 2017, Cet. Ke- 4, h. 372
40
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 212
41
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2016,
Cet. Ke- 19, h. 138
30
pembicaraan.42
42
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Offset, 2014, h. 50
43
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. opcid. h. 138
31
2. Teknik Observasi
ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah dalam rangka penelitian,
aktivitas kehidupan objek pengamatan.46 Dalam hal ini, objek yang akan diamati
oleh peneliti tentang Efektivitas Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler Bagi
Siswa Kelas VII A Untuk Meningkatkan Keindahan Tulis Al - Qur’an (Kaligrafi)
Di Madrasah Tsanawiyah Al-Mukhlishin Antibar Kecamatan Mempawah Timur
Kabupaten Mempawah Tahun Pelajaran 2021/2022.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan informasi yang
1. Instrumen wawancara
46
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 220
47
Ibid, h. 226
48
Mamik, Metodologi Kualitatif , Yogyakarta: Zifatama Publisher, 2015, Cet. Ke- 1, h. 76
33
kelas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi Madrasah
3. Instrumen dokumen
pengolahan data dan pemaknaan data dilakukan setelah data terkumpul atau
secara berulag sampai data jenuh (tidak diperoleh lagi informasi baru). Dalam
hal ini, hasil pengolahan data dan pemaknaan data akan berkembang,
Proses pengolahan data terdiri dari tiga tahapan, yaitu proses editing,
51
Berman Hutahaean, et.al, Pedoman Penulisan, Pembimbingan, Pengujian dan Penilaian
Skripsi, Pasuruan: Qiara Media, 2021, h. 52
35
penghalusan
ditetapkan sebelumnya.
3. Memberi kode. Untuk tahap ini, kita melakukan pencatatan judul singkat
52
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid. h. 238-239
36
53
M Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu sosial lainnya, Jakarta, Kencana, h.145
54
M Burhan Bungin, 2007, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu sosial lainnya, Jakarta, Kencana, h.143
55
Moloeng, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya, h.281.
37
5. Mengambil Kesimpulan.56
yaitu:
1. Uji kredibilitas
data yaitu
a. Perpanjangan pengamatan
pernah di temui maupun yang baru. Dengan teknik ini berarti peneliti
b. Meningkatkan ketekunan
relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian
kembali apakah data yang ditemukan salah atau tidak. Hal yang
c. Triangulasi
waktu.
beberapa sumber.
peneliti lakukan.
2. Uji transferabilitas
3. Uji dependabilitas
tidak dilakukan dan datanya ada, itu disebut data tidak reliable atau
dependable.
57
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
opcid, h. 265-275
41
DAFTAR PUSTAKA
Faqih, Ainur Rohim, 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta, UII
Press.
Hidayat, Kommaruddin, 2012, Agama Punya Seribu Nyawa, Jakarta, Noura Books.
Lengkana , Anggi Setia Dkk, 2017, Proseding Seminar Nasional Pendidikan Jasmani
2017,Sumedang, Hak Cipta, Cet 1.
Majid, Abdul, 2012, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung,
PT.Remaja Rosdakarya.
Permatasari, Dian, 2015, Kaligrafi Dalam Estetika Islam Menurut Ismail Raji Al-
Faruqi, Yogyakarta, Skripsi Tidak Di Terbitkan.
43
R, Ilham Khoiri, 1999, Al - Qur’an dan Kaligrafi Arab, Peran Kitab Suci Dalam
Transformasi Budaya, Jakarta, PT Logos Wacana Ilmu, Cet 1.
Saebani, Beni Ahmad, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif. Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta.
Tim Dosen PAI, 2016, Bunga Rampai Peneliian Dalam Pendidikan Agama Islam,
Yogyakarta, Hak Cipta, Cet 1.
Umam, Khoirul, 2015, Penerapan Sikap Santun Menggunakan Model Action Learning
Dalam Pembelajaran Al - Qur’an Hadits Dikelas Xa Madarasah Aliyah Negri 2
Pontianak Tahun Ajaran 2014-2015, Pontianak, Skripsi Tidak Di Terbitkan.
2. Khat Riq’ah
3. Khat Diwani
45
6. Khat Tsuluts
7. Khat Farisi