DI SUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU
Asyha, S.H.I,M.Pd.I
SARJANA KEPERAWATAN
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini walaupun mungkin secara penilaian makalah ini belum sempurna, tetapi kami akan
berusaha untuk memperbaikinya.
Dalam kesempatan kali ini, tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari teman-
teman guna perbaikan di waktu yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman masyarakat dan sosial budaya Indonesia merupakan sebuah
potensi kekayaan yang harus dioptimalkan sehingga terasa manfaatnya. Oleh karena
itu, potensi tersebut perlu diwujudkan menjadi kekuatan riil sehingga mampu
menjawab berbagai tantangan kekinian yang ditunjukkan dengan melemahnya
ketahanan budaya yang berimplikasi pada menurunnya kebanggaan nasional. Untuk
itu, sinergi segenap komponen bangsa dalam melanjutkan pembangunan karakter
bangsa (national and character building) yang sudah dimulai sejak awal kemerdekaan
perlu terus diperkuat sehingga memperkuat jati diri bangsa dan mampu membentuk
bangsa yang berkarakter, maju, dan berdaya saing. Seiring dengan menguatnya
persaingan arus lokal dan global dalam internalisasi nilai-nilai baru, ketahanan
budaya juga perlu semakin diperkuat sehingga memiliki kemampuan untuk
menumbuhsuburkan internalisasi berbagai nilai lokal dan global yang positif dan
produktif. Oleh sebab itu, upaya pengembangan kebudayaan diarahkan pada tujuan
universal peradaban.
Bahasa merupakan salah satu ciri yang paling khas manusiawi yang
membedakannya dari makhluk- makhluk yang lain. Dari dulu di sadari bahwa bahasa
adalah kunci utama pengetahuan, memegang kunci utama berarti memegang kunci
jendela dunia. Sebab sejuta pengetahuan, seribu peradaban semuanya tercipta dan
terbahasakan, bahkan sejarah tidak akan terwujud jika tidak ada bahasa didunia .
begitu juga dengan sosiolingistik yang merupakan studi atau pembahasan dari bahasa
sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat, maka kami
merasa sangat penting membahas bahasa dalam konteks sosial. Karena kita ketahui
bahwa, ada dua aspek yang mendasar dalam pengertian masyarakat. Yang pertama
ialah bahwa anggota-anggota suatu masyarakat hidup dan berusaha bersama secara
berkelompok-kelompok. Aspek yang kedua ialah bahwa anggota-anggota dan
kelompok-kelompok masyarakat dapat hidup bersama karena ada suatu perangkat
hukum dan adat kebiasaan yang mengatur kegiatan dan tindak laku mereka, termasuk
tindak laku berbahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi dalam konteks social ?
2. Apa pengertian komunikasi budaya ?
3. Apa fungsi komunikasi social dan komunikasi budaya ?
4. Bagaimana cara menjaga keanekaragaman budaya ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian komunikasi dalam koneks social.
2. Mengetahui pengertian komunikasi budaya.
3. Mengetahui fungsi komunikasi social dan komunikasi budaya.
4. Mengetahui cara menjaga keanekaragaman budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua
orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi
menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya
saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang
sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi
massa.
Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya
menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di
depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan
antarbudaya.
Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya
(( terdapatnya golongan ningrat sebagai budaya yang tertinggi))
hal ini terlihat dari adanya ketimpangan pemlihan calon gubernur yang mengharuskan dari
keturunan darah biru.
Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak
disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun
1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa memengaruhi proses kognitif kita. Dan
karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan
strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan
bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang
dunia.
Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas dalam
komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga
kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain.
Karena letidak-pasrtian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu
dan upaya untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih
bermakna.
Daftar pustaka
Ø Mulyana Deddy, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2009
Ø King Larry dan Gilbert Bill. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Dimana Saja.
Jakarta: gramedia Pustaka Utama. 2000
Ø Jallaludi Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya, 1985