Anda di halaman 1dari 6

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT IBNU MASKAWAIH

(STUDI KITAB TAHDIBUL AKHLAK)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik dalam mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa

berakhlak mulia, serta mampu mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber

pokoknya yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah, dengan media perantara berupa bimbingan,

dan pengajaran. Menurut Ibnu Khaldun dalam kitabnya al-Muqadimmah dikatakan

bahwa pendidikan bukan hanya upaya seseorang dalam potensi potensial, tetapi

memberikan modal penting dalam bentuk keterampilan pribadi untuk hidup

masyarakat (Dwi, 2016). Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bahwa

pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran aktif sehingga peserta didik dapat mengembangkan

potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dalam dunia pendidikan terdapat misi-misi dan tujuan yang harus dicapai oleh

pendidik yakni dengan lebih mementingkan proses belajar mengajarnya, dalam proses

tersebut peserta didik harus melaluinya dengan sungguh-sungguh sedangkan pendidik

harus bisa membuat peserta didiknya memahami dan dapat menangkap materi yang

disampaikannya. Selain itu pendidikan juga mengarahkan kepada peserta didik untuk

menggali lebih dalam potensi-potensi yang dimilikinya serta diharapkan peserta didik

memiliki akhlak yang mulia.

Pendidikan adalah tempat untuk menimba ilmu-ilmu pengetahuan, di

dalamnya terdapat berbagai aspek-aspek keilmuan, serta pendidikan sangat penting


bagi masyarakat pada umumnya, pada zaman sekarang banyak pendidikan yang

relatif bagus dan dapat menunjang potensi. Pendidikan yang berkualitas sudah pasti

diharapkan banyak orang, hal ini sebagai penunjang kemajuan suatu bangsa,

pendidikan bukan sekedar hanya sebagai sarana “agent of change” bagi generasi

muda akan tetapi juga harus menjadi “agent of producer” agar dapat terciptanya

perubahan kemajuan yang nyata. suatu sistem pendidikan terdapat kelebihan juga

kekurangan, salah satu diantaranya adalah terjadinya krisis moral dikalangan para

pelajar dengan ditandai adanya kegagalan lembaga pendidik dalam mencetak generasi

yang berakhlakul karimah, sampai-sampai dibeberapa sekolahan terdapat kasus

kekerasan seksual dan penyimpangan akhlak yang lain, misalnya kurangnya sopan

santun antara murid dengan gurunya yang terjadi baru-baru ini di daerah bengkulu

dimana seorang guru yang di ketapel oleh wali murid karena guru tersebut menegur

muridnya yang sedang merokok, lalu murid tersebut mengadukan sikap gurunya ini

kepada walinya (“Zaharman Guru Korban Ketapel Ortu Siswa hingga Buta Alami

Trauma Berat, Minta Pindah Tugas,” n.d.).

Pendidikan akhlak atau sering disebut pendidikan karakter merupakan suatu

pendidikan yang penting dilakukan khususnya di Indonesia ini untuk perbaikan moral

generasi muda. menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan karakter sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan manusia. Perkembangan yang hanya tidak dilihat

dari jasmaninya, karena perkembangan jasmani tanpa diimbangi dengan pendidikan

karakter dapat berdampak buruk terhadap perkembangan manusia dan akan

melahirkan manusia yang bersifat sombong dan durjana, pendidikan akhlak ini dapat

mengatasi krisisnya moral dan penyimpangan akhlak yang lain.

Kekrisisan moral ini banyak terjadi dikalangan pelajar dimana dengan adanya

dorongan teknologi yang berkembang semakin pesat menjadikan pelajar semakin


buruk karakternya. Untuk menerapkan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan

saat ini lembaga-lembaga pendidikan dapat mengambil contoh-contoh ulama masa

lampau dalam mendidik generasi-generasi dulu. Zaman dahulu para ulama dalam

mendidik murid-muridnya mengutamakan adab lalu keilmuannya. Hal ini penting

karna pendidikan karakter dapat mengembangkan kemampuan, potensi, karakter serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

dan perserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kereatif, mandiri, dan bisa menjadi warga negara yang

bertanggung jawab. Hal ini juga sesuai dengan kisah Luqman al-Hakim dalam

mendidik anaknya yang tertuang dalam al-Qur’an surah Luqman: 12-14.

‫َو َلَق ۡد َءاَتۡي َنا ُلۡق َٰم َن ٱۡل ِح ۡك َم َة َأِن ٱۡش ُك ۡر ِلَّلِۚه َو َم ن َيۡش ُك ۡر َفِإَمَّنا َيۡش ُك ُر ِلَنۡف ِس ِهۖۦ َو َم ن‬
‫ َو ِإۡذ َقاَل ُلۡق َٰم ُن ِلٱۡب ِنِهۦ َو ُه َو َيِعُظۥُه َٰيُبَّيَن اَل ُتۡش ِر ۡك ِبٱلَّلِۖه‬.‫َك َف َر َفِإَّن ٱلَّلَه َغٌّيِن ِمَح يد‬
‫ َو َو َّصۡي َنا ٱۡل ِإنَٰس َن ِبَٰو ِلَد ۡي ِه َمَحَلۡت ُه ُأُّم ۥُه َو ۡه ًنا َعَلٰى َو ۡه ٍن‬.‫ِإَّن ٱلِّش ۡر َك َلُظۡل ٌم َعِظ يم‬
)14-12:‫(سورة لقمن‬.‫َو ِفَٰص ُل ۥُه يِف َعاَم ۡي ِن َأِن ٱۡش ُك ۡر يِل َو ِلَٰو ِلَد ۡي َك ِإَّيَل ٱۡل َم ِص ُري‬
Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu,
"Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur
(kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji." Dan (ingatlah) ketika
Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai
anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." Dan Kami perintahkan kepada
manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam usia dua tahun.1 Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu. (Q.S. Luqman:12-14)

Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa luqman al-Hakim dalam mendidik anaknya selalu

mengutamakan adab atau akhlaknya yang terdapat pada firman Allah yang artinya

“kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.

Salah satu ulama yang menerapkan pendidikan dengan mengutamakan adab dari ilmu
ialah Ibnu Maskawaih. Beliau adalah seorang filosof muslim yang terkenal di dunia

timur maupun barat, beliau dikenal sebagai salah satu penyumbang dalam berbagai

bidang keilmuan termasuk dalam bidang pendidikan yang tidak lepas dari filsafat.

Beliau memiliki konsep pendidikan yang mengacu pada moral atau sering disebut

pendidikan karakter atau akhlak. Pemikiran-pemikiran beliau tentang pendidikan

karakter terdapat di kitab Tahdzibul Akhlak.

Sebuah jurnal yang ditulis oleh Azizah N dengan judul “pendidikan Ibnu

Maskawaih konsep dan urgensinya dalam perkembangan karakter di Indonesia”

dikatakan bahwa pendidikan karakter adalah sebagai sentral bagi pelaksanaan

pendidikan. karenanya pendidikan karakter merupakan asas dasar bagi manusia untuk

berinterkasi dengan Sang Pencipta maupun dengan sesama manusia dan menjadi

perhatian utama bagi para pakar pendidikan bahwa pengembangan etika atau karakter

tidak bisa dipisahkan dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (Azizah, 2017).

Oleh karena itu, pendidikan karakter atau akhlak sangat penting bagi

kelangsungan moral manusia yang harus diterapkan dari sejak sedini mungkin.

Alasan tersebut menjadi menarik untuk diteliti bahwa menciptakan pendidikan yang

sehat dengan melihat kembali bagaimana para ulama masa lampau dalam mendidik

murid-muridnya yang merujuk pada konsep pendidikan Ibnu Maskawaih.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan karakter menurut Ibnu Maskawaih dalam kitab

Tahdzibul Akhlak?

2. Apa kontribusi pemikiran Ibnu Maskawaih terhadap pendidikan masa sekarang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berorientasi pada bidang

pendidikan yang bertujuan untuk menjelaskan kepada pembaca konsep-konsep

pendidikan karakter Ibnu Maskawaih dalam kitab Tahdzibul Akhlak dan untuk

mengetahui kontribusi pemikiran Ibnu Maskawaih pada pendidikan masa kini.

Dengan demikian penelitian ini akan membahas kajian seputar pendidikan dengan

menggunakan kitab kuning.

Setelah kajian ini diselesaikan harapannya penelitian ini dapat bermanfaat bagi

dunia pendidikan untuk membangun pendidikan sehat di lembaga-lembaga

pendidikan, agar menghasilkan pelajar yang berkarakter baik sesuai dengan nilai-nilai

agama.

D. Tinjauan Kepustakaan

Penelitian ini terdiri dari beberapa bab, bagian pertama berisi pembahasan

yang tediri dari pemikiran-pemikiran Ibnu Maskawaih tentang pendidikan, mengacu

pada literatur-literatur ilmah. Berdasarkan hal itu maka data-data yang digunakan

didapat dari literatur-literatur pendidikan berupa artikel (jurnal) atau karya ilmiah dan

kitab pokoknya digunakan yaitu kitab tahdzibul akhlak. Bagian kedua berisi

kesimpulan (hasil akhir) dari penelitian yang sudah dilakukan yang diuraikan secara

singkat.

E. Kerangka Teoritik

Penelitian ini untuk meneliti tentang konsep-konsep pendidikan karakter Ibnu

Maskawaih yang terdapat pada kitab tahdzibul akhlak, dengan menggunakan literatur

kepustakaan (manhaj tarjih muhammadiyah adalah…… lalu menyebutkan manhaj

tarjih prof syamsul anwar) definisi tentang manhaj tarjih

F. METODE
METODE INI MERUPAKAN METDE KUALITATIF SEHINGGA FOKUS

KAJIANYA UNTUK MENGANALISIS

Anda mungkin juga menyukai