Pendidikan dalam Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan
berakhlak mulia, serta mampu mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
pokoknya yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah, dengan media perantara berupa bimbingan,
bahwa pendidikan bukan hanya upaya seseorang dalam potensi potensial, tetapi
pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran aktif sehingga peserta didik dapat mengembangkan
Dalam dunia pendidikan terdapat misi-misi dan tujuan yang harus dicapai oleh
pendidik yakni dengan lebih mementingkan proses belajar mengajarnya, dalam proses
harus bisa membuat peserta didiknya memahami dan dapat menangkap materi yang
disampaikannya. Selain itu pendidikan juga mengarahkan kepada peserta didik untuk
menggali lebih dalam potensi-potensi yang dimilikinya serta diharapkan peserta didik
relatif bagus dan dapat menunjang potensi. Pendidikan yang berkualitas sudah pasti
diharapkan banyak orang, hal ini sebagai penunjang kemajuan suatu bangsa,
pendidikan bukan sekedar hanya sebagai sarana “agent of change” bagi generasi
muda akan tetapi juga harus menjadi “agent of producer” agar dapat terciptanya
perubahan kemajuan yang nyata. suatu sistem pendidikan terdapat kelebihan juga
kekurangan, salah satu diantaranya adalah terjadinya krisis moral dikalangan para
pelajar dengan ditandai adanya kegagalan lembaga pendidik dalam mencetak generasi
kekerasan seksual dan penyimpangan akhlak yang lain, misalnya kurangnya sopan
santun antara murid dengan gurunya yang terjadi baru-baru ini di daerah bengkulu
dimana seorang guru yang di ketapel oleh wali murid karena guru tersebut menegur
muridnya yang sedang merokok, lalu murid tersebut mengadukan sikap gurunya ini
kepada walinya (“Zaharman Guru Korban Ketapel Ortu Siswa hingga Buta Alami
pendidikan yang penting dilakukan khususnya di Indonesia ini untuk perbaikan moral
generasi muda. menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan karakter sangat penting bagi
melahirkan manusia yang bersifat sombong dan durjana, pendidikan akhlak ini dapat
Kekrisisan moral ini banyak terjadi dikalangan pelajar dimana dengan adanya
lampau dalam mendidik generasi-generasi dulu. Zaman dahulu para ulama dalam
dan perserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kereatif, mandiri, dan bisa menjadi warga negara yang
bertanggung jawab. Hal ini juga sesuai dengan kisah Luqman al-Hakim dalam
َو َلَق ۡد َءاَتۡي َنا ُلۡق َٰم َن ٱۡل ِح ۡك َم َة َأِن ٱۡش ُك ۡر ِلَّلِۚه َو َم ن َيۡش ُك ۡر َفِإَمَّنا َيۡش ُك ُر ِلَنۡف ِس ِهۖۦ َو َم ن
َو ِإۡذ َقاَل ُلۡق َٰم ُن ِلٱۡب ِنِهۦ َو ُه َو َيِعُظۥُه َٰيُبَّيَن اَل ُتۡش ِر ۡك ِبٱلَّلِۖه.َك َف َر َفِإَّن ٱلَّلَه َغٌّيِن ِمَح يد
َو َو َّصۡي َنا ٱۡل ِإنَٰس َن ِبَٰو ِلَد ۡي ِه َمَحَلۡت ُه ُأُّم ۥُه َو ۡه ًنا َعَلٰى َو ۡه ٍن.ِإَّن ٱلِّش ۡر َك َلُظۡل ٌم َعِظ يم
)14-12:(سورة لقمن.َو ِفَٰص ُل ۥُه يِف َعاَم ۡي ِن َأِن ٱۡش ُك ۡر يِل َو ِلَٰو ِلَد ۡي َك ِإَّيَل ٱۡل َم ِص ُري
Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu,
"Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur
(kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji." Dan (ingatlah) ketika
Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai
anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." Dan Kami perintahkan kepada
manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam usia dua tahun.1 Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu. (Q.S. Luqman:12-14)
Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa luqman al-Hakim dalam mendidik anaknya selalu
mengutamakan adab atau akhlaknya yang terdapat pada firman Allah yang artinya
“kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.
Salah satu ulama yang menerapkan pendidikan dengan mengutamakan adab dari ilmu
ialah Ibnu Maskawaih. Beliau adalah seorang filosof muslim yang terkenal di dunia
timur maupun barat, beliau dikenal sebagai salah satu penyumbang dalam berbagai
bidang keilmuan termasuk dalam bidang pendidikan yang tidak lepas dari filsafat.
Beliau memiliki konsep pendidikan yang mengacu pada moral atau sering disebut
Sebuah jurnal yang ditulis oleh Azizah N dengan judul “pendidikan Ibnu
pendidikan. karenanya pendidikan karakter merupakan asas dasar bagi manusia untuk
berinterkasi dengan Sang Pencipta maupun dengan sesama manusia dan menjadi
perhatian utama bagi para pakar pendidikan bahwa pengembangan etika atau karakter
tidak bisa dipisahkan dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (Azizah, 2017).
Oleh karena itu, pendidikan karakter atau akhlak sangat penting bagi
kelangsungan moral manusia yang harus diterapkan dari sejak sedini mungkin.
Alasan tersebut menjadi menarik untuk diteliti bahwa menciptakan pendidikan yang
sehat dengan melihat kembali bagaimana para ulama masa lampau dalam mendidik
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Tahdzibul Akhlak?
pendidikan karakter Ibnu Maskawaih dalam kitab Tahdzibul Akhlak dan untuk
Dengan demikian penelitian ini akan membahas kajian seputar pendidikan dengan
Setelah kajian ini diselesaikan harapannya penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pendidikan, agar menghasilkan pelajar yang berkarakter baik sesuai dengan nilai-nilai
agama.
D. Tinjauan Kepustakaan
Penelitian ini terdiri dari beberapa bab, bagian pertama berisi pembahasan
pada literatur-literatur ilmah. Berdasarkan hal itu maka data-data yang digunakan
didapat dari literatur-literatur pendidikan berupa artikel (jurnal) atau karya ilmiah dan
kitab pokoknya digunakan yaitu kitab tahdzibul akhlak. Bagian kedua berisi
kesimpulan (hasil akhir) dari penelitian yang sudah dilakukan yang diuraikan secara
singkat.
E. Kerangka Teoritik
Maskawaih yang terdapat pada kitab tahdzibul akhlak, dengan menggunakan literatur
F. METODE
METODE INI MERUPAKAN METDE KUALITATIF SEHINGGA FOKUS