Disusun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
B. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui keteladanan dalam pendidikan dari pandangan Hadits
b. Mengetahui keteladanan dalam pendidikan dari pandangan Al qur’an
c. Mengetahui Uraian Menurut Ayat Alqur’an dan Tafsirnya
d. Tambahan Uraian menurut Tim Penulis tentang pribadi intelektual dan bermoral
C. Rumusan Masalah
Keteladanan dalam pendidikan adalah suatu cara yang ditempuh dalam mendidik
dengan jalan memberi contoh atau teladan yang baik.
Dari salah satu riwayat hadits diceritakan:
Dari Jarir bin Adbullah berkata, “ Beberapa orang Arab pedalaman datang kepada
Rasulullah dengan mengenakan pakaian dari bulu kambing (pakaian jelek). Rasulullah
melihat keadaan mereka yang menyedihkan dan mereka memerlukan bantuan, lalu
Rasulullah menganjurkan kaum muslimin agar bersedekah. Tetapi mereka lambat
merespon anjuran itu, sehingga kekecewaan tampak pada wajah Rasulullah.
Kemudian laki-laki Anshar datang dengan memberikan sejumlah uang, lalu disusul
orang lain lagi. Kemudian banyak orang yang menyusul untuk memberikan sedekah,
sehingga keriangan tampak pada wajah Rasulullah.”
Setelah itu Rasulullah bersabda, “ Barangsiapa memberi teladan yang baik di dalam
Islam lalu diikuti orang lain sesudahnya, maka dicatat untuknya pahala sebanyak yang
diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang
mereka peroleh. Dan barangsiapa memberikan teladan jelek di dalam Islam lalu diikuti
orang lain sesudahnya, maka dicatat untuknya dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang
yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa yang mereka peroleh sedikitpun.”
Dari hadits diatas dapat disimpulkan bahwa teladan yang baik atau buruk akan
mendapat ganjaran yang sama bagi seseorang itu, khususnya dalam pendidikan.
Dari ayat Al Qur’an:
a. (QS al-An’aam:90)
Nabi Muhammad saw. dibimbing Allah swt. untuk meneladani para Nabi
sebelum beliau setelah Allah mengisahkan kisah mereka pada surat al-An’aam.
“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petujuk oleh Allah, maka ikutilah
petunjuk mereka.”
b. (QS al-Mumtahanah:6).
. Secara khusus Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya diarahkan Allah swt.
untuk meneladani Nabi Ibrahim as dan pengikutnya dalam mentaati Allah.
“Sesungguhnya pada mereka itu ada teladan yang baik bagi kalian.”
A. Uraian Menurut Ayat Alqur’an dan Tafsirnya
Pada surat Al Ahzab ayat 21 Allah berfirman:
“Sesungguhnya telah ada bagi kamu pada Rasulullah suri teladan yang baik bagi orang
mengharap Allah dan hari kiamat, serta yang berdzikir kepada Allah dengan banyak.”
Pakar tafsir az-Zamakhsyari ketika menafsirkan ayat diatas, mengemukakan dua
kemungkinan tentang maksud keteladanan yang terdapat pada diri Rasul itu. Pertama dalam
arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah teladan. Kedua dalam arti terdapat dalam
kepribadian beliau hal-hal yang patutu diteladani. Pendapat pertama lebih kuat dan
merupakan pilihan banyak ulama. Kata fii rasulillahi berfungsi “memngangkat” dari diri
Rasul satu sifat yang hendaknya diteladani, tetapi ternyata yang diangkatnya adalah Rasul
saw. Sendiri dengan seluruh totalitas beliau.
Rasulullah saw. sebagai suri teladan yang baik selalu mendahulukan dirinya
mengerjakan segala perintah yang datang dari Allah swt. sebelum perintah itu disampaikan
pada umatnya, demikian pula larangan-larangan Allah swt. ia senantiasa menjauhinya.
Seorang pendidik harus menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya. Apabila si pendidik
mempunyai sikap yang buruk, lalu bagaimana bisa murid-muridnya menjadi orang yang
baik? Oleh karena itu hendaknya seorang pendidik harus memberikan contoh-contoh yang
baik bagi murid-muridnya. Karena secara otomatis murid akan mencontoh apa yang gurunya
lakukan.
B. Uraian Kami :
Teladan dalam pendidikan harus diperhatikan, terutama pada pendidiknya sendiri.
Karena pendidik mempunyai peranan penting dalam mendidik peserta didiknya. Apakah
diajarkan dengan cara-cara yang baik ataukah dengan cara-cara yang keras dan kurang tepat
bagi peserta didiknya.
Adanya teladan dalam mendidik dan memandu umat manusia merupakan hal yang
berperan penting. Karena manusia selalu dalam belajar dan tertarik untuk meniru atau belajar
dari pihak lain. Seseorang akan selalu berusaha mengatur tindakan dan perilakunya sesuai
dengan apa yang dilakukan oleh teladan pilihannya. Sebagai agama yang luhur, Islam
senantiasa menginginkan para pemeluknya menjadi umat yang teladan dan menjadi contoh
bagi yang lain. Atas dasar itulah, Al-Quran menyebutkan beragam ciri dan sifat-sifat manusia
teladan yang bisa dijadikan sebagai contoh bagi manusia lainnya. Dalam surat Al-Hujarat Al-
Quran menyatakan bahwa manusia terbaik di sisi Allah adalah mereka yang mencapai derajat
ketakwaan dan menjauhkan dirinya dari perbuatan tercela.
Teladan yang baik dari seorang pendidik sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan
contoh yang baik seorang anak didik akan termotivasi untuk meniru dan mengikuti perilaku
seorang pendidik. Teladan yang baik pula akan memperlancar tercapainya tujuan dari proses
pendidikan. Misalnya, Seorang murid di TK, dia lebih cepat dalam menangkap apa yang ia
lihat dari pada yang ia dengar. Demikian pula pada pada anak yang duduk di SD, SMP, SMA
dan yang sederajat.
Manusia dalam hidupnya mempunyai sikap saling ketergantungan dengan manusia lain,
demikian pula dalam belajar, ia banyak dipengaruhi oleh keadaan di sekelilingnya, sehingga
Albert Bandura dalam teori belajar sosial, memandang tingkah laku manusia timbul sebagai
hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Adanya
keterbukaan seseorang terhadap lingkungannya akan membuka peluang memperoleh
pelajaran sebanyak-banyaknya, begitu banyak yang dapat diamati dan dipikirkan untuk
diambil pelajaran darinya. Teori belajar sosial menekankan perlunya imitation (peniruan)
terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa. Lewat pengamatan apa yang dilihat,
didengar, dan dirasakan, seorang anak dapat menirunya, karena itu teramt penting bagi
seorang pendidik, untuk memainkan peran sebagai model atau tokoh yang menjadi contoh
dan diteladani oleh anak didiknya.
Untuk menciptakan hubungan yang baik diperlukan adanya komunkasi yang baik antara
keduanya, baik berupa perkataan maupun tindakan. Tindakan yang dimaksudkan di sini
adalah keteladanan dari seorang guru. Karena dengan teladan yang baik, anak didik akan
lebih mudah untuk percaya terhadap gurunya.
Perlu disadari secara mendalam, bahwa maksud dan tujuan pendidikan pada hakikatnya
bukan hanya untuk menjadi anak yang pintar, cerdas dari segi intelektualnya. Akan tetapi
yang paling penting dari esensi pendidikan adalah terciptanya manusia yang bermoral dan
berbudi pekerti yang mulia. Berapa banyak orang yang pintar akan tetapi mereka masih
berlaku bejat terhadap dirinya, orang lain dan bangsa. Kasus korupsi kita dengar terus
menerus di berbagai media. Padahal mereka adalah orang-orang yang cerdas, pintar
berkedudukan tinggi. Imam Syafi’i pernah berkata: “pemuda hari ini adalah pemimpin hari
esok”. Jika para pendidik memberikan teladan yang buruk, maka anak didiknya kelak akan
menjadi generasi penerus yang buruk. Jika hal ini tidak ingin terjadi maka yang harus
diperbaiki dan ditingkatkan pertama kalinya adalah kualitas pendidikannya. Karena
pendidikan adalah ibarat akar sebatang pohon, yang mana jika akarnya mati, maka matilah
seluruh cabang-cabangnya, dan apabila akarnya baik dan sehat, maka cabang-cabangnya akan
ikut sehat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keteladanan dalam pendidikan merupakan hal yang penting dan harus ditempuh dalam
mendidik dengan jalan memberi contoh atau teladan bagi anak didiknya. Adapun hal-hal
yang yang wajib diingat adalah teladan tersebut dimulai dari pendidik itu sendiri. Karena
teladan yang baik akan memperlancar tercapainya tujuan dari proses pendidikan dan
menjadikan anak didik mempunyai contoh guru yang patut dicontoh.
B. Saran
Supaya nilai-nilai mulia pendidikan bisa teraplikasikan dalam setiap aktivitas sehari-hari,
maka kami menyarankan hendaknya pendidik bisa memberikan teladan yang baik kepada
anak didiknya. Ini tidak akan pernah terjadi tanpa ada kesadaran pada diri setiap pendidik
baik guru maupun orang tua. Kesadaran ini bisa dibentuk dengan adanya keinginan-keinginan
baik dari seorang pendidik terhadap anak didiknya.
Dikutip dari : Lorong progresivitas tarbiyah A UINU: Makalah Hadist tentang Keteladanan
Dalam Pendidikan T 2A (tarbiyaha11uinujpr.blogspot.com)