PAPER
IBADAH
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Lusi (821191024)
Nadia (821191009)
DOSEN PENGAMPU
Asyha, S.H.I,M.Pd.I
SARJANA KEPERAWATAN
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
walaupun mungkin secara penilaian makalah ini belum sempurna, tetapi kami akan berusaha
untuk memperbaikinya.
Dalam kesempatan kali ini, tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari teman-
teman guna perbaikan di waktu yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata ibadah mempunyai pengertian yang berbeda-beda tergantung dari sudut mana
antara ahli mendasarkan nazhar atau pandangannya dan maksud yang dikehendaki oleh
masing-masing ahli ilmu. Ibadah adalah ghayah (tujuan) diciptakannya manusia, ijin dan
makhluk lainya. Ibadah merupakan suatu nama yang melingkupi segala yang di ridhoi Allah
dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, baik yang tampak maupun yang bersembunyi.
Ibadah merupakan perkara yang perlu adanya perhatian, karna ibadah itu tidak bisa di
buat main-main apa lagi di salah gunakan. Dalam islam ibadah harus berpedoman pada apa
yang telah Allah SWT yang perintahkan dan apa yang telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW kepada umat islam yang dilandaskan kepada kitak yang di turunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW berupa kitab suci Al-qur’an dan segala perbuatan, perkatan,
ketetapan, Nabi SAW atau disebut dengan hadis Nabi. Umat islam tentunya mengetahui apa
itu ibadah dan bagaimana cara pelaksanaan ibadah tersbut. Islam harus mengikuti ibadah
yang dicontohkan dan dilakukan oleh Nabi SAW, dan tidak boleh membuat ibadah yang
tidak berdasar pada Al-qur’an dan hadis.
B. Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah supaya mahasiswa tau apa itu ibadah dan hukum-
hukum ibadah, cara syar’i dalam ibadah khusus, dan serta pengaruh ibadah bagi individu dan
masyarakat.
C. Rumusan Masalah
TINJAUAN TEORI
A. Hukum-hukum Ibadah
Syahrur membagi hukum islam menjadi 2 bagian: hukum ibadah yang oleh Syahrur
sering disbut dengan syi’ar dan hukum muamalah. Untuk hukum ibadah manusia tidak
mungkin melakukan ijtihad terhadapnya manusia hanya menerima sebagaimana adanya dari
Nabi Muhammad. Oleh karena itu, menurut Syarur, untuk urusan ibadah juga ada
pertimbangan dan ijtihad. Nabi pun bukan mujtahid dalam persoalan ini. Sedangkan hukum
muamalah, manusia harus meniru Nabi, yakni melakukan ijtihad agar hukum muamalah
selalu berkembangg dalam cangkupan khudud Allah.
Termasuk dalam hukum muamalah adalah hukum pidana. Bagi Syahrur, untuk
persoalan tindakan, hukum islam harus tegas, walaupun dalam aplikasinya lentur. Para
pembuat hukum islam harus memberikan difinisi kejahatan yang dapat dituntu dan dikenai
khudud Allah, serta membuat krakteristik yang jelas terhadapnya divinisi dan krateristik
tersebut akan berbeda-beda dari tempat atau masa satu dengan yang lain dalam keadaan
tertentu, adalah mungkin untuk mengabaikan batas atas dan cukup menjalankan hukuman
yang lebih rendah. Dan dalam kasus kecualian, juga mungkin untuk mempertegas hukuman
maksimal dan memperluas cangkupan hukuman maksimal tersebut. menurut syharur, inilah
cara manusia sekarang mengikuti sunah Nabi dalam khudud. Devinisi jarimah (tindak
kejahatan) tersebut harus selalu berpegang pada pendapat mayoritas masyarakat. Adalah
sangat mungkin bila dalam seribu peristiwa pencurian, hanya satu orang yang tangannya
harus dipotong, sepentara yang lain cukup dengan hukuman yang lebih ringan atau bahkan
dimaafkan.
a. sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan misalnya shalat idul
fitri.
b. sunnah ghairu muakkad, sunnah biasa, misalnya kepada memberi salam
kepada orang lain,
c. sunnah haiah, adalah perkara-perkara dalam shalat yang sebaiknya
dikerjakan, seperti mengangkat kedua tangan ketika takbir.
d. sunnah ab’ad, adalah perkara-perkara dalam shsalat yang harus dikerjakan dan
kalau terlupakan maka harus melakukan sujud sahwi, seperti membaca
tasyahud awal dan sebagainya.
B. Cara Syar’I dalam ibadah khusus
Shalat adalah mirajul mu’min atau sarana diri kepada tuhannya dengan shalat, sorang
hamba dapat berkomunikasi secara intens dengan tuhannya sehingga ia berada diposisi yang
sangat dekat dengannya. Dengan shalat ia merasa selalu di awasi oleh Allah swt sehingga ia
memiliki control ampuh untuk memonitor tingkah lakunya agar selalu ingat kepada sang
penciptanya. Disini ibadah khusus dibagi menjadi 3 :
1. Takut
Takut kepada Allah adalah sifat orang yang bertakwa dan ia juga merupakan
bukti imannya kepada Allah. Lihatlah bagaimana Allah mensifati para malaikat, Allah
ta’ala berfirman yang artinya : “Mereka takut kepada rabb mereka yang berada diatas
mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka (QS. An Nahl : 50).
Liat juga bagaimana Allah ta’ala berfirman tentang hamba-hamba nya yang paling
mulia yaitu para nabi alahimus wassalam artinya ssungguuhnya mereka adalah orang-
orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan
mreka berdoa kepada kami dengan harapan dan takut. Dan mereka adalah orang-
orang yang khusyuk kepada kami (QS. Al Anbiya : 90).
2. Cinta
Sesungguhnya rasa cinta paling agung adalah cinta kepada Allah Ta’ala yang
telah menciptakan rasa cinta dan sang pemilik cinta. Kecintaan kepada Allah dan
Rasul-Nya merupakan konsekuensi keimanan yang paling besar, setiap konsekuensi
yang ada merupakan ekspresi dari rasa cinta, yang baik maupun yang buruk. Setiap
amalan shalih yang didasari atas rasa keimanan tidak terjadi kecuali karena adanya
kecintaan yang terpuji dasar dalam kecintaan yang terpuji adalah kecintaan kepada
Allah dan kecintaan kepada agama dan syariat kecintaan kepada para kekasih Allah
dan hamba-hamba-Nya yang shalih.
3. Harapan
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al-Insyirat ayat ke 8 “ Dan hanya
kepada Allah swt engkau berharap “hidup tidak lepas dari cobaan dan ujian dalam
kehidupannya baik dengan suatu yang tidak disukainya atau bisa pula dengan yang
menyenangkannya. Allah swt berfirman dalam Al-qur’an surat Al-Anbiya ayat 35
“tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan ynag sebenar-benarnya. Dan hanya kepada
kamilah kamu dikembalikan.
Shalat merupakan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia
gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas dalam tubuh) seorang
muslim. Sungguh dalam gerakan shalat banyak sekali terkandung nikmat dan mukjizat, baik
yang terungkap oleh pengetahuan manusia, maupun belum terungkap sama sekali diantara
nikmat dan mukjizat shalat yang telah terungkap dari sudut pandang ilmu pengetahuan
manusia adalah shalat itu menjadi obat bagi berbagai jenis penyakit dan gangguan kesehatan
yang menghampiri tubuh manusia. Diantaranya beberapa manfaat dan mukjizat dari gerakan
shalat dimulai dari takbiratul ihram hingga salam.
1. takbiratul Ihram
Takbiratul ihram posisi tubuh berdiri tegak mengangkat kedua tangan sejajar
telinga lalu melipatnya didepan perut atau dada bagian bawah. Dalam tinjauan ilmu
kesehatan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot
lengan. Posisi jantung dibawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh
tubuh. Saat mengangkat kedua tangan otot bahu merenggang sehingga aliran darah
kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau
dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian
khususnya pada tubuuh bagian atas.
2. Rukun
Posisi Ruku yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air diatas punggung tersebut maka gelas air tersebut tidak akan
tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Dalam tinjauan ilmu kesehatan,
gerakan dapat menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai
penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran
darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi
relaksasi bagi otot-otot bahu hingga kebawah. Selain itu, ruku adalah latihan kemih
untuk mencgah gangguan prostat.
4. sujud
5. duduk
Gerakan duduk setelah sujud terdiri dari 2 macam yaitu iftisary : ( Duduk
istirahat diantara dua sujud dan duduk tahiyat awal ) dan tawarruk (duduk tahiyat
akhir).
6. Salam
Manfaat ibadah shalat jum’at adalah shalat dua rakaat yang hanya dilakukan pada
hari jum’at pada waktu shalat dzuhur dan wajib ada pelaksanaan khutbahnya. Ketentuan
shalat jum’at tersebut tentu memiliki edukasi yang luar biasa bagi kaum muslimin. Sehingga
Allah memaktubkan di dalam Al-quran meninggalkan segala aktivitas ketika azan jum’at
berkumandang. Allah swt berfirman “hai orang orang yang beriman, apabila kamu disuruh
menunaikan shalat yang bertepatan, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan
tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. “ QS. Al-
Jumu’ah”. Manfaat shalat jum’at yang lainnya adalah mengingatkan untuk terus
mendekatkan diri kepada Allah swt. Inilah tugas khotib didalam khutbahnya dan tugas jamah
untuk mengingatkan khotib jka ada kesalahan dalam menyampaikan rukun khutbah.
Kebesaran hati jamaah dan imam untuk menerima nasehat menjadi bagian penting. Demikian
halnya pelaksanaan imam harus ikhlas menerima pemberitahuan jamaah jika terdapat
kekhilafan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah adalah bentuk hukum baik yang dapat dipahami maknanya seperti hukum
yang menyangkut dngan muamalah pada umumnya maupun yang tidak dapat dipahami
maknanya. Seperti ibadah yang baik yang berhubungan dengan anggota tubuh yang baik
seperti ruku dan sujud maupun yang berhubungan dengan lidah seperti zikir dan hati seperti
niat. Melalui ibadah kepada Allah hidup manusia terkontrol dimanapun dan dalam keadaan
apapun manusia dituntut untuk dalam keadaan sadar sebagai hamba Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Hadi El-Sutha. 2013. Mukjizat Ibadah Wajib dan Amalan-amalan Sunnah.
Jakarta. Penerbit : Kalam mulia.