Anda di halaman 1dari 11

Konsep Tanggung Jawab Pendidik Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam

Akhmad Faisal
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
faisalibnuaziz@gmail.com

Abstrack

This study aims to explain the responsibilities of educators in Islamic education. Educators are
those who take responsibility for the development of their students and strive to develop their full
potential, both emotional (taste), cognitive (creative) and psychomotor (intention). is. Students experience
education in her three environments. In other words, the home environment and the person in charge are
the parents, the school environment is the teacher, and the community environment is the whole
community, especially the dreamer/community her leader. Therefore, parents as home educators, teachers
as school educators, and leaders as social educators (community leaders) must be harmonious, co-operate
and always work hand-in-hand in the educational process. not. The focus of the research in this article is
the parent's responsibility in home education, the teacher's responsibility in school education, and the
responsibility of leaders and community leaders in education in the community. The study found that
three elements must share responsibility for education: parents, teachers, and the community. It is
incorrect to assume that all responsibility rests solely on the shoulders of one of her three.

Keywords: Islamic Education, Students, Responsibilities of Educators

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para
pendidik tentang tanggung jawab mereka dalam hal pendidikan Islam. Sebagai pendidik, kita bertanggung
jawab untuk mengembangkan potensi siswa kita di ketiga bidang - afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Pengalaman pendidikan peserta didik berlangsung dalam tiga lingkungan yang berbeda: di lingkungan
rumah dengan orang tua, di lingkungan sekolah dengan guru, dan di lingkungan masyarakat. Ruang
publik sangat penting bagi pemimpi dan tokoh, yang memiliki peran khusus dalam masyarakat. Oleh
karena itu, orang tua sebagai pendidik dalam keluarga, guru sebagai pendidik di sekolah, tokoh
(pemimpin masyarakat) sebagai pendidik di masyarakat harus konsisten, kooperatif dan selalu bersama-
sama dalam proses pendidikan. maksud dari makalah ini adalah untuk mengetahui tanggung jawab dari
orang tua dan guru dalam hal pendidikan dalam keluarga. Apa peran orang tua dalam pendidikan anak-
anak mereka di rumah, dan peran apa yang dimiliki guru di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para pendidik tentang tanggung jawab mereka
dalam hal pendidikan Islam. Pemimpin dalam pendidikan juga memiliki tanggung jawab untuk terlibat
dengan masyarakat untuk memastikan bahwa mereka memahami kebutuhan siswa dan masyarakat. Studi
ini menemukan bahwa merupakan tanggung jawab dari ketiga ini masyarakat, orang tua, dan guru untuk
bekerja sama dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas untuk semua. Dan kurang tepat kalau
tanggung jawab ini hanya dari salah satu ketiga pihak tersebut.

Kata Kunci: Pendidikan Islam, Peserta Didik, Tanggung Jawab Pendidik

1
Pendahuluan

Semua manusia perlu dididik agar memiliki kehidupan yang penuh dan bermanfaat. Tanpa
pendidikan manusia, akan sulit untuk belajar. Otak kita tidak akan mampu menemukan solusi atau
memecahkan masalah secara efektif. Pendidikan itu seperti pelita. Cahaya dapat dicerahkan oleh orang
yang menyalakannya. Orang yang berpendidikan akan menemukan jalan menuju kesuksesan.(Fakhruddin
Siswopranoto, 2022)

Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan menjadi penting karena melestarikan, mengalihkan,
dan mentransformasikan nilai-nilai budaya dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus.
Pendidikan Islam memegang peranan penting dalam melanggengkan cita-cita Islam dan mewariskan
nilai-nilai agama kepada generasi penerus. Dapat melestarikan, mentransfer, menanamkan, dan
mentransformasikan nilai-nilai Islam sehingga dapat terus berfungsi dan berkembang di masyarakat.
(Wahdaniya & Sulaeman Masnan, 2021)

Menurut Zakiah Daradjat, Allah menciptakan manusia berdasarkan fitrahnya namun fitrah Tuhan
bagi manusia diterjemahkan sebagai mampu mendidik dan mendidik potensi ini dapat dikembangkan
melalui pola asuh dan pendidikan. Kewajiban untuk mengembangkan potensi tersebut merupakan beban
manusia dan tanggung jawab kepada Allah SWT.

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga dalam wahyu pertama diturunkan
kepada Nabi Muhammad. Berisi perintah Baca. Perintah itu berbunyi Q.S. al-Alaq (96):1-5

َ ‫ان مِنْ َعلَ ٍق ۚ ِا ْق َرْأ َو َرب‬


َ ‫ُّك ااْل َ ْك َر ۙ الَّذِيْ َعلَّ َم ِب ْال َقلَ ِم ۙ َعلَّ َم ااْل ِ ْن َس‬
‫ان َما َل ْم َيعْ َل ْم‬ َ ‫ۗ ِا ْق َرْأ ِباسْ ِم َر ِّب‬
َ ‫ك الَّذِيْ َخلَق ۚ َخلَقَ ااْل ِ ْن َس‬

Terjemahnya:
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; (2) Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah; (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; (4) yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam; (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.

Salah satu unsur yang bertanggung jawab dalam proses pendidikan adalah pendidik. Pendidik
memegang peranan kunci dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dengan demikian,
pendidik harus memenuhi persyaratan tertentu, baik secara teoritis maupun praktis, untuk menyelesaikan
tugas-tugas mereka. Di sisi lain, faktor internal seperti bakat dan kepribadian siswa, dan faktor eksternal
seperti lingkungan, menjadi tujuan utama dari proses bisnis pendidik.(Napitupulu, 2019)

Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab untuk mendukung perkembangan fisik
dan mental siswa secara spiritual untuk mencapai tingkat kedewasaan yang memungkinkannya untuk
mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah Allah. Pendidik dapat memenuhi tugasnya sebagai
entitas sosial dan sebagai individu yang mandiri.(Zainal Mutaqin et al., 2021)

Konsisten dengan pandangan di atas, Abdul Mujib berpendapat bahwa pendidik harus
mengembangkan potensi mereka dengan memaksimalkan potensi emosional (rasa), kognitif (hak cipta)
dan psikomotor (niat) peserta. ,dikatakan sebagai orang yang bertanggung jawab atas perkembangan
siswa peserta.(Saputra, 2015)

2
Menurut al-Ghazali, yang dikutip oleh Bukhari Umar, pendidik adalah pelita setiap zaman, dan
mereka yang hidup dengannya akan menerima cahaya ilmu. Jika dunia tidak ada pendidik, pasti manusia
seperti binatang. Karena pendidikan merupakan upaya membawa manusia dari fitrah hewan ke fitrah
manusia.

Tanggung Jawab dalam Urusan Pendidikan Islam itu penting untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa proses pendidikan itu sendiri harus
mencakup beberapa komponen seperti pendidik, peserta didik, materi, metode dan tujuan pendidikan.
(Qamar, 2017)

Siswa mengalami pendidikan di tiga lingkungan. Itu adalah, lingkungan rumah dan penanggung
jawab adalah orang tua, lingkungan sekolah adalah guru, lingkungan masyarakat adalah keseluruhan
masyarakat, khususnya masyarakat yang menjadi pemimpin atau pemimpinnya. Oleh karena itu, suatu
kesalahan bahwa semua tanggung jawab hanya ada pada salah satu dari tiga pihak, yang sebenarnya
adalah tiga unsur tersebut, jadi orang tua, guru dan masyarakat harus berbagi tanggung jawab dalam
pendidikan. Dengan latar belakang tersebut, isu utama dari tulisan ini mempertimbangkan tanggung
jawab pendidik dalam pendidikan Islam. Latihan topik ini dicakup dengan beberapa subtugas yang
dirumuskan sebagai berikut: : (1) Bagaimana tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan dalam
keluarga? (2) Bagaimana tanggung jawab guru dalam pendidikan di sekolah? (3) Bagaimana tanggung
jawab pemimimpin/tokoh masyarakat terhadap pendidikan dalam lingkungan masyarakat

METODE

Penelitian ini bersifat kualitatif dan penelitian kepustakaan (Library Research) digunakan sebagai
jenis penelitian. Yaitu mengkaji literatur dari berbagai referensi yang berkaitan dengan pokok bahasan
tanggung jawab pendidik dalam pendidikan Islam. Data dianalisis berasal dari bahan kepustakaan dengan
kaitan kuat yang mendasari penelitian yang terdiri dari Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah SAW.
Selanjutnya data dianalisis dengan cara mereduksi data dengan memilih, menyederhanakan dan
memfokuskan dari data yang diperoleh. Setelah data direduksi, disajikan dalam format teks deskriptif dan
data disusun dan diatur dalam pola relasional untuk memudahkan pemahaman. Data berpola, fokus, dan
terstruktur dibuat secara sistematis dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan metode induksi data. Pada
dasarnya data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara telaah dan dikategorikan. Dalam hal ini,
hanya data penting dan relevan yang dirangkum. Pengumpulan data dilakukan dalam penelitian sastra
atau dokumenter, dan tekniknya) menggunakan teknik membaca, mempelajari dan menganalisis catatan
dari literatur, buku, dokumen, dan hal lain yang berkaitan dengan tulisan ini. Mengutip secara langsung
yaitu dengan mengubah tajuk rencana, mengutip bahan atau artikel dari buku tersebut tanpa mengurangi
maksud yang terkandung di dalamnya. b). Pengutipan langsung, yaitu mengutip bahan dari buku atau
artikel tanpa mengubah tajuk rencana atau mengurangi makna yang terkandung di dalamnya.

PEMBAHASAN

3
A. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan di Keluarga

Keluarga adalah unit sosial terkecil yang memberikan landasan utama bagi perkembangan siswa.
Keluarga adalah tempat pertama bagi peserta siswa menerima pendidikan dan orang tua bertanggung
jawab atas pendidikan utama dalam keluarga. Sebagai tempat pendidikan pertama, orang tua memegang
peranan yang sangat penting berperan dalam pembentukan karakter dan perkembangan anak-anaknya.
artinya karakter dan kepribadian anak tergantung dari didikan awal orang tua kepada anak. Tanggung
jawab orang tua terhadap anak merupakan suatu keniscayaan yang merupakan fitrah yang telah ditetapkan
oleh Allah swt. untuk semua orang tua. Kebiasaan baik yang sesuai dengan ajaran agama terbentuk sejak
lahir, akan menjadi dasar utama dalam pembentukan kepribadian anak. (Ramli, 2015)

Menurut Musdah Mulia, memiliki anak merupakan amanah yang membebankan tanggung jawab
yang berat pada setiap orang tua. Memercayai meliputi kewajiban memelihara kelangsungan hidup anak.
Ini termasuk menyediakan makanan, minuman dan tempat tinggal, menjaga iman dan menyediakan
materi pendidikan untuk membantu anak mempertahankan agama dan kepercayaan yang benar. Pada saat
manusia baru lahir, beberapa fakta terungkap, dan itu untuk mendidik dirinya sendiri dalam bentuk
dewasa di bidang ekonomi untuk membantunya dan mengarahkannya menuju kedewasaan. Disebutkan
dalam Q.S. An Nahl (16):78:
‫هّٰللا‬
َ‫ار َوااْل َ ْفـِٕ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬ َ ‫َو ُ اَ ْخ َر َج ُك ْـم ِّم ۢ ْن بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْيـ ًۙٔا َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َوااْل َب‬
َ ‫ْص‬
Terjemahnya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Berdasarkan ayat tersebut, dapat dipahami bahwa peserta ddik harus dibantu, dibimbing,
diarahkan agar setelah menjadi dewasa ia menjadi bagian dari masyarakat yang dijiwai ajaran Islam.

Pembentukan jiwa dan akhlak yang terpuji, bahkan sejak dalam kandungan, bertepatan dengan
perkembangan anak, dimulai sejak kelahirannya. Selanjutnya, karena pilihan pasangan sudah ditentukan,
kandidatnya adalah ibu dan ayah kalian. Hal ini berkaitan dengan firman Allah. Al-Araf dalam QS (7):58

ِ ‫رِّف ااْل ٰ ٰي‬


َ‫ت لِقَوْ ٍم يَّ ْش ُكرُوْ ن‬ ‫ص ُـ‬ َ ُ‫ُث اَل يَ ْخ ُر ُج اِاَّل نَ ِكد ًۗا َك ٰذلِكَ ن‬
َ ‫َو ْالبَلَ ُد الطَّيِّبُ يَ ْخ ُر ُج نَبَاتُهٗ بِاِ ْذ ِن َرب ٖ ِّۚه َوالَّ ِذيْ خَ ب‬
Terjemahnya:

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang
tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda
kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

Ayat ini menyiratkan bahwa benih tanaman ditanam membutuhkan tanah subur alami, bebas dari
penyakit dan hama. Begitu pula anak yang ingin dilahirkan, jika motif pembentukan sistem kekeluargaan
hanya didasarkan pada pasangan niat yang suci, menempatkan anak yang belum lahir di alam suci dan
terjauh dari kejelekan. Sebaliknya, jika motivasi perkawinan dan hubungan suami istri dilandasi oleh
kesombongan dan materialistis, sama saja dengan menempatkan anak yang belum lahir dalam alam
penyakit dan kelainan. (Fakhruddin Siswopranoto, 2022)

4
Pada manusia, moralitas terbentuk sejak dini di dalam kandungan. janin rahim menerima
pengalaman melalui saraf rahim ibunya. Dari sudut pandang Islam, rahim tidak hanya penting secara
biologis bagi janin, tetapi juga sebagai transmisi pendidikan yang mempengaruhi pertumbuhan spiritual,
intelektual, dan bahkan penentuan nasib sendiri. Rahim seorang ibu seperti tanah di mana bibit tanaman
tumbuh. Tentu karena perannya sebagai negara, sudah komoditas memiliki dampak yang sangat kuat pada
benih yang ditanam di sana.

Dari pengamatan psikiater terhadap orang yang mengalami sakit, ternyata keadaan alamiah orang
tua saat anak dalam kandungan mempengaruhi pertumbuhan spiritual anak di kemudian hari. Kesalehan
orang tua merupakan input pendidikan langsung kepada anak selama janin masih dalam kandungan. Di
agama Islam saat lahir menganjurkan cara terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan Seorang anak
disusui. Selanjutnya, pendidikan harus dilakukan di rumah berdasarkan contoh kehidupan iman sehari-
hari, taat beribadah, perlakuan anak sesuai aturan agama, perlakuan anak dengan kasih sayang dan
pengertian, pendidikan dan pembiasaan anak sesuai perkembang an menurut kemampuannya.
(Wahdaniya & Sulaeman Masnan, 2021)

Dahulu, peran kunci orang tua dalam menyekolahkan anaknya merupakan tanggung jawab yang
luas dan sangat kompleks yang mencakup segala aspek kehidupan, baik pendidikan jasmani maupun
rohani. Allah SWT mengatakan dalam Q.S Tahrim (66):6:

ٌ ‫ارةُ َعلَ ْي َها َم ٰۤل ِٕى َك ٌة غِ اَل‬


‫ظ شِ دَا ٌد اَّل َيعْ ص ُْو َن هّٰللا َ َمٓا‬ َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَهْ لِ ْي ُك ْم َنارً ا وَّ قُ ْو ُد َها ال َّناسُ َو ْالح َِج‬
‫اَ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعلُ ْو َن َما يُْؤ َمر ُْو َن‬
Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan(6).

Dalam menafsirkan ayat ini, Al-Maraghi berpendapat bahwa menjaga keluarga dan
membebaskan mereka dari siksaan api neraka dapat dicapai dengan menasihati, mengajar dan mendidik
keluarganya. Harapannya dengan cara ini mereka akan menaati Allah, menjalankan semua perintah Allah,
dan meninggalkan semua yang dilarang Allah.

Berdasarkan interpretasi kita terhadap ayat di atas, kita dapat melihat semua orang tua yang
beriman secara otomatis menjadi pendidik. Anda harus menjadi guru yang baik meskipun Anda tidak
memiliki ijazah khusus yang tidak dibayar oleh siapa pun. Orang tua harus bertanggung jawab atas
dirinya swt Allah. Dalam kaitan ini, orang tua yang beriman harus melakukan berbagai aktivitas dan
upaya agar anggota keluarganya selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika orang tua tidak
membesarkan anaknya dengan serius, anaknya tidak akan tumbuh seperti yang diinginkannya.
(Baharuddin, 2020)

Dari beberapa penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa tanggung jawab orang tua
terhadap anak tidak dapat dihindari dan diingkari karena sudah menjadi fitrah semua orang tua. Peran
orang tua sebagai pendidik dalam Keluarga adalah pondasi kedamaian dan ketenangan dalam hidup.

5
B. Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan di Sekolah

Sekolah merupakan bidang pendidikan terbesar kedua setelah rumah. Ketika anak-anak pergi ke
sekolah, mereka dihadapkan pada masyarakat yang berbeda dari keluarga. Di sekolah, dia punya anggota
keluarga yang sebelumnya tidak pernah bersamanya. Proses mempersiapkan anak untuk bersekolah
adalah salah satu proses sosial yang paling sulit dan sekaligus sangat penting, di mana guru bertanggung
jawab dan memiliki peran untuk dimainkan.(Sholeh, 2016)

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang diharapkan menghasilkan sumber daya manusia yang
berguna. Dan gurulah yang terlibat langsung dalam keseluruhan proses pembelajaran. Guru adalah wali
dari orang tua anak sebagai titik tumpu untuk mengadu, berdiskusi, dan mencari masukan atas
permasalahan yang dihadapi anak. Pada dasarnya, seperti dua sisi mata uang, guru dan siswa tidak dapat
dipisahkan namun berbeda. Seorang guru tidak dapat mengajar tanpa siswa, dan sebaliknya dia saling
membutuhkan. Keduanya saling mengisi nilai kehidupannya di masyarakat. Jika kesatuan total ini
dipertahankan, akan diberdayakan untuk menghasilkan bakat berkualitas. Kecerdasan dan Keterampilan
siswa adalah pilar abadi dunia pendidikan.(Nurhadi & Harahap, 2021)

Guru adalah pendidik profesional, dengan kemauan implisit untuk menerima dan memikul
sebagian tanggung jawab pendidikan yang berada di pundak orang tuanya. Ketika orang tua
menyekolahkan anaknya, mereka mendelegasikan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada
guru.

Guru adalah mereka yang bertanggung jawab untuk mendidik kehidupan siswanya dan pada saat
yang sama berusaha untuk mencapai potensi penuh siswa, emosional, kognitif dan psikomotor, untuk
kelanjutan proses pendidikan dan pembebasan manusia dari belenggu kebodohan. Keyakinan berada di
pundak guru, meskipun itu adalah tugas yang mulia. Kehadirannya Ia diharapkan menjadi panutan bagi
mahasiswa dan masyarakat di sekitarnya Untuk semua tindakan guru, dari kecil hingga besar, sorotan
tidak terbatas pada lingkungan sekolah tetapi juga pada lingkungan masyarakat.

Adapun tugas utama guru menurut Undang-Undang RI. No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendiidkan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang perkembangan siswa.
Kemampuan dan potensi anak tidak berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang guru. Dalam hal
ini, guru diharapkan dapat memperhatikan siswanya lebih baik lagi. Memang pekerjaan seorang guru
adalah pekerjaan yang sangat sulit, tetapi merupakan tugas yang suci. Karena itu memajukan potensi
manusia dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan. Tugas ini merupakan kewajiban yang harus
diperhitungkan. Oleh karena itu setiap guru harus melihat dan memposisikan dirinya sebagai seorang
pembawa tugas Allah. Untuk alasan ini, guru harus memenuhi standar prinsip profesionalisme. Ini berarti
bahwa semua guru harus memiliki keterampilan yang diperlukan tergantung bidang kegiatannya.
Kemampuan yang terkait adalah Kemampuan pendidikan, kemampuan kepribadian, kemampuan sosial,
kompetensi profesional.(Saputra, 2015)

6
Guru yang baik adalah guru yang selalu merasa dirinya kurang pengetahuan dan pengalaman.
Mereka tidak punya gengsi, apalagi menghina orang lain. Guru yang kompeten berkontribusi untuk
Kemajuan siswa dan perubahan positif pada diri siswanya. Dan seorang Guru dapat di jadikan contoh
yang baik bagi siswanya dan dirinya sendiri, itu merupakan bagian dari fungsi seorang guru.

Menurut sejarah dunia, Jepang hancur ketika pasukan Amerika membom Nagasaki dan
Hiroshima. Kerusakannya sangat parah dan hampir tidak ada tanda-tanda kehidupan. Ketika Kaisar
Hirohito datang ke kota, Dia merenung dan melihat negaranya hancur rata dengan tanah,Yang lebih
menakutkan dan menyakitkan adalah melihat pemandangan Ratusan ribu orang yang tersebar tidak lagi
bernyawa. Sebentar lalu dia mengangkat kepalanya dan menoleh ke salah satu stafnya dan bilang kita
harus bangun. Kemudian dia bertanya berapa sisa guru di kota ini? Kaisar meminta guru lain untuk
melakukan hal yang sama Dilindungi, dirawat, didukung dan diberikan perawatan yang tepat kaisar
menganggap guru sebagai fondasinya Dia menentukan arah bangsa. Status guru di negara ini, dulu dan
sekarang Jepang sangat memperhatikan hal ini dan tidak heran negara ini bergerak maju dengan sangat
cepat Menjadikan guru sebagai pilar negara yang paling kuat dibandingkan dengan kekuatan lainnya.

Dari cuplikan peristiwa di atas, kita bisa memahaminya berarti guru dalam kehidupan. Menurut
cerita, pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Kaisar Hirohito adalah ada berapa sisa guru? Dia tidak
bertanya berapa banyak tentara yang tersisa untuk melawan, berapa banyak insinyur yang membangun
kembali kota, atau berapa banyak dokter yang tersisa untuk merawat orang sakit. Itu artinya guru sangat
dibutuhkan untuk membangun kembali bangsa dan negara. Karena dari guru datang generasi insinyur,
dokter, tentara, dan seterusnya.

Tanpa seorang guru, hidup menjadi kosong dan gelap dan Anda berjalan tanpa arah. Seorang guru
seperti cahaya dalam kegelapan. Seorang guru benar-benar meningkatkan bangsa. Ciri-ciri negara maju
adalah adanya peran dari guru. Seorang guru yang memiliki pengetahuan dasar yang kuat akan
melakukannya meletakkan dasar untuk mempercepat kelahiran generasi mandiri dan bermoral. Hal ini
sesuai dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu, guru harus mampu mengikuti dan bereaksi sesuai tuntutan
perubahan zaman. khususnya dalam dunia globalisasi Ledakan informasi saat ini bukan lagi fantasi
melainkan kenyataan Mereka bahkan bisa menjadi objek di depan Anda dan menargetkan diri mereka
sendiri. dari informasi ini. Efek negatif antara media yang berbeda Hal ini dapat merugikan siswa jika
Anda tidak dapat memfilter Hal ini baik dan buruk.

Oleh karena itu, sangat penting untuk membekali siswa Memberikan pendidikan moral agar tidak
mudah terpengaruh, terperangkap dan terdistorsi. Para Guru harus berperan sebagai panutan dan panutan
bagi siswanya. Guru adalah guru nalar, kepemimpinan, mengajar dan menyediakan bahan ajar
Mengandung nilai-nilai yang dapat membentuk akhlak mulia dan perilaku sosial Idealnya.

B. Tanggung Jawab Pemimpin/Tokoh Masyarakat dalam Pendidikan di dalam Masyarakat

Hubungan masyarakat dan kondisi lingkungan dalam nuansa yang berbeda Bentuknya secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi Tentang mengasuh anak. Masyarakat merupakan faktor
penting Melanjutkan pengasuhan anak sebagai anggota masyarakat Namun anak tidak dapat dipisahkan
dari lingkungan sosialnya.
Pengaruh sosial dan budaya memainkan peran besar di sini menentukan tingkah laku siswa.
Budaya dan struktur masyarakat Budaya dan struktur yang berbeda sangat terlibat dalam membesarkan

7
anak. Pendidikan anak akan lebih baik jika mereka bergaul dengan kegiatan yang positif. Sebaliknya, jika
situasi sosial buruk, Efek pada anak-anak yang lebih cenderung berperilaku negatif. Masyarakat memiliki
pengaruh besar pada arah Mendidik anak, terutama tokoh masyarakat/pemuka masyarakat. Tentu saja
pemimpin yang bermoral dan taat dalam menjalankan ajaran agamanya menjadikan anggota masyarakat
Bermoral dan taat menjalankan perintah agama.
Tanggung jawab ini dilakukan di pundak mereka untuk Membimbing pertumbuhan dan
perkembangan anak. Berarti Pemimpin masyarakat juga bertanggung jawab untuk terselenggaranya
pendidikan. karena pendidikan itu penting Pada dasarnya, ini adalah tanggung jawab moral setiap orang
dewasa sebagai individu dan sebagai kelompok sosial. Padahal ajaran Islam menekankan tanggung jawab
individu, Untuk orang-orang, tetapi jangan mengabaikan tanggung jawab sosial Jadikan masyarakat
sebagai masyarakat solidaritas, bersama-sama dan Bekerja sama untuk mempromosikan dan
mempertahankan kebaikan. setiap orang Masyarakat memelihara, memakmurkan, memperbaiki,
Mengajak kebaikan dan melarang kejahatan. Dengan ini ada Dalam salah satu firman Allah swt al-Quran
Surah Ali Imran (3):104

ٰۤ ُ
‫ك ُه ُم ْال ُم ْفلِح ُْو َن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ?ِ ‫َو ْل َت ُكنْ ِّم ْن ُك ْم اُم ٌَّة ي َّْدع ُْو َن ِالَى ْال َخي ِْر َو َيْأ ُمر ُْو َن ِب ْال َمعْ ر ُْو‬
‫ف َو َي ْن َه ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬

Terjemahnya:

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung (104).

Oleh karena itu, jelas tidak ada tanggung jawab untuk pendidikan hanya secara pribadi, tetapi
juga secara sosial. tanggung jawab seperti itu kebutuhan dan arahannya untuk perbaikan diri, serta
bertanggung jawab atas tindakan orang-orang di lingkungannya. Pembangunan di lingkungan masyarakat
Berbagai kegiatan ditujukan untuk pengembangan moralitas. Jika kita menganggap masyarakat sebagai
blok bangunan yang dapat diklasifikasikan sebagai pendidik, masyarakat sangat penting bagi anak-anak.
Siswa, Orang Tua, dan Guru Yang pada dasarnya memiliki peran yang sama Setelah proses interaksi.
Transformasi pendidikan saat ini Artinya tidak hanya masyarakat tetapi juga orang tua dan guru memiliki
proses Kematangan intelektual, keterampilan, dan yang paling penting sikap mental dan moral siswa.

PENUTUP
Tanggung jawab pendidik adalah kewajiban memelihara dan menjaga dalam bentuk pendidikan
moral kecerdasan pikiran. Pendidik bertanggung jawab atas siswanya di bawah pimpinannya
membuatnya menjadi lebih berfikir dewasa dan spiritual moral untuk melakukan tugas yang dilakukan

8
sebagai Hamba di depan Tuhanya sekaligus sebagai pemimpin alam semesta ini. Apa yang dapat
disimpulkan berdasarkan pengertian, tujuan, hakekat dan landasan pendidikan Islam Pendidikan Islam
merupakan proses internalisasi nilai-nilai Sumber Islam adalah Al-Quran dan As-Sunnah.
Dari pembahasan materi di atas, dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut:

1.Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sangat penting karena Fitrah dan amanah yang
diperintahkan oleh Allah SWT Kesemua orang tua. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban orang
tua terhadap anaknya Menjamin kelangsungan hidup anak melalui persediaan makanan, Minuman,
tempat berlindung. menjaga imannya dan tetap pada norma-norma Agama dan Keyakinan Sejati serta
menjamin dapat memperoleh pendidikan yang baik.

2. Guru adalah pendidik profesional, sehingga secara implisit mereka bersedia menerima dan memikul
tanggung jawab Pendidikan yang diserahkan oleh orang tua. jika orang tua Menyerahkan anak ke
sekolah berarti mendelegasikan beberapa tanggung jawab atas pendidikan anak-anak kepada guru.
guru adalah pendidik Profesional yang tugas utamanya adalah pendidikan, mengarahkan,
Membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik.

3. Masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap arah pendidikan Anak-anak, khususnya tokoh
masyarakat/pemimpin masyarakat. Jika Pemimpin Anda memiliki akhlak dan berpegang teguh pada
ajaran agama, tentu Anda menginginkannya. Agar semua siswa menjadi anggota masyarakat yang
berakhlak mulia, untuk menaati perintah Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, I. (2020). Hakikat Peserta Didik Persfektif Filsafat Pendidikan Islam. Al-Mahyra

9
(Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Keilmuan), 1(1), 29–49.
Fakhruddin Siswopranoto, M. (2022). Hakikat Pendidik Dalam Pendidikan Islam. Ilmuna:
Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam, 4(1), 88–98.
https://doi.org/10.54437/ilmuna.v4i1.440
Napitupulu, D. S. (2019). Tanggung Jawab Pendidikan Menurut Alquran. TAZKIR: Jurnal
Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keislaman, 5(1), 25–38.
https://doi.org/10.24952/tazkir.v5i1.1509
Nurhadi, N., & Harahap, M. I. (2021). Teacher’s Responsibility in Islamic Education (Relevance
of Hamka and Hasan Langgulung Thought). Palapa, 9(1), 137–181.
https://doi.org/10.36088/palapa.v9i1.1065
Qamar, S. (2017). Penanggungjawab Pendidikan. Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(1),
143–151. https://doi.org/10.24252/idaarah.v1i1.4141
Ramli, M. (2015). Hakikat pendidikan dan peserta didik. Tarbiyah Islamiyah, 5(1), 61–85.
https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/tiftk/article/view/1825
Saputra, M. I. (2015). Hakekat Pendidik Dan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 6(November), 102–121.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/view/1517
Sholeh, S. (2016). Konsep Pendidikan Islam yang Ideal: Upaya Pembentukan Keperibadian
Muslim. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 13(1), 52–70.
https://doi.org/10.25299/al-hikmah:jaip.2016.vol13(1).1511
Wahdaniya & Sulaeman Masnan. (2021). Tanggung Jawab Pendidik Dalam Pendidikan Islam. Al
Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 1(2775–4855), 58–59.
Zainal Mutaqin, M., Ahmad, N., Suhartini, A., Stai, ), Mashiro, L. T., Uin, ), Gunung, S., &
Bandung, D. (2021). Ulumuddin: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman TANGGUNG JAWAB
PENDIDIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM. 11,
143–162. https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/agama_islam

10
11

Anda mungkin juga menyukai