Anda di halaman 1dari 14

PROPSAL

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA DI SEKOLAH SMP AL ISMAILIYAH

Disusun oleh :

MOH HOLIS

NIM: 202087205B1105

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP-PGRI SAMPANG PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN
KEWARGA NEGARAAN TAHUN AKADEMIK 2023/2024
1. Judul

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA DI SEKOLAH SMP AL ISMAILIYAH

2. Latar Belakang.

Hampir semua orang dikenai pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah

terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang

tuanya dan manakala anak-anak sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan

mendidik anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan di perguruan tinggi, para

siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen. Pendidikan adalah hak milik

dan alat manusia. Tidak ada makhluk yang lain membutuhkan pendidikan. Dalam

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona, bab 1

tentang ketentuan umum pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara. (Abdul Rahman Sholeh, 2016)

Dalam prosesnya belajar mengajar melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru

dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang

didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan.


Sedangkan anak sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang

menikmati kondisi belajar yang diciptakan seorang guru. (Wina Sanjaya, 2016).

Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap

pendidikan murid-muridnya, baik secara individual atau secara klasikal, baik di

sekolah maupun di luar sekolah. Guru yang baik adalah guru yang memberikan

pengajarannya dengan mudah dicerna atau mudah diterima. Profesi guru inilah

yang tertuang dalam UU No 14 tahun 2005 pasal 8 menyatakan bawasannya guru

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat

jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan

nasional. Yang dimaksud dengan kompetensi di atas dijelaskan dalam UU RI No

14 Tahun 2005 yang terdapat pada pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen

bawasannya setiap guru memiliki empat kompetensi guru diantaranya:

a. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik.

b. Kompetensi kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa

serta menjadi teladan peserta didik.

c. Kompetensi profesional, yaitu mempunyai kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam.

d. Kompetensi sosial, yaitu guru mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi

dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.( Departemen Agama RI, 2016).

Namun dalam kenyataan guru yang mempunyai kompetensi mengajar yang baik

dalam proses pembelajaran tidaklah mudah ditemukan, disamping itu kompetensi


mengajar guru bukanlah persoalan yang berdiri sendiri tetapidipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya faktor latar belakang pendidikan, pengalaman

mengajar dan training keguruan yang pernah diikuti. Dengan demikian guru yang

mempunyai kompetensi mengajar akan mampu menciptakan lingkungan belajar

yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya

sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optima. Selain itu juga guru harus

memiliki kompetensi sosial yang mantap karena merupakan modal dasar yang

sangat penting bagi guru dalam menjalankan tugas keguruannya secara

professional. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa menjadi guru, karena

seorang guru dituntut untuk dapat memenuhi persyaratan tertentu memiliki

kompetensi dasar dalam bidangnya.

Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi

guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan

saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, da nisi kurikulumnya, akan tetapi

sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing

para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya,

sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal (Oemar Hamalik, 2016)

Selain faktor guru yang mempengaruhi prestasi belajar, ada faktor- faktor

lainnya yang turut mempengaruhinya antara lain adalah siswa itu sendiri,

keluarga, lingkungan, media atau metode pembelajaran dan lain-lain sebagainya.

Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

DI SEKOLAH SMP AL ISMAILIYAH ”.


3. Rumusan masalah

Dengan adanya hal yang telah dikemukakan penulis diatas maka bisa

diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar tingkat kompetensi guru IPS di SMP Plus Al-Kaustar

Blimbing Malang?

2. Apakah ada pengaruh kompetensi guru yaitu kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional terhadap hasil

belajar siswa di SMP Plus Al-Kaustar Blimbing Malang?

3. Apakah ada pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar

siswa di SMP Plus Al-Kaustar Blimbing Malang?

4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka peneliti bertujuan

untuk mengetahui hal sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan tingkat kompetensi guru IPS SMP Plus Al-Kaustar

Blimbing Malang

2. Untuk menjelaskan pengaruh kompetensi guru yaitu kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional terhadap hasil

belajar SMP Plus Al-Kaustar Blimbing Malang

3. Untuk menjelaskan pengaruh kompetensi guru terhadap hasil

belajar siswa di SMP Plus Al-Kaustar Blimbing Malang


2. Kegunaan Penelitian

a. SecaraTeoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan, khususnya yang terkait

dengan kecerdasan emosional terhadap motivasi belajar.

b. Secara Praktis 1) Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat membuat

siswa semakin berempati kepada sesama, semakin termotivasi untuk

belajar, dan semakin semangat untuk meningkatkan prestasi.

2) Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk

kegiatan belajar mengajar dan membuat guru semakin menyadari

betapa pentingnya kecerdasan emosional dalam pembelajaran.

3) Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman peneliti di dalam dunia pendidikan dan sekaligus sebagai

salah satu bekal peneliti sebagaicalon guru Pendidikan Agama Islam.

5. KERANGKA TEORI

1. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional diperkenalkan

pertama kali oleh Peter Salovey dari Harvard University dan John

Mayer dari University Of New Hampshire. Kemudian menjadi sangat

terkenal di seluruh dunia semenjak seorang psikolog New York

bernama Daniel Goleman menerbitkan bukunya yang berjudul

Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ pada tahun


1995. Menurut Salovey dan Mayer yang dikutip

NyanyuKhodijahkecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali

emosi diri sendiri, mengelola, dan mengekpresikan emosi diri sendiri

dengan tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain, dan

membina hubungan dengan orang lain.15 Menurut Stein dan Book

yang dikutip Hamzah B. Uno, kecerdasan emosional adalah

serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan

didunia yang rumit, mencakup aspek pribadi, sosial, dan pertahanan

dari seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan kepekaan

yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari.

Selanjutnya, menurut Daniel Goleman kecerdasan emosional adalah

kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang

lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola

emosi dengan baik, pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan

orang lain.17 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, mengakui,

menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain, dapat memotivasi diri

sendiri dan dapat mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan

dalam hubungannya dengan orang lain.

6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu

fenomena atau pernyataan penelitian yang dirumuskan setelah peneliti

mengkaji suatu teoriteori.25Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah


sebagai berikut: ‫ ∶ ܪ‬௔Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan

Emosional guru terhadap motivasi belajar siswa kelas kelas VII di Smp

Al Ismailiyah

∶ ଴Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional

guru terhadap motivasi belajar siswa kelas kelas VII di Smp Al

Ismailiyah

7. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variable penelitian adalah

suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.24 Variabel dalam penelitian ini adalah

kecerdasan emosional guru sebagai variabel X (variable bebas) dan motivasi

belajar siswa sebagai variabel Y (variable terikat).

Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan penelitian

terhadap variable penelitian, peneliti memandang perlu diberikan definisi

operasional sebagai berikut:

1. Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalahkecerdasan emosional

guru. Kecerdasan emosional guru yang dimaksud dalam penelitian ini


adalah kemampuan guru dalam mengenali, mengakui, menghargai

perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri

sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri

dan dalam hubungannya dengan orang lain. Indikator kecerdasan

emosional adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran diri.

b. Pengaturan diri.

c. Motivasi.

d. Empati.

e. Keterampilan sosial.

1. Variabel terpengaruh adalah motivasi belajar siswa, motivasi belajar

siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalahadanya rasa ingin tahu

dan suatu dorongan untuk mengerjakan sesuatu dalam diri siswa yang

mengakibatkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga

tujuan yang diinginkan dalam proses belajar mengajar bisa tercapai.

Indikator dari motivasi belajar adalah sebagai berikut:

2. a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.


f. Serta adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

8. METODEDAN TEKNIK PENELITIAN

A. Populasi dan SampelPenelitian Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. 29Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi kelas kelas VII di Smp Al Ismailiyah

yang berjumlah 35 orang siswa.

B. TeknikPengumpulan Data Data yang diperlukan sebagaimana tersebut

di atas diperoleh dengan cara:

a. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data

mempunyai cirri spesifik bila dibandingkan dengan teknik

yang lain. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks,

suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis.31Teknik ini dipergunakan untuk mengadakan

pengamatan secara langsung keguru, siswa dan tempat

penelitian, seperti kondisi guru dan siswa pada saat proses

pelaksanaan pembelajaran di kelas VII di Smp Al Ismailiyah


C. Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan

rumus statistik Test”t”. Rumus ini untuk menguji ada atau

tidaknya pengaruh kecerdasan emosional guru(X) terhadap

motivasi belajar siswa kelas kelas VII di Smp Al Ismailiyah

Cara mencari (menghitung) Test “t” untuk dua sampel besar yang satu

sama lain saling berhubungan untuk data tunggal (R kurang dari

30).

9. Organisasi Penelitian

1. Dosen Pembimbing : 1.

2.

2. Peneliti : MOH HOLIS

NIM : 202087205B1105

Tempat / Tgl. Lahir : SAMPANG, 13 JUNI 2001

Strata / Prog.Studi : S1 / PPKN

Alamat : SAMPANG

10. DAFTAR PUSTAKA


Departement Agama R.I. 2015. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surakarta:
PT. Indiva Media Kreasi. Abdullah, Faisal. 2013. Motivasi Anak dalam
Belajar. kelas VII di Smp Al Ismailiyah

: Noer Fikri. Ahmadi, Abu. 2016. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Annur, Saipul. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan (Analisis Data
Kuantitatif dan Kualitatif). Palembang: Noer Fikri Offset. Arikunto,
Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2017. Guru dan Anak Didik dalam
Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka
Cipta. Farida. 2014. Hubungan Kecerdasan Emosional Siswa Dengan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas kelas VII
di Smp Al Ismailiyah

. Goleman, Daniel. 2015. Kecerdasan Emosional, Terjemahan T. Hermaya,

Cet 20. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hamalik, Oemar. 2016. Kurikulum

dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Harto, Kasinyo. 2017 Active

Learning dalam Pembelajaran Agama Islam: Rekonstruksi Model

Pembelajarn PAI di Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Pustaka Felicha

Iskandar. 2018 Psikologi Pendidikan ( Sebuah Orientasi Baru). Jakarta:

Referensi. Khairani, Makmun. 2014. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Palembang:

Grafika Telindo. Mahmud. 2015 Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka

Setia. Mahyudin. 2015. Pengaruh Manajemen Kesiswaan Terhadap Motivasi

Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Keagamaan Pondok Pesantren Rauhdatul

Ulum Sakatiga Kabupaten Ogan Ilir. Mappa, Syamsu dan Anisah Balesman .

2019. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mudjiono, Dimyati. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

Mustaqim. 2017. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta


Rachmawati, Sukma. 2015. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan

Prestasi Belajar Pada Studi Pendidikan Agama Islam di SMA Nurul Amal

Palembang. Sadirman. 2017. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful. 2018. Etika dan

Moralitas Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soefandi,

Indra & Ahmad Pramudya. 2014. Strategi Mengembangkan Potensi

Kecerdasan Anak. Jakarta: Bee Media Pustaka. Subagyo, Joko. 2016.

Metode Penelitian: dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2014. PengantarStatistikPendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susanto, Ahmad. 2014. Teori

Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Fajar

Interpratama Mandiri. Tim Penyusun. 2014.

PedomanPenyusunandanPenulisanSkripsi Program Sarjana (Program

Pendidikan Agama Islam). Palembang: GrafikaTelindo. Undang- Undang

RI Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI

Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Guru dan Dosen. 2017.Bandung: Citra

Umbara Uno, Hamzah B. 2016.Orientasi Baru dalam Psikologi

Pembelajaran. Jakarta: Pt Bumi Aksara. . 2015. Teori Motivasi dan

Pengukurannya. Jakarta: Pt Bumi Aksara Wahab, Rohmalina. et. al. 2015.

Kecerdasan Emosional & Belajar. Palembang: Grafika Telindo Press.

Wicaksono, Andre. T.T. Kamus Lengkap Bahasa Inggris. Jakarta: Pustaka

Sandro Jaya. Http. Psychologymania.com/2017/06/faktor-faktor-yang-


mempengaruhi_30.htmlwww diakses Pada Tanggal 21 Juni 2016 Http.

Walgito(Online:http://teoripsikologi.blogspot.com/2008/05/kecerdasan-

emosi.html). diakses Pada Tanggal 21 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai