SKRIPSI
Oleh:
Rino Purwo Prihantoro
1401416386
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan akan dijelaskan, (1) latar belakang masalah; (2)
identifikasi masalah; (3) pembatasan masalah; (4) rumusan masalah; (5) tujuan
penelitian; serta (6) manfaat penelitian. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
1
2
1
3
1
4
Motivasi dalam hal ini merupakan respons dari sautu aksi, yaitu tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
rangsangan atau dorongan oleh adabya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Motivasi kerja merupakan salah satu faktor ynag turut menentukan kinerja
seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang
tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi ynag diberikan. Ardiana
(2017) juga mengemukakan guru sebagai tenaga profesional kependidikan,
memiliki motivasi kerja ynag berbeda antara guru ynag satu dengan lainnya. Hal
ini kelak akan berakibat adabya perbedaan kinerja guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Perbedaan motivasi kerja bagi seorang guru dapaat dilihat dari
berbagai kegiatan dab prestasi ynag dicapainya.
Pendapaat Mulyasa (2013: 120) “Para pegawai (guru) akan bekerja
dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi ynag tinggi. Apabila
memiliki motivasi ynag positif, ia akan memperlihatkan minat, mempunyai
perhatian, dab ingin ikut serta dalam sautu tugas atau kegiatan”. Berdasarkan
pendapaat tersebut, guru ynag masih kurang berhasil dalam mengajar dikarenakan
mereka kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap
menurunnya kinerja guru. Oleh karena itu menumbuhkan motivasi kerja guru
sangat penting.
Seseorang ynag memiliki motivasi kerja dapaat diamati melalui ciri-ciri
sebagai berikut: (1) kinerjanya tergantung pada usaha dab kemampuan ynag
dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok, (2) memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas ynag sulit, dab (3) seringkali
terdapaat umpan balik ynag konkret tentang bagaimana seharusnya ia
melaksanakan tugas secara optimal, efektif, dab efisien (Ibid: 77 dalam Uno,
2016: 69). Selain motivasi, faktor ynag memengaruhi kinerja yaitu kemampuan.
Kinerja guru dapaat ditunjukkan dari kemampuan guru dalam menguasai
1
5
1
6
1
7
(1) Motivasi ynag dimaksud adalah motivasi internal dab motivasi eksternal.
(2) Kompetensi guru ynag dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dab kompetensi profesional.
(3) Kinerja guru meliputi 3 hal yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dab mengevaluasi pembelajaran.
(4) Populasi ynag dipilih dalam penelitian ini adalah guru di Sekolah Binaan 6
kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.
1
8
1
9
(1) Memberi informasi tentang pengaruh motivasi kerja dab kompetensi guru
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran di SD.
(2) Memberi pedoman bagi peneliti lain ynag akan meneliti dengan variabel
serupa.
1.6.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat ynag dapaat segera digunakan untuk
keperluan tertentu, misalnya pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dab lain-
lain. Manfaat praktis penelitian ini terbagi menjadi empat yaitu bagi siswa, guru,
sekolah, dab peneliti lanjutan. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
1.6.2.1 Bagi Guru
(1) Meningkatkan motivasi kerja dari guru ynag bersangkutan dalam proses
pembelajaran dengan mengembangkan pengetahuan dab wawasan ynag
dimilikinya.
(2) Meningkatkan kompetensi dari guru ynag bersangkutan.
(3) Meningkatkan kinerja guru sehingga mampu menjadi guru ynag profesional
dab berkualitas.
1.6.2.1 Bagi Sekolah
(1) Memberikan informasi bagi sekolah.
(2) Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
1.6.2.1 Bagi Peneliti
(1) Menjadi salah satu prasyarat kelulusan dab melengkapi penilaian akhir
penulisan skripsi peneliti pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakulas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
(2) Menambah bekal nanti dalam melaksanakan tugas keseharian sebagai guru.
.
1
10
1
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada kajian pustka akan dibahas tentang kajian teori, hubungan antara variabel,
kajian empiris, kerangka berfikir, dab hipotesis penelitian. Uraian selengkapnya
sebagai berikut:
1
12
1
13
1
14
1
15
1
16
1
17
1
18
1
19
Menurut Beck (1990: 21) dalam Uno (2016: 63), “Motivasi berasal dari kata motif
ynag dapaat diartikan sebagai tenaga penggerak ynag memengaruhi kesiapan
untuk memulai melakukan rangkaian kegiatan dalam sautu perilaku”. Sardiman
(1986: 73) dalam Uno (2016: 63) mengemukakan bahwa:
Motivasi tidak dapaat diamati secara langsung, tetapi dapaat
diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Motivasi dapaat dipandabg sebagai
perubahan energi dalam diri seseorang ynag ditandai dengan munculnya feeling,
dab didahului dengan tanggapan terhadap adabya tujuan.
Motivasi dalam hal ini merupakan respons dari sautu aksi, yaitu tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
rangsangan atau dorongan oleh adabya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Tujuan ini menynagkut soal kebutuhan. Purwanto (1998: 71) dalam Uno (2016:
64) mengatakan bahwa:
Fungsi motivasi bagi manusia adalah: (1) sebagai motor penggerak bagi
manusia, ibarat bahan bakar pada kendaraan, (2) menentukan arah
perbuatan, yakni ke arah perwujudab sautu tujuan atau cita-cita, (3)
mencegah penyelewengan dari jalan ynag harus ditempuh untuk mencapai
tujuan, dalam hal ini semakin jelas tujuan, maka makin jelas pula
bentangan jalan ynag harus ditempuh, (4) menyeleksi perbuatan diri,
artinya menentukan perbuatan mana ynag harus dilakukan, ynag serasi
guna mencapai tujuan dengan menyampingkan perbuatan ynag tidak
bermanfaat bagi tujuan itu.
Uno (2016: 65) menyatakan “Kunci dari motivasi, yaitu; (1) upaya, (2)
tujuan organisasi, dab (3) kebutuhan”. Unsur upaya merupakan ukuran intensitas.
Dalam hal ini apabila seorang termotivasi dalam melakukan tugasnya ia mencoba
sekuat tenaga, agar upaya ynag tinggi tersebut menghasilkan kinerja ynag tinggi
pula. Unsur lainnya adalah tujuan organisasi. Unsur ini begitu penting, sebab
segala upaya ynag dilakukan seseorang atau sekelompok orang semuanya
diarahkan pada pencapaian tujuan. Unsur terakhir ynag terdapaat dalam motivasi
yaitu kebutuhan. Kebutuhan adalah sautu keadaan internal ynag menyebabkan
hasil-hasil tertentu tampak menarik. Kerja dab bekerja sudah menjadi kebutuhan.
Uno (2016: 67) menyatakan bahwa:
Dalam melakukan pekerjaan, biasanya seseorang tidak selamanya hanya
dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik seperti pemenuhan keuangan semata,
tetapi motivasi intrinsik merupakan hal ynag tidak dapaat diabaikan.
1
20
1
21
kandungan (content) dab teori proses. Teori kandungan (content adalah teori ynag
memusatkan perhatian pada kebutuhan dab sasaran tujuan. Sedabgkan teori proses
adalah teori ynag banyak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku dab
mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu (Uno, 2016: 39).
(1) F.W. Taylor dab Manajemen Ilmiah
F.W Taylor mengatakan bahwa motivasi berkaitan dengan memusatkan
perhatian membuat pekerjaan seefektif mungkin dengan merampingkan metode
kerja, pembagian tenaga kerja, dab penilaian kerja. Pekerjaan dibagi-bagi ke
dalam berbagai komponen,diukur dengan menggunakan teknik-teknik penelitian
pekerjaan dab diberi imbalan sesuai dengan produktivitas.
(2) Hirerarki Kebutuhan Maslow
Maslow merupakan tokoh ynag mencetuskan teori hierarki kebutuhan.
Teori ini memiliki dua asumsi , yaitu kebutuhan seseorang bergantung pada apa
ynag telah dipunyainya dab kebutuhan merupakan hierarki dilihat dari pentingnya.
Maslow membagi kebutuhan manusia ke dalam lima kategori kebutuhan
(Mulyasa, 2014: 121-2).
Pertama, kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan
tahap pertama atau tahap ynag paling rendah. Kebutuhan ini memerlukan
pemenuhan ynag paling mendesak, misalnya kebutuhan akan makanan, minuman,
air, dab udara.
Kedua, kebutuhan rasa aman. Kebutuhan ynag mendorong individu untuk
memperoleh ketentraman, kepastian, dab keteraturan dari keadaan lingkungan,
misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dab perlindungan atas tindakan
ynag sewenang-wenang.
Ketiga, kebutuhan kasih saynag. Kebutuhan ynag mendorong individu
untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain,
baik dengan sesmaa jenis maupun dengan ynag berlainan jenis, di lingkungan
keluarga ataupun di masyarakat, misalnya rasa disaynagi, diterima, dab
dibutuhkan oleh orang lain.
Keempat, kebutuhan akan rasa harga diri. Kebutuhan ini terdiri dari dua
bagian. Bagian pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri
1
22
1
23
dalam diri individu sendiri, yaitu sejalan dengan kebutuhan. Sedabgkan motivasi
ekstrinsik timbul karena adabya rangsangan dari luar individu.
Selain itu Uno (2016: 72) mengemukakan definisi operasional dari
motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam diri dab luar diri seseorang, untuk
melakukan sesautu ynag terlihat dari dimensi internal dab dimensi eksternal.
Indikator motivasi kerja berdasarkan dimensinya menurut Uno (2016: 73)
dibagi menjadi dua jenis, yaitu dimensi motivasi internal dab dimensi motivasi
eksternal. Dimensi motivasi internal indikatornya meliputi: (1) tanggung jawab
guru dalam melaksanakan tugas; (2) melaksanakan tugas dengan target ynag jelas;
(3) memiliki tujuan ynag jelas dab menantang; (4) ada umpan balik atas hasil
pekerjaannya; (5) memiliki perasaan senang dalam bekerja; (6) selalu berusaha
untuk mengungguli orang lain; dab (7) diutamakan prestasi dari apa ynag
dikerjakannya. Sedabgkan dimensi motivasi eksternal indikatornya meliputi: (1)
selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dab kebutuhan kerjanya; (2)
senang memperoleh pujian dari apa ynag dikerjakannya; (3) bekerja dengan
harapan ingin memperoleh insentif; dab (4) bekerja dengan harapan ingin
memperoleh perhatian dari teman dab atasan.
1
24
1
25
1
26
nilai ynag ada. Oleh karena itu, seseorang harus memiliki kompetensi agar dapaat
melakukan sesautu sesuai dengan nilai-nilai ynag ditetapkan ynag didukung
dengan pengetahuan ynag dimiliki untuk meningkatkan kinerjanya.
1
27
1
28
secara efektif, empatik dab santun dengan peserta didik; (8) melakukan
penilaian dab evaluasi proses dab hasil belajar, memanfaatkan hasil
penilaian dab evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; (9) melakukan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
1
29
1
30
1
31
1
32
1
33
Kebumen”.
(9) Viqraizin (2015) dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul
penelitian “Pengaruh Kompetensi Pedagogik dab Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Guru di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Gondokusuman
Yogyakarta”.
(10) Gromova (2016) dari Kazan (Volga region) Federal University, Kazan,
Russia dalam jurnalnya ynag berjudul “Pedagogical Conditions of
Formation of Professional Competence of Future Music Teachers on the
Basis of an Interdisciplinary Approach”.
(11) Puspitasari (2016) dari Universitas Negeri Malang dalam jurnalnya ynag
berjudul “Teachers Pedagogical and Professional Competences in CLIL-
Based Primary Schools in Indonesian Context”.
(12) Drovnikov (2016) dari University Named After A.N. Tupolev, Kazan,
Russia dalam jurnalnya ynag berjudul “Teachers Professional
Competence Assessment Technology in Qualification Improvement
Process”.
(13) Pahrudin (2016) dari Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam jurnalnya
ynag berjudul “The Effect of Pedagogic Competency, Personality,
Professional and Social Competency Teacher to Study Achievement of
Economic Lesson in State Senior High School of East Lombok District
Academic Year 2015/2016”.
(14) Rahmiati (2016) dari Universitas Tanjungpura Pontianak dengan judul
penelitian “Pengaruh Kompetensi 47 Profesional dab Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Pontianak Selatan”.
(15) Indra (2016) dari IAIN Surakarta dengan judul penelitian “Pengaruh
Kompetensi Pedagogik dab Kompetensi Profesional Guru PAI terhadap
Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMK Farmako Medika Plus Caringin-
Bogor”.
(16) Nabila (2016) dari Universitas Negeri Yogyakarta dalam jurnalnya ynag
berjudul “The Influence of Pedagogic Competence and Professional
Competence to Performance of Teachers Social Studies in Trowulan
1
34
District”.
(17) Tanang (2016) dari Universitas Teknologi Malaysia dalam jurnalnya ynag
berjudul “Teacher Professionalism and Professional Development
Practices in South Sulawesi, Indonesia”.
(18) Gafil, Samsurizal.M.S., dab Sarjan.N.H (2017) dari Universitas Tadulako
dengan judul “Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Aktivitas
Belajar Siswa, Kemudahan Memahami Materi Pembelajaran dab Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di SMP Rayon II Kabupaten Sigi”.
(19) Fitriani, Murniati.A.R, dab Usman (2017) dari Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh dengan judul “Kompetensi Profesional Guru Dalam
Pengelolaan Pembelajaran Di MTs Muhammadiyah Banda Aceh”.
(20) Rahmayanti (2017) dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dalam
jurnalnya ynag berjudul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik terhadap
Kinerja Guru di Gugus Langsat Banda Aceh”.
(21) Nurdianti (2017) dari Universitas Siliwangi dengan judul penelitian
“Pengaruh Kompetensi Profesional dab Kompetensi Pedagogik terhadap
Kinerja Guru Ekonomi SMA Negeri di Kota Bandung”.
(22) Sappaile (2017) dari Sekolah Tinggi Keguruan Dab Ilmu Pendidikan
(STKIP) Kusuma Negara dengan judul penelitian “Pengaruh Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Profesional, dab Sikap Profesi Guru Tehadap
Kinerja Penilaian Guru di Sekolah Dasar”.
(23) Kurniawan (2017) dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara dengan
judul penelitian “Pengaruh Motivasi Kerja dab Kesejahteraan Guru
Terhadap Kompetensi Profesional Guru pada MIN Air Joman dab MIS
MPI Binjai Serbangan Kabupaten Asahan”.
(24) Tiara Anggia Dewi (2015) ynag dimuat dalam jurnal volume 13 nomor 1
ynag berjudul “Pengaruh Profesionalisme Guru dab Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMA Se-Kota Malang”.
(25) Hadi (2018) Universitas Wanita Internasional “Pengaruh Kompetensi
Pedagogik Dab Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Guru
Bimbingan dab Konseling di SDLB Kota Bandung”.
1
35
(26) Latif (2018) dari Univeritas Tadulako dengan judul penelitian “Pengaruh
Kompetensi Profesional dab Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja
Guru Akuntansi pada Madrasah Aliyah Negeri di Kota Palu”.
(27) Paida (2018) dari Universitas Muhammadiyah Makassar dengan judul
penelitian “Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dab
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 4 Makassar”.
(28) Rakhman (2018) dari Universitas Galuh Ciamis dengan judul penelitian
“Pengaruh Kompetensi Pedagogik dab Kelompok Kerja Guru (KKG)
Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dab Kesehatan”.
(29) Nurmalasari (2018) dari Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
dengan judul penelitian “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Kompetensi Pedagogik dab Kompetensi Profesional Guru terhadap
Kinerja Guru SMK Bisnis Manajemen di Kabupaten Klaten”.
(30) Suyitno (2018) dari Balai Diklat Keagamaan Semarang dengan judul
penelitian “Pengaruh Hasil Diklat, Kompetensi Pedagogik, dab
Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru”.
(31) Wajib Tati dab Meitiana (2014) ynag dimuat dalam jurnal sains
manajemen berjudul “Pengaruh Pegembangan Profesionalisme dab
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru”.
(32) Penelitian ynag dilakukan oleh Aini, Wardabi, & Nugroho (2016)
mahasiswa dab dosen dari Universitas Negiri Sebelas Maret Surakarta
dengan judul “Pengaruh motivasi kerja dab Kreativitas Guru terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa di SMK Batik 1 Surakarta”.
(33) Bambang Kristianto Wibowo (2013) ynag dimuat dalam jurnal STIE
Semarang volume 5 nomor 2 berjudul “Pengaruh Komunikasi Internal,
Motivasi Kerja, dab Loyalitas terhadap Kinerja Guru SMKN Rumpun
Bisnis se Kota Semarang”.
(34) Zetriuslita dab Reni Wahyuni (2013) ynag dimuat dalam jurnal pendidikan
matematika dab sains berjudul “Hubungan Motivasi Kerja dab
Kesejahteraan terhadap Kinerja Guru Matematika SMP di Kota Pekanbaru
”.
1
36
1
37
1
38
2.1 Hipotesis
Arikunto (2013:110) mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai sautu
jawaban ynag bersifat sementara ynag berfungsi untuk menjawab permasalahan
penelitian sampai terbukti kebenarannya melalui data ynag terkumpul. Maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H01: Tidak terdapaat pengaruh ynag positif dab signifikan antara motivasi kerja
dengan kinerja guru dalam pembelajaran di SD Binaan 6 Kecamatan
Bumiayu Kabupaten Brebes. (ρ=0).
Ha1: Terdapaat pengaruh ynag positif dab signifikan antara motivasi kerja dengan
1
39
1
40
BAB III
METODE PENELITIAN
1
41
1
42
terdiri atas objek/subjek ynag mempunyai kuantitas dab ciri khas tertentu ynag
ditetapkan oleh penulisberdasarkan data di lapangan untuk dipelajari dab
kemudian ditarik kesimpulannya.
Dapaat disimpulkan bahwa populasi merupakan sautu kelompok ynag
secara umum menjadi perhatian penulisserta kelompok ynag memenuhi syarat-
syarat tertentu ynag berkaitan dengan masalah penelitian dab berpegaruh terhadap
hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru ynag ada di SD
Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes dengan jumlah 55 Guru.
3.3.2 Sampel
Sampel termasuk dalam bagian dari populasi ynag akan diiteliti. Sugiyono
(2016:120) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi ynag memiliki
ciri dab jumlah tertentu. Sampel digunakan dalam penelitian, jika populasi dalam
penelitian tersebut banyak dab penulistersebut tidak memungkinkan untuk
menggunakan semua populasi itu. Agar sampel ynag diambil representatif, maka
penulisharus menggunakan teknik pengambilan sampel ynag tepat.
Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua, yaitu Probability Sampling
dab Nonprobability Sampling. Masing-masing kelompok sampling memiliki jenis
teknik sampling. Teknik sampling ynag digunakan dalam penelitian ini adalah
Probability Sampling dengan jenis teknik sampling jenuh.
Sugiyono (2017: 121) berpendapaat bahwa “Teknik sampling adalah
teknik pengambilan sampel ynag dilakukan dalam sautu penelitian”. Teknik
sampling dapaat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Probability Sampling dab
Nonprobability Sampling (Sugiyono, 2017: 121). Probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel ynag memberikan peluang ynag smaa bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2017:
122). Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel ynag tidak
memberi peluang/kesempatan smaa bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2017: 125).
Teknik sampling jenuh merupakan salah satu teknik menentukan sampel
apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014: 126).
Teknik sampling ini sering digunakan pada saat jumlah populasi relatif kecil,
1
43
yaitu kurang dari 30 orang. Selain hal tersebut, alasan penggunaan teknik
sampling ini adalah untuk membuat generalisasi dengan meminimalisir kesalahan.
Jika jumlah populasi kurang dari 100, sebaiknya seluruh populasi dijadikan
sampel (Thoifah, 2016: 16). Sampel ynag diambil dalam penelitian ini berupa
sampel proporsi, karena populasi di setiap sekolah berbeda. Arikunto (2013: 182)
berpendapaat bahwa “adakalanya banyaknya subjek ynag terdapaat pada setiap
strata atau setiap wilayah tidak smaa”. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel
ynag representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah
ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dari masing-
masing strata atau wilayah. Jadi, sampel ynag digunakan dalam penelitian ini
sejumlah dengan populasinya, yaitu 55 responden.
1
44
1
45
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
1
46
1
47
1
48
1
49
1
50
Undabg No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 10. Indikator tersebut dijadikan sebagai
acuan dalam menyusun item-item instrumen ynag berupa pernyataan-pernyataan.
Lebih jelasnya dapaat dilihat pada tabel 3.4 kisi-kisi instrumen variabel
kompetensi guru, sebagai berikut
1
51
1
52
Lebih jelasnya tentang uji validitas dab reliabilitas instrumen akan dijelaskan pada
pembahasan selanjutnya.
1
53
22 item pernyataan ynag valid, pada angket kompetensi guru terdapaat 21 item
pernyataan ynag valid, serta pada angket kinerja guru terdapaat 24 item
pernyataan ynag valid. Hasil perhitungan validitas dapaat dilihat pada tabel 3.5,
1
54
sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan tidak valid (Priyatno, 2010:
94).
1
55
1
56
1
57
1
58
Keterangan:
Ŷ = Subjek variabel dependen ynag diproyeksikan
A = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
X = Variabel bebas ynag mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
Penulis menggunakan program SPSS versi 22 untuk menghitung analisis
regresi sederhana. Langkah-langkah untuk melakukan analisis regresi yaitu: klik
Analyze - Regression - Linear.
3.7.3.3 Analisis Korelasi Ganda
Riduwan (2015:141) menyatakan, “analisis korelasi ganda berfungsi untuk
mencari besarnya pengaruh atau hubungan antar dua variabel bebas (X) atau lebih
secara simultan dengan variabel terikat (Y)”. Koefisien ini menunjukan seberapa
besar pengaruh variabel independent dengan variabel dependent. Nilai Koefisien
korelasi memiliki rentang ynag berkisar antara 0 sampai 1. Nilai ini menunjukkan
seberapa besar hubungan ynag terjadi anatara variabel independen dengan
variabel dependen (Priyatno, 2010:65). Penulismenggunakan SPSS versi 22
dengan hasil analisis korelasi ganda dapaat dilihat dari hasil analisis regresi pada
tabel Model Summary kolom R. Sugiyono (2016:242) memberikan pedoman pada
interpretasi koefisien korelasi seperti tabel berikut:
1
59
fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) antara dua variabel (X1) dab (X2)
dengan satu variabel terikat (Y). Persmaaan regresi ganda (Riduwan, 2016: 155):
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Ŷ : variabel terikat kinerja guru
a : konstantan (nilai Y apabila X1 dab X2 = 0)
b : angka arah atau koefisien regresi, ynag menunjukan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen ynag didasarkan pada perubahan variabel
independen. Bila (+) arah garis naik, dab bila (-) maka arah garis turun
1
60
1
61
BAB IV
Bagian ini akan menjelaskan hasil penelitian ynag telah dilakukan beserta
pembahasannya. Penulis telah menyelesaikan penelitian untuk mengetahui adakah
pengaruh motivasi kerja dab kompetensi guru terhadap kinerja guru di SD Binaan
6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Seluruh data hasil penelitian telah
ditabulasikan, kemudian dianalisis dengan bantuan SPSS versi 21. Bagian ini akan
membahas gambaran umum objek penelitian, deskripsi tiap variabel, hasil uji
prasyarat analisis, hasil uji hepotesi, dab pembahasan hasil penelitian ynag telah
dilaksanakan pada bulan Februari 2022. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
1
62
Berdasrkan hasil penghitungan data pada Tabel 4.1 tersebut, dapaat dijelaskan
selengkapnya sebagai berikut:
(1) Variabel kinerja guru dengan sampel sejumlah 55 guru diperoleh hasil
rentang nilai (range) sebesar 32, nilai terendahnya (minimum) 55, nilai
tertingginya (maximum) 87, penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 3.998,
dengan rata-rata (mean) 72,69, simpangan (std.deviaton) sebesar 7.254,
dab varian data sebesar 52.625.
1
63
(2) Variabel motivasi kerja dengan sampel sejumlah 55 siswa diperoleh hasil
rentang nilai (range) sebesar 24, nilai terendahnya (minimum) 58, nilai
tertingginya (maximum) 82, penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 4.027,
dengan rata-rata (mean) 73,2, simpangan (std.deviation) sebesar 4.458, dab
varian data sebesar 19.877.
(3) Variabel kompetensi guru dengan sampel sejumlah 55 siswa diperoleh
hasil rentang nilai (range) sebesar 31; nilai terendahnya (minimum) 62;
nilai tertingginya (maximum) 93; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar
4.407; dengan rata-rata (mean) 80,03; simpangan (std.deviation) sebesar
7.110; dab varian data sebesar 50.558.
Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif menggunakan pedoman konversi
skala-5 menurut Poerwanti (2009:6-18). Analsis indeks bertujuan untuk
menggambarkan persepsi respoden atas item pernyataan ynag diberikan dalam
penelitian (Ferdinand, 2014:231). Perhitungan nilai indeks diperoleh melalui
perhitungan nilai indeks tiap dimensi atau indikator pada variabel ynag digunakan
dalam penelitian. Adapun langkah-langkah menentukan nilai indeks variabel
penelitian yaitu sebagai berikut:
1) Menghitung skor pada jawaban responden dab membuat rekapitulasi data
hasil penelitian ynag terdapaat pada angket. Masing-masing pernyataan
dihitung dab diberi skor sesuai dengan pedoman penskoran. Pedoman
penskoran untuk item pernyataan positif yaitu apabila responden menjawab
“Selalu” maka diberikan skor 4, apabila menjawab “Sering” diberikan skor 3,
apabila menjawab “Kadabg-kadabg” diberikan skor 2, dab apabila menjawab
“Tidak pernah” diberikan skor 1. Sebaliknya, skor dengan item pernyataan
negatif, apabila responden menjawab “Selalu” maka diberikan skor 1, apabila
menjawab “Sering” diberikan skor 2, apabila menjawab “Kadabg-kadabg”
diberikan skor 3, dab apabila menjawab “Tidak pernah” diberikan skor 4.
2) Menghitung persentase frekuensi jawaban responden. Rumus perhitungan
persentase frekuensi jawaban responden, yaitu:
%Fa = na / N x 100
Keterangan:
1
64
1
65
“Kadabg-kadabg”, dab “Tidak pernah”, ynag mana tidak ada skor jawaban
nol (0). Ferdinand (2014:231) menyatakan, angket dengan angka jawaban
ynag tidak dimulai dari angka 0, maka angka indeks ynag dihasilkan dimulai
dari angka 10 sampai 100, maka rentang angka indeks yaitu 90. Rentang 90
tersebut dibagi kedalam tiga kotak aturan (Three Box Method), sehingga
dihasilkan kriteria penafsiran nilai indeks pada tabel 4.2 berikut ini.
1
66
1
67
= 5,45%
(iii) skor 3 sebanyak 35 guru
%F3 = n3/N x 100
= 35/55 x 100
= 63,64%
(iv) skor 4 sebanyak 17 guru
%F4 = n4/N x 100
= 17/55 x 100
= 30,91%
1
68
1
69
1
70
1
71
item pernyataan nomor 3. Hasil deskripsi empiris dari sampel penelitian sejumlah 55
responden menggambarkan distribusi frekuensi jawaban responden atas indikator
“Penguasaan terhadap teori belajar dab prinsip-prinsip pembelajaran ynag mendidik”
pada item pernyataan nomor 3.
Langkah menghitung persentase frekuensi pernyataan pada jawaban
responden terhadap item pernyataan nomor 3 menunjukkan:
(i) skor 1 sebanyak 0 guru
%F1 = n1/N x 100
= 0/55 x 100
= 0,00%
(ii) skor 2 sebanyak 1 guru
%F2 = n2/N x 100
= 1/55 x 100
= 1,82%
(iii) skor 3 sebanyak 27 guru
%F3 = n3/N x 100
= 27/55 x 100
= 50,91%
(iv) skor 4 sebanyak 26 guru
%F4 = n4/N x 100
= 26/55 x 100
= 47,27 %
1
72
= 86,36 %
1
73
responden terhadap item pernyataan juga tinggi. Variabel kompetensi guru ynag
paling dominan terletak pada indikator ke 11 yaitu “Berkomunikasi secara efektif,
empatik dab santun dengan sesmaa pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dab
masyarakat” dengan nilai indeks sebesar 90,46%, indikator tersebut menjadi ynag
paling tinggi dikarenakan sebagai seorang pendidik dituntut untuk menjaga sikap
tutur kata dab sopan santunnya ynag mencerminkan kebaikan serta membawa
kebiasaan ynag baik. Nilai indeks indikator variabel kompetensi guru ynag paling
rendah terletak pada indikator ke 8 “Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran” dengan nilai indeks sebesar 83,64%, indikator
ini rendah disebabkan kebanyakan pendidik di SD ynag saya teliti sudah berada di
zona nyamannya sudah merasa puas dengan apa ynag sudah dilakukan.
4.1.3.3 Deskripsi Kinerja Guru
Berpedoman pada rumus nilai indeks, indeks variabel motivasi kerja
dapaat diukur dengan 10 indikator, yaitu (1) merumuskan tujuan pembelajaran;
(2) mengembangkan dab mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dab
sumber belajar; (3) merencanakan skenario kegiatan pembelajaran; (4)
merencanakan prosedur, jenis, dab menyiapkan alat penilaian; (5) tampilan
dokumen rencana pembelajaran; (6) mengelola ruang dab fasilitas pembelajaran;
(7) melaksanakan kegiatan pembelajaran; (8) mengelola interaksi kelas; (9)
mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran
tertentu; dab (10) melaksanakan evaluasi proses dab hasil belajar. Nilai indeks
variabel kinerja guru dapaat diketahui jika terlebih dahulu dihitung nilai indeks
masing-masing indikator ynag digunakan untuk kinerja guru. Perhitungan nilai
indeks indikator dapaat diketahui jika sebelumnya tiap pernyataan telah dilakukan
distribusi frekuensi masing- masing item pernyataan. Hasil deskripsi empiris dari
sampel penelitian sejumlah 55 responden menggambarkan distribusi frekuensi
jawaban responden atas indikator “Merumuskan tujuan pembelajaran” pada item
pernyataan nomor 1.
Langkah menghitung persentase frekuensi pernyataan pada jawaban
responden terhadap item pernyataan nomor 1 menunjukkan:
(i) skor 1 sebanyak 0 guru
1
74
1
75
1
76
1
77
Berdasarkan hasil dari perhitungan uji linieritas pada tabel 4.7 dab tabel 4.8 hasil
uji linieritas antara variabel motivasi kerja dab kinerja guru dapaat dilihat pada
kolom Sig. (signifikansi) pada baris Linearity bahwa nilai signifikansi sebesar
0,047. Nilai 0,047 < 0,05, sehingga secara signifikan terdapaat hubungan ynag
linier antara motivasi kerja dab kinerja guru. Hasil uji linieritas kompetensi guru
dab kinerja guru dapaat dibaca pada tabel 4.8. Nilai signifikansi sebesar 0,000.
Nilai signifikansi (sig.) tersebut kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Jadi, kompetensi
guru dab kinerja guru memiliki hubungan ynag linier.
1
78
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.9, dapaat dilihat bahwa nilai VIF dari
kedua variabel sebesar 1,005. Dasar pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai
VIF < 5, maka dapaat disimpulkan tidak terdapaat multikolinearitas antar variabel
bebas dalam model regresi. Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapaat masalah
multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi karena nilai VIF < 5
(kurang dari lima).
1
79
Berdasarkan hasil analisis korelasi sederhana pada tabel 4.11 tersebut dapaat
diketahui bahwa Motivasi kerja dab kinerja guru memiliki korelasi positif. Hal
tersebut dibuktikan dengan melihat nilai pada kolom Pearson Correlation sebesar
0,303 dab nilai signifikansi sebesar 0,025. Karena nilai signifikansi kurang dari
1
80
0,05 (0,025 < 0,05), sehingga dapaat disimpulkan bahwa H 0 ditolak. Artinya
terdapaat hubungan ynag signifikan antara variabel Motivasi kerja dab variabel
kinerja guru. Variabel Motivasi kerja dab kinerja guru berada pada tingkat
hubungan ynag rendah karena nilai r = 0,303 berada di rentang nilai 0,20 – 0,399.
Hasil analisis korelasi sederhana antara variabel Motivasi kerja dengan kinerja guru
dapaat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.
Berdasarkan tabel 4.12, dapaat dilihat bahwa kompetensi guru dab kinerja guru
memiliki korelasi positif, hal ini dibuktikan dengan nilai pada kolom Pearson
Correlation sebesar 0,676 dab tingkat signifikansi sebesar 0,000. Sehingga dapaat
disimpulkan bahwa H0 ditolak artinya terdapaat korelasi positif antara variabel
kompetensi guru dab variabel kinerja guru (0,000 < 0,05). Kedua variabel terjadi
hubungan ynag kuat, karena nilai r = 0,676 berada di rentang nilai 0,60 – 0,799.
1
81
Berdas
arkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 22 maka dapaat
dianalisis sebagai berikut:
1. Hipotesis
H01: Tidak terdapaat pengaruh ynag signifikan antara motivasi kerja dengan
kinerja guru di Sekolah Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes (ρ = 0).
Ha1: Terdapaat pengaruh ynag signifikan antara motivasi kerja dengan
kinerja guru di Sekolah Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes (ρ≠ 0).
2. Kriteria Pengambilan Keputusan
Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dab Ha diterima.
Sebaliknya, apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dab Ha ditolak.
Apabila nilai thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dab Ha diterima, artinya signifikan.
Sebaliknya, apabila nilai thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dab Ha ditolak, artinya
tidak signifikan.
3. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan kolom Sig. pada tabel Coefficients dapaat dilihat bahwa nilai
signifikansinya sebesar 0,025. Artinya, karena nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 yaitu 0,025 < 0,05 maka dapaat disimpulkan bahwa H 01 ditolak dab
Ha1 diterima. Tabel Coefficients menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 2.321.
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai ttabel untuk uji dua sisi dengan
dicari melalui Microsoft Excel dengan cara mengetik pada cell kosong rumus
=TINV(0.05,122), sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 2.004. Nilai thitung ≥
ttabel atau 2.321 > 2.004, artinya H0 ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut, dapaat diambil kesimpulan bahwa terdapaat pengaruh ynag
1
82
1
83
Berdas
arkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 22, maka dapaat
dianalisis sebagai berikut:
1. Hipotesis
H02: Tidak terdapaat pengaruh ynag signifikan antara kompetensi guru
dengan kinerja guru di Sekolah Binaan 6 Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes (ρ = 0).
Ha2: Terdapaat pengaruh ynag signifikan antara kompetensi guru dengan
kinerja guru di Sekolah Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes (ρ≠0).
2. Kriteria Pengambilan Keputusan
Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dab Ha diterima.
Sebaliknya, apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dab Ha ditolak.
Apabila nilai thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dab Ha diterima, artinya signifikan.
Sebaliknya, apabila nilai thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dab Ha ditolak, artinya
tidak signifikan.
3. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan kolom Sig. pada tabel Coefficients dapaat dilihat bahwa nilai
signifikansinya sebesar 0,000. Artinya, karena nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 maka dapaat disimpulkan bahwa H 02 ditolak dab
Ha2 diterima. Tabel Coefficients menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 6.681.
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai ttabel untuk uji dua sisi dengan
dicari melalui Microsoft Excel dengan cara mengetik pada cell kosong rumus
=TINV(0.05,55),, sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 2.004. Dengan
demikian nilai thitung ≥ ttabel atau 6.681 > 2.004, maka H0 ditolak. Berdasarkan
perhitungan tersebut, dapaat disimpulkan bahwa terdapaat pengaruh ynag
1
84
1
85
Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi ganda pada tabel 4.15, diperoleh
nilai R sebesar 0,723. Nilai korelasi ganda terletak diantara 0,6 – 0,799 sehingga
dapaat dinyatakan bahwa terjadi hubungan ynag kuat antara motivasi kerja dab
kompetensi guru secara bersmaa-smaa terhadap kinerja guru.
Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 22 maka dapaat
dianalisis sebagai berikut:
(1) Hipotesis
1
86
H03: Tidak terdapaat pengaruh ynag signifikan antara motivasi kerja dab
kompetensi guru dengan kinerja guru di Sekolah Binaan 6 Kecamatan
Bumiayu Kabupaten Brebes (ρ=0).
Ha3: Terdapaat pengaruh ynag signifikan antara motivasi kerja dab kompetensi
guru dengan kinerja guru di Sekolah Binaan 6 Kecamatan Bumiayu
Kabupaten Brebes (ρ≠0).
(2) Kriteria Pengambilan Keputusan
Nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dab Ha diterima
Nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dab Ha ditolak
(3) Pengambilan Keputusan
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Ŷ = Variabel terikat (variabel ynag diprediksikan)
X1, X2 = Variabel bebas
a = Konstanta (nilai Ŷ apabila X1 dab X2 = 0)
b1, b2 = Koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
Persmaaan regresi tersebut dapaat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar -14.956 ynag artinya apabila motivasi kerja (X1) dab
kompetensi guru (X2) nilainya 0, maka kinerja guru (Y) nilainya -14.956.
2. Nilai koefisien regresi variabel motivasi kerja (X1) sebesar 0,251 ynag artinya
apabila disiplin belajar mengalami kenaikan sebesar 1, maka kinerja guru (Y)
1
87
Berdasarkan hasil perhitungan Uji F pada tabel 4.17, dapaat dilihat bahwa nilai
Fhitung sebesar 28.443 dengan tingkat signifikansi 0,000. Setelah menemukan Fhitung,
selanjutnya adalah menentukan Ftabel yaitu df 1 (jumlah variabel – 1) atau 3-1 = 2,
dab df 2 (n-k-1) atau 55-2-1 = 52. Hasil ynag diperoleh untuk Ftabel adalah 3.175.
Berdasarkan hasil tersebut, nilai Fhitung > Ftabel yaitu 28.443 > 3,175 dab signifikansi
1
88
0,000 < 0,05 maka H03 ditolak ynag artinya motivasi kerja dab kompetensi guru
secara bersmaa-smaa berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis determinasi pada tabel 4.18, nilai koefisien
korelasi pada kolom R sebesar 0,303 dab nilai kuadrat koefisien korelasi pada
kolom R Square sebesar 0,092. Besarnya koefisien determinasi yaitu 0,092 x
100% = 9,2%. Dapaat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja guru di Sekolah Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes yaitu 9,2% dab 90,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain ynag tidak
dimasukan dalam model penelitian ini.
1
89
Berdasarkan hasil perhitungan analisis determinasi pada tabel 4.19, nilai koefisien
korelasi pada kolom R sebesar 0,676 dab nilai kuadrat koefisien korelasi pada
kolom R Square sebesar 0,457. Besarnya koefisien determinasi yaitu 0,457 x
100% = 45,7%. Dapaat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh kompetensi guru
terhadap kinerja guru di Sekolah Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes yaitu 45,7% dab 54,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain ynag tidak
dimasukan dalam model penelitian ini.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis determinasi pada tabel 4.20 nilai koefisien
korelasi pada kolom R sebesar 0,723 dab nilai kuadrat koefisien korelasi pada
kolom R Square sebesar 0,552. Besarnya koefisien determinasi yaitu 0,552 x
100% = 55,2%. Dapaat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh motivasi kerja dab
kompetensi guru secara bersmaa-smaa terhadap kinerja guru di Sekolah Binaan 6
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes yaitu 55,2% dab 44,8% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain ynag tidak dimasukan dalam model penelitian ini.
Faktor memengaruhi kinerja guru terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal
dab eksternal. Faktor ynag diteliti dalam penelitian ini adalah faktor intern ynag
berkaitan dengan motivasi kerja dab kompetensi guru. Sehingga demikian
sumbangan variabel motivasi kerja (X1) dab kompetensi guru (X2) terhadap
1
90
kinerja guru (Y) sebesar 55,2%. Sisanya sebesar 44,8% dipengaruhi variabel lain
ynag tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
4.1 Pembahasan
Guru merupakan faktor ynag dominan dalam kaitannya dengan
peningkatan kualitas pendidikan, karena guru ynag berperan langsung dalam
proses belajar mengajar, gurulah ynag berperan langsung dalam mengajar dab
mendidik. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan berbagai program untuk
meningkatkan kualitas kinerja guru dalam mengembangkan aspek-aspek
pendidikan dab pembelajaran.
Kinerja guru dapaat dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya yaitu
motivasi kerja dab kompetensi guru. Guru akan bekerja dengan sungguh-sungguh
apabila memiliki motivasi ynag tinggi dab ia akan menunjukkannya melalui tugas
atau kegiatan ynag dikerjakan. Selain motivasi, faktor ynag memengaruhi kinerja
yaitu kompetensi guru ynag dipersyaratkan. Kompetensi guru dapaat diartikan
sebagai pengetahuan, keterampilan, dab nilai dasar ynag ditunjukkan melalui
kebiasaan berpikir dab bertindak. Kebiasaan berpikir dab bertindak ini ynag
merupakan bentuk dari kinerja guru. Guru harus memiliki kompetensi ynag baik
agar dapaat mewujudkan kinerjanya secara tepat dab efektif.
Kenyataan fenomena ynag terjadi dalam dunia pendidikan, seperti ynag
terjadi di SD Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes menunjukkan
masih adabya permasalahan ynag dihadapi guru diantaranya rendahnya etos kerja,
kompetensi guru, profesionalisme guru, dab lain sebagainya ynag dapaat
berpengaruh pada kinerja seorang guru dalam pembelajaran.
1
91
karena itu, terdapaat pengaruh ynag positif dab signifikan antara motivasi kerja
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi
kerja, maka akan diikuti dengan peningkatan kinerja guru di SD Binaan 6
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes dab sebaliknya jika motivasi rendah,
maka akan memberi pengaruh terhadap hasil kinerja guru ynag rendah.
UU No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir
1 menyata kan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dna terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dna proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dna
keterampilan ynag diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dna negara”. Undnag-
undnag ini dirumuskan dengan berlandaskan pada dasar falsafah negara yaitu
Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila sebagai filsafat bangsa dna negara
Indonesia menjadi sumber utama dna penentu arah ynag a kan dicapai dalam
kurikulum. Nilai-nilai ynag terkandung dalam Pancasila harus tumbuh dalam diri
peserta didik. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan membawa amanah harus
mampu menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam jiwa peserta didik. Landasan
filosofi pengembangan Kurikulum 2013 adalah berakar pada budaya lokal dna
bangsa, pandnagan filsafat eksperimentalisme, rekonstruksi sosial, pandnagan
filsafat esensialisme dna perenialisme, pandnagan filsafat eksistensialisme, dna
romantik naturalism.
Kurikulum berakar pada budaya lokal dna bangsa, memiliki arti bahwa
kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari
budaya setempat dna nasional tentang berbagai nilai hidup ynag penting.
Kurikulum juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai budaya setempat dna nasional
menjadi nilai budaya ynag diguna kan dalam kehidupan sehari-hari dna menjadi
nilai ynag dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan di masa depan.
Kurikulum ynag dikembangkan berdasarkan pandnagan filsafat
eksperimentalisme harus dapaat mendekatkan apa ynag dipelajari di sekolah
dengan apa ynag terjadi di masyarakat. Oleh karena itu apa ynag terjadi di
1
92
1
93
1
94
1
95
1
96
≥ ttabel yaitu 6.681 > 2.004. Oleh karena itu, terdapaat pengaruh ynag positif dab
signifikan antara kompetensi guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Hal
ini berarti semakin tinggi kompetensi guru, maka akan diikuti dengan peningkatan
kinerja guru dalam pembelajaran di SD Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes dab sebaliknya jika kompetensi guru rendah, maka akan memberi
pengaruh terhadap hasil kinerja guru ynag rendah. Herman dalam Jurnal Ekonomi
Bisnis (2011: 17) juga berpendapaat bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Kinerja guru dapaat berhasil dalam pekerjaannya karena guru
memiliki kemampuan dab keterampilan.
UU No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir
1 menyata kan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dna terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dna proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dna
keterampilan ynag diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dna negara”. Undnag-
undnag ini dirumuskan dengan berlandaskan pada dasar falsafah negara yaitu
Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila sebagai filsafat bangsa dna negara
Indonesia menjadi sumber utama dna penentu arah ynag a kan dicapai dalam
kurikulum. Nilai-nilai ynag terkandung dalam Pancasila harus tumbuh dalam diri
peserta didik. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan membawa amanah harus
mampu menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam jiwa peserta didik. Landasan
filosofi pengembangan Kurikulum 2013 adalah berakar pada budaya lokal dna
bangsa, pandnagan filsafat eksperimentalisme, rekonstruksi sosial, pandnagan
filsafat esensialisme dna perenialisme, pandnagan filsafat eksistensialisme, dna
romantik naturalism.
Kurikulum berakar pada budaya lokal dna bangsa, memiliki arti bahwa
kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari
budaya setempat dna nasional tentang berbagai nilai hidup ynag penting.
Kurikulum juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai budaya setempat dna nasional
1
97
menjadi nilai budaya ynag diguna kan dalam kehidupan sehari-hari dna menjadi
nilai ynag dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan di masa depan.
Kurikulum ynag dikembangkan berdasarkan pandnagan filsafat
eksperimentalisme harus dapaat mendekatkan apa ynag dipelajari di sekolah
dengan apa ynag terjadi di masyarakat. Oleh karena itu apa ynag terjadi di
masyarakat adalah merupa kan sumber kurikulum. Filosofi rekonstruksi sosial
memberi arah kepada kurikulum untuk menempatkan peserta didik sebagai subjek
ynag peduli pada lingkungan sosial, alam, dna lingkungan budaya. Kurikulum
juga harus dapaat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi intelektual,
berpikir rasional, dna kemampuan membangun masyarakat demokratis peserta
didik menjadi sautu kemampuan ynag dapaat diguna kan untuk mengembangkan
kehidupan masyarakat ynag lebih baik. Sesuai dengan pandnagan filsafat
esensialisme dna perenialisme, kurikulum harus menempatkan kemampuan
intelektual dna berpikir rasional sebagai aspek penting ynag harus menjadi
kepedulian kurikulum untuk dikembangkan. Kurikulum harus dapaat mewujudkan
peserta didik menjadi manusia ynag terdidik dna sekolah harus menjadi centre for
excellence. Pandnagan filsafat esensialisme dna perenialisme menuntut kurikulum
mampu membentuk pesertadidik menjadi manusia cerdas secara akademik dna
memiliki kepedulian sosial. Pandnagan filsafat eksistensialisme dna romantik
naturalisme memberi arah dalam pengembangan kurikulum, sehingga kurikulum
dapaat mewujudkan peserta didik memiliki rasa kemanusiaan ynag tinggi,
kemampuan berinteraksi dengan sesmaa dalam mengangkat harkat kemanusiaan,
dna kebebasan berinisiatif serta berkreasi. Menurut pandnagan filsafat ini, setiap
indipidu peserta didik adalah unik, memiliki kebutuhan belajar ynag unik, perlu
mendapaatkan perhatian secara indipidual, dna memiliki kebebasan untuk
menentukan kehidupan mereka. Pada intinya kurikulum harus mampu
mengembangkan seluruh potensi manusia yaitu menjadikan peserta didik sebagai
manusia seutuhnya. Manusia ynag memiliki kekuatan ynag berguna bagi dirinya
masyarakat, bangsa, dna negara.
Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks variabel
kompetensi guru ynag paling rendah terletak pada indikator “Melakukan tindakan
1
98
1
99
1
100
budaya setempat dna nasional tentang berbagai nilai hidup ynag penting.
Kurikulum juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai budaya setempat dna nasional
menjadi nilai budaya ynag diguna kan dalam kehidupan sehari-hari dna menjadi
nilai ynag dikembangkan lebih lanjut untuk kehidupan di masa depan.
Kurikulum ynag dikembangkan berdasarkan pandnagan filsafat
eksperimentalisme harus dapaat mendekatkan apa ynag dipelajari di sekolah
dengan apa ynag terjadi di masyarakat. Oleh karena itu apa ynag terjadi di
masyarakat adalah merupa kan sumber kurikulum. Filosofi rekonstruksi sosial
memberi arah kepada kurikulum untuk menempatkan peserta didik sebagai subjek
ynag peduli pada lingkungan sosial, alam, dna lingkungan budaya. Kurikulum
juga harus dapaat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi intelektual,
berpikir rasional, dna kemampuan membangun masyarakat demokratis peserta
didik menjadi sautu kemampuan ynag dapaat diguna kan untuk mengembangkan
kehidupan masyarakat ynag lebih baik. Sesuai dengan pandnagan filsafat
esensialisme dna perenialisme, kurikulum harus menempatkan kemampuan
intelektual dna berpikir rasional sebagai aspek penting ynag harus menjadi
kepedulian kurikulum untuk dikembangkan. Kurikulum harus dapaat mewujudkan
peserta didik menjadi manusia ynag terdidik dna sekolah harus menjadi centre for
excellence. Pandnagan filsafat esensialisme dna perenialisme menuntut kurikulum
mampu membentuk pesertadidik menjadi manusia cerdas secara akademik dna
memiliki kepedulian sosial. Pandnagan filsafat eksistensialisme dna romantik
naturalisme memberi arah dalam pengembangan kurikulum, sehingga kurikulum
dapaat mewujudkan peserta didik memiliki rasa kemanusiaan ynag tinggi,
kemampuan berinteraksi dengan sesmaa dalam mengangkat harkat kemanusiaan,
dna kebebasan berinisiatif serta berkreasi. Menurut pandnagan filsafat ini, setiap
indipidu peserta didik adalah unik, memiliki kebutuhan belajar ynag unik, perlu
mendapaatkan perhatian secara indipidual, dna memiliki kebebasan untuk
menentukan kehidupan mereka. Pada intinya kurikulum harus mampu
mengembangkan seluruh potensi manusia yaitu menjadikan peserta didik sebagai
1
101
manusia seutuhnya. Manusia ynag memiliki kekuatan ynag berguna bagi dirinya
masyarakat, bangsa, dna negara.
Dalam penelitian ini membahas tentang motivasi kerja dab kompetensi
guru. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa motivasi kerja dab kompetensi guru
memengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran, ynag diperkuat dengan pendapaat
para ahli dab penelitian relevan terdahulu, maka apabila motivasi kerja dab
kompetensi guru bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya
bagus maka kegiatan belajar mengajarnya pun juga bagus. Guru ynag memiliki
motivasi kerja tinggi dab kompetensi ynag bagus akan menimbulkan dampak
ynag positif serta meningkatkan kinerja seorang guru. Akan tetapi jika motivasi
guru dalam bekerja kurang serta tidak ada upaya untuk mengembangkan
kompetensinya, hal tersebut akan berdampak pada rendahnya tingkat kinerja guru
tersebut.
4.1 Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian merupakan sebuah akibat atau sesautu ynag
ditimbulkan oleh adabya penelitian. Implikasi penelitian ini fokus pada
peningkatan motivasi kerja dab kompetensi guru ynag akan berpengaruh pada
peningkatan kinerja guru pula. Berikut penjelasan mengenai implikasi penelitian
ynag terbagi menjadi implikasi teoritis dab implikasi praktis.
4.3.1 Implikasi Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa terdapaat
pengaruh ynag positif dab signifikan secara sendiri-sendiri maupun secara
bersmaa-smaa antara motivasi kerja, kompetensi guru, dab kinerja guru dalam
pembelajaran. Penelitian ini dapaat memperkuat teori dab penelitian ynag relevan
terdahulu tentang motivasi kerja, kompetensi guru, dab kinerja guru.
Implikasi teoritis motivasi kerja dab kompetensi guru serta pengaruhnya
terhadap kinerja guru tercermin pada temuan-temuan penelitian berikut ini.
Temuan penelitian pertama menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja guru. Hasil ini mendukung pendapaat ynag disampaikan oleh
Mulyasa (2013: 120) ynag menyatakan bahwa motivasi merupakan salah satu
1
102
1
103
1
104
BAB V
PENUTUP
5. 1 Simpulan
(1) Motivasi kerja berpengaruh positif dab signifikan terhadap kinerja guru
dalam pembelajaran. Pernyataan ini dibuktikan dari hasil penghitungan
analisis regresi sederhana dengan perolehan thitung ≥ ttabel yaitu 2.321 > 2.004
dab signifikansinya 0,025 < 0,05, berarti H0 ditolak, ynag berarti motivasi
kerja berpengaruh secara signifikan dengan kinerja guru dalam
pembelajaran. Besarnya pengaruh motivasi kerja dengan kinerja guru
dalam pembelajaran tergolong sedabg, nilai korelasi sederhana ynag
diperoleh sebesar 0,303 dab berada di antara 0,20-0,399, sehingga
hubungan antara kedua variabel tergolong rendah. Arah hubungan adalah
positif, karena nilai R positif, berarti semakin tinggi motivasi kerja,
semakin meningkat kinerja guru dalam pembelajaran. Selain itu, diperoleh
angka R2 (R Square) sebesar 0,092, artinya persentase sumbangan
pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran sebesar 0,092x100% = 9,2%. Kontribusi variabel motivasi
kerja (X1) terhadap variabel kinerja guru dalam pembelajaran (Y) sebesar
105
9,2%, sisanya 90,8% ditentukan oleh faktor lain ynag tidak dibahas dalam
penelitian ini.
(2) Kompetensi guru berpengaruh positif dab signifikan terhadap kinerja guru
dalam pembelajaran. Pernyataan ini dibuktikan dengan perolehan thitung ≥
ttabel 6.681 > 2.004 dab signifikansinya 0,000<0,05, berarti H0 ditolak,
ynag berarti kompetensi guru berpengaruh secara signifikan dengan
kinerja guru dalam pembelajaran. Nilai korelasi sederhana variabel
kompetensi guru dab kinerja guru dalam pembelajaran sebesar 0,676
berada di antara 0,60-0,799, sehingga hubungan antara kedua variabel
tergolong kuat. Arah hubungan adalah positif, karena nilai R positif,
berarti semakin kompetensi guru, semakin meningkat kinerja guru dalam
pembelajaran. Selain itu, diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,457,
artinya persentase sumbangan pengaruh variabel kompetensi guru terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran sebesar 0,457x100% = 45,7%.
Kontribusi kompetensi guru (X2) terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran (Y) sebesar 45,7%, sisanya 54,3% ditentukan oleh faktor
lain ynag tidak dibahas dalam penelitian ini.
(3) Motivasi kerja dab kompetensi guru berpengaruh positif dab signifikan
dengan kinerja guru dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji F, diperoleh nilai Fhitung ≥ Ftabel 28.443 > 3,175, maka H0 ditolak, artinya
motivasi kerja dab kompetensi guru berpengaruh terhadap kinerja guru
dalam pembelajaran. Berdasarkan analisis korelasi ganda, diperoleh nilai R
sebesar 0,723 artinya korelasi antara motivasi kerja dab kompetensi guru
kedua variabel tergolong kuat karena nilai korelasi ganda berada di antara
0,60- 0,799. Selain itu, diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,522,
artinya persentase sumbangan pengaruh variabel motivasi kerja dab
kompetensi guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran sebesar
0,522x100% = 52,2%. Kontribusi variabel motivasi kerja (X1) dab
kompetensi guru (X2)dengan kinerja guru dalam pembelajaran (Y) sebesar
52,2%, sisanya 47,8% ditentukan oleh faktor lain ynag tidak dibahas
dalam penelitian ini.
106
5. 2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ynag telah didapaat oleh peneliti tentang
“Pengaruh Motivasi Kerja dab Kompetensi Guru terhadap Kinerja Guru dalam
Pembelajaran di Sekolah Binaan 6 Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes”,
terdapaat beberapa saran ynag diberikan oleh peneliti. Penjelasan tentang saran
dalam penelitian ini dapaat dilihat pada uraian berikut:
5.2.1 Bagi Guru
Agar dapaat memenuhi kompetensi guru untuk menunnjang tercapainya
kinerja ynag optimal, maka guru perlu terus meningkatkan kemampuan dab
keterampilannya. Selain itu guru diharapkan mampu mengoptimalkan potensi
peserta didik untuk membuktikan kemampuan atau kompetensi guru di kelas.
Seperti pada penelitian ini, guru kurang melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas pembelajaran ynag dibuktikan dengan banyaknya guru ynag
menjawab pernyataan “Saya mengoreksi kekurangan saya sendiri dalam
penyampaian materi pelajaran untuk meningkatkan keprofesionalitas saya”
dengan nilai indeks sebesar 83,64%. Dalam hal ini guru perlu melakukan evaluasi
baik untuk guru itu sendiri atau pun untuk peserta didik sehingga tercipta
pembelajaran ynag berkualitas. Guru harus mampu mengidentifikasi dengan benar
tentang bakat, minat, potensi, dab kesulitan belajar masing-masing peserta didik,
agar pembelajaran ynag disampaikan guru dapaat diterima masing-masing siswa
dengan baik. Guru harus berupaya mengembangkan diri dengan cara mencari
informasi atau pengetahuan melalui buku atau internet dab berbagi informasi dab
pengetahuan dengan sesmaa guru. Selain kompetensi, guru juga harus memiliki
semangat kerja ynag tinggi. Guru harus sadar dengan tanggung jawabnya untuk
melaksanakan tugas agar tujuan ynag telah ditetapkan dapaat tercapai. Apabila
motivasi kerja dab kompetensi guru bagus, diharapkan kinerjanya juga bagus.
Apabila kinerjanya bagus maka kegiatan belajar mengajarnya pun juga bagus.
Guru ynag memiliki motivasi kerja tinggi dab kompetensi ynag bagus akan
menimbulkan dampak ynag positif serta meningkatkan kinerja seorang guru.
Akan tetapi jika motivasi guru dalam bekerja kurang serta tidak ada upaya untuk
mengembangkan profesinya, hal tersebut akan berdampak pada rendahnya tingkat
107
kinerja guru tersebut. Dalam penelitian ini, motivasi guru dalam melaksanakan
pekerjaanya kurang berusaha untuk mengungguli orang lain. Terbukti pada
pernyataan “Dalam melakukan tugas-tugas ynag bersifat kompetitif, saya
berusaha melebihi teman-teman” dengan nilai indeks hanya sebesar 79,09 %.
Adabya sikap kompetitif antar rekan kerja (sesmaa guru) juga diperlukan. Guru
perlu saling bersaing satu smaa lain untuk menjaga kualitasnya.
5.2.2 Bagi Sekolah
Pihak sekolah diperlukan untuk mengambil langkah-langkah ynag mampu
untuk meningkatkan motivasi kerja dab kompetensi guru agar kinerja guru
semakin baik. Sekolah dapaat memberikan reward maupun punisment terkait
dengan hasil kerja guru ynag dapaat menumbuhkan motivasi kerja dab kekreatifan
ynag dilakukan oleh guru. Reward tersebut dapaat berupa ucapan pujian ataupun
gerak tubuh ynag menunjukkan kekaguman atau apresiasi terhadap apa ynag telah
dikerjakan guru. Sekolah juga dapaat melaksanakan kegiatan seminar, workshop,
pendidikan dab pelatihan (diklat), Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk
mengembangkan kompetensi guru agar kinerja guru dalam pembelajaran semakin
baik pula. Selain itu punishment ynag dapaat diberikan kepada guru yaitu dapaat
berupa teguran baik secara lisan maupun tertulis. Apabila guru lalai dalam
pekerjaan maka kepala sekolah berhak menegur dab bagi rekan sesmaa guru juga
bisa saling mengingatkan secara lisan. Tetapi apabila kesalahan sudah sering
dilakukan dab berakibat buruk bagi semua pihak maka bisa dilakukan dengan
pemberian surat peringatan kepada guru ynag bersangkutan.