Bab 1
PENDAHULUAN
suatu bangsa sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kualitas pendidikan yang
pendidikan bangsa itu. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk bisa eksis dalam
know, atau belajar untuk mengetahui, 2) learning to do, yaitu belajar untuk
menegaskan,
pendidikan formal adalah sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat sebagai berikut.
pegawai tata usaha, dsb., dan murid-murid, yang memerlukan adanya organisasi
yang baik agar jalannya lancar menuju tujuannya (Purwanto, Ngalim, 2000:160).
Terutama dalam menghadapi Asian Free Trade Area (AFTA), yang telah
pada tahun 2010, dan lebih jauh menyongsong program dunia tanpa batas
sumber daya manusia yang handal telah, sedang, dan harus terus dilakukan.
tentang Guru dan Dosen, Permen Diknas RI Nomor 11 tahun 2005 tentang Buku
Teks Pelajaran, Permen Diknas RI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,
Sekolah/ Madrasah, dan Permen Diknas RI Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Tahun 1945 Pasal 31 ayat (4), yang berbunyi “Negara memprioritaskan anggaran
mencetak sumber daya manusia yang handal. Perlu waktu dan proses untuk
infrastruktur.
4
yang langsung bersentuhan dengan peserta didik. Hal ini senada dengan pendapat
Permen Diknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Motivasi dalam bekerja dapat terjadi dalam dua cara, yakni motivasi
timbul akibat dari keinginan diri sendiri untuk mencari, menemukan, dan
Motivasi ekstrinsik dapat memiliki pengaruh kuat dan cepat, akan tetapi
tidak akan berlangsung lama. Sebaliknya, motivasi intrinsik, sangat
memperdulikan mutu kerja akan memiliki pengaruh yang lama dan mendalam
karena ia berasal dari dalam diri setiap individu dan tidak dipaksakan dari
pihak luar (Soetisna, 2002: 124).
dari atasan. Hal ini diperkuat dengan pendapat, “Karena egonya, manusia selalu
setiap perilaku yang relatif sama. Bagaimana perilaku bawahan dinilai atasan,
Hal ini sesuai dengan pendapat Poster (2000: 231), “Ketika kinerja guru
pelatihan. Guru adalah seorang partner yang ikhlas yang akan diuntungkan dari
penilaian yang baik terhadap guru, maka baik langsung ataupun tidak langsung
Selaian sistem penilaian kinerja guru, kinerja mengajar guru akan sangat
orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama”
tetapi ....” (Komariah dan Triana, 2005: 81). Dari pendapat tersebut dinyatakan
bawahannya.
Oleh sebab itu seorang kepala sekolah harus memenuhi kriteria Peraturan
kompetensi sosial.
tersebut, diantaranya, kita masih melihat antrian panjang warga negara Indonesia
menyatakan bahwa lulusan suatu sekolah belum bisa memenuhi standar kerja di
perusahaan, lulusan sekolah belum mampu bersaing di dunia kerja, dan masih
Sedangkan pada level Provinsi Jawa Barat, Madrasah Aliyah Negeri berada pada
bahwa Madrasah Aliyah selalu berada di bawah bayang-bayang SMA dalam hal
prestasi akademik, walaupun hasil Ujian Nasional bukan satu-satunya tolok ukur
berlatar pendidikan Madrasah Aliyah dengan SMA sangat timpang, sangat sedikit
Kabupaten Sumedang terhadap Madrasah Aliyah dirasakan sangat kurang. Hal ini
terbukti dari jumlah siswa yang Madrasah Aliyah jauh lebih sedikit bila
aliyah sangat kurang. Namun dari segi akhlak dan moral, Madrasah Aliyah bisa
Kondisi yang diuraikan di atas perlu disikapi dengan arif. Artinya, perlu
segera dilakukan pengkajian dan dianalisis, mengapa dan faktor apa yang menjadi
berkualitas dan bermakna untuk semua mata pelajaran belum tercapai. Dengan
kecakapan dan keterampilan, serta akhlak peserta didik, sehingga mereka bisa
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang
paling dominan dalam pendidikan adalah guru. Guru merupakan pilar utama
pendidikan di sekolah. Guru mengemban tugas yang berat, harus mampu dan
sanggup menerima tanggung jawab dan kepercayaan yang begitu besar dalam
mewujudkan kinerja yang hasilnya bisa diterima oleh masyarakat dan dapat
informasi verbal maupun nonverbal, (2) kemampuan guru dalam membuat variasi
tugas dan tingkah lakunya, (3) sifat hangat dan antusias guru dalam
merancukan dengan hal-hal yang bukan tugas keguruannya, (5) kesalahan guru
umum secara tidak langsung, (6) perilaku guru yang berkaitan dengan pemberian
perilaku guru yang menghindari kritik yang bersifat negatif terhadap siswa, (9)
dengan sistem penilaian kinerja guru dan kompetensi manajerial kepala sekolah,
Sumedang.
Aliyah.
oleh sebab itu perlu adanya administrasi sarana prasarana yang baik.
mengajarnya, oleh sebab itu perlu ada program peningkatan kualitas personil
Aliyah, oleh sebab itu perlu diciptakan lingkungan madrasah yang kondusif.
dapat mempengaruhi kualitas kinerja guru Madrasah Aliyah yang pada gilirannya
Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
pengaruh antara penilaian kinerja guru dan kompetensi manajerial kepala sekolah
Kabupaten Sumedang?
11
Kabupaten Sumedang?
Sumedang?
4) Apakah ada korelasi yang positif antara sistem penilaian kinerja guru,
kompetensi profesional.
1) Sistem
sistem merupakan keseluruhan komponen yang saling terkait satu sama lain, yang
bertujuan membuahkan hasil yang nyata. Dengan kata lain, sistem sistem
merupakan suatu keterpaduan atau kebulatan yang kompleks atau kombinasi dari
2) Penilaian Kinerja
his/her work environment and about his/her future potential for an organization”
penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan
tertentu.
kinerja guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Sistem penilaian kinerja
dalam penelitian ini adalah manajerial penilaian kinerja, yang diawali dengan
berbagai sumber untuk mencapai tujuan sekolah, dalam hal ini produktifitas dan
kepuasan, dengan melibatkan orang, teknik, dan struktur yang telah dirangcang
dalam perencanaan.
kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh
secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai
individu dan sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong
dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam
Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif harus mampu
sosial.
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja” (Mulyarsa
2003: 136). Sedangkan pendapat Michel 1978 (dalam Mulyarsa, 2003 : 138),
prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja”
unjuk kerja, dan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang
16
lebih spesifik lagi menukik pada kinerja mengajar guru, yakni sebagai berikut.
kinerja mengajar guru adalah pelaksanaan atau unjuk kerja yang dilakukan guru di
Setiap gerak langkah manusia dalam keadaan sadar sudah pasti memiliki
tujuan yang pasti dan direncanakan. Karena dengan niat atau tujuan yang jelas dan
terarah akan mendapatkan hasil yang tepat. Hal ini senada dengan pendapat
sebagai berikut, “Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dan titik
tuju yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya.
Itu sebabnya setiap kegiatan penelitian harus mempunyai rumusan yang jelas,
Oleh sebab itu, penulis dapat merumuskan dua macam tujuan penelitian
ini, yakni tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Adapun tujuan tersebut
Kabupaten Sumedang.
Kabupaten Sumedang.
Kabupaten Sumedang.
Sumedang.
mengajar guru.
Aliyah yang ada di Kabupaten Sumedang. Secara teoretis, penelitian ini dapat
dengan peningkatan kinerja mengajar guru, peran dan fungsi penilaian kinerja,
datang.
2) Bagi kepala madrasah atau kepala sekolah, bisa mengambil manfaat dari hasil
penelitian ini, dan mereka bisa mendesain penilaian kinerja bagi guru-guru di
3) Bagi pengawas dan penilai kinerja yang lainnya, sebagai masukan dalam
4) Bagi para peneliti, sebagai masukan untuk dapat melakukan penelitian lebih
akurat dengan populasi dan sampel yang berbeda, sehingga bisa menguatkan
simpulan
pandangan dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Postulat ini menjadi
titik pangkal, titik mana tidak lagi menjadi keraguan penyidik” (Surakhmad, 1989:
38). Pendapat yang mendukung hal tersebut adalah, “Fungsi asumsi adalah
tingkat efektivitas dari cara yang ditempuh selama ini. Jadi, melakukan
penilaian kinerja itu sendiri merupakan arena belajar yang sangat efektif
bagi individu dan organisasi. Hal ini diperkuat pendapat, “Penilaian kinerja
ialah suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari
berpendapat bahwa penilaian kinerja bukan hanya sekedar untuk menilai atau
ditetapkan, namun dalam hal ini, penilaian kinerja juga mampu menjadi
dorongan karyawan untuk melakukan kinerja yang lebih baik. Hal ini senada
dengan pendapat Nurmianto dan Wijaya, bahwa salah satu manfaat dari
pegawai sehingga dapat dicapai kinerja yang baik dalam rangka pencapaian
kerja, baik pada tingkat individual, pada tingkat kelompok, dan pada tingkat
organisasi”.
dilakukan oleh manajer. Kegiatan ini meliputi banyak aspek, namun aspek
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal ataupun faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dirinya sendiri, sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar. Dalam hal ini faktor-
mengajar guru untuk mencapai tujuan sekolah sesuai dengan visi dan misi
sekolah.
sebagai berikut.
X1
(Sistem Penilaian
Kinerja Guru)
Y
(Kinerja Mengajar Guru
Madrasah Aliayah)
X2
(Kompetensi Manajerial
Kepala Sekolah)
22
1.7.2 Hipotesis
4) Terdapat kontribusi yang signifikan dari sistem penilaian kinerja guru dan
mengajar guru.
yang tinggi.
kuantitatif. Hal ini dilakukan karena penelitian ini berusaha membuktikan teori
yang sudah ada, dengan cara membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.
23
Sehingga data yang diperoleh dan diolah adalah data-data kuantitatif, yaitu data
kajian, penulis mengunakan teknik angket (kuisioner), kajian pustaka, dan studi
dokumentasi.
Sumedang, Provinsi Jawa Barat, yang terdiri dari Madrasah Aliyah Negeri dan
Data penelitian ini merupakan nilai persepsi guru, oleh sebab itu sampel
penelitian ini adalah semua guru Madrasah Aliyah Negeri yang ada di Kabupaten
Sumedang, yakni MAN 1 dan MAN 2 Sumedang, dan semua guru dari beberapa
penelitian, dalam hal ini satu madrasah aliyah diambil sebagai wakil dari satu