Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by UIN Antasari Open Journal System (Universitas Islam Negeri)

Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...

FAKTOR DAN INDIKATOR


MUTU PENDIDIKAN ISLAM

Faisal Mubarak
(Dosen IAIN Antasari Banjarmasin)

Abstrak

Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan
efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan
nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.
Manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah adalah suatu metode peningkatan
mutu yang bertumpu pada pendidikan sekolah itu sendiri, mengaplikasikan sekumpulan teknik,
mendasarkan pada ketersedian data kuantitatif dan kualitatif, dan pemberdayaan semua
komponen sekolah untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan
organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Penerapan manajemen mutu terpadu berarti pula adanya kebebasan untuk berpendapat.
Kebebasan berpendapat akan menciptakan iklim yang dialogis antara siswa dan guru, antara
siswa dan kepala madrash, singkatnya adalah kebebasan berpendapat dan keterbukaan antara
seluruh warga madrasah. Pentransferan ilmu tidak lagi bersifat satu arah, akan tetapi melibutkan
siswa hingga terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru.

Kata Kunci: Manajemen, Mutu dan Pendidikan

A. Pendahuluan pendidikan tinggi, namun dalam realitanya


Salah satu tujuan pendidikan nasional penyelenggaraan pendidikan tersebut tidak
Indonesia adalah menciptakan manusia yang dibarengi dengan mutu pendidikan yang
seutuhnya. Ahmad Tafsir (1998: 15) tinggi. Berbagai upaya sebenarnya sudahlah
mengemukakan bahwa tujuan pendidikan dilakukan seperti pengembangan kurikulum,
nasioanl Indonesia menggambarkan kualitas peningkatan kompetensi guru pendidikan
manusia yang baik menurut bangsa agama Islam melalui berbagai pelatihan,
Indonesia, bagi bangsa Indonesia manusia pengadaan buku dan alat pelajaran, namun
yang baik adalah manusia pembangunan semiua itu tampaknya tidak mampu
yang pancasilais, sehat jasmani dan rohani, meningkatkan mutu pendidikan.
memiliki pengetahuan dan keterampilan, Secara fungsional, pendidikan pada
dapat mengembangkan kreativitas dan dasarnya ditujukan untuk menyiapkan
bertanggung jawab, dapat menyuburkan manusia menghadapi masa depan agar hidup
sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, lebih sejahtera, baik sebagai individu
dapat mengembangkan kecerdasan yang maupun secara kolektif sebagai warga
tinggi serta disertai budi pekerti yang luhur, masyarakat, bangsa maupun antar bangsa.
mencintai bangsa dan sesame manusia Bagi pemeluk agama, masa depan mencakup
sesuai yang termaksud di dalam UUD 1945. kehidupan di dunia dan pandangan tentang
Untuk mencapai tujuan pendidikan kehidupan di dunia dan pandangan tentang
nasional tersebut, maka diupayakanlah suatu kehidupan hari kemudian yang bahagia.
penyelenggaraan pendidikan yang bersifat (Humaiedi, 2004: 1)
formal mulai dari pendidikan dasar sampai

[10] Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404


Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...
Melihat pada kenyataan waktu ini manusia muslim dan non muslim dalam
tampaknya dunia pendidikan kita belum menggerakkannya untuk mencapai tujuan
sepenuhnya dapat memenuhi harapan pendidikan Islam secara efektif dan efesien.
masyarakat. Fenomena itu ditandai dari Ramayulis (2008: 260) mengungkap-
rendahnya mutu lulusan, penyelesaian kan bahawa manajemen pendidikan Islam
masalah pendidikan yang tidak sampai adalah proses pemanfaatan semua sumber
tuntas, atau cenderung tambal sulam. daya yang dimiliki ummat Islam, lembaga
Akibatnya, sering kali hasil pendidikan pendidikan Islam atau lainnya, baik
mengecewakan masyarakat. perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatn
Tentu saja untuk menciptakan tersebut dilakukan melalui kerjasama
sebuah lembaga pendidikan yang bermutu dengan orang lain secara efektif, efesien,
sebagaimana yang diharapkan banyak orang dan produktif untuk mencapai kebahagiaan
atau masyarakat bukan hanya menjadi dan kesejahteraan baik di dunia maupun di
tanggung jawab sekolah, tetapi merupakan akhirat.
tanggung jawab semua pihak. Mutu produk Pengertian yang sama dengan hakikat
pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh manajemen adalah al tadbir (pengaturan).
mana lembaga mampu mengelola seluruh Kata ini merupakan derivasi dari kata
potensi secara optimal mulai dari tenaga dabbara (mengatur) yang banyak terdapat
kependidikan, peserta didik, proses dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT:
pembelajaran, sarana pendidikan, tenaga “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi,
kependidikan, keuangan dan termasuk kemudian urusan itu naik kepadanya dalam
hubungan dengan masyarakat. (Suryadi suatu hari yang kadarnya adalah seribu
Prawirosentono, 2002: 12) tahun menurut perhitunganmu’” (Al Sajdah:
Untuk itu perlu mengantisipasi 05).
keadaan ini dengan memperkuat Dari isi kandungaan ayat di atas
kemampuan bersaing diberbagai bidang dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah
dengan pengembangan sumber daya pengatur alam (manager). Keteraturan alam
manusia. Dalam upaya peningkatan SDM raya ini merupakan bukti kebesaran Allah
peran pendidikan sangat signifikan. Oleh swt dalam mengelola alam ini. Namun,
karena itu sangat penting bagi pembangunan karena manusia yang diciptakan Allah SWT
nasional untuk memfokuskan peningkatan telah dijadikan khalifah di muka bumi, maka
mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu dia harus mengatur dan mengelola bumi
akan diperoleh dari sekolah yang bermutu. dengan sebai-baiknya sebagaimana Allah
mengatur alam raya ini.
B. Pembahasan Dalam pandangan ajaran Islam,
1. Manajemen Mutu Pendidikan segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
Pengertian Manajemen Pendidikan benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya
Islam, manajemen pendidikan adalah suatu harus diikuti dengan baik dan tidak boleh
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan secara asal-asalan. (Didin
berupa proses pengelolaan usaha kerja sama Hafiduddin, 2003: 1) Mulai dari urusan
sekelompok manusia yang tergabung dalam terkecil seperti mengatur urusan rumah
organisasi pendidikan, untuk mencapai tangga sampai dengan urusan terbesar
tujuan pendidikan yang telah diterapkan seperti mengatur urusan sebuah Negara,
sebelumnya, agar efektif dan efesien. semua itu diperlukan pengaturan yang baik,
(Sulistyorini, 2009: 13) tepat dan terarah dalam bingkai sebuah
Adapun pengertian manajemen manajemen agara tujuan yang ingin dicapai
pendidikan Islam adalah suatu proses bias diwujudkan.
penataan/pengelolaan lembaga pendidikan Pengertian Mutu Pendidikan, menu-
Islam yang melibatkan sumber daya rut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:

Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404 [11]


Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...
667), mutu adalah ukuran baik buruk suatu kawasan Negara-negara yang maju itu
benda, keadaan, taraf atau derajad sebenarnya sebagai akibat dari pembangu-
(kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya). nan pendidikannya. (Mujamil Oemar, 2005:
Menurut Oemar Hamalik (1990: 33), 226)
pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi Pendidikan merupakan suatu masalah
yaitu segi normative dan segi deskriptif. yang sangat penting dalam kehidupan
Dalam artian normative, mutu ditentukan manusia. Maju tidaknya suatu bangsa sangat
berdasarkan pertimbangan intrinsik dan tergantung pada pendidikan bangsa tersebut.
ekstrinsik. Berdsarkan kriteria intrisik, mutu Dala artian jika pendidikan suatu bangsa
pendidikan merupakan produk pendidikan dapat menghasilkan manuasia yang
yakni manusia yang terdidik sesuai dengan seutuhnya, maka dengan sendirinya bangsa
standar ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik tersebut akan maju, damai, dan tenteram.
pendidikan merupakan instrumen untuk Sebaliknya jika pendidikan suatu bangsa
mendidik, tenaga kerja yang terlatih. Dalam mengalami stagnasi maka bangsa itu akan
artian deskriptif, mutu ditentukan berdasar- terbelakang disegala bidang.
kan keadaan hasil tes prestasi belajar. Mutu produk pendidikan akan
Dzaujak Ahmad mengemukakan dipengaruhi oleh sejauh mana lembaga
bahwa mutu pendidikan adalah kemampuan mampu mengelola seluruh potensi secara
sekolah dalam pengelolaan secara operasio- optimal mulai dari tenaga kependidikan,
nal dan efisien terhadap komponen- peserta didik, proses pembelajaran, sarana
komponen yang berkaitan dengan sekolah pendidikan, keuangan dan termasuk
sehingga menghasilkan nilai tambah hubungannya dengan masyarakat. Pada
terhadap komponen tersebut menurut kesempatan itu, lembaga pendidikan Islam
norma/standar yang berlaku. harus mampu merubah paradigm baru
Manajemen peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi pada mutu
pendidikan di sekolah adalah suatu metode semua aktifitas yang berinteraksi di
peningkatan mutu yang bertumpu pada dalamnya, seluruhnya mengarah pada
pendidikan sekolah itu sendiri, mengapli- pencapaian mutu.
kasikan sekumpulan teknik, mendasarkan Globalisasi menuntut adanya peruba-
pada ketersedian data kuantitatif dan han paradigma dalam dunia pendidikan.
kualitatif, dan pemberdayaan semua Untuk melakukan hal tersebut, peranan
komponen sekolah untuk secara berkesi- manajemen pendidikan sangat signifikan
nambungan meningkatkan kapasitas dan untuk menciptakan sekolah atau madrasah
kemampuan organisasi sekolah guna yang bermutu.
memenuhi kebutuhan peserta didik dan Lulusan bermutu merupakan SDM
masyarakat. yang kita harapkan bersumber dari sekolah
2. Manajemen Peningkatan Mutu Pendi- atau madrasah yang bermutu efektif. Sudah
dikan Islam siapkah mutu pendidikan kita untuk
Pendidikan sebenarnya memiliki menetaskan mutu SDM yang mampu
peranan yang sangat penting dalam berkompetisi secara profesional dengan
mengembangkan peradaban Islam dan bangsa lain. Selain itu untuk menjawab
mencapai kejayaan umat Islam. Dilihat dari berbagai permasalahan yang ada di lingku-
objek formalnya, pendidikan menjadi sarana ngan pendidikan khususnya pendidikan
kemampuan manusia untuk di bahas dan Islam terletak pada manajemen mutu
dikembangkan. Dalam pengalaman historis, terpadu yang akan memberi solusi pada
tidak ada satu Negara manapun yang mampu profesionalisme pendidikan untuk menja-
mencapai kemajuan yang hakiki tanpa di wab tantangan masa kini dan masa depan.
dukung penyempurnaan pendidikan. Nega- Karena manajemen mutu terpadu dapat
ra-negara Eropah yang terkenal sebagai membentuk masyarakat responsif terhadap

[12] Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404


Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...
perubahan tuntutan masyarakat di era warga madrasah bertanggung jawab atas
globalisasi ini. Manajemen mutu terpadu kualitas pendidikan.
juga dapat membentuk masyarakat responsif Sebelum hal itu tercapai, maka semua
terhadap perubahan tuntunan masyarakat di pihak yang terlibat dalam proses akademis,
era globalisasi ini. Manajemen mutu terpadu mulai dari komite madrasah, kepala
juga dapat membentuk sekolah yang madrasah, kepala tata usaha, guru, siswa,
tanggap dan mampu merespon perubahan sampai dengan karyawan harus benar-benar
yang terjadi dalam bidang pendidikan demi mengerti hakekat dan tujuan pendidikan ini.
memberikan kepuasan pada stakeholder. Dengan kata lain setiap individu yang
Abad ke-21 merupakan momentum terlibat harus memahami tujuan penyele-
yang penuh tantangan bagi Negara sedang nggaraan pendidikan. Tanpa pemahaman
berkembang seperti Indonesia. Kita perlu yang menyeluruh dari individu yang terlibat,
mencari model baru manajemen pendidikan tidak mungkin akan diterapkan manajemen
untuk meningkatkan mutu lulusan mutu terpadu.
sekolah/madrasah. Tak ada salahnya jika Dalam ajaran manajemen mutu
mempelajari usaha-usaha di bidang pendidi- terpadu, lembaga pendidikan (madrasah)
kan dalam beberapa dekade terakhir abad harus menempatkan siswa sebagai klien atau
XX di Negara maju seperti Amerika, dalam istilah perusahaan sebagai
Jepang, dan Inggris. Negara-negara tersebut stakeholders yang terbesar, maka suara
ketika itu merasa perlu menerapkan siswa harus disertakan dalam setiap
manajemen mutu terpadu dalam bidang pengambilan keputusan strategis langkah
kependidikan, tapi sekaligus modal yang organisasi madrasah. Tanpa suasana yang
mengutamakan perbaikan berkelanjutan. demokratis manajemen tidak mampu
Manajemen mutu terpadu dalam memerapkan mamajemen mutu terpadu,
konteks pendidikan merupakan sebuah yang terjadi adalah kualitas pendidikan
filosofi metodologi tentang perbaikan secara didominasi oleh pihak-pihak tertentu yang
terus menerus, yang dapat memberikan sering kali memiliki kepentingan yang
seperangkat alat praktis kepada setiap bersimpangan dengan hakekat pendidikan.
institusi pendidikan dalam memenuhi Komponen-komponen dari model
kebutuhan, keinginan, dan harapan pelang- implementasi manajemen mutu dalam
gan dengan melibatkan seluruh anggota pendidikan adalah sebagai berikut: 1) Kepe-
organisasi. Manajemen mutu terpadu mimpinan, 2) Pendekatan fokus terhadap
merupakan suatu pendekatan dalam menja- pelanggan, 3) Iklim Organisasi, 4) Tim
lankan usaha yang mencoba untuk pemecahan masalah, 5) Tersedia data yang
memaksimalkan daya saing organisasi bermakna, 6) Metode ilmiah dan alat-alat, 7)
melalui perbaikan terus menerus atas Pendidikan dan latihan.
produk, jasa, manusia, tenaga kerja, proses, Pemimpin lembaga pendidikan Islam,
dan lingkungan. (M. Nasution, 2004: 18) khususnya di lingkungan pesantren dan
Lembaga pendidikan adalah wahana madrasah merupakan motivator, event
proses belajar mengajar bagi peserta didik. Organizer, bahkan penentu arah kebijakan
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran, sekolah dan madrasah yang akan menentu-
banyak sekolah yang sudah menerapkan kan bagimana tujuan-tujuan pendidikan pada
Total Qualty Manajemen sehingga berhasil umumnya direlisasikan. Untuk mewujudkan
pada dekade terdahulu. (Syafaruddin dan hal tersebut maka kepala sekolah yang
Irwan Nasution, 2005: 150) Pada prinsipnya efektif adalah kepala sekolah yang
system manajemen ini adalah pengawasan memenuhi kriteria sebagai berikut: 1)
menyeluruh dari seluruh anggota organisasi Mampu memberdayakan guru-guru untuk
terhadap kegiatan madrasah. Penerapan melaksanakan proses pembelajaran dengan
manajemen mutu terpadu berarti semua baik, lancar dan produktif, 2) Dapat

Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404 [13]


Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...
menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai ram peningkatan mutu sekolah/ madrasah, 3)
dengan waktu yang telah ditetapkan, 3) Meningkatkan pelayanan administrasi
Mampu menjalin hubungan yang harmonis sekolah/madrasah, 4) Kepemimpinan kepala
dengan masyarakat sehingga dapat sekolah/ madrasah yang efektif, 5) Ada
melibatkan mereka secara aktif dalam standar mutu lulusan, 6) Jaringan kerjasama
rangka mewujudkan tujuan sekolah dan yang baimdan luas, 7) Penataan organisasi
pendidikan, 4) Berhasil menerapkan prinsif sekolah/madrasah yang baik, 8) Mencipta-
kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kan iklim dan budaya sekolah/madrasah
kedewasaan guru dan pegawai lain di yang kondusif.
sekolah, 5) Bekerja dengan Tim manajemen, Pada hakekatnya tujuan institusi
6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah pendidikan adalah untuk menciptakan dan
secara produktif sesuai dengan ketentuan mempertahankan kepuasan para pelanggan
yang sudah ditentukan. (Mulyasa, 2002: dan dalam manajemen peningkatan mutu
126) kepuasan pelanggan ditentukan oleh
Pada hakekatnya tujuan institusi stakeholder lembaga pendidikan tersebut.
pendidikan adalah untuk menciptakan dan Oleh karena hanya dengan memahami
mempertahankan kepuasan para pelanggan, proses dan kepuasan pelanggan maka
dan dalam kepuasan pelanggan ditentukan organisasi dapat menyadari dan mengargai
oleh stakeholder lembaga pendidikan kualitas. Semua usaha/manajemen dalam
tersebut. Oleh karena hanya dengan meningkatkan mutu harus diarahkan pada
memahami proses dan kepuasan pelanggan suatu tujuan utama, yaitu kepuasan
maka organisasi dapat menyadari dan pelanggan. Untuk dapat mencapai
menghargai kualitas. Semua usaha/ peningkatan mutu pendidikan sebagaimana
manajemen penjaminan mutu harus yang diharapkan, perlu memperhatikan hal-
diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu hal berikut di bawah ini:
kepuasan pelanggan, apa yang dilakukan Kerjasama Tim (Team Work),
manajemen tidak ada gunanya bila tidak kerjasama tim merupakan unsur yang sangat
melahirkan kepuasan pelanggan. penting dalam manajemen mutu terpadu.
Keberhasilan aplikasi manajemen Tim adalah sekelompok orang bekerja
mutu terpadu di sekolah diukur dari tingkat secara bersama-sama dan memiliki tujuan
kepuasan pelanggan baik internal maupun bersama yaitu untuk memberikan kepuasan
eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika kepada seluruh stakeholders. Kerja tim
mampu memberikan layanan sesuai harapan dalam sebuah organisasi merupakan kompo-
pelanggan. Dengan kata lain, keberhasilan nen penting dalam manajemen mutu,
sekolah atau madrasah dikemukakan dalam mengingat kerja tim akan meningkatkan
panduan manajemen sekolah sebagai kepercayaan diri, komunikasi dan mengem-
berikut: 1) Siswa puas dengan layanan bangkan kemandirian. Kerjasama tim dalam
sekolah, 2) Orang tua siswa puas dengan menangani proyek perbaikan atau pengemb-
layanan terhadap anaknnya, 3) Pihak angan mutu pendidikan merupakan salah
pemakai atau penerima lulusan puas karena satu dari pemberdayaan pegawai dan
menerima lulusan dengan kualitas tinggi dan kelompok kerjanya dengan pemberian
sesuai harapan, 4) Guru dan karyawan puas tanggung jawab yang lebih besar. Eksistensi
dengan layanan sekolah. (Syafarudin, 2005, kerjasama dalam sebuah lembaga pendidi-
288) kan sebagai modal utama dalam meraih
Selain itu, upaya untuk meningkatkan mutu dan kepuasan stakeholder melalui
mutu sekolah atau madrasah perlu dilakukan proses perbaikan mutu secara berkesinam-
hal-hal sebagai berikut: 1) Menyamakan bungan.
komitmen mutu oleh kepala sekolah/ Ada tiga komponen saling berkaitan
madrasah, 2) Mengusahakan adanya prog- yang mempengaruhi kinerja dalam

[14] Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404


Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...
produktifitas suatu tim, dan ini merupakan meraih sebuah tujuan tunggal yaitu
kunci keberhasilan tim, yaitu sebagai memuaskan seluruh pelanggan.
berikut: 1) Organisasi secara keseluruhan, 2) Adapun komponen-komponen yang
Tim Kerja, 3) Para individu anggota tim. harus dilibatkan secara berkesinambungan
Strategi untuk meningkatkan kinerja guna mencapai tujuan dalam manajemen
tim dalam pencapaian tujuan yang hendak peningkatan mutu pada suatu lembaga
dicapai pada lembaga pendidikan Islam pendidikan adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: 1) Saling ketergan- Keterlibatan Siswa, upaya melibatkan
tungan, 2) Perluasan Tugas, 3) Penjajaran, siswa telah menjadi fenomena yang
4) Bahasa yang umum, 5) Kepercayaan, 6) berkembang apada sekolah akhir-akhir ini,
Kepemimpinan, 7) Ketrampilan pemecahan tetapi belum maksimal siswa yang terlibat
masalah, 8) Penilaian/tindakan, dan 9) dan mempengaruhi proses penyusunan
Penghargaan. kegiatan belajar mengajar di sekolah perlu di
Keterlibatan Stakeholders, misi uta- desain agar supaya dalam penyusunan
ma dari manajemen mutu terpadu adalah kurikulum dan peraturan-peraturan di
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntunan sekolah di susun secara fair dan efektif
seluruh pelanggan. Sekolah yang baik dengan melibatkan siswa.
adalah sekolah yang mampu menjaga Penting melibatkan siswa dalam
hubungan dengan pelanggannya dan proses pembuatan keputusan seperti dalam
memiliki obsesi terhadap mutu. Pelanggan penyusunan kurukulum dan hal-hal yang
sekolah ada dua macam: 1) Pelanggan berkenaan dengan desain materi pembelajar-
Internal : guru, pustakawan, laborat, teknisi an. Sebuah lingkungan kelas yang memberi
dan administrasi, 2) Pelanggan Eksternal otonomi atau keluasan bagi siswa memiliki
terdiri dari: a) Pelanggan primer: siswa, b) kaitan erat dengan kemampuan siswa dalam
Pelanggan sekunder: orang tua, pemerintah berekspresi, kreatif menunujukkan kemam-
dan masyarakat, c) Pelanggan tertier: puan diri belajar secara konseptual dan
pemakai/penerima lulusan. senang terhadap tantangan. Siswa yang
Menurut Edwar Sallis dalam institusi memiliki andil dalam kegiatan-kegiatan
pendidikan pelanggan utama adalah pelajar intruional atau perbuatan peraturan sekolah
yang secara langsung menerima jasa, memiliki rasa cinta terhadap sekolah dan
pelanggan kedua yaitu orang tua atau pada gilirannya secara signifikan keter-
sponsor pelajar yang memiliki kepentingan libatan mereka terhadap kegiatan-kegiatan
langsung secara individu maupun institusi sekolah.
dan pelanggan ketiga yaitu pihak yang Selama ini siswa dijadikan obyek di
memiliki peran penting, meskipun tak kelas ketimbang di jadikan sebagai subyek
langsung seperti pemerintah dan masyarakat pendidikan. Siswa diharuskan tunduk
secara keseluruhan. kepada seluruh aturan yang dibuat oleh
Guru, staf dan setiap orang yang sekolah, dan siswa tidak diberikan kesempa-
bekerja dalam masing-masing institusi turut tan untuk mengungkapkan kemampuan yang
memberikan jasa kepada para kolega mereka dimilikinya. Siswa dalam menerima pelajar-
adalah pelanggan internal. Hubungan an dari guru yang menjalankan peraturan
internal yang kurang baik akan menghalangi yang ada di sekolah dalam keadaan terpaksa,
perkembangan sebuah institusi sekolah dan karena merasa tidak nyaman dan tidak
akhirnya membuat pelanggan eksternal dilibatkan dalam desain pembelajaran dan
menderita. Salah satu tujuan jaminan mutu pembuatan peraturan.
adalah untuk merubah institusi sekolah Bahwa orientasi negatif bisa muncul
menjadi sebuah tim yang ikhlas, tanpa jika kebijakan, tujuan dan norma sekolah
konflik, dan kompetisi internal, untuk atau implementasi semuanya dikembangkan
tanpa melibatkan siswa atau siapa saja yang

Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404 [15]


Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...
akan melaksanakannya. Sebaliknya keterli- sehingga diantara rapat dapat efektif dan
batan mereka yang maksimal, terutama orang tua dapat saling kenal. 3) Kirimkan
siswa akan memberikan respon positif berita sekolah secara periodic, sehingga
terhadap program, peraturan, tuntutan atau orang tua selalu mengetahui perkembangan
norma-norma sekolah, keterlibatan siswa terakhir. 4) Bagikan daftar personal sekolah
dalam perencanaan aktifitas kelas adalah secara lengkap, termasuk alamat dan tugas-
merupakan bagian dari aspek otonomi dan tugas pokok mereka, sehingga orang tua
control dari siswa sendiri. Jika siswa merasa dapat menghubungi. 5) Mengundang orang
tidak berseberangan dengan aturan kelas, tua jika anaknya berprestasi, jangan hanya
kemungkinan besar mereka akan mengem- mengundang kalau anaknya bermasalah. 6)
bangkan prilaku positif terhadap sekolah Melakukan kunjungan rumah bila diperlu-
secara umum dan terhadap prestasi kan. 7) Lakukan identifikasi kebutuhan
akademis secara khusus. sekolah dan bagaimana orang tua dapat
Keterlibatan orang tua, keterlibatan membantu pada kegiatan tersebut. Libatkan
orang tua dalam proses pendidikan anak di guru, staf dan wakil BP3 dalam identifikasi
sekolah merupakan hal yang penting tersebut. Susun uraian tugas untuk posisi-
dilakukan oleh institusi pendidikan dan posisi yang mungkin dapat dibantu oleh
inilah salah satu unsur penting dalam orang tua sebagai relawan. Upayakan tugas
manajemen mutu. tersebut tidak terkait oleh jadwa waktu yang
Peran orang tua dalam pembentukan ketat. 8) Bantu guru untuk menyususn
motivasi dan penguasaan diri anak sejak dini program relawan yang terkait dengan
merupakan modal besar bagi kesuksesan tugasnya. 9) Infor,masikan secara luas
anak di sekolah. Peran orang tua terdiri dari: program relawan tersebut, lengkap dengan
orang tua dapat mendukung perkembangan diskripsi tugas untuk setiap tugas/posisi. 10)
intelektual anak dan kesuksesan akademik Undang orang tua yang bersedia menjadi
anak dengan memberi mereka kesempatan relawan. 11) Berikan penghargaan bagi
dan akses ke sumber-sumber pendidikan orang tua yang telah melaksanakan tugas
seperti jenis sekolah yang dimasuki anak sebagai relawan.
atau akses keperpustakaan, multimedia
seperti internet dan televisi pendidikan. C. Simpulan
Orang tua dapat membentuk perkembangan Manajemen mutu terpadu adalah
kognitif anak dan pencapaian akademik sistem manajemen yang menjunjung tinggi
secara langsung dengan cara terlibat efisiensi. Sistem manajemen ini sangat
langsung dalam aktivitas pendidikan meminimalkan proses birokrasi. Sistem
mereka. Orang tua juga mengajarkan anak madrasah yang birokratis akan menghambat
norma dalam berhubungan dengan orang potensi perkembangan madrasah itu sendiri.
dewasa dan teman sebaya yang relevan Mutu bukanlah sesuatu yang terjadi secara
dengan suasana kelas. tiba-tiba dan muncul dihadapan para guru,
Cara alternatif untuk mengakrabkan karywan dan kepala sekolah. Mutu harus
antara sekolah dan orang tua yaitu: direncanakan, karena itu ada trilogy mutu,
melakukan komunikasi secara intensif, yaitu perencanaan mutu, pengawasan mutu,
secara proaktif sekolah menghubungi orang dan perbaikan mutu. Bagaimanapun juga,
tua siswa. Ini dapat dilakukan: 1) Kirimkan mutu terpadu adalah sesuatu yang diraih
ucapan selamat bergabung dengan sekolah dengan berkesinambungan. Total atau
dan BP2, bagi orang tua siswa baru, setelah terpadu setiap orang dalam organisasi
perlu dilakukan perkenalan dan orientasi dilibatkan dalam mencapai produk yang
singkat orang tua mengetahui sekolah diharapkan.
dengan katifitasnya. 2) Rapat tertentu, Penerapan manajemen mutu terpadu
sebaiknya dilakukan pada level kelas, berarti pula adanya kebebasan untuk

[16] Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404


Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...
berpendapat. Kebebasan berpendapat akan
menciptakan iklim yang dialogis antara
siswa dan guru, antara siswa dan kepala
madrash, singkatnya adalah kebebasan
berpendapat dan keterbukaan antara seluruh
warga madrasah. Pentransferan ilmu tidak
lagi bersifat satu arah, akan tetapi
melibutkan siswa hingga terjadi komunikasi
dua arah antara siswa dan guru. Selain
kebebasan berpendapat juga harus ada
kebebasan informasi. Harus ada informasi
yang jelas mengenai arah organisasi
madrasah, baik secara internal maupun
eksternal.

Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404 [17]


Faisal Mubarak, Faktor dan Indikator ...

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Dazaujak, 1996. Penunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, Jakarta:
Depdibud.

Departemen Agama, 2001. Al Quran dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra.

Hafidudi, Didin, dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek, Gema Insani, Jakarta:
2003.

Hamalik, Oemar, 1990. Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karekteristik, dan Implementasi,


Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Nasution, M.N, 2004. Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prawirosentono, Suryadi, 2002. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta: Bumi
Aksara.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, 1999. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Qomar,Mujammil, 2005. Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional Hingga Metode
Kritik, Jakarta: Erlangga.

Ramayulis, 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Rosyada, Dede, 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana.

Sallis, Edward, 2006. Total Qualty Management, terj., Ahmad Ali Riyadi, Yogyakarta: Ircisod.

Sulistyorini, 2009. Manajemen Pendidikan Islam, Konsep, Strategi dan Aplikasi, Yogjakarta:
Teras.

Syafaruddin, 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press.

__________, 2002. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Islam, Jakarta: Grasindo.

Tery, George R, dan Leslie W. Rue, 2002. Dasar- Dasar Manajemen, terj. GA Ticoalu. Cet.
Ketujuh, Jakarta: Bumi Aksara.

Umaedi, 2004. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah (MMBS/M), Jakarta: CEQM.

[18] Jurnal: Management of Education, Volume 1, Issue 1, ISSN 977-2442404

Anda mungkin juga menyukai