1. Pendahuluan
Arpah (2017) mengungkapkan bahwa guru menempati posisi yang sangat penting dalam
peningkatan mutu pembelajaran dan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan.
Guru juga berperan dalam peningkatan mutu Pendidikan suatu daerah. Hal tersebut dapat
diidentifikasi dari bagaimana cara guru menjalankan tugasnya sebagai fasilitator, demonstrator,
1
Mahasiswa Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Pasca Sarjana Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama
Kebumen Semester 4
pengelola kelas, evaluator, dan mediator. juga menjelaskan bahwa guru merupakan aspek
terpenting dalam menciptakan hasil dan proses Pendidikan yang memiliki kualitas unggul
upaya-upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak akan berpengaruh besar tanpa adanya
dukungan berupa tenaga didik yang Professional dan bermutu tinggi. (Burhan dan Sugandi.
2017).
Selain itu, Ibrahim (2018) mengemukakan bahwa perlu dilakukannya pembinaan secara
berkala terhadap kecakapan, mental, dan keterampilan tenaga pendidik dan kependidikan
karena salah satu sumber daya yang paling berperan dalam Lembaga Pendidikan adalah guru.
Ibrahim (2018) pun menyebutkan bahwa tenaga pendidik yang dapat melaksanakan tugasnya
secara optimal dan Professional diimplikasi oleh tuntutan meningkatkan kualitas Pendidikan.
Hal tersebut tentu mengakibatkan perlunya dilakukan pengembangan SDM yang sesuai
kompetensi dan kualifikasi, maupun lingkungan eksternal di era globalisasi yang semakin hari
semakin kompetitif hingga tuntutan kualitas SDM semakin meningkat, kreatif, dan inovatif
serta siap dalam menghadapi kondisi tersebut. Sawaluddin dan Rustandi (2020) menambahkan
bahwa manajemen SDM dalam meningkatkan kualitas akan efektif pemanfaatannya apabila
pemimpin dan manajemen Pendidikan mampu secara terus-terusan berorientasi pada
peningkatan kualitas dan kinerja guru di lingkungannya.2
Di era globalisasi ini, faktor penentu dari kegagalan dan keberhasilan dari lembaga
pendidikan Islam, secara umum adalah sumber daya manusia pendidikan Islam yang ada di
lembaga pendidikan Islam (the man behind the gun). Dan juga persaingan antar lembaga
pendidikan Islam di era ini, sangat ditentukan dari mutu sumber daya manusia pendidikan
Islam. Melihat hal ini, perlu adanya perhatian khusus yang dilakukan oleh pimpinan lembaga
pendidikan Islam dalam membangun sumber daya manusia pendidikan Islam yang dimiliki
secara menyeluruh, dengan memperhatikan strategi dalam membangun sumber daya manusia
pendidikan Islam, integritas yang ditanamkan kepada sumber daya manusia pendidikan Islam,
dan pendekatan-pendekatan yang diberikan kepada sumber daya manusia pendidikan Islam,
agar nantinya mampu melahirkan sumber daya manusia pendidikan Islam yang menyatu padu
dengan jiwa, cita-cita, dan kepribadian lembaga pendidikan Islam, untuk menunjang
keberhasilan lembaga pendidikan Islam. Keunikan dan Tantangan Manajemen Mutu SDM
dalam Konteks Pendidikan Islam.
Sumber daya manusia pendidikan Islam yang baik adalah apabila sumber daya manusia
pendidikan Islam mampu merumuskan rencana ke depan serta mampu mengambil keputusan
dengan kebijakan dan praktek yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam
dunia pendidikan Islam, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa adanya sumber daya mansusia
yang handal, maka lembaga pendidikan Islam tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan
memberi efek yang lebih baik. Kaitannya dengan era globalisasi, sumber daya manusia perlu
ditingkatkan dengan pengelolaan sumber daya manusia pendidikan Islam yang matang dan
serius serta istiqamah, tidak hanya dilakukan satu kali dan dua kali saja, namun berkali-kali
agar nantinya dapat memberikan manfaat yang lebih bagi lembaga pendidikan Islam bahkan
dapat memberikan kontribusi dalam kemajuan lembaganya.
2
Lutfi Zulkarnain, “Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan Islam,” INTELEKTIUM 3, no. 2 (31
Januari 2023): 410–11, https://doi.org/10.37010/int.v3i2.1114.
Dalam lembaga pendidikan Islam, sumber daya manusia pendidikan Islam di era
globalisasi, hendaknya memiliki beberapa dimensi yang hendak dituju dan ditingkatkan agar
lembaga pendidikan Islam dapat berkembang dan maju sesuai dengan tuntutan pada era
globalisasi dan terhindar dari keruntuhan, yaitu a. Dimensi keimanan sumber daya manusia
pendidikan Islam terhadap ajaran Islam, b. Dimensi pemahaman dan penalaran dari sisi
keilmuan terhadap ajaran Islam, c. Dimensi penghayatan dan pengamalan batin yang dirasakan
sumber daya manusia pendidikan Islam dalam menjalankan ajaran agama Islam, d. Dimensi
pengamalannya, dalam artian bagaimana ajaran agama Islam yang telah di imani, dipahami dan
dihayati oleh sumber daya manusia pendidikan Islam mampu di amalkan dan dihayati dalam
mengembangkan lembaga pendidikan Islamnya ke arah yang lebih baik, terlebih di era
globalisasi ini.3
3
Aldo Redho Syam dan Syamsul Arifin, “KEDUDUKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI,” 2017, 3–4.
Pada hakekatnya keberhasilan dan ketercapaian tujuan pendidikan nasional tergantung
pada sumber daya manusia yang ada di sekolah/madrasah, yaitu kepala madrasah, guru, siswa,
pegawai tata usaha, dan tenaga kependidikan lainnya serta dukungan manajemen mutu yang
lebih efektif, selain itu harus pula didukung oleh sarana dan prasarana yang bermutu. Semua
sumber daya manusia yang terlibat didalam pengelolaan pendidikan harus memiliki kualitas
yang memadai, karena untuk membentuk manusia yang sesuai dengan tujuan pembangunan
nasional, yaitu meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju
dan modern, dibutuhkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan handal.
Secara filosofis, konsep manajemen SDM dalam peningkatan prestasi menekankan pada
pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan
dan kepuasan pelanggan. manajemen SDM dalam peningkatan mutu dalam pendidikan sudah
mendapatkan perhatian serius dari para tokoh pendidikan, baik dari dalam maupun dari luar
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen peningkatan mutu dan isu-isu mutu secara
umum mengundang perhatian publik. Dalam beberapa tahun terakhir, isu tersebut semakin
meningkat. Masyarakat dari semua sektor pendidikan sekarang telah menunjukkan minatnya.
Beberapa institusi pendidikan mulai mewujudkan filosofi manajemen peningkatan prestasi ke
dalam pengelolaan manajemen pendidikan.4
Penarikan (rekrutmen) karyawan merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan
oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan karyawan melalui berbagai tahapan yang
mencakup identifikasi dan evaluasi sumbersumber penarikan tenaga kerja, menentukan
kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan
karyawan bertujuan untuk menyediakan karyawan yang cukup agar manajemen dapat memilih
karyawan yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan di perusahaan (Malthis, 2003).
Kegiatan melakukan rekrutmen selalu dikaitkan dengan apa yang sudah dibuat pihak
perencana tenaga kerja. Artinya apa yang hendak dilakukan oleh pihak yang melakukan
rekrutmen harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. Misalnya dari segi waktu
yang dibutuhkan, jumlah yang dibutuhkan dan kualifikasi yang telah dipersyaratkan (Kasmir,
2012) Begitu persiapan telah selesai dilakukan, maka kegiatan berikutnya penyebaran
pengumuman dengan melalui media yang ada seperti brosur, siaran radio, surat kabar dan
sebagainya. Sudah barang tentu yang digunakan sebaiknya media yang dapat dengan mudah
dibaca dan didengar oleh masyarakat. Pengumuman penerimaan guru baru yang baik berisi
tentang waktu, tempat, persyaratan, dan prosedur mengajukan lamaran.
Teknik rekrutmen dapat dilakukan melalui asas sentralisasi dan asas desentralisai,
tergantung pada keadaan organisasi, kebutuhan, dan jumlah calon pegawai yang hendak
direkrut. Teknik sentarlisasi biasanya dilaksanakan secara terpusat dikantor pusat organisasi
jika pegawai yang akan direkrut berjumlah sangat besar dengan kualifikasi yang bervariasi.
Sedangkan, teknik rekrutmen desentralisasi adalah terjadi pada organisasi tang relatif kecil
kebutuhan rekrutmen yang terbatas, dan dalam organisasi mempekerjakan berbagai tipe
pekerja. Rekrutmen dengancara ini dipakai untuk posisi yang profesional, ilmiah, atau
administratifbagi suatu organisasi.
4
Wahid Tahir, “PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN,” Inspiratif Pendidikan 6, no. 1 (14 Oktober 2017): 8–10,
https://doi.org/10.24252/ip.v6i1.3578.
Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya,
tenaga pendidik memerlukan syarat- syarat tertentu. Syaratsyarat inilah yang akan membedakan
antara pendidik dari manusiamanusia lain pada umumnya. Adapun syarat-syarat bagi guru
seperti yang telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 bahwa
guru/pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (Peraturan Pemerintah RI, 2006). Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah. Yang
dimaksud dengan ijazah disini ialah ijazah yang dapat memberikan wewenang untuk
menjalankan tugas sebagai pendidik.5
Pengembangan dan pendidikan merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi memiliki
keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam konstelasi tulisan ini,
pengembangan dapat dilakukan melalui pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi
pengembangan. Untuk itu, maka pendidikan memerlukan SDM yang kompeten sebagai aset
bagi proses pengembangan dan SDM yang kompeten tersebut dicapai melalui proses
pengembangan. Dengan demikian, SDM menjadi bagian penting dalam pengembangan dan
pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen saling yang
saling terkait secara fungsional bagi tercapainya pendidikan yang berkualitas. Setidaknya
terdapat empat komponen utama dalam pendidikan, yaitu: SDM, dana, sarana, perasarana, dan
kebijakan. Komponen SDM dapat dikatakan menjadi komponen strategis, karena dengan SDM
berkualitas dapat mendayagunakan komponen lainnya, sehingga tercapai efektivitas dan
efisiensi pendidikan. Di mana SDM berkualitas dapat dicapai dengan pengembangan SDM.
5
Afif Ansori dan Endang Ekowati, “STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI TENAGA PENDIDIK DI SMP
NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR,” t.t.
educational process utilizing a systematic and organized procedure by which managerial
personel learn conceptual and theoetical knowledge for general purpuses. Training is a short
term educational process utilizing a systematic and orgenized procedure by which
nonmanagerial personnel learn technical knowledge and skill for a definite purpose.
SDM adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu
(Hasibuan, 2007:243). Selanjutnya dijelaskan bahwa daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa
lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan adalah diperoleh dari usaha pendidikan. Daya fisik
adalah kekuatan dan ketahanan seseorang untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas
yang diembannya. Dengan demikian, SDM bidang pendidikan adalah kompetensi fungsional
yang dimiliki tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan penuturan Hasibuan (2007: 72-73), terdapat dua jenis pengembangan SDM,
yaitu: pengembangan SDM secara formal dan secara informal. Pertama, pengembangan SDM
secara formal yaitu SDM yang ditugaskan oleh lembaga untuk mengikuti pendidikan atau
latihan, baik yang dilaksanakan oleh lembaga tersebut maupun lembaga diklat. Pengembangan
SDM secara formal dilakukan karena tuntutan tugas saat ini maupun masa yang akan datang.
Dengan demikian, jenis pengembangan ini dapat memenuhi kebutuhan kompetensi SDM yang
bersifat empirical needs dan predictive needs bagi eksistensi dan keberlanjutan lembaga.
Kedua, pengembangan SDM secara informal yaitu pengembangan kualitas SDM secara
individual berdasarkan kesadaran dan keinginan sendiri untuk meningkatkan kualitas diri
sehubungan dengan tugasnya. Banyak cara yang dapat dilakuklan SDM untuk meningkatkan
kemampuannya, namun jenis pengembangan ini memerlukan motivasi intrinsik yang kuat dan
kemampuan mengakses sumbersumber informasi sebagai sumber belajar.
6
Epon Ningrum, “PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN,” Jurnal Geografi
Gea 9, no. 1 (14 Maret 2016), https://doi.org/10.17509/gea.v9i1.1681.
Mempelajari manajemen mutu sumberdaya manusia pendidikan akan memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai strategi pengelolaan kualitas tenaga pendidik dan
karyawan. Dengan demikian, lembaga pendidikan Islam dapat meningkatkan kualitas
pengajaran dan layanan pendidikan.
Dengan adanya peningkatan kualitas tenaga pendidik dan karyawan, motivasi yang
tinggi, serta optimalisasi peran sumberdaya manusia, maka kemajuan pendidikan Islam dapat
terwujud. Manajemen mutu sumberdaya manusia menjadi landasan penting dalam mencapai
kemajuan pendidikan Islam. Adapun beberapa dampak mempelajari mata kuliah manajemen
mutu sumberdaya manusia, antaralain:
6. Kesimpulan
Dalam ilmu manajemen, pelaksanaan atau disebut dengan istilah implementasi adalah
sebuah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai
sasaran dan tujuan yang sesuai dengan perencanaan manejerila, dan usaha-usaha yang
dilakukan. Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan
usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating
disebut juga “gerakan aksi” yang mencakup kegiatan yang dilakukan oleh seorang manager
untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Kepala merupakan komponen utama dalam pendidikan, karena kepala sekolah memiliki
peran dalam membangun lembaga yang dipimpinnya. Oleh karena itu kepemimpinan kepala
sekolah adalah mengelola, mengatur, dan mengarahkan sumber daya yang ada secara maksimal
untuk mencapai tujuan bersama. Kepala sekolah dituntut memiliki persyaratan kualitas
manajerial dan kepemimpinan yang kuat.
Keberhasilan sekolah hanya dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajerial dan fungsi
kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas. Kepala sekolah yang berkualitas yaitu kepala
sekolah yang memiliki kemampuan dasar kepemimpinan, manajerial, kualifikasi pribadi yang
sangat baik, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang professional.7
7
Wahyu Hidayat, “Peran Pengelolaan Manajemen Sumber,” Jurnal Pendidikan Islam 19 (2 Desember 2021): 166–
67.
Daftar Pustaka
Ansori, Afif, dan Endang Ekowati. “STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI TENAGA
PENDIDIK DI SMP NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR,” t.t.
Hidayat, Wahyu. “Peran Pengelolaan Manajemen Sumber.” Jurnal Pendidikan Islam 19 (2
Desember 2021).
Ningrum, Epon. “PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG
PENDIDIKAN.” Jurnal Geografi Gea 9, no. 1 (14 Maret 2016).
https://doi.org/10.17509/gea.v9i1.1681.
Syam, Aldo Redho, dan Syamsul Arifin. “KEDUDUKAN MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI,” 2017.
Tahir, Wahid. “PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN.” Inspiratif Pendidikan 6, no. 1
(14 Oktober 2017): 1. https://doi.org/10.24252/ip.v6i1.3578.
Zulkarnain, Lutfi. “Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan Islam.”
INTELEKTIUM 3, no. 2 (31 Januari 2023): 409–21.
https://doi.org/10.37010/int.v3i2.1114.