ABSTRAK
Artikel ilmiah ini ditulis dengan tujuan menganalisis dan mempelajari mengenai kepemimpinan situasional
dalam pengembangan sumber daya manusia pada pendidikan menengah. Metode penelitian yang digunakan
dalam artikel ilmiah ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis kajian pustaka atau kajian literatur.
Kajian pustaka dilakukan dengan cara menelaah beberapa artikel nasional dan internasional sehingga
memperoleh data yang kemudian dilakukan analisis menggunakan teknik analisis isi. Hasil dari artikel ini
adalah bahwa sumber daya manusia di sekolah mampu berhasil guna serta berdaya guna apabila telah dikelola
dengan baik oleh kepala sekolah. Terdapat 4 (empat) gaya dasar yang terkait dengan teori kepemimpinan
situasional yakni telling, selling, participating, dan delegating. Dari gaya dasar tersebut dapat digunakan sebagai
upaya dalam pengembangan sumber daya manusia antara lain melalui pembinaan kinerja, pembinaan karir, dan
pembinaan kesejahteraan. Terdapat beberapa faktor keberhasilan dan faktor penghambat yang dialami kepala
sekolah dalam pengembangan sumber daya manusia pada pendidikan menengah.
Kata kunci: kepemimpinan situasional, pengembangan sumber daya manusia
ABSTRAK
This scientific article was written with the aim of analyzing and studying situational leadership in human
resource development in secondary education. The research method used in this scientific article uses a
qualitative approach to the type of literature review or literature review. The literature review was carried out by
reviewing several national and international articles so as to obtain data which was then analyzed using content
analysis techniques. The result of this article is that human resources in schools can be effective and efficient if
they have been managed properly by the principal. There are 4 (four) basic styles related to situational
leadership theory, namely telling, selling, participating, and delegating. From this basic style, it can be used as
an effort in developing human resources, among others, through performance coaching, career development, and
welfare development. There are several success factors and inhibiting factors experienced by school principals
in developing human resources in secondary education.
Keywords: situational leadership, human resource development
1052
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 09 Nomor 04 Tahun 2021, 1052-1063
tahun 2030 jumlah penduduk yang produktif kepemimpinan yang paling tepat untuk
akan mencapai 64% dari total jumlah penduduk digunakan dalam pengembangan sumber daya
Indonesia yang diproyeksikan sebesar 297 juta manusia. Tentu saja tidak terdapat gaya
jiwa, maka perlu ada upaya yang tepat agar kepemimpinan yang paling benar atau tepat
besarnya jumlah sumber daya manusia mampu akan tetapi terdapat gaya kepemimpinan yang
menjadi kekuatan dan bukan sebaliknya yakni efektif sesuai dengan situasi serta kebutuhan
menjadi sebuah ancaman. Agar upaya tersebut yang ada.
dapat tercapai maka diperlukan langkah Hal tersebut sejalan dengan penerapan model
terintegrasi yaitu dengan mengoptimalkan SDM kepemimpinan situasional menurut Blanchard
yang salah satunya mampu dicapai melalui dan Hersey yakni perlu adanya gaya
bidang pendidikan. kepemimpinan yang berbeda-beda disesuaikan
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dengan situasi yang ada, pemimpin juga harus
di sekolah, peran SDM sangat diperlukan. SDM mempunyai kemampuan dalam beradaptasi
adalah salat satu komponen yang vital, maka dengan berbagai gaya kepemimpinan pada saat
dari itu pengelolaan secara profesional perlu yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut
dilakukan sehingga dapat menjadi motorik yang berkaitan pengembangan sumber daya manusia
dapat menggerakkan majunya suatu lembaga dengan menerapkan kepemimpinan situasional
pendidikan atau sekolah. Dapat diakui bahwa maka pemimpin akan terlebih dahulu menilai
biaya itu penting dalam pengembangan suatu kemudian memilih strategi terbaik untuk
lembaga pendidikan, demikian pula teknologi, diterapkan dalam setiap keadaan dan tugas,
sarana dan prasarana. Akan tetapi kesiapah pemimpin juga melakukan evaluasi dengan
sumber-sumber daya tersebut akan menjadi sia- mengamati dan bertanya atau mendiskusikan
sia jika dikelola oleh pihak-pihak yang kurang suatu situasi serta kebutuhan yang diperlukan
cakap dan kurang tanggung jawab, maka dari itu guna pengembangan sumber daya manusia
SDM pendidikan perlu dikelola secara kompleks disekolah sehingga diharapkan dapat memberi
dengan mengaplikasikan seluruh fungsi efek positif terhadap pengembagan sumber daya
manajemen secara sirkuler untuk mendukung karena kepala sekolah memberikan tindakan
tercapainya proses pendidikan yang efektif. yang berbeda-beda terhadap tiap-tiap tenaga
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) pendidik dan kependidikan.
merupakan seluruh proses aktivitas yang Pengembangan SDM pendidikan harus selalu
bersangkutan mengenai pentingnya tenaga memperhitungkan karakteristik serta
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah kompleksitas dari setiap jalur, jenjang, dan jenis
sebagai SDM di sekolah, dan memaksimalkan pendidikan agar pengembangan berjalan sesuai
peran serta kegiatan yang dapat menjamin dengan tujuan, pada pendidikan menengah
kualitas SDM sehingga tugas-tugas terlaksana dimana merupakan permulaan dari sebuah
secara efektif (Astuti, 2018). Pengembangan penguatan serta pengembangan kemampuan
SDM bertujuan untuk membuat kerangka kerja dominan peserta didik yang telah tergambar
yang berkesinambungan secara logis dan sebelumnya pada pendidikan dasar serta
komprehensif untuk memaksimalkan memperhatikan pengembangan potensi dominan
pengembangan lingkungan dimana SDM di peserta didik secara lebih mendetail. Tujuan dari
dorong untuk berusaha serta berkembang pendidikan menengah sendiri yakni
(Chairunnisa & Cobbie 2016). Maka diperlukan meningkatkan intelegensi, pengetahuan,
peran aktif kepala sekolah dalam mengkonstruk kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
upaya-upaya tertentu kemudian diaplikasikan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
dalam pengembangan SDM di sekolah. lebih lanjut. Sedangkan, tujuan pendidikan
Menjadi pemimpin suatu lembaga menengah kejuruan adalah meningkatkan
pendidikan bukanlah hal yang mudah, terlebih kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, budi
jika terkait dengan upaya dalam pencapaian pekerti, serta kecakapan dalam bertahan hidup
tujuan pendidikan, diperlukan gaya secara mandiri dan melanjutkan jenjang
kepemimpinan yang tepat agar tujuan organisasi pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
tercapai. Khususnya dalam pengembangan kejuruannya (Badan Standar Nasional
sumber daya manusia, pemimpin perlu Pendidikan, 2006). Selain itu dalam membantu
mengenali terlebih dahulu tingkat kesuksesan pendidikan menengah, seperti yang
perkembangan dan kesiapan tenaga pendidik sebagaimana dalam Undang-Undang nomor 20
dan kependidikan, kemudian menentukan gaya tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
1053
Siti Fachriah Berliana & Supriyanto. Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pada Pendidikan Menengah
1054
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 09 Nomor 04 Tahun 2021, 1052-1063
1055
Siti Fachriah Berliana & Supriyanto. Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pada Pendidikan Menengah
1056
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 09 Nomor 04 Tahun 2021, 1052-1063
mengkonstuk dan mendukung topik dari artikel. yakni “memberitahukan” berupa instruksi, 2)
Hasil penelitian (Dwiyani & Sarino, 2018) Selling yakni “menjajakan” dalam artian
dengan pendekatan kuantitatif menunjukkan memberi semangat serta motivasi, 3)
bahwa gaya kepemimpinan situasional kepala Participating yakni “pengikutsertaan” dalam
sekolah memberikan dampat yang cukup artian pemberian kesempatan unruk
penting kepada kinerja guru sebagai sumberdaya berpartisipasi, 4) Delegating yakni
manusia bidang pendidikan, tidak hanya gaya “mendelegasikan” agar guru sebagai sumber
kepemimpinan sutuasional yang berperan daya manusia bidang pendidikan mendapatkan
penting akan tetapi motivasi kerja juga turut berbagai kesempatan untuk meningkatkan
serta memberi pengaruh positif pada kinerja kompetensinya
guru sebagai SDM di sekolah. Hasil diatas Selanjutnya terdapat penelitian yang
diperkuat dengan penelitian dari (Fitriatin, dilakukan oleh (Maisyaroh et al, 2019) dengan
2019) dengan pendekatan kualitatif menunjukan metode tinjauan pustaka menjelaskan bahwa
hasil bahwa pengembangan kinerja selain banyak tinjauan dalam kepemimpinan
berasal dari kepala sekolah melainkan juga situasional antara lain dari aspek pribadi,
harus berasal dari kemauan serta kemampuan bawahan, lingkungan organisasi bahkan luar
dari guru sebagai sumber daya manusia, artinya organisasi. Kemudian penelitian yang dilakukan
kepala sekolah setidaknya harus memiliki oleh (Ruslan et al, 2020) dengan pendekatan
pengetahuan tentang kompentensi yang dimiliki kuanitatif menunjukkan bahwa diperlukan sosok
oleh setiap bawahanya dan dengan hal tersebut pemimpin yang dapat memberikan upaya dalam
maka kepala sekolah dapat bertindak sebagai menjaga dan meningkatkan kinerja pegawainya,
inisiator dan motivator seiring berjalannya begitu juga seorang pemimpin yang selain
program yang ada di lembaga pendidikan. memiliki kemampuan dalam membaca situasi
Sejalan dengan artikel diatas, penelitian yang bawahan serta kondisi lingkungan kerja.
dilakukan oleh (Sopyan et al, 2019) dengan Terdapat juga banyaknya faktor yang membuat
metode kuantitatif ditemukan juga kepuasan seorang pemimpin mampu meningkatkan
kerja, dimana kepuasan kerja juga berpengaruh kinerja bawahannya. Pertama, pemimpin
ketika kepemimpinan situasional kepala sekolah mencukupi keperluan bawahannya mengenai
berjalan dengan baik. Sehingga selaras dengan pekerjaan yang efektif. Kedua, pemimpin
penelitian yang dilakukan oleh (Munahar, memberikan pelatihan, bimbingan dan
2019), dengan metode kuantitatif dimana dukungan yang dibutuhkan oleh karyawannya.
ditemukan dalam hasil bahwa, ketika Selanjutnya ada penelitian dari (Nordin et al,
kepemimpinan situasional kepala sekolah 2020) dengan pendekatan kualitatif yang juga
memberikan kontribusi positif dalam menjelaskan terdapat lima faktor kepemimpinan
lingkungan kerja, maka pengembangan sumber situasional faktor mempengaruhi kinerja sumber
daya manusia juga bisa dilakukan secara lebih daya manusia yakni: gaya kepemimpinan, sikap,
efektif. Terdapat juga penelitian yang dilakukan pengetahuan, pengalaman, dan kualifikasi.
oleh (Refsanjani et al, 2018) dengan metode Selanjutnya ada penelitian dari (Purnama,
kuantitatif menunjukkan bahwa pengkondisian 2016) yang menggunakan metode kualitatif
iklim serta lingkungan kerja memberikan dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa
pengaruh terhadap kinerja yang lebih efektif. dalam hal MSDM, kepala sekolah mempunyai
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh tugas yang terbagi dalam tiga kategori,
(Arisman & Prihatin, 2020) dengan metode diantaranya: 1) pemberian bekal untuk para
kajian literatur menunjukan bahwa pegawai, 2) pemanfaatan SDM yang sudah
implementasi kepemimpinan situasional kepala tersedia, dan 3) pembangunan serta
sekolah di sekolah dasar berdasarkan pengembangan SDM. Hal serupa juga didapat
pendekatan kepemimpinan situasional 4 dari hasil penelitian dari (Sakban et al, 2019)
dimensi, yang selanjutnya selaras dengan dengan metode kualitatif menunjukkan bahwa
penjelasan pada penelitian (Aisyah & Takdir, seorang kepala sekolah yang tanggap, cerdas
2017) melalui pendekatan kualitatif dan kreatif, harus dapat menanggulangi dan
menunjukkan hasil bahwa indikator kepala mencari penyelesaian atas persoalan yang
sekolah yang telah mengimplementasikan gaya sedang dihadapi, dan dapat disimpulkan bahwa:
kepemimpinan situasional dalam rangka 1) faktor individu atau personalmeliputi
mengembangkan sumber daya manusia yakni motivasi, pengetahuan dan tanggung jawab yang
kepala sekolah bertindak sebagai 1) Telling tinggi, 2) penciptaan lingkungan kerja yang
1057
Siti Fachriah Berliana & Supriyanto. Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pada Pendidikan Menengah
menyenangkan dan penuh rasa kekeluargaan, 3) berdasarkan penelitian (Arop et al, 2019)
tidak menjadikan gaji sebagai tujuan utama atau dengan metode kuantitatif menjelaskan, hasil
pengaruh dalam etos kerja. penelitian menunjukkan bahwa salah satu
Penelitian dari (Ningrum, 2019) dengan metode dalam pengembangan SDM di sekolah
metode kajian kualitatif menunjukkan bahwa adalah melalui pendelegasian atau penberian
Terdapat lima domain utama dalam tugas serta tanggung jawab oleh kepala sekolah,
pengembangan SDM pendidikan, yakni: hal tersebut secara alamiah dapat meningkatkan
profesionalitas, kompetensi fungsional, daya kompetensi serta kinerja sumber daya manusia.
kompetitif, kerja sama, dan keunggulan Penelitian diatas diperkuat dengan penelitian
partisipatif. Serta dalam pengembangannya pada dari (Hendraswari et al, 2018) dengan metode
seluruh domain tersebut perlu adanya upaya kualitatif menunjukkan bahwa pengembangan
pengendalian mutu terpadu atau total quality SDM dapat dicapai bisa dengan cara formal
control (TQC). Selain daripada itu, diperlukan maupun non formal. Pengembangan SDM
suatu program pendidikan dan pelatihan terpadu secara formal, yakni dengan memberikan
agar tercapai efektivitas sebagai wahana penugasan untuk mengikuti diklat, baik yang
pengembangan SDM. Penelitian diatas juga dilaksanakan melalui organisasi internal ataupun
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga diklat,
(Astuti, 2018) dengan pendekatan kualitatif sedangkan untuk pengembangan dengan cara
menunjukkan bahwa MSDM bertujuan dalam informal sendiri dapat dilakukan atas keinginan
menyusun rumusan kepentingan guru dan keras dan usaha keras individu dalam melatih
kependidikan, dalam mengembangkan serta dan mengembangkan kompetensi yang telah
memberdayakan kompetensi tenaga pendidik dimiliki dengan mempelajari literatur yang
dan kependidikan secara maksimal. berkaitan dengan kompetensi kualifikasi yang
Kemudian penelitian dari (Hasnadi, 2019) ingin dikembangkan.
dengan metode kualitatif yang menunjukan
bahwa perencanaan sumber daya manusia juga PEMBAHASAN
salah satu hal penting ketika ingin melakukan Sumber Daya Manusia Pendidikan
pengembangan SDM, perencanaan SDM Sekolah yang merupakan sebuah lembaga
pendidikan adalah suatu proses dalam pendidikan tentunya memiliki sumber daya yang
menggambarkan keperluan SDM pada suatu banyak dan cukup kompleks untuk
organisasi/lembaga pendidikan untuk waktu menyelenggarakan pendidikan yang baik.
mendatang, sehingga tahap kedepan dapat lebih Sumber daya pendidikan didalam sekolah dibagi
mudah diambil untuk jaminan pemenuhan menjadi beberapa kelompok menurut
kebutuhan. PSDM menyumbang banyak (Hermawan, 2010) yakni, 1) sumber daya yang
manfaat yakni sebagai petunjuk pada masa yang bukan manusia, seperti kurikulum, program-
akan datang, sebagai penentu dimana dan kapan program sekolah dan lain sebagainya; 2)
SDM pendidikan diperoleh, serta Sumber Daya Manusia (SDM) terdiri atas
pengembangan dan pelatihan jenis apa yang kepala sekolah, pendidik/guru, tenaga
harus dimiliki SDM. Selanjutnya hasil kependidikan, peserta didik, wali murid, serta
penelitian dari (Ezeugbor & Victor, 2018) masyarakat yang mempunyai kepedulian
dengan pendekatan kuantitatif menunjukkan terhadap pendidikan; 3) Sumber Daya Fisik
bahwa pada SDM sekolah bukan hanya guru (SDF), yang terdiri dari gedung sekolah,
yang harus ditingkatkan kompetensinya peralatan, ruangan, alat peraga pendidikan,
melainkan teanga administrasi/ administrator jadwal, serta fisik sekolah; 4) Sumber Daya
sekolah juga harus menyeimbangkan Keuangan (SDK), yang terdiri dari seluruh
kompetensi mereka, sehingga perlu adanya anggaran untuk mengelola sekolah, baik dana
pelatihan khusus bagi tenaga administrasi dari pemerintah ataupun dana dari masyarakat.
sekolah. Banyaknya sumber daya yang sekolah miliki
Berdasarkan penelitian dari (Nurochim, harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik
2017) dengan metode penelitian lualitatif jenis oleh kepala sekolah sehingga mampu
penelitian tinjauan pustaka dapat diketahui dimanfaatkan secara optimal dalam
bahwa MSDM pendidikan sangat penting bagi pengembangan sekolah kearah yang lebih baik.
suatu organisasi pendidikan, perlu adanya Hasibuan (2005:244) menjelaskan bahwa
pengelolaan khusus meliputi metode, strategi SDM adalah suatu kemampuan individu yang
dan jenis pengembangan. Selanjutnya mampu memadukan daya pikir dan daya
1058
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 09 Nomor 04 Tahun 2021, 1052-1063
fisiknya. SDM yang ada disekolah meliputi (Thoha, 2003:65). Dalam dimensi pengukuran
kepala sekolah dan wakilnya, pendidik/guru, gaya kepemimpinan situasional menurut Hersey
serta tenaga kependidikan. Selain itu ada juga dan Blanchard (Thoha, 1996) dapat
komponen pendukung yang terdiri dari peserta diidentifikasi dalam 4 dimensi/bentuk yakni: 1.
didik, wali murid, serta masyarakat yang turut Telling, yakni ketika pemimpin berperilaku
membantu dalam pengembangan SDM sekolah. “memberitahukan”, maka dari hal
(Jones, J.J. & Walters, D.L., 2008) tersebutberarti orientasi tugas yang dimiliki
berpendapat bahwa dalam administrasi sumber daya manusia dapat dikatakan tinggi
pendidikan peran manajemen SDM memiliki akan tetapi hubungan antara atasan dengan
fungsi yang khusus. Dia mengatakan bahwa hal bawahan yang tidak dapat digolongkan dalam
ini berkaitan dengan layanan yang harus kategori akrab. Maka dalam prakteknya
diberikan oleh sekelompok individu didalam pemimpin merumuskan peranan yang nantinya
lembaganya serta melakukan aktivitas-aktivitas akan diimplementasikan untuk bawahan dengan
yang bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan memberitahukan kepada mereka tentang apa,
pembelajaran. Hal ini menekankan bahwa SDM bilamana, bagaimana, serta dimana kegiatan dan
merupakan bagian yang paling penting untuk tugas-tugas dilaksanakan. Dengan kata lain
keberhasilan operasional sekolah itu sendiri. perilaku pimpinan terwujud dan mengarah
Berdasarkan pemaparan diatas maka dalam gaya yang bersifat direktif.
kesimpulannya bahwa SDM sekolah akan 2) Selling, yakni ketika pimpinan berprilaku
mampu memberi manfaat yang maksimal serta “menjual”, maka dari hal tersebut berarti
mampu berhasil jika kepala sekolah sebagai bawahan bertitik tolak dari orientasi perumusan
manajer sekolah mampu mengelola dengan tugasnya secara tegas dan diikuti dengan
baik. Sejalan dengan penelitian diatas terdapat hubungan antara atasan dan bawahan yang
juga penelitian yang relevan dari (Rustandi, bersifat intensif. Melalui cara ini maka tidak
2018) dengan pendekatan kualitatif hanya peran bawahan yang benar-benar jelas,
menunjukkan bahwa pemimpin juga harus namun peranan pemimpin dalam memberi
mendeskripsikan strategi pengembangan kepada petunjuk pelaksanaan harus disertai dengan
tenaga administrasi agar administrator dapat dukungan yang dibutuhkan bawahan. Dengan
lebih terpaju dalam meningkatkan kinerjanya. itu maka diharapkan para bawahan mampu
Kemudian dalam penelitian kualitatif yang melaksanakan dan menyelesaikan tugas dan
dilakukan oleh (Yuliani & Kristiawan, 2016) tanggung jawabnya dengan baik.
menunjukkan bahwa selain berbagai aspek yang 3) Participating, yakni ketika pemimpin
mempengaruhi pengembangan kinerja tenaga berperilaku “partisipasi”, maka dari hal tersebut
administrasi terdapat juga salah satu aspek berartiorientasi tugas yang dimiliki sumber daya
penting yang harus dimiliki secara natural oleh manusia rendah dan diikuti dengan hubungan
administrator sekolah yakni kemauan secara antara atasan dan bawahan yang intensif. Maka
penuh untuk belajar dan berkembang. perwujudan atau tidak lanjut paling tepat dari
perilaku tersebut adalah pimpinan mengajak
Kepemimpinan Situasional dalam
para bawahannya untuk ikut berperan serta
Pengembangan Sumber Daya Manusia
secara aktif dalam berbagai proses kegiatan
Gaya kepemimpinan memiliki peranan
sertapengambilankomunikasi secara efektif.
penting yang dibutuhkan dalam pengelolaan dan
4) Delegating, yakni ketika pemimpin
pengembangan SDM. Hal ini dikarenakan peran
berperilaku “delegasi”, maka untuk menghadapi
gaya kepemimpinan akan mampu membantu
kondisi tertentu dimana perilaku berdasarkan
untuk menganalisis dan memadukan kebutuhan
orientasi tugas yang rendah pula. Dalam
yang bermacam-macam serta menciptakan iklim
praktiknya, perilaku ini memungkinkan
kerja yang kondusif bagi warga sekolah. Gaya
pemimpin untuk membatasi diri dalam memberi
kepemimpinan situasional merupakan pola
arahan kepada bawahan dan menyerahkan
prilaku yang dicerminkan oleh seorang
pelaksanaan kepada para bawahan tanpa banyak
pemimpin saat memimpin serta kemampuannya
ikut campur tangan.
dalam mempengaruhi perilaku dan kegiatan
Dengan demikian, maka gaya kepemimpinan
anggotanya baik sebagai individu maupun
situasional dapat dijadikan salah satu pedoman
organisasi.
yang baik dalam pengembangan sumber daya
Terdapat 4 (empat) gaya dasar
manusia di sekolah. Gaya kepemimpinan
kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard
situasional yang efisien dan efektif dapat
1059
Siti Fachriah Berliana & Supriyanto. Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pada Pendidikan Menengah
meningkatkan kinerja seluruh pegawai dalam membantu guru dan tenaga kependidikan yang
mencapai tujuan lembaga atau instansi telah memiliki prestasi untuk diajukan ke
pendidikan. Berikut adalah upaya-upaya yang sekolah lain atau ke lembaga pendidikan dengan
dapat ditempuh kepala sekolah dalam tingkat lebih tinggi.
pengembangan SDM dengan mengintegrasikan Selanjutnya adalah salah satu hal penting
gaya kepemimpinan situasional. yakni pembinaan kesejahteraan guru dan tenaga
Dalam rangka pengembangan SDM kependidikan. Kesejahteraan yang dijadikan
disekolah yang pertama dapat dilakukan melalui sasaran bisa berupa materi ataupun non materi
pengembangan kinerja guru dan tenaga yang berkenaan dengan kepuasan kerja. Kepala
kependidikan. Kinerja didapatkan setelah sekolah dapat melakukan hal-hal berikut ini
mengimplementasikan seluruh komponen yakni untuk membuat kesejahteraan guru dan tenaga
komponen input, proses, dan output. Seperti kependidikan berjalan dengan baik: 1. Berikan
pada suatu sistem, dimana tiap-tiap komponen sesuatu yang memang merupakan hak guru dan
memiliki suatu keterkaitan antara satu dengan tenaga administrator, 2. Pemberian
yang lainnya. Komponen input terkait dengan penghargaan/apresiasi bagi guru dan tenaga
aspek tenaga kependidikan, aspek siswa, aspek administrasi yang telah meraih prestasi ataupun
sarana serta pembiayaan. Komponen proses telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab
berkenaan pada aspek kurikulum, aspek dengan sangat baik, 3. Pembinaan hubungan
pengelolaan kelas, aspek penilaian, manajemen kekeluargaan antara para guru dan tenaga
dan kepemimpinan. Komponen output berkaitan administrasi beserta dengan keluarganya
dengan prestasi siswa, prestasi guru dan kepala merupakan kesejahteraan yang bersifat non
sekolah serta prestasi sekolah (Trihantoyo, materi, 4. Pemberian peluang dan fasilitas agar
2015:92). seluruh guru dan tenaga administrasi dapat
Melihat betapa krusialnya kinerja SDM maka mengemukakan ide dan gagasan dalam
pengembangan kinerja guru dan tenaga program-program sekolah dan mewujudkannya
kependidikan dapat diuraikan yakni sebagai jika selaras dengan tujuan program sekolah, dan
berikut: 1. Melibatkan sdm dalam berbagai 5. Jika memang memungkinkan dapat dilakukan
pelatihan-pelatihan baik yang dilaksanakan di pengupayaan kesejahteraan materi dalam APBS
dalam sekolah (in house training) maupun yang (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah)
pelatihan dari diluar sekolah, 2. Penyediaan sepanjang tidak menyalahi aturan yang ada.
referensi dan buku-buku guna menunjang Guru dan tenaga kependidikan sebagai garda
kompetensi guru dan tenaga administrasi, dan utama dari berhasilnya penyelenggaraan
3.Pemberian dorongan dan fasilitas kepada guru pendidikan harus selalu didukung dan
dan tenaga administrasi untuk ikut serta dalam difasilitasi oleh kepala sekolah sebagai
tutor sebaya melalui kegiatan MGMP pimpinan lembaga agar mampu menjalankan
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran)atau MGBK tugas-tugas dan kewajiban serta tanggung jawab
(Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling) dengan optimal. Guru yang merupakan pendidik
baik di tingkat sekolah maupun di tingkat akan mampu bekerja dengan baik jika telah
kabupaten/kota. dibina dan dikembangkan dengan optimal dan
Selanjutnya adalah pengembangan SDM baik pula. Guru akan mampu memberikan hasil
sekolah dapat dilakukan melalui pembinaan optimal dan mendukung tercapainya tujuan
karir untuk guru dan tenaga administrasi dimana pendidikan. Hal ni akan berdampak baik pada
kepala sekolah mendukung, membantu, serta keberhasilan dan tercapainya harapan dari
memberi fasilitas agar sdm mampu semua pihak. Selain guru ada juga tenaga
meningkatkan karirnya. Secara lebih terperinci kependidikan yang yang juga mempunyai peran
kepala sekolah dapat melakukan cara agar penting terhadap penyelenggaraan pendidikan
pengembangan SDM berjalan baik: 1. khususnya untuk membantu tugas dan tanggung
Menghubungkan antara prestasi dengan jawab pendidik dan kepentingan lainnya, seperti
peningkatan jabatan guru/tenaga pendidikan pada kegiatan administrasi, surat menyurat,
baik secara struktural maupun fungsional, perpustakaan, inventaris barang, pemeliharaan
2.Kepala sekolah memberikan bantuan untuk dan pendayagunaan laboratorium, dan
guru dalam kenaikan pangkat dilakukan sebagainya. Maka sesuai penjelasan diatas dapat
berdasarkan usulan PAK (Penetapan Angka dikatakan bahwa tenaga kependidikan juga sama
Kredit), 3.Apabila sekolah tidak terdapat pentingnya untuk mendukung pelaksanaan
kekosongan formasi, maka kepala sekolah bisa pembelajaran yang efektif dan efsien.
1060
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 09 Nomor 04 Tahun 2021, 1052-1063
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahkan tidak ada, 4.Terdapat juga tipe sdm yang
bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin akan bekerja baik jika merasa atau sedanag
lembaga pendidikan harus memberikan usaha diawasi oleh atasan saja. Maka dari itu
secara maksimal untuk mengelola, berdasarkan faktor-faktor tersebut harus segera
mengembangkan dan membina SDM sekolah diselesaikan dari akar permasalahannya, dapat
khususnya pendidik dan tenaga kependidikan dilihat bahwa sebagian besar faktor penghambat
agar mampu memberi kontribusi terhadap tujuan berasal dari internal individu itu sendiri maka
sekolah melalui keberhasilan pencapaian solusinya adalah kepala sekolah sebagai
program sekolah. pemimpin diharuskan memberi dorongan penuh
secara positif agar tenaga tersebut lebih
Faktor Keberhasilan dan Penghambat dalam
termotivasi sehingga lebih siap dalam
Pengembangan Sumber Daya Manusia
melakukan pengembangan SDM
Terdapat beberapa faktor keberhasilan yang
nantinya diharapkan dapat memperlancar dan
PENUTUP
meminimalisir kegagalan pengembangan
Simpulan
sumber daya manusia di sekolah, yaitu: 1.
Berdasarkan kajian literatur dari beberapa
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin wajib
artikel nasional dan juga artikel internasional
memahami serta mengetahui cara terbaik
yang telah dilakukan oleh penulis, maka
mengelola SDM yang telah dimiliki; 2. Kepala
selanjutnya dapat ditarik beberapa poin
sekolah harus mengetahui bagaimana kondisi
kesimpulan sebagai berikut:
SDM yang sudah ada dan sudah dimiliki; 3.
Kemudian kepala sekolah harus dapat membuat 1. Sumber Daya Manusia (SDM) di sekolah
perencanaan dalam rangka pendistribusian meliputi kepala sekolah, tenaga kependidikan,
susunan tugas kepada seluruh sumber daya guru, peserta didik, orang tua peserta didik, dan
manusia sesuai kualifikasi dan kompetensi masyarakat yang memiliki ketertarikan terhadap
melalui analisis pekerjaan; 4. Kepala sekolah sekolah. SDM di sekolah dapat berdaya serta
harus dapat memberi arahan kepada SDM yang berhasil guna telah dikelola secara maksimal
sedang melakukan tugasnya agar sesuai dengan oleh pemimpin lembaga pendidikan tersebut
kompetensi yang akan dicapai; dan 5. Kepala yakni kepala sekolah.
sekolah melakukan pengawasan atas 2. Terdapat 4 (empat) gaya dasar kepemimpinan
keterlaksanaan tugas-tugas serta memberi tindak yang terhubung dengan teori kepemimpinan
lanjut setelah tugas-tugas tersebut berhasil atau situasional kepemimpinan menurut Hersey dan
tidaknya dilakukan. Jadi dapat disimpulkan Blanchard yakni telling, selling, participating,
bahwa faktor keberhasilan keterlaksanaan dan delegating. Dari gaya dasar tersebut dapat
pengembangan SDM sekolah adalah harus dapat digunakan sebagai upaya dalam pengembangan
memastikan tiap-tiap proses kegiatan berjalan sdm.
dengan baik dan sistematis. 3. Pengembangan SDM di sekolah dapat
Jika terdapat faktor keberhasilan tentu saja dilakukan melalui pembinaan kinerja SDM,
juga terdapat faktor penghambat pelaksanaan pembinaan karir SDM, dan pembinaan
atau jalannya pengembangan SDM dimana kesejahteraan SDM.
faktor pengahambat tersebut harus dapat 4. Dalam proses pengembangan sdm di sekolah
dicegah dan diantisipasi lalu mencari solusi pada pendidikan menengah terdapat beberapa
yang tepat agar mampu keluar dari akar faktor keberhasilan dan faktor penghambat yang
permasalahannya. Faktor yang menjadi bisa dialami oleh kepala sekolah.
penghambat pengembangan SDM meliputi :1.
Pola pikir yang dimiliki SDM susah untuk Saran
berubah dan sulit untuk beradaptasi dengan Dari kesimpulan artikel diatas penulis dapat
tugas-tugas baru yang dirasa tidak pas dengan memberikan alternatif saran sebagai berikut.
kompetensinya, 2. Seperti halnya poin Diharapkan kepala sekolah memiliki dan
pertama,kurangnya serta menurunnya motivasi memberikan kemampuannya secara maksimal
kerja terjadi jika tugas yang didapatkan tidak dalam pengelolaan SDM di lembaga
sesuai dengan harapannya, 3.Terdapat sumber pendidikannya, karena tenaga pendidik dan
daya manusia yang mengorientasikan kerjanya tenaga kependidikan merupakan ujung tombak
hanya berdasarkan imbalan materi atau gaji saja keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan program
sehingga keinginan untuk berkembang kurang sekolah. Selain itu dengan menghargai seorang
individu, menyeimbangkan keperluan organisasi
1061
Siti Fachriah Berliana & Supriyanto. Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pada Pendidikan Menengah
dan individu, serta mengembangkan tenaga Dwiyani, D & Sarino, A. (2018). Gaya
administrator / kependidikan bukan hanya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah
tenaga pendidikan untuk mencapai kualifikasi dan Motivasi Kerja Guru sebagai Determinan
maksimal mereka juga merupakan poin krusial Kinerja Guru. Jurnal Manajerial. Vol. 3 No.
dalam pengembangan sdm, dimana hal tersebut 4
dilakukan dalam rangka pencapaian sasaran http://ejournal.upi.edu/index.php/manajerial/
tujuan pendidikan. Ezeugbor, C & Victor, A. (2018).
Administrator’s Managerial Competencies
DAFTAR PUSTAKA for Sustainable Human Resource
Ahmad, J. (2018). Desain Penelitian Analisis Isi Management in Secondary Education in
(Content Analysis). Enugu State, Nigeria. European Journal of
https://www.researchgate.net/publication/325 Education Studies. Vol. 4 No. 3
965331_Desain_Penelitian_Analisis_Isi_Con http://dx.doi.org/10.5281/zenodo.1188537
tent_Analysis Fitriatin, Y. (2019). Kepemimpinan Situasional
Arisman, T & Prihatin, E. (2020). Situational Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Leadership Readiness: The Impact of 4th Profesional Guru. Journal of Education
Dimensions in Elementary School. Management and Administration Review.
Education and Humanities Research. Vol: Vol. 3 No. 2.
526 https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ijemar/ar
https://atlantis- ticle/view/4357
press.com/proceedings/icream-20/125952698 Hamdani, A & Sagala, H. (2017). Innovative
Arop, O., Owan, J & Madukwe, C. (2019). Human Resource Management Model in
Human Resource Management and Vocational High School. Social Science,
Teachers’ Job Performance in Secondary Education and Humanities Research. Vol.
Schools in Akamkpa Local Government 104
Area of Cross River State, Nigeria. https://doi.org/10.2991/aisteel-17.2017.43
International Journal of Social Sciences and Hasibuan, M. (2005). Manajemen Sumber Daya
Management Research. Vol. 5 No. 2 Manusia, Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara
https://ssrn.com/abstract=3363507 Hasnadi. (2019). Perencanaan Sumber Daya
Aisyah, S & Takdir, S. (2017), Implementasi Manusia Pendidikan. Bidayah. Vol. 10 No. 2.
Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.ph
Sekolah di SMP Negeri 1 Wamena p/bidayah/article/view/270
Kabupaten Jayawijaya. Jurnal Hendraswari, M., Fadhilah, S & Rintayati, P.
Kepemimpinan dan Pengurusan Sekolah. (2018). Management of Human Resource
Vol.2 No. 2. p. 119-132 Development Education in Elementary
https://ejurnal.stkip-pessel.ac.id/index.php/kp School. Social, Humanities, and Education
Astuti. (2018). Manajemen Pengembangan Studies (SHEs): Conference Series
Sumber Daya Manusia di Sekolah. Jurnal https://jurnal.uns.ac.id/shes
Manajemen Pendidikan Islam. Vol: 7 No: 1. Hermawan, R. (2010). Pengembangan Sumber
p. 604-625 Daya Sekolah. Jurnal Pendidikan Dasar
http://dx.doi.org/10.35673/ajmpi.v7i1.308 http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDI
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). DIKAN_DASAR/Nomor_13-
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat April_2010/April_2010.pdf
Satuan Pendidikan jenjang Pendidikan Jones, J.J. & Walters, D.L. (2008). Human
Dasar dan Menengah. (Online) Resource Management in Education.
https://bsnp-indonesia.org/wp- Yogyakarta: Q-Media
content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum Kementerian Komunikasi dan Informatika.
_KTSP.pdf (diakses 30 September 2021) (2019). Dari Bonus Demografi, Digital
Chairunnisa & Cobbie. (2016). Manajemen Talent Scholarship, hingga Palapa
Pendidikan dalam Multi Perspektif. Jakarta : Ring.(Online)
PT. Raja Grafindo Persada https://www.kominfo.go.id/content/detail/16
Creswell, J. (2014). Research Design: 370/dari-bonus-demografi-digital-talent-
Qualitative, Quantitative and Mixed scholarship-hingga-palapa-ring/0/artikel
Methodes Approaches: Fourth edition. (diakses 12 Desember 2020)
California : Sage Publications
1062
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 09 Nomor 04 Tahun 2021, 1052-1063
1063