Anda di halaman 1dari 14

PERANAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MENINGKATKAN JIWA NASIONALISME GENERASI PENERUS


BANGSA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Oleh:

Dr. DEWI KURNIASIH,S.IP.,M.Si

Universitas Jenderal Achmad Yani

DELFAYZA MAHARANI NOVA ANDRIANA (5111211099)


Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani
delfayzamaharani_21p099@mn.unjani.ac
RATNA NABILAH HAYATI (5111211100)
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani
Ratnanabilah_21p100@mn.unjani.ac.id
MEISA ALVIONI SYAMSUDIN (5111211102)
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani
Meisaalvioni_21p102@mn.unjani.ac.id

MANAJEMEN C

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2021
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja peranan guru Pendidikan
kewarganegaraan dalam meningkatkan jiwa nasionalisme generasi penerus bangsa.
Bertujuan untuk mengetahui kompetensi apa saja yang harus di miliki guru
pendidikan kewarganegaraan, bagaimana cara mereka meningkatkan jiwa
nasionalisme para muridnya sebagai generasi bangsa, dan juga untuk mengetahui
dampak yang terjadi kepada murid di masa mendatang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan menggunakan teknik


pengumpulan data wawancara yang dilakukan secara langsung kepada guru
pendidikan kewarganegaraan di SMA, dan juga melakukan studi literatur. Dengan
wawancara dan studi literatur ini, banyak yang diketahui tentang apa yang
sebenernya terjadi di lingkungan sekolah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru pendidikan kewarganegaraan


sangat penting untuk meningkatkan jiwa nasionalisme murid. Dimulai dari perilaku
sehari-hari hingga proses mengajar, murid memerhatikan guru dan memilah mana
yang harus diikuti, diatati, dan mana yang harus dihindari. Hal itu berdampak pada
masa depan generasi bangsa.

Kata kunci : Guru pendidikan kewarganegaraan, jiwa nasionalisme, generasi


bangsa
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Guru menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 adalah tenaga pendidik
profesional di bidangnya yang memiliki tugas utama dalam mendidik, mengajar,
membimbing, memberi arahan, memberi pelatihan, memberi penilaian, dan
mengadakan evaluasi kepada peserta didik yang menempuh pendidikannya sejak
usia dini melalui jalur formal pemerintahan berupa Sekolah Dasar hingga Sekolah
Menengah. Guru sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas generasi
bangsa. Dengan adanya guru, membuat anak-anak generasi bangsa bisa dididik
sejak dini sehingga bisa menjadi pribadi yang beretika dan berpendidikan.
Terkait dengan tugas yang dimiliki seorang guru, ada peran guru yang tidak
bisa digantikan oleh orang lain bahkan orangtua murid, diantaranya:
1. Peran guru dalam Pendidikan
 Sebagai seorang pengajar, dimana seseorang yang menjadi guru
dianggap sanggup mengajarkan suatu ilmu pengetahuan di bidang
tertentu kepada anak didiknya.
 Sebagai seorang pendidik, dimana seorang guru sanggup
mengarahkan dan memberikan teladan kepada anak didik agar sang
anak mengikuti norma maupun aturan yang berlaku di masyarakat.
 Sebagai seorang pembimbing, dimana seorang guru sanggup
membimbing agar seluruh anak didik tetap berada di jalur yang tepat
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di jalur formal maupun
non formal.
2. Peran guru dalam pembelajaran
 Motivator. Sebagai seorang motivator, seorang guru diharapkan
mampu memberikan dorongan mental dan moral kepada anak didik
agar kedepannya, mereka selalu memiliki semangat dan tujuan dalam
belajar. Seorang motivator yang handal akan menjadikan muridnya
sebagai seseorang yang handal dan berani dalam menghadapi setiap
masalah yang ada di kehidupan.
 Administrator. Seorang guru berperan sebagai administrator, dimana
guru yang bersangkutan akan mencatat perkembangan individual
muridnya dan menyampaikannya kepada orangtua. Hal ini diharapkan
dapat menjaga anak yang bersangkutan untuk selalu berjalan di jalur
yang benar.
 Evaluator. Sebagai seorang evaluator, seorang guru berhak
memberikan penilaian dan masukan-masukan untuk kemajuan peserta
didik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru Pendidikan
kewarganegaraan untuk menambahkan jiwa nasionalisme murid?
2. Bagaimana cara guru pendidikan kewarganegaraan membentuk karakter
jiwa nasionalisme murid?
3. Apa dampak yang terjadi kepada murid setelah adanya pembentukkan
karakter berjiwa nasionalisme dari guru Pendidikan kewarganegaraan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya, adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru
Pendidikan kewarganegaraan untuk menambahkan jiwa nasionalisme
murid?
2. Untun mengetahui bagaimana cara guru pendidikan kewarganegaraan
membentuk karakter jiwa nasionalisme murid?
3. Untuk mengetahui apa dampak yang terjadi kepada murid setelah adanya
pembentukkan karakter berjiwa nasionalisme dari guru Pendidikan
kewarganegaraan?
1.4 Metode dan Teknik Penelitian
1.4.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu:
 Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan
sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
 Wawancara
wawancara adalah teknik menganalisis data yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden atau
narasumber. Dalam wawancara, terdapat instrumen yang baru wawancara,
yaitu uraian penelitian yang disajikan dalam bentuk daftar pertanyaan.
 Studi literatur
Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan
penelitian.
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan
dari rumusan masalah yang telah diuraikan di BAB I. Semua hasil penelitian,
disusun berdasarkan data yang diperoleh dari hasil literatur dan wawancara kepada
guru Pendidikan kewarganegaraan.
3.1 Apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru pendidikan
kewarganegaraan untuk menambahkan jiwa nasionalisme murid.
Untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki guru Pendidikan
kewarganegaraan untuk menambahkan jiwa nasionalisme murid, penulis
mendapatkan data dari hasil studi literatur dan wawancara. Hasil studi literatur
menunjukkan bahwa “Peran guru sangat penting dalam pendidikan dan ia harus
menjadi sosok yang mencerahkan, yang membuka alam dan pikir serta jiwa,
memupuk nilai-nilai kasih sayang, nilai-nilai keteladanan, nilai-nilai perilaku, nilai-
nilai moralitas, nilai-nilai kebhinnekaan. Inilah sejatinya pendidikan karakter yang
menjadi inti dari pendidikan yang sesungguhnya,” hal itu disampaikan Presiden
Joko Widodo dalam pembukaan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan
pada 2017 lalu.
Guru tidak hanya seorang pengajar mata pelajaran saja, nemun guru juga
harus mampu menjadi fasiliator bagi para muridnya untuk mencapai target
pembelajaran. Guru juga harus menjadi sosok yang dapat membawa dampak positif
bagi para muridnya dan juga menjauhkan para murid dari hal-hal negatif yang bisa
merugikan murid maupun orang sekitar. Selain itu guru juga harus dapat menjadi
penghubung antar murid dengan berbagai sumber ilmu pengetahuan. Dan yang
terakhir tentunya guru harus bisa menggali dan mengoptimalkan potensi yang
dimiliki oleh para muridnya.
Seorang guru pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk
menumbuhkan jiwa nasionalisme pada para muridnya, karena guru pendidikan
kewarganeraan disini berperan sebagai pengajar yang mengajarkan tentang
pendidikan karakter, yang dimana pendidikan karakter ini merupakan fondasi
utama dalam pendidikan. Maka dari itu guru pendidikan kewarganegaraan harus
memiliki kompetensi lebih dalam mendidik para muridnya.
Penulis juga mendapatkan hasil penelitian dari wawancara dengan guru
pendidikan kewarganegaraan yang dimana beliau menyatakan bahwa guru adalah
pendidik yang segala sesuatunya itu selalu ditiru yang berada di lingkungan
sekolah. Dan mungkin beberapa pandangan masyarakat menganggap bahwa
seorang guru itu tidak boleh melakukan kesalahan. Namun kembali lagi bahwa
guru merupakan manusia yang tidak luput dari kesalahan.
Guru juga memberikan Pendidikan dalam bidang moral pada anak didiknya.
Masyarakat akan melihat bagaimana sikap perbuatan guru sehari-hari, apakah dapat
diteladani dan dijadikan panutan. Guru bukan berarti serba salah, namun itu
memang menjadi suatu resiko bahwa tingkah laku diawasi oleh semua orang.
Karena ketika seorang guru membuat kesalahan, otomatis akan berimbas kepada
siswa. Guru juga sebagai unsur aparatur negara/abdi negara/PNS yang harus
mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Pada saat
ini guru dituntut untuk bisa mengkondisikan dengan situasi sekarang yang segala
sesuatunya serba online.
Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang guru
khususnya guru pendidikan kewarganegaraan untuk bisa menumbuhkan jiwa
nasionalisme pada murid, salah satunya yaitu harus bisa mendidik baik itu dari segi
akademik ataupun moral. Segala sesuatu yang guru lakukan pada saat disekolah
dapat diikuti oleh muridnya. Maka dari itu guru dituntut untuk bisa memberi contoh
yang baik kepada anak didiknya.
3.2 Bagaimana cara guru pendidikan kewarganegaraan membentuk
karakter jiwa nasionalisme murid.
Untuk mengetahui bagaimana cara guru pendidikan kewarganegaraan
membentuk karakter jiwa nasionalisme murid, penulis mendapatkan data dari hasil
studi literatur dan wawancara. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa ada
beberapa cara yang guru pendidikan kewarganegaraan dalam membentuk karakter
jiwa nasionalisme murid, yaitu:
1. Guru pendidikan kewarganegaraan harus bisa menguatkan peran pengajar
dan murid agar bisa terjalin sinergi antara implementasi dan penyampaian
ilmu untuk mewujudkan murid yang bermoral dan memegang teguh
semangat nasionalisme dengan mengedepankan kualitas pendidikan. Dalam
menumbuhkan sikap nasionalisme pada para muridnya, guru harus
memulainya dengan menumbuhkan atau membentuk jati diri para muridnya
agar menjadi murid yang memiliki pribadi yang berakhlak. Semua itu bisa
dilakukan dengan menanamkan kebiasaan hal-hal positif pada muridnya,
seperti mengajarkan memilah hal baik dan buruk bagi muridnya,
menghormati orang yang lebih tua, menanamkan sikap disiplin pada murid,
daling menghargai antar ras, suku, dan agama.
2. Dalam setiap pembelajaran guru pendidikan kewarganegaraan harus
senantiasa untuk mengajarkan muridnya agar selalu menanamkan dan
menumbuhkan sikap mencintai dan bangga akan Tanah Air. Dalam
pembelajaran pun guru pendidikan kewarganegaraan harus lebih banyak
menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Ini merupakan salah
satu cara untuk menanamkan sikap mencintai Tanah Air dan menunjukan ita
akan kebanggaan terhadap bangsa Indonesia.
3. Selalu memanjatkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa dalam
setiap memulai maupun mengakhiri pembelajaran. Ini merupakan salah satu
cara untuk mengimplementasikan nilai-nilai luhur agama serta nilai-nilai
yang terkandung pada Pancasila. Pengembangan nilai-nilai luhur agama ini
untuk menciptakan pribadi yang berakhlak mulia. Selalu mengajarkan untuk
menanamkan rasa peduli terhadap sesama, mengajarkan untuk menciptakan
rasa persatuan dan kesatuan, mengajarkan tentang harus mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, mengajarkan agar murid
bersikap demoskratis, dapat menghargai pendapat orang lain, mengajarkan
untuk selalu bersikap adil.
4. Mengadakan nya upacara bendera merah putih untuk membangkitkan
semagat nasionalisme para murid. Tidak hanya mengadakan upacara bendera
dihari senin saja, namun mengadakan upacara-upacara hari besar lainnya
juga.
5. Selalu mengajarkan tentang tatatertib disekolah, agar murid menjadi disiplin.
6. Mengoptimalkan pengembangan diri murid, dengan mengadakan konseling
dan kegiatan lain diluar pembelajar seperti ekstrakulikuler. Seperti contoh,
Paskibra dan Pramuka yang selalu megajarkan agar memiliki jiwa
bertanggung jawab, pembaharu, memiliki keberanian dalam segala hal,
disiplin, dan tidak mudah putus asa.
Penulis juga mendapatkan hasil penelitian dari wawancara dengan guru
pendidikan kewarganegaraan yang dimana beliau menyatakan bahwa sesuai dengan
kurikulum ppkn yang mempelajari mengenai proklamasi kemerdekaan dalam
konstitusi pertama. Materi tersebut diharapkan mampu memberikan kesadaran
nilai-nilai nasionalisme dari siswa siswi untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
Untuk mempelajari hal itu, tentu saja guru pendidikan kewarganegaraan berperan
penting untuk membantu penyampaian terkait materi tersebut kepada muridnya.
Guru pendidikan kewarganegaraan juga adalah pendidik yang berada di
lingkungan sekolah. Sederhananya, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik, khususnya bagi guru pendidikan kewarganegaraan.
Perilaku yang patut diteladani dan dapat dijadikan panutan juga harus bisa
dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan di lingkungan sekolah.
Guru pendidikan kewarganegaraan juga memberikan dorongan dan arahan
pada anak didiknya. Bagaimana cara guru berpakaian, berbicara, dan bergaul
dengan siswa dalam kehidupan bermasyarakat sering menjadi perhatian dari
masyarakat luar.
Dapat disimpulkan bahwa banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru
pendidikan kewarganegaraan untuk bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme murid.
Mulai dari pendidik yang mengajarkan tentang kewarganegaraan di sekolah, hingga
cara guru perpakaian dan bergaul juga merupakan hal yang bisa diajarkan atau bisa
menjadi contoh pada murid. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan untuk
menumbahkan jiwa nasionalisme murid, yaitu dengan diadakannya upacara
bendera di sekolah.
3.3 Apa dampak yang terjadi kepada murid setelah adanya pembentukkan
karakter berjiwa nasionalisme dari guru pendidikan kewarganegaraan.
Untuk mengetahui apa dampak yang terjadi kepada murid setelah adanya
pembentukkan karakter berjiwa nasionalisme dari guru pendidikan
kewarganegaraan, penulis mendapatkan data dari hasil studi literatur dan
wawancara. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa ada beberapa dampak yang
dapat terjadi setelah adanya pembentukkan karakter dari guru pendidikan
kewarganegaraan, yaitu:
1. Religius
Murid akan memiliki karakter religious, dimana karakter ini mencerminkan
keberimanannya kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Implementasi nilai
karakter religious ini dapat terlihat dalam sikap cinta damai, memiliki jiwa
toleransi antar sesama, menghargai perbedaan antar agama dan kepercayaan
masing-masing, teguh dalam pendirian, memiliki kepercayaan diri, jauh dari
kata hal-hal negatif, tidak memaksakan kehendak.
2. Nasionalis
Karakter nasionalis, adalah bagaimana cara berpikir, bersikap, bertindak, dan
berbuat untuk enunjukan kesetiaan, kepedulian akan sesama, lingkungan,
social, budaya, ekonomi, politik, dapat menempatkan kepentingan bangsa
dan Negara diatas kepentingin individu dan golongan. Sikap nasionalis ini di
implementasikan dengan sikap rela berkorban, kecintaan terhadap tanah air,
taat akan hukum, disiplin, meghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
3. Integritas
Karakter intetgritas ini adalah nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya untuk menjadikan dirinya sebagi orang yang dapat dipercaya
dalam perkataan, dindakan, maupun pekerjaan. Orang yang memiliki karakter
integritas selalu memiliki komitmen dalam hidupnya. Karakter integritas ini
memiliki sikap yang bertanggung jawab, konsisten dalam tindakan dan juga
perkataan berdasarkan kebenaran, serta mampu menunjukan keteladanan.
4. Mandiri
Seseorang yang mandiri, perilaku yang tidak bergantung kepada orang lain,
selalu menggunakan segala tenaga, waktu dan pikiran untuk merealisasikan
harapannya. Selain itu orang yang memiliki karakter mandiri ini, memiliki
etos kerja yang baik, tangguh, profesioanl, kreatif, dan memiliki keberanian
dalam diri.
5. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan yang dapat
mengahargai semangat kerja sama dan bahu membahu dalam menyelesaikan
persoalan bersama, dapat menjalin komunikasi antar individu. Dengan
karakter gotong royong ini diharapkan para siswa dapat memiliki sikap
menghargai sesame, dapat bekerja sama, mampu berkomitmen atas keputusan
bersama, tolong menolong, memiliki rasa empati dan solidaritas, anti
diskriminasi dan kekerasan.
Penulis juga mendapatkan hasil penelitian dari wawancara dengan guru
pendidikan kewarganegaraan yang dimana beliau menyatakan bahwa dampak dari
adanya pembentukkan karakter berjiwa nasionalis adalah banyaknya lulusan SMA
yang melanjutkan untuk menjadi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia),
polisi, guru pendidikan kewarganegaraan. Hal itu memungkinkan menjadi salah
satu factor-faktor dari penerapan rasa cinta terhadap tanah air yang akhirnya
berimbas pada karir mereka.
Dapat disimpulkan bahwa ada banyak dampak baik dari adanya penerapan
karakter berjiwa nasionalis yang dilakukan oleh guru pendidikan kewarganegaraan.
Ada berbagai nilai yang terkena dampak baik tersebut, cotnohnya nilai religious,
nasionalis, dan beberapa nilai karakter lainnya. Selain dari segi karakter, penerapan
karakter ini bahkan bisa berpengaruh pada karir para murid.
BAB III

PENUTUP

3.4 Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis mendapat kesimpulan bahwa:
1. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh guru pendidikan
kewarganegaraan untuk bisa meningkatkan jiwa nasionalisme para
muridnya, salah satunya yaitu kemampuan mendidik dari segi
akademik maupun dari segi perilaku.
2. Beberapa cara dapat guru pendidikan kewarganegaraan lakukan untuk
bisa membentuk karakter jiwa nasionalisme murid, seperti mengajarkan
tentang proklamasi kemerdekaan saat kelas berlangsung. Selain itu,
bisa juga dicontohkan secara langsung seperti mengikuti upacara
bendera, menunjukkan cara berpakaian, berbicara, dan bergaul.
3. Dari pembentukkan karakter tersebut menimbulkan dampak yang
sangat baik. Banyak perilaku yang dapat diperbaiki setelah adanya
bantuan pembentukkan karakter dari guru. Selain perilaku,
pembentukkan karakter ini bisa berdampak hingga karir yang akan
dicapai nanti, seperti ABRI, ataupun guru pendidikan
kewarganegaraan.
3.5 Saran
Berdasarkan karya tulis yang berjudul “Peranan Guru Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Generasi Penerus
Bangsa”, penulis mengajukan beberapa saran, diantaranya:
1. Para guru sebisa mungkin dapat mencapai kompetensi yang memang
seharusnya dimiliki oleh seorang guru khususnya guru pendidikan
kewarganegaraan.
2. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk bisa
membentuk karakter para murid. Dan diusahakan bisa mendidik sesuai
dengan generasinya. Yang dimana harus mengikuti zaman yang ada dan
sebisa mungkin dilakukan dengan cara yang menarik agar para murid
senang untuk membuat diri nya lebih berjiwa nasionalisme.
3. Para murid juga harus bisa menaati segala yang telah guru
perintah/contohkan. Seperti menaati peraturan sekolah. Dari hal hal
kecil tersebut bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA

Heri. “Pengertian dan peran guru”


https://salamadian.com/pengertian-guru/. Diakses tanggal 31 November 2021
Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. “Pengertian penelitian deskriptif”
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif. Diakses tanggal 21
November 2021
Pintek.id. “Pengertian wawancara”
https://pintek.id/blog/teknik-pengumpulan-data/. Diakses tanggal 21
November 2021.
Nur Fatin. “Pengertian studi literatur”
https://id.scribd.com/document/440950287/Pengertian-Studi-Literatur.
Diakses tanggal 21 November 2021.
Rahayu, E. D. “Kompetensi guru pendidikan kewarganegaraan”
https://www.kompasiana.com/www.ellydwirahayu.com/54f3476874551397
2b6c6ef1/guru-pkn-itu-istimewa
Admin. “Cara guru membentuk kerakter”
http://sinergibangsa.org/menumbuhkan-semangat-nasionalisme-dalam-
bingkai-pendidikan-karakter/
Kemdikbud. “Dampak penerapan berjiwa nasionalisme”
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/penguatan-pendidikan-
karakter-jadi-pintu-masuk-pembenahan-pendidikan-nasional
BIODATA

Delfayza Maharani Nova Andriana lahir di Sumedang pada 11 November


2002 dari pasangan Deden Taufik dan Elis Diana. Penulis merupakan anak ke-2
dari 2 bersaudara. Penulis bertempat tinggal di Jl. Pangeran Kornel No.238 rt 02 rw
05 Kelurahan Pasanggrahan Baru. Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten
Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu TK Prakarsa Ibu lulus
tahun 2009, SD Negeri Pasanggrahan II lulus tahun 2015, SMP Negeri 1 Sumedang
lulus tahun 2018, SMA Negeri 1 Sumedang lulus tahun 2021, dan sekarang tengah
menempuh perguruan tinggi di Universitas Jenderal Achmad Yani.
Nama lengkap penulis Ratna Nabilah Hayati, ia lahir di Bandung, 18 Juni
2003, penulis bertempat tinggal di Jln. Talun Kaler No.80A RT 003 RW 001
Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, Ayah penulis bernama Kurnia
Kuswanto dan ibunya bernama Enung Nurhayati. Penulis adalah anak ke empat dari
lima bersaudara, yang memiliki dua kakak laki-laki, satu kakak perempuan
bernama, dan satu adik perempuan.
Pendidikan yang telah di tempuh oleh penulis yaitu lulusan dari TK Kiddie
World pada tahun 2009, SDN Sukaraja 1 Sumedang pada tahun 2015, SMPN 1
Sumedang pada tahun 2018, SMAN 1 Sumedang pada tahun 2021 dan saat ini ia
tengah menempuh perguruan tinggi di Universitas Jenderal Achmad Yani.
Nama lengkap Meisa Alvioni Syamsudin. Kelahiran, Bandung 05 Mei
2002. Alamat tinggal Cempaka Mekar rt05 rw 04, Desa Cimareme, Kec.
Ngamprah, Kab. bandung Barat. Anak pertama dari dua bersaudara, nama ayah
Samsudin, ibu Nining Suryaningsih.
Pendidikan yang telah ditempuh di SDN 1 Cimareme, SMP Krida Utama
Padalarang, SMKN 4 Padalarang, dan sekarang tengah menempuh pendidikan di
Universitas Jenderal Achmad yani dengan mengambil prodi Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai