Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODE MAUIZHAH

DALAM PEMBINAAN AKHLAK


Akhlak dan Etika Kelompok 3
Nur Ali M.A.

Nama Kelompok :

1. Tondi Fadhlurrohman Natoras (202043501863)


2. Willy Adistyan (202043502704)
3. Siti Khamdah (202043501889)
4. Rizky Kurniawan (2020435018)

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA


AKHLAK DAN ETIKA
R61
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Islam merupakan agama yang santun karena di dalam islam sangat menjunjung tinggi
etika, moral, dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia
karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan
sesama makhluk.

Akhlak mulia adalah sebaik-baik perhiasan yang mampu menghindarkan pemiliknya


dari bahaya dan segala kemungkinan yang mampu membahayakannya. BahkanRasulullah
SAW memiliki akhlak yang mulia, sebagaimana perkataan Aisyah .a, “Sesungguhnya
akhlak Rasulullah adalah Al-Qur‟an”.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membina akhlak yaitu salah satunya
menggunakan metode mauizhah, pada dasarnya metode mauizhah ini bertujuan untuk
memberikan nasihat kepada seseorang yang dapat melembutkan hati serta meninggalkan
kesan yang mendalam kepada seseorang agar selalu berbuat baik dan senantiasa berakhlak
mulia.

Dari pembinaan menggunakan metode tersebut akan terbentuk pribadi- pribadi muslim
yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan rasul-Nya hormat kepada ibu bapak dan
sayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah SWT.

Rumusan Masalah

1. Memahami pengertian metode mauizhah dalam pembinaan akhlak


2. Apa dasar penerapan metode Mauizhah?
3. Apa tujuan penerapan metode Mauizhah?
4. Apa kelebihan dan kelemahan metode Mauizhah?
5. Apa penerapan metode Mauizhah dalam Pembinaan Akhlak?
6. Pembahasan Nabi Muhammad Saw dan Keteladanannya
7. Pembahasan Sifat - sifat Wajib Bagi Rasulullah
8. Pembahasan Sifat - sifat Utama Rasulullah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Mauizhah dalam pembinaan Akhlak

Mauizhah mempunyai arti “mengingatkannya terhadap sesuatu yang dapat meluluhkan


hatinya dan sesuatu itu dapat berupa pahala maupun siksa, sehingga iamenjadi ingat”.1
Sedangkan pengertian dari metode Mauizhah yaitu pemberitahuan seseorang tentang
sesuatu yang baik agar dia dapat melakukannya dan apabila buruk dia tidak melakukannya
serta Mauizhah termasuk dalam nasihat, peringatan, teguran, dan perintah. Dalam
pengertian lain metode Mauizhah adalah pembinaan yang merupakan proses memahami,
mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan membina
sebagai usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.2 Pembinaan merupakan suatu kegiatan yang
mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada. Melaksanakansuatu rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara rutin serta mengevaluasi kegiatan tersebut menjadi
kegiatan yang semakin baik.

B. Dasar Penerapan Metode Mauizhah

Dalam surat Luqman ayat 12 - 19 ini sangat relevan untuk diaplikasikan dalam rangka
menanamkan pengaruh positif melalui Mauizhah di dalamnya, karena dalam surat Luqman
ayat 12 sampai dengan ayat 19 tersebut seluruhnya berupa Mauizhah, Mauizah yang
disampaikan seorang ayah kepada anaknya yang di dalamnya mengandung konsep-konsep
pendidikan, baik itu pendidikan aqidah atau keimanan, pendidikan ibadah, dan pendidikan
akhlak.

Terdapat dalam surat Al - ‘Alaq ayat 1-5, yang memerintahkan pada ilmu pengetahuan
kepada manusia dengan memberikan nasehat yang berupa perintah untuk membaca.
Terdapat dalam surat Al - Ankabut ayat 64, yang memberikan nasehat kepada orang
yang berakal untuk memikirkan keadaan dunia yang terus berkembang dan menyusut
untuk memperkuat rasa patuh, takut, dan rasa taat kepada perintah Allah SWT
C. Tujuan Penerapan Metode Mauizhah

Dalam surat Al - Luqman ayat 12 - 19 dijelaskan bahwa metode Mauizhah memiliki


tujuan antara lain:
1. Mengarahkan, membina, dan meningkatkan perasaan ketuhanan
2. Memberikan nasihat mengenai makna dan kesan yang meningkatkan perasaan
ikhlas dalam beramal saleh
3. Memberikan nasihat makna dan kesan yang meningkatkan perasaan untuk mentaati
Allah SWT dan melaksanakan perintah-Nya
4. Memberikan arahan dan membina berpikir yang sehat
5. Mengarahkan untuk membersihkan jiwa.

Menurut psikologi dan pendidikan penerapan metode Mauizhah dalam pembinaan


akhlak, yaitu :
1. Membangkitkan Perasaan Ketuhanan
Dikembangkan dalam jiwa setiap manusia melalui dialog, pengalaman, ibadah,
praktik dan lainnya sehingga perasaan ketuhanan yang meliputi ketundukan kepada
Allah SWT dan rasa takut terhadap azabNya dapat dibangkitkan dengan perasaan
ketuhanan yang ditumbuhkan setiap harinya.
2. Membangkitkan Keteguhan Hati
Keteguhan itu dapat dilakukan melalui imajinasi sehat tentang kehidupan dunia
dan akhirat, peran dan tugas manusia dalam alam semesta, nikmat - nikmat Allah
SWT, keyakinan bahwa Allah SWT yang telah menciptakan kehidupan ini,
kematian, dan lain sebagainya.
3. Menjauhkan Manusia dari Perbuatan Mungkar
Memberikan nasihat apabila ada seseorang yang melakukan kesalahan atau berbuat
buruk agar setiap manusia menjalankan perintah Allah SWT dengan baik, adil,
bijaksana, dan meyakini bahwa Allah SWT melihat setiap yang manusia kerjakan.
Sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT surat An - Nahl ayat 90,

‫ئ ذِى ْالقُ ْر ٰبى‬ ِ ‫ان َواِ ْيت َ ۤا‬


ِ ‫س‬َ ‫اْل ْح‬ ِ ْ ‫ّللاَ يَأ ْ ُم ُر ِب ْالعَ ْد ِل َو‬
ٰ ‫اِن‬
ُ ‫ع ِن ْالفَ ْحش َۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِع‬
‫ظ ُك ْم لَعَل ُك ْم‬ َ ‫َويَ ْن ٰهى‬
َ‫تَذَك ُر ْون‬
yaitu : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.”

D. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mauizhah

Apapun metode yang digunakan baik di sekolah maupun di dalam keluarga, makamasing-
masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Berikut iniadalah
kelebihan dari metode mauizhah:
1) Dalam waktu yang singkat dapat menyampaikan bahan/materi lebih banyak.
2) Tidak perlu mengadakan pengelompokan murid.
3) Dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, meskipun jumlah murid banyak.
4) Jika metode ini berhasil dengan baik, maka dapat menimbulkan semangat bagipeserta
didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
5) Fleksibel, dalam arti bahwa jika waktu sedikit bahan dapat dipersingkat, diambil point
- point tertentu saja, jika terdapat waktu longgar bisa disampaikan secaradetail.
6) Membangun keakraban antara murid dan guru.3

Adapun kelemahan dari metode mauizhah yaitu:


1) Terkadang sulit untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap bahan materi
yang diberikan.
2) Metode ini disampaikan secara lisan sehingga proses pembelajaran terasa
membosankan karena harus berbicara terus dalam menjelaskannya.
3) Bila tidak terlalu memperhatikan psikologis anak didik, maka bisa terjadi
pemahaman yang kabur/tidak jelas.
4) Jika tidak merencanakan materi yang akan disampaikan, terkadang bisa melantur-
lantur dan membosankan.

E. Penerapan Metode Mauizhah dalam Pembinaan Akhlak


Dalam penerapannya dapat dilakukan dengan menerapkan cara seperti :
1. Menyampaikan nasihat, penjelasan, gaya bahasa, peringatan, teladan, pengarahan,
dan pencegahan dengan baik.
2. Menyampaikan dengan gaya bahasa yang mengesankan atau menyentuh hati nurani.
3. Menyampaikan bahasa dan makna simbol, alamat, tanda, janji, petunjuk dan dalil
dalil yang sesuai dengan ajaran agama Islam melalui ucapan yang lemah lembut
dengan penuh kebaikan dan kesabaran.
4. Menyampaikan nasihat, bimbingan dan arahan untuk kebaikan yang dilakukan dengan
baik, penuh tanggung jawab, akrab, komunikatif, dan mudah dipahami sehingga dapat
berkesan.
5. Menyampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan usia sehingga dapat merespon
dengan baik.

F. Nabi Muhammad SAW dan Keteladanannya

Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu suri tauladan bagi banyak muslim di
seluruh dunia. Kerasulan yang diberikan oleh Allah SWT menjadikan beliau satu-satunya
sosok yang paling ideal untuk diidolakan. Kemaksuman Nabi Muhammad SAW telah
membuat apapun yang dilakukannya tidak pernah keluar dari jalur syariat, dari bangun
tidur, menjalankan aktivitas kehidupan sampai tertidur kembali, manusia tidak akanpernah
lepas dari aturan-aturan yang telah ada, dan tentunya sumber dasar dari aturan- aturan
tersebut yaitu kalamullah dan sunnah Rasulullah.

Nasihat nabi dari nasihat nasihat yang disampaikan, sebuah kunci kesuksesan agar
manusia tidak jatuh dalam kesalahan, dan baik dalam bersikap. Dimana nabi
menggambarkan kisah manusia terdahulu seperti Nabi Adam as, Qabil dan Habil dan
makhluk Allah SWT lainnya. Seperti dikisahkan dalam hadist nabi.

“Jauhilah olehmu sifat sombong, sebab karena terdorong oleh rasa sombong inilah maka
iblis tidak mau sujud kepada adam. Dan jauhilah sifat rakus, sebab karena rakuslah
sehingga adam mau memakan buah pohon terlarang dan jauhilah sifat dengki, sebab
kedua anak adam itu diantaranya mereka membunuh saudaranya karena terdorong rasa
dengki. Semua sifat yang tersebut adalah biang dari segala perbuatan dosa” ( H.R. ibnu
`asakir dari ibnu mas`ud)

Sifat takabur dan sombong yang ada pada iblis menjadi indikator penolakan iblis atas
perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Iblis tidak mau bersujud kepada manusia karena
dia merasa lebih baik dari manusia. Demikian juga dengan sifat tamak/rakus yang ada
pada manusia akan menjadi salah satu sebab kerusakan, kehancuran pada manusia sendiri.
Oleh karenanya perlu diperhatikan kisah yang Allah firmankan dalam Al-Quran seperti
kisah nabi Adam yang terpedaya oleh tipu daya iblis, sehingga Adam melanggar perintah
Allah dengan memakan buah yang bukan haknya yakni pohon larangan/buah larangan.
Begitupun dengan sifat dengki/iri akan membawa kita kepada keburukan dan kehancuran,
betapa seorang yang memiliki sifat dengki terhadap kesuksesan, keberhasilan, prestasi,
serta harta kekayaan orang lain tidak akan mendapatkan kesenangan atau ketenangan
dalam hidupnya. Sebagaimana Allah jelaskandalam surah Al-Maidah ayat 27
َ‫ق اِّ َْذ قَ َّربَا قُ ْربَانًا فَتُقُ ِّب َل‬ َِّ ‫ي ٰا َد ََم ِّب ْال َح‬
َْ َ‫علَ ْي ِّه َْم نَبََا َ ا ْبن‬ َُ ْ‫َوات‬
َ ‫ل‬
ََ ‫ك َۗ قَا‬
‫ل‬ ََ َّ‫َر قَا َلَ ََلَ ْقتُلَن‬
َِّ ‫اَلخ‬ ٰ ْ ََ‫ن ا َ َح ِّد ِّه َما َولَ َْم يُتَقَب ََّْل ِّمن‬ َْ ‫ِّم‬
ََ‫ّللاُ ِّمنََ ْال ُمت َّ ِّقيْن‬
َٰ ‫ل‬ َُ َّ‫اِّنَّ َما يَتَقَب‬
“ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra adam ( Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah satu
seorang (Qabil). Iya berkata (Qabil);’ aku pasti membunuhmu!, berkata
Habil:“sesungguhnya Allah menerima (kurban) dari orang orang yang bertakwa”

( Q.S.al maidah ayat 27)

Diera modern dimana arus informasi dari luar yang sangat besar,kebiasaan kebiasan
dan paham orang dari luar negeri yang dianggap bisa membuat senang kemudian
diadaptasi oleh masyarakat kita. Sifat dasar manusia inilah yang menjadi penyebab
hedonisme dan juga perilaku konsumerisme, dengan demikian perilaku hedonisme
tentunya akan berdampak pada masyarakat diantaranya: individualisme, konsumtif, egois,
cenderung pemalas, kurang bertanggung jawab, boros, dan korupsi.

G. Sifat - sifat Wajib Bagi Rasulullah

Melalui metode Mauizhah ini orang tua atau guru dapat membina anak atau peserta
didik melalui nasihat-nasihat tentang sifat-sifat yang telah disampaikan oleh Rasulullah
SAW. Berikut ini adalah sifat-sifat wajib Rasulullah yang bisa anda contoh dalam
kehidupan sehari - hari.

1. Shidiq
Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam
menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, dan benar dalam perkataan-
perkataan yang berhubungan dengan persoalan duniawi, serta kita sebagai manusia
harus meyakini dan beri’tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau
perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para
rasul bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah SWT. Allah
SWT berfirman dalam (Q.S. Maryam ayat 41)
‫ص ِّد ْيقًا نَّ ِّبيًّا‬ َِّ ‫َوا ْذ ُك َْر ِّفى ْال ِّك ٰت‬
ِّ ََ‫ب اِّب ْٰر ِّهي ََْم ە اِّنَّهَ َكان‬
Artinya “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an),
sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.

2. Amanah
Sifat amanah menunjukkan bahwa rasul adalah sosok yang dapat dipercaya. Para rasul
senantiasa selalu menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diberikan oleh Allah SWT.
Agar tugas itu dapat dilaksanakan dengan baik, mereka selalu menjaga jiwa danraganya
dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya
akan senantiasa terjaga.

Di dalam Al-Quran, sifat amanah ini ada pada Nabi Muhammad SAW. Pada masa
mudanya, Nabi Muhammad diberi gelar oleh penduduk Mekkah dengan sebutan Al-
Amin, yang berarti amanah dan dapat dipercaya. Allah SWT juga berfirman dalam
( Q.S. Al-Anfal Ayat 27)

‫س ْو َلَ َوت َ ُخ ْونُ ْْٓوا‬ ُ ‫الر‬ َّ ‫ّللا َو‬ ََ ‫ٰيْٓاَيُّ َها الَّ ِّذيْنََ ٰا َمنُ ْوا‬
ََٰ ‫َل ت َ ُخ ْونُوا‬
ََ‫ا َ ٰم ٰنتِّ ُك َْم َوا َ ْنت َُْم ت َ ْعلَ ُم ْون‬
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

3. Tabligh
Tabligh mempunyai arti menyampaikan. Tabligh dikaitkan dengan sifat para rasul
yang senantiasa menyampaikan semua wahyu kepada umat manusia, baik berupa
pengetahuan, pedoman, syariat atau risalah kenabian yang lain. Merekamenyampaikan
semua wahyu karena tugas dan tanggung jawab, tidak ada satu huruf pun yang
disembunyikan para rasul saat menyampaikan kebaikan. Jika Allah memerintahkan
para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia
untuk menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti
atau saksi akan kebenaran wahyu itu. Allah SWT berfirman dalam

(Q.S. Al-Maidah ayat 67)


َ‫ن لَّ َْم ت َ ْفعَ ْل‬
َْ ِّ‫ك ۗ َوا‬ َْ ‫ْك ِّم‬
ََ ‫ن َّر ِّب‬ ََ ‫ل بَ ِّل َْغ َمَا ْٓ ا ُ ْن ِّز‬
ََ ‫ل اِّلَي‬ َُ ‫س ْو‬ َّ ‫ٰيْٓاَيُّ َها‬
ُ ‫الر‬
ََ ‫ّللا‬
‫َل‬ ََٰ ‫ن‬ َ ِّ َّ‫ك ِّمنََ الن‬
ََّ ِّ‫اس ا‬ ََ ‫ص ُم‬ َٰ ‫ت ِّر ٰسلَتَهَ ۗ َو‬
ِّ ‫ّللاُ يَ ْع‬ ََ ‫فَ َما بَلَّ ْغ‬
ََ‫يَ ْهدِّى ْالقَ ْو ََم ْال ٰك ِّف ِّريْن‬
Artinya: "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."

4. Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah,
tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka juga mampu memahami
persoalan umatnya dan memberikan jalan keluar, dalam menyampaikan risalah Allah
SWT tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang
tersimpan didalamnya hukum - hukum Allah SWT dan risalah yang disampaikan bisa
diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki sifat
cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orangyang
membangkang dan menolak ajaran Islam.

Sifat sifat itu merupakan satu hujjah (memberikan alasan - alasan) bagi mereka agar
apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik, berikut hadis yang menjelaskan
tentang sifat fathonah (cerdas): "Kelebihan orang berilmu dari orang ahli ibadah(tanpa
ilmu) adalah seperti keutamaan atas orang yang paling rendah di antara kalian.
Sesungguhnya Allah, para malaikat, para penduduk langit dan bumi, bahkan semut
yang di lubangnya, dan para ikan, mendoakan pengajar kebaikan para manusia." (HR.
At Tirmidzi)
H. Sifat - sifat Utama Rasulullah
1. Ikhlas
Rasulullah terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Al-
Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah SWT
semata yang disembah, namun sifat sabar seseorang dengan seseorang lainnya
tidaklahsama, ada yang kuat, lemah, dan ada juga yang pertengahan. Semua ini
bergantung
pada tempat dan tumbuh berkembangnya manusia tersebut. Sebutan bagi manusia
yang ikhlas hatinya yaitu Mukhlis, Al Harits Al Muhasabi berpendapat, ikhlas tidak
berlaku dalam perkara yang haram dan makruh, contohnya seperti seorang
memandang sesuatu yang tidak halal dipandang lalu ia mengaku bahwa ia
memandangnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT, dalam masalah ini ikhlas tidak
berlaku sama sekali, dan juga tidak ada istilah demi mendekatkan kepada AllahSWT.

Hadis yang membahas tentang ikhlas yaitu diriwayatkan oleh Amir al - Mukminin
Abu Hafsh Umar bin al-Khattab ra. beliau mengatakan aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda “sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap
orang itu sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan
RasulNya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa
yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (H.R.
Bukhari Muslim)

2. Sabar
a) Hakikat Sabar

Perkataan sabar berasal dari bahasa arab shabr, arti sabar dalam bahasa Indonesia
ialah tabah dalam menghadapi segala sesuatu. Perlu diperhatikan pula bahwa
tidaklah dinamakan sabar bagi orang yang tidak mau berusaha karena ada banyak
salah duga, dikatakan bahwa sabar itu iyalah rela menerima segala-galahnya.
Padahal hakikat sabar yang sesungguhnya adalah suatu sikap jiwa yang sanggup
menerima segala sesuatu yang telah menjadi ketentuan Allah SWT dibarengi
dengan upaya yang tangguh dalam menghadapinya.4
b) Tingkat - tingkat Kesabaran

Rasulullah SAW bersabda “Sabar itu ada tiga tingkatan; sabar terhadap
musibah, sabar dalam mentaati allah dan sabar maksiat”.
Sabar dalam menghadapi segala musibah yang menimpa diri adalah suatu
kewajiban setiap mukmin. Orang yang tidak dapat menahan diri dalammenghadapi
musibah adalah seseorang yang tidak memiliki kesabaran, dan ini menandakan
imannya masih lemah atau imannya baru di lisan saja belum melekatke sanubari.
Sabar dalam mentaati Allah SWT yaitu dengan yakin dan taat kepada Allah SWT
dalam situasi dan kondisi apapun baik disaat senang maupun sedih. Terakhir yaitu
kesabaran diri dalam menjaga kehormatannya (iffah), kesabaran dalam
menjalankan yang haq (saja’ah) dan kesabaran dalam menjalankan kebijaksanaan
(hikmah).

c) Qana’ah

Qana'ah artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta
menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan.
Nabi Muhammad SAW bersabda “ Abdulah bin umar r.a berkata: rasulullah
bersabda sesungguhnya beruntung orang masuk islam dan rezekinya cukup dan
merasa cukup dengan apa-apa yang telah allah berikan kepadanya” (H.R
Muslim)

Qana’ah dalam kehidupan seharusnya merupakan sifat dasar setiap muslim, karena
sifat tersebut dapat kembali menjadi pengendali agar tidak surut dalam
keputusasaan dan tidak terlalu maju dalam keserakahan. Dari abu hurairah r.a. nabi
saw bersabda “kekayaan itu bukanlah dari banyaknya harta benda, tetapi
kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati “ ( H.R. Bukhari dan Muslim).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Mauizhah merupakan metode yang berupa pembinaan, yang biasanya
digunakan untuk membina akhlak agar lebih baik kedepannya, yang bertujuan untuk
mengarahkan, membina, dan meningkatkan perasaan kepada Allah SWT. Namun di dalam
metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan, jika metode ini dapat mencapai
keberhasilan maka dibutuhkan kerja sama dan keakraban, tetapi jika tidak terlalu
memperhatikan materi yang akan disampaikan dapat menyebabkan metode ini menjadi
membosankan.

Dalam penerapan metode mauizhah pembinaan akhlak harus menerapkan bahasa yang
sesuai dengan usia sehingga dapat merespon dengan baik, dan dalam penyampaiannya
harus dengan gaya bahasa yang mengesankan agar menyentuh hati nurani. Nabi
Muhammad SAW memiliki keteladanan yang menjadikan beliau satu - satunya untuk
ditiru sebagai teladan yang baik. Nasihat - nasihat Nabi Muhammad SAW yang
disampaikan merupakan sebuah kunci kesuksesan agar manusia tidak jatuh dalam
kesalahan, dan baik dalam bersikap. Adapun contoh sikap - sikap yang patut ditiru dari
Nabi Muhammad SAW terdapat pada sifat - sifat wajib bagiNya dan sifat - sifat utamaNya.

B. Kritik dan Saran


Didalam metode mauizhah ini dapat disimpulkan bahwa metode ini sebaiknya dilakukan
secara pribadi agar pembinaan atau nasihat tidak menyinggung dan penerima nasihat tidak
merasa dipermalukan. Metode ini juga membutuhkan keahlian karena tidak semua orang
dapat menerimanya karena metode ini membutuhkan keahlian bahasa dalam
penyampaiannya agar masuk kedalam hati nurani.

Dari makalah kami ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, dan kami sadar bahwa
makalah kami ini jauh dari sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami
harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar bermanfaat kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hal. 53.

Azhari, F. Model Pembinaan keagamaan islam pada pekerja seks komersial. Salatiga 2012:
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, hal. 21.

https://hjr2009.wordpress.com/2013/02/02/aplikasi-metode-mauidzah-dalam- E2%0%8E-
pendidikan-aqidah/

Yunasril Ali, pilar - pilar tasawuf, Jakarta, Kalam Mulia, 1999, cet. 2, hal. 86

H. Muhammad Arifin dkk. Buku Ajar Akhlak dan Etika. Jakarta 2020. Unindra Press

Anda mungkin juga menyukai