Nama Kelompok :
Latar Belakang
Islam merupakan agama yang santun karena di dalam islam sangat menjunjung tinggi
etika, moral, dan akhlak. Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia
karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi'at, perangai, karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan
sesama makhluk.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membina akhlak yaitu salah satunya
menggunakan metode mauizhah, pada dasarnya metode mauizhah ini bertujuan untuk
memberikan nasihat kepada seseorang yang dapat melembutkan hati serta meninggalkan
kesan yang mendalam kepada seseorang agar selalu berbuat baik dan senantiasa berakhlak
mulia.
Dari pembinaan menggunakan metode tersebut akan terbentuk pribadi- pribadi muslim
yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan rasul-Nya hormat kepada ibu bapak dan
sayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
Rumusan Masalah
Dalam surat Luqman ayat 12 - 19 ini sangat relevan untuk diaplikasikan dalam rangka
menanamkan pengaruh positif melalui Mauizhah di dalamnya, karena dalam surat Luqman
ayat 12 sampai dengan ayat 19 tersebut seluruhnya berupa Mauizhah, Mauizah yang
disampaikan seorang ayah kepada anaknya yang di dalamnya mengandung konsep-konsep
pendidikan, baik itu pendidikan aqidah atau keimanan, pendidikan ibadah, dan pendidikan
akhlak.
Terdapat dalam surat Al - ‘Alaq ayat 1-5, yang memerintahkan pada ilmu pengetahuan
kepada manusia dengan memberikan nasehat yang berupa perintah untuk membaca.
Terdapat dalam surat Al - Ankabut ayat 64, yang memberikan nasehat kepada orang
yang berakal untuk memikirkan keadaan dunia yang terus berkembang dan menyusut
untuk memperkuat rasa patuh, takut, dan rasa taat kepada perintah Allah SWT
C. Tujuan Penerapan Metode Mauizhah
Apapun metode yang digunakan baik di sekolah maupun di dalam keluarga, makamasing-
masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Berikut iniadalah
kelebihan dari metode mauizhah:
1) Dalam waktu yang singkat dapat menyampaikan bahan/materi lebih banyak.
2) Tidak perlu mengadakan pengelompokan murid.
3) Dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, meskipun jumlah murid banyak.
4) Jika metode ini berhasil dengan baik, maka dapat menimbulkan semangat bagipeserta
didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
5) Fleksibel, dalam arti bahwa jika waktu sedikit bahan dapat dipersingkat, diambil point
- point tertentu saja, jika terdapat waktu longgar bisa disampaikan secaradetail.
6) Membangun keakraban antara murid dan guru.3
Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu suri tauladan bagi banyak muslim di
seluruh dunia. Kerasulan yang diberikan oleh Allah SWT menjadikan beliau satu-satunya
sosok yang paling ideal untuk diidolakan. Kemaksuman Nabi Muhammad SAW telah
membuat apapun yang dilakukannya tidak pernah keluar dari jalur syariat, dari bangun
tidur, menjalankan aktivitas kehidupan sampai tertidur kembali, manusia tidak akanpernah
lepas dari aturan-aturan yang telah ada, dan tentunya sumber dasar dari aturan- aturan
tersebut yaitu kalamullah dan sunnah Rasulullah.
Nasihat nabi dari nasihat nasihat yang disampaikan, sebuah kunci kesuksesan agar
manusia tidak jatuh dalam kesalahan, dan baik dalam bersikap. Dimana nabi
menggambarkan kisah manusia terdahulu seperti Nabi Adam as, Qabil dan Habil dan
makhluk Allah SWT lainnya. Seperti dikisahkan dalam hadist nabi.
“Jauhilah olehmu sifat sombong, sebab karena terdorong oleh rasa sombong inilah maka
iblis tidak mau sujud kepada adam. Dan jauhilah sifat rakus, sebab karena rakuslah
sehingga adam mau memakan buah pohon terlarang dan jauhilah sifat dengki, sebab
kedua anak adam itu diantaranya mereka membunuh saudaranya karena terdorong rasa
dengki. Semua sifat yang tersebut adalah biang dari segala perbuatan dosa” ( H.R. ibnu
`asakir dari ibnu mas`ud)
Sifat takabur dan sombong yang ada pada iblis menjadi indikator penolakan iblis atas
perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Iblis tidak mau bersujud kepada manusia karena
dia merasa lebih baik dari manusia. Demikian juga dengan sifat tamak/rakus yang ada
pada manusia akan menjadi salah satu sebab kerusakan, kehancuran pada manusia sendiri.
Oleh karenanya perlu diperhatikan kisah yang Allah firmankan dalam Al-Quran seperti
kisah nabi Adam yang terpedaya oleh tipu daya iblis, sehingga Adam melanggar perintah
Allah dengan memakan buah yang bukan haknya yakni pohon larangan/buah larangan.
Begitupun dengan sifat dengki/iri akan membawa kita kepada keburukan dan kehancuran,
betapa seorang yang memiliki sifat dengki terhadap kesuksesan, keberhasilan, prestasi,
serta harta kekayaan orang lain tidak akan mendapatkan kesenangan atau ketenangan
dalam hidupnya. Sebagaimana Allah jelaskandalam surah Al-Maidah ayat 27
َق اِّ َْذ قَ َّربَا قُ ْربَانًا فَتُقُ ِّب َل َِّ ي ٰا َد ََم ِّب ْال َح
َْ َعلَ ْي ِّه َْم نَبََا َ ا ْبن َُ َْوات
َ ل
ََ ك َۗ قَا
ل ََ ََّر قَا َلَ ََلَ ْقتُلَن
َِّ اَلخ ٰ ْ ََن ا َ َح ِّد ِّه َما َولَ َْم يُتَقَب ََّْل ِّمن َْ ِّم
ََّللاُ ِّمنََ ْال ُمت َّ ِّقيْن
َٰ ل َُ َّاِّنَّ َما يَتَقَب
“ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra adam ( Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah satu
seorang (Qabil). Iya berkata (Qabil);’ aku pasti membunuhmu!, berkata
Habil:“sesungguhnya Allah menerima (kurban) dari orang orang yang bertakwa”
Diera modern dimana arus informasi dari luar yang sangat besar,kebiasaan kebiasan
dan paham orang dari luar negeri yang dianggap bisa membuat senang kemudian
diadaptasi oleh masyarakat kita. Sifat dasar manusia inilah yang menjadi penyebab
hedonisme dan juga perilaku konsumerisme, dengan demikian perilaku hedonisme
tentunya akan berdampak pada masyarakat diantaranya: individualisme, konsumtif, egois,
cenderung pemalas, kurang bertanggung jawab, boros, dan korupsi.
Melalui metode Mauizhah ini orang tua atau guru dapat membina anak atau peserta
didik melalui nasihat-nasihat tentang sifat-sifat yang telah disampaikan oleh Rasulullah
SAW. Berikut ini adalah sifat-sifat wajib Rasulullah yang bisa anda contoh dalam
kehidupan sehari - hari.
1. Shidiq
Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam
menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, dan benar dalam perkataan-
perkataan yang berhubungan dengan persoalan duniawi, serta kita sebagai manusia
harus meyakini dan beri’tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau
perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para
rasul bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah SWT. Allah
SWT berfirman dalam (Q.S. Maryam ayat 41)
ص ِّد ْيقًا نَّ ِّبيًّا َِّ َوا ْذ ُك َْر ِّفى ْال ِّك ٰت
ِّ ََب اِّب ْٰر ِّهي ََْم ە اِّنَّهَ َكان
Artinya “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an),
sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.
2. Amanah
Sifat amanah menunjukkan bahwa rasul adalah sosok yang dapat dipercaya. Para rasul
senantiasa selalu menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diberikan oleh Allah SWT.
Agar tugas itu dapat dilaksanakan dengan baik, mereka selalu menjaga jiwa danraganya
dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya
akan senantiasa terjaga.
Di dalam Al-Quran, sifat amanah ini ada pada Nabi Muhammad SAW. Pada masa
mudanya, Nabi Muhammad diberi gelar oleh penduduk Mekkah dengan sebutan Al-
Amin, yang berarti amanah dan dapat dipercaya. Allah SWT juga berfirman dalam
( Q.S. Al-Anfal Ayat 27)
س ْو َلَ َوت َ ُخ ْونُ ْْٓوا ُ الر َّ ّللا َو ََ ٰيْٓاَيُّ َها الَّ ِّذيْنََ ٰا َمنُ ْوا
ََٰ َل ت َ ُخ ْونُوا
ََا َ ٰم ٰنتِّ ُك َْم َوا َ ْنت َُْم ت َ ْعلَ ُم ْون
Artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
3. Tabligh
Tabligh mempunyai arti menyampaikan. Tabligh dikaitkan dengan sifat para rasul
yang senantiasa menyampaikan semua wahyu kepada umat manusia, baik berupa
pengetahuan, pedoman, syariat atau risalah kenabian yang lain. Merekamenyampaikan
semua wahyu karena tugas dan tanggung jawab, tidak ada satu huruf pun yang
disembunyikan para rasul saat menyampaikan kebaikan. Jika Allah memerintahkan
para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia
untuk menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti
atau saksi akan kebenaran wahyu itu. Allah SWT berfirman dalam
4. Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah,
tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka juga mampu memahami
persoalan umatnya dan memberikan jalan keluar, dalam menyampaikan risalah Allah
SWT tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang
tersimpan didalamnya hukum - hukum Allah SWT dan risalah yang disampaikan bisa
diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki sifat
cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orangyang
membangkang dan menolak ajaran Islam.
Sifat sifat itu merupakan satu hujjah (memberikan alasan - alasan) bagi mereka agar
apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik, berikut hadis yang menjelaskan
tentang sifat fathonah (cerdas): "Kelebihan orang berilmu dari orang ahli ibadah(tanpa
ilmu) adalah seperti keutamaan atas orang yang paling rendah di antara kalian.
Sesungguhnya Allah, para malaikat, para penduduk langit dan bumi, bahkan semut
yang di lubangnya, dan para ikan, mendoakan pengajar kebaikan para manusia." (HR.
At Tirmidzi)
H. Sifat - sifat Utama Rasulullah
1. Ikhlas
Rasulullah terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Al-
Kafawi mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah SWT
semata yang disembah, namun sifat sabar seseorang dengan seseorang lainnya
tidaklahsama, ada yang kuat, lemah, dan ada juga yang pertengahan. Semua ini
bergantung
pada tempat dan tumbuh berkembangnya manusia tersebut. Sebutan bagi manusia
yang ikhlas hatinya yaitu Mukhlis, Al Harits Al Muhasabi berpendapat, ikhlas tidak
berlaku dalam perkara yang haram dan makruh, contohnya seperti seorang
memandang sesuatu yang tidak halal dipandang lalu ia mengaku bahwa ia
memandangnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT, dalam masalah ini ikhlas tidak
berlaku sama sekali, dan juga tidak ada istilah demi mendekatkan kepada AllahSWT.
Hadis yang membahas tentang ikhlas yaitu diriwayatkan oleh Amir al - Mukminin
Abu Hafsh Umar bin al-Khattab ra. beliau mengatakan aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda “sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap
orang itu sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan
RasulNya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa
yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (H.R.
Bukhari Muslim)
2. Sabar
a) Hakikat Sabar
Perkataan sabar berasal dari bahasa arab shabr, arti sabar dalam bahasa Indonesia
ialah tabah dalam menghadapi segala sesuatu. Perlu diperhatikan pula bahwa
tidaklah dinamakan sabar bagi orang yang tidak mau berusaha karena ada banyak
salah duga, dikatakan bahwa sabar itu iyalah rela menerima segala-galahnya.
Padahal hakikat sabar yang sesungguhnya adalah suatu sikap jiwa yang sanggup
menerima segala sesuatu yang telah menjadi ketentuan Allah SWT dibarengi
dengan upaya yang tangguh dalam menghadapinya.4
b) Tingkat - tingkat Kesabaran
Rasulullah SAW bersabda “Sabar itu ada tiga tingkatan; sabar terhadap
musibah, sabar dalam mentaati allah dan sabar maksiat”.
Sabar dalam menghadapi segala musibah yang menimpa diri adalah suatu
kewajiban setiap mukmin. Orang yang tidak dapat menahan diri dalammenghadapi
musibah adalah seseorang yang tidak memiliki kesabaran, dan ini menandakan
imannya masih lemah atau imannya baru di lisan saja belum melekatke sanubari.
Sabar dalam mentaati Allah SWT yaitu dengan yakin dan taat kepada Allah SWT
dalam situasi dan kondisi apapun baik disaat senang maupun sedih. Terakhir yaitu
kesabaran diri dalam menjaga kehormatannya (iffah), kesabaran dalam
menjalankan yang haq (saja’ah) dan kesabaran dalam menjalankan kebijaksanaan
(hikmah).
c) Qana’ah
Qana'ah artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta
menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan.
Nabi Muhammad SAW bersabda “ Abdulah bin umar r.a berkata: rasulullah
bersabda sesungguhnya beruntung orang masuk islam dan rezekinya cukup dan
merasa cukup dengan apa-apa yang telah allah berikan kepadanya” (H.R
Muslim)
Qana’ah dalam kehidupan seharusnya merupakan sifat dasar setiap muslim, karena
sifat tersebut dapat kembali menjadi pengendali agar tidak surut dalam
keputusasaan dan tidak terlalu maju dalam keserakahan. Dari abu hurairah r.a. nabi
saw bersabda “kekayaan itu bukanlah dari banyaknya harta benda, tetapi
kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati “ ( H.R. Bukhari dan Muslim).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Mauizhah merupakan metode yang berupa pembinaan, yang biasanya
digunakan untuk membina akhlak agar lebih baik kedepannya, yang bertujuan untuk
mengarahkan, membina, dan meningkatkan perasaan kepada Allah SWT. Namun di dalam
metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan, jika metode ini dapat mencapai
keberhasilan maka dibutuhkan kerja sama dan keakraban, tetapi jika tidak terlalu
memperhatikan materi yang akan disampaikan dapat menyebabkan metode ini menjadi
membosankan.
Dalam penerapan metode mauizhah pembinaan akhlak harus menerapkan bahasa yang
sesuai dengan usia sehingga dapat merespon dengan baik, dan dalam penyampaiannya
harus dengan gaya bahasa yang mengesankan agar menyentuh hati nurani. Nabi
Muhammad SAW memiliki keteladanan yang menjadikan beliau satu - satunya untuk
ditiru sebagai teladan yang baik. Nasihat - nasihat Nabi Muhammad SAW yang
disampaikan merupakan sebuah kunci kesuksesan agar manusia tidak jatuh dalam
kesalahan, dan baik dalam bersikap. Adapun contoh sikap - sikap yang patut ditiru dari
Nabi Muhammad SAW terdapat pada sifat - sifat wajib bagiNya dan sifat - sifat utamaNya.
Dari makalah kami ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, dan kami sadar bahwa
makalah kami ini jauh dari sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami
harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar bermanfaat kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hal. 53.
Azhari, F. Model Pembinaan keagamaan islam pada pekerja seks komersial. Salatiga 2012:
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, hal. 21.
https://hjr2009.wordpress.com/2013/02/02/aplikasi-metode-mauidzah-dalam- E2%0%8E-
pendidikan-aqidah/
Yunasril Ali, pilar - pilar tasawuf, Jakarta, Kalam Mulia, 1999, cet. 2, hal. 86
H. Muhammad Arifin dkk. Buku Ajar Akhlak dan Etika. Jakarta 2020. Unindra Press