Disusun oleh :
Fitri Juni D.
Mirsa Yustina A.
Dosen Pengampu
Ahmad Chairul Rofiq, M. Fil.I.
Jur/prodi/kelas: Tarbiyah/PAI/Tb.C
(STAIN) PONOROGO
2010
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Pada tahun 1906 Haji Abdul Karim Amarullah pulang dari Makkah dan
atas permintaan Abdullah Ahmad, beliau diminta untuk membantu mengajar di
Surau Jembatan Besi. Pada awalnya, beliau belum menetap di surau Jembatan
Besi sebab beliau juga mengajar di Surau daerah asalnya. Setelah kepergian
Abdullah Ahmad ke Padang, SumateraThawalib diasuh oleh Daud Rasyidi.
Tidak berselang lama kemudian, Daud Rasyidi pergi ke Makkah sehingga
kepengasuhan SumateraThawalib diserahkan kepada adiknya, Abdul Lathif
Rasyidi sampai akhir hayatnya. Sewaktu Abdul Latif Rasyidi meninggal,
1
Awal mula Surau sudah dimulai hidup semenjak syekh Burhanuddin mendirikan
Suraunya di Ulakan, Pariaman 1680.
seluruh umat Islam padang panjang meminta Haji Abdul Karim Amarullah
untuk menetap di Padang Panjang dan memimpin Surau Jembatan Besi. Atas
restu Abdullah Ahmad, harapan masyarakat ini dikabulkan. Mulai tahun 1912,
Haji Abdul Karim Amarullah menetap di Padang Panjang, sekaligus menjadi
pengasuh tunggal di Surau Jembatan Besi.2 Beberapa saat setelah
kepengasuhan Haji Abdul Karim Amarullah, surau tersebut semakin ramai dan
dalam beberapa tahun saja Surau Jembatan Besi menjadi pusat pengajian besar.
Pada tahun 1915 sebuah rapat umum diadakan di Padang Panjang atas
inisiatif Bagindo Jamaluddin Rasjad, yang baru kembali dari Eropa. Dalam
rapat tersebut dia menceritakan manfaat yang diperoleh dengan beroganisasi.3
Pidato Bagindo Jamaluddin Rasjad, disambut baik oleh pelajar Surau Jembatan
Besi. Haji habib mengambil inisiatif untuk mendirikan sebuah organisasi, yang
berbentuk koperasi pelajar dan dinamakan dengan Perkumpulan Sabun
(Persaiyoan). Pada tahun 1917 koperasi tersebut lebih berkembang kerena
adanya usaha-usaha memenuhi kebutuhan pelajar yang dilakukan oleh Hasyim.
6
Ibid.
Fasal 1
Nama, tempat dan lamanja terdiri
Perkoempoelan ini bernama “Soematra Thawalib” dengan ringkas “S.Th.”
terdiri di Soematra, kedudukan hoofd-bestuur boeat pertama kali di
Bukittingi; jang didirikan oentoek 29 tahoen, moelai dari statoten ini
diakui sah oleh G.G. Hindia Belanda.
Fasal 2
Maksoed perkoemkoelan ini ialah: mengoesahakan dan memadjoekan
matjam-matjam pengetahoean dan pekerdjaan jang membawa kebaikan
dan kemadjoean doenia dan akhirat menoeroet kehendak agama Islam.
Fasal 3 Ichtiar
Akan menjampaikan maksoed-maksoed itoe, perkoempoelan ini beroesaha
sekoeat-koeatnja:
a. Mendirikan dan mengatoer ataoe memberi bantoean sekolah jang
memberi pendidikan agama Islam: serta mengoesahakan soepaja fak
peladjaran ditjoekoepkan djoega dangan peladjaran-peladjaran jang
berguna oentoek keselamatan hidup.
b. Menerbitkan dan membantoe terbitnja boekoe-boekoe jang bergoena
oentoek peladjaran sekolah-sekolah itoe.
c. Membangoenkan dan menebarkan benih pengetahoean Agama Islam
oentoek menghidoepkan roh dan semangat Islam dengan roepa-roepa
oesaha.7
7
Anggaran dasar ini dimuat lengkap oleh majalah perdamaijan, 10 Januari 1929, tahun
ke-1, hal.13. lihat Daya, Gerakan Pembaharuan, 95.
B. Sistem Pendidikan
8
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Thawalib
antara lain Mursyidah school Payakumbuh, Thawalib School Kubang Putih,
Thawalib Tanjung Limau dan Thawalib Padusunan Pariaman.
7. Melakukan pemungutan uang muka untuk masuk sekolah dan secara rutin
memungut biaya pendidikan (SPP) perbulan.
9
Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam: Potert Timur
Tengah Era Awal dan Indonesia (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), 104-105.
Selain itu juga diupayakan modernisasi pendidikan agama, antara lain
menerapkan metode dan system pendidikan sekolah umum, penambahan mata
pelajaran dangan vak-vak umum, pemakaian buku hasil karangan gurunya
sendiri atau buku karangan ulama Islam modern yang didatangkan dari luar
negeri, terutama dari Mesir.
11
Ibid, 251.
Sejak tahun 1929, SumateraThawalib memperluas keanggotaanya yang
mencakup semua alumni dan guru-guru yang tidak memiliki hubungan
langsung dengan SumateraThawalib. Setahun kemudian, SumateraThawalib
berubah nama menjadi Persatuan Muslimin Indonesia (PMI atau Permi). Pada
2 tahun pertama tidak mengubah sifat dasarnya. Namun, pada tahun 1932 ia
menjadi politik dan pada saat itu namanya disingkat menjadi Permi. Beberapa
sekolah yang mempunyai nama Sumtara Thawalib diluar Padang Panjang dan
12
Parabek berada dibawah pimpinan Permi. Sekolah-sekolah
SumateraThawalib dalam Permi pada umumnya adalah Sekolah Islam Politik.
Persatuan politik dan agama sangat dihayati oleh murid-murid dalam
kehidupan sehari-hari.
13
Daya, Gerakan Pembaharuan, 344.
11. Darun Nahdlah Thawalib Tsanawiyah
Bangkinang Riau
Aliyah
BAB III
KESIMPULAN
Tahun Keterangan
DAFTAR PUSTAKA
Daya, Burhanuddin. Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam Kasus
SumateraThawalib. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogja, 1995.
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: Pustaka
LP3ES, 1996.
Nizar, Samsul. Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam: Potert
Timur Tengah Era Awal dan Indonesia. Jakarta: Quantum Teaching, 2005.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Thawalib, diakses pada tanggal 21 Mei
2010.
http://www.scribd.com/doc/17091099/Sumatra-Thawalib-Dr-Afifi, diakses pada
tanggal 21 Mei 2010.