Anda di halaman 1dari 15

SUMATERA THAWALIB

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia

Disusun oleh :
Fitri Juni D.
Mirsa Yustina A.

Dosen Pengampu
Ahmad Chairul Rofiq, M. Fil.I.

Jur/prodi/kelas: Tarbiyah/PAI/Tb.C

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PONOROGO

2010
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Surau menjadi tempat atau sarana setiap kaum memberikan pendidikan


ilmu pengetahuan agama Islam. Pendidikan surau sudah mulai ada pada tahun
1680. Bahkan ketika terjadi kolonialisme Belanda fungsi surau masih tetap
semula, yaitu sebagai tempat mengaji agama Islam. Pada awal abad 20 banyak
pemuda muslim yang berasal dari Sumtra belajar agama ke Makkah. Setelah
kepulangan ke kampng halaman, mereka diberi amanat untuk mengajar agama
di surau.

Surau-surau tersebut masih dengan menggunakan system tradisional.


Setelah, kedatangan pada pemuda muslim (yang telah sesesai belajar agama di
Makkah), system tradisional mulai diganti dengan sistem Modern. Adanya
perubahan ini, memberikan isyarat bahwa Islam di SumateraBarat menerima
modernisasi. Perkembangan selanjutnya adalah berdirinya koperasi yang
mendaji cikal bakal dari SumateraThawalib. Untuk perkembangan
SumateraThawalib selanjutnya akan diaparkan dipembahasan.

B. Rumusan Masalah

Dari orientasi latar belakang masalah di atas akan di kemukakan


beberapa rumusan masalah, antara lain:

1. Bagaimanasejarah berdirinya SumateraThawalib?

2. Bagaimana pembaharuan Sistem pendidikan yang dilakukan?

3. Bagaimana pergerakan SumateraThawalib dalam bidang politik dan sosial?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya SumateraThawalib

Awal mula berdirinya SumateraThawalib tidak lepas dari surau yang


dikenal sebagai tempat mengaji.1 Di SumateraBarat banyak dijumpai surau-
surau yang diasuh oleh salah satu tokoh masyarakat. Misalnya, surau jembatan
besi yang diasuh oleh Haji Abdul Karim Amarullah atau yang dikenal dengan
Haji Rasul, Surau Parabek asuhan Ibrahim Musa, Surau Padang Japang asuhan
Abbas Abdullah, Surau Sungayang asuhan M. Thaib Umar, Surau Maninjau
asuhan Daud Rasyidi dll. Dari beberapa Surau tersebut, yang menjadi awal
sejarah berdirinya SumateraThawalib adalah Surau Jembatan Besi, yang
terletak di Padang Panjang.

Pada tahun 1906 Haji Abdul Karim Amarullah pulang dari Makkah dan
atas permintaan Abdullah Ahmad, beliau diminta untuk membantu mengajar di
Surau Jembatan Besi. Pada awalnya, beliau belum menetap di surau Jembatan
Besi sebab beliau juga mengajar di Surau daerah asalnya. Setelah kepergian
Abdullah Ahmad ke Padang, SumateraThawalib diasuh oleh Daud Rasyidi.
Tidak berselang lama kemudian, Daud Rasyidi pergi ke Makkah sehingga
kepengasuhan SumateraThawalib diserahkan kepada adiknya, Abdul Lathif
Rasyidi sampai akhir hayatnya. Sewaktu Abdul Latif Rasyidi meninggal,

1
Awal mula Surau sudah dimulai hidup semenjak syekh Burhanuddin mendirikan
Suraunya di Ulakan, Pariaman 1680.
seluruh umat Islam padang panjang meminta Haji Abdul Karim Amarullah
untuk menetap di Padang Panjang dan memimpin Surau Jembatan Besi. Atas
restu Abdullah Ahmad, harapan masyarakat ini dikabulkan. Mulai tahun 1912,
Haji Abdul Karim Amarullah menetap di Padang Panjang, sekaligus menjadi
pengasuh tunggal di Surau Jembatan Besi.2 Beberapa saat setelah
kepengasuhan Haji Abdul Karim Amarullah, surau tersebut semakin ramai dan
dalam beberapa tahun saja Surau Jembatan Besi menjadi pusat pengajian besar.

Pada tahun 1915 sebuah rapat umum diadakan di Padang Panjang atas
inisiatif Bagindo Jamaluddin Rasjad, yang baru kembali dari Eropa. Dalam
rapat tersebut dia menceritakan manfaat yang diperoleh dengan beroganisasi.3
Pidato Bagindo Jamaluddin Rasjad, disambut baik oleh pelajar Surau Jembatan
Besi. Haji habib mengambil inisiatif untuk mendirikan sebuah organisasi, yang
berbentuk koperasi pelajar dan dinamakan dengan Perkumpulan Sabun
(Persaiyoan). Pada tahun 1917 koperasi tersebut lebih berkembang kerena
adanya usaha-usaha memenuhi kebutuhan pelajar yang dilakukan oleh Hasyim.

Mulai tahun 1918, bagian dari keuntungan Perkumpulan tersebut


disisihkan untuk membayar guru-guru. Pada tahun itu pula, perkumpulan sabun
(persaiyoan) di ubah menjadi SumateraThuwailib. Dengan perubahan tersebut,
kegiatan di Surau Jembatan Besi Padang Panjang diperluas pada bidang-bidang
pelajaran agama, yaitu mempelajari Islam dan meluaskan ajarannya.4 Bentuk
perluasannya yaitu pengajian yang dilakukan di Surau Jembatan Besi
disesuaikan namanya menjadi SumateraThuwailib dan ditempatkan di bawah
pengawasan satu pengurus sekolah yang anggota-anggotanya terdiri dari
tamatan Surau Jembatan Besi, guru-guru muda dan pedagang-pedagang di
sekitar Padang Panjang.5
2
Burhanuddin Daya, Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam Kasus SumateraThawalib
(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogja, 1995), 86.
3
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta: Pustaka LP3ES,
1996), 54.
4
Ibid., 55.
5
Daya, Gerakan Pembaharuan, 89.
Sementara itu, Surau Parabek yang didirikan pada tahun 1908 oleh
Syekh lbrahim Musa bergerak ke arah pembaharuan dalam bidang
pendidikannya yang di ikuti pula oleh beberapa surau lainnya. Pada tanggal 14
Agustus 1919 pelajar Surau Parabek mengorganisir mereka dalam sebuah
organisasi yang dinamakan dengan Mudzakarah Ikhwan. Nama organisasi
tersebut bermula dari kegiatan yang rutin dilakukan seminggu sekali oleh
pelajar surau Parabek. Organisasi ini juga telah menerbitkan majalah Al Bayan
(1919), namun berhenti setelah beberapa kali terbit.

Tujuan utama organisasi ini pada awalnya adalah mengadakan diskusi-


diskusi ilmiyah mengenai persoalan dikaitkan dengan Islam, untuk latihan
berdialog dan berdebat, melatih kecepatan berfikir, menambah ilmu
pengetahuan dan melahirkan pemikir-pemikir baru.6 Lambat laun organisasi
Mudzakarah Ikhwan ini berubah menjadi SumateraThuwailib, mengikuti Surau
Jembatan Besi yang telah berubah nama. Perubahan ini seiring dengan
terjalinnya hubungan yang erat antara keduanya, seperti tukar menukar pelajar.

Didahului dengan pertukaran pikiran antara SumateraThuwalib Padang


Panjang dengan SumateraThuwalib Parabek, baik antara pengurus dan
pengasuhnya (antara Haji Abdullah Karim Amarullah dan Syekh Ibrahim
Musa), terdapat kesepakatan untuk membentuk satu organisasi bersama.

Pada tanggal 15 Februari 1920 (atau 1919 menurut Taufik Abdullah),


bertempat di Surau Haji Muhammad Jamil Jambek, Bukittinggi, diadakan
pertemuan resmi yang kemudian dilanjutkan dengan surat menyurat.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk membentuk organisasi
umum dengan melebur serta menggabungkan SumateraThuwailib Surau
Jembatan Besi dengan SumateraThuwailib Surau Parabek menjadi satu dengan
nama baru yaitu SumateraThawalib yang diketuai oleh Haji Jalaluddin Thaib.

Sebagai organisasi SumateraThawalib mempunyai tujuan dan program


yang tercantum secara tegas dalam pasal 1,2,3. Anggaran dasarnya berbunyi

6
Ibid.
Fasal 1
Nama, tempat dan lamanja terdiri
Perkoempoelan ini bernama “Soematra Thawalib” dengan ringkas “S.Th.”
terdiri di Soematra, kedudukan hoofd-bestuur boeat pertama kali di
Bukittingi; jang didirikan oentoek 29 tahoen, moelai dari statoten ini
diakui sah oleh G.G. Hindia Belanda.
Fasal 2
Maksoed perkoemkoelan ini ialah: mengoesahakan dan memadjoekan
matjam-matjam pengetahoean dan pekerdjaan jang membawa kebaikan
dan kemadjoean doenia dan akhirat menoeroet kehendak agama Islam.
Fasal 3 Ichtiar
Akan menjampaikan maksoed-maksoed itoe, perkoempoelan ini beroesaha
sekoeat-koeatnja:
a. Mendirikan dan mengatoer ataoe memberi bantoean sekolah jang
memberi pendidikan agama Islam: serta mengoesahakan soepaja fak
peladjaran ditjoekoepkan djoega dangan peladjaran-peladjaran jang
berguna oentoek keselamatan hidup.
b. Menerbitkan dan membantoe terbitnja boekoe-boekoe jang bergoena
oentoek peladjaran sekolah-sekolah itoe.
c. Membangoenkan dan menebarkan benih pengetahoean Agama Islam
oentoek menghidoepkan roh dan semangat Islam dengan roepa-roepa
oesaha.7

Kelahiran organisasi SumateraThawalib yang pertama ini segera diikuti


oleh lahirnya SumateraThawalib di beberapa wilayah seperti di Sumatera
Barat, sampai di luar yakni Aceh dan Bengkulu. Selanjutnya
SumateraThawalib bergerak dalam bidang pendidikan (sesuai dengan fasal 3
diatas) dengan mendirikan sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan yang
juga dinamakan SumateraThawalib, atau mengubah pengajian surau menjadi
sekolah dengan nama SumateraThawalib, dan seterusnya.

7
Anggaran dasar ini dimuat lengkap oleh majalah perdamaijan, 10 Januari 1929, tahun
ke-1, hal.13. lihat Daya, Gerakan Pembaharuan, 95.
B. Sistem Pendidikan

Para pengajar Sumatera Thawalib seperti Haji Rasul, Zainuddin Labai


Al-Yunusi, Haji Hasyim, Haji Habib, Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim, dan
lain-lain, bukanlah orang yang fanatik, mereka adalah orang yang terbuka dan
suka menerima pembaharuan, serta luas pandangannya. Menurut mereka untuk
memperbaiki kehidupan dengan cepat dan tepat adalah melalui pembaharuan
pendidikan.8

Sebelum adanya pembaharuan, surau Jembatan Besi yang menjadi cikal


bakal SumateraThawalib masih mengacu pada pendidikan Mesir dengan
menggunakan system halaqah. Pada tahun 1916 sistem berkelas diperkenalkan
di surau ini, tetapi pelajarnya masih duduk di lantai. Pada mulanya, hanya
memiliki tiga kelas saja dan secara berangsur-angsur bertambah menjadi 7
kelas dangan mata pelajaran yang sama. Pada tahun 1919, salah satu guru di
Surau Jembatan Besi meperkenalkan metode mengajar modern, misalnya
pemakaian bangku dan meja, merevisi kurikulum yang lebih sistematis dan
mewajibkan para pelajar untuk membayar uang sekolah. Sistem yang
diperkenalkan oleh Haji Jalaluddin Thaib, dijadikan acuan bagi lembaga-
lembaga lain di Minangkabau. System klasikal dan orientasi materi pelajaran
ini baru terlaksana dengan sempurna pada tahun 1921.

Gambaran tentang pembaharuan system pendidikan surau Jembatan


besi sekaligus menggambarkan surau-surau yang lain. Arah pembaharuan
pendidikan yang paling terlihat adalah merubah system pendidikan halaqoh
menjadi system klasikal. Setelah terjadi peleburan Surau Jembatan Besi dan
Surau Parabek menjadi SumateraThawalib, beberapa Surau juga melakukan
upaya yang sama, diantaranya adalah Suaru Padang Japang, Surau Sungayang,
surau Tepi Air dan Surau Maninjau. Pada perkembangan selanjutnya
pendidikan SumateraThawalib tidak berdiri dari sebuah surau melainkan
langsung berdiri sebagai sekolah berkelas. Sekolah-sekolah yang didirikan

8
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Thawalib
antara lain Mursyidah school Payakumbuh, Thawalib School Kubang Putih,
Thawalib Tanjung Limau dan Thawalib Padusunan Pariaman.

Pada tanggal 22 Januari 1922 didakan pertemuan yang bertujuan untuk


menyatukan seluruh pelajar dalam satu orgaisasi. Atas undangan pelajar
SumateraThawalib Padang Panjang, diadakan pertemuan wakil seluruh sekolah
SumateraThawalib. Pertemuan ini memutuskan untuk membentuk satu Dewan
Pusat dan membuka cabang-cabangnya di daerah. Persatuan pelajar ini
dinamakan dengan “Persatuan Pelajar SumateraThawalib”, yang berpusat di
Padang Panjang. Dengan kehadiran organisasi ini, maka mulai 1923, terlihat
adanya perkembangan baru bidang pendidikan Islam, antara lain:

1. Merubah system halaqah menjadi sitem klasikal.

2. Memperpendek masa belajar yang dilaksanakan pada sistem pendidikan


surau, yakni hanya dengan 7 tahun belajar.

3. Mengatur penyajian pelajaran sesuai dengan perkembangan berfikir peserta


didik.

4. Mengatur buku yang dipakai pada kelas-kelas tertentu, sesuai dengan


tujuan pembelajarannya.

5. Mengatur guru sesuai dengan keahlian masing-masing.

6. Mengatur jadwal pelajaran dalam satu daftar pelajaran yang tetap.

7. Melakukan pemungutan uang muka untuk masuk sekolah dan secara rutin
memungut biaya pendidikan (SPP) perbulan.

8. Mengatur honorium guru dan petugas sekolah lainnya.

9. Mengadakan tenaga administrasi yang akan mengelola administrasi


sekolah.9

9
Samsul Nizar, Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam: Potert Timur
Tengah Era Awal dan Indonesia (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), 104-105.
Selain itu juga diupayakan modernisasi pendidikan agama, antara lain
menerapkan metode dan system pendidikan sekolah umum, penambahan mata
pelajaran dangan vak-vak umum, pemakaian buku hasil karangan gurunya
sendiri atau buku karangan ulama Islam modern yang didatangkan dari luar
negeri, terutama dari Mesir.

Murid-murid kelas 5 ke bawah, disamping mempelajari kitab lama


mereka juga mempelajri kitab-kitab karangan guru mereka sendiri. Bagi murid
kelas 6 dan 7 sudah mempelajari kitab-kitab teologi dan filsafat karangan Al
Ghazali, Ibn Rusd, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim dll. Dalam pelajaran Tafsir
mereka sudah memakai kitab karangan tokoh pembaharu Islam (M. Abduh dan
Rasyid Ridha). Kemudian, bagi yang telah lulus kelas 7, sudah boleh dilempar
kemana saja, karena sudah menguasai ilmu agama untuk difatwakan dan
diajarkan.

Kerena kwalitas lulusan yang sangat tinggi intelektualnya, maka tak


heran jika SumateraThawalib mempunyai banyak cabang yang telah didirikan
oleh lulusannya sendiri, terutama lususan dari SumateraThawalib Padang
Panjang dan SumateraThawalib Parabek. Dalam konferensi yang diadakan
bulan November 1928 di Padang Panjang, terdapat 35 cabang
SumateraThawalib, sedang yang mengikutinya hanya 30 saja. Menurut Taufik
Abdullah jumlah cabang SumateraThawalib yang mengikuti konferensi
tersebut adalah 39 cabang.

C. Aktivitas SumateraThawalib dalam Bidang Politik, dan Sosial

Pergerakan SumateraThawalib dalam bidang social yang lain adalah


SumateraThawalib menentang ordinasi guru yang dilakukan oleh Belanda. Di
SumateraBarat pada tahun 1928, Haji Abdul Karim Amarullah tampil sebagai
10
penentangnya. Disamping itu, SumateraThawalib juga mendukung kegiatan
yang di kembangkan oleh Muhamadiyah.
10
Daya, Gerakan Pembaharuan, 262.
Ketika komunisme berkembang, SumateraThawalib tidak luput dari
pengaruh ini. Pada tahun 1920, paham ini mulai berkembang dibawah
pengaruh Datuk Batuah dan Zainudin yang menjadi guru di SumateraThawalib
Jembatan Besi. Datuk Batuah merupakan salah satu murid Haji Abdul Karim
Amarullah, sehingga dia mudah masuk dalam SumateraThawalib. Mereka
memprogandakan paham komunis melalui tabligh dan penerbitan surat kabar.
Surat kabar mereka yang pertama adalah Jago-jago, kemudian disusul dengan
penerbitan surat kabar Pemandangan Islam. Paham yang dibawa Datuk Batuah
dan Zainudin mengakibatkan eksistensi SumateraThawalib mengalami
kemunduran. Kondisi ini sangat mengecawakan Haji Abdul Karim Amarullah,
kerena sebagian Pelajar SumateraThawalib mendukung paham komunis.
Sehingga ia meninggalkan SumateraThawalib Jembatan Besi padang Panjang.
Kemudian pada tahun 1926 digantikan oleh Tuangku Mudo Abdul Hamid
Hakim, yang sebelumnya sebagai guru di SumateraThawalib Padang Panjang.

Hal serupa juga dialami SumateraThawalib Parabek. Syekh Ibrahim


Musa menindak tegas dua orang pembantunya dengan mengeluarkan mereka
dari lembaga yang dipimpinnya, karena terlibat paham komunis. Syekh
Djambek juga melakukan hal yang sama dengan Syekh Ibrahim Musa,
sehingga keduanya bisa menguasai lembaga yang dipimpinnya.

Pada tanggal 11 November 1923, batuk Batuah dan Zainuddin


ditangkap dan langsung dipenjara.11 Dengan adanya penangkapa kalangan
komunis oleh colonial Belanda, keadaan di SumateraThawalib mulai tenang.
Namun, ada beberapa komunis yang tidak begitu diperhitungkan pengaruhnya
masih dibiarkan bebas. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
pemberontakan Silungkang pada tahun 1927. Setelah pemberontakan ini,
Belanda semakin gencar melakukan penangkapan komunis. Sehingga keadaan
SumateraThawalib kembali menjadi tenang terutama di Thawalib Padang
Panjang.

11
Ibid, 251.
Sejak tahun 1929, SumateraThawalib memperluas keanggotaanya yang
mencakup semua alumni dan guru-guru yang tidak memiliki hubungan
langsung dengan SumateraThawalib. Setahun kemudian, SumateraThawalib
berubah nama menjadi Persatuan Muslimin Indonesia (PMI atau Permi). Pada
2 tahun pertama tidak mengubah sifat dasarnya. Namun, pada tahun 1932 ia
menjadi politik dan pada saat itu namanya disingkat menjadi Permi. Beberapa
sekolah yang mempunyai nama Sumtara Thawalib diluar Padang Panjang dan
12
Parabek berada dibawah pimpinan Permi. Sekolah-sekolah
SumateraThawalib dalam Permi pada umumnya adalah Sekolah Islam Politik.
Persatuan politik dan agama sangat dihayati oleh murid-murid dalam
kehidupan sehari-hari.

Asaz yang ditetapkan oleb Permi adalah Islam dan Nasionalisme.


Perubahan ini sebagai perwujudan keinginan sebagian besar intelektual
SumateraThawalib untuk mendirikan organusasi Islam nasionalis. Perlu
diketahui bahwa tidak semua tokoh SumateraThawatib setuju dengan
perubahan tersebut, misalnya Syekh Ibrahim Musa, Abdullah Ahmad dan
Abbas Abdullah Padang Panjang.

Sekitar tahun 1933 Permi menderita tekanan-tekanan dari pemerintah.


Para pemimpinnya dibuang dan banyak guru-guru yang berpartisipasi dalam
kegiatan Permi dilarang mengajar. Keadaan yang seperti ini, melemahkan
lembaga-lembaga pendidikan di daerah tersebut. Sejak itu, lembaga-lembaga
pendidikan yang tergabung dengan SumateraThawalib tidak lagi bersatu dan
gerakan selanjutnya mereka lakukan sendiri-sendiri, artinya tidak lagi
terorganisir dengan baik. Mulai tahun 1934 dan seterusnya, SumateraThawalib
Mundur baik dalam mutu, maupun dalam prestasinya. Pada tanggal 18 Oktober
1937 organisasi ini resmi bubar.

Keadaaan SumateraThawalib setelah pembubaran Permi banyak


mengalami kemunduran. Penyebabnya antara lain, tidak semua tokoh dan
pemimpinnya memusatkan perhatian terhadap pembinaannya lagi, menurunnya
12
Deliar, Gerakan Modern, 59-60.
jumlah pelajar. Di SumateraThawalib Padang Panjang, jumlah murid menurun
secara drastis. Jumlah pelajar SumateraThawalib Padang Panjang pada tahun
1942 adalah 21 orang. Menurut data tahun 1980 masih terdapat 11 buah
sekolah SumateraThawalib. 10 diantaranya berada di SumateraBarat dan yang
1 buah berada di Riau. Masing-masing sekolah ini berdiri sendiri, tidak ada
hubungan satu dengan yang lainnya, seperti terlihat pada table di bawah ini.13

No Nama Thawalib Jenis Pendidikan

1. Perguruan Thawalib Padang Tsanawiyah


Aliyah

2. Perguruan Thawalib Padang Thawalib A


Panjang
Thawalib B
Kulliyatul ‘Ulum Islamiyah

3. Perguruan Thawalib Tsanawiyah


Padusunan Pariaman
Aliyah

4. Thawalib Lolo Pantai Tsanawiyah


Cermin

5. Thawalib Cimpago Tsanawiyah

6. Madrasah Thawalib Tsanawiyah


Tanjung Limau
Aliyah

7. Madrasah Thawalib Gunung Tsanawiyah


Pajang Panjang
Aliyah

8. Thawalib Islamiyah Air Tsanawiyah


Rawang, Kerinci

9. SumateraThawalib Parabek Tsanawiyah


Bukittinggi
Aliyah

10. Pondok Pesantren Thawalib Ibtidaiyah


Bulaan Kamba Kubang
Putih, Bukittinggi Tsanawiyah

13
Daya, Gerakan Pembaharuan, 344.
11. Darun Nahdlah Thawalib Tsanawiyah
Bangkinang Riau
Aliyah

BAB III

KESIMPULAN
Tahun Keterangan

Diadakannya rapat yang dimotori oleh Jamaludin Rasjad. Dalam


1915
rapat tersebut ia menymapaikan organisasi.

Didirikannya koperasi di Surau Jembatan Besi dengan nama


1917
perkumpulan sabun/ persaiyoan,

1. Keuntungan koperasi, disisihkan untuk menggaji guru.


1918
2. Persaiyoan dirubah menjadi SumateraThuwailib.

15 Agustus Para pelajar surau Parabek mengorganisir dengan membentuk


1919 organisasi Mukzakarah Ikhwan.

1. Terjadinya peleburan antara Surau Jembatan Besi Padang


panjang dan Surau Parabek menjadi SumateraThawalib.
15 Februari
1920 2. SumateraThawalib Padang panjang mulai kemasukan paham
komunis yang dibawa oleh datuk batuah. Yang menyebabakan
kegoncangan dalam SumateraThawalib

22 Januari Didirikannya orgasisasi seluruh pelajar Thawalib dengan nama


1922 “Persatuan Pelajar SumateraThawalib”

SumateraThawalib memperluas keanggotaanya yang mencakup


1929 semua alumni dan guru-guru yang tidak memiliki hubungan
langsung dengan SumateraThawalib.

Sumaterathawalib berubah menjadi Persatuan Muslim Indonesia


1930
(PMI)

Secara tegas singkatan PMI diubah menjadi Permi yang berhaluan


1932
politik.

18 Oktober Organisasi Permi resmi bubar.


1937

Setelah bubarnya Permi, SumateraThawalib mengalami


1937
kemunduran. Lembaga pendidikannya masih bertahan, tetapi tidak
seterusnya
dalam satu organisasi, mereka bergerak sendiri-sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Daya, Burhanuddin. Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam Kasus
SumateraThawalib. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogja, 1995.
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: Pustaka
LP3ES, 1996.
Nizar, Samsul. Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam: Potert
Timur Tengah Era Awal dan Indonesia. Jakarta: Quantum Teaching, 2005.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Thawalib, diakses pada tanggal 21 Mei
2010.
http://www.scribd.com/doc/17091099/Sumatra-Thawalib-Dr-Afifi, diakses pada
tanggal 21 Mei 2010.

Anda mungkin juga menyukai