Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERSATUAN ISLAM (PERSIS)


Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah SPUII
Dosen Pengampu : Asep Nursobah, S.Ag.,M.M.

Disusun oleh :
1. Ulfah Zulfa Sopariah :2122681026
2. Yuliati Sri Agung :2122681018
3. Reti Ursila :2122681023
4. Ilham Maulana :2122681016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PUTRA GALUH CIAMIS
TAHUN 2022/2023
BAB I
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA PERSIS


Persatuan Islam (Persis) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Lahirnya
Persis diawali dengan terbentuknya suatu kelompok tadarusan (penalaahan agama
Islam di kota Bandung yang dipimpin oleh H. Zamzam dan H. Muhammad Yunus,
dan kesadaran akan kehidupan berjamaah, berimamah, berimarah dalam
menyebarkan syiar Islam, menumbuhkan semangat kelompok tadarus ini untuk
mendirikan sebuah organisasi baru dengan ciri dan karateristik yang khas, yang
berbeda dengan organisasi-organisasi lain yang berdiri pada awal abad ke-20. Ciri
Persatuan Islam menurut Federspiel yang dikutip oleh Hanun Asrohah yaitu
kegiatannya dititikberatkan pada pembentukan faham keislaman. Gagasan pendirian
organisasi ini berasal dari pertemuan yang bersifat kenduri yang diadakan secara
berkala di rumah salah satu anggota kelompok yang berasal dari Sumatera, tetapi
telah lama tinggal di Bandung.
Pada tanggal 17 September 1923, bertepatan dengan tanggal 1 Shafar 1342 H,
kelompok tadarus ini secara resmi mendirikan organisasi yang diberi nama
“Persatuan Islam” (Persis), oleh sekelompok orang Islam yang berminat dalam studi
dan aktivitas keagamaan. Persatuan Islam didirikan di Bandung yang dipelopori oleh
Haji Zamzam (1894-1952) dan Haji Muhammad Junus. Persatuan Islam pada awal
berdirinya dipimpin oleh Zamzam, ia adalah seorang alumnus Dâr al-‘Ulûm Mekkah
yang sejak tahun 1910-1912 menjadi guru agama di sekolah agama Dâr al-
Muta'alimîn.Ia bersama teman dekatnya, H. Muhammad Yunus, seorang pedagang
sukses yang sama-sama kelahiran Palembang, yang di masa mudanya memperoleh
pendidikan agama secara tradisional dan menguasai bahasa Arab, sehingga ia mampu
autodidak melalui kitab-kitab yang jadi perhatiannya. Nama “Persatuan Islam” ini
mengisyaratkan rûh al-ijtihâddan jihad, berusaha dengan sekuat tenaga untuk
mencapai harapan dan cita-cita yang sesuai dengan kehendak dan cita-cita organisasi,
yaitu persatuan pemikiran Islam, persatuan rasa Islam, persatuan usaha Islam, dan
persatuan suara Islam.

1
Pengaruh dari organisasi Persis jauh lebih besar daripada jumlah cabang atau
anggotanya. Pada tahun 1923, hanya kira-kira selusin (12) anggota yang
berpartisipasi dalam shalat berjamaah pada hari Jum’at yang diselenggarakan oleh
Persis di Bandung. Namun pada tahun 1924, pada saat invansi Jepang ke Indonesia,
shalat berjamaah seperti ini dilakukan di enam buah masjid yang diikuti tidak kurang
oleh 500 orang.P dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada faham Al-Quran
dan Sunnah. Hal ini dilakukan berbagai macam aktifitas diantaranya dengan
mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus,
mendirikan sekolah-sekolah (pesantren), menerbitkan majalah-majalahd kitab-kitab,
serta berbagai aktifitas keagamaan lainnya. Untuk mencapai tujuan jam’iyyah, Persis
melaksanakan berbagai kegiatan antara lain pendidikan yang dimulai dengan
mendirikan Pesantren Persis pada tanggal 4 Maret 1936. dari pesantren Persis ini
kemudian berkembang berbagai lembaga pendidikan mulai dari Raudlatul Athfal
(Taman kanak-kanak) hingga perguruan tinggi. Kemudian menerbitkan berbagai
buku, kitab-kitab, dan majalah antara lain majalah Pembela Islam (1929), majalah
Al-Fatwa, (1931), majalah AlLissan (1935), majalah At taqwa (1937), majalah
berkala Al-Hikam (1939), Majalah Aliran Islam (1948), majalah Risalah (1962),
majalah berbahasa Sunda (Iber), serta berbagai majalah yang diterbitkan di cabang-
cabang Persis.
Dalam menjalankan kegiatannya, Persis beruntung karena mendapat
dukungan dan partisipasi dari dua tokoh penting, yaitu Ahmad Hassan, yang
dianggap sebagai guru Persis yang utama pada masa awal berdirinya, dan
Muhammad Natsir yang pada waktu itu merupakan seorang pemuda yang sedang
berkembang dan bertindak sebagai juru bicara dari organisasi ini dalam kalangan
terpelajar. Ahmad Hassan adalah seorang yang brilian dan produktif dalam
menulis, sedangkan Muhammad Natsir amat piawai dalam berpidato sehingga
menjadi juru bicara organisasi pada waktu itu. Organisasi Persatuan Islam telah
tersebar di banyak provinsi antara lain Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten,
Lampung, Bengkulu, Riau, Jambi, Gorontalo, dan masih banyak provinsi lain yang
sedang dalam proses perintisan. Persis bukan organisasi keagamaan yang
berorientasi politik namun lebih focus terhadap Pendidikan Islam dan Dakwah dan

2
berusaha menegakkan ajaran Islam secara utuh tanpa dicampuri khurafat, syirik, dan
bid'ah yang telah banyak menyebar di kalangan awwam orang islam Pada masa kini,
Persis berjuang menyesuaikan diri dengan kebutuhan umat pada masanya yang lebih
realistis dan kritis.

B. PENDIRI ORGANISASI PERSIS


1. KH. Zamzam (Pendiri Persis)
KH. Zamzam adalah seorang saudagar yang berasal dari Palembang, dan
telah lama menetap di kota Bandung. Sewaktu mudanya, Zamzam selama 3/2
tahun menghabiskan waktunya untuk studi di Mekah, di mana ia belajar di
lembaga Darul Ulum. Selama di Mekah itulah pemikirannya banyak
terpengaruh oleh paham pembaharuan yang berkembang pada saat itu,
terutama pemikiran- pemikiran Muhammad Abduh dengan pengikut-
pengikutnya. Sekembalinya dari Mekah, Zamzam menjadi guru di Darul
Muta’allimin, sebuah sekolah agama di Bandung, dan diketahui mempunyai
hubungan dengan Syekh Ahmad Surkati dari al-Irsyad di Jakarta. Tetapi ia
hanya dua tahun saja di sekolah ini.
Sejak saat itu juga KH Zamzam aktif dalam berbagai kegiatan organisasi
kemasyarakatan. Pada tanggal 17 September 1923, KH Zamzam bersama H.
Muhammad Yunus memprakarsasi berdirinya suatu organisasi yang bergerak
di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan di Bandung, yang bernama
Persatuan Islam atau kemudian lebih dikenal dengan sebutan PERSIS.
2. Ahmad Hassan: Guru Utama Persis
Ahmad Hassan dianggap sebagai guru Persis yang utama pada masa
sebelum perang. Ia juga adalah pendiri Persis (Persatuan Islam) di Bangil,
Jawa Timur. Ahmad Hassan yang lahir di Singapura tahun 1887 adalah
seorang yang berasal dari keluarga campuran, Indonesia dan India. Ayahnya
bernama Ahmad dari India yang bergelar pandit. Ibunya bernama Muznah
berasal dari Pelekat, Madras, yang lahir di Surabaya. Ahmad dan Muznah
kawin di Surabaya pada waktu berdagang di kota itu, lalu menetap di
Surabaya. Sedangkan ayah Ahmad yang bernama Sinna Vappu Maricar,

3
adalah seorang penulis dan ahli agama Islam dan kesusastraan Tamil. Ia
pernah menjadi redaktur dari Nur Al Islam, sebuah majalah agama dan sastra
Tamil, menulis beberapa buah kitab dalam bahasa Tamil dan juga beberapa
terjemahan dari bahasa Arab. Ibnu Hassan berasal dari keluarga sederhana di
Surabaya, tetapi sangat taat beragama. Ahmad suka berdebat soal bahasa dan
agama di surat kabar.
Masa-masa berikutnya boleh dikatakan perkembangan Persis dengan A.
Hassan menjadi identik. Pandangan-pandangannya memberikan bentuk dan
kepribadian yang nyata, dan dalam waktu yang bersamaan telah
menempatkan Persis dalam barisan “muslim modernis” di Indonesia. A.
Hassan dengan Persisnya atau persis dengan A. Hassannya banyak terlibat
dalam berbagai pertukaran pikiran, dialog terbuka, perdebatan, serta polemik
di berbagai media massa. Dalam bidang pendidikan, Hassan menghendaki
tujuan pendidikan Persatuan Islam adalah membina kemampuan mencerna
dan mengembangkan ajaran Islam. Untuk itu, para pelajar dilatih berpikir
kritis dan bebas mencari kebenaran. Hubungan pendidik dan para murid
menganggap wajar murid berdebat dengan guru, walaupun Persatuan Islam
tidak mengembangkan cara itu.
3. Mohammad Natsir: Ulama Politikus
Tokoh yang satu ini sesungguhnya lebih dikenal sebagai sosok ulama dan
pejuang. Mohammad Natsir adalah seorang pemuda yang sedang berkembang
dan bertindak sebagai juru bicara dari organisasi Persis dalam kalangan kaum
terpelajar.
Ia menjadi tokoh penting lainnya dalam pengembangan Persis.
Mohammad Natsir yang lahir pada tanggal 17 Juli 1908 di Alahan Panjang,
Sumatera Barat. Ayahnya adalah seorang pegawai pemerintah. Pemikiran
Mohammad Natsir, secara spesifik tentang pendidikan adalah bahwa
pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat mewujudkan adanya pola
pendidikan yang integral, yakni pendidikan yang menyeimbangkan antara
aspek ruhani dan jasmani. Pendidikan yang seperti ini menurutnya sesuai
dengan hakikat ajaran Islam.

4
4. KH. E. Abdurrahman
Peran, kedudukan, dan aktivitas K.H. E. Abdurahman dalam konteks
sejarah pembaharuan Islam di Indonesia, baik dalam kedudukannya sebagai
pemikir, pendakwah maupun pelanjut gerakan tajdid dalam jam’iyyah persis,
telah memberi warna tersendiri. Ia tampil sebagai sosok ulama rendah hati.
Dalam konteks sejarah pembaharuan Islam di Indonesia, kepemimpinan
ustadz Abdurahman dalam jam’iyyah Persis lebih cenderung memperkuat
peran, fungsi, dan kedudukan Persis sebagai organisasi yang berjuang
mengembalikan umat kepada Al-Quran dan Sunnah sejak generasi awal
melalui pendidikan, dakwah, tablig, dan publikasi atau penerbitan yang
terbatas. Nilai Persis memang bukan terletak pada organisasinya, tetapi pada
upaya penyebaran pahamnya; yang diakui atau tidak telah menembus batas-
batas organisasinya sendiri Organisasinya tidak dikenal luas tetapi pahamnya
telah menembus batas-batas kekakuan dan kekaburan pemahaman keIslaman
di Indonesia.

C. PROGRAM ATAU PAHAM ORAGANISASI PERSIS

Persis sebagai Organisasi masyarakat (ormas) Islam semakin dihadapkan pada


berbagai persoalan yang kian kompleks. Untuk itu Persis telah melakukan berbagai
hal baik bidang dakwah maupun Pendidikan. Persis memiliki Bagian Khusus
Kependidikan yang didirikan di Bandung pada tahun 1955. Bagian ini bertugas
mengatur sekolah-sekolah Persis, terutama untuk menjaga kualitasnya, bahkan saat
ini Persis telah memiliki lembaga Pendidikan sebanyak 230 dari tingkat PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) hingga universitas. Penamaan kelompok ini dengan
“Persatuan Islam” merujuk pada empat asas filosofi persatuan pentingnya rûh al-
ijtihâd dan jihad yaitu persatuan pemikiran Islam, persatuan rasa Islam, persatuan
usaha Islam, dan persatuan suara Islam berdasarkan QS Ali Imran ayat 103 dan hadis
Turmuzi:“Kekuatan Allah itu beserta jamaah”(Wildan, 1997).

Para pendiri Persis mendirikan Persis bukan karena masyarakat


membutuhkannya, karena sesungguhnya masyarakat Islam Indonesia ketika itu tidak

5
membutuhkan suatu perombakan tatanan kehidupan keislaman, sebab mereka telah
tenggelam dalam taqlid, jumud, khurafat, bid’ah, takhayul, serta syirik. Persis berdiri
diatas dasar dan landasan kewajiban untuk mengangkat umat dari jurang berfikir dan
ketutupan pintu ijtihad.

Persis bertujuan untuk memberi pemahaman agama Islam yang komprehensif


sesuai dengan ajaran Rasulullah. Persis tidak ingin pemahaman Islam yang dianut
masyarakat tercampur dengan budaya lokal, sehingga akan muncul taklid buta.
(Ajidin & Ajidin, 2022).

Penamaan kelompok ini dengan “Persatuan Islam” merujuk pada empat asas
filosofi persatuan pentingnya rûh al-ijtihâd dan jihad yaitu persatuan pemikiran
Islam, persatuan rasa Islam, persatuan usaha Islam, dan persatuan suara Islam
berdasarkan QS Ali Imran ayat 103 dan hadis Turmuzi:“Kekuatan Allah itu beserta
jamaah”(Wildan, 1997).

Berlandaskan QS Ali Imron dan Hadits tersebut, Persis merumuskan visinya


yaitu terwujudnya al Jamaah sesuai tuntutan Alquran dan Sunnah, dengan misi:

1) mengembalikan umat kepada tuntunan hidup sesuai Alquran dan Sunah,

2) menghidupkan kembali ruh al-jihad, ijtihad dan tajdid,

3) mewujudkan semangat Mujahid, Mujtahid, dan Muwahid,

4) meningkatkan kesejahteraan ekononi umat

Sedangkan tujuannya adalah terlaksananya syariat Islam berlandaskan Alquran


dan Sunah secara kâffat dalam segala aspek kehidupan.

Peran Persis dalam menyebarkan cita-cita dan pemikiranya, dilakukan dengan


mengadakan pertemuan umum, tabligh, khutbah khotbah, kelompok-kelompok studi,
mendirikan sekolah-sekolah, menyebarkan atau menerbitkan pamplet-pamplet,
majalahmajalah, dan kitab-kitab. Selain itu, Persis juga mengajak segenap kaum
muslimin untuk melakukan perlawanan total dan frontal terhadap ideologi
komunisme dengan menerbitkan majalah anti komunis. (Anas et al., 2019). Persis

6
juga menyelenggarakan pendidikan Islam bagi generasi muda dalam bentuk kursus-
kursus, mendirikan dan menyelenggarakan Pendidikan Islam pada pesantren,
menerbitkan berbagai tulisan baik dalam bentuk buku, majalah, maupun selebaran
(Munandar, 2021). Persis menyebarkan pemahamannya melalui lembaga keilmuan
/Pendidikan. Mereka menginginkan agar Islam maju melalui pendidikan. Persis
kemudian mendirikan Pesantren Persatuan Islam yang diketuai oleh Ahmad Hassan
dengan dibantu oleh Muhammad Natrsir. Awalnya hanya ada 40 siswa saja dengan
kurikulum yang menekankan pada pelajaran agama tetapi tidak mengabaikan
pelajaran-pelajaran umum. Organisasi Persis memiliki program yang disebut dengan
program JIHAD yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan
Melaksanakan tarbiyyah jamiyyah., menggalakkan penyelenggaran kajian
ilmiah dan turast., menyelenggarakan pelatihan-pelatihan profesionalitas
guna meningkatkan life skill anggota.
2. Dakwah
Mengelola pengajian ahad (jihad), membentuk korps dai pemuda persatuan
islam., mengadakan kegiatan dakwah bil kitabah., menangkal setiap bentuk
gerakan pemikiran dan keagamaan yang merusak islam.
3. Sosial Kemasyarakatan
Melakukan kegiatan pelayanan sosial bagi umat, seperti tahniah, ta’ziyah, dan
bakti sosial, melakukan aksi solidaritas bagi korban bencana alam.
4. Ekonomi
Menyelenggarakan kegiatan usaha yang dapat menghasilkan dana untuk
menunjang pembiayaan jamiyyah, menghimpun tabungan qurban harian agar
setiap masyarakat yang berencana berqurban tidak terasa berat.
5. Bimbingan Haji dan umrah
Mengadakan pembahasan materi manasik haji pada waktu pengajian.
6. Perzakatan
Menganalokasikan pembagian zakat sesuai ashnafnya berdasarkan alQur’-an
dan al Hadis/Sunnah Rasulullah SAW, Membuat Kartu infaq dan iuran wajib

7
anggota, Mengelola dompet dakwah, Mengedarkan kencleng menjelang
shalat jum’at dan setiap kegiatan pengajian.
7. Perwakafan
Mengintensifkan hasil wakaf, terutama wakaf sawah, Menyediakan pupuk
dan obat bagi para penggarap tanah wakaf, bekerja sama dengan Bidgar
Sosial Ekonomi, Melanjutkan serifikat tanah wakaf yang belum bersertifikat,
Mengadakan kunjungan kerja/inspeksi ke lokasi tanah wakaf.
Berdasarkan nasihat-nasihat yang telah diberikan oleh yang mulia Majelis hakim
Panel Konstitusi, uraikan beberapa perbaikan dalam hal ADART PERSIS Perkara
No.49/PUU-XV/2017 sebagaimana berikut ini:

1. Bahwa PERSIS dalam Anggaran Dasarnya yang disebut sebagai Qonun


Asasi, telah secara jelas menyatakan:

"Bagian Ketiga

Bentuk, Sifat dan Gerakan

Pasal 4

(1) Jamiyyah PERSIS berbentuk bunyan marshush yang


hidupberjamaah,

berimamah, dan berimarah seperti di contohkan Rasulullah SAW.

(2) Jamiyyah PERSIS bersifat Harakah Tajdid dalam pemikiran


Islamdan

penerapannya.

(3) Jamiyyah PERSIS bergerak dalam bidang da'wah,


pendidikan,ekonomi, dan

sosial-kemasyarakatan lainnya menurut tuntunan Al-Quran dan As-


Sunnah."

(vide: Bukti P-11)

8
Semboyan Persis adalah "KEMBALI KEPADA AL-QURAN dan AS-
SUNNAH. Bentuk, Sifat dan Gerakan PERSIS tersebut telah di
implementasikan dalam segala aspek dakwah PERSIS. Seperti halnya
dalam bidang Pendidikan, PERSIS telah mewujudkan Bentuk, Sifat dan
Gerakan tersebut diantaraya sebagai Mata Pelajaran Ke- Jamiyyahan dan
Parasit Aqidah yang telah diterapkan dalam kurikulum pendidikan di
setiap Pesantren Persatuan Islam di seluruh Indonesia sejak sebelum
kemerdekaan hingga saat ini.

Dalam Bidang Dakwah PERSIS telah membentuk DEWAN HISBAH


yang khusus untuk mengkaji masalah ke-Agamaan, yang dalam
kajiannya tersebut telah melahirkan ribuan Fatwa Ke-Agamaan yang saat
ini telah di implementasikan juga melekat sebagai karakter dakwah
PERSIS kepada masyarakat.

2. Bahwa dengan berlakunya Norma hukum pada pasal 59 ayat (3) huruf a
Perppu No. 2 Tahun 2017 ini, Bentuk. Sifat dan Gerakan PERSIS yang diatur
dalam Qonun Asasi pasal 4. khususnya yang di implementasikan di Bidang
Pendidikan juga Bidang Dakwah.dapat dengan amat sangat mudah disalah
artikan sebagai parbuatan yang melanggar ketentuan dalam pasal 59 ayat 3
huruf a sebagai bentuk "tindak permusuhan". Karena secara factual Bentuk,
Sifat, dan Gerakan PERSIS banyak mendidik masyarakat kepada hal-hal
yang biasanya masih dianggap asing seperti:

1. PERSIS mendakwahkan bahwa upacara Sajen, Tahlilan, Tujuh Bulanan


adalah termasuk perbuatan bid'ah dan harus ditinggalkan. sedangkan
sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa ritual tersebut adalah
bagian dari ibadah.

2. PERSIS konsisten mendakwahkan hukum Al Quran dan hadits yang shiqoh


dangathi, seperti haramnya bahan pangan, bahkan termasuk vaksin, yang
mengandung bahan tidak halal seperti babi, darah yang mengalir (marus)
bangkai.

9
3. PERSIS memfatwakan bahwa khusus bagi masyarakat muslim haram
memilih pemimpin non muslim:pun demikian senantiasa mengingatkan
umat agar tidak mengumbar aurat di muka umum, tentunya dengan pasal
59 Perpu nomor 2 tahun 2017 ini dapat dengan mudahnya digolongkan
sebagai penyebar permusuhan dan kebencian.

4. Sepanjang sejarah Indonesia, PERSIS sebagai kepanjangan tangan


masyarakat dan sebagai infrastruktur politik indonesia juga turut
berpartisipasi dalam pemerintah diantaranya melalui fatwa-fatwa dan sikap
keagamaan persis, ataupun melalui tokoh-tokoh ulama dan cendikiawan
persis: A. Hasan, M. Natsir. Fatwa-fatwa dan sikap keagamaan persis
tersebut tidak tidak selalu berupa persetujuan tetapi juga menyampaikan
kritik kepada pejabat negara dan pemerintahan. Tentunya dengan pasal 59
Perpu nomor 2 tahun 2017 ini dapat dengan mudahnya digolongkan
sebagai sebagai penyebar kebencian dan penyebar permusuhan terhadap
penyelenggara Negara.

3. Bahwa selanjutnya perubahan pada pasal 59 ayat (4) huruf c yang bunyinya:

Ormas dilarang "menganut, mengembangkan, serta menyebarkan ajaran


atau paham yang bertentangan dengan Adapun yang dimaksud dengan
paham yang bertentangan dengan Pancasila."

Adapun yang dimaksud dengan paham yang bertentangan dengan Pancasila


telah di jelaskan dalam penjelasan Perppu a quo yakni:

"yang dimaksud dengan "ajaran atau paham yang bertentangan dengan


Pancasila" antara lain ajaran ateisme, komunisme/marxisme-leninisme,
atau paham lain yang bertujuan mengganti/mengubah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945."

4. Bahwa PERSIS dalam Qonun Asasi telah secara jelas menyatakan:

"Bagian Kedua Asas dan Tujuan

10
Pasal 2

Jamiyyah PERSIS berasaskan Islam

Pasal 3

Jaimyyah PERSIS bertujuan terlaksananya syariat Islam berlandaskan


al-Quran dan as-Sunnah secara kaffah dalam segala aspek kehidupan.

5. Bahwa asas dan tujuan Persis sebagaimana dimuat dalam Pasal 2 dan pasal 3
Qanun Asasi, dapat dengan mudah dituduh menyebarkan ideologi yg
mengancam pancasila, dengan tolak ukur pasal 59 ayat (4) huruf c beserta
penjelasanya pada Perpu no 2 tahun 2017. sehingga dengan demikian sejak
terbitnya Perppu a quo Asas dan Tujuan PERSIS yang tertuang dalam Qonun
Asasi jika dikaitkan dengan kerangka norma hukum pada pasal 59 ayat (4)
huruf c. pasal 61 ayat (3), dan pasal 62 ayat (3) menjadidapat ditafsirkan
secara subjektif oleh Pemerintah.Sehingga kemudian apabila hal ini
dihubungkan dengan Pasal 28E ayat 3 hak-hak konstitusional Pemohon
menjadi dirugikan.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa kiprah Persatuan Islam


(Persis) dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam di Indonesia pada
berbagai aktivitas yang dilaksanakannya tersebut senantiasa merujuk pada Qanun
Asasi (anggaran dasar) dan Qanun Dakhili (anggaran rumah tangga) Persis 1957 Bab
II Pasal 1 :

1) Mengembalikan kaum Muslimin untuk hidup sesuai dengan tuntunan


Alquran dan Sunnah;
2) Menghidupkan ruhul jihad di kalangan umat Islam;
3) Membasmi bid’ah, takhayul, dan syirik di kalangan umat Islam;
4) Memperluas tersiarnya tabligh dan dakwah Islamiyah kepada segenap
elemen dan lapisan masyarakat;

11
5) Mengadakan, memelihara, dan memakmurkan mesjid, surau, dan langgar
serta tempat ibadah lainnya dalam memimpin peribadahan umat Islam
sesuai Sunnah Nabi Saw.
6) Mendirikan pesantren untuk mendidik putra-putra Islam dengan dasar
Alquran dan Sunnah;
7) Menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, dan siaran-siaran lainnya guna
mempertinggi kecerdasan kaum muslimin dalam segala lapangan ilmu.
8) Mengadakan dan memelihara hubungan yang baik dengan segenap
organisasi dan gerakan Islam di Indonesia dan seluruh dunia Islam,
menuju terwujudnya persatuan alam Islami.

Untuk itu Persis perlu menggariskan satu kebijakan yang melahirkan satu sistem
pendidikan yang integrated, dengan menempatkan semua level pendidikan yang ada
di Persis sebagai sebuah sistem kaderisasi baik kader pemimpin maupun kader
pemikir Islam.

12
BAB II

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lahirnya Persatuan Islam (Persis) sebagai organisasi social keagamaan telah
menjadi solusi atas permasalahan umat Islam di Indonesia yang terkerangkeng oleh
kejumudan, pola hidup yang penuh khurafat, bid’ah, takhayul dan kemusyrikan serta
merosotnya moral dan akhlak umat manusia. Menyonsong satu abad usianya, Persis
sebagai Organisasi masyarakat (ormas) Islam semakin dihadapkan pada berbagai
persoalan yang kian kompleks . Untuk itu Persis telah melakukan berbagai hal baik
bidang dakwah maupun Pendidikan. Dalam bidang Pendidikan, Persis telah
mendirikan lembaga pendidikan Islam berbentuk pesantren mulai dari tingkat Taman
Kanak-Kanak sampai tingkat perguruan tinggi. Selain itu, Persis juga membuat dan
menyelenggrakan kursuskursus dan kelompok-kelompok diskusi yang mengkaji
masalah masalah keagamaan terutama yang berkaitan dengan keimanan dan ibadah
umat Islam. Persis juga banyak menerbitkan buku-buku dan majalah-majalah..

13
DAFTAR PUSTAKA

Anas, D. W., Khaeruman, B., Rahman, T., & Awaludin, L. (2019). Anatomo
Gerakan Dakwah Persatuan Islam. 572.
https://en.id1lib.org/book/17593670/e07216

Eliwatis. Iswatir. Maimori, M., & Herawati, S. (2022). PERAN PERSATUAN


ISLAM (PERSIS) DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI
INDONESIA. Jurnal Pendidikan islam, 10 (2), 42-53.

Surat Kuasa Hukum Mahkamah Konstitusi tentang Perbaikan Permohonan Perkara


No. 49/PUU-XV/2017 PERSIS.

Kasmawanyunus. (2022). Sejarah Pendidikan Persatuan Islam (persis). Jurnal


Pendais 4(1), 34-57.

Pimpinan Cabang Persatuan Islam (2022). Program Jihad Persis. diakses pada 29
Maret 2023 melalui https://www.pcpersisastar.com/program-jihad/.

14

Anda mungkin juga menyukai