Anda di halaman 1dari 20

BAB III

MENGENAL ORGANISASI PERSATUAN

ISLAM (PERSIS)

A. Sejarah Berdirinya Persatuan Islam

Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung pada

tanggal 1 Syafar 1342 H/ 12 September 1923 M.1 Idenya

bermula dari seorang alumnus Dar al-‘Ulum Mekkah bernama

H. Zamzam yang sejak tahun 1910-1912 menjadi guru agama di

sekolah agama Dar al-Muta’alimin. Ia bersama teman dekatnya,

H. Muhammad Yunus, seorang pedagang sukses yang sama-

sama kelahiran Palembang, yang di masa muda-nya

memperoleh pendidikan agama secara tradisional dan

menguasai bahasa Arab, sehingga ia mampu menguasai melalui

kitab-kitab yang jadi perhatiannya. Latar belakang pendidikan

dan kultur yang sama ini, menyatukan mereka dalam diskusi-

diskusi tentang keIslaman. Tema diskusi biasanya mengenai

1
Tiem Penyusun Persatuan Islam (Persis) Pusat. Qanun ASASI-
Qanun Dakhili-Penjelasan Qanun Asasi-Qanun Dakhili Pedoman Kerja
Rencana Jihad 2015-2020,( Bandung: Pimpinan Pusat Persatuan Islam
(Persis), 2016), P. 7

31
32

masalah-masalah disekitar gerakan keagaman yang tengah

berkembang saat itu, atau masalah agama yang dimuat dalam

majalah al-Munir terbitan Padang dan majalah al-Manar terbitan

Mesir, yang telah lama menjadi bacaan dan perhatian mereka.

Satu tulisan dalam majalah al-Manar yang ditulis

Muhammad Abdu yang sangat menyentuh emosi keagamaan

mereka, adalah : “Al-Islam Mahjubun bi al-Muslimin, Islam

telah tertutup oleh kaum muslimin,” yang kemudian menjadi

ungkapan yang sangat terkenal di kalangan pembaru, baik di

Timur Tengah maupun di Indonesia. Tulisan ini menghendaki

cara berfikir dan cara hidup yang baru dan kemajuan bagi umat

Islam dengan keinginan menghidupkan kembali peninggalan

yang lama, yakni kembali kepada ajaran al-Qur’an dan al-

Sunnah.

Di samping itu ikatan kekeluargaan diantara H. Zamzam

dan H. Muhammad Yunus sangat kuat bahkan dengan sesama

asal Sumatera, secara tidak langsung mereka mendirikan

semacam ikatan keluarga besar. Dalam silsilahnya, mereka

adalah keturunan dari tiga keluarga yang pindah dari Palembang

sekitar abad ke-18. Ikatan kekeluargaan mereka memang sangat


33

erat, berkat hubungan perkawinan, kepentingan yang sama

dalam usaha perdagangan dan pertemuan yang rutin dalam

mempelajari agama atau kegiatan lainnya yang bersifat sosial

keagamaan. 2

Dalam setiap diskusi, H. Zamzam dan Muhammad

Yunus, merupakan pembicara utama, keduanya banyak

mengemukakan pikiran baru. Keduanya memang memiliki

kapasitas dan wawasan pengetahuan yang cukup luas dalam

masalah keagamaan, apalagi ditunjang oleh profesi sebagai guru

agama, seperti halnya H. Zamzam. Di samping itu, mereka

memang mempunyai latar belakang pendidikan agama yang

cukup kuat di masa mudahnya.

Suatu saat diskusi mereka berlangsung seusai acara

kenduri di rumah salah seorang anggota keluarga yang berasal

dari Sumatera, tetapi telah lama tinggal di Bandung. Materi

diskusi itu adalah mengenai perselisihan paham keagamaan

antara al-Irsyad dan Jami’at khair. Sejak saat itu, pertemuan-

pertemuan berikutnya menjelma menjadi kelompok penelaah,

2
Badri Khaeruman, Persatuan Islam Sejarah Pembaruan Pemikiran
Kembali Kepada Al-Qur’an Dan Al-Sunnah,(Bandung:Fappi&Iris
Press,2010), P. 45
34

semacam study club dalam bidang keagamaan di mana para

anggota kelompok tersebut dengan penuh kecintaan menelaah,

mengkaji, serta menguji ajaran-ajaran yang diterimanya. Diskusi

mereka juga dilakukan dengan para jama’ah sholat Jum’at,

sehingga frekuensi bertambah dan pembahasannya makin

mendalam. Jumlah mereka tidak banyak hanya sekitar 12 orang.

Diskusi tersebut semakin intensif dan menjadi tidak terbatas

dalam persoalan keagamaan saja terutama dikhotomis

tradisional-modernis Islam yang terjadi ketika itu, yang diwakili

oleh Jami’at Khoir dan al-Irsyad di Batavia, tetapi juga

menyentuh pada masalah-masalah komunisme yang menyusup

ke dalam Syariat Islam (SI), dan juga usaha-usaha orang Islam

yang berusaha menghadapi pengaruh komunis tersebut.3

Maka sejak saat itu, timbullah gagasan di kalangan

mereka untuk mendirikan organisasi Persatuan Islam atau nama

lain yang diajukan oleh kelompok ini yaitu Permupakatan Islam,

untuk mengembalikan ummat Islam kepada pimpinan al-Qur’an

dan al-Sunnah. Organisasi yang didirikan di Bandung ini untuk

menampung kaum muda maupun kaum tua, yang memiliki

3
Badri Khaeruman, Persatuan Islam Sejarah ..., P. 46
35

perhatian pada masalah agama. Kegiatan utamanya adalah

diskusi. Setiap anggota dapat mengajukan masalah keagamaan

yang dihadapi dalam kehidupan ssehari-hari.

Pada tahun 1924 A. Hassan seorang kelahiran Singapura

pada tahun 1887 dari ayah Tamil dan ibu Jawa, bergabung

dalam kegiatan diskusi-diskusi Persatuan Islam ini. Ia seorang

yang cerdas dan lancar berbahasa Arab, Inggris, Melayu dan

Tamil, serta menguasai pengetahuan agama dan umum secara

luas. Ia memperoleh pendidikan sekolah-sekolah agama di

Singaapur dan Johor, erta suka menulis artikel-artikel pada

harian Utusan Melayu yang terbit di Singapura. 4

A.Hassan dari Singapura pernah berkunjung ke Surabaya

pada tahun 1920 dalam hubungan perdagangan batik

keluarganya. Di sanalah ia mulai terlibat diskusi agama-agama

dengan tokoh-tokoh agama di Indonesia sekitar pertentangan

antara-antara kaum mudan dan kaum tua, antara paham

modernis dan paham tradisional. Ayah A. Hassan memang

termasuk orang yang berpandangan modernis. Maka dapat di

mengerti jika A. Hassan juga sejalan dengan paham kaum muda.

4
Badri Khaeruman, Persatuan Islam Sejarah ..., P. 47
36

Tidak lama kemudian A. Hassan pindah ke Bandung dan masuk

lingkungan Persatuan Islam. Selanjutnya ia memusatkan

kegiatan hidupnya dalam pengembangan pemikiran Islam dan

menyediakan dirinya sebagai pembela Islam.

Sampai awal tahun 1926, Persatuan Islam masih belum

menampakkan sebagai organisasi pembaru dalam Islam, karena

didalamnya masih bergabung kaum muda dan kaum tua. Yang

penting setiap anggota saling mendorong untuk lebih mendalami

Islam secara umum sebagai agama yang dibawa Nabi terakhir

Muhammad SAW.5

Namun dari segi penamaan, organisasi ini sejak awal

memang sudah bersifat liberal. Betapa tidak, nama Persatuan

Islam yang disingkat PERSIS adalah nama Latin, yang dianggap

sebagai pengaruh penjajah Belanda. Apalagi sakralitas dan

pengidentikan Islam dengan Arab sangat kuat dikalangan ummat

Islam ketika itu, maka apabila disesuaikan dengan kondisi

setempat, artinya mereka siap menerima resiko dan

mempertahankan pendirian serta keyakinan yang mereka miliki,

atas pemberian nama latin tersebut. Padahal organisasi yang

5
Badri Khaeruman, Persatuan Islam Sejarah ..., P. 47
37

lebih dulu muncul seperti Jami’at Khair, Muhammadiyah dan al-

Irsyad, menggunakan nama sdengan pengaruh bahasa Arab.

Dari segi ini, Persatuan Islam menghendaki apa yang

seharusnya disakralkan dan apa yang tidak seharusnya

disakralkan oleh ummat Islam. Karena penilaian terhadap

sesuatu yang bersifat sakral itu berkaitan erat dengan kualitas

ketawhidan dan bahkan pula berkaitan dengan wawasan

keIslaman yang dimiliki. Jika setiap berbahasa Arab identik

dengan Islam, disitu wawasan keIslaman yang dimiliki

seseorang adalah tergolong awam.

Hal itu terbukti kemudian Persatuan Islam menjelma

menjadi organisasi yang paling ekstrim dan liberal dalam

melakukan penentangan terhadap tradisi-tradisi yang dianggap

merupakan ajaran agama, bid’ah, khurafat, dan tahayul,

disamping Muhammadiyah dan al-Irsyad.6

Mulai pada saat ia berdiri sampai pada akhir masa kita

membicarakan gerakan Islam di Indonesia ini, Persis pada

umumnya kurang memberikan tekanan bagi kegiatan organisasi

sendiri. Ia tidak terlalu berminat untuk membentuk banyak

6
Badri Khaeruman, Persatuan Islam Sejarah ..., P. 48
38

cabang-cabang atau menambah sebanyak mungkin anggota.

Pembentukan sebuah cabang bergantung semata-mata pada

inisiatif peminat dan tidak didasarkan kepada suatu rencana

yang dilakukan oleh pemimpin pusat. Tetapi pengaruh dari

organisasi Persis ini jauh lebih besar daripada jumlah cabang

atau pun anggotanya. Pada tahun 1923 hanya kira-kira selusin

anggota yang berpartisipasi dalam sembahyang berjamaah pada

hari Jum’at yang diselenggarakan oleh Persis di Bandung, tetapi

pada tahun 1942, pada saat invasi Jepang ke Indonesia

sembahyang berjamaah seperti ini dilakukan tidak kurang dari

pada di enam buah masjid yang diikuti oleh 500 orang.7

Memang perhatian Persis terutama ialah bagaimana

menyebarkan cita-cita dan pemikirannya. Ini dilakukan dengan

mengadakan pertemuan umum, tablig, khotbah-khotbah,

kelompok-kelompok studi, mendirikan sekolah-sekolah dan

menyebarkan atau menerbitkan pamplet-pamplet, majalah-

majalah dan kitab-kitab. Penerbitannya ini yang terutama

menyebabkan luasnya daerah penyebaran pemikirannya.

Lagipula penerbitan ini pula yang dijadikan referensi oleh guru-

7
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942,
(Jakarta: Lp3es,1982), P. 97
39

guru dan propagandis-propagandis organisasi lain seperti Al-

Irsyad dan Muhammadiyah. Dalam kegiatan ini Persis

beruntung memperoleh dukungan dan partisipasi dari dua orang

tokoh yang penting, yaitu Ahmad Hasan, yang dianggap sebagai

guru Persis yang utama pada masa sebelum perang, dan

Mohammad Natsir yang pada waktu itu merupakan seorang

anak muda yang sedang berkambang dan yang tampaknya

bertindak sebagai jurubicara dari organisasi tersebut dalam

kalangan kaum terpelajar.8

B. Persis di Gunung Buntung dan Struktur Organisasi Persis

Gunung Buntung

1. Sejarah Persis Gunung Buntung

Persatuan Islam Gunung Buntung di dirikan oleh Nasa

pada tahun 1972 organisasi ini lahir. Awalnya adalah

sekelompok orang yang memisahkan diri dari masyarakat,

karena mereka selalu dicacimaki dan di siksa oleh masyarakat

tersebut. Berawal dari mulainya masuk ajaran Persis ke

masyarakat itu, dan banyak orang dari masyarakat itu yang akan

8
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942..., P.
97
40

menerima apa yang di ajarkan. Masyarakat disana panik, karena

khawatir akan masuk semua masyarakat pada ajaran Persis. Lalu

masyarakat berupaya mengusir kelompok yang telah ikut

Persatuan Islam, setiap kelompok Persatuan Islam mengadakan

kumpulan, semua masyarakat disana selalu mengganggu, mulai

dari melempari memakai batu, sampai-sampai ada yang ingin

membunuh. Maka dari itu, kelompok Persatuan Islam berhijrah,

hijrahnya pun dengan sembunyi-sembunyi, tengah malam siap-

siap untuk hijrah, lalu Persatuan Islam melakukan gotong

royong untuk membangun rumah-rumah panggung untuk para

penduduk yang berhijrah itu. 9

Tidak hanya sampai disitu, meski sudah berhijrah, masih

ada saja masyarakat yang tidak setuju dengan apa yang

diajarkan oleh Persatuan Islam. Lalu masyarakat itu menyiksa

terus, hingga pada waktu itu tempat yang kami huni dinamakan

“suka peurih”. Lama-lama Persis di tempat itu semakin banyak,

karena memang masyarakat disana semakin mengerti apa yang

di ajarkan olen Persatuan Islam.10

9
Sarwan,(Tokoh Persis Gunung Buntung), Diwawancarai Oleh
Riyadotul Jannah, Gunung Buntung, 30 April 2018.
10
Sarwan,(Tokoh Persis Gunung Buntung), Diwawancarai Oleh
Riyadotul Jannah, Gunung Buntung, 30 April 2018.
41

Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan

pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh

Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari

pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil

karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid buta, sikap

tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan

membuka Kitab-kitab Hadits yang shahih. Oleh karena itu,

lewat para ulamanya seperti Ahmad Hassan yang juga dikenal

dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis

mengenalkan Islam yang hanya bersumber dari Al-Quran dan

Hadits. Organisasi Persatuan Islam telah tersebar di banyak

provinsi salah satunya di Banten . Persis bukan organisasi

keagamaan yang berorientasi politik namun lebih fokus terhadap

Pendidikan Islam dan Dakwah dan berusaha menegakkan ajaran

Islam secara utuh tanpa dicampuri khurafat, syirik, dan bid'ah

yang telah banyak menyebar di kalangan awwam orang Islam.


42

2. Struktur Organisasi Persis Gunung Buntung

C. Visi Misi Dan Program Kerja Organisasi Persatuan Islam

Gunung Buntung

a. Visi misi Persatuan Islam (Persis)

1. Visi Jami’iyyah Persatuan Islam

Visi Jami’iyyah persatuan Islam adalah terwujudnya “ al-

Jama’aah” sesuai tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah


43

2. Misi Jami’iyyah Persatuan Islam

Misi Jami’iyyah Persatuan Islam Adalah:

1. Mengembalikan ummat kepada Al-Qur’an Dan As-

Sunnah

2. Menghidupkan Ruhul Jihad, Ijtihad Dan Tajdid

3. Mewujudkan Muwahid, Mujtahid Dan Mujaddid .

b. Program Kerja Pimpinan Cabang Persis Di Gunung

Buntung

Berdasarkan musyawarah kerja (musyker) pimpinan

cabang Persatuan Islam (Persis) Padarincang masa jihad

2014-2018 yang bertempat di kantor PC Persis Padarincang

maka telah dihasilkan program kerja pimpinan cabang

Peersatuan Islam padarincang sebagai berikut:

1. Program Penasehat

a. Mengupayakan terjadinya ishlah apabila terjadi

kesalahpahaman di antara sesama anggota Persis

pada khususnya dan anggota masyarakat pada

umumnya.
44

b. Menyelesaikan masalah dan ishlah dengan cara

menugaskan kepada orang yang ada kedekatan batin

dengan yang bermasalah.

2. Program Ketua Dan Wakil Ketua

a. Mengadakan pembinaan Jami’iyyah dengan cara

pembahasan QA/QD kepada anggota pada acara

pengajian.

3. Program Sekertaris Dan Wakil Sekertaris

a. Membuat tasykil PC Persis Padarincang masa jihad

2014-2018

b. Mengadakan buku agenda kerja bagi staff

c. Mengoleksi foto para tokoh/ketua PC Persis

Padarincang dari masa kemasa

d. Mengaktifkan jadwal mengantor setiap akhir bulan

e. Memproses keanggotaan yang baru dan herregistrasi

anggota lama

f. Mengadakan rapat tahunan

g. Mengadakan rapat gabungangan dengan para otonom

setiap enam bulan sekali

h. Membuat almanak/kalender PC Persis


45

i. Membuat gedung aula PC Persis

4. Program Bendahara

a. Mengintensifkan pemasukan dan pengeluaran

keuangan Jami’iyyah melalui satu pintu

b. Pengadakan pelaporan keuangan setiap tahun

c. Memberikan bantuan dana pendidikan pesantren

sebesar 50% dari pendapatan kas Jami’iyyah setiap

akhir bulan untuk keperluan honor asatidz

d. Memberikan THR kepada para staf PC Persis setiap

menjelang Idul Fitri

e. Memberikan insentif kepada para staf PC Persis

apabila ada kelebihan dana dari anggaran yang

sudah ditetapkan diluar THR

5. Program Bidang Garapan Sumber Daya Manusia &

Organisasi

a. Pendataan anggota dan pendapatan rata-rata

perbulannya, melalui tiga tahap:

b. Triwulan I :

1) Pendataan dan klasifikasi anggota

2) Pemetaan data dan informasi


46

3) Sosialisasi hasil pemetaan kepada anggota

c. Triwulan II : Pengkajian dan penyempurnaan data

d. Triwulan III : Penilaian program secara umum

1. Bekerja sama dengan Bidgar Pendidikan semua otonom,

menyusun rencana untuk memotivasi terbentuknya

PAUD

2. Merencanakan dan mendesain Forum Komunikasi

Alumni MTs. Persis Padarincang, baik yang masih

sekolah di SLTA dan Kuliah di PT, maupun yang tidak

melanjutkan sekolah yang belum masuk sebagai anggota

pemuda/pemudi secara formal. Forum ini diharapkan

dapat menjebatani minat dan bakat posiitif mereka

sehingga tersalurkan

6. Program Bidang Garapan Pendidikan

a. Mendirkan MA/Mu’alimin

b. Mengangkat dan memberhentikan guru/asatidz

Pesantren Persis 72 Padarincang bila diperlukan

c. Mengadakan pelaporan kegiatan Pendidikan tahunan

d. Revitalisasi gedung MI lama

e. Mendirikan PAUD
47

f. Membuat rumah Dinas Murabby Pesantren Persis

7. Program Bidang Garapan Dakwah

a. Pengajian rutin Ba’da Jum’at (jimat)

b. Pengajian rutin malam Ahad (jihad)

c. Tadarusan al-Qur’an ba’da sholat subuh di Masjid

Nurul Huda (kulsub)

d. Menjadwal para da’i untuk khutbah jum’at dan

pengajian di PC dan PJ Persis

e. Membuat buletin dakwah

f. Mengumpulkan ringkasan materi dakwah dari para

da’i setiap selesai dakwah

g. Mengadakan tazwidul muballigien ( pengajian )

khusus bagi asatidz dan para staff PC Persis setiap

malam kamis

h. Membuat daftar hadir peserta pengajian ba’da jum’at

i. Menyelenggarakan pengajian umum Iftitah

ramadhhan

8. Program Bidang Garapan Bimbingan Haji Dan

Umrah (BIMHAJUM)
48

a. Mengadakan pembahasan materi manasik haji pada

waktu pengajian

9. Program Bidang Garapan Perwakafan

a. Mengintensifkan hasil wakaf, terutama wakaf sawah

b. Menyediakan pupuk dan obat bagi para penggarap

tanah wakaf, bekerja sama dengan Bidgar Sosek

c. Melanjutkan serifikat tanah wakaf yang belum

bersertifikat

d. Mengadakan kunjungan kerja/inspeksi kelokasi tanah

wakaf

10. Program Bidang Garapan Perzakatan

a. Menganalokasikan pembagian zakat sesuai

ashnafnya berdasarkan al-Qur’an dan al-

Hadis/Sunnah Rasulullah SAW.

b. Membuat Kartu infaq dan iuran wajib anggota

c. Mengelola dompet dakwah

d. Mengedarkan kencleng menjelang shalat jum’at dan

setiap kegiatan pengajian


49

11. Program Bidang Garapan Sosial dan Ekonomi

a. Menggali potensi ekonomi anggota/jami’iyyah

dengan cara:

b. Mendata pelaku usaha dikalangan

anggota/simpatisan di lingkungan Jami’iyyah

c. Mendata anggota yang potensial dibidang

ekonomi

d. Bekerja sama dengan Otonom Persis

e. Berkerja sama dengan bidang-bidang terkait

1. Mencari mitra usaha pihak ketiga dalam rangka:

a. Modal kerja

b. Diklat Keterampilan/Life skill

2. Penguatan ekonomi anggota /Jami’iyyah dengan

cara:

a. Pemberian pinjaman modal usaha

b. Membentuk wada usaha (kube)

3. Membentuk usaha Jami’iyyah antara lain:

a. Menghimpun dana (investor) anggota

b. Memilih jenis usaha Jami’iyyah yang terjangkau

dan menguntungkan
50

4. Mengingatkan ukhuwah Islamiyyah (shilaturrahim)

sesama anggota, dengan cara:

a. Bekerja sama dengan bidgar lain otonom yang

ada guna menanamkan kepedulian sosial

b. Meningkatkan kepedulian sosial terhadap

anggota yang kena musibah

c. Memfalitasi anggota yang membutuhkan

bantuan pemerintah (seperti Askeskin, Gakin,

dll).

d. Mendata/menerima dan mendistribusikan

kembali bantuan dari luar jami’iyyah yang halal

dan tidak mengikat

e. Menyelenggarakan khitanan massal minimal

satu kali dalam satu priode/Masa Jihad.11

11
Abdul Hadi, (Ketua PC Padarincang), diwawancarai oleh
Riyadotul Jannah, Gunung Buntung, 30 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai