Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan Islam di Indonesia

Ada banyak ulama yang berpengaruh dalam perkembangan Islam di Indonesia pada
masa modern.
Beberapa di antaranya sebagai berikut

1. K.H. Hasyim Asy‘ari

Tahukah Anda, bagaimana peran K.H. Hasyim Asy‘ari dalam perkembangan Islam masa
modern? Muhammad Hasyim Asy‘ari lahir pada 10 April 1875 M atau 24 Zulqaidah 1287 H.
Beliau merupakan putra ketiga dari sebelas bersaudara. Ayahnya bernama Kyai Asy‘ari,
pemimpin salah satu pesantren besar di Jombang, Jawa Timur. Hasyim Asy‘ari menunjukkan
kecerdasan sejak kecil. Hasyim Asy‘ari membantu ayahnya mengajar di pesantren pada usia
13 tahun. Pada usia 15 tahun, Hasyim Asy‘ari memulai perjalanan menuntut ilmu ke
berbagai daerah. Hasyim Asy‘ari belajar di Pesantren Wonokoyo, Probolinggo, kemudian
pindah ke Pesantren Langitan, Tuban. Beliau kemudian belajar di Pesantren Tenggilis,
Semarang. Beliau juga belajar di Pesantren Kademangan, Bangkalan di bawah asuhan
Syaikhona Khalil al-Bangkalani.

Pada 1893, Hasyim Asy‘ari berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji
sekaligus mencari ilmu. Beliau menetap di Mekah selama tujuh tahun. Beliau belajar kepada
ulama-ulama besar yang ada di Mekah seperti Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh
Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Amin Al Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani,
Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad as-
Saqqaf, dan Sayyid Husein al-Habsyi.

Hasyim Asy‘ari kembali ke Indonesia pada 1899 kemudian mendirikan Pesantren


Tebuireng. Ada banyak santri yang belajar kepada Hasyim Asy‘ari kemudian menjadi ulama
besar. Beberapa ulama besar yang pernah belajar kepada Hasyim Asy‘ari yaitu K.H. Abdul
Wahab Hasbullah, K.H. Bisri Syansuri, dan K.H. Wahid Hasyim.

K.H. Hasyim Asy‘ari merupakan ulama besar yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan Islamdi Indonesia. Beliau wafat pada 25 Juli 1947/7 Ramadan 1366 H.
Beberapa peran K.H. Hasyim Asy‘ari dalam perkembangan Islam di Indonesia sebagai
berikut.

a. Turut berperan dalam terbentuknya Komite Hijaz untuk menyampaikan aspirasi


ulama Indonesia kepada Raja Arab Saudi agar tetap mempertahankan tradisi
bermazhab, serta memelihara tempat-tempat penting seperti makam Rasulullah
saw. dan para sahabat.
b. Bersama ulama lain mendirikan Nahdatul Ulama pada 31 Januari 1926.
c. Mengeluarkan fatwa perang melawan Belanda adalah jihad. Fatwa tersebut
menumbuhkan semangat
d. umat Islam dari berbagai daerah dalam melawan agersi militer Belanda di Indonesia.
e. Menulis banyak kitab yang menjadi pegangan umat Islam di Indonesia hingga
sekarang seperti Adab al-‘Alim wa al-Muta‘allim, Risalah Ahl al-Sunnah wa al-
Jama’ah, dan an-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyid al Mursalin.

2. K.H. Ahmad Dahlan

K.H. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Beliau lahir dengan nama
Muhammad Darwis. Beliau merupakan putra keempat dari Kyai Abu Bakar, khatib Masjid
Besar Kesultanan Yogyakarta.Beliau menunaikan ibadah haji ketika berusia 15 tahun.
Setelah menunaikan ibadah haji Muhammad Darwis menimba ilmu dari ulama-ulama besar
Mekah selama lima tahun. Salah satu guru beliau yaitu Syekh Ahmad Khatib al-
Minangkabauwi yang juga merupakan guru K.H. Hasyim Asy‘ari. Beliau menggunakan nama
Ahmad Dahlan setelah pulang dari Mekah.

K.H. Ahmad Dahlan merupakan ulama yang memiliki peran besar dalam
perkembangan Islam di Indonesia. Beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18
November 1912. Organisasi Muhammadiyah bergerak di bidang kemasyarakatan dan
pendidikan. K.H. Ahmad Dahlan wafat pada 23 Februari 1923 di Yogyakarta. Beliau
dimakamkan di Kampung Karangkajen, Brontokusuman, Yogyakarta.
Beberapa pemikiran dan peran K.H. Ahmad Dahlan dalam perkembangan Islam di Indonesia
sebagai berikut.

a. Mendirikan sekolah agama dengan memasukkan pengetahuan umum dan


memasukkan pelajaran agama pada sekolah umum.
b. Mendirikan organisasi Muhammadiyah yang saat ini banyak mendirikan sekolah,
rumah sakit, dan rumah yatim piatu dalam membantu melayani kebutuhan
masyarakat Indonesia.
c. Mendirikan organisasi Aisyiah guna memajukan kaum perempuan dan kepanduan
Hizbul Watan bagi generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai