Disusun oleh:
TAHUN 2022
ANALISIS DAMPAK CYBERBULLYING TERHADAP
KESEHATAN MENTAL DI KALANGAN REMAJA
Disusun oleh:
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Guru Pembimbing
PENELITIAN
DI KALANGAN REMAJA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik dan tepat
waktu.
Saya sadar bahwa karya ilmiah ini belum sempurna, untuk itu saya memohon maaf
kepada para pembaca untuk menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan karya
ilmiah ini.
Peneliti
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................................3
ABSTRAK............................................................................................................................................4
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................5
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................6
BAB I....................................................................................................................................................7
A. Latar Belakang...........................................................................................................................7
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................8
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................................9
BAB II.................................................................................................................................................10
A. Penelitian Relevan...................................................................................................................10
B. Kerangka Teoritis....................................................................................................................11
C. Hipotesis..................................................................................................................................14
BAB III................................................................................................................................................15
A. Setting Penelitian.....................................................................................................................15
B. Populasi dan sampel................................................................................................................15
C. Metode Penelitian....................................................................................................................15
BAB IV...............................................................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20
LAMPIRAN I......................................................................................................................................20
LAMPIRAN II....................................................................................................................................22
LAMPIRAN III...................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olweus (1997) mengatakan bahwa bullying adalah perilaku negatif yang
mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman atau terluka dan
biasanya terjadi berulang-ulang yang ditandai dengan adanya
ketidakseimbangan kekuatan antara para pelaku dan korban. Salah satu bentuk
bullying yang terjadi di tengah lingkungan pergaulan remaja adalah
cyberbullying. Menurut Hinduja dan Patchin (2013) menjelaskan bahwa
cyberbullying adalah perilaku yang disengaja dan membahayakan yang terus-
menerus diulang ditimbulkan melalui penggunaan komputer, ponsel, atau
perangkat elektronik lainnya.
Saat ini perkembangan teknologi sudah maju. Akan tetapi, dengan kemajuan
teknologi yang semakin dipermudah dan cepat, telah membuat teknologi
disalahgunakan dan membawa hal negatif yaitu cyberbullying. Cyberbullying
(perundungan dunia maya) adalah bullying/perundungan menggunakan
teknologi digital. Hal ini dapat terjadi pada media sosial, platform chatting,
platform bermain game, dan ponsel. Cyberbullying memiliki tujuan untuk
menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi
sasaran.
Hasil survei yang dilakukan oleh U-Report Indonesia, yang melibatkan 2.777
responden dengan 97% rating tanggapan. Hasilnya adalah 47% orang mengaku
pernah mengalami kekerasan digital. Menurut laporan Polda Metro Jaya
terdapat 25 kasus yang dilaporkan setiap harinya, angka ini terus meningkat
karena meningkatnya jumlah pengguna internet dan penanganan kasus
cyberbullying yang masih belum efektif. Dari kekerasan yang terjadi di sosial
media, 34% responden tidak mendapatkan layanan atau bantuan saat menjadi
korban, serta 36% tidak tahu informasi mengenai pusat bantuan cyberbullying.
salah satu penelitian yang dipresentasikan pada rapat tahunan American
Psychiatric Association, remaja yang mengalami cyberbullying memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk mengalami beberapa gangguan kesehatan mental,
terutama bila sebelumnya pernah menjadi korban kekerasan emosional.
Menurut Samantha B. Saltz, dokter residen di bagian psikiatri anak dan remaja
dari University of Miami Miller School of Medicine dan Jackson Memorial
Hospital di Florida, para remaja yang merupakan korban dari cyberbullying
umumnya lebih cenderung mengalami depresi sedang hingga berat, emosional,
dan merasa tidak percaya diri. Riwayat mengalami kekerasan emosional
sebelumnya juga dikaitkan secara signifikan dengan perundungan siber
ini.Bahayanya, cyberbullying juga dikaitkan dengan penggunaan zat terlarang
serta percobaan bunuh diri. Oleh sebab itu, tenaga profesional kesehatan perlu
memahami dampak yang disebabkan oleh interaksi tidak sehat yang terjadi di
lingkungan virtual terhadap kesehatan mental dari para remaja.
Adapun, batasan dari penelitian yang kami lakukan adalah remaja di sekitar
wilayah kecamatan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Remaja dijadikan sebagai
objek utama penelitian ini, dikarenakan remaja rentan mendapatkan
cyberbullying di berbagai media sosial dan paling sering terkena dampaknya,
terutama pada kesehatan mental remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak cyberbullying terhadap kesehatan mental di kalangan
remaja
2. Bagaimana peran orang tua dan guru dalam mengatasi dampak cyberbullying
terhadap kesehatan mental anak di kalangan remaja.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan dampak cyberbullying terhadap kesehatan mental anak di
kalangan remaja.
2. Untuk menjelaskan peran orang tua dan guru dalam mengatasi dampak
cyberbullying terhadap kesehatan mental anak di kalangan remaja.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Siswa
Siswa mampu memfilterlisasikan kegiatan dalam bersosial media
2. Untuk Guru
Guru mampu mengedukasikan pemahaman terkait cyberbullying dan
dampaknya serta memberi solusi atas permasalahan tersebut.
3. Untuk Orang Tua
Orang tua mampu mengontrol penggunaan sosial media anaknya dan dapat
lebih dekat karna mengetahui masalah yang dihadapi anaknya
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Flourensia Sapty Rahayu pada 1 April
2012 yang berjudul “Cyberbullying sebagai Dampak Negatif Penggunaan
Teknologi Informasi”, menyatakan bahwa cyberbullying adalah perlakuan yang
ditujukan untuk mempermalukan, menakut-nakuti, melukai, atau menyebabkan
kerugian bagi pihak yang lemah dengan menggunakan sarana komunikasi
teknologi informasi. Berdasarkan hasil penelitian kuesioner yang dibagikan
kepada siswa-siswi SMP dan SMU di kota Magelang, Yogyakarta dan
Semarang didapatkannformasi bahwa fenomena cyberbullying telah
terjadi di kalangan remaja kita. Meskipun belum didapatkan kasus yang sangat
serius namun sudah cukup banyak remaja yang mengalami cyberbullying yaitu
sebanyak 28% dari 363 siswa. Namun terlihat dari hasil kuesioner dan
komentar-komentar yang diberikan oleh siswa bahwa istilah ”cyberbullying”
ini relatif masih baru untuk mereka dan masih banyak yang belum paham
tentang bahaya dari cyberbullying ini. Cyberbullying bukan semata-mata
masalah remaja saja namun juga menjadi tanggung jawab stakeholder yang lain
termasuk orang tua,sekolah, masyarakat, para penegak hukum dan lain
sebagainya .
Suatu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa ITB pada Agustus 2021
dengan judul “Pengaruh Cyberbullying di Media Sosial terhadap Kesehatan
Mental” menyatakan bahwa kasus cyberbullying di Indonesia sudah banyak
terjadi. Di Indonesia kasus cyberbullying sudah diatur dalam Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang seharusnya dapat
mengurangi kasus cyberbullying. Namun, pada kenyataannya UU ITE belum
sepenuhnya menjamin dapat mengurangi kasus cyberbullying.
B. Kerangka Teoritis
1.Bullying
Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti
banteng yang senang menyerunduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya diambil
untuk menguraikan suatu tindakan destruktif. Dalam bahasa Indonesia, secara
etimologi kata bully berarti penggertak, orang yang mengganggu orang lemah.
Istilah bullying dalam bahasa Indonesia bisa menggunakan menyakat (berasal
dari kata sekat) dan pelakunya (bully) disebut penyakat. Menyakat berarti
mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain (Wiyani, 2014).
2.Cyberbullying
CyberBullying berasal dari dua kata yaitu Cyber yang artinya Jaringan
elektronik yang menghubungkan antara pengguna yang satu dengan yang
lainnya dan Bullying itu sendiri yang artinya Pengintimidasian, Pelecehan,
Ancaman yang dilakukan baik melalui fisik ataupun verbal. Patchin dan
Hinduja (2015) menyatakan bahwa cyberbullying adalah perlakuan yang
disengaja dan dilakukan secara berulang yang ditimbulkan melalui media teks
elektronik atau internet.
C. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian yang kami lakukan adalah bahwa masih
banyak remaja yang ketika mendapatkan cyberbullying mereka tetap diam dan
tidak melakukan tindakan pembelaan sama sekali. Dikarenakan beberapa faktor
seperti takut dikucilkan dan dijauhi oleh teman.
Dampak dari cyberbullying sangat besar terhadap psikologis korban seperti
timbul perasaan tidak aman, sedih, takut, malu, dan tidak percaya diri. Selain
itu, berpengaruh terhadap prestasi akademis korban yang merasa kurang
berkonsentrasi dalam belajar.
Peranan orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting dalam menghadapi
dan mencegah cyberbullying. Tingkat kepedulian orang tua terhadap anaknya
masih rendah. Dan juga hubungan antara orang tua dan anak kurang baik,
sehingga komunikasi diantara mereka jarang terjadi. Masih banyak orag tua
yang tidak mengetahui kondisi kesehatan mental anaknya yang terkena
cyberbullying
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini saya lakukan di lingkungan masyarakat kabupaten Sumbawa
Besar
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini saya lakukan dari bulan februari sampai maret 2022
C. Metode Penelitian
1. Kuisioner
Menurut Sugiono, kuisioner adalah cara mengumpulkan data dengan
menggunakan angket yang terdiri dari pertanyaan pertanyaan yang
diberikan kepada responden. Kuisioner yang kami gunakan dibuat dalam
format google form sebagai bentuk penyesuaian terhadap kondisi pandemi
Covid-19 dan disebarkam melalu media whatsapp
2. Studi Pustaka
Menurut Mestika Ted (2003), studi pustaka atau kepustakaan dapat
diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan
penelitian.Adapun referensi dalam penyusunan proposal ini bersumber dari
internet dan jurnal
3. Observasi
Menurut Rianto (2010), observasi merupakan metode pengumpulan data
menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung. Adapun
observasi yang kita lakukan adalah pengamatan terhadap kegiatan remaja di
Kabupten Sumbawa.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Tindakan cyberbullying berdampak pada segi psikis atau kesehatan mental
korban terutama remaja
2. Peranan orang tua dan guru sangat penting dalam mengatasi tindakan
cyberbullying
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku cyberbullying meliputi faktor
keluarga sebab keluarga khususnya pelaku tidak mendapatkan perhatian dan
kasih sayang dari orang tuanya , mereka melakukan tindakan cyberbullying
sebagai pelampiasan ketidakharmonisan keluarganya. Faktor lingkungan
pergaulan juga memiliki peran yang besar sebagai penyebab cyberbullying
karena pelaku cenderung mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya.
4. Dampak yang dirasakan oleh remaja setelah mengalami cyberbullying seperti
karena mengalami depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya bahkan
melakukan percobaan bunuh diri
5. Perilaku cyberbullying pada remaja dipengaruhi oleh intensitas penggunaan
media sosial, kemampuan empati pelaku, dan karakter korban .
6. Pelaku cyberbullying merasa aman karena berlindung di bawah akun palsu.
7. Respon remaja ketika mengalami cyberbullying adalah memilih untuktetap
diam dan tidak melawan karena takut dijauhi dan semakin dibully oleh
temannya
8. Salah satu jenis cyberbullying yang mempengaruhi remaja dalam melakukan
cyberbullying adalah melontarkan kata-kata kasar di media sosial.
9. Mengurangi penggunaan media sosial sangat diperlukan agar terhindar dari
aksi cyberbullying.
B. Saran
1. Diharapkan peneliti dapat memberikan informasi kepada khalayak umum
mengenai dampak cyberbullying terhadap kesehatan mental .
2. Diharapkan pihak sekolah melalui guru dapat memberi pemahaman dan
mengedukasi dampak dan akibat perilaku cyberbullying kepada korban, lalu
memberi solusi untuk mengatasi masalah cyberbullying dengan melarang untuk
tidak ikut berpartisipasi dan tidak mudah merespon tindakan cyberbullying.
3. Diharapkan Pemerintah dapat lebih tegas dan jelas dalam memberikan sanksi
dan hukuman kepada pelaku cyberbullying. Selain itu, harus ada sosialisasi
terlebih dahulu dari pemerintah ke sekolah-sekolah agar pihak sekolah dapat
mengetahui dan mengatasi masalah cyberbullying ini
4. Diharapkan agar orang tua dapat lebih peduli pada kehidupan sosial anaknya. .
dengan menjadi panutan yang bersifat positif bagi anak serta menciptakan
hubungan yang hangat antar keluarga.
5. Diharapkan para remaja mampu mengontrol kegiatan dalam bersosial media.
DAFTAR PUSTAKA
Februari Maret
Minggu ke-
NO Kegiatan
Penyusunan
1 judul ✓
Penyusunan
2 proposal ✓
Penyebaran
3 angket ✓
Pengolahan
4 data ✓
Penyusunan
5 laporan ✓
LAMPIRAN II
DAFTAR NAMA RESPONDEN
LAMPIRAN III
KUISIONER
ANALISIS DAMPAK CYBERBULLYING
NAMA :
JENIS KELAMIN :
ASAL SEKOLAH :
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS
PETUNJUK PENGISIAN
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
S SS KS STDS