Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Islam di Indonesia pada Masa Modern

Islam dibawa ke Nusantara / Indonesia pertama kali Abad ke-7 pada tahun 31 H /
651 M. Ketika itu, Khalifah Utsman bin 'Affan mengirimkan utusan ke Tiongkok
untuk memperkenalkan Daulah Islam yang baru saja berdiri, kurun waktu itu di
jawa pada Tahun 451 H - 492 H atau 1082 M - 1102 M diketemukan banyak
makam muslim antara lain sayiddah Fatimah binti Maimun bin hibatullah.

Penyebaran Islam di Nusantara pada awalnya didorong oleh meningkatnya


jaringan perdagangan di luar kepulauan Nusantara. Pedagang dan bangsawan dari
kerajaan besar Nusantara biasanya adalah yang pertama mengadopsi Islam.
Kerajaan yang dominan, termasuk Kesultanan Mataram (di Jawa Tengah
sekarang), dan Kesultanan Ternate dan Tidore di Kepulauan Maluku di timur.

Pada akhir abad ke-13, Islam telah berdiri di Sumatra Utara, abad ke-14 di timur
laut Malaya, Brunei, Filipina selatan, di antara beberapa abdi kerajaan di Jawa
Timur, abad ke-15 di Malaka dan wilayah lain dari Semenanjung Malaya
(sekarang Malaysia)..

A. Syaikhona Khalil. Al-Bangkalani

M. Khalil lahir pada 27 Januari 1820 di Senenon, Kemayoran, Bangkalan,


Madura. Merupakan Putra dari Kyai Abdul Latif. Beliau menuntut ilmu dari Kyai
Muhammad Nur dipondok Pesantren Langitan, Tuban. Setelah itu ia belajar di
Ponpes Cangaan, Pasuruan. Lalu M. Khalil pindah kepesantren Kebon Candi &
Sidogin. Setelah itu beliau berangkat ke Mekah pada tahun 1859 untuk menuntut
Ilmu. Di Mekah beliau belajar dari banyak ulama. Sepulangnya ke Indonesia,
M.Khalil mendirikan Pesantren di Kademangan, Kota Bangkalan. M-khalil atau
lebih sering dipanggil Syaikhona Khalil Al-Bangkalani.

Beberapa Pemikiran & kontribusi Syaikhona Khalil Al-Bangkalani :

1. Mendidik para santri dengan baik sehingga menjadi ulama yang berilmu dan
berintegritas pada agama maupun bangsa
2. Berperan melawan Belanda
3. Berperan dalam kelahiran NU

B. K.H. Hasyim Asy'ari

Muhammad Hasyim Asy'ari lahir pada 10 April 1875 M. Beliau merupakan putra
dari Kyai Asy'ari, pemimpin salah satu pesantren besar di Jombang, Jawa Timur.
Hasyim Asy'ari menunjukkan kecerdasan sejak kecil. Hasyim Asy'ari membantu
ayahnya mengajar di pesantren pada usia 13 tahun. Pada usia 15 tahun, Hasyim
Asy'ari memulai perjalanan menuntut ilmu ke berbagai daerah. Hasyim Asy'ari
belajar di Pesantren Wonokoyo, Probolinggo, kemudian pindah ke Pesantren
Langitan, Tuban. Beliau kemudian belajar di Pesantren Tenggilis, Semarang.
Beliau juga belajar di Pesantren Kademangan, Bangkalan di bawah asuhan
Syaikhona Khalil al-Bangkalani.

Pada 1893, Hasyim Asy'ari berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji
sekaligus mencari ilmu. Beliau menetap di Mekah selama tujuh tahun. Beliau
belajar kepada ulama-ulama besar yang ada di Mekah.

Beliau wafat pada 25 Juli 1947/7 Ramadan 1366 H. Beberapa peran K.H. Hasyim
Asy'ari dalam perkembangan Islam di Indonesia sebagai berikut.

1. Turut berperan dalam terbentuknya Komite Hijaz untuk menyampaikan


aspirasi ulama Indonesia kepada Raja Arab Saudi agar tetap
mempertahankan tradisi bermazhab, serta memelihara tempat-tempat
penting seperti makam Rasulullah saw, dan para sahabat.
2. Bersama ulama lain mendirikan Nahdatul Ulama pada 31 Januari 1926.
3. Mengeluarkan fatwa perang melawan Belanda adalah jihad. Fatwa tersebut
menumbuhkan semangat umat Islam dari berbagai daerah dalam melawan
agersi militer Belanda di Indonesia.
4. Menulis banyak kitab yang menjadi pegangan umat Islam di Indonesia
hingga sekarang
C. K.H. Ahmad Dahlan

K.H. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Beliau lahir dengan
nama Muhammad Darwis. Beliau merupakan putra keempat dari Kyai Abu Bakar,
khatib Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta. Muhammad Darwis menimba ilmu
dari ulama-ulama besar Mekah selama lima tahun. Salah satu guru beliau yaitu
Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabauwi yang juga merupakan guru K.H. Hasyim
Asy'ari. Beliau menggunakan nama Ahmad Dahlan setelah pulang dari Mekah.

Beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18 November 1912. Organisasi


Muhammadiyah bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. K.H. Ahmad
Dahlan wafat pada 23 Februari 1923 di Yogyakarta. Beliau dimakamkan di
Kampung Karangkajen, Brontokusuman, Yogyakarta. Beberapa pemikiran dan
peran K.H. Ahmad Dahlan dalam perkembangan Islam di Indonesia sebagai
berikut.

1. Mendirikan sekolah agama dengan memasukkan pengetahuan umum dan


memasukkan pelajaran agama pada sekolah umum.
2. Mendirikan organisasi Muhammadiyah yang saat ini banyak mendirikan
sekolah, rumah sakit, danrumah yatim piatu
3. Mendirikan organisasi Aisyiah guna memajukan kaum perempuan dan
kepanduan Hizbul Watan bagi generasi muda.

Anda mungkin juga menyukai