Anda di halaman 1dari 15

EKSISTENSI ALKHAIRAT DI KOTA PALU DAN SEKITARNYA

TUJUAN

1. Dapat mengetahui tentang sejarah lahirnyaAlkhairaat


2. Dapat mengetahui Silsilah Pendiri Alkhairaat
3. Dapat menjelaskan Perkembangan Alkhairaat
4. Dapat menjelaskan Wafat Pendiri Alkhairaat

PETA KONSEP
Latar Belakang Berdirinya
AlKhairaat

Silsilah Pendiri AlKhairaat

ALKHAIRAAT

Perkembangan Alkhairaat

Wafat Pendiri Alkahiraat


Deskripsi
Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal dengan Sayyid Idrus
bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua (lahir di Tarik, Hadramaut, Yaman, 15
Maret 1892 – meninggal di Palu, Sulawesi Tengah, 22 Desember 1969 pada umur
77 tahun) merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah dalam bidang
pendidikan agama Islam, sepanjang hidupnya, ulama yang akrab disapa Guru Tua
ini dikenal sebagai sosok yang cinta ilmu. Tak hanya untuk diri sendiri, ilmu itu
juga ia tularkan kepada orang lain. Salah satu wujud cintanya pada ilmu adalah
didirikannya lembaga pendidikan Islam Alkhairaat sebagai sumbangsih nyata
Guru Tua kepada agama islam. Alkhairaat didirikan di Palu, Sulawesi Tengah,
kala usia Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri menginjak 41 tahun.
A. Sejarah lahirnya Al Khairaat
Sebelum kedatangan Sayyid Idrus ke Palu,
masyarakat Sulawesi Tengah telah memiliki
beberapa kepercayaan tradisional yang mereka
warisi dari nenek moyangnya, walaupun
masyarakat Sulawesi Tengah pada waktu itu
mayoritas beragama Islam.
Selain keprecayaan tradisional yang telah
disebutkan, terdapat pula kepercayaan tradisional seperti Balia, sesajen dan lain-
lain. Balia adalah suatu upacara tertentu, sebagai suatu kepercayaan dan
keyakinan, bahwa dengan adanya prosesi tersebut orang yang sedang sakit parah
akan sembuh dari penyakitnya. Begitu pula adanya sesajen, karena diyakini
bahwa seseorang yang sakit adalah disebabkan oleh gangguan jin, atau setan.
Tetapi semua kepercayan-kepercayaan tradisional tersebut, berangsur-angsur
hilang, karena pendidikan dan dakwah Sayyid Idrus melalui Alkhairat dan murid-
muridnya.
Kunjungan Sayyid Idrus yang pertama karena kunjungan kekeluargaan,
maka kunjungan kali ini adalah akibat “Peristiwa Aden” yang harus diterimanya
dengan hati yang pedih. Kejadian ini disebabkan adanya penghianatan dari teman
sendiri inilah musuh dalam selimut. Segala rencana dan program yang
dirahasiakan yakni, untuk mendesak pemerintahan Inggris dengan segala cara
memberi kemerdakaan terhadap tanah air Hadramaut untuk di penuhi, telah di
ketahui oleh penguasa Inggris dan mencari dukungan dari negara-negara tetangga
(Islam).
Semua yang dirahasiakan itu, disampaikannya kepada penguasa tentara
Inggris. Untuk mencegah akibat yang mungkin terjadi di masyarakat, maka Sultan
Hadramaut menempuh jalan bijaksana yakni mencegah keputusan Sayyid Idrus
akan meninggalkan tanah tumpah darahnya dan mereka akan hidup mengembara
di tempat lain karena Sultan mengetahi benar bahwa kedua tokoh pemuda ini
yakni Sayyid Idrus dan Sayyd Abdurrahman adalah pemuda intelek, konsekwen
dalam pendirian, tetapi bijaksana.
Dengan keputusan yang telah menjadi prinsipnya itu, Sayyid Idrus
memulai langkahnya meninggalkan tanah airnya yang tercinta Hadramaut, untuk
menuju daerah baru yang dipilihnya yakni Indonesia. Sedangkan temannya
menuju arah Mekah.
Kehadiran Guru Tua di Wani pada tahun 1929 merupakan awal mula
sejarah pendidikan Alkhairat di kota Palu. Kedatang Guru Tua di Wani atas
permintaan beberapa tokoh masyarakat di Wani yang ingin belajar islam lebih
baik. Dengan dibantu oleh masyarakat setempat di bangunlah Madrasah Al-
Hidayah. Nama madrasah tersebut merujuk kepada nama madrasah milik Sayyid
Ali Alhabsyie dan Sayyid Abdollah Alhabsyie di Tojo Una-una, Ampana.
Hampir setahun Guru Tua tinggal dan menetap di Wani, kemudian beliau
meninggalkan Wani dan menetap di kota Palu. Hijrah nya Guru Tua ke Palu
menjadi awal sejarah berdirinya Lembaga Islam Alkhairat.
Kehadiran Guru Tua di kota Palu disambut baik oleh masyarakat setempat
dengan menggunakan tempat mereka sebagai tempat belajar mengajar. Merespon
antusiasme

Sumber: Foto milik pribadi

masyarakat
yang begitu besar akan pendidikan, Guru Tua pun mendirikan Alkhairat.
Peresmian madrasah Alkhairat untuk pertama kalinya bertempat kalinya
bertempat di lantai bawah, rumah Haji Daeng Marocca (depan masjid Jami).
Kampung Baru.
B. Silsilah Pendiri Al Khairat
Sayid Idrus bin Salim bin Alwi bin Saqqaf bin Muhammad bin Idrus bin
Salim bin Husain bin Abdillah bin Syaikhan bin Alwi bin Abdullah At-Tarisi bin
Alwi Al-Khawasah bin Abubakar Aljufri Al-Husain Al-Hadhramiy. Sayyid Idrus
Al Jufri dilahirkan di kota Taris dekat kota Siwun ibukota Hadramaut Yaman.
Pada hari Senin tanggal 14 Sya’ban tahun 1309 H / 1890 M. Dari keluarga
Al Alawi Al Husainy yang mempunyai jalur keturunan dari Sayydina Husain ibni
Fatimah Az Zahra ‘ putri rasulullah saw.
Ayahnya : Sayyid Salim bin Alawi Al Jufri ( 1253 H / 1835 M )
Ibunya : Syarifah Nur Al Jufri ( Wajo Sengkang Sul-sel ) keluarga Arung
Matoa Raja Wajo Sengkang – Batui Luwuk
Perkawinan Sayyid Salim bin Alawi Al Jufri dengan Syarifah Nur di karuniai
Enam ( 6 ) anak diantaranya adalah Sayyid Idrus Salim Al Jufri anak Keempat.
Sayyid Idrus bin Salim Al Jufri menikah beberapa kali diantaranya :
1. Putri Sayyid Umar Al Balhi dikaruniai anak benama Fathimah
2. Putri Sayyid Hasan bin Ahmad Al Bahr. Mempunyai 3 orang anak adalah :
1. Sayyid Muhammad
2. Syarifah Raguan
3. Sayyid Salim
3. Putri Sayyid Thalib Al Jufri bernama Syarifah Aminah( Pekalongan Jawa
Tengah ) Dikaruniai 3 oarang anak yaitu
1. Syarifah Lu’lu
2. Syarifah Nikmah
3. Syarifah Mastura ( Meninggal masih kecil )
4. Wanita jawa ( Jombang jawa timur ) tidak dikaruniai anak
5. Syarifah Kalsum Al Mahdali ( Wani kab.Donggala Sul-Teng ) tidak dikaruniai
anak
6. Hj. Ince Aminah ( Raja Palu ) dikaruniai 2 orang anak yaitu
1. Syarifah Sidah
2. Syarifah Sa’diyah ( Ketua WIA ) sekang
7. Syarifah Haulah bin Husain Al Habsyi dari perkawinannya tidak dikarunia
keturunan.
Diangkat sebagai Mufti dan Qadhi
Pada bulan Syawwal 1334 H bertepatan dengan tahun 1916, ayahnya
wafat. Habib Idrus kemudian memimpin lembaga pendidikan yang didirikan oleh
ayahandanya. Dan pada tahun itu pula Habib ldrus diangkat oleh Sultan Mansur
sebagai Mufti dan Qadhi di kotaTaris, Hadramaut, untuk menggantikan posisi
ayahnya, padahal usianya saat itu baru 25 Tahun. Amanah dan pencapaian itu
mengisyaratkan bahwa beliau adalah orang yang berilmu pengetahuan luas dan
berwibawa.Walau jabatan sudah di tangan, Idrus muda tak pernah silau dengan
keduniawian. Ia tetap kritis terhadap lingkungan sosial di negerinya. Bahkan, ia
rela melepas jabatan mufti ketika memilih jalan menentang imperialism Inggris.
Sikap itu pula yang kemudian membawanya datang untuk kali kedua ke
Indonesia. Perjalanannya yang kedua pada tahun 1922 terjadi akibat perjuangan
politiknya untuk membebaskan negaranya dari penjajahan Inggris.
Sayyid Idrus bin Salim Al Jufri pada tahun 1968 menunaikan ibadah haji
bersama 3 orang muridnya yaitu : a. Ustadz Hasbullah Arsyad, b. Ustadz Mahfuzh
Godal,dan c. Ustadz Syakir Hubaib Biaya perjalanan haji dihadiakan oleh Sayyid
Muhammad bin Alawi Al Jufri Sekembalinya dari haji Mekah Sayyid Idrus bin
Salim Al Jufri melakukan perjalanan ke- Indonesia timur merupakan ‘rihlah al
wada’ terakhir
C. Perkembangan Alkhairaat
Rencana untuk mendirikan madrasah Islamiyah pun disampaikan yang
menjadi dasar pemikiran ialah engan melalui pendidikan masyarakat akan lebih
cepat dan maju. Cara berpikir dan bertindak selalu teliti, karena pertimbangan
pikiran disertai ilmu selalu menyertainya. Tindakan pikiran yang tidak masuk akal
sulit terjadi.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan yaitu pada periode ini, Sayyid Idrus
masih tetap melanjutkan program pendekatan terhadap masyarakat melalui
dakwah dan ceramah. Cara ini masih dilakukan oleh Guru Tua karena masyarakat
masih perlu pendekataan. Lokasi kegiataan tidak hanya di lembah Palu, tetapi
sudah banyak mengunjungi daerah seperti Poso-Ampana, Luwuk-Banggai,
Tinombo, Parigi, Gorontalo, Manado dan wilayah Ternate. Juga daerah
kalimantan dan pulau jawa.
Pendekatan ini melalui para raja/kepala pemerintahan sangat membantu
Sayyid Idrus dimana melalui raja/kepala pemerintahan itulah sebabnya
masyarakat menjadi banyak yang mengikuti dan mendukung apa yang
diprogramkan Alkhairaat. Karena yang sangat mendesak yang diprogramkan
adalah usaha membangun gedung baru akibat gedung lama tidak mampu lagi
menampung jumlah murid yang banyak belajar dan penyebaran wilayah
Alkhairaat kepedasaan, yang membutuhkan pendidikan keagamaan.

Dalam perkembangannya, ketika dilaksanakan Muktamar I pada tahun


1956, jumlah madrasah Alkhairaat tercatat sebanyak 25 buah. Keputusan penting
yang dihasilkan oleh Muktamar adalah dibukanya Madrasah Lanjutan Pertama
yang dipimpin oleh Ustad Abbas Palimuri dengan mengakomodasi pelajaran
umum dan agama masing-masing 50 persen. Pada tahun 1963 dilaksanakan
Muktamar II Alkhairaat di Ampana. Dilaporkan bahwa jumlah madrasah naik
menjadi 150 cabang. Pada Muktamar Alkhairaat ke 3, jumlah madrasah
meningkat lagi menjadi 450 cabang, Muktamar ke 4 tahun 1980, 556 cabang.
Muktamar ke 5 tahun 1986 sebanyak 732 cabang, dan hingga akhir tahun 2004,
Alkhairaat telah memiliki 1.561 Madrasah/Sekolah dan 34 Pondok Pesantren yang
tersebar di Kawasan Timur Indonesia.

Di bidang pendidikan tinggi, Alkhairaat membuka Universitas Alkhairaat


(UNISA) dengan 5 fakultas definitif dan 2 fakultas persiapan. Kelima fakultas
tersebut yaitu Fakultas Agama, Pertanian, Perikanan, Ekonomi dan Sastra
ditambah Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan serta kedokteran. Sampai tahun
2004, UNISA tercatat telah mewisuda 1.841 sarjana Strata 1 dan D2.

Selain itu, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada Keluarga Besar


Alkhairaat dan masyarakat umum, dibukalah Rumah Sakit Islam S.I.S Aljufri
yang diresmikan bersamaan dengan Haul ke 35 Habib Idrus Bin Salim Aljufri
pada tahun 2004.

D. Wafatnya Pendiri Al Khairaat


Habib ldrus tidak meninggalkan karangan kitab, namun karya besarnya adalah AI-
Khairaat dan murid-muridnya yang telah memberikan pengajaran serta
pencerahan agama kepada umat. Mereka para murid-murid AI-Khairaat menyebar
di seluruh kawasan Indonesia untuk meneruskan perjuangan sang Pendidik yang
tak kenal putus asa ini. Salah satu murid beliau yang melanjutkan dakwahnya
adalah Ustad Abdullah Awadh Abdun, yang hijrah dari kota Paluke Kota Malang
untuk berdakwah dan mendidik para muridnya dengan mendirikan pesantren
Daarut Tauhid di Kota Malang. Tahun 1968, Habib Idrus mengalami sakit parah,
selama delapan bulan beliau meminum jus kurma. Walaupun dalam keadaan sakit,
ia tetap menjalankan majelis mengajar setiap waktu.Masih dalam suasana ldul
Fitri, sakitparah yang telah lama diderita Habib ldrus kembali kambuh. Bertambah
hari sakitnya semakin berat. Maka, guru, Ulama dan Sastrawan itu wafat, pada
hari senin 12 Syawwal 1389 H bertepatan dengan 22 Desember 1969 M. sebelum
menjelang detik-detik kewafatannya, Habib ldrus sudah mewasiatkan tentang
siapa saja yang memandikan jenazah, imam shalat jenazah, tempat pelaksanaan
shalat jenazah, siapa yang menerima jenazah di liang lahat, muadzin di liang lahat,
sampai yang membaca talqin di kubur.
Demikian Menurut al Ustadz H.S Abdillah Al Jufri cucu guru Tua.
Menurut Abd Wahab Abd Muhaimin Yang pada saat detik-detik terakhir Sayyid
Idrus Wafat hadir para keluarga,para sahabat dan murid-murinya.
Menurut Ustadz Hasbulallah Arsyad Bahwa Sayyid Idrus berwasiat agar
dikuburkan di samping isterinya Syarifah Aminah
Al Jufri disebelah barat Masjid Alkhairaat. Menurut
M. Noor Sulaiman. Sayyid Idrus berwasiat dan
menentukan orang yang bertugas mengurusi
jenasanya.di antaranya adalah :
Yang menjadi protokol:Ustadz Bahraen Thayyib
Yang memandikan :K.H.Abdul Hay
Abdullah
:K.H.Hasbullah Arsyad
:K.H.M.Qasim Maragau
Yang menerima dalam lahad:Sayyid Abdillah al Jufri
:K.H.Z.Abidin Batalembah
:Thaha Bachmid
Mu’adzdzin di lahat :K.H.Z.Abidin Batalembah
Yang membaca Talkin :KH. Rustam Arsyad
Yang menjadi imam :Sayyid Hasan Al- Idrus
:Di Halaman Perguruan Alkhairaat
Ditahlilkan Selama 3 Hari, 7 Hari, 40 Hari dan Haul tiap tahun diperingati
Habib ldrus telah mempertaruhkan seluruh hidupnya dalam mengarungi
perjalanan panjang dengan berbagai sarana kekepulauan di sekitar Sulawesi dan
Maluku untuk menyiarkan pengetahuan Islam. Beliau berpindah dari satu pulau
kepulau yang lain menggunakan perahu sampan, gerobak sapi dan kendaraan
lainnya bahkan dengan berjalan kaki dengan bermacam risiko, tantangan dan
bahaya yang selalu mengancam di setiap saat. Akan tetapi Habib ldrus selalu
merasakan kenikmatan di antara pertaruhan jiwanya dan beliau rela memberikan
apa saja meski jiwanya sekalipun. Ketabahannya dalam mengarungi pelayaran itu
sampai berbulan-bulan lamanya. Dan kadang-kadang perjalanan itu di tempuh
dengan berjalan kaki jika tidak mendapatkan alat-alat transportasi. Hingga akhir
hayatnya, Sayid Idrus berhasil membangun 420 madrasah yang tersebar di seluruh
wilayah Palu.
Rangkuman
Sebelum kedatangan Sayyid Idrus ke Palu, masyarakat Sulawesi Tengah
telah memiliki beberapa kepercayaan tradisional yang mereka warisi dari nenek
moyangnya, walaupun masyarakat Sulawesi Tengah pada waktu itu mayoritas
beragama Islam. Kunjungan Sayyid Idrus yang pertama karena kunjungan
kekeluargaan, maka kunjungan kali ini adalah akibat “Peristiwa Aden” yang harus
diterimanya dengan hati yang pedih. Kejadian ini disebabkan adanya
penghianatan dari teman sendiri inilah musuh dalam selimut. Segala rencana dan
program yang dirahasiakan yakni, untuk mendesak pemerintahan Inggris dengan
segala cara memberi kemerdakaan terhadap tanah air Hadramaut untuk di penuhi,
telah di ketahui oleh penguasa Inggris dan mencari dukungan dari negara-negara
tetangga (Islam).
Sayid Idrus bin Salim bin Alwi bin Saqqaf bin Muhammad bin Idrus bin
Salim bin Husain bin Abdillah bin Syaikhan bin Alwi bin Abdullah At-Tarisi bin
Alwi Al-Khawasah bin Abubakar Aljufri Al-Husain Al-Hadhramiy. Sayyid Idrus
Al Jufri dilahirkan di kota Taris dekat kota Siwun ibukota Hadramaut Yaman.
Pada hari Senin tanggal 14 Sya’ban tahun 1309 H / 1890 M. Dari keluarga Al
Alawi Al Husainy yang mempunyai jalur keturunan dari Sayydina Husain ibni
Fatimah Az Zahra ‘ putri rasulullah saw.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan yaitu pada periode ini, Sayyid Idrus
masih tetap melanjutkan program pendekatan terhadap masyarakat melalui
dakwah dan ceramah. Cara ini masih dilakukan oleh Guru Tua karena masyarakat
masih perlu pendekataan. Lokasi kegiataan tidak hanya di lembah Palu, tetapi
sudah banyak mengunjungi daerah seperti Poso-Ampana, Luwuk-Banggai,
Tinombo, Parigi, Gorontalo, Manado dan wilayah Ternate. Juga daerah
kalimantan dan pulau jawa.
Menurut M. Noor Sulaiman. Sayyid Idrus berwasiat dan menentukan
orang yang bertugas mengurusi jenasanya.di antaranya adalah :
Yang menjadi protokol:Ustadz Bahraen Thayyib
Yang memandikan :K.H.Abdul Hay Abdullah
:K.H.Hasbullah Arsyad
:K.H.M.Qasim Maragau
Yang menerima dalam lahad:Sayyid Abdillah al Jufri
:K.H.Z.Abidin Batalembah
:Thaha Bachmid
Mu’adzdzin di lahat :K.H.Z.Abidin Batalembah
Yang membaca Talkin :KH. Rustam Arsyad
Yang menjadi imam :Sayyid Hasan Al- Idrus
:Di Halaman Perguruan Alkhairaat
Ditahlilkan Selama 3 Hari, 7 Hari, 40 Hari dan Haul tiap tahun diperingati
Pertanyaan
1. Jelaskan yang melatarbelakangi kedatangan Said Idrus Bin Salim Aljufri
di Kota Palu
2. Apa yang menyebabkan masyarakat palu dan sekitarnya dapat menerima
ajaran Said Idrus Bin Salim Aljufri ?
3. Jelaskan pengaruh kedatangan Said Idrus Bin Salim Aljufri dalam
perkembangan pendidikan di Kota Palu ?
4. Apa alasan yang menyebabkan Said Idrus Bin Salim Aljufri belum bisa
diangkat menjadi pahlawan nasional ?
5. Apakah makam Said Idrus Bin Salim Aljufri memberikan kontribusi
terhadap perkembangan wisata religi yang di Palu?
Daftar Pustaka

https://alkhairaat.sch.id/sejarah-alkhairaat/

Kambay, Sofian B. 1991. Perguruan Alkhairaat dari Masa Kemasa. April 1991.

Yanggo, Huzaimah T., dkk. 2014. SAYYID IDRUS BIN SALIM AL JUFRI
PENDIRI ALKHAIRAAT DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMBINAAN
UMAT. April 2013.
DAFTAR INFORMAN
1. JAMRIN ABUBAKAR,S.Sos
UMUR 48 TAHUN
PEKERJAAN WARTAWAN
2. WILMAN DHARSONO LUMANGGINO,S.Pd.,M.Hum
Umur 40 TAHUN
PEKERJAAN DOSEN DI UNTAD
3. ZULKIFLI PAGESA
UMUR 50 TAHUN
PEKERJAAN WIRASWASTA
4. JEFRIANTO
UMUR 33 TAHUN
PEKERJAAN WARTAWAN/JURNALIS
5. MEHDIANTARA DATU PALINGO
UMUR 30 TAHUN
PEKERJAAN PEWARIS TAHTA

Anda mungkin juga menyukai