19 . Ibid., h; 10
20 . Ahmad bin Muhammad Aljufri, Tarjamah Habib Idrus bin Salim
Aljufri, (Gersik, 1987), h; 2
Setelah berumur 16 (19) tahun
ayahandanya membawa beliau bersama-
sama ke Mekkah untuk menunaikan ibadah
haji dan sselanjutnya terus ke Indonesia dan
pulang kembali ke Taris setahun kemudian
yaitu sekitar bulan Z{ul Qaidah 1329 H.
Kedatangan ini merupakan kedatangannya
yang pertama di Indonesia.21 Dalam usia
yang muda yaitu ketika berumur 17 (20)
tahun beliau mendirikan rumah tangga dan
bertugas membantu ayahandanya mengajar
selain menimba ilmu pengetahuan.
Selain menimba Ilmu pengetahuan
langsung dalam bimbingan ayahandanya,
juga menimba ilmu dari beberapa Ulama
terkemuka di Taris, yang juga adalah
sahabat-sahabat ayahandanya, Sayid Idrus
sempat pula memperoleh tempahan akhlak,
semangat, dan ilmu pengetahuan, dalam
perjalanannya ke Indonesia pada kunjungan
awal, untuk beberapa lama kemudian ia
telah menjelma menjadi ulama muda yang
terkemuka di Taris22
Selain mendengar dan berdiskusi
tentang pengetahuan keagamaan dengan
para ulama sezaman ayahandanya, ia juga
berlanglang buana dalam fikiran, para
penulis besar, menyelam dalam renungannya
pada kitab-kitab yang ditulis oleh para
ulama terdahulu itu. Berbagai informasi, baik
menyangkut masalah-masalah keagamaan,
maupun masalah masalah politik, sosial,
21 . Habib Idrus lahir tahun 1309 H berarti tahun 1329 beliau
berumur 20 tahun
22 . Wawancara dengan H.S. Saggaf Muhammad Aljufri, Ketua
Utama Alkhairaat, Cucu Habib Idrus, pada tanggal 15 Desember
2006.
ekonomi, industri, budaya, bahkan ia
menelaah sejarah perkembangan dunia, dari
literatur yang tersedia di Rubat ayahandanya
dan guru-gurunya.
Pada usia 19 (24) tahun ayahnya yang
waktu itu menjabat sebagai Mufti wafat.23
Walaupun usianya masih muda di waktu
kewafatan ayahnya, tetapi beliau cukup
disegani di kalangan masyarakat, terutama
para ulama dan cendikiawan yang ada di
Taris dan sekitarnta. Untuk mengisi
kekosongan sepeninggalan ayahnya, Ahlul
Halli wal Aqdi telah mengadakan mesyuarat
dan mengambil keputusan melantik Habib
Alwy bin Saqqaf bin Muhammad bin Saqqaf
Aljufri (saudara sepupu Habib Idrus), tetapi
beliau menolaknya. Akhirnya seluruh jari-
jemari menunding ke arah Al-Habib Idrus bin
Salim bin Alwy bin Saqqaf Aljufri.24 Maka
terlantik beliau menjadi Mufti, satu jawatan
yang memerlukan sepenuh kepercayaan
kecuali untuk orang yang berpengetahuan
luas dan berwibawa serta berani dan cekal
sahaja.
Ulama muda yang berpengaruh dan
berwibawa itu, ,meperoleh kepercayaan dari
Sultan Almanshur bin ghalib bin Mukhsin
Alkatiri, memegang jabatan yang dulu
dipegang oleh ayahandanya sebagai Mufti di
Wilyah Taris dan sekitarnya. Berikut nukilan
Surat Ketetapan Sultan Al Manshur .
23 . Ayah beliau wafat tahun 1333 H berarti Habib Idrus berumur 24
tahun.
24 . Ibid. h. 3
.
1335
BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM
27 . Ibid. h; 4-5
28 . al-Haj Rastam bin al-Haj Arsyad, al-Ustadz al-Kabiir al-'Alim
ar-Rabbany as-Sayyid Idrus bin Salim bin 'Alwy Aljufri al-'Alawy al-
Hadhramy, 1956, Palu., h; 4. Berdasarkan perhitungan tanggal 14
Muharram 1349 H bertepatan dengan 11 atau 12 Juni 1930.