TUJUAN
PETA KONSEP
AL-KHAIRAT
Perkembangan Alkhairat
Makam Alkahirat
B. Silsilah Pendiri Al Khairat
Sayid Idrus bin Salim bin Alwi bin Saqqaf bin Muhammad bin Idrus bin Salim
bin Husain bin Abdillah bin Syaikhan bin Alwi bin Abdullah At-Tarisi bin Alwi Al-
Khawasah bin Abubakar Aljufri Al-Husain Al-Hadhramiy. Sayyid Idrus Al Jufri
dilahirkan di kota Taris dekat kota Siwun ibu kota Handramaut Yaman. Pada hari
Senin tanggal 14 Sya’ban tahun 1309 H / 1890 M. Dari keluarga Al Alawi Al
Husainy yang mempunyai jalur keturunan dari Sayydina Husain ibni Fatimah Az
Zahra ‘ putri rasulullah saw.
Perkawinan Sayyid Salim bin Alawi Al Jufri dengan Syarifah Nur di karuniai
Enam ( 6 ) anak diantaranya adalah Sayyid Idrus Salim Al Jufri anak Keempat.
Pada bulan Syawwal 1334 H bertepatan dengan tahun 1916, ayahnya wafat.
Habib Idrus kemudian memimpin lembaga pendidikan yang didirikan oleh ayahandanya.
Dan pada tahun itu pula Habib ldrus diangkat oleh Sultan Mansur sebagai Mufti dan
Qadhi di kota Taris, Hadramaut, untuk menggantikan posisi ayahnya, padahal usianya
saat itu baru 25 Tahun. Amanah dan pencapaian itu mengisyaratkan bahwa beliau adalah
orang yang berilmu pengetahuan luas dan berwibawa. Walau jabatan sudah di tangan,
Idrus muda tak pernah silau dengan keduniawian. Ia tetap kritis terhadap lingkungan
sosial di negerinya. Bahkan, ia rela melepas jabatan mufti ketika memilih jalan
menentang imperialisme Inggris. Sikap itu pula yang kemudian membawanya datang
untuk kali kedua ke Indonesia. Perjalanannya yang kedua pada tahun 1922 terjadi akibat
perjuangan politiknya untuk membebaskan negaranya dari penjajahan Inggris.
Sayyid Idrus bin Salim Al Jufri pada tahun 1968 menunaikan ibadah haji
bersama 3 orang muridnya yaitu : a. Ustadz Hasbullah Arsyad, b. Ustadz Mahfuzh
Godal,dan c. Ustadz Syakir Hubaib Biaya perjalanan haji dihadiakan oleh Sayyid
Muhammad bin Alawi Al Jufri Sekembalinya dari haji Mekah Sayyid Idrus bin
Salim Al Jufri melakukan perjalanan ke- Indonesia timur merupakan ‘rihlah al
wada’ terakhir
C. Wafat Guru Tua
Habib ldrus tidak meninggalkan karangan kitab, namun karya besarnya adalah AI-
Khairaat dan murid-muridnya yang telah memberikan pengajaran serta
pencerahan agama kepada umat. Mereka para
murid-murid AI-Khairaat menyebar di seluruh
kawasan Indonesia untuk meneruskan
perjuangan sang Pendidik yang tak kenal putus
asa ini. Salah satu murid beliau yang
melanjutkan dakwahnya adalah Ustad Abdullah
Awadh Abdun, yang hijrah dari kota Palu ke
Kota Malang untuk berdakwah dan mendidik
para muridnya dengan mendirikan pesantren Daarut Tauhid di Kota Malang.
Tahun 1968, Habib Idrus mengalami sakit parah, selama delapan bulan beliau
meminum jus kurma. Walaupun dalam keadaan sakit, ia tetap menjalankan
majelis mengajar setiap waktu. Masih dalam suasana ldul Fitri, sakit parah yang
telah lama diderita Habib ldrus kembali kambuh. Bertambah hari sakitnya
semakin berat. Maka, guru, Ulama dan Sastrawan itu wafat, pada hari senin 12
Syawwal 1389 H betepatan dengan 22 Desember 1969 M. sebelum menjelang
detik-detik kewafatannya, Habib ldrus sudah mewasiatkan tentang siapa saja yang
memandikan jenazah, imam shalat jenazah, tempat pelaksanaan shalat jenazah,
siapa yang menerima jenazah di liang lahat, muadzin di liang lahat, sampai yang
membaca talqin di kubur.
Demikian Menurut al Ustadz H.S Abdillah Al Jufri cucu guru Tua.
Menurut Abd Wahab Abd Muhaimin Yang pada saat detik-detik terakhir Sayyid
Idrus Wafat hadir para keluarga, para sahabat dan murid-murinya.