Anda di halaman 1dari 24

ALKHAIRAAT DALAM ERA GLOBALISASI

TUJUAN

1. Dapat mengetahui tentang sejarah lahirnyaAlkhairaat


2. Dapat mengetahui SilsilahPendiriAlkhairaat
3. Dapat menjelaskan PerkembanganAlkhairaat
4. Dapat menjelaskanTantangan Al Khairat ke depan
PETA KONSEP
Latar Belakang Berdirinya
AlKhairaat

Silsilah Pendiri AlKhairaat

ALKHAIRAAT

Perkembangan Alkhairaat

Tantangan Al Khairat ke
depan
Deskripsi
Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri atau lebih dikenal
dengan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua (lahir
di Tarik, Hadramaut, Yaman, 15 Maret 1892 – meninggal
di Palu, Sulawesi Tengah, 22 Desember 1969 pada umur 77
tahun) merupakan tokoh pejuang di Provinsi Sulawesi Tengah
dalam bidang pendidikan agama Islam, sepanjang hidupnya,
ulama yang akrab disapa Guru Tua ini dikenal sebagai sosok
yang cinta ilmu. Tak hanya untuk diri sendiri, ilmu itu juga ia
tularkan kepada orang lain. Salah satu wujud cintanya pada ilmu
adalah didirikannya lembaga pendidikan Islam Alkhairaat sebagai
sumbangsih nyata Guru Tua kepada agama islam. Alkhairaat
didirikan di Palu, Sulawesi Tengah, kala usia Sayyid Idrus bin
Salim Al-Jufri menginjak 41 tahun.
SIS Al Jufri dianggap sebagai inspirator terbentuknya
sekolah di berbagai jenis dan tingkatan di Sulawesi Tengah yang
dinaungi organisasi Alkhairaat, dan terus berkembang di
kawasan timur Indonesia. Pada tahun 2014, nama Sayyid Idrus
bin Salim Al-Jufri juga diabadikan sebagai nama baru bandara
Kota Palu dan Provinsi Sulawesi Tengah. Sebelumnya, bandara
kebanggaan Kota Palu bernama Bandara Mutiara atas pemberian
dari presiden Soekarno, saat pertama kali dioperasikan 1954
dengan nama Bandara Masovu, namun kemudian berganti nama
sejak 28 Februari 2014 setelah Menteri Perhubungan Evert
Ernest Mangindaan membubuhkan tanda tangan di surat
keputusan perubahan nama bandara Mutiara. Perubahan nama
bandara itu juga untuk menghargai jasa serta perjuangan Sayyid
Idrus bin Salim Aljufri dalam menyebarkan ajaran Islam di
kawasan timur Indonesia. Disaksikan Gubernur Sulawesi Tengah,
Longki Djanggola, dan pejabat Kementerian Perhubungan RI,
para bupati/wali kota se-Sulawesi Tengah dan keluarga besar
Alkhairaat meresmikan operasional serta mengukuhkan

perubahan nama dari Bandara Mutiara Palu menjadi Bandara


Mutiara SIS Aljufri Palu.

A. Sejarah lahirnya AlKhairaat


Sebelum kedatangan Sayyid Idrus ke Palu, masyarakat
Sulawesi Tengah telah memiliki beberapa kepercayaan
tradisional yang mereka warisi dari nenek moyangnya, walaupun
masyarakat Sulawesi Tengah pada waktu itu mayoritas
beragama Islam.
Selain keprecayaan tradisional yang telah disebutkan,
terdapat pula kepercayaan tradisional seperti Balia, sesajen dan
lain-lain. Balia adalah suatu upacara tertentu, sebagai suatu
kepercayaan dan keyakinan, bahwa dengan adanya prosesi
tersebut orang yang sedang sakit parah akan sembuh dari
penyakitnya. Begitu pula adanya sesajen, karena diyakini bahwa
seseorang yang sakit adalah disebabkan oleh gangguan jin, atau
setan. Tetapi semua kepercayan-kepercayaan tradisional
tersebut, berangsur-angsur hilang, karena pendidikan dan
dakwah Sayyid Idrus melalui Alkhairat dan murid-muridnya.
Kunjungan Sayyid Idrus yang pertama karena kunjungan
kekeluargaan, maka kunjungan kali ini adalah akibat “Peristiwa
Aden” yang harus diterimanya dengan hati yang pedih.Kejadian
ini disebabkan adanya penghianatan dari teman sendiri inilah
musuh dalam selimut. Segala rencana dan program yang
dirahasiakan yakni, untuk mendesak pemerintahan Inggris
dengan segala cara memberi kemerdakaan terhadap tanah air
Hadramaut untuk di penuhi, telah di ketahui oleh penguasa
Inggris dan mencari dukungan dari negara-negara tetangga
(Islam).
Semua yang dirahasiakan itu, disampaikannya kepada
penguasa tentara Inggris. Untuk mencegah akibat yang mungkin
terjadi di masyarakat, maka Sultan Hadramaut menempuh jalan
bijaksana yakni mencegah keputusan Sayyid Idrus akan
meninggalkan tanah tumpah darahnya dan mereka akan hidup
mengembara di tempat lain karena Sultan mengetahi benar
bahwa kedua tokoh pemuda ini yakni Sayyid Idrus dan Sayyid
Abdurrahman adalah pemuda intelek, konsekwen dalam
pendirian, tetapi bijaksana.
Dengan keputusan yang telah menjadi prinsipnya itu,
Sayyid Idrus memulai langkahnya meninggalkan tanah airnya
yang tercinta Hadramaut, untuk menuju daerah baru yang
dipilihnya yakni Indonesia.Sedangkan temannya menuju arah
Mekah.
Kehadiran Guru Tua di Wani pada tahun 1929 merupakan
awal mula sejarah pendidikan Alkhairat di kota Palu. Kedatang
Guru Tua di Wani atas permintaan beberapa tokoh masyarakat di
Wani yang ingin belajar islam lebih baik. Dengan dibantu oleh
masyarakat setempat di bangunlah Madrasah Al-Hidayah. Nama
madrasah tersebut merujuk kepada nama madrasah milik Sayyid
Ali Alhabsyie dan Sayyid Abdollah Alhabsyie di Tojo Una-una,
Ampana.
Hampir setahun Guru Tua tinggal
dan menetap di Wani, kemudian beliau
meninggalkan Wani dan menetap di
kota Palu. Hijrah nya Guru Tua ke Palu
menjadi awal sejarah berdirinya
Lembaga Islam Alkhairat.Kehadiran
Guru Tua di kota Palu disambut baik
oleh masyarakat setempat dengan
menggunakan tempat mereka sebagai
tempat belajar mengajar. Merespon antusiasme masyarakat
yang begitu besar akan pendidikan, Guru Tua pun mendirikan
Alkhairat. Peresmian madrasah Alkhairat untuk pertama kalinya
bertempat kalinya bertempat di lantai bawah, rumah Haji Daeng
Marocca (depan masjid Jami). Kampung Baru.
B. SilsilahPendiri Al Khairat dan Wafatnya
1. Silsilah Pendiri Al Khairaat
SayidIdrus bin Salim bin Alwi bin Saqqaf bin Muhammad
bin Idrus bin Salim bin Husain bin Abdillah bin Syaikhan bin Alwi
bin Abdullah At-Tarisi bin Alwi Al-Khawasah bin AbubakarAljufri
Al-Husain Al-Hadhramiy. SayyidIdrus Al Jufridilahirkan di
kotaTarisdekatkotaSiwunibukota Hadramaut Yaman. Pada hari
Senin tanggal 14 Sya’ban tahun 1309 H / 1890 M. Dari keluarga
AlAlawi Al Husainy yang mempunyai jalur keturunan dari
Sayydina Husain ibni Fatimah Az Zahra ‘ putri rasulullah saw.
Ayahnya: Sayyid Salim bin Alawi Al Jufri ( 1253 H / 1835 M )
Ibunya : Syarifah Nur Al Jufri ( Wajo Sengkang Sul-sel )
keluarga Arung Matoa Raja Wajo Sengkang – Batui Luwuk (
Sumber : Wawancara dengan Wilman Lumanggino)
Perkawinan Sayyid Salim bin Alawi Al Jufri dengan Syarifah Nur
di karuniai Enam ( 6 ) anak diantaranya adalah Sayyid Idrus
Salim Al Jufri anak Keempat.
Sayyid Idrus bin Salim Al Jufri menikah beberapa kali
diantaranya :
1. Putri Sayyid Umar Al Balhi dikaruniai anak benama Fathimah
2. Putri Sayyid Hasan bin Ahmad Al Bahr. Mempunyai 3 orang
anak adalah :
1. Sayyid Muhammad
2. Syarifah Raguan
3. Sayyid Salim
3. Putri Sayyid Thalib Al Jufri bernama Syarifah Aminah(
Pekalongan Jawa Tengah ) Dikaruniai 3 oarang anak yaitu
1. Syarifah Lu’lu
2. Syarifah Nikmah
3. Syarifah Mastura ( Meninggal masih kecil )
4. Wanita jawa ( Jombang jawa timur ) tidak dikaruniai anak
5. Syarifah Kalsum Al Mahdali ( Wani kab.Donggala Sul-Teng )
tidak dikaruniai anak
6. Hj. Ince Aminah ( Raja Palu ) dikaruniai 2 orang anak yaitu
1. Syarifah Sidah
2. Syarifah Sa’diyah ( Ketua WIA ) sekang
7. Syarifah Haulah bin Husain Al Habsyi dari perkawinannya
tidak dikarunia keturunan.
2. Diangkat sebagai Mufti dan Qadhi
Pada bulan Syawwal 1334 H bertepatan dengan tahun
1916, ayahnya wafat. Habib Idrus kemudian memimpin lembaga
pendidikan yang didirikan oleh ayahanda nya. Dan pada tahun
itu pula Habib ldrus diangkat oleh Sultan Mansur sebagai Mufti
dan Qadhi di kota Taris, Hadramaut, untuk menggantikan posisi
ayahnya, padahal usia nya saat itu baru 25 Tahun. Amanah dan
pencapaian itu mengisyaratkan bahwa beliau adalah orang yang
berilmu pengetahuan luas dan berwibawa.Walau jabatan sudah
di tangan, Idrus muda tak pernah silau dengan keduniawian. Ia
tetap kritis terhadap lingkungan di negerinya. Bahkan, ia rela
melepas jabatan mufti ketika memilih jalan menentang
imperialisme Inggris. Sikap itu pula yang kemudian membawa
nya dating untuk kali kedua ke Indonesia. Perjalanannya yang
kedua pada tahun 1922 terjadi akibat perjuangan politik nya
untuk membebaskan negaranya dari penjajahan Inggris.
Sayyid Idrus bin Salim Al Jufri pada tahun 1968
menunaikan ibadah haji bersama 3 orang muridnya yaitu : a.
Ustadz Hasbullah Arsyad, b. Ustadz Mahfuzh Godal,dan c. Ustadz
Syakir Hubaib Biaya perjalanan haji dihadiakan oleh Sayyid
Muhammad bin Alawi Al Jufri Sekembalinya dari haji Mekah
Sayyid Idrus bin Salim Al Jufri melakukan perjalanan ke-
Indonesia timur merupakan ‘rihlah al wada’ terakhir
3. Wafatnya Pendiri Al Khairaat
Habib ldrus tidak meninggalkan karangan kitab, namun
karya besarnya adalah AI-Khairaat dan murid-muridnya yang
telah memberikan pengajaran serta pencerahan agama kepada
umat. Mereka para murid-murid AI-Khairaat menyebar di
seluruh kawasan Indonesia untuk meneruskan perjuangan sang
Pendidik yang tak kenal putus asa ini. Salah satu murid beliau
yang melanjutkan dakwahnya adalah Ustad Abdullah Awadh
Abdun, yang hijrah dari kota Paluke Kota Malang untuk
berdakwah dan mendidik para muridnya dengan mendirikan
pesantren Daarut Tauhid di Kota Malang.
Tahun 1968, Habib Idrus mengalami sakit parah, selama
delapan bulan beliau meminum jus kurma. Walaupun dalam
keadaan sakit, ia tetap menjalankan majelis mengajar setiap
waktu.Masih dalam suasana ldul Fitri, sakitparah yang telah lama
diderita Habib ldrus kembali kambuh. Bertambah hari sakitnya
semakin berat. Maka, guru, Ulama dan Sastrawan itu wafat,
pada hari senin 12 Syawwal 1389 H bertepatan dengan 22
Desember 1969 M. Sebelum menjelang detik-detik
kewafatannya, Habib ldrus sudah mewasiatkan tentang siapa
saja yang memandikan jenazah, imam shalat jenazah, tempat
pelaksanaan shalat jenazah, siapa yang menerima jenazah di
liang lahat, muadzin di liang lahat, sampai yang membaca talqin
di kubur.
Demikian Menurut al Ustadz H.S Abdillah Al Jufri cucu guru
Tua.Menurut Abd Wahab Abd Muhaimin Yang pada saat detik-
detik terakhir Sayyid Idrus Wafat hadir para keluarga,para
sahabat dan murid-murinya.
Menurut Ustadz Hasbulallah Arsyad Bahwa Sayyid Idrus
berwasiat agar dikuburkan di samping isterinya Syarifah Aminah
Al Jufri disebelah barat Masjid
Alkhairaat.Menurut M. Noor Sulaiman.
Sayyid Idrus berwasiat dan menentukan
orang yang bertugas mengurusi
jenasahnya.di antaranya adalah :
Yang menjadi protokol:Ustadz Bahraen
Thayyib
Yang memandikan :K.H.Abdul Hay
Abdullah
:K.H.Hasbullah Arsyad
:K.H.M.QasimMaragau
Yang menerima dalam lahad:Sayyid Abdillah al Jufri
:K.H.Z.Abidin Batalembah
:Thaha Bachmid
Mu’adzdzin di lahat :K.H.Z.Abidin Batalembah
Yang membaca Talkin :KH. Rustam Arsyad
Yang menjadi imam :Sayyid Hasan Al- Idrus
Dishalatkan : Di Halaman Perguruan Alkhairaat
Ditahlilkan selama 3 Hari, 7 Hari, 40 Hari dan Haul tiap tahun
diperingati.
C. Perkembangan Alkhairaat
Habib ldrus telah mempertaruhkan seluruh hidupnya dalam
mengarungi perjalanan panjang dengan berbagai sarana
kekepulauan di sekitar Sulawesi dan Maluku untuk menyiarkan
pengetahuan Islam. Beliau berpindah dari satu pulau kepulau
yang lain menggunakan perahu sampan, gerobak dan kendaraan
lainnya bahkan dengan berjalan kaki dengan bermacam risiko,
tantangan dan bahaya yang selalu mengancam di setiap saat.
Akan tetapi Habib ldrus selalu merasakan kenikmatan di antara
pertaruhan jiwanya dan beliau rela memberikan apa saja meski
jiwanya sekalipun. Ketabahannya dalam mengarungi pelayaran
itu sampai berbulan-bulan lamanya. Dan kadang-kadang
perjalanan itu di tempuh dengan berjalan kaki jika tidak
mendapatkan alat-alat transportasi
Rencana untuk mendirikan madrasah Islamiyah pun
disampaikan yang menjadi dasar pemikiran ialah engan melalui
pendidikan masyarakat akan lebih cepat dan maju. Cara berpikir
dan bertindak selalu teliti, karena pertimbangan pikiran disertai
ilmu selalu menyertainya. Tindakan pikiran yang tidak masuk
akal sulit terjadi.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan yaitu pada periode
ini, Sayyid Idrus masih tetap melanjutkan program pendekatan
terhadap masyarakat melalui dakwah dan ceramah. Cara ini
masih dilakukan oleh Guru Tua karena masyarakat masih perlu
pendekataan. Lokasi kegiataan tidak hanya di lembah Palu,
tetapi sudah banyak mengunjungi daerah seperti Poso-Ampana,
Luwuk-Banggai, Tinombo, Parigi, Gorontalo, Manado dan wilayah
Ternate. Juga daerah kalimantan dan pulau jawa.
Pendekatan ini melalui para raja/kepala pemerintahan
sangat membantu Sayyid Idrus dimana melalui raja/kepala
pemerintahan itulah sebabnya masyarakat menjadi banyak yang
mengikuti dan mendukung apa yang diprogramkan Alkhairaat.
Karena yang sangat mendesak yang diprogramkan adalah usaha
membangun gedung baru akibat gedung lama tidak mampu lagi
menampung jumlah murid yang banyak belajar dan penyebaran
wilayah Alkhairaat kepedasaan, yang membutuhkan pendidikan
keagamaan.
Dalam perkembangannya, ketika dilaksanakan Muktamar I
pada tahun 1956, jumlah madrasah Alkhairaat tercatat sebanyak
25 buah. Keputusan penting yang dihasilkan oleh Muktamar
adalah dibukanya Madrasah Lanjutan Pertama yang dipimpin
oleh Ustad Abbas Palimuri dengan mengakomodasi pelajaran
umum dan agama masing-masing 50 persen. Pada tahun 1963
dilaksanakan Muktamar II Alkhairaat di Ampana. Dilaporkan
bahwa jumlah madrasah naik menjadi 150 cabang. Pada
Muktamar Alkhairaat ke 3, jumlah madrasah meningkat lagi
menjadi 450 cabang, Muktamar ke 4 tahun 1980, 556 cabang.
Muktamar ke 5 tahun 1986 sebanyak 732 cabang, dan hingga
akhir tahun 2004, Alkhairaat telah memiliki 1.561
Madrasah/Sekolah dan 34 Pondok Pesantren yang tersebar di
Kawasan Timur Indonesia.
Di bidang pendidikan tinggi, Alkhairaat membuka
Universitas Alkhairaat (UNISA) dengan 5 fakultas definitif dan 2
fakultas persiapan. Kelima fakultas tersebut yaitu Fakultas
Agama, Pertanian, Perikanan, Ekonomi dan Sastra ditambah
Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan serta kedokteran.
Sampai tahun 2004, UNISA tercatat telah mewisuda 1.841
sarjana Strata 1 dan D2.
Selain itu, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
Keluarga Besar Alkhairaat dan masyarakat umum, dibukalah
Rumah Sakit Islam S.I.S Aljufri yang diresmikan bersamaan
dengan Haul ke 35 Habib Idrus Bin Salim Aljufri pada tahun
2004.

D. Tantangan Alkhairaat Masa Yang Akan Datang


Di zaman yang modern ini, sebuah pendidikan adalah
sesuatu yang wajib kita miliki untuk mengarungi berbagai
ancaman negatif yang masuk kedalam negeri. Karena, tanpa
adanya pendidikan yang kita miliki, maka kita akan mudah
terjerumus dalam era globalisasi negatif. Untuk itu Alkhairaat
hadir dalam mengatasi hambatan atau pun tantangan yang
dihadapi.
Zaman modern erat kaitannya dengan globalisasi,
globalisasi sendiri dapat diartikan sebagai meningkatnya
hubungan internasional antara suatu negara dengan negara
yang lain, sehingga hubungan negara di dunia saling terikat satu
sama lain. Pendidikan islam dengan beragam sistem dan
tingkatannya dari waktu ke waktu senantiasa mengalami
tantangan. Berbagai kemajuan dan ketertinggalan pendidikan
islam seperti yang terdapat dalam sejarah. Antara lain,
disebabkan kemampuannya dalam menjawab berbagai
tantangan yang dihadapi.
Tantangan Alkhairaat dalam pendidikan islam saat ini jauh
berbeda dengan tantangan pendidikan islam sebagaimana yang
terdapat pada zaman klasik dan pertengahan, baik secara
eksternal maupun internal. Tantangan pendidikan di zaman
klasik dan pertengahan cukup berat, namun secara psikologis
dan ideologis lebih mudah diatasi. Secara internal, umat islam
pada zaman klasik masih segar (fresh), masa kehidupan mereka
dengan sumber ajaran islam masih sangatlah dekat, serta
semangat berijtihad dalam berjuang memajukan ajaran islam fii
sabilillah masih sangat kuat. Secara eksternal, umat islam masih
belum mampu menghadapi ancaman yang serius dari negara-
negara lain yang sudah maju.
Tantangan Alkhairaat dalam pendidikan islam di zaman
sekarang, selain menghadapi pertarungan ideologi-ideologi bedar
di dunia sebagaimana negara-negara maju, seperti Amerika,
Jepang, China, Benua Eropa, dll. Juga menghadapi berbagai
kecenderungan yang tidak ubahnya seperti badai besar
(turbulence) atau tsunami.
Menurut Daniel Bell, kecenderungan di era globalisasi
dunia ditandai dengan lima kecenderungan, antara lain:
1) kecenderungan integrasi ekonomi yang menyebabkan
terjadinya persaingan bebas dalam segala bidang, terutama
dalam dunia pendidikan. Pendidikan islam akan termosak-
masik dengan doktrin-doktrin orang Barat yang hanya
mengandalkan logikanya saja.
2) kecenderungan fragmantasi politik yang menyebabkan
terjadinya peningkatan tuntutan dan harapan dari
masyarakat.
3) kecenderungan menggunakan teknologi tinggi (high
technology) khususnya teknologi informasi dan komunikasi
(TIK). Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi ini
menyebabkan terjadinya tuntutan dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih cepat, transparan juga
tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.
4) kecenderungan interpendensi (saling tergantungan) yaitu
suatu keadaan dimana seseorang baru dapat memenuhi
kebutuhannya apabila dibantu oleh orang lain. Berbagai
siasat dan stategi yang dilakukan oleh negara-negara maju
untuk membuat negara-negara berkembang tergantung
kepadanya, demikian terjadi dengan cara yang intensif.
Sebagaimana yang dilakukan oleh negara Amerika,
membuat kebijakan hegemoni politik yang memengaruhi
negara sekutu menjadi ketergantungan kepada negara
Amerika, termasuk ketergantungan dalam dunia pendidikan.
Yang akhirnya akan berdampak buruk bagi negara sekutu,
apalagi negara Indonesia.
5) kecenderungan yang munculnya dari penjajahan baru dalam
bidang kebudayaan (new colonization in culture) yang
mengakibatkan terjadinya pola pikir (mindset) masyarakat
pengguna pendidikan, yaitu dari yang semula mereka
belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan
intelektual, moral, fisik dan psikisnya, berubah menjadi
belajar untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang
besar.
Akan tetapi, tantangan yang dihadapi Alkhairaat dalam
pendidikan agama islam telah melahirkan berbagai paradigma
baru dalam dunia pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum,
proses belajar dan mengajar, pendidik, peserta didik,
manajemen, sarana prasarana, kelembagaan, pendidikan kini
tengah mengalami perubahan yang sangatlah besar. Pendidikan
islam, dengan pengalamannya yang panjang seharusnya dapat
memberikan jawaban yang tepat atas berbagai tantangan
tersebut, untuk menjawab pertanyaan ini, Alkhairaat sebagai
organisasi keagamaan membutuhkan sumber daya manusia
yang handal, berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah,
memiliki komitmen dan etos kerja yang tinggi, manajemen yang
berbasis sistem, infra struktur yang kuat, sumber dana yang
memadai, kemampuan politik yang kuat serta standar yang
unggul.
Sebagai organisasi keagamaan terbesar di Sulawesi
Tengah, Alkhairaat mampu berkembang dengan pesat dan
bahkan bukan hanya di Sulawesi tengah tetapi juga mengalami
perkembangan yang sangat signifikan hal ini bisa dilihat
banyaknya dibangun madrasah-madrasah diditiap daerah. Di
kota Palu, Alkhairat mampu menjawab tantangan yang ada
dengan melakukan berbagai pembangunan dalam berbagai
aspek atau bidang. Contoh yang riil adalah bagaimana Alkhairaat
dapat membangun sebuah rumah sakit, berbagai macam sekolah
dari jenjang PAUD sampai dengan membagun sebuah Universitas
Alkairaat.
Dalam perjalanannya Alkhairaat tidak hanya eksis dalam
dunia pendidikan saja tetapi juga dalam bidang social, politik,
ekonomi dan bidang lainnya.Terbukti dengan usaha yang
dilakukan para sejarawan, pemerintah, keluarga pendiri Alkhairat
dan masyarakat Sulawesi Tengah pada tahun 2015 berjuang
untuk menjadikan pendiri Alkhairaat (Guru Tua ) untuk menjadi
pahlawan Nasional. Hal ini dilakukan karena sosok dan
perjuangan dari guru tua sangat besar andilnya dalam
pembangunan Sulawesi Tengah dalam berbagai aspek
kehidupan. Walaupun pada akhirnya usaha yang dilakukan untuk
menjadikan Guru tua sebagai pahlawan tidak tercapai karena
terkendala dengan syarat adminitratif yang mana beliau masih
sebagai warga Negara Yaman atau belum menjadi warga Negara
Indonesia sampai beliau meninggal. Akan tetapi dedikasi dan
sumbangan pikiran dari beliau menjadikan sosok Guru Tua
menjadikan suri Tauladan bagi masyarakat Sulawesi Tengah
dalam mengahdapi era globalisasi dan teknologi.
Rangkuman
 Sebelum kedatangan Sayyid Idrus ke Palu, masyarakat
Sulawesi Tengah telah memiliki beberapa kepercayaan
tradisional yang mereka warisi dari nenek moyangnya,
walaupun masyarakat Sulawesi Tengah pada waktu itu
mayoritas beragama Islam. Kunjungan Sayyid Idrus yang
pertama karena kunjungan kekeluargaan, maka kunjungan
kali ini adalah akibat “Peristiwa Aden” yang harus
diterimanya dengan hati yang pedih.Kejadian ini
disebabkan adanya penghianatan dari teman sendiri inilah
musuh dalam selimut.
 Sayid Idrus bin Salim bin Alwi bin Saqqaf bin Muhammad
bin Idrus bin Salim bin Husain bin Abdillah bin Syaikhan
bin Alwi bin Abdullah At-Tarisi bin Alwi Al-Khawasah bin
Abubakar Aljufri Al-Husain Al-Hadhramiy. SayyidIdrus Al
Jufridilahirkan di kota Taris dekat kota Siwun ibukota
Hadramaut Yaman. Pada hari Senin tanggal 14 Sya’ban
tahun 1309 H / 1890 M. Dari keluarga Al Alawi Al Husainy
yang mempunyai jalur keturunan dari Sayydina Husain ibni
Fatimah Az Zahra ‘ putri rasulullah saw.
 Adapun usaha-usaha yang dilakukan yaitu pada periode
ini, Sayyid Idrus masih tetap melanjutkan program
pendekatan terhadap masyarakat melalui dakwah dan
ceramah. Cara ini masih dilakukan oleh Guru Tua karena
masyarakat masih perlu pendekataan. Lokasi kegiataan
tidak hanya di lembah Palu, tetapi sudah banyak
mengunjungi daerah seperti Poso-Ampana, Luwuk-
Banggai, Tinombo, Parigi, Gorontalo, Manado dan wilayah
Ternate. Juga daerah kalimantan dan pulau jawa.
 Ketika dilaksanakan Muktamar I pada tahun 1956, jumlah
madrasah Alkhairaat tercatat sebanyak 25 buah.
Keputusan penting yang dihasilkan oleh Muktamar adalah
dibukanya Madrasah Lanjutan Pertama yang dipimpin oleh
Ustad Abbas Palimuri dengan mengakomodasi pelajaran
umum dan agama masing-masing 50 persen. Pada tahun
1963 dilaksanakan Muktamar II Alkhairaat di Ampana.
Dilaporkan bahwa jumlah madrasah naik menjadi 150
cabang. Pada Muktamar Alkhairaat ke 3, jumlah madrasah
meningkat lagi menjadi 450 cabang, Muktamar ke 4 tahun
1980, 556 cabang. Muktamar ke 5 tahun 1986 sebanyak
732 cabang, dan hingga akhir tahun 2004, Alkhairaat telah
memiliki 1.561 Madrasah/Sekolah dan 34 Pondok
Pesantren yang tersebar di Kawasan Timur Indonesia.
 Tantangan Alkhairaat dalam pendidikan islam saat ini jauh
berbeda dengan tantangan pendidikan islam sebagaimana
yang terdapat pada zaman klasik dan pertengahan, baik
secara eksternal maupun internal. Tantangan pendidikan di
zaman klasik dan pertengahan cukup berat, namun secara
psikologis dan ideologis lebih mudah diatasi.
 Tantangan yang dihadapi Alkhairaat dalam pendidikan
agama islam telah melahirkan berbagai paradigma baru
dalam dunia pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum,
proses belajar dan mengajar, pendidik, peserta didik,
manajemen, sarana prasarana, kelembagaan, pendidikan
kini tengah mengalami perubahan yang sangatlah besar.
Pertanyaan
1. Jelaskan yang melatarbelakangi kedatangan Said Idrus Bin
Salim Aljufri di Kota Palu.
2. Apa yang menyebabkan masyarakat palu dan sekitarnya
dapat menerima ajaran Said Idrus Bin Salim Aljufri ?
3. Jelaskan pengaruh kedatangan Said Idrus Bin Salim Aljufri
dalam perkembangan pendidikan di Kota Palu ?
4. Apa alasan yang menyebabkan Said Idrus Bin Salim Aljufri
belum bisa diangkat menjadi pahlawan nasional ?
5. Bagaimanakah cara Alkhairaat mengatasi tantangan dalam
menghadapi era globalisasi?
Daftar Pustaka

https://alkhairaat.sch.id/sejarah-alkhairaat/Di Unggah hari ini


tanggal 19 September 2019

https://www.kompasiana.com/olivelaswad/5564426ab39273541
78dcb2b/tantangan-pendidikan-agama-islam-di-era-
globalisasi Di Unggah hari ini tanggal 20 September 2019

https://islamindonesia.id/berita/sejarah-habib-sayyid-guru-tua-
idrus-bin-salim-aljufri.htm Di Unggah hari ini tanggal 22
September 2019

Kambay, Sofian B. 1991. Perguruan Alkhairaat dari Masa


Kemasa. April 1991.

Yanggo, Huzaimah T., dkk. 2014. SAYYID IDRUS BIN SALIM AL


JUFRI PENDIRI ALKHAIRAAT DAN KONTRIBUSINYA DALAM
PEMBINAAN UMAT. April 2013.
DAFTAR INFORMAN
1. JAMRIN ABUBAKAR,S.Sos
UMUR 48 TAHUN
PEKERJAAN WARTAWAN
2. WILMAN DHARSONO LUMANGGINO,S.Pd.,M.Hum
Umur 40 TAHUN
PEKERJAAN DOSEN DI UNTAD
3. ZULKIFLI PAGESA
UMUR 50 TAHUN
PEKERJAAN WIRASWASTA
4. JEFRIANTO
UMUR 33 TAHUN
PEKERJAAN WARTAWAN/JURNALIS
5. MEHDIANTARA DATU PALINGO
UMUR 30 TAHUN
PEKERJAAN PEWARIS TAHTA
KELOMPOK 2
(BIODATA PENULIS)

Nama : Drs. Djais


TTL : Palu, 04 November 1963
Unit kerja : SMKS Alkhairaat Palu
Pendidikan : S1
terakhir
Alamat : Jl. Poso VII No.64 Btn Silae Palu

Nama : Anilawa, S.Pd., M.Pd


TTL : Bolonan, 16 November 1971
Unit kerja : SMKN 2 Palu
Pendidikan : S2
terakhir
Alamat : Jln. Tombolotutu atas lrg. TK
Alkhaeraat Palu

Nama : Debora Tandirerung, S.Pd


TTL : Palu, 26 Agustus 1970
Unit kerja : SMKS BK Palu
Pendidikan : S1
terakhir
Alamat : Jl. Tanggul Utara Birobuli Utara
Nama : Refiady, S.Pd.
TTL : Kotarindau, 06 Maret 1980
Unit kerja : SMK Bina Potensi Palu
Pendidikan : S1
terakhir
Alamat : Jl. Karanjalembah

Nama : Yaumil Khairi, S.Pd.


TTL : Palu, 06 Januari 1993
Unit kerja : SMK Islamic Center Palu
Pendidikan : S1
terakhir
Alamat : Jl. Zebra V No. 35 Birobuli Utara

Anda mungkin juga menyukai