Anda di halaman 1dari 7

Contoh Puisi Anekdot

Kebablasan
Monyet lucu berekor panjang
Berteriak nyaring meminta makan
Si Tamak lucu berjubah panjang
Berteriak nyaring di pinggir jalan

Kabarnya si Tamak ini keturunan singa


Yang mengaum ganas di bawah monas
Apalah artinya hidup tanpa bela agama
Meski bodo amat bikin tetangga panas

Mungkin Singa kurang minum


Sehingga agak hilang fokusnya
Maunya bela agama
Eh tapi malah hina pancasila

Kini Singa tamak itu kena getahnya


Jeruji besi sedang menunggunya
Prihatin
Burung beo pintar bicara
Lagi asik nonton berita
Tapi kaget ia duduk di kursinya
Melihat kancil membuka aibnya

Langsung beo angkat bicara


Berkicau protes merasa dihina
Lain maksud lain nyatanya
Habis sudah beo dibuli masa
DAMAI

Ayo kita damai. . .


Kita saling jaga perdamaian
Orang bilang damai itu indah
Eh. . . Tapi jangan salah

Kata orang damai itu tentram


Kata orang damai itu bersahabat
Tetapi. . . Zaman telah berubah
Kini arti damai itu adalah. . .
Dua puluh ribu rupiah

Tetapi. . .
Seiring pertumbuhan ekonomi
Harga "DAMAI" bertambah
Menjadi. . .
Lima puluh ribu rupiah

Oh lucunya di negeri ini


Hukuman bisa dibeli
Jalan pintas tak pernah mati

Sadarlah wahai para rakyat!


Kapan negeri ini akan berubah?
Jika uang adalah segalanya. . .
SEPERTI PEJABAT

Seorang siswa duduk terkantuk-kantuk


Disana, di sudut kelas
Dagu di sangga, siku bertumpu di meja
Matanya merah tubuhnya gerah
Di datangi Ibu Guru dengan wajah geram
Di nasehati masa depan justru tak memperhatikan
Ditanyailah kenapa melengos tak memperhatikan
“Ibu ingin kami Seperti Pejabat, bukan? Saya sudah seperti pejabat”
Jawabnya dengan mata sayu
Gelak tawa meledak di penjuru ruang
Guru geleng-geleng akan tingkah muridnya
Memangnya Seperti apa para pejabat?
Dulu, mereka disanjung
Namanya di junjung
Banyak rasa hormat karena dipandang hebat
Tapi sayang, itu hanya dulu
Lalu apa yang terjadi kini?
Kini mereka dipuji
Dipuji karena pintar mengelabuhi
Itu pujian atau caci maki ?
Pantatnya duduk empuk
Mendengar sidang bak cerita dongeng penghantar tidur
Terkantuk-kantuk, diatas kursi mahal uang rakyat
Beberapa pejabat memang hebat
Tapi ada pula yang bejat
Itulah para pejabat
LUCUNYA NEGERI INI

Saat matahari merapat di ufuk barat


ku duduk di baringan teras rumah
bersama ayahku mengharapkan secerca harapan
hanya untuk kemajuan negeri ini......

Sungguh lucunya negeri ini!!


maling sapi dihukum mati
tapi korupsi di biarkan menjadi
ada yang masuk jeruji besi
tapi ada yang nonton tenis di Bali!!!

Dimana petingi negeri ini???


Hingga negeri ini runtuh sendiri??
Apakah hanya berdiam diri???

Hei para petinggi negeri!!!


kau hanyalah seorang biang keladi!!!
Melelang janji - janji basi
hanya untuk melampiaskan nafsumu sendiri!!

Sebenarnya kau ini siapa???


Pemimpin bangsa??
Ataukah hanya.....
Seorang penggelembung dana negara???

Kau hanyalah.....
tikus berdasi yang duduk di kursi empuk
di hiasi dengan baju berdasi
serta sepatu mengkilap

Sepatumu yang mengkilap....


itulah yang menyilaukan hatimu

sampai - sampai kau merampas hak kami


dan juga menghancurkan...
secerca harapan untuk kemajuan negeri ini...

Kau memang tak pantas...


hidup di bumi pertiwi ini..
lebih baik kau hidup.....
dibalik tralis besi....
dengan uang milyaran - milyaranmu tadi
ADA YANG ANEH DI SEKOLAH

Ada yang aneh di sekolah


Murid terlambat dihukum
Guru terlambat tak dihukum

Ada yang aneh di sekolah


Katanya sekolah tidak bayar
Tapi ada uang bangunan

Ada yang aneh di sekolah


Ulangan tak pernah dapat 70
Tapi nilai rapor dapat 85

Ada yang aneh di sekolah


Guru sering telat masuk
Murid tidak paham materi
Murid disalahkan

Ada yang aneh di sekolah


Waktu ulangan siswa harus jujur
Waktu UN siswa harus ‘saling membantu’
Inikah sekolah di Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai