Kau hanyalah.....
tikus berdasi yang duduk di kursi empuk
di hiasi dengan baju berdasi
serta sepatu mengkilap
‘
ADA YANG ANEH DI SEKOLAH
Genggamlah teknologi
Dengan prasaan dan imajinasi
Jagalah hati
Agar kau selamat nanti
Sadarlah…Sadarlah
Engkau jangan cuma obral janji
Tapi harus tepati janji
Sadarlah…Sadarlah
Engkau menodai tanah pertiwi
Demi satu tujuan pasti
Untuk korupsi
Sudahlah ini bukan orasi
Ini hanyalah puisi
Puisi tentang tikus berdasi
PANGGUNG SANDIWARA
Tetapi. . .
Seiring pertumbuhan ekonomi
Harga "DAMAI" bertambah
Menjadi. . .
Lima puluh ribu rupiah
Lihatlah!
masih adakah hati yang terisi?
ketika logika sudah berbau terasi
ketika nurani kian ter erosi
di kilatan hujan pesona yang tak kunjung basi
Lihatlah!
dendang an birokrat dan wakil berdasi
penuh kegiatan sinetron mengejar kursi
kucing justru giat pamer gusi
terbuai di empuknya jok mercy
Lihatlah!
gempita riuhnya demokrasi
menumbuhkan nurani yang semakin membesi
saat rakyat butuh nasi
namun justru di kremasi!
Ah, sudahlah!
ini bukan demokrasi
ini juga bukan mosi
ini hanyalah puisi
dari yang hidup namun sesungguhnya mati!