Anda di halaman 1dari 7

Taman Ilmu

Karya Nur Wachid

Musim kemarau panas berkepanjangan

Musim penghujan hujan berdatangan

Itulah hebatnya dirimu

Panas hujan tetap buat kau berdiri

Kau hanya tumpukan bata merah

Tulang mu hanya dari besi

Seindah dirimu namamu sama

Seburuk bentukmu tak kurangi gunamu

Kaulah taman kehidupan

Tempat tertanam berjuta ilmu

Bunga merekah terlahir darimu

Hiruk pikuk pendidikan tertelan olehmu

Tanpamu semua tampak bodoh

Alangkah indahnya ..

Jika dirimu berdiri dimana mana

Tanpa ada beda di desa dan kota

Sayangnya kau bukan manusia

Kakimu tertanam di bumi

Tak dapat jalan kemana mana


pada suatu hari nanti

Karya Sapardi Djoko Damono

pada suatu hari nanti

Karya Sapardi Djoko Damono

pada suatu hari nanti

jasadku tak akan ada lagi

tapi dalam bait-bait sajak ini

kau tak akan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti

suaraku tak terdengar lagi

tapi di antara larik-larik sajak ini

kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti

impianku pun tak dikenal lagi

namun di sela-sela huruf sajak ini

kau tak akan letih-letihnya kucari


Baca Tulis

Karya Nur Wachid

Senja meradang kerinduan

Goresan pena menyayat kalbu

Tangisanku tak membuat pilu

Hei .. wahai pemimpinku

Pandanglah aku yang kusut ini

Duduk di sekolah ku tak bisa

Bagaimana ku tak bisa bodoh ?

Hiduppun beralas tanah

Tidurpun beratap langit

Ahhh,.

Bosan ku tak dapat membaca

Bingung ku tak dapat menulis

Seandainya ada pemimpin menangis

Pasti ku dapat baca tulis


Musium Perjuangan

Karya Kuntowijoyo

Susunan batu yang bulat bentuknya


berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di
atas meja
menanti putusan
pengunjungnya.

Aku tahu sudah, di dalamnya


tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan
impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut
cintanya dan tak pernah kembali

Bukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan
semboyan
Merdeka atau Mati.
Ingatlah, sesudah
sebuah perang
selalu pertempuran
yang baru
melawan dirimu.
Teman Teman Baru
Karya: Rayhandi

Hari ini aku sangat girang


Aku hari ini bukan lagi anak tk
Hari ini umurku sudah tujuh tahun
Aku masuk Sd

Hari pertama masuk SD


Jantungku seakan mau copot
Kaki tanganku dingin bagai es batu
Itu semua karena aku sangat gugup dan malu

Aku gugup karena bertemu dengan banyak anak sebayaku


Yang belum pernah kulihat dan kukenal sebelumnya
Aku takut mereka adalah anak anak yang nakal
Aku takut mereka tidak mau berteman denganku

Namun dugaanku salah


Saat aku sudah berkenalan dan berteman dengan mereka
Aku sudah berteman dengan mereka beberapa hari ini
Dan mereka adalah anak anak yang baik dan asyik.
Puisi lingkungan sekolah

berkaitan dengan ilmu

Manusia terlahir dalam ketidaktahuan


Menatap dunia dengan tatapan kosong
Tangisan membahana saat pertama menyongsong dunia
Di punggung bumi kita berdiri, dari seorang bayi hingga menjadi mayat yang mati

Tepat dimana diatas punggung bumi


Dibawah atap sekolah, kita berjibaku dalam buku buku
Goresan pena menggaris garis kertas
Sang guru komat kamit bercerita tentang cita cita

Di pojok kelas dua insan hanya pulas dalam mimpi


Di pojok lain bermain cinta dengan sang pujaan hati
Di bangku terdepan, hanya bisa menatap dengan tatapan kantuk
Inilah pemandangan kelasku,

Dibawah atap sekolah ini


Aku adalah aku yang terlahir dari ketidaktahuan
Menuju diri yang mencoba tahu tentang hakikat dunia ini
AKu adalah aku yang terlahir dari kehampaan
Menuju dunia yang serba indah dengan berbagai hikmah

Didalam sekolah ini,


ilmu terbaik hadir bukan dari banyaknya hartaku
Namun seberapa besar tekad keberhasilanku
Ilmu terbaik hadir bukan dari banyaknya buku
Namun dari banyaknya ilmu yang kau cintai

Terima kasih sekolahku,


Atas persahabatan yang terlukis di hatiku
Atas cinta pertama yang kau kenalkan kepada ku
Atas ilmu yang kau curahkan di alam pikirku
Puisi tentang lingkungan sekolah

tema kedamaian

Aku bersyukur
Tuhan mengijinkanku untuk dapat belajar
Di sekolah yang indah permai
Dengan pohon berjejer rapi di depan

Aku berterima kasih


Untuk orang tua yang menyayingku
Hingga aku dapat menimba ilmu
Di rumah pengetahuan yang terbentang

Di sekolah ini
Kedamaian selalu kurasakan
Tenang menghanyutkan rasa
Dalam kedamaian yang merasuk jiwa

Anda mungkin juga menyukai