Anda di halaman 1dari 5

LOMBA BACA PUISI TEMA PENDIDIKAN

DALAM RANGKA HARI GURU NASIONAL 2023


PGRI KABUPATEN PEKALONGAN

A. KETENTUAN LOMBA
1. Peserta memilih salah satu puisi yang disediakan panitia lomba
2. Saat lomba, teks puisi disediakan sendiri oleh peserta sesuai dengan pilihannya
3. Diperbolehkan menggunakan musik pengiring gitar/instrumentalia yang disediakan
sendiri oleh peserta

B. KOMPONEN PENILAIAN
1. Vokal ( artikulasi, irama, volume suara, dan intonasi)
2. Interpretasi terhadap isi puisi ( pengungkapan maksud puisi, penjiwaan atau
pemaknaan)
3. Penampilan ( ekspresi, kreativitas,dan improvisasi)

C. Judul puisi pilihan


1. Dari Seorang Guru Kepada Murid-Muridnya, Karya Hartoyo Andang Jaya
2. Selembar Kisah Sang Guru, Karya Aisyah Ra’uf
3. Diciptakan Jadi Bayang-bayang , karya Agus Takariyanto
4. Episode Guru, karya Tengsoe Tjahyono
Lampiran Teks Puisi
Pilihan 1
Dari Seorang Guru Kepada Murid-muridnya
Karya Hartoyo Andangjaya

Apakah yang kupunya, anak-anakku


selain buku-buku dan sedikit ilmu
sumber pengabdianku kepadamu.

Kalau di hari Minggu engkau datang ke rumahku


aku takut, anak-anakku
kursi-kursi tua yang di sana
dan meja tulis sederhana
dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
semua padamu akan bercerita
tentang hidupku di rumah tangga.

Ah, tentang ini aku tak pernah bercerita


depan kelas, sedang menatap wajah-wajahmu remaja
- horison yang selalu biru bagiku -
karena kutahu, anak-anakku
engkau terlalu muda
engkau terlalu bersih dari dosa
untuk mengenal ini semua.
Pilihan 2

SELEMBAR KISAH SANG GURU


Karya Aisyah Ra’uf

Jemput mentari dengan penuh pengabdian


Senyum terukir indah di sudut bibir
Mendiamkan ombak yang membawa pagi
Agar tak keruh ke bening kasihmu

Melangkah bersama gemuruh cinta


Yang membangun sejuta mimpi
Mutiara matanya tak pudar
Langkah kakinya tak goyah
Kalis gaun bersahaja

Deretan cinta menanti dan dinantinya


Di lorong kelas dan panggung kreasi

Sebelum raga beku lidah kelu


Hati membatu
Imajinasi buntu
Sang guru terus mengukir wajah anak negeri
Agar harinya tak terbunuh
Pilihan 3

Diciptakan Jadi Bayang-bayang


Karya Agus Takariyanto

Mengusap mimpi selepas menanggalkan kantuk usai letih meniti lembaran-lembaran buku selalu
baru, meski yang kemarin pun belum dipahami sudah harus berganti
Tak seperti masa sekolah dulu buku bisa turun temurun beribu-bapak hingga anak
Literasi katanya, manalagi yang mesti dibanggakan kini kalau anak cucu kita lebih kenal para
artis luar negeri dari pada para pendiri negeri yang menoreh sejarah
Memerdekakan tumpah darah

Anak kita lebih paham penyanyi manca daripada hafidz yang mewangikan negeri ini
Lebih paham tokoh-tokoh emaji dari pada tokoh nyata yang mengharumkan negeri ini

Jangan salah tafsirkan merdeka belajar, liar emajinya lupa pada negaranya lantas apa yang ada
di kepalanya kalau kedua kakinya tak lagi berdiri di negeri sendiri
Seperti hidup dalam dongeng atau sudah layaknya wayang yang dicipta jadi bayang-bayang
Setelah padam semua pun using
Pilihan 4
EPISODE GURU
Karya Tengsoe Tjahyono

Ditatapnya masa depan negeri


Dipandangnya mata-mata hampa
Jam istirahat diteror lato-lato
Di dalam kelas diganggu you tube dan Instagram

Gawai hadir mengganti peran guru


Otak yang tak pernah kursus dan berkuliah
Segalanya ada, segalanya bisa
Guru tersingkir ke gudang tua
Menulis kenangan
Menangisi kehilangan

Ditatapnya lagi jurang yang menganga


“ aku harus bikin jembatan” bisiknya
Guru itu mulai membaca puisi
Siswa siswi mengikuti
Guru bergoyang, siswa menari
Guru berteriak, siswa mengakak
Jembatan pelan-pelan berdiri
Menghubungkan masa lalu dan masa kini

Hari ini guru itu meneteskan air mata


Siswa yang kini jendral masuk penjara
Sebuah pistol merontokkan jembatan yang susah payah disusunnya

Anda mungkin juga menyukai