Anda di halaman 1dari 15

Terima Kasih Guru

kumpulan puisi guru karya: Rayhandi

Terima kasih guru

Berkatmu aku tau aksara

Berkatmu aku paham logika

Berkatmu aku mengerti bahasa.

Terima kasih guru

Jasamu sudah mencerdaskanku

Jasamu sudah membuatku paham khazanah

Jasamu sudah membuatku menjadi orang yang bukan bodoh.

Terima kasih guru

Karena keringatmu

Karena suaramu yang habis

Aku menjadi manusia.

Terima kasih guru

Kami tahu rasa lelahmu mendidik kami

Kami tahu betapa nakalnya kami

Karena itulah maafkanlah kami guru.

Terima kasih guru

Guru terima kasih untuk jasamu

Terima kasih untuk semua yang telah kau beri

Semoga tuhan membalas semua jasamu.


Doakan kami wahai guru
kumpulan puisi guru karya: Rayhandi

Guru doakan kami

Doakan agar kami sukses

Menjadi orang yang berguna

Menjadi orang yang membanggakan.

Doamu kami butuhkan guru

Untuk menggapai bintang di langit

Untuk mewujudkan sepotong harapan

Untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.

Guru doakan kami

Masa depan kami masih di ujung asa

Buram tiada warna hitam putih

Doakan kami guru.

Kami ingin menjadi orang sukses

Kami ingin membanggakan orang tua kami dan guru kami

Kami ingin berhasil

Kami ingin menjadi cerita yang selalu di kenang.

Karena itu doakan kami wahai guru

Sebutkanlah nama kami di setiap cerita malammu

Mohonlah pada tuhan semoga kami menjadi bintang terang di ufuk hitam.
Andai kata matahari tiada
Majulah Terus Siswa Indonesia

Dengar, dengar, Dengarlah isi tulisan ini

Hanya kepadamu harapanku sandarkan

Hanya kepadamu Cita-cita di pertaruhkan

Tak ada Sesuatu yang tak mungkin bagimu

Bangkitlah melawan harus yang terus mendera

Kuasailah dirimu dengan sikap optimis

Paculah laju kudamu Sekencangg-kencangnya

Lawanlah bebuatan terjal yang mengusik di jalanan

Ingat, engkau adalah harapan, Engkau adalah masa depan

Masa depan ada di tangan mu

Harapan terpendam ada di pundak mu

Nasip bangsa mu yang menentukan


Pahlawan Tampa Jasa

Pahlawan tampa tanda jasa

Adalah guru

Yang mendidik ku

Yang membekali ku ilmu

Dengan tulus dan sabar

Denyumanmu memberikan semangat untuk kami

Menyonsong masa depan yang lebih baik

Setitik peluh mu

Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar

Untuk Murut-muritnya

Terimakasih Guru

Perjuangan mu sangat berarti bagiku

Tampamu ku takkan tahu tentang dunia ini

Akan selalu ku panjatkan Doa untuk mu

Terimakasih Guru ku.


Terimakasih guru

Kaulah pembimbingku

Kaulah pengajarku

Kaulah pendidikku

Guru.

Itulah julukan mu

Yang tak pernah bosan dalam

Mengajar dan membimbing ku

Guru.

Tampa dirimu aku akan hancur

Tampa dirimu aku akan sengsara

Tampa dirimu aku akan sesat

Guru ku.

Terimakasih

Atas Segala Jasa-jasa mu.


Pahlawan Pendidikan

Jika dunia kami yang dulu kosong

Tak pernah kau isi

Mungkin hanya ada warna hampa, gelap

Tak bisa Apa-apa, Dan tak bisa Kemana-mana

Tapi kini dunia kami penuh warna

Dengan goresan Garis-garis dan kata

Yang dahulu hanya mimpi

Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi

Itu karena yang kau mengajarkan

Tentang mana warna yang indah

Tentang garis yang harus di lukis

Juga tentang kata yang harus di baca

Terimakasih guru ku dari hati ku

Untuk semua pejuang pendidikan

Karena pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa

Dengan pendidikanlah nasip kita bisa berubah

Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin

Hanya ucapan terakhir dari mulut ku

Di hari pendidikan Nasional ini

Gempitakanlah selalu jiwa mu

Wahai pejuang pendidikan indonesia.


Dunia akan beku dan bisu

pelangi tiada akan pernah terpancar

kehidupan tiada akan pernah terlaksana

Disaat titik kegalauan menghampiri

Terlihat setitik cahaya yang kami cari

Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu

Dan gerak-gerik tubuhmu

Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu

Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami

Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu

Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia

Guru..

Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan

Disaat kami tak mendengarkan mu

Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah

Untuk mendidik kami

Darimu kami mengenal banyak hal

Tentang mana warna yang indah

Tentang garis yang harus di lukis

Juga tentang kata yang harus dibaca

Engkau membuat hidup kami berarti

Guru

Tiada kata yang pantas kami ucapkan

Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu

Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa

Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami

Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku


Puisi Untuk Guru

Guru, tak pernah terpikirkan sebelumnya olehku

Bahwa engkau datang dengan tekad untuk mencerdaskan anak bangsa

Setiap kali engkau masuk kelas, engkau selalu membawa hal-hal baru di dalam

hidupku

Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda

Baru kusadari, bahwa kesalahanku sangatlah tidak terpuji

Terkadang diriku yang membangkang, menghiraukan apa yang diajarkan olehmu

Betapa bodohnya diriku, yang tidak menghargai seluruh perjuanganmu

Engkau selalu menyemangatiku, dan mendorongku disaat aku tidak dapat

melangkah maju

Kini, hidupku sudah sedikit berubah, aku slalu ingin mencoba tanpa keluh dan

kesah

Aku harap aku dapat terus berkembang menjadi apa yang telah guru ajarkan di

dalam hidupku

Engkau akan ada selalu tertanam dalam dihatiku

Mungkin aku bukan murid terbaik untukmu tetapi aku akan berusaha menjadi

yang terbaik bagimu sayangmu

Sebagai ganti balas jasamu yang tak akan terganti

Seperti XL kau yang selalu ada untukku


Puisi untuk guru dengan kenangan terindah
Kenangan Indah

Setiap masuk kelas Ia bawa hal baru

Hingga murid slalu menunggu-nunggu

Tak pernah datang terlambat

Aturan waktunya sungguh akurat

Pelajaranpun penuh dengan variasi

Dengan beragam macam aksi

Teriakan, tepuk tangan dan tawa

Yel-yel dan nyanyian bergema

Memberi semangat pada semua

Memberi dorongan untuk mencoba

Dengannya kelas jadi bernyawa

Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda


Puisi Untuk Guru

Orang kata guru itu penat

Gaji tak seberapa kerja berlambak

Aku kata guru itu rehat

Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat

Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat

Ilmu yang dicurah tak dapat disekat

Makin dicurah makin mendekat

Orang kata guru itu sungguh bosan


Cerita Rakyat Bangka Belitung :
Asal Mula Sungai Jodoh

Cerita Rakyat Bangka Belitung Asal Mula Sungai Jodoh

Dahulu kala, hiduplah seorang gadis bernama Mah Bongsu. la sudah yatim
piatu dan bekerja sebagai pembantu di rumah Mah Piah, seorang perempuan
tua yang sangat serakah dan mempunyai seorang anak bernama Siti Mayang
yang bersifat sangat mirip dengan ibunya.

Pada suatu hari, seperti biasa Mah Bongsu pergi ke sungai untuk mencuci
pakaian. Seekor ular yang melintas di dekatnya membuat Mah Bongsu
sangat ketakutan. Namun, ular tersebut tidak menyerang Mah Bongsu, ia
berenang di sekitar gadis itu sambil menunjukkan luka-Iuka di kulitnya.

Merasa kasihan melihat luka ular tersebut, Mah Bongsu memberanikan diri
mendekati ular tersebut dan mengambilnya. Dibawanya ular tersebut ke
rumahnya dan diletakkan di kamarnya.

Setiap kali kulit sang ular terlepas, Mah Bongsu memungutnya dan
membakarnya. Jika asapnya mengarah ke Singapura, tiba tiba terdapat
tumpukan emas dan berlian. Jika asapnya mengarah ke kota Bandar
Lampung, akan berdatangan berkodi-kodi kain sutra Lampung.
Dalam waktu singkat Mah Bongsu menjadi gadis kaya raya. Penduduk sekitar
merasa heran dengan kekayaaan Mah Bongsu. Namun, Mah Bongsu adalah
orang yang dermawan. la selalu membantu penduduk sekitar dengan tulus.

Akhirnya, kekayaan Mah Bongsu diketahui oleh Mah Piah dan Siti Mayang.
Mereka pun berusaha mencari tahu darimana asal kekayaan tersebut. Suatu
waktu, mereka melihat seekor ular yang sudah terkelupas kulitnya di kamar
Mah Bongsu yang diyakini sebagai hewan ajaib yang mendatangkan harta
kekayaan.

Ibu dan anak ini pun pergi ke hutan mencari ular. Mereka mendapati seekor
ular berbisa yang dibawanya pulang, kemudian dilepaskan di kamar Siti
Mayang. Mereka beranggapan bahwa ular tersebut akan mendatangkan
kekayaan berlimpah. Namun, yang mereka dapati justru malapetaka. Siti
Mayang meninggal dunia, karena disengat oleh ular berbisa tersebut.

Sementara itu, ular yang dirawat oleh Mah Bongsu telah sembuh. Suatu hari,
ketika Mah Bongsu akan memberinya makan, ular itu berkata kepada Mah
Bongsu, "Malam ini, tolong antarkan aku ke sungai".

Mah Bongsu pun membawa ular tersebut ke sungai. Sesampainya mereka di


sungai, sang ular berkata, "Mah Bongsu, sudah waktunya aku melamarmu
sebagai istriku:"

Mang Bongsu tercengang. Seketika ular tersebut berubah wujud menjadi


seorang pemuda yang gagah dan tampan. Sementara itu, kulitnya menjadi
sebuah rumah yang megah dan sangat indah. Mereka kemudian menikah
dan hidup berbahagia.

Konon, karena kejadian tersebut, desa itu dinamakan Desa Tiban oleh
penduduk, yang berarti ketiban rezeki. Sementara itu, sungai tempat sang
Pangeran melamar Mah Bongsu, dinamakan Sungai Jodoh, karena dipercaya
sebagai tempat bertemu jodoh.

Pesan moral dari adalah jika kita mendengar kebaikan, kita akan
mendapatkan kebahagiaan.
Cerita Dongeng Bangka Belitung : Asal Usul
Pulau Kapal

Cerita Dongeng Bangka Belitung : Asal Usul Pulau Kapal

Dahulu kala, tinggalah sebuah keluarga yang sangat miskin di dekat Sungai
Cecuruk yang terletak di Kepulauan Bangka Belitung.

Keluarga ini memiliki seorang anak yang sangat rajin. Mereka sekeluarga
hidup dari hasil menjual buah-buahan dan daun-daunan yang mereka petik
dari hutan ke pasar. Setiap hari, sang anak ikut ayah dan ibunya mencari
hasil hutan.

Suatu hari, sang ayah pergi ke hutan untuk mencari bahan makanan. Ketika
sedang menebang rebung, ia menemukan sebuah tongkat di antara
rumpunan bambu. Ternyata, tongkat itu berhiaskan intan permata dan batu
merah delima. Sang ayah bertanya-tanya dalam hati, siapa pemilik tongkat
itu. Sang ayah segera membawa pulang tongkat itu dan menunjukkan
kepada istri dan anaknya.

Sebaiknya kita simpan saja benda ini, siapa tahu nanti ada yang
mencarinya," ujar sang ayah.

Namun, kita tidak mempunyai lemari untuk menyimpan benda ini, Pak. Aku
khawatir nanti malah dicuri orang,"" jawab sang ibu.
"Kita jual saja tongkat itu, sehingga kita tidak perlu repot menyimpannya,"
usul si anak. Akhirnya, ayah dan ibunya setuju dengan usulan anaknya itu.

"Pergilah kau ke negeri seberang, Nak. Jual tongkat ini lalu kembalilah
pulang," kata sang ayah.

Anak itu pun berangkat ke negeri seberang. Tongkat berharga itu berhasil
dijualnya dengan harga tinggi. Namun, sang anak tidak segera pulang ke
kampungnya, ia memilih menetap di negeri itu dengan uang hasil penjualan
tongkat berharga.

Kehidupan sang anak berubah sangat drastis. la menjadi kaya raya serta
bergaul dengan kalangan dan saudagar-saudagar kaya. Bertahun-tahun ia
tidak kembali ke kampungnya. Kemudian, sang anak menikah dengan putri
salah satu saudagar terkaya di negeri itu.

Suatu kali, mertua anak itu memerintahkannya untuk pergi berdagang ke


negeri lain bersama istrinya. Lalu, ia mempersiapkan perjalanan dengan
membeli sebuah kapal yang besar dan mempersipkan anak buah kapal yang
tangguh. la membawa banyak sekali hewan untuk bekal makanan selama
berlayar, sehingga suasana kapalnya pun sangat ramai oleh suara binatang.
Mereka pun berangkat berlayar.

Ketika sampai di sekitar Sungai Cecuruk, sang anak teringat akan kampung
halamannya, kapal pun sandar di sungai tersebut.

Berita kedatangan sang anak pun didengar oleh orangtuanya. Ibunya segera
menyiapkan makanan kesukaan anak itu dan pergi menemuinya dengan
rindu yang terpendam selama bertahun tahun.

"Ini ibu dan ayahmu datang, Nak!" seru ibunya ketika sampai di kapal mewah
sang anak.

Lelaki muda itu tertegun melihat siapa yang datang. la tidak mau mengakui
ayah dan ibunya yang renta clan miskin.

"Siapa kalian? Cepatlah pergi dari kapalku!" teriak sang anak.


"Nak, ini ayah dan ibumu. Apakah kau tidak mengenali kamu? Ini ibu buatkan
masakan kesukaanmu, Nak!" jawab sang ibu dengan sedih.

"Pergi! Aku tidak suka makanan kampung! Orangtuaku adalah seorang


saudagar kaya, bukan gembel seperti kalian!" seru sang anak sambil
membuang makanan pemberian ibunya.

Hancurlah hati kedua orangtua sang anak. Dengan berucuran air mata,
mereka meninggalkan kapal sang anak. Ibunya tak kuasa menahan sedih
dan sekaligus amarahnya.

la pun berucap, "Jika saudagar kaya raya itu benar anakku, semoga
karamlah kapal itu bersamanya."

SeIah kata-kata itu terucap, tiba-tiba muncul badai dan gelombang laut
sangat besar,dan tinggi menelan kapal mewah sang anak beserta istri dan
awak kapal.

Kapal besar itu terombang-ambing dan terbalik, seluruh penumpang tewas


seketika, termasuk sang anak. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, di
tempat karamnya kapal sang anak, muncul sebuah pulau yang bentuknya
menyerupai sebuah kapal. Menurut cerita, pada waktu-waktu tertentu di
sekitar pulau itu sering terdengar suara-suara binatang yang diyakini sebagai
binatang-binatang yang dibawa sang anak di kapalnya. Pulau itu kemudian
diberi nama Pulau Kapal.

Pesan moral dari Cerita Dongeng Bangka Belitung : ASal Usul Pulau Kapal
adalah jangan pernah durhaka kepada orang tua. Kebahagiaan mu
tergantung pada baktimu kepada orang tua.

Anda mungkin juga menyukai