Anda di halaman 1dari 3

Nama : C.

Dian Kristian

Kelas : XII IPA 1

Absen : 05

Pelajaran : Bahasa Lampung

Bahasa Lampung :

KISAH BUAYA PEROMPAK

Kisah buha bejau, yakdoah sebuah kisah legenda masahgakat tepi wai tulang bawang sai
teghmasuk ke lom provinsi lampung. Buha bejau sinji sebenogh ni yakdolah jelmaan anjak
seorang bejau sakti sai biyasa ngebajau ulun- ulun sai beghlayar di wai teghsebut ghik beghikut
kisahni

Adok jaman tumbai, di daeghah sekightar wai tulang bawang temon masyur keganasan
buha ni sampai bidang wat ulun sai berlayar dudi maupun kaban pendudk sai tinggal di tepi way
tulang bawang perlu guwai pertiti sebab menurut ceghita anjak bunguk-kebunguk , ghadu lamon
manusiya sai lebon goh ghena gawoh di wai teghsebut.

Anjak suatu hani, kejadian sai menyedihko hina teghulang mukoh. Ulun sai lebon hina
yakdolah muli sai begupa cantik ghupawan sai gelahni Aminah. Anehni meskipun penduduk
unyin pekon terpi wai tulang bawang ngecari ni, mak nedok jejak sai teghtinggal gegohni ia
lenyap di telan bumi.

Kidang jawoh anjak khng kejadiyan melapni muli teghsebut, di lom sebuah guha balak
teghgoleklah Aminah, ia ampai sa teghsadar anjak pingsan- ni. Beghtapa teghkejutni hina di
kacap haghta benda sai tak teghnilai ghegani. Wat permata, emas, itton, beghliyan, maupun
pakaiyan sai helau- helau.

Haghta benda sai jumlahni temon jamak hina malahan ngeluatko sinar sai beghkilau.

Kung puput ghasa tekjubni anjak pojok guha teghdengarlah sebuah bunyi sai balak.
 dang lah niku kanjai muli rupawan,najin nyakbeghupa buha, sebenaghni nyak yakdolah
manusiya , sepeghti mu juga. Nyak di kutuk ngejadi buha sebab peghbuatan nyak dulu sai jahat.
Gelah nyak Somad, perampok ulun di wai tulang bawang .

Dulu nyak selalu nerampok unggal sudagagh sai berlayar di dija. Segala hasil ghampokan
nyak , nyak simpen lom guha sinji. Lamun nyak buutuh mengan mula haghta hina nyak jual
secutik di pasagh di pekon tepi wai. Mak ngedok seoghang pun sai tau bahwa nyak hadu
ngebangun guha di balik guha sinji , guha hina ngehubungko guha sinji jama pekon teghsebut.

Makdok disengaja, si buha bejau teghsebut ghadu ngebuka ghahasiya guha tempai
kediaman ni. Secagha seksama Aminah nyimak ghik ngingok ketegangan beghega hina. Buha
sina teghus ngeberi hadiah peghiasan. Harapanni yakdolah supaya Aminah mau tetop
tinggalbeghsamani. Kidang keinginan Aminah geluk muloh ke pekon duwaghani kesogh
ngejadi-jadi.

Pada suatu hani, buha bejau teghsebut sedikit lengah. Ia pedom ghik ninggalko balangan
guha ni tebegak. Si Aminah pun keluwah sambil beghjingkit-jingkit. Di balik guha hina
ditemukon ni sebuah guha sai ghubik.

Seghadu cukup lama menelusuti guha hina, tigih- tigoh ia ngeliat cahaya mata hani.
Betapa sukani ia waktu keluar jak banguk guha hina. Dudui Aminah dibantu ulah penduduk
pekon sai ngecari huwi.

Aminah kemudian ngeberi tiyan hadiah sebagian peghiasan sai si bawani. Aminah
akhirni dapok muloh ke pekonni ghik selamat. Ia pun selanjutni hidup tentram di dija.

Bahasa Indonesia :

KISAH BUAYA PEROMPAK


Kisah buaya perompak merupakan sebuah kisah legenda masyarakat tepi sungai Tulang
Bawang yang termasuk kedalam provinsi Lampung. Buaya perompak ini sebenarnya adalah
jelmaan dari seorang perompak sakti yang biasa merampok orang-orang yang berlayar di sungai
tersebut dan berikut ini adalah kisahnya.

Pada zaman dahulu, di daerah sekitar sungai Tulang Bawang sangat terkenal akan
keganasan buayanya sehingga setiap ada orang yang berlayar disana maupun para penduduk
yang tinggal dipinggir sungai Tulang Bawang perlu untuk sangat berhati-hati karena menurut
cerita dari mulut ke mulut, sudah banyak manusia yang hilang begitu saja disungai tersebut.

Pada suatu hari, kejadian yang menyedihkan itu terulang kembali. Orang yang hilang itu
adalah seorang gadis yang berwajah cantik rupawan yang bernama Aminah. Anehnya, meskipun
penduduk seluruh kampung tepi sungai Tulang Bawang mencarinya, tidak ada jejak yang
tertinggal. Sepertinya ia sirna ditelan bumi.

Nun jauh dari tempat kejadian hilangnya gadis tersebut, di dalam sebuah gua besar
tergoleklah Aminah. la baru saja tersadar dari pingsan-nya. Betapa terkejutnya ia ketika
menyadari bahwa gua itu dipenuhi oleh harta benda yang tak ternilai harganya. Ada permata,
emas, intan berlian, maupun pakaian yang indah-indah.

Harta benda yang jumlahnya sangat banyak itu bahkan hingga mengeluarkan sinar yang
berkilauan.

Belum habis rasa takjubnya, dari sudut gua terdengarlah sebuah suara yang besar,
"janganlah kamu takut gadis rupawan, meskipun aku berwujud buaya, sebenarnya aku adalah
manusia sepertimu juga. Aku dikutuk menjadi buaya karena perbuatanku dulu yang sangat jahat.
Namaku dulu adalah Somad, perampok ulung di sungai Tulang Bawang.

Dulu aku selalu merampok setiap saudagar yang berlayar disini. Semua hasil rampokanku
kusimpan dalam gua ini. Kalau aku butuh makanan maka harta itu kujual sedikit di pasar didesa
tepi sungai. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa aku telah membangun terowongan di balik
gua ini. Terowongan itu menghubungkan gua ini dengan desa tersebut.

Tanpa disengaja, si buaya perompak tersebut sudah membuka rahasia gua tempat
kediamannya. Secara seksama Aminah menyimak dan mengingat keterangan berharga itu. Buaya
itu selalu memberinya hadiah perhiasan. Harapannya adalah agar Aminah mau tetap tinggal
bersamanya. Namun keinginan Aminah untuk segera kembali ke kampung halamannya makin
menjadi-jadi.

Pada suatu hari, buaya perompak tersebut sedikit lengah. la tertidur dan meninggalkan
pintu guanya terbuka. Si Aminah pun keluar sambil berjingkat-jingkat. Di balik gua itu
ditemukannya sebuah terowongan yang sempit.

Setelah cukup lama menelusuri terowongan itu, tiba-tiba ia melihat sinar matahari.
Betapa gembiranya ia ketika keluar dari mulut terowongan itu. Disana Aminah ditolong oleh
penduduk desa yang mencari rotan.

Aminah kemudian memberi mereka hadiah sebagian perhiasan yang dibawanya. Aminah
akhirnya bisa kembali ke desanya dengan selamat. la pun selanjutnya hidup tenteram disana.

Anda mungkin juga menyukai