Anda di halaman 1dari 2

Buaya Perompak

Pada jaman mena, Sungai Tulang Bawang sangat terkenal akan keganasan buayane. Sehingga hulun say berlayar mid dudi haga pun para hulun say tinggal mid dudi pekhalu hati-hati kejadian say menyedihkan hina terulang luwon. Hulun say lebon hina namane Aminah.walaupun penduduk tiyuh tepi sungai tulang bawang nyepokni, mak edok jejak sai tinggal, gegoh lebon di telan. Anjak kejadian ina, di dalam goa balak ngedok aminah, ia api gawoh sadar anjak pingsanni, biman terkejutnie waktu ia sadar ngelia goa hina di penuhi nayah harta, wat permata, emas, intan jamabajusaibetik-betik Makkung bela waluu tekejutni anjak sudut goa tercengis bunyi sui balak. Dan khabai muli sikap. Walaupun nyak berwujud buaya, sai teman ni nyak jelma manusia, nyak di kutuk jadi bukha ulah kelakuan kushani sai jahat. Nama skhani somad, perampok ulung di sungai hinji, khani nyak selalu ngerampok saudagar khai singgah berlayar mid dija , unyin hasil rampok nyak ku simpan dalam goa hinji, lamon nyak butuh mengan jadi hartani kujual cutik di pasar desa tepi sungai, mak edok sai jamapun sai pandai bahuwa nyak ka ngebangun trowongan di balik goa hinji, terowongan hinji hubungko langsung ko desa. Dang mak di sengaja si buaya perompak ngebangkur rahasia goa di pak tinggalni, se aminah kak ngingo cawaan berhaga hina, buaya hina selalu ngejuk ia hadiah jama perhiasan harapan ni tagan aminah tinggal bersama ni, namun aminah selalu mekhapak balik Pada suatu hari buaya perompak hina terpedom cutik, ia naganko khango pintu gua ni kebuka, si aminah pun dapok luwah, di bali8k gua hina khalu sebuah terowongan sai lunik khadu cukup muni menyusuri terowongan hina, tiba-tiba ia ngelia sinar matahari, betapa senang ni ia luwah anjak terowongan hina di desan aminah di tulung jamo penduduk desa sai nyepok rotan , khadu hina aminah ngejuk hadiah sebagai perhiasan sai di usungni aminah, akhirni dapok kenhali khok desani dengan selamat ia pun gata khinik tentram.

Buaya Perompak
Pada jaman dahulu, Sungai Tulang Bawang sangat terkenal akan keganasan buayanya. Sehingga orang yang berlayar disana maupun para penduduk yang tinggal disana perlu untuk sangat berhati-hati. Menurut cerita, sudah banyak manusia yang hilang begitu saja disana. Pada suatu hari, kejadian yang menyedihkan itu terulang kembali. Orang yang hilang itu adalah seorang gadis rupawan yang bernama Aminah. Anehnya, meskipun penduduk seluryh kampung tepi Sungai Tulang Bawang mencarinya. Tidak ada jejak yang tertinggal. Sepertinya ia sirna ditelan bumi. Nun jauh dari kejadian itu, di dalam sebuah gua besar tergoleklah Aminah. Ia baru saja tersadar dari pingsannya. Betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa gua itu dipenuhi oleh harta benda yang ternilai harganya. Ada permata, emas, intan, maupun pakaian yang indah-indah. Harta benda itu mengeluarkan sinar yang berkilauan. Belum habis rasa takjubnya, dari sudut gua terdengarlah sebuah suara yang besar, "janganlah takut gadis rupawan! Meskipun aku berwujud buaya, sebenarnya aku adalah manusia sepertimu juga. Aku dikutuk menjadi buaya karena perbuatanku dulu yang sangat jahat. Namaku dulu adalah Somad, perampok ulung di Sungai Tulang Bawang. Dulu aku selalu merampok setiap saudagar yang berlayar disini. Semua hasil rampokanku kusimpan dalam gua ini. Kalau aku butuh makanan maka harta itu kujual sedikit di pasar desa tepi sungai. Tidak ada seorangpun yang tahu bahwa aku telah membangun terowongan di balik gua ini. Terowongan itu menghubungkan gua ini dengan desa tersebut." Tanpa disengaja, si buaya perompak tersebut sudah membuka rahasia gua tempat kediamannya. Secara seksama Aminah menyimak dan mengingat keterangan berharga itu. Buaya itu selalu memberinya hadiah perhiasan. Harapannya adalah agar Aminah mau tetap tinggal bersamanya. Namun keinginan Aminah untuk segera kembali ke kampung halamannya makin menjadi-jadi. Pada suatu hari, buaya perompak tersebut sedikit lengah. Ia tertidur dan meninggalkan pintu guanya terbuka. Si Aminah pun keluar sambil berjingkat-jingkat. Di balik gua itu ditemukannya sebuah terowongan yang sempit. Setelah cukup lama menelusuri terowongan itu, tiba-tiba ia melihat sinar matahari. Betapa gembiranya ia ketika keluar dari mulut terowongan itu. Disana Aminah ditolong oleh penduduk desa yang mencari rotan. Lalu Aminah memberi mereka hadiah sebagian perhiasan yang dibawanya. Aminah akhirnya bisa kembali ke desanya dengan selamat. Ia pun selanjutnya hidup tenteram disana.

Anda mungkin juga menyukai