Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ihsan Adesta Tyo Ferdinad

Kelas/absen : 7E/26

Tanggal : 2 maret 2020

Judul : Buaya Perompak

Pengarang : Yudhistira ikranegara

Penerbit : DUA MEDIA

Tahun terbit : 2006

Isi resume :

Pada jaman dahulu, Sungai Tulang Bawang sangat terkenal akan keganasan
buayanya. Sehingga orang yang berlayar disana maupun para penduduk yang
tinggal disana perlu untuk sangat berhati-hati. Menurut cerita, sudah banyak
manusia yang hilang begitu saja disana.

Pada suatu hari, kejadian yang menyedihkan itu terulang kembali. Orang yang
hilang itu adalah seorang gadis rupawan yang bernama Aminah. Anehnya,
meskipun penduduk seluryh kampung tepi Sungai Tulang Bawang mencarinya.
Tidak ada jejak yang tertinggal. Sepertinya ia sirna ditelan bumi.

Nun jauh dari kejadian itu, di dalam sebuah gua besar tergoleklah Aminah. Ia baru
saja tersadar dari pingsannya. Betapa terkejutnya ia ketika menyadari bahwa gua
itu dipenuhi oleh harta benda yang ternilai harganya. Ada permata, emas, intan,
maupun pakaian yang indah-indah. Harta benda itu mengeluarkan sinar yang
berkilauan.

Belum habis rasa takjubnya, dari sudut gua terdengarlah sebuah suara yang besar,
"janganlah takut gadis rupawan! Meskipun aku berwujud buaya, sebenarnya aku
adalah manusia sepertimu juga. Aku dikutuk menjadi buaya karena perbuatanku
dulu yang sangat jahat. Namaku dulu adalah Somad, perampok ulung di Sungai
Tulang Bawang. Dulu aku selalu merampok setiap saudagar yang berlayar disini.
Semua hasil rampokanku kusimpan dalam gua ini. Kalau aku butuh makanan maka
harta itu kujual sedikit di pasar desa tepi sungai. Tidak ada seorangpun yang tahu
bahwa aku telah membangun terowongan di balik gua ini. Terowongan itu
menghubungkan gua ini dengan desa tersebut."

Tanpa disengaja, si buaya perompak tersebut sudah membuka rahasia gua tempat
kediamannya. Secara seksama Aminah menyimak dan mengingat keterangan
berharga itu. Buaya itu selalu memberinya hadiah perhiasan. Harapannya adalah
agar Aminah mau tetap tinggal bersamanya. Namun keinginan Aminah untuk
segera kembali ke kampung halamannya makin menjadi-jadi.

Pada suatu hari, buaya perompak tersebut sedikit lengah. Ia tertidur dan
meninggalkan pintu guanya terbuka. Si Aminah pun keluar sambil berjingkat-
jingkat. Di balik gua itu ditemukannya sebuah terowongan yang sempit. Setelah
cukup lama menelusuri terowongan itu, tiba-tiba ia melihat sinar matahari. Betapa
gembiranya ia ketika keluar dari mulut terowongan itu. Disana Aminah ditolong
oleh penduduk desa yang mencari rotan. Lalu Aminah memberi mereka hadiah
sebagian perhiasan yang dibawanya. Aminah akhirnya bisa kembali ke desanya
dengan selamat. Ia pun selanjutnya hidup tenteram disana.

Anda mungkin juga menyukai