Anda di halaman 1dari 4

Nama :

1. Agil
2. Fadil
3. Annam
4. Ilyas

Cerita Rakyat Indonesia Sangkuriang

Cerita Rakyat Indonesia Sangkuriang Dongeng Tangkuban Perahu

Pada jaman dahulu kala, di sebuah kerajaan di Jawa Barat, hiduplah seorang putri raja yang
sangat cantik jelita bernama Dayang Sumbi. la sangat gemar menenun.

Suatu hari, ketika sedang menenun, benang tenunnya menggelinding keluar rumah. Gadis itu
berucap, “Ah, benangku jauh sekali jatuhnya. Siapa pun yang menggambilkan batang tenunku,
kalau ia perempuan akan kuangkat sebagai saudara. Kalau laki-laki, ia akan menjadi suamiku.”

Tiba-tiba, datanglah seekor anjing membawakan benang miliknya. Anjing tersebut bernama si
Tumang. Dayang Sumbi pun terpaksa memenuhi janjinya. Mereka pun menikah. Ternyata, si
Tumang adalah titisan dewa yang dikutuk menjadi binatang dan dibuang ke Bumi.

Waktu berlalu, Dayang Sumbi pun hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan
yang diberi nama Sangkuriang. Suatu hari, Dayang Sumbi menyuruh Sangkuriang untuk berburu
mencari hati kijang. Sangkuriang pun berangkat ke hutan ditemani si Tumang.
Setelah berburu sepanjang hari, Sangkuriang tak mendapatkan seekor kijang pun. la juga kesal,
karena si Tumang tidak membantunya berburu. Sangkuriang marah, lalu memanah si Tumang,
sehingga anjing itu mati. Sangkuriang mengambil hati si Tumang dan membawanya pulang.

Dayang Sumbi tidak percaya bahwa hati yang dibawa anaknya adalah hati seekor rusa.
Akhirnya, Sangkuriang mengakui bahwa hati yang dibawanya adalah hati si Tumang. Betapa
murka Dayang Sumbi, tanpa sadar la memukulkan gayung yang dipegangnya kepala
Sangkuriang hingga menimbulkan bekas di kepala anak itu.

Sangkuriang kesal, lalu pergi meninggalkan rumah. Dayang Sumbi menyesali perbuatannya.
Dengan perasaan sedih, ia mengasingkan diri. Kesungguhannya dalam bertapa, membuat para
dewa menganugrahkannya kecantikan abadi.

Tahun berganti tahun. Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan gagah, selain itu
dia juga memiliki berbagai ilmu kesaktian karena berguru dengan beberapa pertapa sakti. Suatu
hari, ketika sedang mengembara, ia sampai di suatu tempat dan bertemu dengan seorang gadis
cantik dan mempesona. la adalah Dayang Sumbi. Mereka saling jatuh cinta tanpa tahu bahwa
mereka adalah ibu dan anak. Sangkuriang pun hendak meminangnya.

Ketika mendekati hari pertunangan, Sangkuriang bermaksud pergi berburu. Ketika akan
mengikatkan kain di kepala calon suaminya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang sama
dengan bekas luka anaknya. la sangat terkejut dan yakin bahwa calon suaminya adalah anak
kandungnya.

Dayang Sumbi segera mencari akal untuk menggagalkan pernikahannya. la mengajukan


persyaratan, yaitu membendung Sungai Citarum dan membuatkan sampan yang besar. Kedua
syarat ini harus diselesaikan sebelum fajar. Sangkuriang menyanggupinya.

Sangkuriang pun meminta bantuan para makhluk ghaib untuk menyelesaikan tugas itu. Sebelum
fajar menyingsing, Sangkuriang telah hampir menyelesaikan persyaratan itu. Dayang Sumbi
panik. la meminta perempuan desa menumbuk padi. Ayam jago pun berkokok, karena mengira
fajar telah datang. Para makhluk ghaib yang datang membantu Sangkuriang pun ketakutan.

Sangkuriang sangat kesal. Usahanya gagal sudah. Dengan marah ia menjebol tanggul yang telah
hampir selesai dibuatnya. Akibatnya, terjadilah banjir yang melanda seluruh desa.

Sampan yang juga telah jadi pun ia tendang, sehingga terlempar jauh dan terbalik. Sampan besar
itu lama-kelamaan berubah menjadi sebuah gunung yang kemudian diberi nama Gunung
Tangkuban Parahu yang artinya perahu terbalik.

“ Pesan moral dari Dongeng Tangkuban Perahu – Cerita Rakyat Indonesia Sangkuriang
adalah janganlah berbohong dan menipu untuk kepentingan diri sendiri. Selain itu jangan
memaksakan kehendak kita kepada orang lain.”
Cerita Dongeng Si Kancil Dan Buaya

Alkisah, buaya dan kancil tinggal di wilayah yang sama. Sudah lama buaya mengincar kancil
untuk di jadikan santapannya. Namun, kancil selalu bisa menghindari kejarannya. Ia adalah
hewan yang banyak akal sehingga buaya selalu kesulitan untuk menangkapnya.

Meski selalu lolos dari kejaran buaya, namun lama-lama kancil merasa khawatir juga. Karena
itu, ia pindah rumah ke daerah lain untuk menjauhi buaya. Ia tinggal dibawah sebuah pohon
besar di hilir sungai. Awalnya buaya merasa bingung karena tidak melihat kancil di tempat
biasanya. Maka ia pun mencarinya ke sana-kemari, bertanya kepada para hewan yang
ditemuinya.

“Oh, kancil pindah ke pohon di dekat hilir sungai,” kata burung kecil yang ditanya oleh buaya.
Tentu saja buaya senang mendengar informasi itu. Segera saja ia pergi ke tempat yang dimaksud
oleh si burung. Ia sudah tidak sabar lagi untuk memburu si kancil. Ia benar-benar merasa
penasaran, ingin menikmati daging kancil yang sudah lama ia idam-idamkan. Setelah berhasil
menemukan tempatnya, buaya pun pindah ke sana juga. Namun, kancil masih belum
mengetahuinya.

Selama berhari-hari buaya mengawasi kancil. Ia mempelajari kebiasaan kancil seraya merancang
strategi untuk menangkapnya. Dari pengamatannya itu, tahulah si buaya bahwa si kancil sering
pergi ke sebuah pulau kecil yang ditumbuhi pohon-pohon apel di dekat tempat tinggal kancil.
Untuk sampai ke sana, si kancil biasa menyeberang sungai dengan melompati beberapa batu
besar yang ada di antara tempat tinggal kancil dengan pulau tersebut.
“Aku punya ide!” seru buaya. Ketika kancil pergi ke pulau kecil, buaya bersembunyi di balik
batu di tengah sungai. Ia menunggu kancil melompat ke batu itu.

Hari itu kancil puas memakan buah-buahan yang ada di pulau kecil. Kemudian ia pun pulang
dengan riang. Ia melompat dari sisi sungai ke batu-batu untuk sampai di rumahnya. Namun
setibanya di tengah sungai, ia melihat bayangan dari batu yang hendak dilompatinya tampak
Iebih tinggi dari biasanya.

Akal cerdas si kancil Segera menangkap bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

“Jangan-jangan ada buaya di balik batu itu?” batin kancil, curiga. Setelah berpikir, ia berhasil
mendapat akal. Ia berteriak ke arah batu, “Hai batu! Gimana kabarmu?”

Hening. Tidak ada jawaban. Kancil kemudian bertanya lagi. “Ada apa batu sahabatku? Biasanya
kau menjawab sapaanku.”

“Oh, jadi biasanya batu ini berbicara?” batin Buaya yang sedang berdiam diri di batu itu. “Kalau
begitu aku harus pura-pura menjawabnya supaya kancil tidak curiga.”

“Halo juga, kancil,” jawab buaya.

Kancil terkikik dalam hati melihat kebodohan buaya. Lantas ia berkata, “Jadi kau ada di situ ya,
Buaya? Tak kusangka, kau mengejarku sampai ke sini.”

Buaya kaget. Rupanya penyamarannya sudah ketahuan. Sadarlah ia bahwa kancil telah
mengakalinya. Ia benar-benar kesal dengan kebodohannya sendiri.

“Ya, aku mengejarmu ke sini karena ingin memakanmu!” sahut buaya, jengkel.

“Baiklah. Kali ini kau berhasil menjebakku,” jawab kancil sambil mempersiapkan siasat
berikutnya. “Bukalah mulutmu lebar-lebar agar aku bisa melompat ke dalamnya.”

Kancil benar-benar cerdik. Ia tahu bahwa mata buaya akan tertutup saat buaya membuka
mulutnya lebar-lebar. Dan sesaat setelah buaya membuka mulutnya, kancil segera melompat ke
atas kepala buaya, lalu melompati batu batu lainnya dengan lincah, dan setelah tiba di tepi sungai
segera memanjat pohon besar tempat tinggalnya.

Lagi-lagi selamatlah kancil dari kejaran buaya. Itu semua berkat kecerdasannya yang jauh
melampaui buaya. Sementara buaya terpaksa gigit jari karena lagi-lagi gagal menangkap kancil
yang sudah lama diincarnya.

“ Hikmah yang bisa diambil dari Cerita Fabel Dongeng Si Kancil Dan Buaya adalah Orang
yang cerdas dan berpengetahuan luas akan mudah menyelesaikan masalah-masalahnya
dengan baik. Sementara orang bodoh akan mudah kehilangan kesempatan-kesempatan
berharga sehingga rugilah ia. Agar adik-adik semua menjadi anak yang cerdas dan
berpengetahuan luas, adik-adik harus banyak membaca dan belajar. “

Anda mungkin juga menyukai