Anda di halaman 1dari 31

Contoh Fabel

Anak Katak Hijau Yang Nakal


Dahulu kala di sebuah kolam yan luas tinggalah seekor anak k
atak hijau dan ibunya. Anak katak tersebut sangat nakal dan tid
ak pernah mengindahkan kata-kata ibunya
.Jika ibunya menyuruhnya ke gunung, dia akan pergi ke laut. Ji
ka ibunya menyuruhnya pergi ke timur, dia akan pergi ke barat.
Pokoknya apapun yang diperintahkan ibunya, dia akan melaku
kan yang sebaliknya.
“Apa yang harus kulalukan pada anak ini” pikir ibu katak. “Kena
pa dia tidak seperti anak-
anak katak lain yang selalu menuruti kata orang tua mereka.”
Suatu hari si ibu berkata, “Nak, jangan pergi keluar rumah kare
na di luar sedang hujan deras. Nanti kau hanyut terbawa arus.”
Belum selelsai ibunya berbicara, anak katak tersebut sudah me
lompat keluar sambil tertawa gembira,”hore…banjir aku akan b
ermain sepuasnya!”
Setiap hari ibu katak menasehati anaknya namun kelakuan ana
k katak itu bahkan semakin nakal saja. Hal itu membuat ibu kat
ak murung dan sedih sehingga dia pun jatuh sakit. Semakin har
i sakitnya semakin parah.
Suatu hari ketika dia merasa tubuhnya semakin lemah, ibu kata
k memanggil anaknya,”Anakku, kurasa hidupku tidak akan lam
a lagi. Jika aku mati, jangan kuburkan aku di atas gunung, kubu
rkanlah aku di tepi sungai.”
Ibu katak sebenarnya ingin dikubur di atas gunung, namun kare
na anaknya selalu melakukan yang sebaliknya, maka dia pun b
erpesan yang sebaliknya.
Akhirnya ibu katak pun meninggal. Anak katak itu menangis da
n menangis menyesali kelakuannya, “Ibuku yang malang. Kena
pa aku tidak pernah mau mendengarkan kata-katanya.
Sekarang dia telah tiada, aku sudah membunuhnya.”
Anak katak tersebut lalu teringat pesan terakhir ibunya. “Aku se
lalu melakukan apapun yang dilarang ibuku. Sekarang untuk m
enebus kesalahanku, aku akan melakukan apa yang dipesan ol
eh ibu dengan sebaik-baiknya.”
Maka anak katak itu menguburkan ibunya di tepi sungai.
Beberapa minggu kemudian hujan turun dengan lebatnya, sehi
ngga air sungai dimana anak katak itu menguburkan ibunya me
luap. Si anak katak begitu khawatir kuburan ibunya akan tersap
u oleh air sungai. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke sun
gai dan mengawasinya.
Di tengah hujan yang lebat dia menangis dan menangis. “Kwon
g-kwong-kwong. Wahai sungai jangan bawa ibuku pergi!”
Dan anak katak hijau itu akan selalu pergi ke sungai dan mena
gis setiap hujan datang. Sejak itulah kenapa sampai saat ini kit
a selau mendengar katak hijau menangis setiap hujan turun.
Contoh Sage
CAADARA
CERITA RAKYAT IRIAN JAYA

Suatu saat, hiduplah seorang panglima perang bernama Wire. I


a tinggal di desa Kramuderu. Ia mempunyai seorang anak laki-
laki bernama Caadara.
Sejak kecil Caadara dilatih ilmu perang dan bela diri oleh ayahn
ya. Wire berharap, kelak anaknya bisa menggantikannya sebag
ai panglima perang yang tangguh.
Tahun berganti. Caadara tumbuh menjadi pemuda yang gagah.
Caadara juga tangkas dan cakap. Wire ingin menguji kemamp
uan anaknya. Karena itulah ia menyuruh pemuda itu berburu di
hutan.Caadara mengumpulkan teman-
temannya. Lalu mereka berangkat berburu. Mereka berjalan m
elewati jalan setapak dan semak belukar. Di hutan mereka men
emui banyak binatang. Mereka berhasil menombak beberapa b
inatang.
Dari hari pertama sampai hari keenam, tak ada rintangan yang
berarti untuk Caadara dan anak buahnya. Tapi esok harinya m
ereka melihat anjing pemburu. Kedatangan anjing itu menanda
kan bahaya yang akan mengancam.
Caadara dan anak buahnya segera siaga. Mereka menyiapkan
busur, anak panah, kayu pemukul, dan beberapa peralatan per
ang. Mereka waspada.
Tiba-
tiba terdengar pekikan keras. Sungguh menakutkan! Anak bua
h Caadara ketakutan. Tapi Caadara segera menyuruh mereka
membuat benteng pertahanan. Mereka menuju tanah lapang b
erumput tinggi. Tempat itu penuh semak belukar. Di sana mere
ka membangun benteng untuk menangkis serangan musuh.
Tiba-tiba muncullah 50 orang suku Kuala. Mereka berteriak
dan menyerang Caadara dan anak buahnya.Tongkat dan tomb
a saling beradu. Sungguh pertempuran yang seru. Caadara tid
ak gentar.
Ia memimpin pertempuran dengan semangat tinggi. Padahal ju
mlah anak buahnya tak sebanding dengan jumlah musuh.
Caadara berhasil merobohkan banyak musuh. Sedangkan mus
uh yang tersisa melarikan diri.Betapa kagumnya teman-
teman Caadara melihat anak panglima perang Wire. Mereka se
gan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil mengelu-
elukan Caadara.Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh ba
ngga. Ia juga terharu sehingga berlinang air mata. Tak sia-
sia latihan yang diberikan pada Caadara.
Kampung gempar mendengarnya. Ayahnya terharu dan berlina
ng air mata. Pesta malam hari pun diadakan. Persiapan menye
rang suku Kuala pun diadakan, karena mereka telah menyeran
g Caadara.
Esok harinya, Caadara diberi anugerah berupa kalung gigi bina
tang, bulu kasuari yang dirangkai indah, dengan bulu cendrawa
sih di tengahnya.Kemudian masyarakat desa mempelajari Caa
dara Ura, yaitu taktik perang Caadara. Taktik itu berupa melem
par senjata, berlari, menyerbu dengan senjata, seni silat jarak d
ekat, dan cara menahan lemparan kayu. Nama Caadara kemu
dian tetap harum. Ia dikenal sebagai pahlawan dari desa itu.
Contoh Legenda.

Cerita Rakyat Nusantara " Sangkuriang (Gunung Tangkuban Perahu)"

Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja


yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak
laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat
gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu
ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama
Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga
bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal
itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan
untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang
mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang
sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang
Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai
sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk
mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak
mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel
pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan
tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian
tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya,
Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan
dipukulkan ke kepala Sangkuriang.
Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka
Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan
meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali
perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu
hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena
kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa
memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia
muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara,
akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya.
Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena
kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang
Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan
bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang
tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan
kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung
melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh
Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat.
Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya
untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta
Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat
kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada
saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada
bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka
anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang
penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut,
karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah
anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak
mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah
Sangkuriang pulang berburu.
Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang,
supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan
mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui
Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar
pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras,
akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia
mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila
Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka
Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal
maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama
Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan
yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat
sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua
syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi
tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar
menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang
lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk
membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam,
Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa
terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan
semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar
untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur
kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang
mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang
langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat
memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol
bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya
bendungan itu,
maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air.
Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah
dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu
menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
Contoh Mitos.
Duduk di atas bantal bisa bisulan Dulu kalo ane nonton tipi
atau duduk2 ngerjain sesuatu kadang ane suka duduk di atas
bantal karena selain rasanya nyaman, pantat juga gak sakit
melantai. Kalo emak ane liat ane kayak gitu emak ane
langsung bilang 'jangan duduk di atas bantal nanti lo bisulan!'.
Aneh juga kan gan, masa duduk di atas bantal bisa bisulan
kalo ada kutu pembawa virus di bantal itu iya! Ane rasa mitos
ini muncul karna kalo bantal diduduki bisa meletus terus
kapasnya berhamburan.

Contoh Mitos.
Bakal ada yang bertamu kalo ada kupu2 tersesat di dalam
rumah Kupu2 apapun jenisnya (kecuali kupu2 malam ya gan )
artinya bakal ada orang yang bertamu di rumah kita. Di rumah
ane dulu kalo nyokap liat kupu2 di dalam rumah dia yakin bakal
ada tamu yang datang. Lucunya dulu ada memang tamu yang
datang tapi tamunya lebih dulu datang dari pada kupu2nya.

Contoh Mitos.

Kalo sakit perut simpan batu di kantong Ane yakin kalo


mitos ini pasti sama di kampung agan juga atau mungkin udah
jadi mitos nasional karna ane pernah nonton FTV dulu
pemerannya sakit perut terus cari batu buat di simpan
Contoh Sage.

Cerita Rakyat Nusantara "Legenda Malin Kundang"

Dahulu kala, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai


wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang
diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka
sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk
pergi ke negeri seberang.
Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya
pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat
untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan
lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan
akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.
Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk
mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya
ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang
yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama
dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung
halamannya yang sudah sukses.
Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar
tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah
berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang
perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman,
dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.
Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu
hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin
Kundang di serang oleh bajak laut.Semua barang dagangan
para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut.
Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di
kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang
sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut,
karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di
sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga
akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah
pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan
menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa
tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa
tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang
menimpanya.
Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur.
Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama
kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki
banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih
dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang
mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya
melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah
disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu
Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat
kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat
ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia
yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin
Kundang beserta istrinya.
Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya.
Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan
orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati
adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau
pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil
memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan
pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak
tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata
Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak
mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua
dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?",
Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, ia hanya seorang pengemis
yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan
harta ku", sahut Malin kepada istrinya.
Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh
anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga
anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang
memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil
berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia
menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin
bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang
menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin
Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya
berbentuk menjadi sebuah batu karang.
Contoh Sage.

Cerita Rakyat Nusantara "Legenda Roro Jongrang"

Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan


yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat
Prambanan sangat damai dan makmur di bawah
kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-
kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk
dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka.
Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak
kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan
Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin
selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging
mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso.
Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung,
sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung
Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung
Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala
tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk
membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi
segala keinginannya.
Hingga Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil
Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu kemudian
memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang
Kerajaan Prambanan.
Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil
balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul, dan
langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan.
Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk
ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya
kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya
Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan
Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata
Bandung Bondowoso.
Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya
disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja
Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk
menempati Istana Prambanan dan mengurus segala
isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.
Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan
Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik
jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu
Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso
mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung
Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro
Jonggrang.
“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau
menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada
Roro Jonggrang.
Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut,
Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung.
Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso,
karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya.
Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak
lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir
sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya
Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.
“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu
memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.
“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”,Tanya Bandung
Bandawasa.
“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu
satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.
Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut,
Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa
bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena
Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat
banyak.
Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai
mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap,
balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah
mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para
balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan
sangat cepat.
Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi
mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam,
tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum
mereka selesaikan.
Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara
supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi
persyaratannya.
Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan
jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti
pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan
candi.
Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang
yang ada di istana. Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro
Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung,
serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.
Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang
segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak
kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau
harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai
berkokok.
Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya
bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai
pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah
mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.
Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak:
“Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk
menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”
Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan
teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun
merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan
pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum
selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang.
Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro
Jonggrang.
Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro
Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu
gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata
Roro Jonggrang.
Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung
Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras,
Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang.
Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan
seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi
arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”
Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang
berubah menjadi arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini
dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan,
dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro
Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya
disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.
Contoh Legenda.
Legenda Keong Emas Singkat
Dahulu kala, ada seorang raja yang sangat arif dan
bijaksana. Raja memiliki dua putri. Putri pertama bernama
Candra Kirana, dan adiknya bernama Dewi Galuh. Dua putri itu
sangat cantik, tetapi memiliki watak yang berbeda. Candra
Kirana sangat baik dan tidak sombong sehingga ia sangat
dicintai oleh rakyatnya. Sebaliknya, Dew Galuh jahat dan
angkuh. Ia sering kali menghina rakyatnya sehingga rakyat tak
menyukai Dewi Galuh.
Suatu hari, Raja memanggil Candra Kirana. Raja ingin agar
Candra Kirana segera menikah dengan Pangeran lnu
Kertapatih. Candra Kirana sangat senang. Ia menerima
lamaran Pangeran lnu Kertapatih.Tetapi, Dewi Galuh juga
menyukai Pangeran lnu Kertapatih. Ia ingin Pangeran lnu
Kertapatih menjadi suaminya.
Dewi Galuh lantas pergi ke rumah penyihir. Ia meminta agar
penyihir itu menyihir Candra Kirana menjadi sebuah keong.
Saat sedang asyik main di pantai, Candra Kirana ditemui oleh
penyihir. Penyihir itu langsung menyihir Candra Kirana menjadi
seekor keong emas. Sungguh sedih hati Candra Kirana.
“Sihir itu hanya akan hilang jika kau menemukan cinta
sejatimu,”seru penyihir.
Sementara itu, di sebuah desa, seorang nenek sedang
mencari ikan. Saat ia mengambil jaringnya, ia menemukan
seekor keong emas. Karena keong itu terlihat sangat cantik,
nenek itu pun membawanya pulang.
Keesokan harinya, si nenek kembali mencari ikan. Ia selalu
bekerja dari pagi hingga sore, namun kadang-kadang tak
mendapatkan uang. Kasihan sekali si nenek.
Saat si Nenek pergi bekerja, keong emas berubah menjadi
Candra Kirana. Untuk membalas budi sang nenek, Candra
Kirana pun membersihkan rumah nenek itu. Ia juga memasak
makanan yang enak untuk si Nenek.
Saat pulang, alangkah terkejutnya si Nenek. Ia mendapati
banyak makanan di meja makannya.
“Siapakah yang melakukan ini semua?” ucap si Nenek.
Hari-hari berlalu. Setiap hari, sepulang bekerja, si Nenek
selalu mendapati rumahnya sudah bersih dan ada banyak
makanan di meja makannya. Ia ingin tahu, siapa yang
melakukan itu semua. Maka pada suatu hari, ia pura-pura pergi
bekerja. Ia mengintip di balik jendela. Si Nenek melihat keong
emas miliknya berubah menjadi seorang gadis cantik.
Si Nenek pun langsung masuk ke rumahnya. Candra Kirana
kaget, tetapi akhirnya ia menceritakan semuanya kepada si
Nenek.
Sementara itu, Pangeran lnu Kertapatih ikut mencari Candra
Kirana. Ia mencari sampai ke pelosok desa. Saat sedang
kelelahan, ia hendak meminta minum kepada salah satu
warga. Ia mendatangi salah satu rumah warga. Dan di sana,
olala… Pangeran lnu Kertapatih mendapati Candra Kirana.
Seketika kutukan nenek sihir itu pun sirna.
Akhirnya Pangeran lnu Kertapatih membawa Candra Kirana
kembali ke istana. Si Nenek yang menolongnya pun dibawa
serta. Kemudian, nenek sihir yang menyihir Candra Kirana,
serta Dewi Galuh dihukum oleh Raja.
Candra Kirana dan Pangeran Inu Kertapatih pun menikah.
Mereka hidup bahagia selamanya.
Contoh Legenda.

LEGENDA CANDI PRAMBANAN

Di dekat kota Yogyakarta terdapat candi Hindu yang paling


indah di Indonesia. Candi ini dibangun dalam abad kesembilan
Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, maka candi ini
disebut candi Prambanan tetapi juga terkenal sebagai candi
Lara Jonggrang, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara
Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Beginilah ceritanya.
Konon tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka.
Beliau bertahta di Prambanan.
Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar
kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir,
akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka
meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu
disebabkan karena bantuan orang kuat yang bernama
Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso
karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung.
Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso
menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh
kecantikan Lara Jonggrang, putri bekas lawannya -- ya, bahkan
putri raja yang dibunuhnya. Bagaimanapun juga, dia akan
memperistrinya.
Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun
demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau
kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya
dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi
dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam
waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya,
meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri,
orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus.
Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta
pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang
besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan
kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya
tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu
sumurnya pun sudah hampir selesai.
Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan
karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang
akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis
dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta
menaburkan bunga yang harum baunya.
Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan
yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka
karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang
sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti
mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak
mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui
bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk
para gadis di sekitar Prambanan – tidak akan ada orang yang
mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua.
Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca
tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai
sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada
di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
Contoh Fabel.

Kuda yang memakai kulit harimau

Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum


menuju sebuah hutan yang lebat, kuda itu telah puas memakan
gandum yang ada di ladang itu dia terlihat gembira karena tidak
ada petani gandum menjaga ladangnya.
Ketika dia menuju hutan lebat di tengah jalan sang kuda
melihat sesuatu dengan heran seperti sebuah kulit harimau lalu
kuda itu mendekatinya dan ternyata memang benar apa yang
dia lihat adalah sebuah kulit harimau yang tidak sengaja
ditinggalkan oleh para pemburu harimau.
Kuda itu mencoba memakai kulit harimau itu dan ternyata
pas ditubuhnya.

Lalu terlintas di benak kuda itu untuk menakuti hewan-hewan


hutan yang melewati dirinya, kuda itu bergegas mencari tempat
untuk bersembunyi. Tempat itu harus terlihat gelap dan sering
dilalui oleh beberapa hewan hutan. Akhirnya dia menemukan
semak-semak yang cukup gelap untuk bersembunyi dan kuda
itupun masuk ke semak-semak dengan menggunakan kulit
harimaunya, di semak-semak kuda itu bersembunyi menunggu
hewan hutan yang melewatinya dan tidak lama kemudian
beberpa domba gunung berjalan ke arah dirinya kuda itu kini
bersiap-siap untuk meloncat.
Ketika domba-domba itu melewati kuda yang sedang
bersembunyi kuda itu meloncat ke arah domba-domba itu dan
serentak domba-domba itu berlarian kesana kemari mereka
ketakukan dengan kulit harimau yang di pakai oleh kuda itu.
Sang kuda hanya tertawa setelah domba-domba itu berlarian
dia amat senang sekali menjaili domba-doma itu.
Lalu sang kuda kembali bersembunyi kedalam semak-semak
dia menunggu hewan lain datang melewati semak-semak itu
dari kejauhan terlihat seekor tapir berjalan sambil mengunyah
sesuatu dimulutnya, tapir itu berjalan dengan sangat lambat
mendekati semak-semak namun ketika kuda itu meloncat ke
arah tapir itu sang tapir terkejut dan lari sekencang-kencangnya
menghindari menghindari kuda yang memakai kulit harimau itu.
Sang kuda kini semakin senang mengganggu hewan-hewan
lainnya dan dia kembali ke semak-semak itu menunggu hewan
lain untuk dia kagetkan.
Kini sang kuda menunggu lebih lama dari biasanya namun
hal itu tidak membuatnya bosan tiba-tiba seekor kucing hutan
berlari sambil membawa seekor tikus dimulutnya. Kucing itu
tidak melewati semak-semak kucing itu hanya duduk
menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar, melihat
hal itu sang kuda berinisiatif untuk mengagetkannya dari arah
belakang. Kuda itu keluar dari semak-semak dan berjalan
dengan hati hati agar lebih dekat dengan sang kucing ketika
sudah sangat dekat dengan sang kucing, kuda itu mengaum
seperti halnya seekor harimau namun kuda itu tidak sadar
bahwa suara aumannya bukanlah suara harimau melainkan
suara seekor kuda, mendengar hal itu sang kucing menoleh ke
belakang dan dia melihat kuda itu dengan kulit harimau namun
bersuara kuda.
Hal itu membuat sang kucing tertawa terbahak-bahak
“Apabila aku melihatmu memakai kulit harimau itu aku akan lari
ketakutan tapi auman suaramu itu tetap bukan suara harimau
melainkan suara seekor kuda”.
Contoh Fabel.

Anjing Gunung, Keledai dan Macan Tutul

Suatu hari seekor keledai pergi mencari seekor anjing gunung


ke sebuah gunung yang sangat tinggi, keledai itu sengaja m-
cari anjing gunung untuk berburu bersama di sebuah hutan ya-
ng cukup lebat dan tidak lama.
keledai itu menaiki gunung akhirnya dia menemukan seekor
anjing gunung sedang berjalan. Kemudian anjing itu dia ajak
untuk berburu bersama dan akhirnya anjing gunung itu
menerima ajakan dari sang keledai, kini sang keledai dan
anjing gunung pergi ke hutan lebat itu namun sebelum mereka
memasuki hutan itu sang keledai menemui seekor mancan
tutul yang sedang tiduran di sebuah pohon besar. Sang keledai
kemudian mengajak macan tutul itu pergi berburu bersama dan
macan tutul itupun menerima ajakan sang keledai.
Setelah sang keledai mengumpulkan teman berburunya yaitu
Anjing gunung dan Macan Tutul kini mereka pergi bersama-
sama memasuki hutan lebat untuk berburu bersama, mereka
menangkap hewan-hewan dengan kerjasama yang baik hewan
apapun bisa mereka tangkap dengan mudah mereka berburu
mulai dari pagi hari sampai dengan sore hari. Mereka berhasil
mengumpulkan hewan-hewan tangkapannya kemudian mereka
bawa ke tempat terbuka dan mereka tumpuk hewan-hewan
hasil buruan mereka. Hewan hasil buruan mereka terdiri dari
seekor kelinci, kambing, rusa, kerbau, kijang dan uncal, kini
waktunya mereka membagi-bgaikan hewan tangkapan mereka.
Sang macan tutul menunjuk sang keledai untuk membagi
hewan-hewan itu “Keledai silahkan kau bagi makanan-
makanan itu” Perintah sang macan tutul lalu keledai itu
menghitung dengan cermat hewan tangkapan itu,
setelah sang keledai menghitung dia membagikan hewan-
hewan itu secara adil dengan membagi tiga bagian yang sama
banyak. Melihat pembagian itu sang macan tutul sangat marah
kemudian dia menerkam sang keledai hingga keledai itu mati
dan kini tumpukan makanan telah bertambah. Kemudian
sang macan tutul menoleh ke arah anjing gunung “Sekarang
kamu bagikan hewan-hewan itu”. Perintahnya dengan marah,
kini sang anjing gunung mendekati makanan itu dia
menumpukan kembali hewan-hewan yang telah dibagikan oleh
sang kedelai menjadi tumpukan yang besar kemudian dia
menggigit seekor kelinci di mulutnya untuk dirinya sendiri,
itupun hanya seekor kelinci yang dagingnya sangat kecil dan
tidak begitu berarti untuk sang macan tutul.
Macan tutul yang tadinya marah kini mulai reda dia melihat
keputusan sang anjing gunung dengan tersenyum “Kau sangat
pandai dalam mengambil sebuah keputusan wahai anjing
gunung, kau membagikan makanan ini dengan sangat adil
apakah kau mempelajarinya dari sang keledai?”. Tanya sang
macan tutul “Ya aku belajar dari sang keledai” jawab anjing
gunung itu sambil pergi dari hadapan sang macan tutul “aku
juga tidak mau mengulangi nasib sama dengan keledai itu”
celetuk sang anjing. Dalam hatinya anjing gunung sangat
kecewa dengan keserakahan macan tutul, dia berjanji tidak
akan bekerjasama dan membantu macan tutul di kemudian
hari.
Cerita Anak Dunia (Dari Yunani):

Dua Ayam Jantan

Di sebuah peternakan terdapat banyak sekali ayam. Ayam-


ayam itu bersahabat. Namun, ada salah satu ayam jantan yang
sombong. Ia menganggap dirinya yang terkuat di antara
seluruh ayam. Ayam jantan itu bernama si hitam. Itu karena
bulunya yang hitam mengilap.
“Akulah ayam yang terkuat di dunia ini,” seru Ayam Jantan
Hitam.
Teman-temannya tak menghiraukannya. Sebenarnya mereka
kesal dengan kelakuan Ayam Jantan Hitam.Tetapi, mereka tak
mau membuat masalah yang akan menyusahkan mereka.
Suatu hari, pemilik peternakan membawa seekor ayam
jantan. Ayam jantan itu berwarna putih.Tubuh ayam jantan itu
terlihat lebih kuat dibanding Ayam Jantan Hitam. Ayam jantan
itu disambut oleh penghuni peternakan. Bahkan, beberapa
ayam betina mulai menyukainya. Mereka memanggil ayam
jantan itu dengan sebutan Ayam Jantan Putih.
Ayam Jantan Hitam jadi iri. Sepertinya, keberadaan dirinya
menjadi tak berarti semenjak Ayam Jantan Putih datang. Ia
sungguh kesal. Ia pun menantang Ayam Jantan Putih untuk
berkelahi.
“Hei kau Ayam Jantan Putih! Selama ini akulah yang terkuat
di peternakan ini. Aku ingin menantangmu bertarung agar kau
tahu kehebatanku,” ucap Ayam Jantan Hitam, sombong.
Mula-mula Ayam Jantan Putih tak menghiraukannya.Tetapi,
Ayam Jantan Hitam terus saja mendesaknya. Bahkan,
mengejeknya di depan ayam-ayam lain. Hal itu membuat Ayam
Jantan Putih marah.
“Baiklah, besok kita bertarung. Kau persiapkan dirimu dulu
sebelum melawanku,” ucap Ayam Jantan Putih.
Ayam Jantan Hitam hanya tertawa mendengar jawaban
Semua ayam mendengar kabar tentang pertarungan itu.
Besok, mereka akan menyaksikan pertarungan antara Ayam
Jantan Hitam dan Ayam Jantan Putih.
Keesokan harinya, kedua ayam itu sudah siapsiap bertarung,
sementara ayam-ayam lain menontonnya. Hap! Ayam Jantan
Hitam Iangsung menyerang Ayam Jantan Putih. Ayam Jantan
Putih pun tak mau kalah. Ia membalas serangan Ayam Jantan
Hitam. Hingga siang hari, belum ada yang memenangkan
pertarungan itu.
Tiba-tiba, Ayam Jantan Putih lari ke kandang.

Hal itu membuat semua ayam kaget. Mereka mengira Ayam


Jantan Putih kalah.Begitupun dengan Ayam Jantan Hitam, ia
mengira dirinyalah yang memenangkanpertarungan itu.
Ayam Jantan Hitam Iangsung meloncat ke atap. Ia berkokok
sekeras-kerasnya. Ia merasa sangat gagah dan kuat. Ayam
Jantan Hitam tak mengetahui bahwa dirinya sedang diincar
oleh seekor elang. Ayam Jantan Hitam terus saja berkokok,
dan kemudian elang pun Iangsung menyambarnya.
Saat itulah Ayam Jantan Putih keluar. Ia menjelaskan bahwa
ia tahu kedatangan elang. Makanya dia berlari ke kandang.
Akhirnya tak ada lagi ayam yang sombong di peternakan itu.
Cerita Anak (Dari Yunani) :
Beruang Dan Lebah

Seekor beruang sedang mencari sarang lebah. Ia ingin


mengambil madu kesukaannya. Madu-madu itu hanya bisa ia
dapatkan di sarang lebah. Beruang terus berjalan ke dalam
hutan. Tetapi tak jua ia temukan sarang madu yang
diinginkannya.
“Biasanya di sini banyak sarang madu. Ah, ke mana kau
lebah-lebah? Aku membutuhkan madu,” ucap Beruang.
Saat sedang beristirahat, Beruang mendongak ke atas
pohon. Rupanya di pohon itu ada sarang lebah. Alangkah
senangnya hati Beruang.
“Aku harus berhati-hati saat mengambil madu itu,” ujar
Beruang.
Beruang lalu berdiri dan berjinjit. Ia melongok ke sarang
lebah, memastikan tak ada lebah di sana.
Rupanya ada banyak lebah di sana. Beruang lalu mencari
cara lain untuk mendapatkan madu itu. Beruang mondar-
mandir di bawah pohon. Kawanan lebah yang baru selesai
bekerja melihat Beruang. Mereka mengetahui niat beruang
yang hendak mengambil sarang mereka.
“Kita harus menyerang beruang itu,” seru pimpinan lebah.
Kawanan lebah langsung menyerang Beruang. Diserang
seperti itu, Beruang jadi sangat marah.
“Akan aku hancurkan sarang kalian!” teriaknya.
Beruang lalu menggoncang-goncangkan sarang lebah itu.
Hal itu membuat lebah yang berada di dalam sarang keluar.
“Hei, apa yang kau lakukan,” teriak lebah-lebah itu.
Beruang tak menghiraukan teriakan lebah. Ia terus saja
mengguncang-guncangkan sarang lebah tersebut hingga
lebah-lebah yang ada di sana keluar semua. Para lebah itu
sangat marah. Mereka lalu menyengat beruang secara
bersama-sama.
Beruang lari ketakutan. Ia tak bisa membalas serangan lebah
yang begitu banyak. Ia terus berlari, namun lebah-lebah itu
terus mengejarnya.

Untunglah ada sebuah sungai di hutan. Tak ada cara lain,


Beruang pun langsung menceburkan diri ke dalam sungai
meskipun ia tak bisa berenang.
Melihat beruang berada di dalam sungai. Lebah-lebah itu
kembali ke sarangnya. Beruang sangat lega. Akhirnya ia
terhindar dari serangan lebah.
“Untunglah ada sungai di sini. Kalau tidak, habislah aku
disengat ratusan lebah.” ujar Beruang.
Beruang lalu pulang ke rumahnya. Ia mendapatkan pelajaran
berharga hari ini, bahwa mengganggu teman itu tak baik.
Cerita Anak (dari Yunani) :

Sarang Burung Di Ladang Gandum

Induk burung membuat sarangnya di ladang gandum. Ladang


itu baru ditanami oleh petani. Jadi, burung itu bisa tinggal di
ladang tersebut dalam waktu yang cukup lama. Saat itu anak-
anak burung masih terlihat sangat kecil.
Beberapa bulan kemudian, gandum-gandum di ladang itu
tumbuh tinggi. Anak-anak burung juga tumbuh menjadi anak
yang kuat. Mereka sudah bisa terbang mencari makan. Namun,
mereka Iebih sering tinggal di dalam sarang, dan ibunyalah
yang biasanya mencari makan.
Suatu hari, petani datang ke kebun gandumnya. Ia pergi ke
ladang dengan anak laki-lakinya. Gandum-gandumnya
sebentar lagi akan dipanen.
“Kita harus memberi tahu kerabat kita untuk segera
membantu kita memanen gandum-gandum ini,” ucap petani
kepada anaknya.
“Ya, kalau tak segera dipanen, kita bisa merugi,” balas
anaknya.
Anak burung mendengar percakapan petani dan anaknya.
Saat Induk Burung pulang, anak burung segera memberi tahu
induknya tentang percakapan petani dengan anaknya yang
akan memanen gandum mereka.
“Itu artinya kita masih bisa tinggal di sini. Petani itu akan
memberi tahu kerabatnya dulu untuk memanen gandumnya,”
ucap Induk Burung.
Anak burung tak mengerti. Tetapi, ia percaya saja dengan
induknya yang sudah berpengalaman. Dan ternyata benar apa
yang dikatakan oleh induk burung. Rupanya, petani dan
kerabatnya tak kunjung memanen gandum itu.

Satu minggu kemudian, petani datang lagi ke kebun


gandumnya. Olala… banyak sekali gandum yang jatuh ke
tanah. Ia sudah menghubungi kerabatnya, tetapi mereka
semua sedang sibuk. Petani itu kembali berbicara pada
anaknya.
“Lihatlah, kita tak bisa menunda lagi. Kita harus segera
memanennya. Kalau kita tunda lagi, maka kita akan rugi. Besok
langsung saja kita panen gandum-gandum ini,” ucap petani.
Anak petani itu mengangguk. Mereka pun pulang ke
rumahnya. Sementara itu, anak burung mendengar percakapan
tersebut. Saat Induk Burung pulang sehabis mencari makan,
anak burung pun menceritakan apa yang mereka dengar.
“Apakah petani masih lama lagi memanen gandumnya, Bu?”
tanya anak burung.
“Tidak, Nak. Petani itu akan segera memanen gandumnya.
Kita harus segera pergi dari sini,” ucap Induk Burung.
“Bisa ibu jelaskan kepadaku, kenapa bisa begitu? Minggu lalu
petani juga bilang akan memanen gandumnya, tetapi sampai
sekarang ia tidak kunjung melakukannya,” balas anak burung
itu.
“Kemarin petani bilang akan memberi tahu kerabatnya dulu
dan meminta mereka untuk membantunya. Sedangkan untuk
yang sekarang petani sendiri yang akan memanennya. Kalau
petani bergantung kepada orang lain untuk memanen
gandumnya, pasti dia masih lama memanennya. Tetapi kalau
ia hendak mengerjakannya sendiri, maka pasti ia akan segera
mengerjakannya tanpa menunda lagi,” ucap Induk Burung.
Kedua anak burung itu mengerti. Mereka akhirnya
meninggalkan ladang gandum sore itu juga. Dan benar saja,
pagi harinya petani dan anaknya langsung memanen gandum
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai