Anda di halaman 1dari 27

Nasib Burung Hantu Pemalas burung kecil terbang di atas kepalanya.

Saat ia membuka mata, ia melihat


burung tomtit (sejenis burung pipit) sedang mengumpulkan ranting pohon
Dahulu kala, hiduplah seekor burung hantu abu-abu di sebuah hutan yang untuk membuat sarang.
lebat. Burung hantu sangat pemalas. la tidak suka terbang berpindah dari
sawah dahan ke dahan lain dan hanya berdiam di satu dahan seharian. Burung hantu mengawasi tomtit yang sedang sibuk. “Suatu hari aku juga
akan membangun sarangku,” pikir burung hantu.
Pada suatu hari, burung hantu sedang tidur di dahannya. Tiba-tiba, burung
pelatuk hinggap di batang pohon tidak jauh dari burung hantu. Burung Malam telah tiba. Udara saat itu sangat dingin. Burung hantu menjadi
pelatuk mulai mematuki batang pohon dengan cepat. gemetar kedinginan. la menekankan sayap ke tubuhnya dan teringat sarang
tomtit yang hangat. “Andaikan saja aku bisa tidur di sarang sehangat itu,”
Suara bising burung pelatuk membangunkan burung hantu. la menggerakkan pikir burung hantu.
sayapnya sedikit dan dengan malas mengusir burung pelatuk. “Mengapa kau
berisik sekali? Kau mengganggu tidurku, Pelatuk jahat?” kata burung hantu. Malam semakin dingin. Rasa-rasanya burung hantu akan mati oleh dinginnya
malam. Tapi, pagi pun tiba dan matahari terbit. Burung hantu mulai merasa
“Aku sedang mencari makanan,” jawab burung pelatuk. hangat lagi. la lupa pada keinginannya membangun sarang dan tertidur lagi.

“Carilah makanan di tempat lain. Enyahlah kau!” bentak burung hantu. Begitulah seterusnya burung hantu yang malas. la tidak pernah membangun
sarangnya.
“Semua orang sibuk bekerja, hanya engkau yang bermalas-malasan,” kata
burung pelatuk sambil pergi.

Burung hantu kembali tidur. Tapi, belum sempat menutup mata, ia


mendengar suara siulan menakutkan magpie (sejenis burung gagak di
daratan Eropa). Suaranya keras sekali karena magpie bertengger tidak jauh
dari burung hantu.

“Hei, berisik! Pergilah kau!” usir burung hantu.

Magpie tidak takut pada burung hantu. “Mengapa engkau tidur terus?
Lihatlah sekitarmu! Semua burung sibuk sekali. Ada yang mencari makanan,
membangun sarang, dan sebagainya,” kata magpie.

Sebelum burung hantu menjawab, magpie sudah pergi dengan acuh tak acuh.
Lalu, ketika burung hantu akan tidur lagi. Tiba-tiba, la merasakan seekor
Serigala, Induk Domba, Dan Kelinci Hutan lnduk domba mencari ketiga barang itu dan menemukannya. Setelah itu,
kelinci pergi entah ke mana.
Dahulu kala, ada induk domba yang mempunyai dua anak. Suatu hari, ia
berkata kepada kedua anaknya, °Ayo kita pergi ke Tibet untuk berdoa.” Induk domba dan anaknya kembali berjalan sampai tiba di tempat serigala
dan rubah. Saat serigala dan rubah hendak menerkam induk domba, kelinci
Mereka pun pergi ke Tibet. Awalnya, perjalanan mereka aman-aman saja. muncul dengan sikap bijaksana.
Sampai di perbatasan, mereka dihadang oleh serigala dan rubah.
“Hei, mengapa kalian masih di sini?” kata kelinci kepada serigala dan rubah.
“Sekarang, kalian akan kami makan!” kata serigala. Serigala dan rubah kaget setengah mati melihat kelinci yang tiba-tiba
muncul.
Induk domba menangis mendengar ancaman serigala. “Aku mohon, jangan
makan aku sekarang. Jika aku telah selesai berdoa di Tibet, baru kau boleh “Taruhlah bantal itu di bawahku, biar aku duduki!” perintah kelinci kepada
memakanku,” pinta induk domba. induk domba. Induk Domba menaruh kain lap di bawah kelinci dan kelinci
mendudukinya.
Serigala dan rubah berpikir sejenak. Mereka memutuskan untuk
mengabulkan permintaan induk domba. “Kemarikan buku dan topi kebesaranku,” perintah kelinci.

Induk domba dan dua anaknya akhirnya sampai ke Tibet dan melantunkan Induk domba memberikan buku bekas dan tas bekas di kepala kelinci. Lalu,
doa. Di sepanjang perjalanan pulang, induk domba menangis sedih. kelinci mulai bergaya seperti seorang dalai (pemimpin agama Tibet).

“Kenapa, Ibu?” tanya anaknya , kau tidak akan mengerti, Nak,” kata induk “Sekarang, negara sedang membutuhkan uang,” kata kelinci kepada serigala
domba sambil terus menangis. Mereka kemudian bertemu kelinci. dan rubah.

“Kenapa menangis?” tanya kelinci. Induk domba menceritakan ancaman “Negara akan mengambil kulit serigala dan rubah untuk dijual,” lanjutnya.
serigala dan rubah kepada kelinci.
Mendengar hal itu, serigala dan rubah yang masih kaget langsung berlari
“Jangan takut. Kau turuti saja kata-kataku! Aku punya akal,” kata kelinci. tunggang-langgang. Selamatlah, induk domba karena ide pintar kelinci

Mereka lalu berjalan lagi. Di tengah jalan, mereka menemukan bekas


perkemahan manusia.

“Kau dan anakmu carilah kain lap, buku bekas, dan tas bekas. Bawalah
barang-barang itu bersamamu,” kata kelinci kepada induk domba
1. Telaga Warna “Wah, cantik sekali kalung ini. Aku akan memakainya,” ucap permaisuri
seraya mengenakan kalung itu.
Pada zaman dahulu kala kondisi rakyat hidup makmur di sebuah kerajaan.
Rakyat merasa sangat senang. Kemudian, mereka menyerahkan kalung yang
Mereka sangat patuh kepada raja mereka, karena raja mereka sangat arif lain kepada sang putri. Namun, apa yang terjadi? Olala, sang putri justru
dan bijaksana. marah-marah dan membuang kalung itu.

Suatu ketika, raja bersedih. Ia sangat menginginkan seorang anak. “Jelek sekali kalung ini! lni lebih pantas disebut sebagai barang rongsokan!”
seru sang putri.
Rakyat pun merasa kasihan. Mereka lalu bersama-sama berdoa, agar
permaisuri dan raja segera dikaruniai anak. Ia melempar kalung itu, hingga hancur berkeping-keping.

Doa mereka ternyata dikabulkan. Permaisuri mengandung, kemudian Melihat hal itu, rakyat sangat sedih. Permaisuri juga sangat sedih dan
melahirkan bayi perempuan. meneteskan air matanya.

Raja merasa senang, begitu pun dengan rakyat. Dayang-dayang pun ikut bersedih. Sontak, semua orang menangis.

Hari-hari berlalu. Sang putri tumbuh menjadi gadis dewasa. Sayangnya, Melihat semua orang bersedih, putri menjadi bingung. Tapi, sudah
limpahan kasih sayang dari kedua orang tua dan rakyat membuat sang putri terlambat. Air mata permaisuri dan rakyat menggenang. Lambat laun, air
menjadi gadis yang manja. mata yang berjatuhan semakin banyak hingga menenggelamkan seluruh
istana. Akhirnya, terciptalah sebuah telaga yang bernama telaga warna.
Apa pun yang dia minta, harus selalu dipenuhi. Bahkan, tak segan-segan sang
putri menyakiti hati para pelayan dan kedua orang tuanya. Begitulah asal-usul telaga warna. Warna-warna yang indah muncul di danau
itu, karena terpantul dari pecahan kalung putri yang berhamburan.
Meskipun sang putri bersikap semena-mena, rakyat tetap menyayanginya.
Mereka justru membuat sebuah kalung yang sangat cantik untuk putri dan
permaisuri.

Setelah selesai membuat kalung, rakyat menemui putri dan permaisuri.

“Pasti Putri dan Permaisuri akan menyukainya,” ucap salah seorang rakyat.

Benar saja, permaisuri sangat menyukai kalung pemberian rakyat.


2. Si Pahit Lidah Seketika, semua penduduk desa ketakutan dan tak ada yang berani melawan
Serunting. Mereka pun menjuluki Serunting dengan sebutan Si Pahit Lidah.
Di Kerajaan Majapahit, ada seorang yang sakti mandraguna bernama
Serunting. Tak ada yang berani melawan Serunting. Akibatnya, Serunting Semakin lama, kesaktian Si Pahit Lidah semakin terkenal.
menjadi orang yang sombong.
Kesaktian Si Pahit Lidah terdengar oleh pendekar sakti dari India bernama
Adik ipar Serunting yang bernama Arya Tebing, ingin mengalahkan Si Mata Empat. Si Mata Empat pun mendatangi Si Pahit Lidah untuk beradu
Serunting. Namun, ia tak tahu apa kelemahan Serunting. kekuatan.

Ia pun menanyakan kelemahan Serunting kepada kakaknya yang tak lain Berhari-hari mereka beradu kekuatan, namun tak ada satu pun yang
adalah istri Serunting. menang. Hal itu membuat penduduk resah.

Karena istri Serunting sangat menyayangi Arya Tebing, ia pun “Jika mereka terus berkelahi, mereka bisa mendatangkan petaka di desa
memberitahukan kelemahan Serunting. ini,” ucap salah satu penduduk.

Setelah mengetahui kelemahan Serunting, Arya Tebing menantang “Kita harus menghentikan mereka,” balas penduduk yang lain. Setelah cukup
Serunting. Mereka beradu kekuatan. Tentu saja, dengan mudah Arya lama berpikir, Para penduduk sepakat untuk melakukan sesuatu.
Tebing mengalahkan kakak iparnya itu.
Penduduk memberikan buah aren kepada Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat.
Serunting yang terluka, berlari mengasingkan diri ke Gunung Siguntang.
“Jika kau dapat memakan buah ini, maka kaulah yang paling sakti,” tantang
Di tempat pengasingan. Serunting memohon kepada Tuhan agar ia diberi salah satu penduduk.
kekuatan. Ia berdoa tanpa kenal lelah.
“Akulah pendekar paling sakti!” ucap Si Pahit Lidah dengan sombong.
Suatu hari, Serunting keluar dari tempat pengasingannya. Ia berjalan-jalan
di sebuah desa. Saat melihat hamparan sawah, muncullah ide di benak Tanpa pikir panjang, Si Pahit Lidah menggigit buah aren itu. Olala, Si Pahit
Serunting. Lidah tewas seketika.

“Mengapa kalian menanam batu di sawah?” tanya Serunting. “Hahaha! Buah sekecil itu bisa membuatmu tewas,” ucap Si Mata Empat
dengan tak kalah sombongnya.
Para petani heran. Mereka tidak menanam batu, tapi padilah yang mereka
tanam. Ajaib! Tiba-tiba, padi di sawah berubah menjadi batu. Tapi, Si Mata Empat juga merasa penasaran. Ia pun memakan buah aren
yang dipegangnya. Sama seperti Si Pahit Lidah, Si Mata Empat tewas.
Ya! Kedua pendekar sakti itu meninggal, karena kesombongan mereka “Hahaha! Kau telah dibodohi oleh Biri-biri. Biri-biri adalah binatang yang
sendiri. lucu. Dagingnya pun sangat enak. Lebih balk kita temui dia sekarang.
Kebetulan, aku sedang lapar,” ajak Serigala.
Mereka pun dimakamkan di Danau Ranau.
“Aku tak mau. Bisa-bisa, kira yang menjadi santapannya,” ucap Harimau,
3. Biri-Biri Yang Cerdik masih ketakutan.

Di hari yang sudah sore. Tampak Harimau tengah berjalan pulang ke “Kau tenang saja. Kita tangkap Biri-biri itu bersama-sama,” bujuk Serigala.
rumahnya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Biri-biri.
Namun, Harimau masih takut. Serigala kembali meyakinkan Harimau. Ia
Harimau yang tak pernah melihat Biri-biri i pun merasa heran. mengikat ekornya dengan ekor Harimau, agar Harimau yakin bahwa Serigala
tak akan meninggalkannya.
Harimau rnendekati Biri-biri.
Harimau dan Serigala kemudian bergegas menemui Biri-biri.
“Siapakah kau? Mengapa kau sendirian di hutan?” tanya Harimau.
Serigala memimpin di depan, sedangkan Harimau berjalan di belakang
Sebenarnya Biri-biri ketakutan melihat Harimau. Tapi, jika ia berlari, pasti Serigala.
Harimau akan menganggapnya binatang lemah dan menerkamnya.
Biri-biri terlihat tengah asyik merumput. Ia kembali ketakutan, karena
Biri-biri pun berpura-pura berani. Harimau membawa Serigala. Tapi, ia berusaha tetap tenang, Ia pun mencari
akal untuk membuat keduanya takut.
“Aku adalah Induk Biri-biri, penguasa hutan!” ucap Biri-birii dengan suara
yang lantang dan dibuat seram. “Hei, Serigala. Kenapa kau baru datang? Tidakkah kau tahu, bahwa anakku
sudah sangat lapar? Tapi, kenapa kau hanya membawa satu harimau?
Mendengar jawaban itu, Harimau ketakutan. Ia berlari tunggang-langgang
Bukankah aku meminta dua harimau?” tanya Biri-biri dengan nada yang
menjauhi Biri-biri. Olala, tanpa sengaja, Harimau menabrak Serigala.
dibuat menakutkan.
Mereka pun terjatuh bersama.
Mendengar ucapan Biri-biri, Harimau bertambah takut.
“Mengapa kau berlari, Harimau? Seperti baru melihat hantu saja,” tanya
Serigala. Ia hendak berlari kencang meninggalkan Serigala. Semakin paniklah
Harimau saat menyadari bahwa ekornya dengan ekor Serigala saling terikat.
“Ini lebih seram dari hantu, Aku bertemu Induk Biri-biri,” jelas Harimau.
“Lepaskan aku. Aku tak mau menjadi santapan Biri-biri! ” teriak Harimau.
Sontak, Serigala tertawa terpingkal-pingkal.
Serigala mencoba mencegah Harimau, tapi sia-sia saja. Harimau langsung Akhirnya Raja Mahendra sadar bahwa orang itu hanya bisa bicara kata
berlari melarikan diri dari Induk Biri-biri, hingga serigala ikut tertarik. “tidak”. Si penolong lalu dibawa ke kerajaan. Sampai di kerajaan, Raja
Mahendra memanggil patih kerajaan.
“Aaaaaaaaa!!” teriak Harimau sambil berlari dengan sangat kencang.
“Patih, tolong berikan pekerjaan pada penolongku. Ia hanya bisa berkata,
4. Penolong Yang Hanya Bisa Berkata’tidak’ Tidak’,” sabda raja.

Suatu hari di India, Raja Mahendra pergi berburu. Di tengah hutan, Raja Patih berpikir keras. Pekerjaan apa yang sesuai dengan orang ini. Setelah
Mahendra berusaha mengejar seekor kijang. merenung beberapa saat, patih tersenyum dan berkata, “Bukankah Paduka
bermaksud mengadakan sayembara untuk mencari calon suami bagi sang
Namun, kakinya terperosok ke dalam lubang yang dalam. Ia berteriak putri. Tetapi, sampai kini Paduka belum menemukan jenis sayembaranya.”
sekeras-kerasnya tapi pengawalnya tidak mendengarnya.
“Benar, Paman Patih. Aku ingin mempunyai menantu yang sakti dan pandai.
Selagi Raja Mahendra merenungi nasibnya, ia melihat seseorang berdiri di Tetapi, apa hubungannya hal ini dengan sayembara?” tanya raja.
tepi lubang. “Heil Aku Raja Mahendra! Tolong naikkan aku!” teriak Raja
Mahendra. “Peserta yang telah lolos ujian kesaktian harus bisa memasuki istana sang
putri dengan cara membujuk penjaganya,” kata patih.
“Tidak!” jawab orang itu.
“Nah, manusia satu kata itu yang kita jadikan penjaga,” katanya.
Raja marah. Namun, orang itu lenyap. Tidak lama kemudian, seutas tali jatuh
ke dalam lubang. Raja menaiki tali itu. Awalnya, ia mengira itu pengawalnya. Pada hari yang ditentukan, peserta sayembara sudah berkumpul. Tiga orang
Namun, ternyata orang tadi yang melempar tali. pangeran gagah berani telah lulus uji kesaktian. Mereka tinggal melewati
ujian kedua, yaitu masuk istana sang putri dengan cara membujuk
“Jadi kau mau menolongku?” tanya sang raja. penjaganya.

“Tidak!” jawab si penolong. Ketiga pangeran dibawa ke depan pintu gerbang istana sang putri. Setiap
peserta hanya boleh mengucapkan tiga pertanyaan kepada penjaga istana
Raja kebingungan. Katanya tidak, mengapa memberi tali? Apa boleh buat,
sang putri.
yang penting orang itu mau menolongnya.
“Penjaga yang baik, bolehkah aku masuk ke istana sang putri?” tanya
“Maukah kau kubawa ke kerajaan?” tawar raja.
peserta pertama.
“Tidak!” jawab si penolong. Tapi, kepalanya mengangguk tanda setuju.
“Tidak!” jawab orang itu.”Aku beri emas sebanyak kau mau, asal aku
diperbolehkan masuk,” bujuknya lagi.
“Tidak!” kata si penjaga.

Pertanyaan tinggal satu. “Kau akan kujadikan senopati di kerajaanku, asal


aku boleh masuk,” kata si peserta pertama.

“Tidak!” jawab si penjaga.

Peserta pertama gugur. Ia mundur dengan lemah lunglai. Peserta kedua juga
gagal menghadapi penjaga yang hanya bisa berkata “tidak”.

Tibalah peserta ketiga. Ia adalah pangeran gagah dan tampan dari negeri
seberang. Ia menyadari bahwa penjaga istana sang putri adalah orang yang
hanya bisa berkata, `Tidak.” Ia pun mempersiapkan pertanyaan yang jitu.

“Wahai penjaga, jawablah pertanyaanku baik- baik. Tidak dilarangkah aku


masuk ke istana sang putri?” tanyanya dengan suara mantap.

“Tidak!” jawab si penjaga.

Seketika itu, sorak-sorai penonton bergemuruh mengiringi keberhasilan


pangeran muda yang gagah dan tampan. Raja Mahendra sangat senang
karena calon menantunya itu sakti dan pandai.

Sayembara usai. Pangeran menikah dengan putri Raja Mahendra.


Sementara, si penolong yang hanya berkata, “Tidak” mendapatkan
penghargaan dari raja dan diangkat menjadi penjaga istana sang putri
selamanya.
“Aku punya ide!” seru buaya. Ketika kancil pergi ke pulau kecil, buaya
bersembunyi di balik batu di tengah sungai. Ia menunggu kancil melompat ke
batu itu.

Hari itu kancil puas memakan buah-buahan yang ada di pulau kecil. Kemudian
ia pun pulang dengan riang. Ia melompat dari sisi sungai ke batu-batu untuk
5. Fabel Terbaru : Cerita Dongeng Si Kancil Dan Buaya sampai di rumahnya. Namun setibanya di tengah sungai, ia melihat bayangan
dari batu yang hendak dilompatinya tampak Iebih tinggi dari biasanya.
Alkisah, buaya dan kancil tinggal di wilayah yang sama. Sudah lama buaya
mengincar kancil untuk di jadikan santapannya. Namun, kancil selalu bisa Akal cerdas si kancil Segera menangkap bahwa ada sesuatu yang tidak
menghindari kejarannya. Ia adalah hewan yang banyak akal sehingga buaya beres.
selalu kesulitan untuk menangkapnya.
“Jangan-jangan ada buaya di balik batu itu?” batin kancil, curiga. Setelah
Meski selalu lolos dari kejaran buaya, namun lama-lama kancil merasa berpikir, ia berhasil mendapat akal. Ia berteriak ke arah batu, “Hai batu!
khawatir juga. Karena itu, ia pindah rumah ke daerah lain untuk menjauhi Gimana kabarmu?”
buaya. Ia tinggal dibawah sebuah pohon besar di hilir sungai. Awalnya buaya
merasa bingung karena tidak melihat kancil di tempat biasanya. Maka ia pun Hening. Tidak ada jawaban. Kancil kemudian bertanya lagi. “Ada apa batu
mencarinya ke sana-kemari, bertanya kepada para hewan yang ditemuinya. sahabatku? Biasanya kau menjawab sapaanku.”

“Oh, kancil pindah ke pohon di dekat hilir sungai,” kata burung kecil yang “Oh, jadi biasanya batu ini berbicara?” batin Buaya yang sedang berdiam
ditanya oleh buaya. Tentu saja buaya senang mendengar informasi itu. diri di batu itu. “Kalau begitu aku harus pura-pura menjawabnya supaya
Segera saja ia pergi ke tempat yang dimaksud oleh si burung. Ia sudah kancil tidak curiga.”
tidak sabar lagi untuk memburu si kancil. Ia benar-benar merasa penasaran,
ingin menikmati daging kancil yang sudah lama ia idam-idamkan. Setelah “Halo juga, kancil,” jawab buaya.
berhasil menemukan tempatnya, buaya pun pindah ke sana juga. Namun,
kancil masih belum mengetahuinya. Kancil terkikik dalam hati melihat kebodohan buaya. Lantas ia berkata,
“Jadi kau ada di situ ya, Buaya? Tak kusangka, kau mengejarku sampai ke
Selama berhari-hari buaya mengawasi kancil. Ia mempelajari kebiasaan sini.”
kancil seraya merancang strategi untuk menangkapnya. Dari pengamatannya
itu, tahulah si buaya bahwa si kancil sering pergi ke sebuah pulau kecil yang Buaya kaget. Rupanya penyamarannya sudah ketahuan. Sadarlah ia bahwa
ditumbuhi pohon-pohon apel di dekat tempat tinggal kancil. Untuk sampai ke kancil telah mengakalinya. Ia benar-benar kesal dengan kebodohannya
sana, si kancil biasa menyeberang sungai dengan melompati beberapa batu sendiri.
besar yang ada di antara tempat tinggal kancil dengan pulau tersebut.
“Ya, aku mengejarmu ke sini karena ingin memakanmu!” sahut buaya, jengkel.
“Baiklah. Kali ini kau berhasil menjebakku,” jawab kancil sambil
mempersiapkan siasat berikutnya. “Bukalah mulutmu lebar-lebar agar aku
bisa melompat ke dalamnya.”

Kancil benar-benar cerdik. Ia tahu bahwa mata buaya akan tertutup saat
buaya membuka mulutnya lebar-lebar. Dan sesaat setelah buaya membuka
mulutnya, kancil segera melompat ke atas kepala buaya, lalu melompati batu
batu lainnya dengan lincah, dan setelah tiba di tepi sungai segera memanjat
pohon besar tempat tinggalnya.

Lagi-lagi selamatlah kancil dari kejaran buaya. Itu semua berkat


kecerdasannya yang jauh melampaui buaya. Sementara buaya terpaksa gigit
jari karena lagi-lagi gagal menangkap kancil yang sudah lama diincarnya.
Pesan moral dari cerita dongeng Biri-biri yang cerdik adalah rajinlah
belajar, agar kau menjadi anak yang pintar dan tidak mudah ditipu.

Pesan Moral dari Daftar Cerita Legenda Terbaik India adalah Jadilah anak
Hikmah yang bisa diambil dari Dongeng Anak Indonesia Si Kancil Dan Buaya yang pintar dengan banyak membaca. Sebab, anak yang pintar akan
adalah orang yang cerdas dan berpengetahuan luas akan mudah membuatmu dapat menyelesaikan masalah yang akan dihadapi suatu saat
menyelesaikan masalah-masalahnya dengan baik. Sementara orang bodoh nanti.
akan mudah kehilangan kesempatan-kesempatan berharga sehingga rugilah
ia. Agar adik-adik semua menjadi anak yang cerdas dan berpengetahuan
luas, adik-adik harus banyak membaca dan belajar.

Pesan Moral dari cerita rakyat bahasa indonesia adalah jadilah anak yang
cerdik dan banyak akal, Lalu, setelah tenang saat menghadapi persoalan.
Mintalah bantuan orangtua atau orang dewasa Iain jika kamu tidak dapat
menyelesaikannya.

Pesan moral dari Kumpulan Dongeng Bahasa Indonesia adalah Jangan jadi
anak pemalas. Orang yang malas merugi. jadilah anak yang mandiri dan suka
bekerja. Orang yang rajin akan sukses dan bahagia dimasa yang akan
datang.

Pesan moral dari dongeng anak Indonesia Telaga Warna adalah kita harus
menghargai pemberian orang lain, meskipun kita tidak menyukainya.

Pesan moral dari contoh dongeng legenda si Pahit Lidah adalah kawan,
jangan sombong, ya. Semua yang kita miliki akan sia-sia, jika kita
menyombongkan diri.

Anda mungkin juga menyukai