Anda di halaman 1dari 20

Dongeng memiliki peran dan fungsi yang cukup penting di dalam mendidik

dan menyampaikan ajaran moral. Namun, ia juga bersifat menghibur. Maka


tidak heran jika dongeng kini menjadi sesuatu yang sangat banyak diminati,
khususnya oleh kalangan orang tua di dalam mendidik anak-anak mereka.
Dongeng diceritakan dengan memakai alur yang sangat sederhana.
Penulisannya pun juga sagat singkat dan bergerak secara cepat. Dan di
dalam dongeng sendiri umumnya karakter dari tokoh tidak diceritakan
secara rinci. Nah, berikut ini adalah beberapa cerita dongeng yang bisa
dijadikan sebagai inspirasi dan bahan bacaan.
Berikut ini penjelasan lengkap seputar cerita dongeng. Mulai dari Cerita
dongeng pendek, cerita dongeng anak, cerita dongeng rakyat, cerita
dongeng bergambar, cerita dongeng lucu, dll.
DAFTAR ISI
 Cerita Dongeng Raja Bijak Menguji Rakyatnya
 Kisah Burung Hantu Yang Tua dan Belalang
 Hikayat Kerbau dan Sapi yang Bertukar Kulit
 Cerita Dongeng Si Kancil, Tikus dan Harimau
 Cerita Dongeng Asal Mula Ikan Duyung
 Cerita Dongeng Si Belang, Si Botak dan Si Buta
 Cerita Dongeng Kancil Lomba Lari dengan Siput
 Cerita Dongeng Beruang Yang Sedang lapar
 Cerita Dongeng Kera Menjadi Raja Hutan
 Cerita Dongeng Tipuan Kepada Tuan Tanah

CERITA DONGENG RAJA BIJAK MENGUJI


RAKYATNYA
Cerita Dongeng
Pada suatu ketika, terdapat seorang raja bijaksana yang hendak menguji
kerajinan serta kepedulian dari rakyat. Raja secara diam-diam menaruh
batu di tengah jalan yang kerap dilewati orang. Ini ia lakukan di sore hari.
Batu tersebut persis diletakkan di tengah jalan dan tentu saja sangat tidak
enak dilihat serta menghadang langkah orang yang melewatinya.
Raja tersebut senjaga hendak mengetahui sikap rakyat yang berjalan di
jalanan tersebut. Ada seorang petani dengan gerobaknya yang membawa
bawaan penuh. Karena batu tersebut menghalangi jalan, maka ia mengomel
dan marah. Ia pun membelokkan gerobak untuk menghindari batu itu.
Sesudah itu, seorang plajurit lewat sembari bernyanyi mengenai keberanian
dia di medan perang. Karena ia kurang melihat jalan, maka ia pun
tersandung batunya. Ia pun marah-marah dan megeluarkan pedang tanpa
melakukan suatu tindakan apapun untuk mengingkirkan batu tersebut.
Bahkan, dia malah melangkahi batu tersebut.
Tidak lama sesudah itu, salah seorang pemuda miskin yang membawa
gerobak juga lewat jalan tersebut. Saat melihat batu tersebut, dalam hati ia
berkata, “Hari sudah semakin gelap, jika orang-orang melewati jalan ini dan
mereka tidak berhati-hati, maka mereka akan tersandung dan celaka”.
Meski ia sudah bekerja dengan sangat keras seharian, namun pemuda yang
melintasi batu tersebut mencoba untuk memindahkan batu dengan amat
susah payah ke pinggiran jalan. Namun, ia sangat terkejut ketika melihat
ada benda yang ditanam di bawah batu tersebut.
Terdapat sepucuk surat yang bunyinya adalah, “Untuk rakyatku yang sudah
ikhlas memindahkan batu penghalang di sini. Dikarenakan engkau adalah
orang yang peduli dan rajin, maka terimalah lima kepingan emas dariku
sebagai hadiah di dalam kotak ini. Dari rajamu”.
Akhirnya, pemuda miskin tersebut mengucapkan syukur kepada Tuhan dan
juga memuji betapa dermawan rajanya. Peristiwa tersebut akhirnya mampu
menggemparkan semua negeri. Di sini raja memang sudah mengajarkan
pelajaran penting mengenai nilai kerajinan dan kepedulian terhadap sesame
manusia.
KISAH BURUNG HANTU YANG TUA DAN
BELALANG
Cerita Dongeng
Di suatu hari, ada sebuah pohon tua yang di dalamnya hidup burung hantu
pemarah dan juga galak. Apalagi jika ada yang mengganggu tidurnya di siang
hari. Dan saat malam hari, mereka bangun dengan suaranya sambil mencari
serangga, katak, tikus, dan juga kumbang untuk dimakan.
Pada sore hari di musim panas, burung hantu tidur lelap di lubang pohon.
Namun, tiba-tiba ada belalang yang sedang bernyanyi. Burung hantu
terganggu akan hal itu dan meminta belalang untuk pergi dari sana.
“Hei, pergi dari sisi kau belalang! Apa kamu tak punya sopan santun
mengganggu tidur orang yang sudah tua?”
Namun, belalang menjawab hal itu dengan nada kasar bahwa ia juga
memiliki hak atas pohon tersebut. Bahkan, ia bernyanyi dengan suara yang
lebih keras. Burung hantu menyadari bahwa berdebat pun tidak akan ada
gunanya. Sementara siang hari matanya masih rabun sehingga ia tidak bisa
memberi hukuman kepada belalang tersebut.
Akhirnya, burung hantu berfikir mengenai cara untuk menghukum sang
belalang. Ia pun menengokkan kepalanya ke lubang pohon dan berkata
dengan sangat ramah.
“Hai belalang, jika aku terus bangun aku pasti mendengar kamu bernyanyi.
Tahu tidak, ada memiliki anggur di sini. Jika kau mau, kesinilah. Dengan
memakan anggur ini, suaramu akan seperti Apollo karena ini kiriman dari
Olympus”.
Akhirnya, sang belalang terbawa hanyut oleh rayuan dan pujian burung
hantu. Akhirnya ia melompat ke sarang tersebut dan karena burung hantu
sudah langsung bisa melihat belalang dengan matanya, maka belalang
langsung diterkam serta dimakan oleh burung hantu.
HIKAYAT KERBAU DAN SAPI YANG
BERTUKAR KULIT

Cerita Dongeng
Pada suatu masa, ada kerbau dan sapi yang bersahabat. Sapi berkulit hitam
kecoklatan sementara kerbau berkulit putih. Pada suatu hari, datanglah
pendatang baru di sebuah padang rumput, ia adalah banteng yang memiliki
tanduk runcing. Ia terlihat sangat gagah dan membuat rapi betina kagum
terhadapnya.
Kabar adanya banteng gagah tersebut tersebar dengan sangat cepat. Ia pun
menjadi primadona. Sapi jantan yang warnanya hitam kecoklatan tak begitu
peduli. Namun, si karbau justru merasa iri dan cemburu kepada banteng
tersebut.
Ia berkata, “Apa sih hebatnya dia? Aku juga mempunyai tanduk yang besar
dan runcing. Badan juga gagah. Cuma hanya berbeda warna kulit saja.
Seandainya kulitku hitam aku pasti lebih gagah dibandingkan banteng itu”.
Ia pun memiliki ide untuk mengubah warna kulitnya. Ia pun mendatangi sapi
yang tengah berendam di sungai. Ia pun merayu sapi agar ia mau bertukar
kulit. Namun, sapi tetap enggan karena ia bersyukur dengan nikmat Tuhan.
Kerbau tetap saja membujuk sapi dan memohon atas nama persahabatan.
Sapi pun akhirnya kasihan dan bersedia tukar warna kulit. Namun, sapi
memberi syarat bahwa sesudah bertukar, kerbau harus bersyukur dengan
apa yang dimiliki. Tanpa berfikir panjang, kerbau akhirnya menyanggupi.
Akhirnya mereka bertukar kulit, namun ternyata kulit si sapi terlalu kecil
dan sempit untuk kerbau yang besar. Sehingga pakainnya terasa sesak.
Sementara kulit kerbau yang dipakai oleh sapi kebesaran. Lantaran merasa
kurang nyaman dengan kulitnya tersebut, kerbau kembali mengajak sapi
bertukar. Namun, sapi tidak mau.
Akhirnya, kerbau merengek kepada sapi minta bertukar kulit dimanapun
mereka bertemu. Namun, tetap saja sapi tidak mau bertukar. Akhirnya, sang
kerbau menyesal karena sudah tidak mensyukuri apa yang ia dapatkan dari
Tuhannya. Padahal itu adalah yang terbaik untuknya.
Baca : Cerita Fabel

CERITA DONGENG SI KANCIL, TIKUS DAN


HARIMAU
Cerita Dongeng
Pada suatu masa, di tengah hutan terdapat seekor tikus yang tengah asyik
bermain. Ia bernyanyi dan berkeliling sangat riang. Sehingga ia tidak
menyadari bahwa sudah sangat jauh dengan rumah. Sesudah sangat jauh
dari rumah, sang tikus pun baru sadar. Ia pun langsung memilih untuk pulang
ke rumahnya namun ia malah tersesat di hutan.
Ketika ia sedang dalam keadaan bingung mencari jalan pulang, ia justru
terjebak di sarang harimau. Ia menyaksikan ada harimau jantan yang tengah
tidur lelap dan si tikus pun merasa ketahkutan. Karena saking paniknya
melihat harimau, ia berlari dan tanpa sengaja menginjak kaki harimau.
Akhirnya harimau terbangun dah marah karena terganggu istirahatnya. Tikus
tersebut akhirnya ditangkap dengan kukunya yang tajam. Ia pun berusaha
melepaskan diri dan memohon kepada harimau untuk melepaskannya.
Namun sang harimau tetap saja tidak mau melepaskan tikus tersebut dan
berkata bahwa ia merasa sangat marah apabila ada yang mengganggunya.
Tidak begitu jauh dari tempat tersebut, terdapat seekor kancil yang tengah
minum di tepi sungai.
Ia terkejut melihat kejadian itu. Dan basa basi kepada harimau. Namun
harimau justru malah ingin memakan kancil. Namun, dengan cepat ia
berkata,
“Kenapa aku harus takut kepadamu sementara aku adalah raja hutan di sini.
Jika kau tidak percaya, tanyalah langsung kepada penasihatku. Penasihatku
adalah orang yang saat ini ada di dalam cengkramanmu. Ia adalah penasihat
yang amat disegani di hutan ini. Maka aku tidak akan memaafkanmu jika
terjadi apa-apa dengan penasihatku”
Harimau pun terpengaruh oleh ucapan si kancil. Harimau kemudian bertanya
kepada tikus kebenaran yang dikatakan oleh kancil. Dan tikuspun sadar
bahwa kancil berbohong untuk menolongnya. Ia pun berkata,
“Ia benar, kancil adalah saja hutan ini. Dan aku menjadi penasihat dia.
Kancil sangat ditakuti dan disegani di hutan ini oleh seluruh binatang.
Apabila tidak percaya, silahkan bertanya langsung kepada seluruh hewan
dihutan ini”
Harimau akhirnya takut dengan ucapan tikus namun tetap saja tidak
menunjukkan rasa takutnya. Akhirnya, kancil pun kebingungan bagaimana
cara untuk membuktikan kekuatannya kepada harimau. Akhirnya ia berusaha
tenang dengan kepandaiannya sekalipun sesungguhnya ia merasa takut.
Ia pun berkata bahwa ia baru saja mengalahkan harimau sebesar harimau
tersebut. Dan itu membuat harimau merasa sangat takut. Ia pun meminta
kancil untuk membuktikan perkatannya bahwa kepala harimau yang dia
habisi masih ada di pinggiran rungai.
Akhirnya, kancil membawa harimau ke sumur yang gelap dan dalam. Namun
ia tidak nampak karena ada pantulan dari sinar matahari. Ia pun diminta
untuk melihat kepala harimau di dalam sumur. Alhasil, ia pun mengintip dan
ternyata kepala harimau itu benar-benar ada.
Padahal sebenarnya di dalam sumur tersebut tidak ada apa-apa. Hanya saja
harimau melihat cerminan kapalanya sendiri. Melihat hal itu, harimau
langsung lari ketakutan dari berlari. Dan tikuspun bebas dari cengkraman
harimau lantaran pertolongan dari kancil yang sangat cerdik itu.
Baca : Cerita Lucu

CERITA DONGENG ASAL MULA IKAN


DUYUNG
Cerita Dongeng
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri dan ketiga anak mereka
yang umurnya masih kecil. Pada suatu pagi, mereka memakan nasi dan ikan.
Masing-masing mendapatkan bagian. Rupanya, ikan yang ada tidak habis
dimakan dan suami pun memberikan pesan kepada istri, “Istriku, ikan yang
tersisa ini siapkan untuk makanan nanti sore”.
Ia pun mengiyakan pesan suaminya tersebut. Namun, pada saat makan
siang, si bungsu tiba-tiba menangis dan meminta ikan yang disimpan untuk
hidangan sore nanti. Sementara suaminya masih di kebun. Ia pun
memberikan pengertian kepada sang anak bahwa ikan tersebut untuk
makanan ayah nanti sore.
Guru bahasa pun setuju. Ia langsung mengatur jadwal mengajarnya, agar dua
desa itu tetap bisa diajarnya.
Hari ini adalah hari pertama guru bahasa mengajar di desa tetangga. Ia harus
menyeberangi lautan untuk sampai ke desa tetangga.

Beruntung, ada nelayan di sana. Dengan senang hati, nelayan itu memberikan
tumpangan kepada guru bahasa.

Sambil menyeberangi lautan, mereka bercerita banyak. Mulai dari pekerjaan,


sampai keluarga. Namun, berbkara dengan nelayan membuat guru bahasa
prihatin.

Ia menggunakan bahasa yang teratur, sedangkan nelayan menggunakan


bahasa yang berantakan.

Ingin rasanya mengajari nelayan, pikir guru bahasa.

"Wahai, nelayan. Menurutmu, bagaimana cuaca hari ini?" tanya guru bahasa.

"Hari ini tampaknya nanti cuaca hujan akan turun," jawab nelayan.

"Nelayan, dari tadi engkau selalu menggunakan bahasa yang rancu. Harusnya
engkau belajar bahasa seperti anak-anak di desa. Belajar bahasa amat penting,"
ucap guru bahasa.
Cerpen Pendek Anak :
Nelayan Dan Guru Bahasa (Iran)

"Aku tidak peduli dengan bahasa yang kugunakan. Coba aku tanya. Semenjak
tadi engkau bicara padaku, apakah kamu mengerti maksudku?" tanya nelayan.

Guru bahasa mengangguk.

"Kalau engkau mengerti, itu sudah cukup," lanjut nelayan.

"Tapi, engkau akan rugi bila tak belajar bahasa." Guru bahasa tetap dengan
pendiriannya.

Mendengar ucapan guru bahasa, nelayan tersinggung. Nelayan merasa jika ia


telah dipermalukan. Bagimana ia belajar bahasa, sementara sepanjang hari ia
harus bekerja di laut. Bila ia tak melaut, mau makan apa anak dan istrinya.

"Sombong benar guru bahasa ini," pikir nelayan.

Tak lama setelah itu, hujan turun. Munculah ide di benak nelayan.
"Wahai, guru bahasa. Apakah engkau bisa berenang?" tanya nelayan.

"Apa untungnya belajar berenang bagiku?" jawab guru bahasa, tak peduli.

"Jika engkau tidak bisa berenang, maka engkau akan rugi. Hujan turun lebat,
dan sebentar lagi air naik. Bila air naik, kapal akan tenggelam. Apa yang akan
terjadi kepadamu jika kapal tenggelam?" Nelayan kembali bertanya.

Mendengar penjelasan dari nelayan, guru bahasa menjadi panik. Ia tak bisa
berenang. Jika benar kapal tenggelam, maka ia akan ikut tenggelam. Saat itulah,
guru bahasa menyadari, bahwa semua pelajaran sama pentingnya.

Pesan yang dapat dipetik dari Dongeng Cerita Anak : Nelayan dan Guru
Bahasa adalah kepandaian bukan untuk disombongkan. Justru, kita harus
berbagi ilmu kita dengan orang lain.
Baca juga cerita rakyat lainnya pada posting berikut ini:

 Contoh Dongeng Fabel terjemahan dari Filipina


 Kumpulan Cerita Anak Indonesia dari Luar Negeri dengan Pesan Moral
 Cerita Dongeng Anak Terbaik dari Indonesia dan Tiongkok
 2 Cerita Dongeng Anak Dengan Pesan Moral Terbaik untuk Si Kecil
 Dongeng Cerita Anak Fabel : Anak Kambing Yang Cerdik
 Dongeng Cerita Pendek Anak Tentang Kejujuran

Cerita Rakyat Pendek : Nenek dan Mangkuk Emas


(India)
Pasar terlihat cukup ramai. Banyak pembeli yang ingin membeli kebutuhannya.

Dalam keramaian pasar, terlihat seorang nenek yang membawa mangkuk emas.
Meski mangkuk emas itu milik si nenek, tapi sepertinya ia tak tahu jika mangkuk
di tangannya adalah mangkuk emas.

Nenek itu menawarkan mangkuk emasnya ke seorang pedagang.


Pedagang itu sudah terkenal tamak.

"Saya ingin menjual mangkuk. Bisakah kau membelinya?" ucap si nenek,


menawarkan mangkuknya.

Si pedagang terbelalak melihat mangkuk emas yang dijual si nenek. Sepertinya


si nenek tak tahu bahwa itu mangkuk emas, pikir si pedagang.

Timbullah niat jahat di hati pedagang.

"Aku hanya bisa menukar mangkukmu dengan sendok dan garpu," kata
pedagang.
"Tidakkah itu terlalu murah?" tawar si nenek.

"Mangkukmu itu jelek. Hanya itu yang mampu aku tukar dengan mangkukmu,"
ujar si pedagang, berusaha meyakinkan.

Tapi, nenek itu membutuhkan lebih dari sendok dan garpu. Ia pun pergi
meninggalkan pedagang tamak.

Pedagang berpikir, nenek itu akan kembali lagi dan bersedia menukar mangkuk
emasnya.

Ternyata, perkiraan si pedagang tamak salah. Nenek itu justru menawarkan


mangkuk emasnya ke pedagang lain yang baik hati.

"Mohon maaf, Nek. Bukannya aku tidak mau membelinya, tapi uangku tak cukup
untuk membeli mangkukmu. Bahkan, seluruh daganganku pun tak cukup untuk
membayarnya," tolak pedagang itu dengan sopan.

Mendengar perkataan pedagang itu, si nenek tersenyum.

"Aku hanya menginginkan beberapa peralatan rumah tangga, Nak. Anakku akan
menikah. Aku ingin menghadiahkan peralatan itu kepada anakku. Jika berkenan,
aku ingin menukarnya," kata nenek itu sambil menunjuk beberapa peralatan
rumah di toko si pedagang.

Setelah bertukar, si nenek pergi dari toko itu.

Ia melewati toko si pedagang tamak.

Awalnya, pedagang tamak merasa senang, Ia mengira si nenek kembali lagi


kepadanya. Tapi, kebahagiaan itu hilang saat ia melihat tangan nenek. Tidak ada
lagi mangkuk emas.

Hanya ada beberapa peralatan rumah.


Pedagang tamak itu merasa amat menyesal. Andai ia menawar dengan harga
yang pantas, mungkin mangkuk emas itu sudah menjadi miliknya. Tapi, nasi
sudah menjadi bubur. Ia pun hanya bisa kecewa.

Pesan moral dari cerita dongeng pendek adalah sifat serakah atau tamak
hanya akan merugikanmu. Oleh karena itu, jangan serakah, ya!
Baca juga dongeng bahasa Indonesia lainnya yah teman-teman:

 Contoh Cerita Rakyat Dongeng Terbaik dari Cina


 Cerita Rakyat Israel Terbaru Dengan Hikmah Didalamnya
 Kumpulan Cerita Rakyat Zaman Dahulu dari Laos
 Cerpen Cerita Rakyat Singkat Untuk Anak-Anak
 Kumpulan Cerita Rakyat Dalam Bahasa Indonesia Terbaik
 Kumpulan cerita rakyat yang jarang terdengar dari Cina
 Contoh Ringkasan Cerita Rakyat Dari India Terbaik

Dongeng Sebelum Tidur Bergambar : Pelajaran


dari Petani Kelapa (Filipino)
Wah, banyak sekali panen kelapaku hari ini!" ucap Petani Kelapa.

Ia tampak bahagia, karena hasil petikan kelapanya hari ini lebih banyak dari hari-
hari biasanya.

Petani Kelapa berpikir sejenak. Hari sudah beranjak petang. Tidak mungkin ia
membawa kelapa-kelapa itu ke pasar.

Pasti pasar sudah tutup. Akhirnya, Petani Kelapa memasukkan kelapa-


kelapanya ke gerobak yang ditarik kerbau.

Ia memutuskan untuk membawa kelapanya pulang.

Hasil petikan kelapa hari ini sangat banyak, tak bisa dibawa semua dalam sekali
angkut.
Tapi, Petani Kelapa tak mau repot. Ia memasukkan semua kelapa petikannya ke
gerobak.

Gerobak pun terisi penuh. Bahkan, ada beberapa kelapa yang hampir tidak
mendapatkan tempat.

Setelah yakin semua kelapanya sudah di dalam gerobak, Petani Kelapa mulai
memacu kerbaunya. Sepanjang perjalanan, Petani Kelapa bersenandung riang.

Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang pemuda. Petani Kelapa pun


menghentikan gerobak kerbaunya.

"Hei, pemuda. Menurutmu, apakah aku bisa sampai rumah tepat waktu dengan
kelapa sebanyak ini?" tanya Petani Kelapa sambil memamerkan kelapa-
kelapanya.

Si pemuda berpikir sejenak. Ia memikirkan jawaban yang tepat.

"Kamu tak bisa menjawab, ya?" Petani Kelapa terkekeh.

"Engkau akan sampai di rumah tepat waktu, jika engkau memacu gerobak
kerbaumu secara pelan. Tapi, engkau akan terlambat sampai ke rumah, jika
engkau memacu gerobak kerbaumu secara cepat," ucap si pemuda.

Mendengar ucapan si pemuda, Petani Kelapa heran.

Bukankah itu terbalik? Mana mungkin memacu dengan pelan akan sampai di
rumah tepat waktu, pikir Petani Kelapa. Ia pun tak menghiraukan ucapan si
pemuda.

Petani Kelapa justru menganggap jika si pemuda hanya iri.

Petani Kelapa lalu memacu gerobak kerbaunya dengan cepat. Tapi, apa yang
terjadi?
Olala, satu per satu kelapa berjatuhan dari gerobak. Akibatnya, Petani Kelapa
sibuk memunguti kelapa-kelapa yang berjatuhan.

Buku Dongeng Anak Filipina Kisah


Petani Kelapa

Ternyata benar kata si pemuda. Petani Kelapa terlambat sampai ke rumah,


karena memacu gerobak kerbaunya dengan cepat. Ah, andai ia menuruti
perkataan si pemuda, mungkin ia akan sampai di rumah tepat waktu dan tidak
harus memunguti kelapa yang berjatuhan.

Hikmah yang dapat dipetik dari dongeng pendek ini adalah segala sesuatu
yang dilakukan secara terburu-buru, tidak akan mendapat hasil yang
maksimal. Justru, hanya akan membuang waktu. Lakukan pekerjaan dengan
perlahan, tapi pasti.
 Dongeng Anak Pendek Penuh Hikmah dari Yunani
 Cerita Dongeng Pendek dari Yunani (Dengan Pesan Moral Terbaik)
 Cerita Dongeng Binatang Terpopuler dari Rusia
 Kumpulan Dongeng Pendek Fabel Terbaik Dunia
 Cerita Dongeng Anak Singkat Terbaik untuk Si Kecil
 Cerita dongeng pendek untuk anak SD Dengan Pesan Moral
 Cerita Dongeng Pendek : Takut Bayangan
 Kisah Dongeng Putri Duyung Singkat dari Cerita Rakyat Inggris
Dongeng Anak Fabel : Pelajaran Untuk Keledai
Akhir-akhir ini, banyak pelanggan di pasar yang memesan gula.

Pedagang gula pun kewalahan memenuhi pesanan itu. Pedagang gula lalu
memutuskan untuk membeli keledai.

Keledai itu akan membantunya mengangkut gula ke pasar.

Namun, ternyata pedagang gula salah membeli keledai.

Keledai yang ia beli adalah keledai yang malas. Baru sebentar bekerja dengan
pedagang gula, keledai itu sudah mengeluh. Tapi, keledai selalu meminta
makanan yang enak dan tempat tinggal yang nyaman.

Pagi ini, ada banyak pesanan gula.

Keledai harus mengantarkan pesanan gula itu ke pasar.

"Ayo, keledai! Sudah waktunya mengantar gula ke pasar," perintah pedagang


gula.

Keledai pun berjalan malas di belakang pedagang gula. Untuk sampai ke pasar,
mereka harus melewati sungai. Di sungai itu terdapat jembatan kayu kecil, yang
memang digunakan untuk menyeberang.

Melihat jembatan itu, munculah ide licik di otak keledai. Saat keledai di tengah
jembatan, ia berpura-pura terpeleset, hingga tubuhnya jatuh ke sungai.

Ia tahu, jika gula terkena air, maka gula itu akan larut dan berkurang beratnya.
Keledai sangat senang begitu melihat wajah pedagang gula yang kaget.

Awalnya, pedagang gula mengira itu adalah kecelakaan. Pedagang gula


kemudian pulang untuk mengambil gula yang lain.
Namun anehnya, keledai selalu terpeleset ketika melewati jembatan itu. Yang
membuat curiga si pedagang, keledai tidak terlihat kesakitan. Padahal, jika
terjatuh, harusnya ia merasa sakit.

Dongeng Sebelum Tidur


Untuk Anak Kisah Keledai dan Kuda

Pedagang gula pun sadar bahwa keledai sedang mengelabuinya.

Keledai terjatuh lagi ke sungai. Pedagang gula harus kembali pulang ke rumah
untuk mengambil gula yang baru. Sembari berjalan pulang, ia memikirkan cara
agar keledai itu jera.

Aha! Di rumah, ada sekarung besar kapas. Jika kapas itu terkena air, maka
beratnya akan bertambah. Pedagang gula pun mengangkat karung kapas itu
untuk dibawa keledai.

Lagi-lagi, keledai berpura-pura terpeleset. Olala, ketika ia tercebur air, tiba-tiba


kapas yang tadinya ringan, menjadi berat. Tidak seperti gula yang larut ketika
terkena air. Karena keledai tak bisa menahan berat kapas tersebut, ia pun
terbawa aliran sungai bersama dengan karung kapas itu.
Amanat yang terkandung dalam dongeng anak indonesia bergambar adalah
pekerjaan seringan apa pun, jika kalian melakukannya dengan berat hati,
maka pekerjaan itu akan terasa berat. Berbeda bila kalian melakukannya
dengan senang hati. Pekerjaan seberat apa pun pasti akan terasa ringan.

Anda mungkin juga menyukai