Konon Pada jaman dahulu kala di daerah Fak Fak, tepatnya di pengunungan
Bumperi hiduplah seorang perempuan tua bersama seekor anjing betina. Singkat
cerita, tiba-tiba sang wanita itu hamil tanpa penyebab dan lahirlah seorang laki-laki
bernama Kweiya. Beberapa tahun kemudian Kweiya bertemu dengan seseorang
laki-laki. Lalu, Kweiya ahirnya mengenalkan pria itu dengan ibunya dan pada
akhirnya mereka menikah hingga memiliki dua anak. Namun seiring berjalanya
waktu, adik tiri Kweiya memiliki sifat iri dengki pada Kweiya. Hingga pada suatu hari
mereka menyeranang kweiya.Kesal karena tubuh kweiya penuh luka akibat
serangan kedua adiknya. Pada akhirnya kweiya bersembunyi di sudut rumah dan
mengikat tubuhnya dengan kulit pohon “Pogak nggein”. Kemudian pada saat
orangtuanya pulang dan mencari Kweiya. Mereka justru melihat Kweiya menjadi
seekor burung aneh yang berbunyi “Eek ek ek ek”. Akhir kisah ibunya menyadari
akan apa yang terjadi sambil menangis tersedu-sedu. Melihat anaknya berubah
menjadi burung, ibunya pun ingin ikut. Pada akhirnya ibunya pun berubah menjadi
burung Cendrawasih.
Cerita Rakyat Dari Papua lainnya yang juga cukup terkenal adalah Legenda Buaya
Ajaib Sungai Tami. Pada suatu hari dikisahkan ada sepasang suami istri yang
mengalami kesulitan untuk melahirkan. Sebab, karena anaknya terlalu besar dan
sulit keluar, akhirnya dia diperintahkan untuk mencari rumput air ke sungai Tami. Di
sebuah tepi sungai saat pria itu mencari rumput air, tiba-tiba di belakangnya ada
sesosok buaya yang besar sekali. Namun anehnya, di sekujur tubuhnya di tumbuhi
bulu seperti burung Kaswari. Tanpa pikir panjang, pria itu bergegas untuk lari
namun, si buaya ajaib itu tiba-tiba berbicara, “Tunggu dulu,”. Buaya itu pun meminta
tolong pada pria itu agar melepaskanya dari jepitan batu. Pada akhirnya pria itu
melepasnya dari himpitan batu. Alhasil, buaya itupun mengantarkan rumput air
kerumahnya hingga mereka pun bersahabat. Akhir kisah, hingga kini anak turun pria
itu masih menjaga anak turun buaya itu dan melarang adanya pemburuan atas
buaya di sungai Tami.