Anda di halaman 1dari 4

ASAL USUL BURUNG CENDRAWASIH

Konon Pada jaman dahulu kala di daerah Fak Fak, tepatnya di pengunungan
Bumperi hiduplah seorang perempuan tua bersama seekor anjing betina. Singkat
cerita, tiba-tiba sang wanita itu hamil tanpa penyebab dan lahirlah seorang laki-laki
bernama Kweiya. Beberapa tahun kemudian Kweiya bertemu dengan seseorang
laki-laki. Lalu, Kweiya ahirnya mengenalkan pria itu dengan ibunya dan pada
akhirnya mereka menikah hingga memiliki dua anak. Namun seiring berjalanya
waktu, adik tiri Kweiya memiliki sifat iri dengki pada Kweiya. Hingga pada suatu hari
mereka menyeranang kweiya.Kesal karena tubuh kweiya penuh luka akibat
serangan kedua adiknya. Pada akhirnya kweiya bersembunyi di sudut rumah dan
mengikat tubuhnya dengan kulit pohon “Pogak nggein”. Kemudian pada saat
orangtuanya pulang dan mencari Kweiya. Mereka justru melihat Kweiya menjadi
seekor burung aneh yang berbunyi “Eek ek ek ek”. Akhir kisah ibunya menyadari
akan apa yang terjadi sambil menangis tersedu-sedu. Melihat anaknya berubah
menjadi burung, ibunya pun ingin ikut. Pada akhirnya ibunya pun berubah menjadi
burung Cendrawasih.

Nama : Julitha .V. Suebu


Kls : XII MIPA 1
Mapel : Bhs Indonesia
LEGENDA BUAYA AJAIB SUNGAI TAMI

Cerita Rakyat Dari Papua lainnya yang juga cukup terkenal adalah Legenda Buaya
Ajaib Sungai Tami. Pada suatu hari dikisahkan ada sepasang suami istri yang
mengalami kesulitan untuk melahirkan. Sebab, karena anaknya terlalu besar dan
sulit keluar, akhirnya dia diperintahkan untuk mencari rumput air ke sungai Tami. Di
sebuah tepi sungai saat pria itu mencari rumput air, tiba-tiba di belakangnya ada
sesosok buaya yang besar sekali. Namun anehnya, di sekujur tubuhnya di tumbuhi
bulu seperti burung Kaswari. Tanpa pikir panjang, pria itu bergegas untuk lari
namun,  si buaya ajaib itu tiba-tiba berbicara, “Tunggu dulu,”. Buaya itu pun meminta
tolong pada pria itu agar melepaskanya dari jepitan batu. Pada akhirnya pria itu
melepasnya dari himpitan batu. Alhasil, buaya itupun mengantarkan rumput air
kerumahnya hingga mereka pun bersahabat. Akhir kisah, hingga kini anak turun pria
itu masih menjaga anak turun buaya itu dan melarang adanya pemburuan atas
buaya di sungai Tami.

Nama : Julitha .V. Suebu


Kls : XII MIPA 1
Mapel : Bhs Indonesia

Asal Usul Irian


Pada suatu hari di daerah Biak barat di kampung Sopen ada seseorang yang
bernama Mananamakrdi. Konon orang ini dibenci oleh masyarakat karena penyakit
kudis hingga akhirnya dia pun di usir dari desa. Singkat cerita, dia tinggal di Pulau
Miokbudi di Biak Timur dan membangun rumah sebagai tempat berteduh.
Namun pada suatu hari bahan makannan yang ia punyai telah hilang dicuri oleh
orang lain. Ternyata yang mencuri bahan makananya adalah sosok peri.
Kepada peri itu, Mananamakrdi meminta Istri yang cantik dan penyakit kudisnya pun
sembuh. Dengan berbagai perjalanan , singkat cerita ternyata memang terbukti
benar, ia memiliki istri dan sembuh. Akhir kisah, kini laki-laki itu memiliki seorang
anak yang pada suatu hari menemukan daratan papua yang di teriaki Iriaan.
Nama Iriaan yang dikenal di bahasa Biak berarti Panas dan setelah itu pulau Papua
disebut dengan nama Irian.

ASAL USUL DANAU SENTANI


Pada zaman dahulu hiduplah dua pemuda dari marga Wally. Nama mereka Roo Wally dan
Habhoye Wally. Keduanya pergi belajar kepada seorang guru yang bernama Holo
Robhonnoye Mereka belajar bagaimana berburu, membuat rumah, dan mencari mata air.
Lalu mereka ingin kembali ke kampung. Gurunya memberi sebuah anggay atau pelepah
pohon nibun yang berisi air. ” Kamu bawa anggay ini dan jang sampai de sentuh tanah.
Kalau de jatuh di tanah, kalian harus lari ke tempat tinggi.” Begitulah pesan guru Kedua
pemuda Wally itu bergantian membawa anggay. Selama perjalanan, mereka melihat banyak
jenis binatang. Mereka berusaha untuk tidak memburu binatang-binatang itu. Suatu hari
mereka melihat seekor kasuari yang sangat cantik. Keduanya lupa pesan dari guru. Mereka
menaruh anggay di tanah dan segera memburu kasuari itu. Mereka mengejar kasuari
sampai ke tengah hutan. Namun kasuari tidak bisa tertangkap. Mereka merasa lelah. Ketika
istirahat, mereka teringat anggay yang mereka tinggalkan.
Kedua pemuda itu lari kembali ke tempat mereka menaruh anggay. Mereka ingin tahu apa
yang terjadi pada anggay itu “Aduh, bagaimana kah ini?” keduanya terkejut. Air keluar dari
anggay, semakin lama semakin deras. Keduanya sadar telah berbuat salah. Sesuai pesan
guru, mereka berlari ke tempat yang tinggi. Dengan susah payah akhirnya mereka selamat.
Air dari anggay terus mengalir dengan deras. Akhirnya menjadi sebuah genangan yang
luas. Genangan itu sekarang dikenal sebagai danau Sentani. Di sekitar danau hidup juga
banyak kasuari yang indah.

Anda mungkin juga menyukai