Pesan moral dari Cerita Rakyat Rawa Pening Dari Jawa Tengah adalah hargai orang lain dan jangan
saling membenci. Jangan pernah hanya menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Apa yang
terlihat menarik bisa saja buruk untuk kita begitu juga sebaliknya, apa yang kita tidak suka bisa saja
bermanfaat untuk kita.
Legenda Sungai Serayu, Konon Berasal dari Air Seni
Werkudara
Ilustrasi Pandawa Lima, Werkudara menjadi yang sosok yang paling kuat dan terbesar di antara keempat
saudaranya dengan menggenggam gada sakti rujakpala. (Pinterest/Haryram Suppiah)
Belum selesai cerita tersebut, tiba-tiba saja Bakasura kembali datang. Werkudara yang paling kuat dan
paling tidak sabaran langsung menemuinya untuk diajak berduel. Dengan bantuan gada sakti rujakpala
miliknya, Werkudara berhasil mengalahkan raksasa yang jahat tersebut.
Asal Muasal Nama Sungai Serayu
Setelah pertarungan yang hebat, Desa Ekacara pun kembali damai. Pandawa Lima pun kembali
melanjutkan perjalanan melewati aliran sungai yang dibuat dari air seni Werkudara.
Tatkala mereka beristirahat, Werkudara mendengar suara kecipak air sungai. Ternyata, Dewi Drupadi
sedang mencuci baju di dekat mereka. Werkudara yang baru kali itu melihat kecantikan Dewi Drupadi
terpesona. Dia tanpa sadar mengucap “sira ayu” yang berarti "kamu cantik".
Dewi Drupadi terkejut dengan ucapan tersebut dari laki-laki yang nggak dia kenal. Dia pun berusaha
untuk berenang menjauhi Werkudara. Sayangnya, karena panik dan terburu-buru, dia justru tenggelam.
Meski Werkudara sudah berusaha untuk menolongnya, perempuan tersebut nggak bisa diselamatkan.
Semenjak kejadian itulah, sungai tersebut dinamai Sungai Serayu. Nama ini diambil dari ucapan
Werkudara "sira ayu" yang sebenarnya diperuntukkan bagi perempuan yang ia kagumi, namun justru
kemudian tenggelam.
Sungai Serayu adalah sungai yang sangat penting karena melintasi lima kabupaten, yaitu Wonosobo,
Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap. Di kabupaten yang disebut terakhir, Serayu
bermuara di Samudra Hindia.