(Madura)
Dahulu, ada seorang petani yang rajin dan suka bekerja keras.
Abdulah namanya. Ia harus menghidupi istri dan anak-anaknya. Namun
sayang, tanahnya yang hanya sepetak tak cukup membiayai keluarganya.
Sehingga ia pergi mengadu nasib ke kota di pulau lain dengan hanya
membawa uang sedikit. Namun dalam perjalanan, ia bertemu dengan seorang
perempuan tua yang menggendong anaknya yang sakit sambil membawa 3
ekor kucing. Perempuan itu menawarkan kucingnya kepada Abdulah. Karena
iba, Abdullah akhirnya membeli 3 ekor kucing tersebut. Kini uangnya hanya
tersisa untuk ongkos berlayar saja.
Suatu hari, seorang kakek sakti menemui kedua prajurit itu. Karena
kesombongan mereka, Sang kakek kemudian menghukum mereka. Jaka Sura
yang tiba-tiba berubah menjadi ikan Hiu besar bernama ikan Sura.
Sedangkan Jaka Baya lalu dikutuk menjadi seekor Buaya. Mereka kemudian
dilepaskan ke sebuah lautan luas. Di lautan mereka saling berkelahi berebut
mangsa. Akhirnya datang kakek tua itu untuk memisahkan mereka. Jaka
Baya ditempatkan di muara, sementara Jaka Sura di lautan. Namun Jaka
Sura merasa mangsanya kurang. Ia pun pergi ke tempat Jaka Baya untuk
mencuri mangsa dari sana.
Perkelahian dahsyat pun terjadi lagi. Mereka saling cakar, saling gigit,
dan saling banting. Dalam pertempuran itu, Jaka Sura dapat dikalahkan dan
kabur ke laut lepas. Sementara itu Jaka Baya pergi dan tinggal di sungai.
Semenjak itu, keduanya tak pernah bertemu lagi. Raden Wijaya terkesan
dengan kejadian dahsyat itu. Ia kemudian mengabadikan tempat itu dengan
nama Surabaya, yang berasal dari nama Jaka Sura dan Jaka Baya. Sampai
sekarang nama Surabaya dipakai sebagai nama ibu kota Jawa Timur.
Hadiah dari Ular Raksasa
(Aceh)
Pada zaman dahulu di negeri Semeulue ada seorang raja yang kaya
raya, arif, dan bijaksana. Sayangnya ia tidak memiliki seorang putra
mahkota. Setelah menunggu lama, berkat usaha dan doa akhirnya Permaisuri
melahirkan seorang putra yang diberi nama Rohib. Raja dan permaisuri
sangat sayang dan memanjakan anaknya. Rohib pun tumbuh besar, ia lalu
dikirim ke kota untuk menuntut ilmu. Sayangnya, Rohib tak menyelesaikan
sekolahnya. Raja menjadi sangat marah. Rohib diusir dan diberi modal uang
untuk berdagang.
Di pinggir sebuah hutan, tinggal seekor kera dan seekor ayam hutan.
Pada suatu hari, Ayam Hutan mengajak Kera bermain ke tengah hutan. Maka,
pergilah mereka hingga jauh ke tengah hutan. Di tengah hutan, tiba-tiba si
Kera lapar ingin makan, namun tak ada sedikit pun makanan tersedia di sana.
Sampai tengah malam, Kera belum juga mendapatkan makanan. Sementara
Ayam Hutan sudah tertidur di dekatnya. Karena rasa laparnya sudah tak
terhankan lagi, timbullah keinginan si Kera untuk memangsa si Ayam Hutan.
Si Kera mulai mencabuti bulu-bulu si Ayam Hutan yang sedang tidur. Si
Ayam Hutan terperanjat kaget, ketika tahu bulu-bulunya sedang dicabuti si
Kera.
Pagi itu, seluruh penduduk pantai terkejut melihat banyak sekali ikan
tongkol yang menggelepar-gelepar kekeringan di sekitar pantai. Kemudian
para penduduk pantai beramai-ramai menangkap ikan tongkol itu.
Mengetahui kejadian itu, Kepala Suku Ikan Tongkol sangat marah kepada
ayam jantan yang tidak berkokok dan membangunkan mereka. Sejak saat itu,
ayam dan ikan tongkol bermusuhan. Para nelayan pun sejak saat itu dengan
mudah mendapatkan ikan tongkol jika umpannya adalah bulu ayam jantan.
Tanduk Si Anjing
(Bali)
Pada zaman dahulu ada seekor Anjing memiliki tanduk dan berekor
pendek. Sebaliknya, Kambing tak punya tanduk, namun ekornya panjang. Pada
waktu itu keduanya bersabahat karib. Ke mana Anjing pergi, Kambing pun
turut serta. Begitu pun sebaliknya. Mereka hidup berdua dengan rukun dan
damai. Namun sebenarnya, diam-diam Kambing iri dengan keindahan tanduk
Anjing. Sudah lama ia ingin memiliki tanduk seperti itu. Namun, apa daya, ia
tak tahu bagaimana cara memilikinya.
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang Petani Muda yatim piatu di pulau
Sumatera. Pada suatu hari, ia memancing seekor ikan yang sangat indah.
Warnanya kuning keemasan. Ketika dipegangnya, tiba-tiba ikan tersebut
berubah menjadi seorang Putri Jelita. Ternyata, Putri Jelita itu adalah
wanita yang dikutuk karena melanggar suatu larangan. Ia kemudian akan
berubah menjadi sejenis makhluk yang pertama kali menyentuhnya. Nah,
karena yang pertama kali menyentuhnya manusia yaitu seorang petani muda,
maka ia pun berubah menjadi manusia.
Pada suatu hari, anak itu memakan semua makanan yang disediakan
untuk orang tuanya. Padahal Petani Muda dan istrinya belum sempat makan
makanan itu.Tapi si anak masih terus merengek-rengek minta makan. Petani
Muda menjadi sangat jengkel dan tak sengaja ia berseru, “Dasar anak
keturunan ikan!” Perkataan itu dengan sendirinya telah membuka rahasia
isterinya. Dengan demikian janji mereka telah dilanggar.